All Content From : MBC
Sinopsis Lengkap : Black Out
Episode Sebelumnya : Black Out Episode 5
Episode Selanjutnya : Black Out Episode 7
Bo Young yang duduk se-bangku sama Jung Woo, tampak cemas saat wali kelas mengumumkan soal biaya makan siang mereka bulan ini. Namun Bo Young terkejut saat wali kelas bilang biaya makan siang bulan ini tidak ada yang terlambat.
Kelas pun bubar.
Bo Young : Hei, Ko Jung Woo.
Jung Woo pun menoleh, menatap Bo Young.
Jung Woo : Ya?
Bo Young : Apa kau membayar makan siangku lagi?
Jung Woo : Terus kenapa? Kau bisa membayarku dengan bunga nanti.
Jung Woo lantas tersenyum. Lalu dia pergi menghampiri Min Soo dan Byeong Moo.
Jung Woo, Min Soo, Geon O dan Byeong Moo pun berjalan kaki menuju ke rumah nya Bo Young sembari tertawa. Tiba-tiba, mereka melihat Bo Young dan Jae Hee yang berlari keluar rumah. Pak Sim mengejar mereka keluar.
Pak Sim : Kalian berdua mati. Kau mau dipukuli lagi?
Wajah Jae Hee nampak babak belur.
Jung Woo pun berusaha menghentikan Pak Sim. Dia mengancam akan memberitahu ayahnya jika Pak Sim melakukan itu lagi.
Pak Sim marah, dasar berandal kecil.
Jung Woo lalu menyuruh Byeong Moo membawa pergi Bo Young dan Jae Hee.
Byeong Moo dan Min Soo bergegas membawa pergi Bo Young dan Jae Hee.
Sedangkan Geon O membantu Jung Woo memegangi Pak Sim.
Jung Woo beranjak keluar dari bar. Dia panik dan bingung harus bagaimana lagi untuk membersihkan cap pembunuh dari dirinya. Dia lantas duduk di depan jendela kafe sandwich dan terdiam pedih.
Sang Cheol masih di bar. Tiba2, seorang pria datang dan menagih hutang pada wanita pemilik bar. Sang Cheol pun diam mendengarkan si penagih hutang. Si penagih hutang bilang, bunganya telah jatuh tempo dua hari.
"Ini juga terjadi bulan lalu. Mungkin aku terlalu mudah untukmu."
Sang Cheol tiba2 berdiri dan lewat di tengah2 mereka.
Sang Cheol lantas menatap bingkai yang ada di dinding.
Wanita pemilik bar meminta maaf dan berkata akan membayar hutangnya setelah bar nya tutup.
Sang Cheol lantas berbalik, menatap pria itu.
Sang Cheol : Jeon Gyeong Sook-ssi? Apa kau Jeon Gyeong Sook?
Wanita pemilik bar bilang, itu dia.
Si penagih hutang kesal.
"Kami sedang berada di tengah-tengah percakapan." protesnya.
"Ya, terserah. Apa kau bekerja untuk pengadilan atau polisi? Aku ragu." jawab Sang Cheol enteng.
Sang Cheol lalu menyuruh Bu Jeon melaporkan si penagih hutang ke polisi atas penagihan hutang yang melanggar hukum.
Si penagih hutang dan seorang rekannya lari keluar. Si penagih hutang lari sambil menelpon komplotannya.
Penagih hutang : Kepalaku dipukul, sial! Bawa mereka ke sini!
Sang Cheol mengejar mereka. Tapi dia sempat terdiam sebentar melihat Jung Woo yang duduk diluar. Sang Cheol mengejar para penagih hutang itu. Jung Woo terdiam sejenak, sebelum akhirnya menyusul Sang Cheol.
Dua penagih hutang berhenti berlari. Sang Cheol yang melihat itu, juga berhenti ikut berhenti lari. Lalu Jung Woo datang. Tiba2 dari belakang, komplotan dua penagih hutang itu datang.
Salah seorang komplotan bilang, Sang Cheol dalam masalah besar.
Sang Cheol pun bilang mereka lah yang dalam masalah besar.
Si komplotan bilang lagi tidak ada CCTV dan menyuruh Sang Cheol menerima pukulannya. Tapi Sang Cheol mukul si komplotan duluan.
Sang Cheol : Kau bilang tidak ada CCTV.
Pak Sim menyusup ke rumah Jung Woo.
Pak Shin menunggu di mobil.
Jung Woo mengusir para penagih hutang dengan tangkai pel.
Sang Cheol menarik napas kesal melihat Jung Woo membantunya mengusir para penagih hutang.
Jung Woo lantas menghampiri Sang Cheol. Sang Cheol yang kesal, minta Jung Woo berhenti ikut campur masalahnya.
Tiba2, ponsel keduanya berdering. Jung Woo menjawab teleponnya dan Sang Cheol membaca pesannya.
Sang Cheol diberitahu rekannya kalau Pak Sim dibebaskan karena kurangnya bukti dan pernyataan tidak valid.
Sementara itu di telepon, Jung Woo bilang pada seseorang, "Sampai jumpa di rumah".
Jung Woo lantas mau pergi.
Sang Cheol memanggilnya.
Sang Cheol : Itu Sim Dong Min, kan?
Jung Woo pun bilang pada Sang Cheol kalau dia akan mengurusnya.
Jung Woo lantas pergi.
Sang Cheol : Mengurus apanya, astaga!
Sang Cheol mengejar Jung Woo. Tapi Jung Woo nya keburu pergi dengan taksi. Kebetulan ada taksi lagi di belakang taksi Jung Woo tadi. Sang Cheol pun langsung menyetop taksi itu dan meminta supir taksi mengejar taksi Jung Woo.
Jung Woo masuk ke rumahnya. Dia sempat terdiam sebentar di dekat pintu, sebelum akhirnya melangkah masuk ke dalam. Pak Sim sudah menunggu Jung Woo di dekat meja makan dengan senapannya. Jung Woo menatap ke arah Pak Sim.
Jung Woo : Bagaimana kau bisa dibebaskan?
Pak Sim merangsek maju sambil mengarahkan senapan ke Jung Woo.
Pak Sim : Bahkan seorang pembunuh sepertimu dibebaskan setelah 10 tahun. Jadi kenapa aku harus dipenjara ketika tidak ada bukti?
Pak Sim kemudian marah, apa kau manusia? Bagaimana kau bisa melemparkan temanmu ke dalam saluran seperti itu?
Jung Woo pun berkata, bukan dia yang membunuh Bo Young.
Jung Woo juga bilang Da Eun meninggal di gudang ketika Bo Young sedang ditinggalkan. Itu tidak mungkin, kecuali jika dia dua orang.
Jung Woo lantas tanya, apa yang Pak Sim lakukan pada hari itu.
Jung Woo : Bo Young mengalami kesulitan dan takut padamu. Pada hari terakhir itu, dia menangis di dalam mobilku. Aku yakin itu karenamu.
Mendengar itu, Pak Sim tambah marah.
Pak Sim :Kau pembunuh bajingan! Apa kau mencurigaiku sekarang?
Jung Woo lantas menyuruh Pak Sim menembaknya.
Jung Woo : Tapi aku tidak membunuh Bo Young. Aku tak membunuhnya.
Sang Cheol tiba di depan rumah Jung Woo. Pak Shin yang ingat siapa Sang Cheol pun terkejut dan bergegas menghubungi Pak Sim.
Pak Sim bilang ke Jung Woo kalau Bo Young mengawasi dari atas.
Jung Woo : Benar. Bo Young sedang mengawasi dari atas. Apa kau bisa berdiri dengan bangga di hadapannya?
Pak Sim semakin bertekad untuk menghabisi Jung Woo.
