Jumat, 20 September 2024

Sinopsis Black Out Episode 7

 All Content From : MBC
Sinopsis Lengkap : Black Out
Episode Sebelumnya : Black Out Episode 6
Episode Selanjutnya : Black Out Episode 8

Sambil sembunyi, Geon O mengintip Su O yang dibully anak-anak sekolah lain. Mereka berusaha mengambil tas dan sepatu Su O. Tak cuma itu, mereka juga meminta dompet Su O. Su O nampak ketakutan.



Jung Woo kebetulan lewat sambil nyemilin ice cream. Melihat Geon O, Jung Woo pun tersenyum dan bergegas mendekati Geon O.

Jung Woo : Apa yang kau lakukan?

Geon O pun langsung menyuruh Jung Woo diam.

Jung Woo melihat apa yang dilihat Geon O. Dia melihat Su O lagi dibully.

Jung Woo : Su O?

Jung Woo pun marah dan melemparkan ice cream nya ke anak2 itu. Anak2 itu berhenti merundung Su O. Mereka menoleh, menatap Jung Woo.

"Siapa kau!"

"Menurutmu, siapa kau?" balas Jung Woo.

Jung Woo lantas berusaha membawa Su O pergi.

Tapi, anak2 itu malah mendesak Jung Woo ke dinding.

"Hei, kau punya baju yang bagus."

"Hei, kau punya uang?"

Jung Woo melawan. Dia mendorong anak itu dan berusaha membawa pergi Su O. Tapi salah satu dari mereka, menarik Jung Woo dan Su O. Jung Woo dan Su O jatuh. Jung Woo pun langsung melindungi Su O saat anak2 itu memukuli mereka.

Geon O yang sedari tadi hanya bersembunyi saja karena takut, akhirnya terpaksa keluar. Dia memanjat punggung salah satu anak2 nakal itu. Jung Woo tertawa melihat Geon O akhirnya berani menyerang anak2 itu.

Jung Woo kemudian berbisik ke Su O.

Jung Woo : Kau tidak apa?

Su O mengangguk.

Sekarang, anak2 itu sudah pergi. Tinggal lah Jung Woo dan si kembar duduk bertiga sambil makan ice cream. Jung Woo yang duduk disamping Su O, membersihkan bahu dan rambut Su O. Su O pun menatap Jung Woo dengan tatapan berbinar.

Setelah itu, Jung Woo dan Geon O saling menatap dan tertawa satu sama lain.

Dan Geon O pun sesumbar. Dia bilang Jung Woo takkan menang tadi kalau bukan karena dia.

Keduanya lalu tertawa.

Narasi Geon O terdengar.

Geon O : Jung Woo-ya, Iini hadiah dariku untukmu. Maaf karena terlambat memberikannya kepadamu.

Senyum Jung Woo seketika menghilang.

Jung Woo mengajak Geon O masuk ke rumahnya. Dia juga membantu Geon O mengangkat koper ke dalam rumah. Jung Woo meletakkan koper di dekat pintu. Geon O melihat-lihat rumah Jung Woo.

Geon O : Sudah lama sekali.

Jung Woo lantas bertanya, apa Geon O banyak minum.

Geon O mengiyakan.

Geon O tiba-tiba mau jatuh. Jung Woo buru2 memegangi Jung Woo.

Jung Woo : Kau baik-baik saja?

Geon O : Ya.

Jung Woo : Akan kuambilkan air.

Jung Woo mau beranjak, mengambil air. Tapi Geon O memegang tangannya.

Geon O lalu menatap Jung Woo dengan wajah menyesal.

Geon O : Jung Woo-ya. Jung Woo.

Jung Woo tersenyum pada Geon O.

Tiba2, Geon O mau jatuh. Jung Woo buru2 memegangi Geon O.

Jung Woo : Geon O.

Jung Woo lantas memasukkan Geon O ke kamarnya.

Setelah membawa Geon O ke kamar, Jung Woo lantas menutup pintu kamar dan berdiri di depan kamar. Jung Woo kemudian mendengar suara rintihan Geon O.

Jung Woo : Kau baik-baik saja?

Geon O tak jawab.

Jung Woo beranjak dan melihat koper Geon O.

Kepala Hyun masuk ke kebun kaca dan melihat bekas galian Geon O. Kepala Hyun mendekat dan memeriksa isi plastik yang dibiarkan Geon O begitu saja.

Kepala Hyun : Apa yang dia cari di sini?

Kepala Hyun yang takut, menghubungi seseorang.

Kepala Hyun : Iya. Aku harus mencari Geon O. Sekarang juga.

Geon O keluar dari kamar. Wajahnya sudah nampak lebih segar dari yang tadi. Jung Woo yang menunggu di depan kamar, tanya, apa Geon O baik-baik saja.

Jung Woo : Kenapa kau minum banyak ketika kau tidak bisa minum alkohol? Akan kuambilkan air.

Namun Geon O malah berlutut dan meminta maaf sambil memegangi tangan Jung Woo.

Geon O juga bilang, harusnya dia datang lebih cepat.

Geon O : Aku terlambat, Jung Woo-ya. Aku sangat menyesal. Aku tidak tahu kau hidup seperti ini.

Jung Woo pun coba bertanya, apa kesalahan yang Geon O buat.

Tapi Geon O terus meminta maaf.

Jung Woo : Geon O-ya, lihat aku. Hyun Geon O.

Barulah Geon O menatap Jung Woo.

Jung Woo : Apa kesalahanmu dan apa yang kau sesali?

Geon O : Jung Woo-ya. Jung Woo. Aku sangat menyesal atas apa yang telah kulakukan, Jung Woo. Itu adalah kesalahan.

Geon O lantas menatap ke arah koper yang dibawanya tadi. Tak lama kemudian, dia menyerahkan koper itu ke Jung Woo.

Pak Shin dan Pak Yang di perjalanan. Keduanya nampak cemas.

Pak Yang : Ini tak mungkin hal yang serius, ''kan?

Pak Shin : Apa kau tidak tahu kalau Koo Tak si bajingan itu menelepon kita? Sesuatu yang buruk telah terjadi. Ayo kita pergi ke rumah Jung Woo dulu. Kita akan tahu ketika kita sampai di sana.

Jung Woo membuka koper itu dan terkejut isinya tas Bo Young. Dia ingat saat terakhir kali melihat Bo Young, Bo Young mengenakan tas itu.

Jung Woo lantas mengeluarkan satu per satu barang2 Bo Young sambil meminta penjelasan pada Geon O, kenapa Geon O bisa memiliki tas Bo Young.

Tapi Geon O terus menangis dan meminta maaf. Dia juga bilang dia terlalu takut.

Hal terakhir yang dikeluarkan Jung Woo dari dalam tas adalah ponsel Bo Young.

Jung Woo sambil menahan emosinya, bertanya, apa Geon O membunuh Bo Young. Jung Woo lantas menatap Geon O dan berharap itu tidak benar.

Jung Woo : Katakan padaku, apa kau membunuh Bo Young?

Geon O : Tidak! Tidak! Bukan seperti itu.

Jung Woo : Apa kau yang membunuh Bo Young? Apa kau....!

Jung Woo lantas mencoba menghidupkan ponsel Bo Young. Tapi ponsel Bo Young tak mau nyala. Jung Woo kemudian lari keluar dari rumahnya dan pergi ke gudang yang ada di depan rumahnya.

Di gudang, Jung Woo mengambil charger. Sambil mengisi daya ponsel Bo Young, Jung Woo coba menyalakan ponsel Bo Young.

Seol dan Hyeong Sik di perjalanan.

Seol :  Aku sedikit terkejut saat kau bilang kau teman Su O. Su O sangat pemalu di sekitar orang asing.

Seol : Aku tidak malu sama sekali, jadi kami menjadi dekat dengan cepat.

Hyeong Sik : Benarkah?

Hyeong Sik lalu mulai mengorek2 informasi tentang Seol.

Hyeong Sik : Kudengar kau mahasiswa kedokteran. Di tahun kedua? Atau ini adalah tahun ketigamu?

Seol : Ini tahun ketiga.

Hyeong Sik : Apa aku mengajukan pertanyaan konyol? Kau pasti sibuk dengan pelatihan klinismu. Jadi, apa yang membawamu datang ke Mucheon?

Seol : Aku sedang bepergian keliling dunia ketika aku memutuskan untuk datang lalu Su O dan warga setempat ramah sehingga aku memutuskan untuk tinggal selama beberapa bulan.

