Rabu, 28 Agustus 2024

Sinopsis Black Out Episode 3

 All Content From : MBC
Sinopsis Lengkap : Black Out
Episode Sebelumnya : Black Out Episode 2
Episode Selanjutnya : Black Out Episode 4

Byeong Moo mengambil kunci mobil ayah Jung Woo dari dalam laci, lalu memberikannya ke Jung Woo. Mereka ada di gudang. Jung Woo menghela nafas, menatap kunci mobil ayahnya dengan wajah kusut, tapi berikutnya dia tersenyum dan mengajak Byeong Moo pergi.




Jung Woo pun melakukan aksi drifting di tanah lapang. Byeong Moo, Min Soo serta Geon O yang duduk bersama Jung Woo di dalam mobil, tampak menikmati aksi drifting Jung Woo.

Setelah beberapa kali melakukan drifting, Jung Woo pun melajukan mobilnya di jalanan. Byeong Moo meminta Jung Woo menambah kecepatan. Tapi Jung Woo mengajak mereka kembali. Jung Woo bilang mereka kehabisan bensin.


Jung Woo pun memutar balik mobilnya. Dia lantas memanggil Min Soo seraya menoleh ke sampingnya, tapi teman-temannya tidak ada di sana. Jung Woo keheranan.


Tak berapa lama kemudian setelah Byeong Moo, Min Soo dan Geon O menghilang dari mobil, Jung Woo pun mengerem mendadak. Jung Woo terkejut melihat Bo Young muncul di depannya.

Dengan wajah pucat, Bo Young menatap Jung Woo.

Bo Young : Jung Woo-ya.

Jung Woo pun teriak, BO YOUNG-AH!!!

Bersamaan dengan itu, tangisnya mengalir.

Jung Woo mendatangi toko daging tempat sang ibu belanja daging. Dia bermaksud mencari tahu bagaimana ibunya bisa jatuh dari jembatan tapi pemilik toko daging mengusirnya.

Pemilik toko : Jika kau tidak ingin mati, jangan tanya apa pun dan pergilah.

Jung Woo : Biarkan aku tanya beberapa hal...


Pemilik toko mendorong Jung Woo keluar dari tokonya.

Pemilik toko : Beraninya seorang pembunuh berada di sini? Sial.


Pandangan orang2 yang seliweran di depan toko, langsung mengarah ke Jung Woo. Mereka kemudian berbisik-bisik.

"Dia membunuh dua orang. Apa kau ingat kasus pembunuhan itu? Kasus pembunuhan yang belum ada mayat. Dia pembunuhnya."

Jung Woo juga dikatai serangga oleh orang2.

Jung Woo pun langsung pergi sambil menahan rasa malu dan sakitnya.

Sang Cheol dari kejauhan menatap Jung Woo.

Jung Woo lantas ke toko baju, tempat sang ibu membeli kemeja untuknya. Dia menunjukkan bon pembelian kemeja pada pelayan toko.

Pelayan toko ingat.

Pelayan toko : Orang yang berada di jembatan itu tapi siapa kau?

Jung Woo : Aku anaknya.

Pelayan toko : Aku ingat. Dia sangat teliti dalam memilih pakaian. Hampir membutuhkan waktu 30 menit untuk memilih satu baju.

Jung Woo : Apa aku bisa melihat rekaman CCTV dari sekitar sini?

Pelayan toko : Polisi mengambil semua itu.


Dari luar jendela, Sang Cheol menatap Jung Woo.


Jung Woo kembali berjalan, menelusuri area di sekitaran jembatan. Sang Cheol mengikuti Jung Woo. Jung Woo kemudian berhenti berjalan. Sang Cheol langsung mengambil kuda2 untuk sembunyi melihat Jung Woo berhenti berjalan.

Jung Woo kemudian celingukan, menatap ke atas, mencari kamera pengawas. Sang Cheol bersembunyi dibalik tembok tak jauh dari tempat Jung Woo berdiri.


Jung Woo lantas berjalan lagi. Sang Cheol mengikuti Jung Woo lagi. Jung Woo yang akhirnya sadar ada yang mengikutinya, mempercepat langkahnya. Tak lama kemudian, Jung Woo pun berbelok dan memanjat tembok.


Melihat itu, Sang Cheol ikut berlari dan memanjat tembok. Namun begitu mendarat ke bawah, Jung Woo pun langsung mengambil kuda-kuda.

Sang Cheol langsung bilang itu dia, detektif.

Melihat itu Sang Cheol, Jung Woo menarik napasnya.

Jung Woo : Apa kau baik baik saja?


Jung Woo lalu menunjukkan bon-bon pembelian barang2 yang dibeli ibunya.

Jung Woo : Ini barang terakhir yang terakhir yang dibeli ibuku. Daging dan pakaian. Ini tidak mungkin bunuh diri. Silakan lihat.

Sang Cheol : Jadi ini caramu memutuskan untuk mengancamku?

Jung Woo : Aku tahu kau punya keraguan, kenapa kau mengikutiku?


Sang Cheol : Tampaknya ada yang ingin kau sampaikan. Bagaimana jika kita minum-minum?

Jung Woo terdiam menatap Sang Cheol.

Sang Cheol : Kenapa? Apa itu karena kau mengalami hilang kesadaran?

Jung woo : Ya, itu alasan aku berhenti minum 10 tahun yang lalu.

Sang Cheol : Namun tetap saja kau harus mengingatnya. Kau harus menemukan teman-temanmu.


Sang Cheol kemudian berkata kalau semua penjahat itu sama.

Sang Cheol : Yang mereka lakukan yaitu menyusun rencana bagaimana untuk pergi. Mereka bilang lupa, atau tidak tahu. Mereka membuat alasan atau memohon kepada Tuhan. Kau pun sama saja.

Jung Woo : Aku sudah penasaran tentang hal ini sejak terakhir kali. Kenapa kau terus berbicara seenaknya padaku?

Sang Cheol : Begitulah cara aku bicara dengan semua sampah kriminal.

Jung Woo : Aku akan menemukan pelaku yang menyakiti ibuku.

Sang Cheol : Tidak. Bukan itu yang harus kau temukan. Temukan saja temanmu yang sudah meninggal. Dasar pembunuh!

Jung Woo emosi tapi emosinya tertahan. Dia tak bisa membalas perkataan Sang Cheol karena dia tak punya bukti dia atau bukan pelaku pembunuhan Bo Young dan Da Eun.


Ponsel Jung Woo berdering. Telepon dari Na Kyeom.

Jung Woo : Halo? Aku ke sana sekarang.


Usai menerima telepon dari Na Kyeom, Jung Woo langsung pergi tapi sebelum pergi, Jung Woo melarang Sang Cheol mengikutinya.

Sang Cheol kesal, sial, ini membuatku marah. Bagaimana dia tahu aku mengikutinya?


Sang Cheol pun pergi ke jembatan tempat Bu Jung jatuh.

Sang Cheol ingat rekaman CCTV yang memperlihatkan Pak Yang berlari sambil memegang payung dibawah guyuran hujan deras, setelah Bu Jung jatuh.

Sang Cheol : Saat itu hujan tetapi dia berlari tanpa memakai payung? Kenapa?


Sang Cheol kemudian membayangkan Pak Yang yang melihat sesuatu di tangga sebelum berlari keluar dari gedung JPO setelah Bu Jung jatuh.

