All Content From : MBC
Sinopsis Lengkap : Black Out
Episode Sebelumnya : Black Out Episode 13
Su O tengah melukis di taman. Da Eun kemudian datang dan melihat Su O. Dia pun mendekati Su O dan tanya dimana Mucheon Garden. Su O diam saja sembari menatap Da Eun. Begitulah guys pertemuan pertama Su O dan Da Eun.
Min Soo, Deok Mi, Su O, Byeong Mu, Geon O, Bo Young, Jung Woo dan Da Eun makan-makan di warung tteokbokki. Min Soo berkata, tteokbokki di sana enak dan menyuruh teman2nya untuk mencoba.
Su O yang duduk disamping Byeong Moo, menatap Da Eun yang duduk bersama Jung Woo.
Su O yang sudah di mobil, menatap Da Eun yang berdiri bersama yang lain.
Da Eun melambaikan tangannya ke Su O.
Su O di gudang keluarga Jung Woo, tengah melukis wajah Da Eun.
Da Eun datang bersama Bo Young dan bergabung dengan yang lain.
Su O terus melukis Da Eun.
Tak lama setelah tiba di area peristirahatan Songhak, Hyeong Sik menerima pesan dari Young Sil. Dalam pesannya, Young Sil memohon pada Hyeong Sik agar pulang ke rumah mereka.
Young Sil : Tidak mungkin aku membiarkanmu masuk penjara. Jadi pulanglah. Ayo kita selesaikan ini bersama-sama.
Hyeong Sik tertawa, aku rasa dia takut karena aku marah padanya.
Seseorang masuk. Hyeong Sik pikir itu Jung Woo. Tapi itu bukan Jung Woo, melainkan orang lain. Hyeong Sik pun dibunuh.
Jung Woo akhirnya tiba di area peristirahatan Songhak dengan sebuah taksi.
Sampai di sana, dia pun menghubungi Hyeong Sik.
Tak lama, dia pun melihat sebuah mobil yang dipenuhi asap.
Sontak lah Jung Woo yang sadar itu Hyeong Sik, langsung bergegas untuk menolong Hyeong Sik. Dia mengetuk2 kaca jendela dan berteriak, menyuruh Hyeong Sik untuk bangun.
Jung Woo lantas berusaha menghancurkan kaca jendela dengan sikunya. Namun kacanya terlalu kuat. Jung Woo pun menoleh ke belakang dan mengambil tong sampah stainless di belakangnya. Setelah itu, dia menggunakan tong sampah tersebut untuk menghancurkan kaca jendela mobil Hyeong Sik. Tapi kacanya sangat kuat. Jung Woo pun berusaha lagi dan akhirnya kaca pun pecah.
Begitu kaca pecah, kepulan asap langsung menyeruak keluar menerjang Jung Woo. Jung Woo pun memasukkan tangannya ke dalam dan membuka pintu. Setelah pintu terbuka, Jung Woo pun menarik Hyeong Sik yang sudah tewas keluar dari dalam mobil.
Jung Woo teriak, menyuruh Hyeong Sik bangun. Dia menepuk2 pipi Hyeong Sik. Tapi Hyeong Sik tak kunjung kembali. Jung Woo lantas berteriak, meminta tolong.
Jung Woo : Apa ada seseorang di sana?
Tapi tak ada yang datang.
Jung Woo lantas mencoba menekan dada Hyeong Sik, memberikan CPR, sambil berteriak menyuruh Hyeong Sik bangun.
Jung Woo : Katakan di mana Da Eun! Kau harus memberitahuku sebelum kau mati!
Polisi mulai berdatangan.
Jung Woo masih berusaha menyelamatkan Hyeong Sik.
Jung Woo : Kenapa semua orang mati tanpa mengucapkan apa pun?
Beberapa polisi dan detektif turun dari mobil. Melihat Jung Woo, mereka langsung menodongkan senjata ke Jung Woo karena mengira Jung Woo seorang tersangka.
Untunglah Sang Cheol datang tepat waktu dan menyuruh para detektif itu menjauh dari Jung Woo. Para detektif itu tanya identitas Sang Cheol.
Sang Cheol pun menunjukkan kartu identitasnya.
Sang Cheol : Aku dari Kantor Polisi Mucheon. Aku Ketua Tim, No Sang Cheol. Turunkan senjatamu!
Para polisi dan detektif itu akhirnya menurunkan senjata mereka.
Jasad Hyeong Sik dibawa pergi ambulance.
Jung Woo diam saja. Dia nampak terpukul.
Sang Cheol pun mengambil ponsel Jung Woo di aspal, di depan mobil Hyeong Sik, yang tadi dijatuhkan Jung Woo saat mau menolong Hyeong Sik.
Sang Cheol : Hei, minumlah air.
Sang Cheol memberikan sebotol air ke Jung Woo.
Jung Woo diam saja menatap Jung Woo dengan sorot mata pedih.
Sang Cheol pun memaksa Jung Woo untuk minum.
Jung Woo menurut dan minum.
Hyeong Sik kemudian menanyai Jung Woo. Dia tanya, "Apa kau menghubungi Park Hyeong Sik secara langsung?"
Jung Woo mengangguk.
Sang Cheol : Aku mengerti apa yang kau rasakan. Aku benar-benar paham. Namun, ketika Park Hyeong Sik meminta untuk bertemu denganmu, dia telah mengirim catatan bunuh diri melalui teks kepada Ye Young Sil dan para wartawan.
Jung Woo terkejut mendengar itu, apa?
Det. Seo berkata, bukankah itu terlalu dibuat2?
Sang Cheol : Orang mati tidak dapat berbicara. Namun mereka memiliki kata-kata terakhir.
Sambil menatap Jung Woo, Sang Cheol menyuruh rekannya melakukan autopsi terhadap Hyeong Sik.
Kepala Hyun makan malam dengan Gubernur Gyeonggi-do. Gubernur Gyeonggi-do memuji kerja Kepala Hyun. Dia bilang, "Kerja bagus". Lalu dia tanya, bagaimana cara dia berterima kasih kepada Kepala Hyun.
Kepala Hyun : Pak Gubernur. Aku tidak tahu posisi apa yang terbaik atau bagaimana bisa mempromosikan karirku. Jika aku bisa diberikan kesempatan untuk bekerja sebagai pegawai polisi sampai masa pensiun aku benar-benar akan melakukan yang terbaik.
Gubernur Gyeonggi-do : Tidak ada posisi di Suwon. Tapi aku bisa menjanjikanmu posisi Kepala Penyelidik di Uijeongbu. Itu setelah kau menjadi inspektur jenderal terlebih dahulu.
Kepala Hyun : Sepertinya aku harus bekerja sedikit lebih keras. Terima kasih.
Pengasuh yang menjaga Bu Jung, terkejut melihat jari2 Bu Jung yang bergerak lagi.
Sang Cheol membawa Jung Woo ke rumah sakit. Kebetulan TV di dekat pos perawat, tengah menampilkan berita kematian Hyeong Sik.
Sang Cheol mengomeli Jung Woo.
Sang Cheol : Serahkan saja pada polisi dan obati lukamu.
Mereka kemudian mendekati pos perawat. Sang Cheol memberitahu perawat bahwa tangan Jung Woo terluka dan meminta pengobatan.
Perawat menyuruh mereka ke ruang gawat darurat karena hari sudah larut.
Perawat lalu menatap Jung Woo.
Perawat : Bukankah kau anak dari Jung Geum Hee?
Jung Woo : Benar.
Perawat pun menyuruh Jung Woo pergi ke kamar Bu Jung sekarang.
Mendengar itu, Jung Woo panik dan langsung lari menuju kamar ibunya.
Sang Cheol mengikuti Jung Woo.
Sementara itu, TV memberitakan soal Young Sil yang ditangguhkan untuk sementara waktu dalam agenda kampanye nya di tengah keterkejutan kehilangan Hyeong Sik.
Jung Woo dan Sang Cheol masuk ke kamar Bu Jung. Di sana, ada dokter yang tengah memeriksa Bu Jung bersama perawat dan di depan pengasuh.
Jung Woo tanya apa yang terjadi.