Hyeong Sik : Benarkah? Apa lantai dua Mucheon Garden
itu loteng atau ruang atap? Apa kau nyaman tinggal di sana?

Seol terkejut mendengar pertanyaan Hyeong Sik, apa?

Seol yang gak nyaman, menggeser posisi duduknya ke dekat pintu.

Di belakang, ajudan Young Sil mengikuti mereka.

Seorang wanita tanpa alas kaki, menaiki tangga, sambil menjinjing tasnya dan memegang jaketnya. Ternyata wanita itu Na Kyeom. Di lantai atas, sudah berkumpul banyak orang.

Semua menyapa Na Kyeom.

Na Kyeom dengan ramah bilang senang bisa bertemu mereka semua. Dia juga minta maaf karena tidak mengadakan reuni lebih cepat.

Teman2 Na Kyeom lantas memuji Na Kyeom. Mereka bilang, Na Kyeom seperti seorang dewi.

Kita ke RS Raphael dimana perawat membawa Su O ke ruang kunjungan. Di ruangan kunjungan, sudah menunggu Hyeong Sik dan Seol.

Hyeong Sik : Hei, Su O-ya. Bagaimana kabarmu? Aku membawa temanmu hari ini untuk menemuimu. Aku akan membiarkanmu bicara. Aku akan berada di luar sana.

Hyeong Sik dan perawat keluar.

Seol dan Su O mulai bicara.

Seol : Su O-ya, ini aku, Ha Seol. Apa kau mengenaliku?

Su O : Iya.

Seol : Syukurlah.

Su O : Ha Seol-ah, apa kau menemukan lukisannya?

Seol : Tidak. Aku mencari di rumah kaca dan kamarmu tapi kurasa ada yang mengambilnya.

Seol lalu bertanya dengan hati2 kejadian 11 tahun lalu.

Seol : Jadi, 11 tahun yang lalu apa kau berada di gudang juga?

Di depan pintu, Hyeong Sik memperhatikan mereka sambil mengobrol dengan perawat.

Su O lantas memegang kedua lengan Seol.

Su O : Lukisan! Lukisan itu! Aku harus memberikannya ke Jung Woo. Lukisan itu...

Seol : Su O-ya, ada apa?

Su O : Ha Seol, pastikan untuk memberikan lukisanku kepada Jung Woo, oke? Kau harus memberikannya. Pastikan kau memberikan lukisan itu kepadanya, oke?

Melihat Su O memegang lengan Seol, Hyeong Sik masuk.

Hyeong Sik : Su O-ya, ada apa?

Su O : Lukisan...

Hyeong Sik : Lukisan?

Seol : Itu, Su O bilang dia ingin melukis.

Hyeong Sik pun menyuruh perawat membawakan beberapa cat warna dan kertas.

Hyeong Sik : Tolong tinggalkan kertas gambar di kamarnya dan pastikan aman.

Su O lantas berdiri. Dia memegang lengan Seol lagi dan menatap Seol dengan wajah penuh harap.

Su O kemudian beranjak ke pintu. Hyeong Sik memegang lengan Su O dan berkata dia akan datang lagi mengunjungi Su O.

Su O menepis pegangan Hyeong Sik dan pergi.

Hyeong Sik kemudian menatap Seol.

Seol pun berusaha bersikap biasa saja.  

Kepala Hyun mau pergi. Bersamaan dengan itu, ayah dan ibu Bo Young datang ke rumahnya. Kepala Hyun kaget mereka datang ke rumahnya.

Pak Sim : Kau ada di rumah?

Kepala Hyun : Apa yang membawamu kemari?

Pak Sim : Mengapa tidak menjawab telepon?

Kepala Hyun : Oh, apa kau menelepon? Aku harus pergi ke suatu tempat. Jika tidak mendesak, mari kita bicarakan besok.

Jae Hee : Dia bilang dia harus membahasnya denganmu hari ini. Jika kau sibuk, kami akan pergi.

Pak Sim : Kita tak bisa terburu-buru memakamkan Bo Young seperti ini. Apa kau sudah lupa karena sudah 10 tahun yang lalu? Jangan konyol.

Kepala Hyun : Kita tidak boleh membahasnya di sini. Ayo masuk ke dalam.

Kepala Hyun terpaksa kembali lagi ke rumahnya.

Di gudang, Jung Woo masih menunggu baterai ponsel Bo Young terisi. Tak lama, Jung Woo menyalakan ponsel Bo Young. Begitu nyala, layar ponsel Bo Young menyuruh Jung Woo menyambungkan pengisi daya ke ponsel. Jung Woo terus memeriksa ponsel Bo Young.

Diluar, Pak Shin dan Pak Yang datang. Mereka terkejut dan saling berpandangan setelah melihat pintu gudang terbuka dan lampu di dalam gudang menyala. Keduanya lalu mengendap2 masuk ke rumah Jung Woo.

Di dalam, Pak Sim bilang ke Kepala Hyun kalau mereka tak bisa meng-kremasi Bo Young.

Pak Sim : Aku ingin tetap dekat dan melihatnya setiap hari.

Jae Hee pun marah dan tak setuju dengan pikiran suaminya.

Jae Hee : Tidak, dia seorang anak yang ada di dalam tanah selama lebih dari 10 tahun. Ini saatnya mengirimnya ke tempat yang lebih baik.

Pak Sim pun meminta Jae Hee berhenti bicara.

Jae Hee kesal.

Pak Sim : Aku tidak bisa menggelar pemakaman seperti ini, oke? Aku butuh lebih banyak kompensasi.

Kepala Hyun melihat jamnya.

Dia gelisah.

Geon O yang melihat Pak Yang dan Pak Shin datang, bergegas mengambil tas Bo Young dan lari ke kamar Jung Woo. Geon O mengunci diri di sana. Pak Shin di depan kamar Jung Woo, dia berusaha agar Geon O keluar dari kamar.

Pak Yang menemukan buku Bo Young di lantai. Pak Yang cemas. Dia pun mengambil buku itu dan menunjukkannya ke Pak Shin.

Pak Shin yang takut, berusaha memanggil Geon O.

Jung Woo masih memeriksa ponsel Bo Young.

Di kamar Jung Woo, Geon O yang pintar, menyusun buku2 Bo Young dari dalam tas, ke rak buku Jung Woo. Tak lama kemudian, Pak Shin masuk.

Pak Shin : Hei, Geon O, kau baik-baik saja? Apa yang kau lakukan?

Pak Shin terus mengetuk pintu kamar Jung Woo.

Pak Shin : Hei, Geon O-ya. Buka pintunya. Ini paman.

Jung Woo yang mendengar suara Pak Shin, langsung celingukan menatap seluruh gudangnya. Tak lama kemudian, dia memutuskan menyembunyikan ponsel Jung Woo di atap.

Pak Shin berhasil masuk ke kamar Jung Woo. Geon O terus melindungi tas Bo Young. Pak Shin berusaha merebut tas Bo Young, namun Geon O tak mau menyerahkannya.

Pak Shin : Hei, Geon O, apa yang kau lakukan?

Pak Shin lantas berusaha menyeret Geon O keluar. Geon O berontak. Dia menggigit tangan Pak Shin. Pak Shin yang kesakitan, reflek mendorong Geon O. Geon O pun jatuh dan pingsan setelah kepalanya membentur meja.

Tepat saat itu, Jung Woo datang dan melihat Geon O tergeletak di lantai. Jung Woo marah dan mau beranjak ke Pak Shin. Tapi baru selangkah, Pak Yang memukul kepala Jung Woo dengan pot bunga dari belakang. Jung Woo pun jatuh ke lantai.

Pak Shin : Apa yang kau lakukan?

Pak Yang : Apa yang harus kita lakukan?

Jung Woo berusaha berdiri namun tak bisa.

Dan akhirnya, Jung Woo pingsan.

Pak Shin membawa Geon O keluar.

Pak Yang membawa tas Bo Young serta koper Geon O.

Seol sudah di atas motor kecilnya. Dia di parkiran RS bersama Hyeong Sik. Hyeong Sik bilang, sepertinya sulit untuk mengunjungi Su O untuk beberapa saat.

Hyeong Sik : Aku akan menghubungimu.

Seol mengerti dan bergegas pergi.

Ajudan Young Sil di mobil geleng2 kepala melihat gadis yang didekati Hyeong Sik.

Ajudan : Seorang gadis dengan sepeda. Itu yang pertama.