Sang Cheol yakin, ayah Byeong Moo pasti tahu sesuatu.


Sang Cheol kemudian ingat perlakuan orang2 desa ke Jung Woo.

Sang Cheol : Semua orang di desa ini tampaknya membenci Ko Jung Woo. Lalu...


Sang Cheol ingat saat Pak Yang bilang kalau Jung Woo bukanlah korban.

Sang Cheol : Ko Jung Woo yang baru saja keluar dari penjara pasti menjadi pemicunya. Setiap orang adalah tersangka. Semua orang di daerah ini. Ini menarik. Sangat menarik.


Bok Soon tengah makan dengan lahap.

Di dekatnya, ada sebuah tulang, boneka dan bola tennis.


Na Gyeom berdiri di dekat mobilnya. Tak lama kemudian, dia membuka pintu belakang mobilnya dan mengambil naskah 'Snow White' diantara tumpukan naskah yang ada di kursi mobil.


Na Gyeom kemudian menghubungi CEO-nya.

Na Gyeom : CEO, aku sudah memutuskan. Putri Salju. Aku sudah membacanya dan itu menarik.

CEO : Baiklah.


Su O menuruni tangga, menuju ke lantai bawah rubanahnya.

Kemudian dia duduk dan menatap semua barang-barangnya.


Su O lantas naik ke atas membawa sebuah kanvas dan tiba di kebun kacanya. Su O lalu menaruh kanvasnya ke easel, kemudian dia menutup rubanahnya. Dari atas, rubanah Su O tampak seperti meja biasa.


Adegan beralih ke Pak Yang yang panic karena Bu Jung tidak ada di ranjang RS. Pak Yang pun bertanya pada perawat dimana pasien tersebut.

Pak Yang : Apa dia sudah meninggal? Apa dia meninggal?

Perawat : Tidak, dia dipindahkan.

Mendengar itu, Pak Yang lega setengah mati.


Sementara Na Gyeom tengah merawat ibu Jung Woo, disaksikan CEO nya. CEO nya kemudian bertanya, bagaimana Bu Jung bisa begitu parah.

CEO : Aku tidak berpikir dengan matang. Seharusnya aku menjaga ibumu lebih cepat.


CEO lantas mengomeli manajer Na Gyeom.

CEO : Kau seharusnya segera menghubungiku. Apa yang salah denganmu?

Manajer : Maafkan aku.


Na Gyeom kemudian duduk bersama CEO-nya.

Na Gyeom : Bagaimana dengan hal yang aku minta?

CEO : Rumah Sakit Hanguk?

Na Gyeom : Ya.

CEO : Seharusnya tidak terlalu lama. Aku menelepon dalam perjalanan ke sini.

Na Gyeom : Terima kasih, CEO.


Jung Woo datang. Na Gyeom pun langsung mendekati Jung Woo.

Jung Woo : Apa yang terjadi?

Manajer gak mau ikut-ikutan. Dia bilang dia akan pergi untuk membeli minuman. Tidak ada kopi, katanya. Manajer pergi.


Na Gyeom bilang pada Jung Woo kalau menurut dia akan lebih baik jika Bu Jung mendapat perawatan di sana ketimbang di ICU.

CEO pun meminta penjelasan Na Gyeom siapa Jung Woo.

Na Gyeom memberitahu Jung Woo kalau CEO-nya sudah banyak membantu.

Jung Woo pun mengucapkan terima kasih pada CEO.

CEO : Kalau begitu apa dia ibumu?

CEO lantas tanya apa hubungan Na Gyeom dan Jung Woo.

Na Gyeom : Kami berteman.


CEO berdiri dan mengajak Na Gyeom bicara diluar.

Manajer belum benar-benar pergi. Dia berdiri di dekat pintu dengan wajah lemas.

Manajer : Kacau.

Sementara Na Gyeom dan CEO-nya bicara.

CEO : Haruskah aku mencari kerja lain? Mari kita bahas setiap poin satu per satu. Ini bukan waktu yang tepat bagimu untuk membuat film sendiri. Tentu kau tidak memilih naskah itu karena lokasinya dekat sini? Orang yang berbaring di tempat tidur bukan ibumu, tapi ibu dari kekasihmu. Baiklah. Bagaimana cara mengartikan situasi ini?


Na Gyeom memegang tangan CEO-nya.

Na Gyeom : Ibu temanku berada dalam kondisi kritis. Aku harus membantunya.

CEO : Benar. Seperti itu, 'kan? Kau membantu seorang teman, bukan?

Na Gyeom hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan CEO.

Seol mengetuk pintu kebun kaca sambil memanggil Su O. Tak lama, pintu pun dibuka dari dalam. Seol pun menawakan ice cream ke Su O.

Mereka lantas masuk. Seol tanya, apa yang sedang Su O gambar. Tapi Su O langsung menutupi lukisannya.

"Astaga, aku tak lihat." ucap Seol dengan wajah heran.


Seol kemudian duduk dan membagi ice cream nya ke Su O. Lalu dia mengajak Su O mendaki gunung. Seol bilang, Bu Jung mengalami kecelakaan jadi mereka akan menutup restoran selama satu atau dua hari. Su O diam saja sambil melahak ice cream.

Seol : Kita bisa lihat bunga. Kita bisa menikmati langit. Kau bisa membawa barangmu dan melukis juga.

Su O : Aku tidak mau.

Seol : Kenapa tidak? Kita juga akan mengunjungi Bibi Ko di rumah sakit dalam perjalanan pulang.

Su O : Ibu Jung Woo?

Seol : Ya. Fakta bahwa dia belum sadar berarti dia dalam kondisi yang buruk.

Su O : Aku sibuk, kau harus pergi sendirian.


Seol : Itu karena lukisan ini, 'kan?

Seol coba melihat lukisan yang ditutupi Su O.

Namun Su O tak mau memperlihatkannya meski Seol sudah memaksa.

Seol heran sendiri, ya ampun, kenapa kau begitu pelit?

Su O : Aku memang pelit.


Seol melajukan motor kecilnya dan tiba di depan sebuah gereja kecil. Di belakang Seol, ada hamparan pasir yang luas.

Seol pun ingat masa lalunya, saat dia masih menjadi dokter magang.

Flashback....


Seol dan 3 dokter magang lainnya tengah berada di ruang operasi. 2 dokter magang berbisik-bisik, bertanya kapan Prof. Yoon tiba. Sepertinya, ada masalah dengan pasien yang lagi dioperasi.


Tak lama, Prof. Yoon tiba dan melihat pasien.

Prof. Yoon : Kau bilang dia mengalami pecah pembuluh darah?

Dokter yang mengoperasi heran, maaf? Tapi kemudian dia membenarkan pertanyaan Prof. Yoon.

Prof. Yoon marah, ini bukan operasi yang mudah. Pastikan kau menjelaskan dengan benar.


Seol yang heran bertanya, bukankah itu operasi usus buntu.

Para dokter menatap Seol sejenak. Lalu Prof. Yoon memarahi dokter yang mengoperasi pasien.

Prof. Yoon : Apa kau tak bisa melakukan sesuatu dengan benar? Cukup selesaikan ini dan ambil cuti beberapa hari.

Dokter yang mengoperasi kemudian mengumumkan kematian pasien.