Dokter : Tubuh ibumu mengalami kejang ringan di beberapa bagian dalam beberapa waktu terakhir. Kita harus mengawasinya untuk saat ini. Tapi aku rasa kau bisa berharap ibumu akan segera bangun.
Mendengar itu, Jung Woo lega dan mengucapkan terima kasih pada dokter.
Dokter : Baiklah, aku pamit dulu.
Sang Cheol ikut berterima kasih pada dokter. Setelah dokter pergi, Sang Cheol mendekati Jung Woo. Dia menepuk2 punggung Jung Woo.
Young Sil tengah menatap foto pernikahannya dengan Hyeong Sik sambil beranjak mendekati meja. Tak lama kemudian, dia menaruh foto itu ke atas meja.
Young Sil : Walaupun kau telah membuat pilihan yang salah, aku tidak ingin membenci pilihan yang kau buat setelah apa yang kau derita dan kau alami selama ini, Sayang.
Young Sil kemudian menatap ajudannya yang berdiri di belakangnya.
Sang ajudan tampak memegang tablet serta touch pen nya.
Young Sil : Apa boleh menambahkan kata "Sayang" di sana? "Suamiku" terdengar terlalu aneh. Dan mengatakan hanya "Orang itu" tidak terdengar cukup emosional.
Ajudan : Menurutku, tak masalah menambahkan tentang perasaan pribadi dalam pidatomu, Bu.
Young Sil lalu menyuruh ajudan mengedit kalimat yang lain.
Young Sil : Baiklah kalau begitu. Bagian yang di tengah itu, "Aku yang disalahkan karena tidak bisa meyakinkan yang lainnya", mari kita sunting saja bagian itu.
Ajudan : Baik, Bu.
Young Sil : Aku pikir sebaiknya aku mendengarmu dan tak keluar untuk mengatakannya sendiri.
Ajudan : Kau harus cepat, Bu. Banyak wartawan yang menunggu di luar.
Young Sil pun menaruh cincin kawinnya di depan foto pernikahan mereka.
Kepala Hyun ke kebun kaca.
Tapi tiba2, dia menerima sebuah telepon. Dia pun terkejut, apa? Baiklah, di mana itu?
Sekarang Kepala Hyun di perjalanan. Kepala Hyun bicara dengan Sang Cheol.
Kepala Hyun : Apa maksudnya itu? Kau bilang kamu ada di tempat kejadian.
Sang Cheol : Ya. Tapi ada sesuatu yang benar-benar mencurigakan.
Kepala Hyun : Segera kembali ke kantor.
Kepala Hyun mengebut.
Para reporter sudah menunggu di depan kantor polisi. Begitu Kepala Hyun datang, mereka langsung mengerubungi Kepala Hyun kayak semut lagi ngerubungin gula.
Seorang reporter memberondong Kepala Hyun dengan pertanyaan seperti, "Kapan kau mulai menyelidiki Direktur Park Hyeong Sik?", "Kau bilang tak ada bukti saat itu.", "Apa bukti yang menjadi kunci?", "Bagaimana kasusnya?". Ada juga yang menyebut soal Na Kyeom yang menyaksikan pembunuhan korban.
Kepala Hyun sewot, apa kau akan bertanya lagi? Tolong mundur dulu. Aku akan menjawab pertanyaan satu per satu.
Para reporter pun mundur.
Reporter lain tanya, apa Kepala Hyun mengakui kelalaian sebagai penyelidik yang bertanggung jawab untuk kasus tersebut.
Kepala Hyun : Iya sebagai polisi, aku terus melihat situasi dan berusaha yang terbaik.
Reporter yang tadi bertanya.
Reporter : Kau sangat dekat, tak hanya dengan korban tetapi juga dengan pelakunya .dari kejadian ini...
Kepala Hyun tersinggung, sangat dekat? Iya, memang benar. Aku sudah menghabiskan hidupku di sini, jadi mereka sangat dekat denganku. Jadi, kau bertanya apa aku bersikap ringan pada mereka karena aku mengenal mereka dan menutup mataku begitu saja? Jika memang itu yang kau tanyakan, biarkan aku bertanya ini pada kalian. Jika itu adalah caraku
melakukan investigasi bagaimana mungkin anak dari teman baikku yang sudah seperti anak bagiku mengalami ketidakadilan seperti itu? Benar, 'kan? Dengar, aku tidak menghindari pertanyaan kalian. Namun investigasi ini masih berlangsung jadi setidaknya untuk beberapa hari ke depan... Tidak, hanya beberapa jam saja. Jangan berfokus pada kesalahanku tetapi biarkan mendiang pergi dengan tenang. Sampai di sini aja.
Reporter : Apa ini berhubungan dengan Anggota Dewan Ye Young Sil?
Kepala Hyun menatap tajam si reporter.
Kepala Hyun : Kita sudahi sampai di sini saja.
Kepala Hyun masuk ke dalam.
Bersamaan dengan itu, Sang Cheol tiba dan bergegas menyusul Kepala Hyun.
Kepala Hyun masuk ke ruangannya diikuti Sang Cheol. Kepala Hyun meminta penjelasan pada Sang Cheol kenapa Jung Woo bisa ada di TKP Hyeong Sik.
Kepala Hyun : Bagaimana dia bisa di sana sebelum kau datang? Tolong jelaskan.
Gak tau ya ini feeling aku aja apa enggak tapi dari raut wajah Kepala Hyun, kayaknya Kepala Hyun berusaha menimpakan kesalahan lagi Jung Woo lewat kematian Hyeong Sik.
Tapi untungnya Sang Cheol langsung menegaskan kalau saat Jung Woo datang, Hyeong Sik sudah meninggal. Sang Cheol juga bilang, Jung Woo mengatur pertemuan dengan Hyeong Sik di area istirahat. Kepala Hyun pun terdiam mendengar penjelasan Sang Cheol.
Sang Cheol lantas memegang dan melihat foto Kepala Hyun bersama Hyeong Sik dan Young Sil.
Kepala Hyun mendekati Sang Cheol dan mengambil fotonya itu dari tangan Sang Cheol.
Kepala Hyun : Bagaimana menurutmu? Jadi, Park Hyeong Sik
tidak bunuh diri? Mungkin ada hal lain?
Sang Cheol : Jadi kita harus melakukan autopsi. Dengan begitu...
Kepala Hyun : Kita perlu autopsi. Ya, autopsi mungkin akan mengungkap sesuatu yang lain.
Sang Cheol lantas pamit.
Young Sil diberitahu ajudannya kalau ada telepon dari Kepala Hyun.
Ajudan : Haruskah aku mengangkatnya?
Young Sil menjawab panggilan dari Kepala Hyun.
Young Sil : Aku terkejut kau meneleponku secara langsung.
Kepala Hyun : Aku tidak tahu kalimat apa yang pantas untuk menghiburmu.
Young Sil : Terima kasih banyak. Kami berada di perahu yang sama sampai kau mengabaikannya. Tapi aku perlu meminta satu hal darimu.
Kepala Hyun : Anggota Dewan, aku tidak mengabaikannya. Hanya saja kapal yang aku percaya mengubah arah tanpa peringatan.
Young Sil : Kepala Hyun. Kau terlalu terbuka pada seorang yang baru menjanda.
Kepala Hyun : Maafkan aku.
Young Sil : Lupakan saja. Mereka mengatakan orang itu mengalami depresi berat dan menggunakan beberapa obat. Dia meninggal seorang diri dengan cara yang menyedihkan.
Izinkan aku mengenangnya dengan tenang.
Kepala Hyun : Aku paham maksudmu. Sekali lagi, aku turut berduka cita.
Usai bicara dengan Young Sil, Kepala Hyun terdiam sejenak sambil menatap bingkai tulisan, "Yayasan Mugu". Tak lama kemudian, pun mengambil fotonya bersama Young Sil dan Hyeong Sik serta plakat penghargaannya yang diberikan oleh Young Sil untuk disingkirkan.
Jung Woo masih terjaga. Dia terus menatap ibunya.
Paginya, Jung Woo yang menggenggam tangan sang ibu, terbangun karena merasakan jari2 sang ibu bergerak. Dia pun menatap ibunya.
Jung Woo : Ibu, apa kau bisa melihatku? Ini aku, Jung Woo.
Jung Woo pun segera memanggil dokter.