Pak Shin dan Pak Yang sudah tiba di rumah Kepala Hyun. Pak Shin menggendong Geon O yang masih pingsan turun dari mobil. Pak Yang yang membawa koper Geon O berkata, dia akan memapah Geon O.

Pak Shin menurunkan Geon O dari punggungnya.

Pak Shin kemudian menenangkan Pak Yang. Dia bilang, Pak Yang melakukannya dengan baik dan selama mereka diam, tidak akan terjadi apa-apa.

Keduanya lantas memapah Geon O menuju pintu. Bersamaan dengan itu, Kepala Hyun keluar dari rumah. Kepala Hyun terkejut melihat Geon O pingsan. Dia pun langsung mengambil alih memapah Geon O dari Pak Yang.

Pak Sim dan Jae Hee juga keluar dari rumah. Melihat Geon O dipapah, Pak Sim tanya apa ada yang memukuli Geon O. Pak Shin bilang, Geon O hanya jatuh karena mabuk.

Jae Hee mencium bau alkohol dari mulut Geon O.

Jae Hee : Oh, dia bau alkohol. Kenapa dia minum begitu banyak?

Pak Shin dan Kepala Hyun membawa Geon O masuk.

Pak Yang berjalan melewati Pak Sim dan Jae Hee membawa koper Geon O. Pak Sim melihat koper itu.

Pak Sim : Apa itu? Apa kau mau pergi?

Pak Yang : Oh, bukan apa-apa.

Pak Sim : Apa maksudmu bukan apa-apa? Itu koper.

Pak Yang tak menjawab dan bergegas masuk.

Pak Sim terus menatap ke arah Pak Yang.

Jae Hee pun memanggil Pak Sim dan tanya ada apa.

Pak Sim : Bukan apa-apa. Sepertinya ada yang aneh.

Di mobil, Sang Cheol memikirkan kata2 wali kelas Jung Woo sambil makan.

Wali kelas :  Jung Woo tidak pernah pergi sendiri ke mana pun sendirian. Sama seperti Lima Sekawan. Jung Woo, Byeong Moo, Min Soo, Geon O dan Bo Young. Kadang-kadang mereka memanggil Su O dan berkumpul bersama setiap hari.

Sang Cheol : Setiap hari?

Wali kelas : Ya mereka selalu bersama kecuali saat mereka tidur. Tapi kurasa itu pasti kejutan besar bagi mereka juga. Bahkan sebelum Jung Woo masuk penjara, mereka semua menghilang.

Sang Cheol merasa aneh.

Sang Cheol : Sebelum sidang dimulai, mereka pergi untuk belajar di luar negeri dan mendaftar tentara tanpa rencana. Apa hanya aku yang menganggap ini aneh?

Sang Cheol lantas meneguk minumannya dan terus menggigit kimbap nya.

Tak lama kemudian, dia meraih ponselnya dan menghubungi Jung Woo tapi dia hanya mendengar helaan nafas Jung Woo yang kesakitan.

Sang Cheol : Ko Jung Woo? Halo? Hei, ada yang tidak beres?

Karena Jung Woo tak menjawab, Sang Cheol pun bergegas melajukan mobilnya menuju ke tempat Jung Woo.

Na Gyeom masih di reuni. Seorang temannya tanya, apa yang membuat Na Gyeom penasaran.

Teman yang lain bilang tadi Na Gyeom bilang membutuhkan bantuan mereka.

Na Gyeom : Hari itu apa ada yang melihat Bo Young? Atau, ada orang yang bisa menghubunginya?

Byeong Moo dan Min Soo datang. Mereka menyapa semua teman2 mereka dengan wajah ceria. Byeong Moo kemudian berkata, keberadaan Bo Young lah yang paling ingin dia ketahui.

Min Soo menimpali, kami adalah teman baiknya,
tapi kami bahkan tidak tahu. Bagaimana mereka tahu? Mereka tidak tahu.

Min Soo kemudian tertawa. Tapi tak lama, tawanya hilang.

Byeong Moo : Aku masih mencari cara untuk membantu Jung Woo.

Byeong Moo lalu mengalihkan perhatian dengan mengajak mereka minum.

Na Gyeom pun mengambil gelas wine nya sambil tersenyum.

Sang Cheol melihat paramedis memasukkan Jung Woo ke ambulans. Jung Woo masih belum siuman dengan kepala terluka.

Tak lama, Seol datang dan melihat Jung Woo dibawa pergi ambulans.

Seol : Ada apa dengan Ko Jung Woo? Apa dia terluka?

Sang Cheol : Kau datang tepat waktu. Apa kau bisa membantuku?

Seol : Aku?

Sang Cheol : Iya, apa kau bisa memasukkan Ko Jung Woo ke rumah sakit?

Seol : Oh, baiklah.

Sang Cheol : Dan untuk pembayarannya...

Sang Cheol mengambil kartu kreditnya.

Sang Cheol : ... pakai ini.

Seol membuka tasnya. Sang Cheol mengerti dan memasukkan kartunya ke tas Seol.

Seol : Jadi apa yang terjadi? Apa orang2 yang merusak tempat ini?

Sang Cheol : Kurasa aku harus mencari tahu.

Para fans ingin mengambil foto Na Gyeom, tapi dilarang pelayan.

Na Gyeom berdiri diluar jendela bersama Byeong Mu dan Min Soo.

Tak lama, teman2 mereka pun pada bubar. Semua memuji Na Gyeom. Mereka bilang Na Gyeom hebat dan yang terbaik. Mereka kemudian beranjak pergi.

Byeong Moo : Na Gyeom-ah, aku tahu kau peduli pada Jung Woo tapi kau seorang aktris yang dikenal semua orang. Kau tidak boleh melibatkan dirimu dengan mantan narapidana...

Mendengar itu, Na Gyeom pun menatap kesal Byeong Moo.

Na Gyeom : Apa maksudmu mantan narapidana?

Na Gyeom juga menatap kesal Min Soo.

Byeong Moo dan Min Soo pun diam.

Na Gyeom lantas berkata, menurutnya akan lebih baik jika Jung Woo meninggalkan Mucheon sesegera mungkin. Dia lantas menanyakan pendapat Min Soo dan Byeong Moo soal itu. Mendengar itu, Min Soo dan Byeong Moo bersemangat. Mereka setuju dengan ide Na Gyeom itu.

Min Soo lalu bertanya, apa yang harus dia lakukan agar Jung Woo meninggalkan Mucheol.

Na Gyeom : Kita harus memindahkan ibu Jung Woo ke rumah sakit lain, 'kan?

Byeong Moo : Apa yang harus aku lakukan?

Na Gyeom : Pastikan pemakaman Bo Young terjadi dengan cepat.

Byeong Moo : Ada lagi?

Na Gyeom : Setelah Jung Woo pindah ke Seoul, kau harus memastikan dia lupa tentang tempat ini dengan tidak menghubunginya.

Mendengar itu, Byeong Moo dan Min Soo setuju.

Min Soo : Sebenarnya, untuk apa teman itu? Kita bisa melakukannya.

Byeong Moo : Kami akan melakukannya.

Dengan kaki dilapisi sarung pelindung, Sang Cheol pun memasuki rumah Jung Woo. Dia melihat pot bunga yang pecah di lantai.

Sang Cheol : Bagaimana jika dia meninggal di tempat ini? Ini sudah berapa kali?

Sang Cheol lantas memotret pasir dari pot bunga yang berserakan di lantai.

Kepala Hyun menyelimuti Geon O yang masih belum siuman.

Saat hendak keluar dari kamar Geon O, Kepala Hyun melihat botol miras di atas meja Geon O. Kepala Hyun nampak menghela nafas sejenak.

Diluar, Pak Shin dan Pak Yang sudah menunggu.

Pak Yang pun berdiri begitu Kepala Hyun keluar.

Kepala Hyun duduk bersama mereka.

Pak Shin kesal, bajingan itu tidak belajar apa-apa selain hal-hal buruk di luar negeri. Astaga.

Mendengar itu, Kepala Hyun menatap Pak Shin dengan tatapan sengit.

Pak Shin sewot ditatap begitu.

Pak Shin : Apa? Hei, Geon O terluka karena ia terjatuh saat mencoba melarikan diri. Jangan beri aku tatapan seperti itu.

Pak Yang : Kami akan ada dalam masalah serius jika kita terlambat satu menit saja.

Pak Shin lantas melemparkan tas Bo Young ke depan Kepala Hyun.

Pak Shin : Apakah kau tahu apa ini?

Kepala Hyun melihat isinya. Dia menemukan buku dengan nama Bo Young di dalamnya.