Sang Cheol ragu-ragu untuk masuk. Tiba2, dia mendengar suara tembakan dari dalam. Sontak dia terkejut. Pak Shin yang tengah berusaha menghubungi Pak Sim, juga kaget, sampai2 ponselnya meluncur dari tangannya.
Sang Cheol yang mendengar suara tembakan, bergegas masuk.
Melihat Sang Cheol masuk, Pak Shin pun meraih ponselnya dan berusaha menghubungi Pak Sim, namun tidak dijawab Pak Sim.
Pak Sim ternyata menembak jendela. Jung Woo tampak tenang, padahal kematian di depan matanya. Pak Sim ingin menembak Jung Woo. Tapi kemudian dia mendengar suara seseorang diluar.
Sang Cheol berlari ke dalam sambil berteriak memanggil Jung Woo.
Pak Sim yang kesal karena ada yang datang, memukul kepala Jung Woo dengan ujung senjata dan bergegas lari. Jung Woo jatuh habis dipukul Pak Sim.
Sang Cheol masuk dan mendekati Jung Woo.
Sang Cheol : Ko Jung Woo. Hei, kau baik-baik saja?
Jung Woo menatap Sang Cheol dengan tenang, aku baik-baik saja.
Melihat Jung Woo terluka, Sang Cheol ingin menelpon bantuan tapi dihentikan Jung Woo. Jung Woo bilang dia baik-baik saja.
Pak Sim lari lewat halaman belakang dan bergegas masuk ke mobil Pak Shin.
Pak Shin : Apa yang terjadi?
Pak Sim : Jika bukan karena detektif itu, aku pasti sudah menyingkirkan Ko Jung Woo. Cepatlah pergi!
Pak Shin pun bergegas melajukan mobilnya.
Kepala Hyun terkejut melihat Geon O di depan matanya.
Geon O dengan santainya, meminum minuman kalengnya sambil menatap sang ayah.
Kepala Hyun : Hyun Geon O. Geon O-ya.
Seol melirik Kepala Hyun mendengar Kepala Hyun memanggil pria mirip Su O dengan nama "Geon O".
Kepala Hyun lantas turun dari tangga. Seol ikut turun.
Kepala Hyun : Kapan kau sampai disini? Seharusnya kau menelepon untuk memberitahuku bahwa kamu pulang.
Geon O menatap Seol.
Kepala Hyun menatap Seol.
Kepala Hyun : Oh, aku mengerti sekarang. Ha Seol, ini adalah kakak Su O, Geon O.
Seol pun sadar dari keterkejutannya dan bergegas mengenalkan diri ke Geon O.
Seol : Halo, aku Ha Seol. Aku teman Su O Oppa.
Geon O mengangguk2.
Seol lantas pamit dan minta maaf sudah mengganggu Kepala Hyun.
Kepala Hyun : Tidak apa-apa. Sampai jumpa.
Seol beranjak keluar.
Seol : Mereka terlihat persis sama.
Begitu Seol pergi, Geon O dan ayahnya saling bertatapan dengan dingin. Dari tatapan Kepala Hyun, sepertinya Kepala Hyun tak suka Geon pulang. Dan dari tatapan Geon O, terasa kalau Geon O membenci ayahnya.
Sang Cheol mengobati luka Jung Woo.
Sang Cheol : Apa kau seorang kolektor? Apa mengoleksi bekas luka di wajah adalah hobimu?
Sang Cheol pun selesai mengobati Jung Woo.
Sang Cheol : Selesai.
Jung Woo : Terima kasih.
Sang Cheol lantas menatap lubang bekas tembakan di dinding.
Setelah itu, dia menatap Jung Woo.
Sang Cheol : Lupakan. Lebih penting lagi kau hampir mati, kau tahu itu?
Sang Cheol lalu tanya siapa pelakunya.
Sang Cheol pun menebak itu adalah Pak Sim.
Jung Woo diam saja.
Sang Cheol pun terdiam menatap Jung Woo.
Tak lama kemudian, dia mengambil jaketnya dari sofa dan berniat pergi tapi kemudian dia duduk lagi dan menyuruh Jung Woo mengambilkan bantal untuknya.
Jung Woo : Kenapa bantal?
Sang Cheol : Bahkan jika kau seorang kriminal, hidupmu sedang terancam. Aku tidak bisa pergi begitu saja, bukan? Aku pegawai negeri yang sangat baik.
Perawat memberikan Su O obat. Perawat bahkan memeriksa mulut Su O setelah Su O meminum obat, untuk memastikan bahwa Su O benar-benar menelan obat itu.
Sementara itu, Geon O menanyakan Su O ke sang ayah.
Geon O : Apa Su O pergi ke suatu tempat? Ayah memasukkannya ke rumah sakit lagi, bukan? Rumah sakit mana itu?
Alih2 menjawab pertanyaan Geon O soal Su O, Kepala Hyun bertanya alasan Geon O kembali ke Seoul.
Geon O pun tertawa mendengar pertanyaan ayahnya, lalu meminum bir kalengnya.
Kepala Hyun mengulangi pertanyaannya.
Geon O : Abeoji, kenapa kau mengatakan itu kepada putramu yang kembali setelah 10 tahun?
Kepala Hyun marah dan mencampakkan bir Geon O. Dia juga mau menampar Geon O, tapi tangannya terhenti. Kepala Hyun lantas meminta Geon O untuk sadar. Lalu dia menyuruh Geon O kembali besok.
Kepala Hyun : Tidak ada yang tahu kau ada di sini. Jangan pernah berpikir untuk bertemu siapa pun. Kau mengerti, kan? Kembalilah.
Kepala Hyun lantas beranjak dari hadapan Geon O.
Geon O memanggil ayahnya.
Geon O : Abeoji, Jung Woo sudah dibebaskan, kan?
Kepala Hyun pun melarang keras Geon O menemui Jung Woo.
Young Sil masuk ke rumah bersama Hyeong Sik. Hyeong Sik yang berjalan di belakang Young Sil tampak meraba2 sakunya, mencari sesuatu. Hyeong Sik lantas bilang ke Young Sil kalau dia harus kembali ke mobil.
Young Sil pun duduk dan bertanya, apa kau mencari ini?
Hyeong Sik terkejut ponselnya ada di tangan Young Sil. Young Sil menaruh ponsel Hyeong Sik ke atas meja. Hyeong Sik pun duduk dan ingin mengambil ponselnya namun ditahan Young Sil. Young Sil bilang, Hyeong Sik harus memberi penjelasan dulu.
Hyeong Sik pikir itu karena Young Sil melihatnya mengobrol dengan Yeo Jin tadi.
Hyeong Sik : Apa kau melihatnya?
Young Sil : Bukan itu jawaban yang aku cari.
Hyeong Sik mengerti dan menjelaskan itu dari nomor pribadi.
Young Sil : "Kau membunuhku 11 tahun yang lalu", "Kenapa kau membunuhku 11 tahun lalu".
Hyeong Sik : Hal-hal seperti ini kadang terjadi selama konsultasi. Kau tahu ada berbagai macam pasien di luar sana. Aku akan membereskannya jadi jangan khawatir.
Young Sil : Dan bagaimana kau akan membereskannya?
Hyeong Sik pun terdiam.
Young Sil : Aku akan mengurusnya. Jangan lakukan apa pun. Apa pun yang ingin kau lakukan, jangan lakukan itu.
Hyeong Sik : Pemilihan gubernur akan segera berlangsung. Kami tidak ingin siapa pun punya alasan untuk menyerangmu. Itu 11 tahun yang lalu...
Young Sil : Jangan terlalu berpuas diri! Jika seperti itu, kau akan membusuk seperti air yang tergenang!
Hyeong Sik pun diam.