Dokter dibantu perawat tengah memeriksa kondisi Bu Jung.
Setelah itu, dokter menjelaskan kondisi Bu Jung ke Jung Woo.
Dokter bilang, beruntung tidak ada efek samping dari pendarahan otak yang hebat.
Dokter : Dan tampaknya kemampuan berpikirnya juga telah kembali. Pasti sulit baginya tetapi sepertinya dia bisa bertahan dengan baik. Dia mengalami kekurangan kekuatan otot yang signifikan, jadi dia perlu memulihkan fisiknya. Sangat banyak butuh pemulihan.
Jung Woo mengerti.
Jung Woo : Terima kasih banyak.
Dokter pun pamit.
Setelah dokter pamit, Jung Woo pun menatap dan menggenggam tangan sang ibu. Jung Woo kemudian tersenyum, namun air matanya mengalir.
Bu Jung menatap wajah Jung Woo.
Bu Jung : Wajahmu cukup lesu.
Tangis Bu Jung juga mengalir.
Jung Woo kemudian menggeleng, "eomma."
Bu Jung : Apa kau menemukannya?
Jung Woo : Mereka membuka kembali kasusku. Aku menemukan Bo Young, tapi aku belum menemukan Da Eun. Kurasa aku akan segera menemukannya.
Bu Jung : Siapa yang melakukannya?
Jung Woo pun terdiam dan terus menangis.
Bu Jung memuji Jung Woo.
Bu Jung : Kau sudah bekerja sangat keras.
Bu Jung lantas ingin menyentuh wajah Jung Woo.
Jung Woo pun mengarahkan telapak tangan sang ibu ke wajahnya dan menikmati sentuhan ibunya.
CEO melihat Na Kyeom yang ditahan di Kantor Polisi Mucheon.
CEO : Choi Na Kyeom, kau akan dipindahkan ke pusat penahanan. Dan para sponsor akan meminta uang penalti. Para wartawan....
Na Kyeom : Panggil Jung Woo untukku.
CEO kaget Na Kyeom masih mencari Jung Woo.
Na Kyeom : Aku mohon panggil Jung Woo untukku. Aku mohon.
CEO diam saja sambil menatap Na Kyeom dengan tatapan heran.
Na Kyeom marah, aku bilang panggil Jung Woo untukku! Cepat panggil Jung Woo!
CEO : Bahkan sampai sekarang...
CEO menyerah dan beranjak pergi meninggalkan Na Kyeom.
Ajudan Young Sil mengetik sesuatu di ponsel. Setelah itu, dia memberikan ponsel itu ke seorang pria di depannya dan menyuruh pria itu membereskan sesuatu. Pria itu mengerti dan beranjak pergi.
Young Sil menunggu dengan gelisah. Ajudan lantas menghampiri Young Sil.
Ajudan : Ini kesempatan terakhir kita, Bu.
Young Sil lalu naik ke atas panggung.
Di panggung, sudah menunggu para relawannya.
Di depan panggung, berkumpul para reporter dan juga para pendukungnya.
Di hadapan reporter dan pendukungnya, Young Sil pun membungkukkan badannya.
Kepala Hyun yang baru saja pulang dan hendak masuk ke rumah, melihat pintu kebun kaca Su O terbuka. Kepala Hyun pun akhirnya masuk ke kebun kaca, tapi Su O tak ada di sana dan pintu rubanah Su O terbuka.
Kepala Hyun berdiri di depan rubanah dan memanggil Su O.
Para reporter sibuk memotret Young Sil yang diam saja di depan mereka. Dan, tak lama kemudian, Young Sil mulai bicara.
Young Sil : Tadi malam, aku berdiri sendirian di atas panggung ini. Memikirkan apa aku harus mundur dari pencalonanku dan bagaimana menghadapi warga negara yang terhormat di sini hari ini. Rasanya aku ingin sekali menyerah. Ketika suami yang sudah lama menikah mengirimiku pesan bunuh diri, kesedihan dan putus asa karena merasa kehilangan, tetapi sebelum semua perasaan itu, yang paling utama bagiku adalah rasa takut dan tanggung jawab tentang apa yang terjadi 11 tahun lalu mungkin tidak akan terungkap karena suamiku yang salah dalam mengambil keputusan.
Kepala Hyun menuruni tangga, menuju ke rubanah. Tapi, tak ada Su O disana. Kepala Hyun mau pergi tapi dia mendengar suara Su O.
Su O : Beberapa hal telah berubah. Jung Woo juga sudah kembali.
Kepala Hyun pun melanjutkan langkahnya turun ke bawah.
Su O terus bicara.
Su O : Aku akan memberitahu Jung Woo tentang semua orang yang melecehkanmu. Aku akan melindungimu sampai akhir.
Kepala Hyun menemukan darimana asal suara Su O. Dia pun mendekat ke pintu ruangan rahasia Su O dan mendengar suara Su O.
Su O : Jadi jangan khawatir tentang apa pun. Dan tetaplah di sini. Aku akan melindungimu apa pun yang terjadi.
Kepala Hyun memanggil Su O.
Mendengar suara ayahnya, Su O pun terkejut dan langsung mengkhawatirkan Da Eun jika ayahnya tahu ada Da Eun di sana.
Kepala Hyun terus memanggil Su O.
Kepala Hyun : Su O-ya, apa kau di dalam? Buka pintunya! Tempat apa ini?
Su O diam saja.
Kepala Hyun akhirnya mencari cara bagaimana membuka pintu itu.
Su O terus menatap ke arah pintu dengan tatapan khawatir.
Tak lama, pintu pun terbuka dan Kepala Hyun terkejut melihat ruangan rahasia Su O.
Young Sil mengaku akan bertanggung jawab sebagai Anggota Dewan Nasional untuk Desa Mucheon. Dia bilang, seharusnya dia memantau investigasi yang tidak kompeten dan tidak manusiawi yang dilakukan oleh polisi 11 tahun lalu.
Young Sil : Jika aku mengkritik kesalahan yang dilakukan polisi dan berjuang untuk keadilan, maka suamiku akan melihatku membangun keberanian untuk mengakui kejahatannya. Jadi, jangan maafkan aku.
Kepala Hyun masuk ke dalam sambil bertanya pada Su O tempat apa itu.
Dan, Kepala Hyun pun melihat ada jasad yang sudah membusuk di belakang Su O.
Su O pun pasang badan. Dia berdiri di depan jasad Da Eun, untuk melindungi Da Eun.
Su O : Tolong jangan sakiti Da Eun.
Mendengar itu, Kepala Hyun langsung mendekati Su O.
Kepala Hyun : Da Eun?
Kepala Hyun lalu mendorong tubuh Su O dan terkejut setengah mati melihat jasad Da Eun yang sudah membusuk itu.
Su O yang tak rela ayahnya menyakiti jasad Da Eun, melompat ke tubuh ayahnya.
Su O : Hentikan!
Kepala Hyun marah dan mencekik mulut Su O.
Kepala Hyun : Kenapa Da Eun ada di sini? Apa kau gila? Mengapa kau melakukan ini? Apa yang terjadi?
Kepala Hyun lantas meminta Su O memberitahunya apa yang terjadi.
Su O marah dan mendorong ayahnya.
Su O : Lepaskan aku!
Kepala Hyun : Ada apa denganmu?
Su O : Jangan sakiti dia! Jangan sakiti...
Su O lantas berlari keluar. Kepala Hyun mengejar Su O pada awalnya tapi kemudian, dia membiarkan Su O pergi dan kembali ruang rahasia Su O. Kepala Hyun berteriak kesal sambil meraih ponselnya. Dia mau menelpon Det. Kim tapi tak jadi.
Kepala Hyun lantas terduduk lemas dan menatap jasad Da Eun.
Kepala Hyun : Tunggu sebentar. Kenapa tubuh Park Da Eun ada disini? Aku bekerja keras untuk menutupinya. Tapi kenapa?
Young Sil masih berbicara di hadapan para pendukungnya.
Young Sil : Dengan janji yang aku tepati melihat warga Mucheon yang hidup aman dan sejahtera dari pantai barat hingga ke tepi utara, aku berjanji bahwa kalian akan hidup dengan baik. Jadi, terlepas dari apa aku akan dicaci-maki, aku tahu aku harus menepati janji itu untuk masa depan kalian.