Selesai operasi, dokter yang mengoperasi memarahi tim nya.

"Kau berani membiarkan para mahasiswa itu mempertanyakan operasi profesor? Kalau itu belum cukup baik, apa lagi? Korban? Mereka bilang dia adalah korban. Kita harus meminta maaf!"

Seol dan dua rekan nya hanya bisa diam.

Dokter yang mengoperasi kemudian pergi.

Tim yang dimarahi mendengus kesal sambil menatap ke arah Seol.

Flashback end...


Seol sekarang duduk di dekat motor kecilnya. Dia menghirup udara segar dan menatap ke arah gereja.

Seol : Sangat damai.


Jung Woo masih menjaga ibunya.


Sambil membawa alat kebersihan, Pak Yang mendekati salah satu kamar pasien. Pak Yang terdiam sejenak. Kemudian dia memutuskan untuk masuk ke sana. Tapi saat akan masuk, Jung Woo keluar. Pak Yang pun kaget.

Ternyata, Bu Jung masih ada di RS Mucheon.

Jung Woo : Paman Yang, kau disini karena ibu, kan?

Pak Yang : Aku sedang bekerja.

Pak Yang mau pergi tapi ditahan oleh Jung Woo.

Jung Woo : Kau adalah saksi. Tolong jujur tentang apa yang kau lihat hari itu. Paman Yang, pasti ada alasan mengapa kau datang ke sini. Kenapa kau berbohong?

Kesal, Pak Yang mendorong Jung Woo hingga tubuh Jung Woo membentur pintu.

Pak Yang : Kenapa kau melakukan ini? Sialan!


Pak Yang pergi. Jung Woo menyusul Pak Yang.

Pak Yang ke toilet khusus disabilitas. Jung Woo menyusul Pak Yang.

Jung Woo : Paman Yang. Kenapa kau menyembunyikannya? Kepala Polisi dan Byeong Moo sama-sama polisi, lalu kenapa?

Mendengar nama putranya disebut, Pak Yang marah dan mendesak Jung Woo ke pintu toilet.

Pak Yang : Apa hubungannya Byeong Moo dengan hal ini?

Jung Woo : Ibuku tidak melakukan kesalahan apa pun.

Pak Yang : Beraninya kau menyebut nama anakku? Tolong, aku mohon. Tolong, pergilah. Kau tidak pantas berada di sini! Jika kau menghilang begitu saja tidak akan ada yang terjadi!

Pak Yang lantas pergi.

Jung Woo yang kesal, meninju pintu.


Seol yang tengah memotret pemandangan, melihat seekor anjing. Seol pun mendekati anjing itu sambil berkata anjing yang lucu.

Pemilik anjing datang dan memberitahu anjingnya bernama Bok Sun.

Seol lantas memotret Bok Sun.

Saat tengah melihat foto Bok Sun yang dipotretnya, Seol tak sengaja melihat tulang itu. Sontak lah Seol kaget dan langsung tanya ke pemilik Bok Sun darimana dia mendapatkan tulang itu.

Pemilik Bok Sun : Ini adalah tulang babi dari saluran pembuangan di sana. Bok Sun memiliki indra penciuman yang hebat.

Untuk berjaga-jaga, Seol memotret tulang itu.


Di depan lokernya, Pak Yang menghubungi Pak Sim.

Pak Yang : Bukan di Mucheon Garden. Sampai jumpa di rumah. Maksudku, sampai jumpa di rumahmu.

Pak Yang kemudian pergi.


Sang Cheol menatap toko baju yang didatangi Bu Jung sebelum kejadian itu.

Sang Cheol : Mari kita telusuri lagi langkah-langkah Jung Geum Hee pada hari itu. Jung Geum Hee pergi ke toko pakaian. Lalu, kapan pelaku mulai mengikutinya?

Sang Cheol pun celingukan, menatap ke seluruh area itu.


Pak Yang naik ke bis.

Tanpa dia sadari, Jung Woo mengikutinya dengan taksi.


Sang Cheol memeriksa kamera pengawas minimarket.

Di rekaman CCTV, terlihat seorang wanita yang hendak keluar dari minimarket. Sang Cheol pun mengulangi rekaman itu dari awal.


Kita diperlihatkan flashback apa yang terjadi. Wanita itu masuk ke minimarket. Setelah itu, dia membuka kulkas dan mengambil minuman kaleng. Saat lagi minum, Bu Jung lewat di depan minimarket. Melihat Bu Jung, wanita itu langsung membayar minumannya dan keluar.

Flashback end..


Wanita itu adalah Jae Hee, ibunya Bo Young.

Ibunya Bo Young terekam kamera CCTV tengah melihat Bu Jung.

Sang Cheol pun memotret Jae Hee, lalu mengirimkan fotonya ke Byeong Moo.

Byeong Moo bilang itu ibunya Bo Young.


Jung Woo sendiri sudah berdiri di depan sebuah rumah berpagar hijau. Jung Woo ingat masa lalunya saat dia mengantarkan Bo Young pulang.

Baru tiba di depan rumah, mereka mendengar suara Pak Sim marah2.

Pak Sim : Kenapa tidak ada orang di rumah? Saatnya makan malam, di mana semua orang?

Mendengar itu, Jung Woo bilang kalau Bo Young bisa datang ke rumahnya dengan Jae Hee untuk makan kepiting kukus.

Jung Woo : Ibuku mengatakan itu. Aku benar-benar lupa soal hal itu. Aku akan menelepon ibumu. Mari kita pergi, oke?

Jung Woo lalu membawa Bo Young pergi.

Flashback end..


Ternyata rumah berpagar hijau itu rumahnya Bo Young. Jung Woo lantas membuka pagar dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Tapi baru selangkah, dia mendengar suara Jae Hee.

Jae Hee : Oppa!

Jung Woo pun keluar dan melihat ke samping rumah. Jae Hee yang mau pergi, bicara dengan Pak Yang yang baru datang.

Jae Hee : Ada apa? Choo Ho juga ada di sini.

Pak Yang : Benarkah?

Jae Hee : Apa kita ada acara pertemuan warga?

Pak Yang : Kau mau kemana?

Jae Hee : Setidaknya aku harus melakukan beberapa pekerjaan. Hanya aku yang mencari nafkah di rumah ini. Aku harus mengirim uang kepada Hye Young.

Pak Yang : Benar, kau melakukan pekerjaan dengan baik. Pergilah.

Jae Hee pergi dan Pak Yang masuk ke rumah di belakang rumah berpagar hijau tadi.

Jung Woo melihatnya, jadi itu rumah Bo Young sekarang. Tapi kenapa ayah Byeong Moo datang ke sini?


Di dalam, Pak Sim mengajak Choo Ho minum. Tapi Choo Ho menolak. Choo Ho bilang dia harus menyetir.

Lalu Pak Yang masuk dan menatap tajam Pak Sim.


Jae Hee menemui Byeong Moo dan Sang Cheol di coffee shop.

Jae Hee lalu menjelaskan soal asuransi ke Sang Cheol.

Sang Cheol pun memuji Jae Hee.

Sang Cheol : Astaga. Kau sangat pandai menjelaskan hal ini! Apa ada yang mengatakan kepadamu bahwa kau mirip dengan Kim Hee Sun?

Jae Hee : Tiga kali.