Young Sil memikirkan sesuatu.
Hari sudah pagi. Sang Cheol pergi ke dapur sambil memegang botol minuman dan mencari-cari Jung Woo. Tapi Jung Woo tak ada di rumah. Sang Cheol lantas menaruh minuman di atas meja dan melihat sesuatu di bawah.
Sang Cheol lantas memanjangkan lengan kausnya. Lalu dia memakai lengan kausnya untuk memungut peluru yang dilihatnya di dekat kaki meja.
Jung Woo lalu keluar sambil merapatkan jaketnya dan melihat dua siswa berseragam tengah mencoret2 dinding rumah Jung Woo dengan pilox.
Siswa itu menulis, "MATI, PEMBUNUH."
Sang Cheol menghalau mereka.
Sang Cheol : Hei! Apa yang sedang kalian lakukan?
Lah dua siswa itu malah mengejek Sang Cheol karena mengira Sang Cheol Jung Woo.
"Hei, Pak. Kami dengar kau seorang pembunuh. Bagaimana rasanya membunuh seseorang?"
"Ibuku mengatakan aku tidak seharusnya tumbuh dewasa menjadi manusia hina sepertimu."
Sang Cheol pun mengusir mereka.
Bersamaan dengan itu, Jung Woo kembali dan berpapasan dengan anak2 nakal itu.
Jung Woo menenteng belanjaan. Sang Cheol pun tanya Jung Woo darimana. Jung Woo menyuruh Sang Cheol masuk.
Sang Cheol heran sendiri melihat Jung Woo yang tengah memasak ramen.
Sang Cheol : Apa yang kau lakukan? Semua orang di sini termasuk anak-anak, menyuruhmu pergi dengan menyumpahi dan mengutukmu. Tapi kau di sini menjaga rumah tetap bersih dan berbelanja kebutuhan sehari-hari. Mengapa kau tinggal di sini? Apa? Kau hampir mati kemarin.
Jung Woo : Aku sudah mengatakannya beberapa kali. Sampai kasusnya dibuka kembali, kita menemukan Da Eun dan ibuku terbangun, aku tidak bisa pergi.
Sang Cheol pun menghela nafas melihat kekeraskepalaan Jung Woo. Lalu dia menarik kursi dan bertanya, membuka kembali kasusnya?
Sang Cheol kemudian duduk dan menatap Jung Woo.
Jung Woo : Benar.
Sang Cheol : Aku bertanya karena aku sungguh tidak mengerti. Bahkan jika kita menggali kasus ini, kaulah yang paling dirugikan. Jadi mengapa kau melakukan ini?
Jung Woo pun berbalik, menatap Sang Cheol.
Jung Woo : Karena itu tidak adil.
Sang Cheol : Tidak adil?
Jung Woo : Bo Young dan Da Eun adalah teman baikku. Mereka baik dan banyak tersenyum. Namun mereka meninggal sebelum mencapai usia 20 tahun. Aku merasa sangat tidak adil saat aku masih hidup. Jadi bayangkan bagaimana perasaan mereka.
Jung Woo lantas memohon pada Sang Cheol untuk membantunya membuka kembali kasus tersebut.
Jung Woo : Jika aku benar-benar melakukan pembunuhan, aku akan membayar utangku selama sisa hidupku. Katakan saja apa yang harus aku lakukan.
Sang Cheol : Kami belum menemukan barang-barang pribadi apa pun. Kau tahu, seperti jam tangan atau cermin, karena mereka perempuan atau bahkan telepon. Tak satu pun yang ditemukan. Kau adalah temannya. Kau harus tahu sesuatu.
Mendengar itu, Jung Woo berpikir sejenak.
Jung Woo pun mencari sesuatu di gudangnya.
Sang Cheol menatap heran Jung Woo, lalu ikut mengubek2 gudang Jung Woo dan menemukan karton yang dipenuhi tulisan dan gambar untuk Jung Woo.
Jung Woo melihat2 fotonya bersama teman2nya. Tak lama, dia mengambil satu foto dan menunjukkannya ke Sang Cheol.
Jung Woo : Ini adalah tas ransel yang dia bawa setiap hari selama 3 tahun. Dia juga memakainya pada hari itu.
Sang Cheol : Ke mana perginya tas ransel itu?
Kepala Hyun masuk ke kamar Geon O. Begitu masuk, dia melihat beberapa botol miras di atas meja. Geon O masih tidur. Kepala Hyun kian resah. Apalagi saat melihat foto yang dipajang Geon O di rak. Itu foto Geon O bersama Jung Woo dan yang lain. Kepala Hyun tidak suka dan langsung merebahkan foto itu.
Kepala Hyun kemudian membangunkan Geon O sambil membuka tirai jendela.
Geon O pun bangun karena cahaya matahari yang masuk ke kamarnya.
Kepala Hyun : Apakah kau meminumnya sepanjang malam?
Geon O pun bangun dan duduk di tempat tidurnya.
Kepala Hyun coba mengerti.
Kepala Hyun : Kau pasti mengalami penat. Aku akan mengatur tiket pesawatnya. Jadi pergilah segera setelah siap.
Geon O : Baiklah.
Kepala Hyun : Kau jangan pernah kembali tanpa izinku.
Geon O tak membantah. Kepala Hyun keluar.
Geon O kemudian meraih bir kalengnya dari atas meja disamping tempat tidurnya. Dia meminumnya seteguk. Kemudian dia meraih tabletnya dan membaca artikel tentang jasad Bo Young yang ditemukan. Di artikel itu, terpampang foto Kepala Hyun yang coba menenangkan Jae Hee.
Geon O yang kesal, meremuk dan membuang bir kalengnya ke lantai.
Seol tengah mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Tiba2, Bu Kim masuk dengan wajah sedikit resah. Seol pun berdiri. Dia mendekati Bu Kim dan tanya ada apa.
Bu Kim bilang, karena Seol anak yang cerdas, dia akan langsung ke intinya.
Bu Kim : Kami tidak tahu kapan kami bisa membuka kembali restoran tersebut dan sulit bagi kami untuk memberimu gaji. Jadi, terima kasih atas semua kerja kerasmu.
Bu Kim memberikan pesangon ke Seol.
Seol kaget, tiba-tiba? Bu, kamu tahu aku pekerja yang baik. Mohon pertimbangkan lagi.
Bu Kim : Kudengar, kau harus kembali belajar. Pulang saja sekarang dan kembali ke kampus.
Bu Kim pun berdiri dan mau keluar dari kamar Seol.
Namun Seol berusaha membujuk Bu Kim.
Seol : Aku tidak yakin kapan aku akan kembali belajar. Mohon pertimbangkan sekali lagi.
Seol juga mengembalikan lagi uangnya.
Bu Kim : Mengapa kau bersikap seperti ini? Kepala Polisi Hyun sudah mengatakan tidak.
Seol : Apa kepala polisi memintamu untuk memecatku?
Bu Kim : Bukan itu. Pindah saja pada akhir minggu.
Seol menanyakan alasannya. Bu Kim gak mau jawab dan melemparkan uang itu ke atas meja, kemudian pergi.
Seol pun akhirnya ke rumah Kepala Hyun.
Dia menunggu pintu dibuka. Tak lama, pintu dibuka dan Seol pun masuk ke dalam.
Seol : Kepala Polisi, aku punya sesuatu untuk ditanyakan.
Geon O turun sambil minum miras dan duduk di depan Seol.
Geon O : Menurutku dia sudah berangkat kerja.
Seol agak gak nyaman didekat Geon O.
Geon O : Kau teman Su O, 'kan? Minumlah dulu sebelum pergi.
Geon O ngambilin bir kaleng untuk Seol.
Seol : Jadi kau minum alkohol di pagi hari.