Young Sil kemudian berhenti bicara dan menangis.
Melihat Young Sil nangis, para pendukung Young Sil meminta Young Sil tidak menangis.
Jung Woo pun menemui Min Soo di penjara.
Jung Woo : Apa yang ingin kau katakan?
Min Soo : Aku juga kehilangan ayahku. Mungkin itu sebabnya aku tidak peduli lagi atau mungkin akhirnya sekarang aku peduli. Aku tidak tahu persis apa alasannya. Tapi ada satu hal yang tidak kau ketahui. Aku meneleponmu untuk memberi tahumu.
Min Soo lantas memberitahu Jung Woo bahwa Kepala Hyun menyuruh mereka bertiga pergi ke rumah Geon O.
Min Soo : Bukan hanya ayahku dan ayah Byeong Moo yang ada di sana. Hyun Koo Tak adalah yang memerintahkan semuanya.
Sontak lah Jung Woo terkejut mendengar hal itu.
Min Soo : Kami hanya melakukan apa yang diperintahkan. Dia memberi tahu apa yang harus dilakukan selama pemeriksaan polisi. Dia yang mengirim kami ke dinas militer segera setelah kau dipenjara. Dan ketika aset ayahmu sedang dimusnahkan, dialah yang merencanakan dan mengatur segalanya. Semuanya! Hyun Koo Tak yang melakukannya. Dia yang menyuruhku untuk menyerahkan segalanya pada Byeong Moo.
Adegan beralih ke Young Sil yang memberikan janji2 manis pada pendukungnya. Dia bilang dia akan mengorbankan dirinya untuk kebaikan lingkungan mereka. Untuk kemakmuran masyarakat, dia akan menjadi gubernur yang mengorbankan dirinya sendiri!
Sontak lah para pendukungnya langsung mengelu-elukan namanya.
Young Sil kemudian turun ke bawah dan menyapa para pendukungnya ditemani ajudan dan timnya.
Jung Woo di perjalanan. Dia di taksi, menuju ke Mucheon Garden. Cerita Min Soo tadi masih terngiang di telinganya bahwa Kepala Hyun lah yang merencanakan semuanya.
Tiba2, Jung Woo melihat Su O di pinggir jalan.
Jung Woo pun meminta supir taksi menurunkannya di sana.
Jung Woo turun dan langsung mendekati Su O.
Su O yang melihat Jung Woo, langsung memanggil Jung Woo.
Jung Woo lantas memeluk Su O.
Su O : Jung Woo-ya, tolong bantu aku.
Jung Woo pun menatap Su O dan tanya apa yang terjadi.
Su O : Da Eun.
Jung Woo : Su O-ya, kenapa kau bicara tentang Da Eun?
Su O : Tolong selamatkan Da Eun, Jung Woo-ya.
Jung Woo : Sadarlah!
Su O : Tolong selamatkan Da Eun.
Mendengar itu, Jung Woo akhirnya ngeh.
Jung Woo : Dimana Da Eun?
Su O : Di rumahku.
Jung Woo : Ayahmu ada di rumah, 'kan?
Su O : Iya.
Mendengar itu, Jung Woo pun bergegas ke rumah Su O.
Kepala Hyun menyiram jasad Da Eun dengan bensin. Gilaaak! Dia mau menghilangkan bukti dengan membakar Da Eun. Tapi tiba2, Jung Woo datang.
Jung Woo : Paman!
Melihat Jung Woo, Kepala Hyun kaget.
Jung Woo marah, apa yang kau lakukan?
Jung Woo lalu melihat Da Eun.
Jung Woo : Apa itu Da Eun?
Jung Woo pun mendekati Da Eun. Melihat jasad Da Eun yang udah membusuk, tangisnya pun pecah. Sementara itu, Kepala Hyun berusaha menyelamatkan dirinya dengan memberikan pengertian ke Jung Woo.
Kepala Hyun : Jung Woo-ya, kau tahu bahwa Su O sedang sakit. Kau pun merasa kasihan padanya. Setelah aku kehilangan Geon O, aku tidak bisa membiarkan Su O pergi juga.
Mendengar itu, Jung Woo marah. Dia pun berbalik dan menatap Kepala Hyun dengan tatapan marah.
Kepala Hyun terus mencoba membujuk Jung Woo.
Kepala Hyun : Jadi, dengar aku baik-baik. Jika kau dan aku menganggap tidak melihat apa pun, semuanya akan baik-baik saja. Ayo lakukan itu. Kita akan mengkremasi Da Eun.
Jung Woo ngamuk, kau tahu semuanya! Aku tidak membunuh Bo Young ataupun Da Eun. Kau tahu semuanya! Tapi, bagaimana kau bisa melakukan ini padaku? Bagaimana bisa kau melakukan ini pada keluargaku?
Kepala Hyun : Aku tidak tahu apa yang sudah kau dengar, tetapi tak seperti itu.
Jung Woo : Min Soo mengatakan semuanya padaku.
Mendengar itu, Kepala Hyun terkejut dan tak bisa menyangkal lagi.
Jung Woo : Dia mengatakan kau adalah dalang di balik semuanya.
Kepala Hyun : Awalnya, aku tidak berniat melakukan hal-hal seperti itu. Dan itu semua bukan karena ulahku. Geon O berada di sana pada hari kejadian itu. Dan aku pikir Geon O yang melakukannya. Itu kebenarannya. Aku ayahnya. Jadi aku harus melindunginya. Aku bisa melakukan apa saja untuk melindungi Geon O. Namun, Da Eun tiba-tiba menghilang. Dan jika kau pelakunya, atau jika kau membunuh Da Eun, semuanya akan terselesaikan. Itu saja yang bisa dilakukan.
Mendengar itu, Jung Woo amat sangat terpukul. Dia jatuh terduduk ke lantai. Tangisnya pecah.
Kepala Hyun : Jika aku harus meminta maaf kepadamu, itu sudah terjadi selama 10 tahun terakhir. Aku benar-benar berharap kau orang yang membunuh Da Eun. Untuk itu, aku minta maaf.
Jung Woo pun menatap Kepala Hyun dengan tatapan emosi.
Jung Woo : Apa kau tidak minta maaf pada keluargaku? Ayahku percaya padamu dan yakin bahwa anaknya adalah seorang pembunuh. Ibuku telah kehilangan dunianya dan harus menanggung derita selama 10 tahun! Apa kau tak pernah merasa bersalah pada mereka?
Jung Woo lantas berdiri.
Jung Woo : Katakan padaku! Bukankah begitu? Kenapa kau tidak merasa bersalah?
Jung Woo ingin memukul Kepala Hyun tapi dia keburu dipukul oleh Kepala Hyun dengan kayu. Dia pun jatuh. Kepala Hyun kemudian memukul punggung Jung Woo dengan senderan kanvas.
Kepala Hyun : Kita akhiri saja ini.
Jung Woo pun kesakitan, paman.
Kepala Hyun lantas melemparkan korek yang menyala ke jasad Da Eun yang sudah dia siram dengan bensin. Seketika, api menyala membakar jasad Da Eun.
Tiba2, Su O datang. Kepala Hyun berusaha menghalangi Su O tapi tak berhasil. Su O mendorongnya hingga jatuh..Su O histeris melihat jasad Da Eun dilalap si jago merah. Dia ingin menyelamatkan Da Eun tapi dihentikan Jung Woo. Jung Woo pun memeluk Su O. Setelah itu, dia membawa Su O keluar.
Begitu Jung Woo dan Su O keluar, Kepala Hyun mengunci dirinya di ruang rahasia Su O.
Dia kemudian marah.
Kepala Hyun : Dasar sialan! Kenapa harus seperti ini.
Kepala Hyun kemudian duduk. Sambil menatap jasad Da Eun, dia teringat kata2 Jae Hee. Jae Hee bilang, yang membunuh Bo Young adalah mereka berdua.
Lalu dia ingat saat Bo Young memergoki perselingkuhannya dengan Jae Hee.
Kemudian dia ingat saat berkumpul di Mucheon Garden dengan yang lain untuk merayakan keberhasilan Jung Woo masuk ke Fakultas Kedokteran.