Mereka kemudian tertawa.

Sang Cheol : Aku akan memikirkan hal ini dan meneleponmu. Bisa pinjam ponselmu? Akan ku berikan nomorku.

Jae Hee : Aku berikan kartu namaku.

Sang Cheol : Hei, astaga. Tak ada yang bertukar kartu nama saat ini. Kami sudah seperti keluarga, kami bisa saling bertukar nomor. Semua orang melakukan itu sekarang ini.

Jae Hee : Benarkah?


Jae Hee pun memberikan ponselnya.

Sang Cheol bertanya, bagaimana cara membuka sandi layarnya.

Jae Hee pun membukakan pola sandi layarnya.

Setelah itu, Sang Cheol menyentuh kaki Byeong Moo dengan kakinya. Byeong Moo mengerti dan menawari Jae Hee kue. Byeong Moo bilang tempat itu memiliki kue terbaik.

Jae Hee : Benarkah? Semua ini membuatku ingin makan yang manis.

Byeong Moo pun menemani Jae Hee memilih kue.


Sang Cheol mulai beraksi. Dia memeriksa riwayat panggilan Jae Hee pada hari Bu Jung jatuh. Dan Sang Cheol pun menemukan nama 'suami' di riwayat panggilan Jae Hee.


Pak Yang bertanya alasan Pak Sim mendorong Bu Jung.

Pak Sim bersikap seolah2 bukan dia pelakunya. Pak Shin tanya, apa maksud Pak Yang.

Pak Yang pun mengaku bahwa dia melihat Pak Sim mendorong Bu Jung.

Pak Sim masih gak ngaku.

Pak Yang : Jung Woo mengatakan dia akan pergi! Kau bisa menunggu satu hari lagi!

Pak Sim : Hei, apa yang kau bicarakan? Apa kau mengatakan ini karena aku melecehkan ibunya Jung-woo? Ya ampun, jika kamu merasa kesal dengan hal ini, kau harus pergi membersihkan semua dan merawatnya.


Kesal, Pak Yang menggaplok kepala Pak Sim.

Pak Sim : Hei, ayolah Jika kau mencurigaiku sebanyak itu, laporkan saja aku ke polisi. Ayo.

Pak Yang : Aku menahan diri karena Bo Young.


Pak Yang kemudian berdiri dan melihat jaket Pak Sim yang dipakai Pak Sim hari itu saat mendorong Bu Jung.

Pak Yang : Buang saja itu.

Pak Yang kemudian pergi.


Pak Shin menyusul Pak Yang.

Pak Shin : Hei, apa yang terjadi di sini? Apa kau yakin? Apa kau yakin tentang hal ini?

Pak Yang : Aku yakin dia akan mengurusnya setelah apa yang baru saja aku katakan.


Pak Yang dan Pak Shin di perjalanan.

Pak Shin kesal, sial, kau berada di pihaknya namun dia malah marah. Sebaiknya kau tidak membantunya. Laporkan saja dia sebelum terlambat. Kau bisa menghubungi Byeong Moo.

Pak Yang : Tak bisa. Apa kau tidak mengerti?

Pak Shin : Apa? Berhentilah bertele-tele. Katakan saja langsung padaku.

Pak Yang : Jika Dong Min ditangkap, Jung Woo akan tinggal untuk menetap di sini bersama ibunya.

Pak Shin : Tidak mungkin, kita tidak bisa melakukan itu. Aku tidak bisa hidup dengan pembunuh itu.


Sang Cheol menghampiri Byeong Moo dan Jae Hee yang masih memilih kue.

Sang Cheol : Aku baru saja dipanggil untuk bertugas.

Jae Hee : Namun, bagaimana dengan asuransi?

Sang Cheol : Aku akan memikirkannya dan meneleponmu.

Sang Cheol dan Byeong Moo pergi.


Sang Cheol dan Byeong Moo sudah di meja mereka, bersama Det. Yoo dan Det. Seo.

Det. Yoo : Apa kau akan menyelidiki kembali kasus jembatan itu?

Sang Cheol : Benar. Rasanya tak benar jika kita mengabaikannya ketika kita punya seorang tersangka. Apa kau setuju?

Det. Yoo : Ya. Setuju, tapi apa kita dapat melakukan ini tanpa melapor kepada kepala tim?

Byeong Moo : Hal ini jelas mungkin jika kita percaya pada kepercayaan.

Det. Seo : Ya, rasanya kotor untuk diabaikan, setelah semua yang telah kita lihat.

Sang Cheol : Itu maksud ucapanku. Kita hanya perlu menemukan satu petunjuk lagi dari sekarang. Apa bisa kita mulai?

Det. Seo : Ya, Pak.


Byeong Moo tengah memeriksa rekaman kamera pengawas. Tak lama, dia teriak, memberitahu rekannya bahwa dia menemukannya.

Yang lain langsung berkumpul melihat temuan Byeong Moo.

Di kamera pengawas, tampak Pak Sim mengikuti Bu Jung.

Byeong Moo : Itu ayah Bo Young! Itu pasti dia!


Sang Cheol : Oke. Kami akan periksa semua kamera keamanan di toko-toko dan di sepanjang jalan yang dilaluinya.

Sang Cheol lantas mengajak Byeong Moo memeriksa rekaman CCTV di toko terdekat.


Pak Sim memasukkan jaket dan semua yang dia pakai di hari itu ke dalam plastik.


Byeong Moo dan Sang Cheol masuk ke toko daging.

Di rekaman kamera pengawas toko daging, mereka melihat Pak Sim mengikuti Bu Jung begitu Bu Jung meninggalkan toko daging.


Sang Cheol dan Byeong Moo juga memeriksa rekaman pengawas dari restoran yang menjual sundubu jigae. Di sana, lagi2 terlihat Pak Sim yang mengikuti Bu Jung.


Jung Woo tengah memeriksa kantong sampah di depan rumah Bo Young. Tapi tiba-tiba, dia melihat lampu di dekat pintu menyala. Jung Woo bergegas sembunyi.


Tak lama, Pak Sim keluar membawa ranselnya. Pak Sim celingukan sebelum akhirnya beranjak pergi.

Sang Cheol dan tim nya dalam perjalanan untuk menangkap Pak Sim.


Jung Woo menghubungi Sang Cheol sebelum mengikuti Pak Sim.

Sang Cheol yang masih di jalan, terdiam mendapat panggilan dari Jung Woo.


Pak Sim menggali tanah dengan sekop kecilnya. Dia berniat mengubur barang2nya yang dia pakai hari itu. Tapi Jung Woo datang mengambil ranselnya.

Pak Sim kesal, hei, dasar berandal. Kembalikan itu.

Jung Woo mengeluarkan sepatu Pak Sim dari dalam ransel.

Jung Woo : Ini yang kamu pakai hari itu, bukan?

Pak Sim : Berikan itu, bajingan kasar.

Jung Woo : Kenapa kau melakukan itu pada ibuku?

Pak Sim : Lalu, kau? Kenapa kau melakukan itu pada Bo Young? Ketika aku memikirkan Bo Young, aku merasa sangat menyesal sampai aku tidak bisa melahap makanan apa pun. Tapi kau... bagaimana kau bisa begitu santai dan tenang?

Jung Woo : Maka potonglah leherku hantam kepalaku atau tusuk perutku dan bunuh aku.