Pak Yang : Geon O pasti membawanya ke Jung Woo.

Pak Shin : Beruntung kami melihatnya terlebih dahulu. Bagaimana jika Jung Woo melihatnya lebih dulu?

Kepala Hyun : Kalian berdua, pulanglah. Aku akan mengurusnya.

Pak Shin : Apa? Mengurusnya? Bagaimana tepatnya kau mengurusnya, ya? Kita juga harus tahu. Hei, kapan kau akan mengirim Geon O kembali ke Amerika?

Pak Yang : Dia mengatakan dia akan mengurusnya. Ayo kita pergi saja.

Pak Shin : Hei, biarkan aku sebentar. Aku tidak bisa terus hidup seperti ini, gelisah sepanjang waktu. Apa yang akan kau lakukan? Apa kita akan terus membiarkan dia muncul?

Kesal, Kepala Hyun membanting buku Bo Young ke atas meja.

Pak Yang dan Pak Shin kaget.

Kepala Hyun menatap tajam Pak Shin.

Kepala Hyun : Kalian melewati batas lagi, ya?

Pak Shin : Apa?

Kepala Hyun lantas berdiri dan meninggikan suaranya sambil menatap Pak Shin.

Kepala Hyun : Setelah melakukan itu pada putraku kau meninggikan suaramu padaku?

Pak Shin juga marah, apa? Yang benar saja. Sudah kubilang itu bukan kami. Ini membuatku sangat marah! Apa kau tidak punya
rasa hormat, bajingan?

Kepala Hyun : Rasa hormat? Siapa yang harus menunjukkan menghormati siapa di sini?

Pak Yang coba melerai mereka berdua.

Pak Yang : Hyun Koo Tak.

Pak Yang lantas mengajak Pak Shin pergi.

Pak Yang : Ayo kita hentikan saja dan pergi. Koo Tak bilang dia akan mengurus semuanya. Ayo pergi sekarang. Kita pergi, oke?

Pak Yang dan Pak Shin pergi.

Kepala Hyun menatap buku Bo Young lagi.

Dia pun makin pusing.

Jung Woo masih belum siuman. Dokter pun menjelaskan ke Seol bahwa mereka sudah mengobati luka Jung Woo tapi sepertinya Jung Woo belum makan apa-apa dan Jung Woo cukup lelah.

Dokter : Intinya, dia kekurangan nutrisi. Kau harus merawatnya dengan baik.

Dokter pun pergi.

Seol terdiam menatap wajah Jung Woo.

Sang Cheol berdiri di halaman rumah Jung Woo sekarang, ditemani cahaya senter dari ponselnya.

Sang Cheol : Siapa yang kau temui, Ko Jung Woo? Apa yang terjadi denganmu?

Sang Cheol lantas melihat ke arah gudang yang pintunya terbuka.

Sontak lah Sang Cheol langsung pergi ke sana.

Sang Cheol masuk dan menemukan pengisi daya yang masih terpasang di colokan.

Sang Cheol : Apa ini? Ini adalah pengisi daya yang sudah lama.

Sang Cheol lantas mulai mencari ponsel yang cocok dengan pengisi daya.

Hari sudah pagi. Namun Sang Cheol tak bisa menemukan ponsel yang dicarinya.

Sang Cheol yang lagi duduk, tak sengaja menatap ke langit2 gudang.

Sang Cheol curiga dan bergegas memeriksa langit2 dan di sana dia menemukan ponsel Bo Young.

Geon O buru2 menuruni tangga dan melihat ayahnya duduk di sofa sendirian. Di meja di depan ayahnya, dia melihat tas Bo Young di dalam koper yang terbuka. Sontak lah Geon O langsung mendekati ayahnya. Geon O bilang dia harus berikan tas itu ke Jung Woo.

Kepala Hyun tak setuju, berikan apa? Apa? Apa yang salah denganmu? Kenapa kau melakukan ini?

Geon O : Ayah. Ayah tolong, kumohon, aku mohon padamu. Apakah ayah tahu betapa sulitnya bagiku? Apakah ayah tahu
betapa aku menderita karena Jung Woo masuk penjara bukannya aku? Aku mohon padamu, Ayah.

Kepala Hyun : Geon O-ya. Lihat aku.

Geon O menatap sang ayah.

Kepala Hyun : Jung Woo baik-baik saja, oke? Jung Woo sudah keluar. Itu semua sudah berlalu, oke? Tidak apa-apa. Dia akan hidup dengan baik mulai sekarang. Jung Woo baik-baik saja. Mengerti?

Geon O : Ayah. Apa Jung Woo terlihat baik-baik saja bagimu? Bagiku, Jung Woo yang dulu sudah tiada.

Kepala Hyun terdiam mendengarnya.

Geon O lantas bilang dia mau menyerahkan diri.

Kepala Hyun : Menyerahkan diri? Apa menurutmu hal-hal ini
akan dihitung sebagai bukti?

Mendengar itu, Geon O makin kecewa pada ayahnya.

Kepala Hyun lantas meminta Geon O jujur. Dia tanya, apalagi yang tidak dia ketahui.

Namun Geon O tak mau bicara dan berkeras ingin menyerahkan diri.

Sang Cheol tengah mendengarkan rekaman suara Jae Hee di ponsel Bo Young.

Jae Hee : Bo Young-ah, dimana kau? Kenapa kau tidak menjawab teleponmu? Sudah larut malam. Dimana kau? Aku akan menjelaskan semuanya jadi tolong angkat. Pulanglah dan bicaralah padaku, Bo Young-ah.

Kepala Hyun menyeret Geon O ke lantai atas.

Geon O memohon, dia bilang dia akan menyerahkan diri.

Geon O : Jung Woo tidak melakukan kesalahan, ayah! Akulah yang membunuh Bo Young!

Kepala Hyun memasukkan Geon O ke gudang.

Kepala Hyun : Kau tidak membunuh siapa pun! Itu adalah kecelakaan! Berapa kali harus kukatakan itu adalah kecelakaan! Bagaimana cara kau menyerahkan diri? Apa yang akan kau akui? Geon O, katakan padaku. Katakan padaku sekarang apa itu aku tidak tahu.

Geon O : Ayah, jangan lakukan ini. Aku mohon.

Kepala Hyun : Kau ingat ketika kau masih kecil, bukan? Kau harus menjaga sikap. Kau tidak bisa keluar sampai kau menjaga sikap.

Kepala Hyun lantas mengunci Geon O di gudang.

Sang Cheol masih memeriksa ponsel Bo Young. Tak lama, dia menemukan video Bo Young yang lagi bersama Byeong Moo, Min Soo dan Geon O di gudang Jung Woo.

Saat itu, Bo Young yang mengambil video.

Bo Young : Halo, kenapa tidak ada yang bereaksi?

Bo Young lalu mengarahkan kameranya ke Byeong Moo dan Min Soo.

Kita diperlihatkan flashback...

Byeong Moo dan Min Soo lantas melambaikan tangan mereka ke kamera Bo Young.

Bo Young : Ini sebuah video. Hari ini kami minum sendiri.

Bo Young kemudian mengarahkan video ke Byeong Moo.

Bo Young : Hei, Geon O-ya.

Byeong Moo : Hei, aku Byeong Moo. Apa kau mabuk?

Mereka semua tertawa.

Bo Young : Yang Byeong Moo-ssi, untuk apa kau hidup?

Byeong Moo malah melemparkan pertanyaan yang sama ke Min Soo.

Bo Young mengarahkan kamera ke Min Soo.

Min Soo : Aku tidak bisa hidup seperti ini.

Byeong Moo : Kenapa?

Min Soo : Aku gagal dalam Ujian Nasional.

Yang lain tertawa.

Byeong Moo kemudian bilang kalau Min Soo bisa mengulang ujian.

Byeong Moo : Itu bukan alasan untuk tidak hidup. Jadi hari ini, aku keluar dari sekolah.

Bo Young : Hei, begitu juga dengan mimpimu untuk mengulang ujian?

Min Soo : Tidak. Mimpiku adalah menjadi perawat terbaik di negeri ini. Perawat laki-laki.

Mendengar itu, Bo Young dan Byeong Moo meledek Min Soo.

Bo Young : Apa-apaan ini? Aku benci itu.

Min Soo : Lalu apa impianmu?

Byeong Moo : Aku? Aku...

Bo Young mengarahkan kameranya ke Byeong Moo.