Narasi Kepala Hyun terdengar.
Kepala Hyun : Chang Soo-ya, aku selalu iri kepadamu. Mungkin aku telah menjalani hidupku untuk mengejar bayanganmu.
Lalu dia ingat kata2 Pak Sim malam itu tentang dirinya dan Geon O yang takkan bisa melampaui Chang Soo dan Jung Woo.
Narasi Kepala Hyun : Pada hari itu, aku ingin melindungi anakku yang membuat masalah.
Kepala Hyun kemudian ingat saat dia bersama Pak Shin dan Pak Yang berlari ke gudang setelah dirinya dihubungi Geon O. Saat itu, Kepala Hyun terdiam menatap Geon O. Geon O sendiri hanya bisa berdiri mematung.
Kepala Hyun juga ingat saat dia memerintahkan Pak Yang dan Pak Shin untuk membuang jasad Bo Young.
Narasi Kepala Hyun : Tidak. Aku hanya ingin melindungi diriku sendiri.
Dia juga ingat saat menghadiri penandatangan MOU dengan RS Mucheon.
Kepala Hyun : Jadi aku membuat pilihan yang seharusnya tak aku lakukan.
Kepala Hyun juga ingat saat dia mendapati Geon O yang sudah tewas gantung diri di gudang keluarga Jung Woo.
Kepala Hyun : Aku menghancurkan hidup Jung Woo dan menjadi penyebab kematianmu.
Kemudian dia ingat saat mencekik Byeong Moo di sel tahanan usai membaca surat bundir Geon O.
Dia juga ingat saat menyuruh Min Soo menimpakan kesalahan pada Byeong Moo.
Kepala Hyun : Chang Soo-ya, jangan maafkan aku. Ini adalah pilihanku. Sekarang aku akan menanggung semua dosaku dan menyusulmu ke sana.
Tangis Kepala Hyun pun pecah.
Jung Woo yang sadar Kepala Hyun mau bundir, mencoba mendobrak pintu, tapi tak bisa.
Jung Woo marah, buka pintunya! Kau tak boleh mati!
Jung Woo lantas mengambil bangku dan menggunakan bangku tersebut untuk mendobrak pintu. Pintu pun terbuka. Kepala Hyun sudah kehilangan kesadaran karena menghirup asap.
Jung Woo : Kau bahkan tidak pantas untuk mati. Tetaplah hidup dan terimalah hukumanmu.
Jung Woo pun membawa Kepala Hyun keluar.
Para reporter masih di depan kantor polisi. Tak lama kemudian, Na Kyeom pun dibawa keluar oleh polisi untuk dipindahkan ke pusat penanahan.
Reporter melaporkan.
Reporter : Aktris Choi Na Kyeom, yang didakwa tuduhan penculikan dan percobaan pembunuhan, telah dinyatakan bersalah atas penghancurkan barang bukti dalam dua kasus pembunuhan 11 tahun lalu.
Young Sil menangis hebat.
Reporter berkata, Young Sil akan ditahan setelah kalah dalam pemilihan Gubernur Gyeonggi-do dengan tuduhan menyembunyikan dan memalsukan bukti pembunuhan 11 tahun yang diyakini sebagai penyebab suaminya Park Hyeong Sik, direktur Rumah Sakit Sarang, bunuh diri.
Ajudan Young Sil pun masuk bersama seorang pria.
Young Sil menghapus tangisnya dan menyuruh ajudannya untuk menyiapkan pidato keduanya.
Ajudan : Baik, Bu.
Ajudan lantas keluar.
Pria tadi mengucapkan terima kasih pada Young Sil untuk semuanya.
Setelah itu dia beranjak pergi.
Ruangan Kepala Hyun mulai dikosongkan oleh wakilnya.
Tak lama kemudian, Sang Cheol datang bersama Det. Yoo dan Det. Seo.
Wakilnya Kepala Hyun kesal melihat Sang Cheol. Dia kemudian pergi dan sengaja menabrak badan Sang Cheol saat melangkahkan kaki, saking kesalnya.
Sang Cheol teringat kata2 Kepala Hyun saat dia berusaha membujuk Kepala Hyun untuk membuka kembali kasus Jung Woo.
Kepala Hyun : Noh Timjang, jika aku melakukan penyelidikan yang didorong oleh perasaan pribadi, aku tak punya alasan untuk ada di posisi ini sekarang.
Dia juga ingat kata2 Kepala Hyun saat dia dipanggil Kepala Hyun setelah mobil Jung Woo ditemukan.
Kepala Hyun : Jika investigasi kami saat itu belum cukup mungkin sekarang aku bisa dikenai hukuman yang berat. Kami tidak ingin ada orang yang dirugikan. Dan yang terpenting, menemukan kebenaran itu penting.
Lalu dia ingat kata2 Det. Kim saat menemui Det. Kim yang lagi menuliskan surat resign.
Det. Kim : Mungkin aku dalah tikus laboratorium yang rajin.
Seol kembali ke kampusnya, Fakultas Kedokteran Universitas Korea.
Semua teman2nya terkejut melihat dia kembali.
Seol pun langsung menemui Profeser Yoon dan dokter yang melakukan malpraktik.
Profesor Yoon : Kau kembali ke sekolah?
Seol : Iya.
Profesor Yoon : Apa kau sudah merenungkan tindakanmu?
Seol : Iya. Aku banyak merenungkannya dengan baik.
Profesor Yoon : Bagus kalau begitu. Aku akan membiarkan hal ini terjadi karena almarhum Profesor Ha.
Kita diperlihatkan flashback apa yang terjadi di ruang operasi.
Saat itu, dokter yang bertugas melakukan kesalahan fatal saat operasi.
Seol dan rekan mahasiswanya juga berada di ruang operasi untuk belajar.
Dokter itu panic dan bertanya, kapan Profesor Yoon tiba.
Tak lama Profesor Yoon datang. Dia marah, dasar bodoh!
Profesor Yoon : Kau bilang bahwa dia mengalami kebocoran pembuluh darah aorta?
Seisi ruang operasi kaget.
Dokter, apa?
Tapi dokter kemudian mengiyakan.
Profesor Yoon : Ini bukan operasi yang mudah. Sampaikan berita kepada keluarga.
Seol menyela.
Seol : Tapi, bukankah ini operasi usus buntu?
Tentu saja pernyataan Seol membuat Profesor Yoon memarahi dokter.
Profesor Yoon : Apa yang bisa kau lakukan dengan benar? Selesaikan ini dan ambil cuti beberapa hari.
Profesor Yoon keluar.
Dokter lantas mengumumkan kematian pasien.
Dokter : Tuan Ju Won, waktu kematian, pukul 16.20
Setelah itu, dokter menemui keluarga pasien.
Seol bersama rekannya keluar dan mendengar penjelasan dokter pada keluarga pasien.
Dokter : Kami menemukan kebocoran pembuluh darah aorta selama operasi. Kami sudah melakukan yang terbaik untuk menyelamatkannya.
Putri pasien protes.
Putri pasien : Tapi, kau bilang itu operasi usus buntu!
Dokter : Itu karena pasien mengeluh sakit perut, dia juga yang mengira bahwa usus buntunya seperti meledak. Kami baru mengetahui apa yang sebenarnya terjadi selama operasi darurat. Itulah mengapa kami tidak bisa memberi tahu sebelumnya. Staf medis kami benar-benar melakukan yang terbaik.
Putri pasien histeris dan ditenangkan suaminya.
Flashback end....
Seol : Kurasa kakekku akan sangat malu bahwa dia memilih murid yang buruk. Aku bertemu dengan keluarga korban sebelum aku datang ke sini. Dan aku akan bertemu dengan pengacara mereka dalam dua hari.
Profesor Yoon : Sepertinya kau tidak punya rasa takut. Apa kau pernah berpikir tentang hal ini yang bisa mempengaruhi masa depanmu?
Seol : Aku yakin aku tak akan bisa dapat pelatihan di rumah sakit universitas. Dan kemungkinan, aku tidak akan bisa memilih jurusan yang aku inginkan. Kurasa dengan satu panggilan telepon darimu, tidak ada rumah sakit universitas yang mau menerimaku.