Mendengar itu, Pak Sim agak terdiam.

Jung Woo : Seharusnya kau melakukannya padaku. Kenapa kau menyakiti ibuku yang tidak bersalah? Kau tidak boleh melakukan itu. Kenapa kau melakukan itu pada ibuku?

Pak Sim : Benar. Seharusnya kau yang ada di rumah sakit sekarang bukan ibumu.


Pak Sim berusaha merebut tasnya. Tapi Jung Woo memegang tas itu dengan erat. Saat berusaha menarik tasnya, Pak Sim terjatuh. Kebetulan, ada garpu taman di dekat Pak Sim.

Jung Woo menyuruh Pak Sim membunuhnya.

Pak Sim : Benar, aku akan membunuhmu. Kau harus mati.

Pak Sim pun mulai mengayunkan garpu taman ke arah Jung Woo.


Tepat saat itu, Sang Cheol dan yang lain datang.

Sang Cheol : Sim Dong Min, tenang dan letakkan senjatamu. Tangkap dia.

Byeong Moo dan Det. Seo memegangi Pak Sim.

Sang Cheol mendekati Pak Sim.

Sang Cheol : Sim Dong Min-ssi, kau ditahan atas percobaan pembunuhan Jung Geum Hee.


Pak Sim : Apa yang kau bicarakan, bajingan? Byeong Moo, apa yang kamu lakukan?

Byeong Moo dan Det. Seo membawa Pak Sim pergi.

Pak Sim marah dan mengutuk Jung Woo.


Det. Yoo memeriksa ransel Pak Sim.

Det. Yoo : Yaitu pakaian, sepatu dan topi.

Sang Cheol : Baiklah, kumpulkan semuanya.

Det. Yoo pergi membawa ransel Pak Sim.


Sang Cheol mendekati Jung Woo. Dia menyalahkan Jung Woo lagi.

Sang Cheol : Lihatlah betapa orang-orang di sini membencimu. Ibumu, Jung Geum Hee. Benar. Itu semua karenamu. Semuanya terjadi karena ulahmu. Kau tidak berhak menyalahkan siapa pun.

Sang Cheol kemudian pergi.

Jung Woo hanya bisa terdiam menahan emosi, tanpa bisa membela diri.


Sambil rebahan, Seol menatap foto tulang di ponselnya. Dia kemudian terdiam dan berpikir sejenak. Lalu dia duduk dan menatap tulang di dalam plastik di atas mejanya. Tak lama kemudian, dia menghubungi Byeong Moo.


Det. Kim mendatangi Kepala Hyun dengan terburu-buru.

Det. Kim : Pak Kepala! Kami mendapatkan pelaku utama dari kasus jembatan layang.

Kepala Hyun terkejut, apa?


Kepala Hyun lalu berdiri dan menatap Det. Kim.

Det. Kim : pasti akan terkejut mendengarnya. Tapi itu adalah ayah Shim Bo Young. Gadis yang dibunuh Ko Jung Woo.

Kepala Hyun : Sim Dong Min?

Det. Kim : Benar.

Kepala Hyun : Apa kau yakin?

Det. Kim : Ya, maksudku, dia memang menyimpan dendam, jadi itu bisa saja merupakan balas dendam.

Det. Kim kemudian membanggakan Unit Kejahatan Utama.

Det. Kim : Unit Kejahatan Utama. Sungguh, dia benar-benar berbakat.


Byeong Moo mengantarkan Jung Woo ke depan.

Byeong Moo : Hei, pulang dan beristirahatlah, ya? Kau terlihat mengerikan sekarang.

Jung Woo : Byeong Moo-ya, tentang ayah Bo Young mereka mulai menyelidikinya, 'kan?

Byeong Moo : Aku akan menelponmu, oke? Pulanglah.


Lalu Seol datang saat Jung Woo akan pergi.

Byeong Moo : Apa kau membawanya?

Seol memberikan tulang itu. Jung Woo melihatnya.

Seol : Ini tulang manusia, bukan?

Byeong Moo : Aku menunjukkan foto itu ke Tim Forensik dan mereka menyuruhku untuk membawanya.

Seol : Kurasa hujan deras pasti membawanya turun dari suatu tempat. Aku memang mendengar bahwa ada kuburan yang tidak bertanda di atas gunung itu rusak.

Byeong Moo : Tapi mengapa kau pergi ke Desa Cheonsu?

Seol : Aku baru saja mengunjungi tempat suci.

Byeong Moo : Lain kali ayo kita makan siang bersama.


Jung Woo yang menguping, mulai berpikir kalau itu tulang Bo Young/Da Eun.


Seol mau pergi, tapi Jung Woo memanggilnya.

Seol reflek mundur saat Jung Woo mendekatinya. Jung Woo yang tahu itu, minta maaf.

Jung Woo : Aku mendengar percakapanmu dengan Byeong Moo. Izinkan aku bertanya satu hal padamu. Tulang itu di mana kau menemukannya?

Seol naik ke motornya. Tapi kemudian dia teringat kalau ada beberapa saluran di sana.

Tapi kemudian Seol berkata itu bukan urusannya. Seol pun pergi.

 Pak Sim dan Sang Cheol di ruang interogasi. Pak Sim duduk sambil memainkan kukunya. Sang Cheol lantas memutar rekaman pengawas saat Pak Sim mengikuti Bu Jung. Lalu dia mengetuk meja dan mengarahkan layar laptop ke Pak Sim.

Pak Sim pun melihat rekaman CCTV.


Setelah itu, Sang Cheol kembali mengarahkan layar laptopnya ke arahnya.

Sang Cheol : Seperti yang sudah aku jelaskan, semua bukti dan keadaan mengarah padamu, Pak.

Pak Sim : Itu bukan aku. Bawa Ko Jung Woo kemari. Bawa bajingan yang membunuh putriku.

Sang Cheol : Apa kau melakukannya karena Ko Jung Woo?

Pak Sim : Itu jelas bukan aku.

Sang Cheol : Hal ini hanya akan menimbulkan kerugian bagimu. Pak, kau turun dari taksi jam 10 pagi dan mengikuti Ibu Jung Geum Hee menaiki jembatan layang, 'kan?

Pak Sim dengan wajah sombongnya, bertanya dimana Kepala Hyun.

Pak Sim kemudian menoleh ke jendela ruang interogasi dan memanggil2 Kepala Hyun.


Det. Kim : Kurasa dia sedang mencoba untuk menjilat sesuatu.

Kepala Hyun : Apa aku terlihat seperti penjilat atau semacamnya?

Det. Kim : Oh, tidak, Pak. Aku tidak bermaksud begitu. Maksudku hanya saja, kalian berdua sangat dekat.

Kepala Hyun : Ketua Kim.

Det. Kim : Ya, Pak Kepala?

Kepala Hyun : Jika kau mengandalkan kenalan atau relasi di sini, kau tidak akan berhasil.

Det. Kim : Baik, Pak.

Kepala Hyun : Aku tidak seperti itu.

Det. Kim : Tentu saja tidak.

Det. Kim lalu tanya ke yang lain apa mereka mengerti kata2 Kepala Hyun.


Kembali ke Pak Sim dan Sang Cheol.

Pak Sim : Di mana kepala polisi kita?