Byeong Moo : ...oh, aku akan menjadi polisi yang sangat sukses seperti ayahnya Geon O. Hei, dalam 10 tahun, panggil aku Detektif Yang.

Bo Young lalu mengarahkan kamera ke Geon O.

Bo Young : Hei, Geon O. Apa mimpimu?

Geon O : Aku tidak punya mimpi. Mimpi aku bukanlah sebuah mimpi.

Bo Young : Ya ampun, kau sangat menyebalkan.

Min Soo merebut ponsel Bo Young, lalu dia mengarahkan kamera ponsel Bo Young ke Bo Young dan tanya apa mimpi Bo Young.

Bo Young dengan wajah manis berkata, menikah! Aku akan bertemu dengan suami yang hebat, memilik anak perempuan yang cantik yang mirip denganku dan pindah jauh, jauh sekali dari sini.

Byeong Moo mendadak diam setelah mendengar mimpi Bo Young. Dia lalu pura2 sibuk nuangin miras ke cangkirnya tapi mirasnya habis.

Geon O : Aku akan pergi mengambil barang yang sangat mahal dari rumah.

Geon O mulai beranjak.

Namun Bo Young memanggilnya.

Geon O menoleh, menatap Bo Young.

Bo Young mengarahkan kameranya ke Geon O.

Bo Young : Tolong ambil yang paling mahal di rumahmu.

Geon O : Oke. Aku akan membawakan alkohol yang paling mahal.

Geon O lantas tersenyum menatap Bo Young.

Tapi tak lama, senyumnya hilang dan dia menatap Bo Young dengan tatapan tajam, kayak menatap mangsanya.

Geon O yang teringat itu, terlihat panic dan ketakutan.

Lalu dia ingat senyum Bo Young saat menatap ke layar ponsel.

Bo Young : Ini menarik.

Geon O lantas teriak2 memanggil-manggil ayahnya.

Kepala Hyun sendiri beranjak menuju mobilnya.

Dan dia pun pergi.

Jung Woo terdiam melihat pot bunga yang pecah di lantainya. Tak lama kemudian, dia beranjak ke kamarnya dan melihat Sang Cheol duduk di atas kasurnya.

Jung Woo lantas mendekat ke meja, mau mengambil ponsel Bo Young. Namun Sang Cheol mengambil ponsel Bo Young duluan.

Jung Woo kesal dan meminta Sang Cheol mengembalikan ponsel Bo Young padanya.

Namun Sang Cheol menolak.

Sang Cheol : Di mana kau menemukan ini? Siapa yang memberikannya padamu?

Jung Woo berusaha merebut ponsel itu tapi Sang Cheol tetap tidak mau memberikannya.

Sang Cheol : Kau sudah melihat videonya, kan? Pelaku yang sangat ingin kau temukan, apa kau terkejut karena mereka temanmu?

Sang Cheol kemudian marah dan mendudukkan Jung Woo di kasur.

Sang Cheol : Kau takut? Apa kau takut? Takut temanmu mengkhianatimu dan menjebakmu?

Jung Woo yang tak bisa menerima kenyataan soal teman2nya, meminta Sang Cheol berhenti bicara omong kosong.

Jung Woo : Aku telah menghabiskan seluruh hidupku bersama mereka. Semua itu berkat mereka. Terima kasih untuk kenangannya, aku bertahan di penjara neraka itu selama 10 tahun. Jadi aku akan mengurus ini mulai sekarang, jadi kau urus saja urusanmu sendiri.

Sang Cheol : Begitu rupanya. Jadi itu mengapa selama 10 tahun tidak ada satu pun teman yang datang menjengukmu. Dan ke mana kau akan pergi setelah ini? Tentunya kau tidak akan pergi
ke kepala polisi, bukan?

Jung Woo yang menolak kenyataan, menyuruh Sang Cheol keluar dari kamarnya. Sang Cheol masih berusaha menyadarkan Jung Woo.

Sang Cheol : Anaknya akan menjadi tersangka. Apa kau berpikir kepala polisi akan memihakmu?

Jung Woo yang tak tahan dengan perkataan Sang Cheol, mengusir Sang Cheol keluar. Sang Cheol keluar. Jung Woo pun menutup pintu kamarnya dan coba untuk berpikir.

Tiba2, Jung Woo tak sengaja melihat ada yang mengganjal di dalam salah satu buku Bo Young yang ditarok Geon O di rak. Jung Woo pun bergegas memeriksanya. Dia membuka buku itu dan terdiam melihat apa yang ada di dalam buku.

Jung Woo pun lantas keluar dan menunjukkan buku itu ke Sang Cheol.

Sang Cheol melihat ada yang mengganjal dari dalam buku. Dia pun membuka buku Bo Young. Isinya celana dalam Bo Young.

Sang Cheol ingat kata2 petufas forensik kalau dari barang2 Bo Young, hanya celana dalam Bo Young yang hilang.

Sang Cheol : Siapa yang memberikannya kepadamu?

Jung Woo : Geon O. Menurutku Geon O menyimpannya selama 10 tahun ini.

Tiba2, mereka dikejutkan dengan suara Kepala Hyun yang memanggil2 Jung Woo.

Sang Cheol pun berusaha mengingatkan Jung Woo.

Sang Cheol : Jika kau pergi dan memberi tahu kepala tentang semuanya sekarang, kasusmu tidak akan pernah dibuka kembali. Apa yang akan kau lakukan?

Jung Woo terdiam menatap Sang Cheol.

Kepala Hyun hendak pergi. Tapi dia balik lagi karena Jung Woo membuka pintu. Jung Woo keluar bersama Sang Cheol. Kepala Hyun menatap Sang Cheol.

Kepala Hyun : Apa yang kau lakukan di sini?

Sang Cheol : Oh, baiklah, bajingan ini, maksudku, seseorang
masuk ke rumah Ko Jung Woo.

Kepala Hyun menatap Jung Woo.

Kepala Hyun : Seseorang masuk ke rumahmu? Seharusnya kau segera meneleponku. Apakah ada yang hilang?

Jung Woo : Tidak.

Kepala Hyun : Apa kau melihat wajah mereka?

Jung Woo : Aku tidak melihatnya.

Sang Cheol pun menjelaskan, kalau kepala Jung Woo dipukul dengan panci dan pelakunya melarikan diri.

Sang Cheol : Tapi tidak ada CCTV di sini. Jadi aku pikir akan sulit untuk menangkap pelakunya. Aku akan mengurus ini dengan tenang dan melaporkannya kepadamu secara pribadi.

Kepala Hyun : Baiklah. Kau tidak masalah dengan itu, 'kan?

Jung Woo : Ya.

Kepala Hyun : Sampai jumpa di kantor.

Sang Cheol : Ya, Pak.

Kepala Hyun lantas beranjak pergi.

Min Soo tertidur di lantai. Byeong Moo di sofa. Di atas meja, penuh dengan beberapa botol miras dan juga bungkus camilan. Byeong Moo terbangun lantaran bunyi ponselnya.

Byeong Moo : Kenapa? Apa yang terjadi? Apa yang mereka temukan?

Sontak lah, Byeong Moo yang tadinya menjawab telepon dengan mata setengah terpejam, langsung melek dan duduk.

Byeong Moo : Sebuah tas? Buku? Tempat pensil? Itu saja? Tidak apa-apa. Jangan khawatir, oke?

Byeong Moo lantas menutup teleponnya dan menghela nafas kesal.

Kemudian dia menemukan secarik pesan dari Na Gyeom.

Na Gyeom : Aku pergi dulu. Tepati janjimu.

Byeong Moo mendengus kesal, sialan.

Byeong Moo lantas membangukan Min Soo. Min Soo yang masih mengantuk, tanya apa itu. Byeong Moo ngasih tahu Min Soo kalau mereka menemukan tas Bo Young. Mendengar itu, Min Soo terkejut dan panic.

Min Soo : Apa yang kita lakukan? Bukankah ini akan menjadi masalah?

Byeong Moo : Masalah apa? Apa kita melakukan kesalahan?

Min Soo : Mereka menemukan tas Bo Young 'kan?

Byeong Moo : Itu bukan bukti, bodoh. Tidak ada bukti. Ingat, kita tidak tahu apa-apa. Mengerti?

Byeong Moo lantas menerima pesan dari Jung Woo. Byeong Moo pun menunjukkan pesan itu ke Min Soo.

Jung Woo : Seseorang masuk ke rumahku.

Min Soo : Apa yang akan kau lakukan?

Byeong Moo : Mari kita lihat.