Geon O : Seseorang menyuruhku minum ini. Aku minum karena penat dari pesawat.
Seol : Baiklah.
Seol lantas mencari alasan untuk bisa keluar dari rumah itu.
Seol : Aku datang dengan skuterku jadi...
Tapi Geon O memotong kata2 Seol.
Geon O : Su O tidak mudah berteman.
Seol : Kita cukup dekat. Kami banyak berbincang bersama,
dan kami melihat lukisan. Kami sangat akrab.
Geon O : Kalau begitu, bolehkah aku meminta bantuanmu?
Jae Hee yang baru keluar dari rumah, terkejut melihat Jung Woo di depan rumahnya. Jae Hee dengan wajah marah, tanya kenapa Jung Woo di rumahnya. Jung Woo gak jawab.
Jae Hee akhirnya masuk ke rumahnya, diikuti Jung Woo.
Jae Hee membawa Jung Woo ke kamar Bo Young.
Melihat kamar Bo Young, Jung Woo menahan tangisnya.
Jae Hee lantas duduk di kasur Bo Young.
Jae Hee : Dia tidak pernah punya kamarnya sendiri saat dia masih hidup. Hanya dalam kematian, dia bisa memilikinya.
Jung Woo pun berusaha mengendalikan perasaannya. Dia tanya soal tas ungu yang selalu Bo Young bawa.
Jae Hee yang kesal, berkata, hanya Jung Woo yang tahu dimana tas itu.
Jae Hee : Saat aku hamil Bo Young pada usia 19 tahun, dikeluarkan dari keluargaku dan berkeliaran di Mucheon. Orang yang menerimaku, memberiku makan dan memberiku tempat tidur adalah ibumu. Dia sedang hamil dan dia masih pergi jauh-jauh ke Seoul untuk menyeret ayah Bo Young ke sini dan mendirikan rumah untuk kami. Ibumu adalah penyelamat seumur hidupku. Tapi selama 10 tahun setelah kau membunuh Bo Young, dia hanya seorang wanita yang ingin kubunuh. Apa gunanya menyeret lututnya di lantai sambil memohon ampun? Hanya mendengar napasnya saja membuatku marah dan geram. Itu bisa membuatku gila. Begitu caraku menghabiskan setiap hari selama 10 tahun.
Jung Woo : Imo, aku tidak membunuh Bo Young.
Mendengar itu, Jae Hee ngamuk.
Jae Hee : Jika bukan kau yang membunuhnya lalu siapa yang melakukannya? Kenapa sekarang? Selama 10 tahun, aku, nenek Da Eun, ibumu dan ayahmu harus menjalani kehidupan yang busuk dan bernanah seperti Bo Young yang dibuang ke saluran air!
Jae Hee lantas menyuruh Jung Woo untuk pergi saja.
Jae Hee : Jika ibumu bangun, aku akan menjaganya baik-baik. Aku mohon padamu. Aku mohon pergilah.
Jung Woo pun menggeleng.
Jung Woo : Maafkan aku, Bibi.
Jung Woo kemudian pergi.
Jae Hee geram, kenapa kau tidak mati saja di penjara?
Pak Shin sibuk di meja kasirnya. Pak Sim di depan mesin kopi. Tak lama kemudian, dia pun mendekati Pak Shin membawa dua cangkir kopi. Satunya dia kasih ke Pak Shin.
Pak Sim : Ini.
Pak Shin : Iya, terima kasih. Hei. Kau menyembunyikannya dengan baik, 'kan?
Pak Sim : Jangan khawatir. Aku menyembunyikannya
di tempat yang tidak ditemukan orang.
Pak Shin : Baiklah. Tapi bagaimana jika detektif itu datang ke sini? Apa kita harus menyiapkan alasan atau sesuatu seperti itu?
Pak Sim : Dia bahkan tidak melihat wajahku dan dia tidak bisa menahanku tanpa bukti apa pun.
Pak Shin : Bagaimana dengan Jung Woo? Dia pasti melihatmu. Bagaimana jika dia melaporkanmu?
Mendengar itu, Pak Sim ingat saat Jung Woo mengaku tidak membunuh Bo Young.
Pak Sim juga ingat pertanyaan Jung Woo padanya saat dia menodongkan senjata ke Jung Woo.
Jung Woo : Apa yang kau lakukan hari itu? Apa kau tidak bisa disalahkan?
Flashback end..
Pak Sim : Jung Woo bajingan itu. Dia tidak bisa melaporkanku. Dia akan mencoba menangkapku sendiri.
Pak Shin terdiam mendengar itu.
Sang Cheol, Det. Yoo dan Det. Seo ke forensik. Di sana, sudah ada Byeong Mu dan Det. Kim. Det. Kim baru membaca hasil forensik dari kerangka Bo Young.
Det. Kim : Mengapa berkeliaran larut malam begini? Tidak banyak yang terjadi. Apa yang bisa ditemukan di dalam mayat yang membusuk selama lebih dari 10 tahun?
Det. Kim memberikan laporan itu ke Sang Cheol.
Det. Kim lalu menyuruh Byeong Moo menyampaikan hal itu ke keluarga Bo Young.
Sang Cheol membaca laporan hasil forensik Bo Young dan dia merasa ada yang janggal. Det. Kim tanya, apa maksud Sang Cheol.
Sang Cheol : Dengar ini. “Ada lubang yang tidak beraturan,
berdiameter 8 cm di sisi kiri dari tulang tengkorak bagian depan. Tampaknya, faktor eksternal dilakukan beberapa kali pada bagian ini. Ditemukan fraktur garis tipis pada tulang panggul kiri. Tidak ada temuan lain yang tidak biasa yang diamati.”
Det. Kim : Lalu apa?
Sang Cheol : Penyebab kematiannya adalah trauma otak dari lubang sebesar 8 cm di tengkorak. Jadi, mengapa panggulnya retak? Ini jelas aneh. Bukankah begitu?
Det. Kim : Hal itu mungkin terjadi saat dia terjatuh.
Sang Cheol : Tapi hanya celana dalamnya yang hilang. Dan jika panggulnya retak, apa ini menjadi kekerasan...
Mendengar itu, Det. Kim emosi.
Det. Kim : Hei, apa-apaan kau ini! Sudah 11 tahun berlalu! 11 tahun! Celana dalam? Mereka bisa saja membusuk atau tersapu oleh air hujan.
Sang Cheol : Tapi kenapa hanya celana dalamnya saja?
Byeong Moo tegang mendengar itu.
Det. Kim : Astaga, ayolah! Apa yang salah denganmu?
Sang Cheol : Aku akan mendiskusikan hal ini dengan kepala polisi.
Sang Cheol pergi.
Det. Kim makin sewot, hei, kau! Jangan buat masalah menjadi rumit!
Kepala Hyun membaca laporan autopsi.
Kepala Hyun : Aku tidak melihat adanya hal khusus. Semuanya sesuai dengan yang kami harapkan.
Dia senang dengan hasilnya.
Sang Cheol pun mencoba meyakinkan Kepala Hyun kalau ada yang janggal.
Sang Cheol : Fakta bahwa celana dalamnya hilang dan patah tulang pada panggulnya ditambah lagi tak satu pun dari barangnya telah ditemukan. Ada beberapa hal yang mencurigakan tentang kasus ini.
Kepala Hyun : Benarkah? Mari kita bahas itu.
Sang Cheol : Kita belum menemukan barang pribadinya selama 10 tahun namun, kita harus mencari tahu apa pun yang kita bisa.
Kepala Hyun yang kesal, menelpon petugas forensik dan menyalakan pengeras suara agar Sang Cheol bisa mendengar.