Pak Sim lantas beranjak ke jendela ruang interogasi sambil memanggil2 Kepala Hyun.

Sang Cheol : Kepala polisi sudah pulang ke rumah. Dia sudah kembali.


Kepala Hyun mendengar itu dari balik kaca ruang interogasi bersama para detektif.

Kepala Hyun : Dia memintaku untuk pulang, 'kan?


Pak Sim masih menunggu Kepala Hyun di dekat jendela ruang interogasi.

Sang Cheol : Akan terlihat aneh jika Kepala Polisi Muncheon masuk karena melibatkan warga setempat. Bukankah begitu?

Sang Cheol : Kepala polisi kami adalah orang yang memiliki moral yang baik. Kami tidak ingin hal aneh menyebar tentangnya karena dirimu.


Kepala Hyun yang mendengar itu, memutuskan pulang.


Seol menepikan motornya setelah mendahului Jung Woo yang berjalan kaki di sekitar saluran pembuangan air. Seol lantas turun dari motornya dan menghampiri Jung Woo.

Seol : Hei, Ko Jung Woo. Aku diberitahu tulang itu ditemukan di bawah saluran pembuangan di sini.

Jung Woo : Tak ada apa-apa di sana.
Kurasa airnya mengalir.

Seol : Kau tidak berpikir tulang itu milik korban, bukan?

Jung Woo pun terdiam.


Seol : Kau pernah ke sini sebelumnya?

Jung Woo : Ini pertama kali aku di sini. Aku menemukan tempat ini setelah bertanya padamu.

Seol : Iya, benar.


Jung Woo : Aku aneh dan menakutkan, bukan?

Seol : Aku bohong jika aku bilang tidak.

Jung Woo : Kau harus pergi.


Seol memberikan Jung Woo senter.

Seol : Bawa ini untuk berjaga-jaga.

Jung Woo mengucapkan terima kasih dan bergegas pergi.


Pak Sim masih aja berdiri di depan jendela ruang interogasi.

Tak lama, Sang Cheol datang membawa kresek kitam.

Sang Cheol : ya ampun, kau tak bisa melihat kesini. Astaga. Kurasa aku tak akan pulang. Jadi, ini solusi terbaik untuk hari ini. Lagipula, kau akan ditangkap dan didakwa. Jadi, katakan padaku saat kau siap.

Sang Cheol membongkar isi kreseknya. Isinya beberapa botol miras.


Det. Seo : Apa hal itu diperbolehkan?

Det. Yoo : Dia benar-benar gila.

Pak Sim : Apa yang kau lakukan sekarang? Aku hanya menawarkanmu minuman.


Jae Hee, Pak Shin dan Pak Yang mencoba menemui Pak Sim tapi dihalangi polisi. Mereka pun kesal.

Pak Shin : Aku tahu Sim Dong Min ada di ruang interogasi. Biarkan dia melihatnya.

Namun polisi tetap menghalangi.

Kepala Hyun datang bersama Det. Kim

Kepala Hyun : Apa yang kalian lakukan di sini?

Pak Shin : Bagaimana mungkin kau melakukan ini kepada kami?

Jae Hee : Hanya melihat pembunuh itu berkeliaran membuat darah ku mendidih. Bagaimana bisa kau menangkap suamiku? Bagaimana kau bisa melakukan ini?

Kepala Hyun : Silakan pergi. Semuanya, silakan pergi.

Pak Shin : Kami bukan orang asing. Biarkan kami melihatnya. Kenapa kau begitu...

Kepala Hyun : Hyung! Kita berada di kantor polisi. Apa yang kau lakukan ini menghalangi keadilan.

Det. Kim : Saat ini kami sedang menyelidiki. Jadi silakan pergi sekarang. Ini sudah larut. Kembalilah besok.


Kepala Hyun : Kami akan melakukan investigasi sesuai dengan hukum dan prosedur yang tepat. Kalian tidak akan membantu dengan berada di sini. Aku tidak akan mengatakan ini lagi. Silahkan kembali.

Mendengar itu, Jae Hee pun menatap kesal Kepala Hyun sambil mengepalkan tangannya.


Sang Cheol : Aku akan melakukan hal yang sama. Setelah aku melihat wajah Ko Jung Woo, wajah si bajingan itu, aku akan memelintir lehernya!

Pak Sim : Dulu aku sering menyuruh Bo Young untuk membeli minuman. Aku punya seorang putri yang lebih muda bernama Hye Young. Dia tidak mau melakukan perintahku untuk membeli minuman. Putri pertamaku...


Det. Seo dan Det. Yoo mulai lelah menunggu Pak Sim mengaku. Det. Seo bilang itu takkan berhasil dan mengajak yang lain keluar.

Det, Yoo : Kalian bahkan tidak merokok, jadi mengapa kalian ikut keluar?

Byeong Moo : Aku tahu informasi penting biasanya ditukar saat istirahat merokok.

Det. Yoo : Itu benar.

Det. Seo : Apa kalian mau tahu sesuatu?

Byeong Moo : Apa itu?

Det. Seo : Kenapa Ketua Tim masih lajang?

Det. Yoo : Dia mungkin belum menemukan orang yang tepat.

Byeong Moo : Dia pasti memiliki standar yang tinggi, 'kan?

Det Seo : Tunangannya melarikan diri pada hari pernikahan mereka.

Det. Yoo : Sungguh? Wah, itu sesuatu yang lain.

Byeong Moo : Dia memutuskannya. Itu mengejutkan.


Sang Cheol menawari Pak Sim sup nasi jika lapar.

Pak Sim : Lupakan saja.

Sang Cheol : Astaga, kau pasti sangat kecewa. Aku mengerti kenapa kau tidak bisa makna.


Jae Hee, Pak Shin, dan Pak Yang berkumpul di rumah Pak Shin.

Jae Hee mau minum tapi dihalangi Pak Shin.

Pak Shin : Hei, hei, kau akan minum sampai mati.

Bu Kim datang bawa makanan.

Bu Kim : Setidaknya, makanlah sesuatu sambil minum.

Jae Hee : Aku ingin mati. Berikan padaku.

Pak Shin pun memberikan botol miras ke Jae Hee.

Pak Shin : Tentu. Mari kita mati bersama.

Bu Kim : Alkohol tidak akan memecahkan masalah kita.


Jae Hee lalu tanya ke semuanya apa yang bisa dia lakukan.

Pak Yang : Kau sudah tahu tentang hal ini, bukan? Kalau suamimu yang melakukannya.

Jae Hee : Apa bedanya? Yang penting adalah ayah Bo-young ditahan. Siapa yang peduli jika kau tahu atau tidak? Yang terpenting adalah mengeluarkannya.Benar, kan?

Pak Shin lalu tanya ke Pak Yang haruskah mereka bertanya ke Kepala Hyun lagi.

Jae Hee : Lupakan saja.


Jung Woo masuk ke dalam sekolah tidak terpakai.


Dan Sang Cheol masih menginterogasi Pak Sim.

Sang Cheol : Ada apa dengan si bajingan Ko Jung Woo itu? Orang seperti apa...