Profesor Yoon : Kau tahu itu.
Seol : Namun, setidaknya aku tidak akan kehilangan harga diri dari profesiku. Bukankah itu cukup bagus?
Bu Jung tengah latihan berjalan didampingi perawat dan ditemani Jung Woo. Namun Jung Woo mengerutkan kening menatap ibunya, sambil memegang sebotol air. Bu Jung menatap Jung Woo.
Bu Jung : Kenapa kau mengerutkan kening?
Jung Woo pun mendekati sang ibu, lalu membantu ibunya minum air putih.
Jung Woo : Ayo berhenti di sini untuk hari ini, Bu. Jangan berlebihan.
Sang ibu menurut dan duduk istirahat ditemani Jung Woo. Mereka pun diam sejenak. Tak lama kemudian, Bu Jung menaruh botol minum yang dia pegang ke sampingnya, lalu menatap Jung Woo.
Bu Jung : Jung Woo-ya,
Jung Woo menoleh, menatap ibunya.
Bu Jung : Ibu sekarang benci dengan Mucheon. Mari kita selesaikan semuanya dan pergi. Aku yakin ayahmu juga menginginkannya.
Bu Jung lalu memegang tangan Jung Woo.
Bu Jung : Kau dan ibu mungkin tak akan bisa melupakan semua ini. Namun, kita harus bertahan dan terus hidup.
Jung Woo mengangguk.
Sang Cheol membawa Jung Woo ke kantor pengacara. Begitu tiba di sana, seorang pria langsung berjalan ke arahnya. Sang Cheol pun beranjak ke arah pria itu, sambil merentangkan kedua tangannya dan memanggil pria itu, "Pengacara Park". Dia bilang, sudah lama sekali tidak bertemu.
Pengacara Park langsung menghindar dari Sang Cheol yang mau memeluknya.
Pengacara Park : Minggir!
Pengacara Park lantas menyapa Jung Woo.
Pengacara Park : Aku Park Hyun Geun. Aku sudah meninjau semua berkas perkara dan bahan bukti tambahan dan aku telah mengajukan permintaan untuk bertemu dengan para tersangka di penjara.
Jung Woo : Terima kasih.
Sang Cheol lalu memberitahu Jung Woo bahwa dia menghormati Pengacara Park lebih dari adik laki2nya di dunia ini.
Mendengar itu, Pengacara Park protes.
Pengacara Park : Hei, aku bukan adikmu!
Pengacara Park memberitahu Jung Woo bahwa dia dan Sang Cheol teman sekelas di SMA.
Jung Woo pun tanya seperti apa Sang Cheol saat di SMA.
Pengacara Park menatap Sang Cheol.
Sang Cheol menyahut.
Sang Cheol : Astaga, bahkan lebih buruk dari sekarang!
Pengacara Park : Dia jauh lebih normal sekarang.
Sang Cheol : Aku terkenal saat itu.
Pengacara Park lalu mengajak Jung Woo ke ruangannya.
Sekarang, Jung Woo duduk bersama Pengacara Park. Sang Cheol berdiri di depan pintu.
Pengacara Park bilang, dia ingin Jung Woo datang ke kantornya agar Jung Woo bisa bercerita dengan nyaman di kantornya dan dia akan merekamnya.
Pengacara Park lalu menyalakan alat perekam.
Jung Woo terdiam.
Melihat itu, Sang Cheol memanggil Jung Woo.
Jung Woo menoleh menatap Sang Cheol.
Sang Cheol : Katakan apa pun yang kau inginkan.
Jung Woo mulai bercerita.
Jung Woo : Saat itu adalah hari setelah ujian nasional. Selain aku, Geon O dan Deok Mi, semuanya gagal dalam ujian mereka.
Jung Woo mengunjungi Pak Sim yang ditahan di Lapas Gyeonggi-do.
Jung Woo : Istrimu baik-baik saja dengan Hye Young.
Pak Sim : Terima kasih telah memberi tahu tentang kabar mereka.
Jung Woo : Tidak perlu berterima kasih. Aku tidak akan kembali ke sini lagi.
Pak Sim : Benar, kau tidak perlu ke sini lagi. Jadi mereka akan membuka kasus ini dan mengadakan sidang ulang, 'kan? Jika kau membutuhkan saksi, beritahu aku.
Pak Sim kemudian menghela nafas dan menyesali tindakannya dulu.
Dia berandai2, seandainya dirinya bukan pecandu alkohol kronis saat itu, seandainya dia tak melakukan KDRT terhadap Jae Hee dan Bo Young, mungkin Bo Young tidak akan berakhir seperti itu.
Sidang kasus Jung Woo dibuka.
Terdengar narasi Jung Woo.
Jung Woo : Setelah 11 tahun lamanya, akhirnya aku bisa berdiri disini.
Kita diperlihatkan flashback saat Jung Woo yang lagi enak2 tidur, tiba2 ditangkap oleh Det. Kim atas tuduhan pembunuhan Bo Young dan Da Eun.
Narasi Jung Woo : Hidupku saat itu terasa begitu gelap. Seseorang yang membunuh dua teman dan tidak mengungkapkan di mana jasad mereka berada. bahkan sampai akhir.
Kita juga di perlihatkan flashback saat Jung Woo diinterogasi memakai alat pendeteksi kebohongan.
Setelah itu, ada juga juga flashback ketika Jung Woo diinterogasi oleh Det. Kim.
Det. Kim menunjukkan foto Bo Young dan Da Eun ke Jung Woo.
Jung Woo : Seseorang yang sama sekali tidak bisa dimaafkan.
Kemudian, ada flashback saat Jung Woo dipaksa melakukan reka ulang adegan pembunuhan Bo Young. Pak Sim, ayahnya Bo Young, datang dan mengamuk pada Jung Woo tapi dipegangi para warga.
Jung Woo yang ingin menyangkal tuduhan yang dialamatkan kepadanya, malah diperlakukan seperti seorang pembunuh keji oleh detektif yang bertugas saat itu.
Jung Woo : Pembunuh yang sebenarnya. Mereka berkata bahwa itu adalah aku.
Ada juga flashback saat Det. Kim memalsukan bukti sepatu Jung Woo. Dia mengotori sepatu Jung Woo dengan lumpur dan darah kedua korban, kemudian mengembalikan sepatu Jung Woo ke dalam lemari sepatu.
Jung Woo : Tidak peduli seberapa keras aku mencoba, aku tidak bisa mengingatnya. Semua orang mengira. aku adalah seorang monster.
Kemudian flashback saat Jung Woo divonis 10 tahun oleh hakim.
Dan flashback masa2 sulit Jung Woo di penjara.
Jung Woo : Dalam memori kelam itu, aku dan keluarga yang aku cinta hanya bisa mengungkap kebenaran dengan mempertaruhkan nyawa.
Lalu ada flashback saat Kepala Hyun meminta Pak Ko membujuk Jung Woo untuk mengakui semuanya sebelum ulang tahun Jung Woo tiba, agar hukuman Jung Woo bisa dikurangi.
Pak Ko menangis pilu saat itu.
Kemudian flashback saat Hyeong Sik membunuh Da Eun.
Jung Woo : Saat kami akhirnya menemukan kebenaran, itu membuat orang-orang dipenuhi dengan keserakahan dan kecemburuan.
Lalu flashback saat Pak Sim merundung Bu Jung.
Jung Woo kembali ke Mucheon Garden setelah bebas dan mendekati ibunya yang dirundung oleh Pak Sim.
Jung Woo : Ada pembunuh yang sebenarnya, orang-orang yang menyembunyikan kebenaran dan berbohong dan mereka yang mengarang cerita meskipun mereka tahu segalanya.
Selanjutnya, flashback saat Jung Woo ditemani Deok Mi, menaruh bunga krisan di tepi laut, tempat abu sang ayah dilarung.
Lalu flashback saat Pak Sim mendorong Bu Jung dari JPO.
Jung Woo : Kini aku juga tahu semuanya. Akan tetapi kebenaran begitu kejam karena orang yang menjebakku. adalah orang yang paling aku sayangi. Mereka adalah orang yang aku andalkan. Itu bagian yang paling menyedihkan dan terberat dari semua ini.