Kepala Hyun : Aku sudah melihat laporan otopsi selain penyebab langsung kematian. Fraktur garis tipis pada tulang panggul kiri. Mungkinkah itu disebabkan oleh faktor eksternal? Jadi misalnya, seperti kekerasan seksual.
Petugas : Jika itu disebabkan oleh faktor eksternal yang kuat, kita tidak bisa mengabaikan adanya kekerasan seksual. Tapi itu hanya bersifat tak langsung. Itu tak bisa menjadi bukti yang konklusif.
Setelah mendengar itu, Kepala Hyun berterima kasih dan memutus panggilan.
Kepala Hyun kembali bicara dengan Sang Cheol.
Kepala Hyun : Dia bilang hal itu tidak dapat disimpulkan.
Sang Cheol pun menaruh peluru yang dia temukan di bawah meja makan Jung Woo, ke atas meja Kepala Hyun.
Sang Cheol : Sim Dong Min mengancam Ko Jung Woo. Kenapa melepaskan Sim Dong Min? Dia bahkan membuat pengakuan.
Kepala Hyun : Benar. Pengakuan itu.
Kepala Hyun menunjukkan video rekaman pengakuan Pak Sim.
Pak Sim : Apa aku benar-benar mengatakannya? Aku tak ingat. Maksudku, detektif itu terus menawari aku minuman. Bagaimana dia bisa mengarahkan pertanyaan seperti itu? Bagaimana seorang petugas dapat melakukan itu?
Sang Cheol pun tak bisa berkata apa-apa lagi.
Kepala Hyun : Aku kira, hal ini bisa membuat kacau jika ia membesar-besarkannya jadi aku mengatasinya untuk saat ini. Apa itu cukup sebagai penjelasan? Kau tidak akan mau menjalani pemeriksaan lagi, bukan?
Sang Cheol tak bisa membantah lagi.
Kepala Hyun : Oke, dengar baik-baik. Fokus kita sekarang yaitu membantu mereka mengadakan pemakaman sesegera mungkin. Mengerti?
Sang Cheol : Iya, Pak.
Kepala Hyun : Kau boleh pergi.
Sang Cheol pun beranjak ke pintu. Tapi saat melewati rak, dia melihat foto Kepala Hyun sama Young Shil dan Hyeong Sik.
Geon O di depan rumah Jung Woo dan melihat tembok di depan rumah Jung Woo habis dicoret2 dengan kata makian dan hinaan. Geon O yang tak terima, mencoba menghapus tulisan2 itu dengan wajah emosional. Tak lama kemudian, dia pun menangis.
Min Soo selesai mengganti perban Jung Woo.
Min Soo : Jung Woo-ya, apa yang terjadi padamu? Apa kau baik-baik saja? Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi mari kita rawat dulu. Aku tak tahu, tetapi mereka melakukan hal hebat saat pertolongan pertama. Cukup mensterilkannya.
Na Kyeom datang. Na Kyeom yang cemas, memeriksa keadaan Jung Woo.
Na Kyeom : Jung Woo-ya, kau terluka? Apa yang terjadi? Apa yang terjadi denganmu?
Min Soo : Kupikir kepalanya retak, tapi dia baik-baik saja.
Jung Woo : Aku baik-baik saja.
Na Kyeom : Kau tidak baik-baik saja. Mungkin hari ini kepala yang terluka, tapi bagaimana selanjutnya? Di mana lagi kau akan terluka?
Min Soo : Hei, hei, kita sudah dewasa sekarang. Mari kita tidak bertengkar. Bagaimana kalau kita memesan es kopi saja?
Jung Woo : Hei. Apa kalian bisa membantuku terlebih dahulu?
Di ruangannya, Young Sil lagi memeriksa sesuatu.
Seketarisnya datang, membawakannya minum.
Seketaris : Bu, ini teh Jujube. Kau bahkan tidak makan siang. Kau khawatir tentang sesuatu, bukan?
Young Sil : Aku selalu khawatir tentang sesuatu.
Seketaris mendekat ke Young Sil.
Seketaris : Pemilihan umum sudah semakin dekat. Tolong serahkan urusan, yang tak terkait dengan pemilihan padaku.
Young Sil pun langsung menutup laptopnya dan berkata, itu menyangkut Hyeong Sik.
Seketarisnya : Begitu rupanya. Dia selalu sabar dan berhati-hati selama pemilu...
Young Sil : Aku tahu. Mungkin dia sedang bersemangat di awal tahun ini.
Seketaris : Aku akan teruskan ke Sekretaris Hwang.
Young Sil : Tidak. Tampaknya agak berbeda kali ini. Aku ingin kau memeriksanya.
Seol menemui Hyeong Sik lagi. Hyeong Sik menaruh stiker bintang di nampan, bersama cangkir dan cemilan. Setelah itu, dia membawakannya ke Seol.
Hyeong Sik : Ini baru saja dipanggang kemarin, jadi aromanya masih enak. Ini untukmu.
Seol : Direktur. Aku benar-benar harus menemui Su O. Apa tak ada cara yang bisa kau bantu?
Hyeong Sik : Ini seperti yang aku katakan. Ini adalah permintaan dari kepala polisi. Jadi kurasa aku tidak bisa. Atau apa ada alasan kenapa kau berkunjung dua kali untuk menanyakan hal ini?
Hyeong Sik menyeruput minumannya, lalu menatap tajam Seol.
Seol hanya cengengesan. Lalu dia melihat stiker bintangnya di nampan. Dia pun berseru dan langsung mengambilnya. Hyeong Sik melihatnya.
Hyeong Sik : Lucu sekali, bukan? Aku mematikan lampu untuk pergi kemarin dan aku melihat sesuatu yang berkilau. Itu cara aku menemukannya. Aku tidak yakin siapa yang meninggalkannya di sana.
Seol : Kurasa itu terjatuh dari bajuku. Aku punya stiker yang sama di laciku.
Hyeong Sik : Benarkah? Kau tinggal di desa yang sama dengan Su O, bukan?
Seol : Ya, Desa Mucheon. Aku tinggal di lantai dua restoran sup ayam.
Hyeong Sik : Mucheon Garden. Jadi, di situ tempat tinggal kau.
Seol : Iya.
Hyeong Sik terus menatap Seol.
Seol : Jadi Direktur tolong hubungi aku saat kau pergi ke rumah sakit Su O.
Seol beranjak keluar.
Hyeong Sik ingat percakapannya dengan Da Eun di telepon.
Kita pun diperlihatkan flashback saat Da Eun yang dulu tinggal di rumah atap Mucheon Garden, menempelkan stiker bintang di dinding kamarnya sambil berbicara dengan Hyeong Sik di telepon.
Da Eun : Dok, tahukah kau kalau kita sudah bertemu 14 kali? Aku menambah stiker cahaya dalam gelap setiap kali kita bertemu.
Hyeong Sik : Ya.
Da Eun : Tidur nyenyak, Dok.
Hyeong Sik tersenyum teringat itu.
Tiba2, dia menerima pesan anonim lagi.
Pesan anonim : Seseorang melihatmu membunuhku.
Hyeong Sik yang panic, mengejar Seol. Di belakang, Hyeong Sik melihat Seol tengah memegang ponsel. Hyeong Sik pun tegang dan mengira Seol lah pelakunya, yang mengirim pesan anonim kepadanya.
Hyeong Sik lantas mendekati Seol. Dia tegang melihat ke arah tangan Seol yang memegang ponsel.
Seol sendiri menatap Hyeong Sik.
Hyeong Sik : Ha Seol. Kenapa kau berusaha menemui Su O?
Seol : Ya, aku khawatir tentang dia, dan aku punya pertanyaan padanya juga.
Hyeong Sik : Apakah kau bebas di malam hari?
Seol : Maksudmu malam ini?