Pak Sim : Kau melihat wajah Jung Woo, 'kan? Dia terlihat sangat normal. Dia juga cerdas. Dia adalah siswa unggulan di Gyeonggi-do. Ia masuk sekolah Kedokteran Universitas Hanguk. Dia anak dari keluarga kaya di lingkungan kami. Kau tahu Mucheon Garden, 'kan? Itu milik keluarganya. Begitu cara dia berakhir seperti itu. Dia itu adalah psikopat! Psikopat aneh itu membunuh putriku!


Jung Woo masuk ke gorong2.


Pak Sim lantas meminta rokok.


Det. Seo, Det. Yoo dan Byeong Moo masih diluar. Tak lama, Sang Cheol datang dengan buru-buru.

Sang Cheol : Di sini kalian semua. Berikan semua rokok yang kalian punya.

Det. Seo bilang dia tidak merokok.

Byeong Moo lantas memberikan rokok ke Sang Cheol.

Byeong Moo : Oh, yang ini. Ayah Bo Young merokok ini.

Setelah itu, Sang Cheol kembali ke dalam membawa rokok itu.


Det. Seo : Jika terdakwa meminta rokok, bukankah itu dia telah menerima umpannya?

Det. Yoo : Benar. Itu berarti dia siap untuk mengakui, bukan?

Menyadari itu, mereka bertiga juga ikut kembali ke dalam.


Sang Cheol memberikan rokok ke Pak Sim.

Dia juga menyalakan rokoknya.


Seol penasaran dengan Jung Woo.

Seol : Namun aku pikir dia telah menjalani hukuman penuh. Jadi mengapa dia sekarang...


Seol lantas ingat saat Jung Woo bilang ke Su O kalau dia tak membunuh mereka.

Kemudian dia ingat saat tadi Jung Woo tanya dimana dia menemukan tulang itu.


Seol pun merasa Jung Woo tak berbohong.

Seol : Aku sangat penasaran sampai membuatku gila.


Seol pun kembali. Dia masuk ke gedung sekolah yang sudah tidak terpakai dan melintas di depan gorong2 yang dimasuki Jung Woo tadi.

Seol memarkirkan motornya di depan gorong2 lain. Dan, bersamaan dengan itu, Jung Woo keluar dari gorong-gorong di depannya.

Jung Woo : Kenapa kau kembali?

Seol : Soal itu... aku benar-benar ingin tahu tentang hal ini. Jadi apa kau benar-benar tidak ingat atau kau berpura-pura tidak melakukannya? Atau bukan kau yang melakukannya?

Jung Woo : Namamu Ha Seol, 'kan? Bagaimana menurutmu?

Seol : Aku? Menurutku bukankah kasusnya sudah selesai?

Jung Woo : Ini belum berakhir bagiku. Aku sangat takut dan sangat mengantuk serta lapar, aku mengiyakan semuanya karena ingin bertemu dengan orang tuaku. Kupikir jika aku melakukan itu maka semuanya akan baik-baik saja. Namun ternyata tidak demikian. Aku akan melakukan semua yang aku bisa untuk mencari tahu dan mengungkapnya. Itu tugasku. Dan itulah satu-satunya hak yang aku miliki. Jika aku melakukan kejahatan, aku akan dihukum lagi.

Mendengar itu, Seol pun ngasih tahu dimana dia menemukan tulang itu.

Seol : Jadi aku melihat ini beberapa waktu yang lalu. Ada lubang got lain di sana. Apa kau ingin melihatnya? Di sebelah sana.


Seol pun menunjukkan lubang yang dimaksud.

Jung Woo bergegas turun ke lubang itu untuk memeriksa.


Sesampainya dibawah, Jung Woo mulai menyinari gorong2 dengan senter yang diberikan Seol. Di sana dia melihat tulang belulang. Tak lama, dia menemukan sesuatu. Dia pun terhenyak.


Sang Cheol : Apa itu sebabnya kau mengikuti Ibu Ko Jung Woo?

Pak Sim bercerita sambil merokok, kalau dia emosi melihat cara Bu Jung membeli pakaian dan daging untuk Jung Woo.

Sang Cheol : Itu alasan kau mengikutinya sampai ke jembatan layang.

Pak Sim terdiam.

Kita lalu diperlihatkan flashback apa yang terjadi hari itu.

Flashback...


Pak Yang melihat Bu Jung.

Pak Yang memanggil Bu Jung, tapi Bu Jung tak dengar dan masuk ke gedung JPO. Melihat itu, Pak Yang pun menyusul Bu Jung. Tapi dia masuk dari gedung lain.


Setelah itu, barulah Pak Sim muncul dan ikut masuk dari gedung yang dimasuki Bu Jung tadi.


Setibanya di atas, Pak Sim mendekati Bu Jung.

Pak Sim : Kau membeli pakaian untuk bajingan itu? Kau benar-benar memalukan. Kau bertindak seperti bukan ibunya lagi tapi sekarang setelah Jung-woo kembali, apakah kau senang dan gembira? Jadi, apa Jung Woo mengakuinya? Apa dia memberitahumu di mana dia membuang Bo Young?

Bu Jung : Aku sangat menyesal.

Pak Sim : Usir dia sekarang juga. Jika aku melihatnya, aku akan membunuhnya. Aku akan menghancurkannya tepat di depanmu dan membuangnya ke selokan!

Bu Jung memohon agar dibiarkan memberi makan Jung Woo satu jali saja.

Mendengar itu, Pak Sim emosi.

Pak Sim : Aku tidak bisa memasak untuk Bo Young atau membelikannya pakaian selama 10 tahun terakhir!


Pak Sim lantas merebut semua belanjaan Bu Jung.

Dia lantas membuang salah satu belanjaan Bu Jung ke bawah.

Setelah itu, barulah dia mendorong Bu Jung ke bawah.

Usai menjatuhkan Bu Jung, Pak Sim pun bergegas pergi.


Pak Sim lantas beralasan bahwa dia tak bisa memegang Bu Jung.

Sang Cheol : Itu adalah kesalahan. Kau tidak sengaja mendorongnya dari jembatan penyeberangan.


Setelah terdiam sejenak, Jung Woo pun mulai memeriksa lagi.

Tak lama, dia menemukan label nama. Jung Woo pun syok.


Setelah mendapat pengakuan Pak Sim, Sang Cheol dan tim nya balik ke meja mereka. Sang Cheol, Det. Seo dan Det. Yoo pun membahas pergi ke tempat makan sup nasi, lalu ke sauna. Mereka lalu memuji Sang Cheol yang berhasil menyelesaikan kasus jembatan layang.


Sementara Byeong Moo tengah bicara dengan Seol di telepon.

Seol bilang dia tampak agak gelisah.

Byeong Moo : Tidak. Itu baru setelah dipenjara selama 10 tahun dia menjadi sedikit aneh. Dia sudah banyak berubah.


Sang Cheol menguping.


Byeong Moo : Oh ya, minggu depan,  apa kau bisa meluangkan waktu untuk makan malam?

Seol : Baiklah, aku akan meneleponmu lagi nanti.


Mendengar itu, Sang Cheol pun tanya apa itu soal Jung Woo.

Byeong Moo : Tidak, itu hanya... ada seseorang yang ku kenal di daerah sini. Dia menemukan tulang yang mengambang karena hujan dan melaporkannya. Dan tampaknya Ko Jung Woo bertanya padanya di mana dia menemukannya.

Sang Cheol : Apa dia bersamanya sekarang?

Byeong Moo : Apa?