Min Soo : Kau bilang kita pura-pura tidak tahu. Aku tidak mau pergi.

Byeong Moo : Kita perlu memastikannya dengan mata kepala sendiri. Bersikaplah alami. Bersikaplah alami, mengerti? Lagipula tidak ada yang akan menolong Ko Jung Woo.

Pak Shin menyebut Geon O tidak waras ke Pak Yang.

Pak Shin : Mungkin dia kehilangan akal sehatnya seperti Su O.
seperti Su O.

Pak Yang : Mana mungkin. Mungkin hanya karena dia sudah lama berada di luar negeri.

Pak Shin : Apa tinggal di luar negeri dalam waktu yang lama, apa artinya bisa bertindak seperti psikopat? Geon O tidak takut pada orang yang tua karena kami sangat baik padanya. Bagaimana jika dia menimbulkan masalah?

Pak Yang : Koo Tak akan mengurusnya. Kita tunggu saja.

Pak Shin : Kenapa kau selalu memihak Koo Tak? Apa kita itu anak buahnya?

Bu Kim yang juga ada di sana, hanya diam saja mendengar pembicaraan mereka.

Lalu Seol datang.

Bu Kim : Sudah kubilang untuk pindah.

Seol : Jika yang menyuruhmu adalah kepala polisi, aku akan bicara dengannya secara langsung.

Bu Kim berdiri dan mendekati Seol.

Bu Kim : Astaga, kenapa kau menjadi seperti ini? Jika kepala polisi mengatakan tidak, maka itu berarti tidak.

Pak Yang : Kurasa kau harus pindah.

Pak Shin : Hei, apa Koo Tak yang punya tempat ini atau semacamnya? Akulah bos di sini.

Seol : Ya, tentu saja. Kau satu-satunya bos di sini. Jadi, tidak bisakah kau biarkan aku tidak, hanya sampai bulan depan? Aku ragu kau akan segera menemukan penghuni lain.

Pak Yang : Ha Seol-ah, kenapa kau tidak kembali saja ke Seoul. Kau mau aku memberikan uang untuk bensin?

Pak Shin : Tidak. Tidak. Tidak. Kau bisa tinggal di sini selama yang kau suka, oke? Dan pergi ketika kau ingin pergi.

Seol : Terima kasih.

Seol beranjak pergi.

Bu Kim pun tanya, apa mereka boleh melakukan itu.

Pak Shin : Kenapa tidak? Aku pemilik Mucheon Garden!

Pak Shin lantas menatap Pak Yang dengan tatapan sewot.

Young Sil yang baru aja selesai rapat, menerima pesan dan kiriman foto dari ajudannya.

Ajudan : Ini informasi untuk agenda hari ini. Semua agenda hari ini sudah selesai. Ada acara jam 10 pagi besok.

Young Sil lalu melihat foto2 yang dikirimkan ajudannya. Itu foto2 Hyeong Sik dan Seol di mobil.

Young Sil tertawa kesal melihat foto mereka.

Hyeong Sik sendiri lagi kedatangan tamu, Na Gyeom. Dia bilang, sungguh suatu kehormatan mengetahui bahwa Na Gyeom berasal dari Mucheon.

Na Gyeom : Kau pasti tidak mengingatku. Aku melakukan pekerjaan sukarela di sini ketika aku masih di kelas 12.

Kita diperlihatkan flashback saat Jung Woo dan yang lain tengah bekerja sebagai sukarelawan di RS. Tiba-tiba, Hyeong Sik datang menyapa.

Hyeong Sik : Kalian semua pasti sibuk dengan pelajaran tetapi kalian datang untuk menjadi sukarelawan. Makanlah es krim terlebih dahulu.

Hyeong Sik membawakan es krim untuk mereka.

Da Eun menatap Hyeong Sik dengan wajah genit.

Kemudian, Da Eun yang membawa ember, dengan sengaja menabrak Hyeong Sik di depan IGD. Dan Na Gyeom memergoki mereka.

Flashback end...

Hyeong Sik : Aneh sekali aku tidak mengenali wanita yang begitu cantik. Sepertinya kau tampak familiar.

Na Gyeom : Kau tidak berubah sama sekali, Direktur. Masih tetap berwibawa dan humoris seperti biasanya.

Hyeong Sik : Aku anggap itu sebagai pujian. Jadi apa yang membawamu ke sini?

Na Gyeom : Kau kenal Ko Jung Woo, kan?

Hyeong Sik : Ko Jung Woo? Apa dia pasien di sini?

Na Gyeom : Tidak. Ibu Jung Woo ada di ruang VIP di sini.

Hyeong Sik : Oh, benar. Ibu dari teman Perawat Shin.

Na Gyeom : Iya. Aku ingin memindahkannya ke rumah sakit di Seoul.

Tiba2, Young Sil masuk. Young Sil memanggil Hyeong Sik dengan nada ceria.

Young Sil : Direktur!

Hyeong Sik berdiri menyambut Young Sil, oh, yeobo.

Young Sil melihat Na Gyeom.

Young Sil : Aku tidak tahu kalau kau ada tamu.

Na Gyeom pun langsung menyapa Young Sil.

Na Gyeom : Halo, Anggota Dewan! Senang bertemu denganmu. Aku penggemarmu.

Young Sil : Oh, begitu rupanya.

Byeong Moo sebagai polisi sibuk memeriksa rumah Jung Woo. Dan Min Soo sibuk mengkhawatirkan Jung Woo.

Min Soo : Kau bahkan pergi ke UGD? Hei, biar kulihat lukamu.

Tapi kemudian Min Soo meralat ucapannya.

Min Soo : Tidak, ini saatnya membersihkan lukamu. Aku akan melakukannya untukmu.

Jung Woo : Tidak apa-apa, Min Soo-ya.

Min Soo : Jung Woo-ya, kau bisa membersihkannya sekarang.

Byeong Moo yang sudah selesai memeriksa rumah Jung Woo, lantas mendekati mereka berdua.

Byeong Moo : Aku selesai.

Jung Woo : Byeong Moo-ya, kau bisa membantuku, 'kan?

Byeong Moo : Tentu saja, aku seorang polisi. Percaya padaku.

Min Soo : Ya, percayalah pada Byeong Moo.

Byeong Moo : Jung Woo-ya, kami datang ke sini karena ada
sesuatu yang ingin kami katakan.

Min Soo : Kami ingin bicara secara langsung. Itulah mengapa kami ada di sini.

Raut wajah Jung Woo nampak kecewa.

Kamera lalu menyorot ponsel Jung Woo di rak.

Di mobilnya, Sang Cheol tengah mendengarkan percakapan Byeong Moo, Min Soo dan Jung Woo.

Rupanya diam2, Jung Woo sudah menghubungi ponsel Sang Cheol dan menyalakan pengeras suara agar Sang Cheol bisa mendengar apa yang mau dikatakan Byeong Moo dan Min Soo.

Byeong Moo : Kita baru berusia 30 tahun. Kau pintar dan cerdas jadi kau bisa belajar dan kuliah di universitas. Kau juga bisa belajar di luar negeri. Kita akan membantumu.

Jung Woo : Apa aku bisa meninggalkan tempat ini dengan tenang?

Min Soo : Hei, itu semua terserah padamu. Aku masih iri padamu. Na Kyeom sangat peduli padamu.

Byeong Moo : Bawa ibumu dan pergi ke Seoul dengan Na Kyeom. Setelah kau pindah rumah sakit, ibumu akan bangun tepat waktu.

Selagi Byeong Moo bicara, Min Soo meneguk jus nya sambil menatap Jung Woo dengan tatapan benci.

Byeong Moo : Jadi, lakukanlah untuk dirimu dan untuk ibumu. Pergilah ke Seoul dengan Na Kyeom.

Min Soo : Aku sangat setuju dengan hal itu.

Jung Woo : Tapi, Bo Young dan Da Eun. Apa yang akan mereka katakan ketika mereka melihat kita dari atas?

Tangis Jung Woo tampak mengalir.

Jung Woo : Mereka akan membenciku, 'kan?

Byeong Moo : Hei, jangan berpikir seperti itu. Kau sudah membayar kesalahanmu. Benar, 'kan?

Mendengar perkataan Byeong Moo, hati Jung Woo makin sakit.

Min Soo : Itu semua sudah berlalu. Kenapa terus mengungkitnya, Jung Woo? Tidak apa-apa jika kau melepaskannya sekarang. Lupakan saja.

Jus Min Soo sudah habis.

Tapi Byeong Moo tak menyentuh jusnya.