Adegan beralih ke Min Soo yang tengah menghubungi seseorang di depan Jung Woo dan Na Kyeom.
Min Soo : Aku tidak memihak Jung Woo. Ya, aku juga merasa kasihan pada Bo Young. Iya, oke.
Min Soo lalu bicara dengan Jung Woo selesai menelpon.
Min Soo : Aku bahkan tidak bisa membicarakannya dengan yang lain. Mungkin kau juga tidak perlu menghubungi wali kelas kami.
Jung Woo : Aku akan mengurusnya.
Jung Woo pergi. Tinggal lah Na Kyeom dan Min Soo.
Min Soo masih menelpon. Selesai menelpon, dia bicara dengan Na Kyeom.
Min Soo : Lihat? Sudah kubilang mereka akan bilang tidak.
Na Kyeom : Jangan khawatir. Aku punya cara. Cara untuk membantu Jung Woo.
Sang Cheol memeriksa sesuatu di mejanya.
Byeong Moo lantas berdiri dan pamit pada Sang Cheol.
Byeong Moo : Pak, aku akan pulang setelah bertemu dengan keluarga yang berduka.
Det. Seo dan Det. Yoo juga pamit. Det. Yoo bilang ada perampokan dan mereka akan ke TKP.
Sang Cheol : Baiklah.
Det. Seo dan Det. Yoo pergi.
Sang Cheol sendiri membaca laporan kasus Jung Woo.
Sang Cheol : Tidak ada jejak korban.
Di resto, semua disiapkan Bu Kim. Pak Shin dan Pak Sim juga sudah di sana. Tak lama, Min Soo datang dan langsung mengeluh lapar pada ibunya.
Pak Sim pun memanggil Min Soo. Min Soo bergegas duduk disamping Pak Sim.
Bu Kim : Aku akan ambilkan nasi. Duduk dan makanlah.
Melihat Min Soo makan daging dengan lahap, Pak Sim membahas Bo Young.
Pak Sim : Bo Young dulu sangat menyukai daging.
Min Soo pun langsung tegang, namun dia pandai menutupinya dan pura2 menuangkan bir untuk Pak Sim.
Min Soo : Kau mengalami situasi sulit akhir-akhir ini, bukan?
Pak Shin : Tentu saja dia. Dia sekarat di dalam.
Pak Sim : Hei, hei, Min Soo-ya. Kapan kau bilang terakhir kali melihay Bo Young? Jadi mengapa kau tidak berkumpul dengan Bo Young hari itu? Kalian selalu berkumpul bersama.
Min Soo tegang ditanya2 begitu.
Bu Kim datang membawa nasi.
Bu Kim : Mengapa kau mengganggu anakku?
Pak Sim : Aku merasa aneh saja. Hye Young mengatakan bahwa Bo Young tidak pulang ke rumah. Lalu? Di mana dia? Dan apa yang dia lakukan?
Pak Shin : Ini normal terjadi pada anak-anak yang mengalami pubertas. Dia mungkin sedang sendirian di suatu tempat.
Pak Shin menyuruh Pak Sim minum lagi.
Bu Kim mulai makan.
Pak Sim menanyai Min Soo lagi.
Pak Sim : Tapi kau kapan kau melihatnya hari itu?
Bu Kim : Dia bilang dia tidak tahu. Kenapa kau mengganggunya ketika dia mencoba untuk makan?
Pak Sim pun berhenti menanyai Min Soo dan menyuruh Min Soo makan.
Min Soo nampak tegang.
Pak Yang yang tengah men-setrika pakaiannya, dikejutkan dengan kedatangan Geon O. Awalnya Pak Yang pikir itu Su O. Namun setelah melihat penampilan Geon O, Pak Yang sadar itu Geon O.
Pak Yang : Geon O? Apa kau benar-benar Geon O?
Pak Yang yang kaget, meletakkan setrika panas di atas pakaiannya.
Geon O : Ya. Apa kau baik-baik saja?
Pak Yang : Apa yang membawamu ke rumahku?
Geon O tak menjawab dan melihat foto Byeong Moo yang sudah sukses menjadi seorang perwira polisi.
Tiba2, terdengar suara, kayak suara mendidih. Pak Yang langsung sadar dan cepat2 mengangkat setrika panas dari pakaiannya.
Geon O kemudian duduk di dekat dinding.
Geon O : Byeong Moo pasti sudah menjadi seorang perwira polisi.
Pak Yang mengiyakan dengan wajah gugup dan berkata Byeong Moo lulus ujian.
Geon O tertawa kesal, dia lulus. Benar-benar bajingan yang tidak tahu malu.
Pak Yang : Apa? Apa yang baru saja kau katakan?
Geon O: Apa bisa bertemu Byeong Moo jika aku ke kantor polisi?
Mendengar itu, Pak Yang panic dan tanya kenapa Geon O mau bertemu Byeong Moo. Geon O bilang Byeong Moo adalah temannya.
Geon O : Sudah 10 tahun, jadi setidaknya aku harus melihatnya.
Pak Yang : Dia mungkin tidak berada di kantor polisi. Dia sering melakukan investigasi.
Geon O mengancam, apa aku harus menghubungi pihak berwajib?
Geon O lalu meminta izin menelpon Byeong Moo memakai ponsel Pak Yang. Namun Pak Yang bilang dia yang akan melakukannya.
Sang Cheol di sekolah, berusaha menanyai wali kelas Jung Woo.
Wali kelas nampak enggan menjawab pertanyaan Sang Cheol.
Wali kelas : Aku tidak tahu apa-apa.
Sang Cheol : Ibu. Sim Bo Young ditemukan. Kau adalah wali kelasnya, bukan?
Wali kelas : Bo Young hanyalah seorang siswa biasa.
Wali kelas mau pergi tapi ditahan Sang Cheol.
Sang Cheol : Tidak, tunggu, Bu. Satu hal saja. Park Da Eun adalah pacar Ko Jung Woo pada saat itu, kan?
Wali kelas : Da Eun adalah siswa pindahan dan aku hanya ingat bahwa dia sangat cantik.
Wali kelas langsung pergi.
Sang Cheol kemudian menanyai guru yang lain tapi mereka juga mengaku tidak tahu apa-apa.
Tak lama kemudian, Sang Cheol melihat Jung Woo berusaha menemui wali kelas.
Wali kelas nampak enggan bertemu Jung Woo. Namun Jung Woo terus memaksa.
Jung Woo : Bu, maafkan aku. Aku sangat menyesal. Tapi tolong izinkan aku bertanya beberapa pertanyaan.
Wali kelas : Sudah 10 tahun lamanya tapi setiap kali aku memikirkan Bo Young terlalu sulit bagiku.
Jung Woo : Apa Ibu pernah melihay Bo Young berkumpul dengan anak-anak lain selain kami? Apa kau menemukan sesuatu milik Bo Young di lokernya sejak hari itu. Hanya itu yang ingin aku tanyakan.
Wali kelas : Aku tidak tahu. Aku bilang aku tidak tahu. Jung Woo-ya, jangan lakukan itu. Aku sudah lupa segalanya. Aku ingin melupakannya.
Wali kelas pergi.
Sang Cheol mendekati Jung Woo.
Sang Cheol : Hei, kau bajingan yang lucu, bukan? Kenapa kau datang ke sini?
Jung Woo : Aku tidak tahu siapa yang bersama Bo Young dan Da Eun sore itu atau ke mana mereka pergi. Bo Young berada di gudang...
Sang Cheol : Apa kau seorang detektif? Apa kau di sini untuk investigasi? Iya?
Jung Woo : Aku di sini karena alasan yang sama denganmu.