Sang Cheo mulai bersiap, kalian semua menunggu di sini dalam keadaan siaga. Aku akan mengambil perlengkapannya, lalu berangkat.

Byeong Moo : Tunggu, Ketua Tim.

Sang Cheol : Bagaimana jika Ko Jung Woo mencoba untuk menyingkirkan bukti dan siapa tahu kita tahu di mana dia menyembunyikan jasadnya? Dan temanmu bisa dalam bahaya. Jadi tetap berhubungan dengannya. Kabari aku segera setelah kau mengetahui sesuatu.

Byeong Moo pun memberitahu Sang Cheol kalau tulangnya ditemukan di Desa Cheonsu.

Byeong Moo : Itu desa di sebelah. Kami mencarinya 10 tahun yang lalu, dan tidak ada yang ditemukan.

Sang Cheol : Itu sebabnya aku bilang.

Byeong Moo : Tunggu, tapi itu tepat di sebelah...

Tapi Sang Cheol nya keburu pergi.


Jung Woo menatap label nama Bo Young. Di sana, tertulis nama Bo Young. Sontak lah emosi tertahan Jung Woo selama ini, pecah.

Jung Woo : Kenapa? Kenapa kau? Kenapa? Aku sangat merindukanmu.


Jung Woo lantas meminta maaf dan teringat saat Bo Young lari meninggalkannya setelah mereka bertengkar di mobil waktu itu.

Jung Woo menyesal membiarkan Bo Young pergi saat itu.


Jung Woo : Bagaimana aku bisa membiarkanmu pergi seperti itu? Maafkan aku.

Jung Woo kemudian berteriak marah, tapi kau tidak seharusnya berada di sini! Bo Young-ah, kau tak seharusnya disini.


Seol yang mendengar ratapan Jung Woo, mencoba memanggil Jung Woo. Karena Jung Woo tak merespon, Seol pun memasukkan ponselnya ke gorong2 dan memotret. Setelah itu, dia melihat hasil jepretannya dan terkejut melihat label nama Bo Young.


Para detektif mulai bersiap. Det. Kim datang dan tanya, apa yang terjadi.

Det. Kim : Apa maksudmu mayat ditemukan? Yakin itu bukan lelucon?

Det. Seo : Mayatnya memiliki tanda nama dengan nama Sim Bo Young.

Det. Kim : Apa? Sim Bo Young?


Det. Yoo : Kita butuh analisis menyeluruh untuk mengetahui dengan pasti.

Det. Kim : Sim Bo....


Det. Kim yang sadari itu Bo Young yang dibunuh Jung Woo, menyuruh semua lekas bergerak.

Detektif wanita yang ikut menyudutkan Jung Woo sepuluh tahun lalu berkata, kalau semua sudah siap.

Det. Kim : Ya, bagus kalau begitu.

Det. Kim lantas dengan panic mencari Kepala Hyun.


Kepala Hyun langsung bersiap-siap. Namun sebelum pergi, dia memanggil pelayannya. Pelayannya datang dan tanya apa ada yang terjadi pagi-pagi begitu.

Kepala Hyun : Iya. Pastikan Su O minum obatnya segera setelah dia bangun.

Kepala Hyun kemudian pergi.


Di kamarnya, Su O terbangun setelah mendengar suara pintu dibuka.


Bu Kim tengah membersihkan depan restoran sambil mengomel karena Seol pergi tanpa membereskan teras. Tak lama kemudian, Seol menelponnya.

Seol : Aku menelepon dari Desa Cheonsu.

Dan Bu Kim pun terkejut, apa?


Sang Cheol sambil menyetir mobilnya bicara di telepon kalau dia hampir sampai dan menyuruh rekannya cepat datang.

Sang Cheol kemudian kesal dan mengatai Jung Woo bajingan licik.


Bu Kim berusaha membangunkan Jae Hee yang tertidur di meja karena mabuk. Jae Hee pun bangun. Setengah sadar dia tanya ada apa.

Bu Kim : Mereka menemukannya.

Jae Hee : Siapa?

Bu Kim : Mereka menemukan Bo Young.

Jae Hee : Eonni, apa yang baru saja kau katakan?

Bu Kim : Mereka menemukan Bo Young.

Jae Hee : Bo Young-ku?

Jae Hee lantas berdiri dan bertanya dimana Bo Young.


Sang Cheol akhirnya tiba dan mendekati Seol yang berdiri di dekat gorong2.

Sang Cheol : Dimana Ko Jung Woo?

Seol : Ya, dia di bawah sana. Tapi dia tidak tahu dimana...

Sang Cheol memotong perkataan Seol saat Seol hendak menjelaskan tentang Jung Woo. Sang Cheol menyuruh Seol mundur. Dia bilang itu berbahaya.

Sang Cheol : Polisi akan segera tiba. Mundurlah.


Sang Cheol turun ke gorong-gorong dan menemukan Jung Woo tengah meratapi Bo Young. Sang Cheol pun menuduh Jung Woo berusaha menghancurkan barang bukti. Dia juga melarang Jung Woo memegang label nama Bo Young.


Sang Cheol lalu mulai mencengkram Jung Woo dengan emosi.

Sang Cheol : Hei, lihat langsung ke mataku.

Tapi Jung Woo mulai kehilangan kesadarannya.

Sang Cheol berusaha menyadarkan Jung Woo.

Sang Cheol : Jung Woo-ssi, Ko Jung Woo, kendalikan dirimu! Ko Jung Woo, sialan! Ko Jung Woo sadarlah! Dia harus ditemukan!

Sang Cheol menampar pipi2 Jung Woo berkali2 untuk menyadarkan Jung Woo.


Bo Young yang duduk di depan gorong2 dengan kepala berdarah, tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada Jung Woo karena sudah menemukannya.


Jung Woo mendorong Sang Cheol hingga Sang Cheol jatuh.

Setelah itu, Jung Woo pun mendekati tulang belulang Bo Young dan menangis, meminta maaf pada Bo Young.


Mendengar permintaan maaf Jung Woo, Sang Cheol emosi dan salah paham.

Sang Cheol : Menurutmu, dengan minta maaf akan menyelesaikan segalanya? Apakah itu mengubah sesuatu? Apa minta maaf saja sudah cukup?

Sang Cheol lantas mencengkram dan memukuli wajah Jung Woo berkali-kali.

Sang Cheol : Dia sudah mati. Dia sudah mati! Kau membunuhnya bajingan! Kau membunuhnya!


Sang Cheol lantas mengeluarkan pistolnya.

Tapi tiba-tiba, Jung Woo mengarahkan ujung pistol Sang Cheol ke kepalanya.

Emosi Jung Woo akhirnya meledak, TEMBAK AKU!

Sang Cheol pun kaget melihat sikap Jung Woo.

Bersambung....

Next episode :

Su O yang terkapar di kebun kacanya setelah penyakitnya kambuh, memberitahu Seol bahwa Jung Woo bukan pelakunya.

Jung Woo memohon pada Sang Cheol. Dia meminta Sang Cheol menangkap pembunuh Bo Young dan Da Eun.

Para warga berdemo, mereka menyuruh Jung Woo dan Bu Jung pergi.

Na Gyeom mengajak Jung Woo ikut dengannya tapi Jung Woo tak mau pergi sebelum menemukan Da Eun.


EmoticonEmoticon