Ada juga flashback saat Jung Woo memohon pada Sang Cheol untuk menemukan pelaku pembunuhan yang sebenarnya.
Lalu flashback saat Jung Woo menemukan Bo Young.
Kemudian flashback saat Sang Cheol mengarahkan pistolnya ke jidat Jung Woo.
Flashback saat Pak Yang memukul kepalanya dari belakang setelah Geon O menyerahkan tas Bo Young kepadanya.
Jung Woo kemudian melabrak Min Soo setelah mengetahui kenyataan bahwa Byeong Moo dan Min Soo adalah pemerkosa Bo Young.
Jung Woo juga melabrak Byeong Moo di sel.
Berikutnya flashback saat Deok Mi berniat menjebak Jung Woo untuk pembunuhan Seol.
Jung Woo : Masa mudaku telah hilang dariku. Ayahku meninggal dunia karena diriku. dan teman-temanku dikorbankan.
Flashback saat Jung Woo yang baru pulang sekolah, masuk ke rumah sambil meminum susu dan melihat ayah-ibunya tengah berduaan di ruangan tengah.
Kemudian flashback saat Jung Woo menemukan mobilnya.
Jung Woo : Aku tidak akan pernah melihatnya lagi. Tetapi aku ingin menegaskan bahwa aku tidak melakukan kejahatan apa pun. Itu satu-satunya bukti yang aku perlukan untuk mengenang mereka secara terhormat dan hidup selama sisa hidupku.
Sidang akhir kasus Jung Woo tiba.
Jung Woo duduk di kursi penggugat didampingi pengacaranya.
Jung Woo lantas menatap ke arah Sang Cheol yang duduk di bangku pengunjung.
Sang Cheol pun tersenyum dan mengangguk pada Jung Woo.
Hakim membaca putusan. Jung Woo dinyatakan tidak bersalah.
Jung Woo, Sang Cheol dan Pengacara Park menarik napas lega. Terutama Jung Woo. Jung Woo pun berterima kasih pada Pengacara Park.
Jung Woo, Sang Cheol dan Pengacara Park beranjak dari ruang sidang.
Jung Woo akhirnya bisa tersenyum.
Sang Cheol ikut senang, akhirnya!
Sang Cheol lalu memuji Pengacara Park.
Sang Cheol : Luar biasa, Pengacara Park!
Tapi di depan, ada reporter yang sudah menunggu.
Pengacara Park menatap Jung Woo.
Pengacara Park : Apa yang ingin kau lakukan?
Jung Woo : Aku akan pergi dengan tenang.
Pengacara Park menatap Sang Cheol.
Pengacara Park : Kau tahu pintu masuk staf, bukan?
Sang Cheol : Iya.
Jung Woo pun mengucapkan terima kasih pada Pengacara Park.
Sang Cheol lantas berkata, akan menyerahkan sisanya pada Pengacara Park.
Jung Woo pergi sama Sang Cheol lewat pintu masuk staf.
Pengacara Park lewat pintu depan dan menemui para wartawan.
Wartawan : Bukankah Ko Jung Woo keluar bersamamu?
Pengacara Park : Terima kasih. Ini adalah hari yang luar biasa. Akan lebih baik jika Ko Jung Woo berbicara sendiri...
Jung Woo dan Sang Cheol duduk di taman.
Hening sebentar. Tak lama kemudian, Sang Cheol mengucapkan selamat sambil menatap langit.Jung Woo pun membalasnya dengan tawa.
Setelah itu, dia menatap Jung Woo.
Sang Cheol : Kerja bagus.
Jung Woo : Semua ini berkat dirimu, Detektif. Detektif, dengan tulus aku berterima kasih padamu. Aku akan pergi.
Jung Woo mulai beranjak tapi Sang Cheol memanggilnya. Jung Woo pun berbalik dan menoleh Sang Cheol. Sang Cheol berdiri dan menasihati Jung Woo.
Sang Cheol : Mulai sekarang jalani kehidupan seperti biasa. Terkadang melelahkan, terkadang juga menyenangkan. Terkadang juga penuh senyuman, atau juga menangis. Bertahanlah dan jalani hidup dengan perasaan tenang. Jangan pernah berpikir bahwa kau telah kehilangan sesuatu dalam hidup. Jika kau pindah rumah, jangan takut dengan tetangga barumu. Jangan mulai dengan bersikap waspada terhadap orang asing. Hanya biasa saja. Hiduplah apa adanya seperti sekarang. Aku yakin kau bisa.
Jung Woo mengangguk.
Tak lama kemudian, Jung Woo pun mendekati Sang Cheol.
Mereka berpelukan.
Bu Jung yang tengah latihan untuk memulihkan otot2nya pasca bangun dari koma, mendengar berita tentang Jung Woo dari TV.
Media : Hari ini, Ko Jung Woo yang didakwa tak berdasar sebagai pelaku pembunuhan tanpa jasad dan telah dipenjara selama 10 tahun, dinyatakan tidak bersalah pada sidang hukuman ulang.
Bu Jung pun lega mendengar anaknya divonis tak bersalah.
Seol yang lagi makan di kantin kampus, juga menonton berita soal Jung Woo.
Media : Dia menjalani hukuman penuh 10 tahun penjara sebelum ia diakui tidak bersalah. Dan kami ingin mendengar darinya secara langsung tetapi dia menolak semua wawancara dengan media.
Det. Kim yang baru saja dibebaskan dari Lapas Gyeonggi-do, pergi mengunjungi Kepala Hyun yang berada di lapas yang sama. Penampilannya tampak lusuh. Det. Kim dan Kepala Hyun saling menatap dan teringat perbuatan mereka pada Jung Woo.
Kepala Hyun memanggil Det. Kim ke ruangannya setelah kasus Jung Woo mulai terkuak.
Kepala Hyun : Saat itu kita pernah membahas ini. Menangkap penjahat dan memastikan tidak ada yang dirugikan. Hanya itu yang perlu kita ingat.
Ada juga flashback saat Kepala Hyun yang masih menjadi Kepala Investigasi, memanggil Det. Kim ke ruangannya. Saat itu, posisi Det. Kim adalah Ketua Tim.
Kepala Hyun : Semuanya mengarah pada Jung Woo sebagai pelakunya, bukan? Apa yang kita butuhkan sekarang?
Kepala Hyun memanggil Det. Kim lagi setelah Byeong Moo dan Min Soo ditangkap.
Kepala Hyun : Kita tidak punya bukti kuat. Tentu saja aku tahu seberapa tajam intuisimu sama seperti yang dilakukan 10 tahun yang lalu.
Kepala Hyun lalu menyalahkan Det. Kim setelah Pak Sim ditangkap atas pembunuhan Pak Shin.
Kepala Hyun : Kau mengacaukan semuanya, bajingan! Kaulah yang mengacaukan penyelidikan dan menyebabkan kekacauan ini, bajingan!
Det. Kim kemudian terkejut saat disuruh mengundurkan diri oleh Kepala Hyun.
Flashback end...
Det. Kim lantas mengangguk sambil menatap Kepala Hyun.
Kepala Hyun juga melakukan hal yang sama.
Sementara itu, Deok Mi berada rumah sakit jiwa.
Di lapangan rumah sakit jiwa, dia berjalan sambil berbicara di telepon dengan Jung Woo. Tentu saja, dia tak benar-benar berbicara dengan Jung Woo. Ya, dia gila!
Deok Mi : Paris tetap cerah seperti biasanya. Jung Woo-ya, kapan kau akan datang mengunjungiku?
Deok Mi lantas duduk di lapangan dan terus bicara dengan Jung Woo.
Deok Mi : Maafkan aku. Karena aku tidak bisa mencintaimu lebih dari ini. Terima kasih. Karena telah mengingatku. Jung Woo-ya, aku mencintaimu.
Suster pun muncul di belakang Deok Mi.
Kita ke Agen Properti Nuri dimana Noh Timjang kesayangan kita semua pergi menemui ayah mertuanya. Ayah mertuanya pemilik Agen Properti Nuri. Sang Cheol membawakan hadiah.
Sang Cheol : Silakan ambil ini.
Ayah mertua : Saat aku bilang jangan datang pada hari ulang tahun kematiannya, kau tahu aku bermaksud agar kamu melupakan dan tetap melanjutkan hidup. Jadi, mengapa kau datang?