Ponsel Byeong Moo lantas berdering.

Byeong Moo : Ya, Pak. Bukan berarti aku tidak pergi bekerja.
Aku bekerja di luar kantor. Ya. Aku akan segera kembali.

Min Soo dengan wajah ceria, memuji Byeong Moo.

Min Soo : Kurasa kantor itu, tidak dapat beroperasi tanpamu.

Byeong Moo : Tentu saja.

Byeong Moo lantas pamit pada Jung Woo. Dia bilang dia harus pergi.

Min Soo juga pamit.

Byeong Moo kemudian berdiri dan meminta Jung Woo mempertimbangkan saran mereka untuk keluar dari Seoul. Jung Woo mengangguk.

Byeong Moo dan Min Soo kemudian beranjak ke pintu. Jung Woo memberitahu bahwa dia bertemu Geon O. Sontak kedua teman Jung Woo yang tidak tahu malu itu, tegang.

Jung Woo : Apa kau tahu apa yang Geon O lakukan hari ini?

Byeong Moo : Ya, kami belum berhubungan dengannya.

Min Soo : Setelah kami masuk wajib militer, dia pergi ke luar negeri untuk belajar. Kami hilang kontak. Aku bahkan tidak tahu kabarnya.

Byeong Moo mengangguk, ya.

Min Soo yang tidak tahan, berkata kalau dia harus pergi. Dia lalu mengajak Byeong Moo pergi.

Jung Woo kecewa berat.

Setelah kedua temannya pergi, Jung Woo meraih ponselnya dan bicara dengan Sang Cheol.

Jung Woo : Mereka pergi.

Sang Cheol lantas memasukkan gelas bekas minum Min Soo ke kantong barbuk. Dia juga mengambil sampel air liur Jung Woo dan sehelai kain yang menutupi kloset Jung Woo.

Sang Cheol lantas duduk dan menatap Jung Woo. Jung Woo diam saja. Sang Cheol kemudian bilang, Byeong Moo biar dia yang urus.

Di mobilnya, Sang Cheol menghubungi seseorang.

Sang Cheol : Ya, ini mendesak. Aku akan melakukannya sendiri. Baiklah. Sampai jumpa.

Setelah itu, Sang Cheol menghubungi Byeong Moo.

Sang Cheol : Byeong Moo, ayo kita cari sup pengar. Perutku sangat sakit. Baiklah.

Young Sil suka dengan idenya Na Kyeom.

Young Sil : Kedengarannya bagus! Duta Relasi Publik Mucheon! Aku tidak tahu kau akan menyetujuinya dengan sukarela. Aku berharap dapat bekerja sama denganmu.

Na Kyeom : Anggota Dewan, silakan bicara dengan nyaman. Ini adalah suatu kehormatan bagiku untuk bertemu denganmu seperti ini.

Young Sil : Aku akan bicara dengan santai ketika bertemu lagi.

Na Kyeom lantas pamit.

Tapi sebelum pergi, dia meminta Hyeong Sik untuk menjaga Bu Jung.

Hyeong Sik : Tentu saja. Aku akan menjaganya.

Na Kyeom pergi.

Dan Young Sil tanya, Jung Woo? Young Sil bilang dia pernah mendengar nama itu sebelumnya.

Hyeong Sik : Ko Jung Woo.

Young Sil : Ko Jung Woo dari 10 tahun yang lalu?

Hyeong Sik : Dia baru saja dibebaskan dari penjara dan ibunya mengalami luka-luka.

Hyeong Sik lantas bertanya apa yang harus mereka makan untuk makan malam.

Seol di depan pintu kediaman Kepala Hyun. Dia menunggu pintu dibuka. Tak lama, Jung Woo datang. Jung Woo tanya, apa Seol melihat Geon O. Seol bilang dia baru datang.

Seol : Tapi apakah kau sudah dipulangkan? Dokter mengatakan kau perlu makan dengan baik dan banyak tidur.

Jung Woo mengangguk.

Jung Woo lalu memasukkan sandi pintu Kepala Hyun.

Seol kaget Jung Woo tahu sandi pintunya.

Seol : Mereka pasti sangat dekat.

Geon O sendiri masih di gudang. Dia nampak ketakutan.

Byeong Moo tengah mengelap mulutnya dengan selembar tisu. Sang Cheol terus menatapnya. Det. Yoo tanya, apa Byeong Moo beneran teman sekelas Na Kyeom saat di SMA.

Byeong Moo : Iya.

Det. Seo yang tengah bersender di dinding, tanya, apa Na Kyeom secantik sekarang saat di SMA.

Di belakang, Det, Seo, terpajang poster Na Kyeom.

Byeong Moo : Oh, astaga. Dia? Cantik?

Det. Yoo : Aku penggemarnya. Tolong sambungkan panggilan video dengannya satu kali.

Sang Cheol : Berhentilah bersikap konyol! Ya ampun.

Sang Cheol lalu menatap Byeong Moo.

Sang Cheol : Kau sudah selesai, 'kan?

Byeong Moo : Ya.

Sang Cheol : Ayo bayar.

Sang Cheol dan yang lain lalu beranjak meninggalkan meja.

Jung Woo dan Seol naik ke lantai atas kediaman Kepala Hyun.

Seol : Aku di sini karena Su O. Aku akan menghubungimu setelah aku menemukannya.

Jung Woo memeriksa kamar. Tapi Seol tiba2 mendengar suara.

Seol memanggil Jung Woo.

Seol : Hei, Ko Jung Woo. Apa kau tidak mendengar
sesuatu yang aneh?

Jung Woo yang mendengar itu, langsung beranjak ke gudang tempat asal suara, bersama Seol.

Jung Woo coba membuka gudang tapi pintunya dikunci.

Jung Woo : Geon O-ya, apa kau di dalam?

Geon O : Jung Woo-ya.

Jung Woo : Kenapa kau terkunci di sini?

Geon O : Jung Woo-ya.

Jung Woo dan Seol saling berpandangan.

Saat tengah membayar, Sang Cheol pun beralasan ponselnya ketinggalan. Dia lantas kembali ke meja tempat dia dan yang lain makan tadi. Sang Cheol mau mengambil sendok bekas Byeong Moo makan. Tapi Byeong Moo mendadak menghampirinya.

Byeong Moo : Apa yang kau lakukan?

Sang Cheol : Apa? Ponselku.

Sang Cheol menunjukkan ponselnya. Sementara tangannya yang satu, diam2 mengambil sendok bekas Byeong Moo makan tadi.

Sang Cheol lalu mengalihkan perhatian Byeong Moo.

Sang Cheol : Hei, apa Choi Na Kyeom atau Kim Bo Ra lebih populer?

Byeong Moo : Apa?

Sang Cheol : Aku lebih suka Kim Bo Ra. Ayo pergi.

Jung Woo memakai sebuah palu kecil untuk menghancurkan gembok. Setelah gembok hancur, Jung Woo pun langsung membuka pintu dan menemukan Geon O yang dalam kondisi tertekan.

Jung Woo mendekati Geon O.

Seol berdiri di depan pintu, menatap Geon O.

Jung Woo : Geon O-ya, kau baik-baik saja?

Geon O : Jung Woo-ya.

Jung Woo pun menyuruh Seol memanggil ambulans.

Tapi Geon O melarang.

Jung Woo dan Geon O lantas saling bertatapan.

Det. Kim menghadap Kepala Hyun.

Det. Kim : Apa ini mendesak?

Kepala Hyun : Tidak, tidak. Apa pendapatmu tentang Ketua Tim Noh?

Det. Kim : Dia tidak bisa ditebak tapi dia bagus dalam bekerja.

Kepala Hyun : Dia bagus dalam pekerjaannya?

Kepala Hyun lantas mencoba menghasut Det. Kim.

Kepala Hyun : Tapi aku ingin tahu apa menjadi bagus dalam bekerja berarti dia membuka kasus untuk menaikkan namanya sendiri?

Det. Kim : Maaf, apa maksudmu?

Kepala Hyun : Sisa-sisa kerangka yang ditemukan setelah 10 tahun. Ketua Tim Noh adalah dari Unit Kejahatan Utama. Apa menurutmu dia akan membiarkan kasus sebesar itu? Dia harus dipromosikan untuk kembali ke unit lamanya. Maka dia membutuhkan setidaknya sesuatu sebesar ini.

Det. Kim : Tunggu, itu artinya dia tidak akan menyerah
untuk membuka kembali kasus ini! Tetapi bahkan jika membukanya kembali, tidak ada yang bisa dihasilkan darinya.