Sang Cheol : Tidak, jangan ikuti aku, dan tanyakan saja pada kepala polisi. Bicarakan dengannya. Aku akan mengurus penyelidikannya. Kau bilang kau bukan pembunuhnya.
Jung Woo terdiam mendengar kata2 Sang Cheol.
Di depan Geon O, Pak Yang menghubungi Byeong Moo. Namun dia nampak gugup dan takut.
Byeong Moo : Ayah, aku di Mucheon Garden. Kenapa? Haruskah aku pulang?
Pak Yang : Tidak. Tidak! Aku akan ke sana, ya.
Pak Yang selesai menelpon.
Geon O : Byeong Moo pasti ada di Mucheon Garden?
Pak Yang : Tidak! Tidak!
Geon O lantas berdiri. Pak Yang melihat Geon O mabuk.
Pak Yang : Geon O-ya, apa kau minum? Minum banyak?
Geon O mau pergi. Pak Yang berusaha mencegah.
Pak Yang : Kau mau ke mana?
Namun Geon O menepis tangan Pak Yang dan pergi.
Jae Hee masuk ke resto bersama Byeong Moo.
Melihat mereka datang bersama, Pak Shin tanya bagaimana mereka bisa datang bersama.
Jae Hee menjelaskan kalau dia bertemu Byeong Moo di depan.
Bu Kim pun duduk bersama Jae Hee.
Pak Shin menyuruh Byeong Moo duduk di dekatnya.
Pak Shin menawari Byeong Moo minum. Namun Byeong Moo menolak dengan alasan sedang bekerja sekarang. Min Soo menawari Byeong Moo secangkir teh hangat. Byeong Moo diam saja.
Jae Hee : Ada yang ingin dia sampaikan.
Pak Sim : Ini tentang Bo Young, bukan?
Byeong Moo : Iya.
Bu Kim : Laporannya harus keluar. Cepat beritahu kami.
Byeong Moo : Kau bisa mempercepat pemakaman sekarang. Tim Forensik merilis hasilnya hari ini. Seperti yang kau harapkan.
Pak Sim marah, aku tahu itu, Jung Woo, bajingan itu.
Pak Shin : Ada banyak hal yang harus diatur untuk pemakaman. Aku akan menghubungi kelompok relawan yang lain.
Pak Sim : Terima kasih, hyungnim.
Pak Shin : Bukan apa-apa.
Pak Sim : Hei, di mana ayahmu?
Byeong Moo : Dia menelponku tadi, mengatakan dia sedang dalam perjalanan.
Tiba2, Pak Yang datang dan mengajak Byeong Moo pergi.
Tentu saja Byeong Moo heran dan tanya ada apa.
Pak Yang kekeuh mau Byeong Moo pergi.
Geon O sendiri sudah tiba di Mucheon Garden.
Byeong Moo masih menatap ayahnya dengan heran.
Dan, Geon O pun masuk.
Semua terkejut Geon O datang.
Bu Kim tersenyum menatap Geon O.
Bu Kim : Bukankah itu Geon O? Itu Geon O.
Geon O : Apa kalian baik-baik saja?
Bu Kim : Oh, ya. Sudah berapa lama? Kau harus lebih sering pulang ke rumah.
Min Soo, Byeong Moo, Pak Shin dan Pak Yang entah kenapa nampak tegang.
Min Soo yang tegang, coba mencairkan suasana.
Min Soo : Kau selalu ahli dalam mengejutkan orang. Apa kau baik-baik saja?
Geon O diam saja, menatap Min Soo dengan wajah sebal.
Min Soo yang tadinya tersenyum, langsung kehilangan senyumnya.
Suasana semakin tegang.
Jae Hee pun berkata, sepertinya Geon O habis minum.
Pak Sim : Ya? Itu bagus. Sudah lama sekali. Kemari, biar aku tuang minuman untukmu.
Geon O pun mendekat. Dia duduk di depan Pak Sim, disamping Pak Shin.
Byeong Moo yang takut Geon O mengatakan sesuatu, berusaha mengajak Geon O keluar.
Byeong Moo : Sudah begitu lama sejak kita bertemu satu sama lain. Kita boleh minum sendirian, 'kan?
Pak Shin menimpali, tentu saja, kalian anak muda harus minum.
Geon O mendorong Byeong Moo yang berusaha membawanya keluar.
Semua terdiam menatap Geon O.
Geon O lantas bertanya pada Pak Sim, tidak masalah jika aku minum di sini, 'kan?
Pak Sim : Iya, tentu saja. Biar kutuangkan untukmu.
Min Soo pun ikut membujuk Geon O.
Min Soo : Geon O-ya, ayo kita semua berkumpul bersama. Kau kenal Deok Mi, kan? Dia menjadi aktris yang terkenal. Sekarang Jung Woo sudah keluar, kita harus berkumpul dan...
Geon O menatap Min Soo begitu nama Jung Woo disebut.
Min Soo pun sadar dia salah ucap.
"... bersenang-senang." lanjut Min Soo pelan.
Geon O lantas menatap Pak Sim.
Geon O : Bagaimana kabarmu selama ini?
Pak Sim : Aku? Aku baik-baik saja, seperti yang kau lihat. Aku punya uang, tapi aku tidak merasa tenang.
Mendengar itu, Jae Hee sewot.
Jae Hee : Kau seharusnya tidak mengatakannya di depan anak-anak.
Geon O kemudian meminta maaf pada Pak Sim.
Dia juga bilang, harusnya dia datang lebih cepat. Pak Sim heran dan tanya apa maksud Geon O.
Mendengar itu, Byeong Moo pun melirik Min Soo dengan wajah tegang. Dan Min Soo melirik ayahnya. Pak Shin pun langsung mencoba meredam suasana.
Pak Shin : Bagaimana menurutmu? Bukankah dia kembali dari Amerika setelah mendengar tentang Bo Young?
Byeong Moo langsung mengiyakan.
Geon O pun menatap tajam Pak Shin.
Pak Shin langsung diam.
Geon O lantas tertawa.
Pak Sim, Jae Hee dan Bu Kim heran melihatnya.
Sementara Byeong Moo tegang, melirik Min Soo.
Pak Sim dan Pak Shin juga sama tegangnya.
Geon O lantas berkata, dia akan pergi sekarang.
Geon O mau berdiri tapi mau jatuh. Byeong Moo pun langsung memegangi Geon O.
Byeong Moo : Ya ampun. Dia benar-benar mabuk.
Pak Sim mau membantu memegangi Geon O. Tapi dihentikan Byeong Moo.
Byeong Moo : Kami akan merawatnya, jadi jangan khawatir.
Byeong Moo memanggil Min Soo. Min Soo mengerti dan langsung membantu Byeong Moo membawa Geon O keluar. Tapi Geon O marah dan menepis tangan mereka. Byeong Moo pun akhirnya membawa paksa Geon O keluar.
Byeong Moo : Kenapa minum begitu banyak?
Geon O : Lepaskan!
Geon O mendorong Byeong Moo.
Ketiganya berdiri di depan pintu Mucheon Garden.
Byeong Moo pun berusaha bersikap tenang. Dia menatap Geon O dan tanya, apa yang sedang Geon O lakukan.
Geon O pun menatap Byeong Moo dengan tatapan marah.
Geon O : Jadi kau sudah menjadi polisi?
Lalu Geon O menatap Min Soo.
Geon O : Dan kau telah menjadi perawat?
Geon O lantas memuji mereka berdua.
Geon O : Kalian semua telah mencapai impian kalian. Lalu, apa? Haruskah aku memuji kalian?
Geon O kemudian tepuk tangan sembari tertawa.
Byeong Moo menyuruh Geon O masuk ke mobilnya.