Sang Cheol : Ini hari ulang tahunmu, ayah mertua.
Ayah mertua : Kudengar kau dipindahkan ke suatu tempat di Gyeonggi-do. Mengapa kau hidup dengan begitu ceroboh? Hiduplah seperti orang normal.
Sang Cheol : Ayah, aku bukan orang normal. Bagaimana aku bisa hidup normal? Tapi ayah tahu semua orang hidup meskipun mereka tidak normal. Bukan hanya aku yang mengalami masa sulit, tapi semua orang juga. Namun mereka semua hanya bisa bertahan. Jadi, ayah... Aku tak baik-baik saja tapi aku akan coba untuk hidup seperti itu. Jadi, jangan khawatir padaku.
Sang Cheol lantas pamit.
Ayah mertua : Sang Cheol-ah, menantuku. Itu bukan kesalahanmu. Itu sama sekali bukan kesalahanmu.
Sang Cheol : Tidak, Ayah. Itu kesalahanku. Jadi, aku tidak bisa melupakannya. Aku akan tetap terus mengingatnya.
Sang Cheol kemudian pergi.
Kamera menyorot foto2 Ye Won di atas meja.
Ayah Ye Won mengantarkan Sang Cheol keluar. Sang Cheol beranjak pergi tapi kemudian, dia berbalik dan menoleh ke ayah Ye Won. Ayah Ye Won tersenyum sambil mengangguk dan mengibaskan tangannya, menyuruh Sang Cheol pergi. Sang Cheol balas tersenyum dan beranjak pergi.
Jung Woo yang tengah berjalan di halaman kampusnya, tiba2 saja dilempari bola oleh seseorang. Jung Woo menoleh. Kamera menyorot Seol.
Seol : Hei, anak baru. Apa kau tahu cara bermain tangkap bola?
Jung Woo lantas mengambil bola dan menghampiri Seol.
Jung Woo : Bukankah itu permainan lama?
Seol : Kudengar ada mahasiswa baru se-usiamu jadi aku mencarinya. Apa itu bukan kau?
Jung Woo : Benar itu aku. Akhirnya kita bertemu. Orang buangan yang menjadi legenda di antara para senior. Kakak senior Ha Seol.
Seol : Bagaimana menurutmu? Aku cukup keren, bukan?
Jung Woo tersenyum.
Seol : Apa kau ada kelas? Apa kau sudah pernah ke perpustakaan di sana?
Seol mulai beranjak. Jung Woo mengikuti Seol.
Jung Woo : Apa ada perpustakaan?
Bu Jung membuka restoran. Dia tengah beres-beres. Sementara Su O lagi melukis.
Tak lama kemudian, Jung Woo datang.
Jung Woo : Aku kembali.
Su O pun melambaikan tangan ke Jung Woo, sambil fokus melukis.
Bu Jung : Kau sudah datang?
Jung Woo : Apa ada banyak pelanggan? Ada yang bisa ku bantu?
Kamera menyorot lukisan yang dibikin Su O yang tergantung di dinding.
Itu lukisan Bu Jung, Su O dan Jung Woo.
Mereka pun makan bertiga.
Bu Jung : Apa kau nyaman di sekolah?
Jung Woo : Aku mulai nyaman tapi anak-anak sekarang terlalu cepat untuk aku ikuti.
Bu Jung : Mereka tak bisa berteman denganmu karena mereka menganggapmu sulit.
Su O lalu menaruh potongan daging ke mangkuk Jung Woo, tanpa menoleh sedikit pun.
Melihat itu, Bu Jung mendesis pada Su O.
Su O lalu menyuruh Jung Woo belajar dengan giat.
Jung Woo dan Bu Jung pun tertawa mendengarnya.
Sekarang, Jung Woo berdiri di dermaga dengan stelan jas hitam dan memegang sebuket bunga krisan. Tak lama kemudian, dia membuang satu per satu bunga nya ke laut.
Jung Woo kemudian ingat masa-masa bahagianya dulu bersama teman2nya.
Saat itu, Jung Woo dan teman2nya mengayuh sepeda di pinggiran pantai.
Jung Woo berada di paling depan dan menyuruh teman2nya bergegas.
Jung Woo : Cepatlah!
Geon O : Astaga. Ini seru.
Jung Woo : Kita sampai.
Geon O : Kita sudah sampai? Ini sangat luar biasa!
Jung Woo : Dimana Min Soo?
Mereka menoleh ke belakang. Min Soo ketinggalan di belakang.
Byeong Moo menyuruh Min Soo bergegas.
Mereka kemudian berkemah di tepi pantai.
Byeong Moo pun bilang kalau sejujurnya ini jauh lebih mudah tanpa Su O ikut mereka.
Byeong Moo : Jika dia ikut dengan kita, kita tidak akan berhasil sampai di sini.
Geon O langsung merengut mendengarnya.
Jung Woo yang mendengar itu, menyela mereka dan mendekati Geon O.
Jung Woo : Kenapa kalian kejam sekali?
Min Soo : Hei, berhenti bicara omong kosong. Kapan mienya siap?
Byeong Moo : Airnya baru saja mulai mendidih.
Geon O pun beranjak mendekati laut.
Min Soo memarahi Byeong Moo.
Min Soo : Mengapa kau berkata seperti itu?
Jung Woo : Su O teman kita juga. Kita harus menjaganya.
Jung Woo : Ya, terima kasih, atas kata-kata yang bijaksana.
Min Soo : Kami akan berhati-hati, Jung Woo.
Jung Woo menoleh menatap Geon O.
Byeong Moo gak merasa bersalah sama sekali sudah menyakiti hati Geon O.
Byeong Moo : Berapa banyak mie yang harus kita masak? Dua belas?
Jung Woo menepuk bahu Min Soo dan pergi mendekati Geon O.
Jung Woo : Geon O-ya.
Geon O : Jung Woo-ya, kami bertahan karena dirimu. Ketika Su O disakiti oleh orang lain karena dia bertingkah aneh atau saat dia dipukuli oleh orang asing, setiap kali aku menemukan betapa pengecutnya aku ketika hal itu terjadi. Setiap kali terjadi, kau selalu ada di sampingku. Itulah mengapa aku bisa bertahan.
Geon O lantas mengalihkan pembicaraannya. Dia bilang matahari terbenam sungguh mengagumkan.
Lalu dia berterima kasih pada Jung Woo.
Jung Woo pun mengelus pipi Geon O.
Jung Woo : Itu bukan apa-apa.
Flashback end...
Jung Woo lantas berjongkok.
Jung Woo : Ayah, Bo Young-ah, Da Eun-ah, Geon O-ya. Tolong tetap awasi aku dari sana. Bahkan sampai sekarang tolong awasi bagaimana aku menjalani hidupku. Aku mohon awasi aku. Aku merindukanmu dan aku mencintaimu.
TAMAT!!
Akhirnya selesai guys....
Gimana? Puas gak sama endingnya?
Gw sih puas ya... Yg jahat dapat karma. Ada yang meninggoy (Pak Shin dan Hyeong Sik), ada yang di penjara (Byeong Moo, Min Soo, Kepala Hyun, Detektif Kim), ada yang gila (Deok Mi). Semua dapat hukuman masing2..
Jung Woo, ibunya dan Su O pindah ke Seoul. Mereka tinggal bareng. Jung Woo sekolah lagi dan sekampus sama Seol. Ibu Jung Woo buka restoran lagi, dibantuin Su O.
Tapi ya yang disayangkan kasus tewasnya istri Sang Cheol gk dibahas.. Terus sidang Byeong Moo, Min Soo, Kepala Hyun dan Detektif Kim juga gk dibahas. Lah Detektif Kim nya tau2 udah bebas aja...
Padahal gw paling penasaran sih.. Gw ngarep ditunjukkin sidangnya mereka, berapa hukuman yang mereka terima. Terus ditunjukin gimana nasibnya Mucheon Garden dan Bu Kim setelah ditinggal mati suaminya dan anaknya masuk penjara.
Tapi terlepas dari semua itu, gw puas karena Jung Woo dan ibunya hidup bahagia dan nama Jung Woo bersih kembali.
EmoticonEmoticon