Kepala Hyun : Bukankah kita yang akan menderita pada akhirnya?

Det. Kim terhasut.

Det. Kim : Kita kekurangan tenaga kerja saat ini. Astaga, anak nakal itu. Aku akan memberitahu Byeong Moo untuk mulai memantaunya. Dan aku akan menghubungimu segera jika terjadi sesuatu.

Byeong Moo berbicara dengan Det. Kim di telepon sambil menatap Sang Cheol yang tengah berjalan dengan Det. Seo dan Det. Yoo.

Sang Cheol : Aku dalam perjalanan pulang setelah makan siang. Oh, oke. Tentu saja. Seperti yang kau perintahkan, Ketua Kim. Aku mengerti. Oke.

Usai menelpon, Byeong Moo pun langsung mendekati Sang Cheol dari belakang. Bersamaan dengan itu, Sang Cheol berbalik. Keduanya sama-sama kaget.

Byeong Moo : Hei, kau membuatku takut!

Sang Cheol : Astaga, kau membuatku takut.

Byeong Moo : Kau berbalik dengan tiba-tiba.

Sang Cheol : Apa yang terjadi? Ya ampun. Aku punya pekerjaan yang harus dilakukan, jadi kalian duluan saja.

Det. Yoo dan Det. Seo masuk duluan.

Byeong Moo kepo. Dia tanya, Sang Cheol mau kemana.

Sang Cheol balik tanya, kenapa.

Byeong Moo : Tidak, aku hanya penasaran. Kapan kau akan kembali?

Sang Cheol merangkul Byeong Moo.

Sang Cheol : Hei, apa kita berpacaran? Ya ampun.

Sang Cheol lantas menyuruh Byeong Moo masuk ke dalam.

Byeong Moo nurut dan beranjak ke dalam. Tapi kemudian dia berbalik lagi menatap Sang Cheol. Keduanya sama2 tertawa satu sama lain. Byeong Moo lantas masuk. Begitu Byeong Moo masuk, tawa Sang Cheol langsung hilang.

Sang Cheol pun langsung pergi.

Byeong Moo mengikuti Sang Cheol.

Sang Cheol terus melajukan mobilnya.

Byeong Moo mengikuti Sang Cheol. Tapi seorang pesepeda tiba2 mem-blok jalannya. Sontak lah Byeong Moo langsung mengerem.

Byeong Moo : Maafkan aku. Aku sedang terburu-buru. Apa kau bisa menyingkir?

Byeong Moo pun kehilangan jejak Sang Cheol.

Byeong Moo yang kehilangan jejak Sang Cheol, curiga kalau Sang Cheol sengaja menghalangiku.

Byeong Moo pun mencari Sang Cheol lewat kamera pengawas di pusat kota.

Mobil Sang Cheol terlihat melaju.

Petugas : Kurasa dia sedang menuju ke Wonju.

Byeong Moo : Wonju? Kenapa Wonju?

Jung Woo tengah menanyai Geon O.

Jung Woo : Kau tahu apa yang terjadi yang terjadi di gudang hari itu. Tolong beritahu aku.

Geon O yang gemetaran, meminta maaf pada Jung Woo.

Jung Woo : Geon O-ya.

Geon O : Maafkan aku.

Jung Woo : Geon O, lihat aku.

Geon O masih gemetaran.

Jung Woo : HYUN GEON O!

Geon O pun tersadar dan menatap Jung Woo.

Jung Woo : Katakan padaku. Aku mohon.

Geon O : Di gudang hari itu, Byeong Moo dan Min Soo...

Byeong Moo masih mengikuti Sang Cheol yang menuju Wonju.

Sang Cheol keluar dari ruangan NFS sambil memegang laporan. Dia berhenti sejenak dan membaca laporan yang dipegangnya. Di laporan itu tertulis, kecocokan DNA 99,9% pada celana dalam.

Omo! Apa ini artinya Byeong Moo dan Min Soo memperkaos Bo Young?

Jung Woo terdiam mendengar cerita Geon O. Geon O lagi2 minta maaf pada Jung Woo. Jung Woo lantas menyuruh Seol menjaga Geon O.

Setelah itu, Jung Woo beranjak keluar dari gudang. Sebelum pergi, dia mengambil palu yang tadi dia pakai untuk menghancurkan gembok.

Sang Cheol masuk ke lift. Bersamaan dengan itu, Byeong Moo keluar dari lift sebelah. Byeong Moo pun melihat lantai yang dituju sebuah lift di sebelahnya. Lalu, dia berlari secepat mungkin sambil berteriak kesal.

Jung Woo ke RS. Seorang perawat menyuruh Jung Woo melakukan pendaftaran terlebih dahulu. Tapi melihat Jung Woo memegang palu, perawat itu terdiam.

Min Soo yang berdiri di pos perawat bersama rekan2 perawatnya, melihat Min Soo.

Min Soo sok ramah pada Jung Woo.

Min Soo : Jung Woo-ya, apa yang kau lakukan disini?

Jung Woo menarik napasnya sejenak, sebelum teriak memanggil nama Min Soo.

Jung Woo : Kenapa kau membunuh Bo Young?

Mendengar itu, pandangan mata para perawat langsung menuju ke Min Soo.

Min Soo : Hei, apa yang kau katakan?

Jung Woo : Kenapa kau bisa membunuh Bo Young? Kenapa kau membunuhnya?

Min Soo yang ketakutan melihat Jung Woo mendekatinya, reflek mundur.

Min Soo : Jung Woo, apa yang kau bicarakan?

Jung Woo : Kenapa kau membunuh Bo Young?

Min Soo : Jung Woo, tolong ampuni aku.

Min Soo pun lari.

Jung Woo mengejar Min Soo.

Byeong Moo terus mengejar Sang Cheol.

Sang Cheol tentu saja tahu kalau dia diikuti Byeong Moo.

Sang Cheol : Dasar bajingan ini.

Min Soo lari ke tangga darurat.

Jung Woo terus mengejar Min Soo.

Byeong Moo masih belum menyerah mengejar Sang Cheol.

Byeong Moo : Sialan. Ini sepertinya aku tidak bisa menabraknya.

Di perempatan, Byeong Moo belok ke arah lain.

Sang Cheol yang melihat itu, bertanya2, apa Byeong Moo menyerah.

Min Soo membuka pintu darurat dan terjatuh ke lantai saking takutnya dengan Jung Woo. Jung Woo keluar dari pintu darurat dan terus mendekati Min Soo. Min Soo reflek mundur.

Min Soo : Jung Woo-ya, aku temanmu. Shin Min Soo!

Min Soo lantas berdiri. Dia mau kabur tapi Jung Woo menariknya dan mendesaknya ke dinding basement parkir.

Jung Woo lalu mengangkat palunya tinggi2.

Sang Cheol ditabrak Byeong Moo saat dia tiba di persimpangan.

Sambil mengancam Min Soo dengan palu, Jung Woo tanya alasan Min Soo membunuh Bo Young.

Min Soo : Aku tidak tahu kau mendengarnya dari siapa, tapi Jung Woo, aku...

Jung Woo lantas menekankan wajah Min Soo dengan palu.

Jung Woo : Aku tahu. Kau bersama Bo Young hari itu di gudang.

Lah Min Soo minta bukti.

Jung Woo : Ponsel Bo Young. Pakaian dalamnya. Aku menemukan semuanya.

Sontak lah Min Soo kaget mendengar itu.

Jung Woo lalu tanya lagi kenapa Min Soo membunuh Bo Young.

Min Soo masih aja gak mau ngaku, tidak! Tidak! Tidak!

Jung Woo pun bertanya sekali lagi sambil mengangkat palunya tinggi2.

Lah Min Soo malah nyalahin Jung Woo.

Min Soo : Ini semua karena kau! Karena kau, semuanya karena kau!

Jung Woo terkejut mendengar jawaban Min Soo.

Bersambung....

Next episode :

Byeong Moo dan Min Soo ditangkap polisi.

Geon O datang ke kantor polisi bersama Jung Woo. Dia ingin menyerahkan diri.

Tapi Geon O yang ditekan ayahnya, berubah pikiran.

Jung Woo ditabrak mobil setelah bertengkar dengan Geon O di tepi jalan.

Na Gyeom memberitahu Pak Sim dan Jae Hee soal Byeong Moo dan Min Soo.

Kepala Hyun menemukan Geon O gantung diri di gudang Jung Woo.


EmoticonEmoticon