Byeong Moo : Kau pasti mabuk. Kapan lagi kau naik mobil polisi? Aku akan memberimu tumpangan. Ayo kita pergi.
Byeong Moo pun memegang Geon O. Dia mau membawa Geon O pergi tapi Geon O marah dan menepis tangan Byeong Moo darinya.
Geon O : Jangan sentuh aku.
Min Soo mendekati Geon O. Dia memegang lengan Geon O dan menyuruh Geon O masuk ke mobilnya. Geon O pun mendorong Min Soo. Geon O lantas beranjak menjauhi mereka. Tapi kemudian dia menoleh pada mereka.
Geon O : Aku membawa hadiah untuk kalian berdua. Tapi aku lupa membawanya hari ini. Tunggu sebentar. Segera aku kirimkan kepada kalian.
Setelah mengatakan itu, Geon O pun pergi.
Min Soo mendekati Byeong Moo.
Keduanya resah menatap kepergian Geon O.
Di dalam hanya tinggal Pak Yang, Pak Sim dan Pak Shin. Pak Yang tegang menatap ke arah pintu. Pak Shin juga sama. Pak Sim pun heran menatap mereka.
Pak Sim : Kalian bertingkah aneh hari ini.
Pak Sim kemudian bilang dia harus buang air kecil. Pak Sim ke toilet.
Pak Shin mencoba menenangkan Pak Yang yang cemas dan takut.
Pak Shin : Tidak perlu khawatir. Bagi kita saat itu sama saja seperti sekarang. Kita tidak tahu apa-apa.
Di ruangannya, Kepala Hyun menerima telepon soal Geon O. Geon O tidak bisa mendapat tiket penerbangan. Geon O dilarang meninggalkan Korea karena mengedarkan obat-obatan psikoaktif. Kepala Hyun resah.
Tiba-tiba, Jung Woo datang. Jung Woo bilang, ada yang mau dia katakan.
Kepala Hyun sewot melihat Jung Woo.
Kepala Hyun : Ini bukan tempat di mana kau bisa masuk kapan saja kau mau. Aku sibuk. Aku harus pergi keluar. Kita bicara lagi nanti.
Kepala Hyun langsung bersiap2 mau pergi.
Jung Woo langsung cerita, kalau Bo Young bertemu dengan seseorang selain dia pada hari itu. Jung Woo pun meminta Kepala Hyun untuk membantunya.
Kepala Hyun yang lelah, lantas membuat panggilan.
Kepala Hyun : Soal Ko Jung Woo. Bukan. Bawa semua file yang kita miliki tentang kasus Mayat Hilang Mucheon. Iya, semuanya. Sekarang.
Det. Kim duduk bersama Kepala Hyun dan juga Jung Woo sekarang. Di atas meja, ada berkas2 serta foto dari kasus yang membelit Jung Woo.
Det. Kim : Hanya ini yang tersisa karena ini adalah kasus tertutup. Kesaksian dari pihak korban dan berkas-berkas lainnya ada di tangan para jaksa.
Kepala Hyun lantas meminta Jung Woo mendengarkannya. Dia juga bilang, ini yang terakhir kalinya.
Kepala Hyun : Foto-foto ini adalah bukti bahwa kau mabuk malam itu. Dan ini adalah kunci inggris dengan noda darah Park Da Eun. Senjata ini ditemukan di tempat sampah di rumahmu. Ini adalah bukti bahwa mayat tersebut dibuang menggunakan mobilmu. Apakah kau harus melakukan hal ini?
Kepala Hyun lantas coba menasihati Jung Woo.
Selagi Kepala Hyun bicara, Jung Woo menatap ke-semua foto2 itu.
Kepala Hyun : Jung Woo-ya, dengan kau melakukan ini sekarang, itu artinya kau menipu teman-teman dan ibumu yang menunggumu selama 10 tahun, bahkan aku.
Jung Woo : Ini sangat aneh, Paman. Aku tidak ingat semua ini. Satu-satunya hal yang aku ingat adalah ini. Foto kamarku.
Kepala Hyun : Kau telah mengatakan itu selama 10 tahun sekarang. Apa kau tahu itu? Baiklah.
Kepala Hyun lantas menunjukkan foto sepatu Jung Woo yang berlumur darah dan lumpur.
Kepala Hyun : Lihat ini. Sepatumu. Sepatumu berlumuran darah dan lumpur. Noda milik Da Eun dan Bo Young ditemukan di sepatu milikmu. Dan untuk lumpur ini, hujan turun sangat deras malam itu. Jadi ini adalah bukti bahwa kau pergi ke luar.
Jung Woo terdiam menatap foto sepatunya.
Kepala Hyun : Sekarang, jika kita menggabungkan semua ini, orang yang membunuh dan membuang Sim Bo Young dan Park Da Eun adalah kau. Apa kau mengerti? Ayo berhenti sekarang.
Jung Woo : Ibuku membelikanku sepatu ini pada tahun 2008 untuk ulang tahunku. Tapi aku belum pernah memakainya karena ukurannya terlalu kecil.
Kepala Hyun dan Det. Kim pun lelah Jung Woo tak mau mengaku juga.
Jung Woo : Paman. Bagaimana jika semua ini berantakan? Bagaimana jika ada bukti baru?
Kepala Hyun : Jung Woo-ya.
Jung Woo : Bo Young membawa tas ungu ransel ungu selama tiga tahun. Jadi mengapa belum ditemukan?
Mendengar itu, Kepala Hyun dan Det. Kim makin lelah dan kesal.
Jung Woo : Mengapa tak seorang pun tahu ke mana Bo Young pergi dan dengan siapa dia, Paman. Malam itu, apa yang dilakukan Geon O dan Su O?
Mendengar nama putranya disebut, Kepala Hyun menggebrak meja.
Det. Kim pun ikut marah, pak, apa kau benar-benar akan bertahan dengan omong kosong gila ini?
Det. Kim lantas melompat ke atas meja dan berusaha menyeret Jung Woo keluar. Jung Woo pun meminta Kepala Hyun menjawab pertanyaannya, tapi Det. Kim dan Kepala Hyun bergeming.
Sang Cheol menunggu di mobil. Begitu wali kelas Jung Woo keluar, Sang Cheol pun bergegas menghampiri wali kelas Jung Woo.
Wali kelas : Kau masih disini, Detektif. Aku tak punya hal apa pun yang dikatakan tentang Bo Young atau Da Eun.
Sang Cheol : Aku mengerti. Apa kau tahu sesuatu tentang Ko Jung Woo?
Wali kelas : Rumor menyebar dengan cepat di Mucheon. Aku harap tidak ada yang tahu bahwa Aku bertemu dengan Jung Woo.
Wali kelas : Aku mengerti, Bu.
Mereka lantas duduk dan bicara. Sang Cheol tanya, seperti apa Jung Woo sebagai seorang siswa di kala itu.
Wali kelas : Jung Woo adalah anak yang sangat baik, setidaknya Jung Woo yang kukenal. Tapi melihat Jung Woo hari ini membuatku merasa benci, kasihan, kemarahan dan kesedihan untuknya.
Sang Cheol lalu tanya, hubungan Jung Woo dengan Bo Young.
Wali kelas : Mereka adalah teman baik yang tumbuh bersama. Keluarga Bo Young adalah keluarga yang miskin. Tapi setiap kali dia datang ke sekolah, dia selalu tersenyum. Dan itu adalah Jung Woo yang membantunya tersenyum seperti itu. Dia membayar makan siang dan buku-bukunya.
Sang Cheol : Kau pasti terkejut setelah mendengar tentang kasus ini.
Wali kelas pun berkata, dia tidak percaya saat mendengar Jung Woo yang membunuh Bo Young dan Da Eun.
Mendengar itu, Sang Cheol pun terdiam.
Hyeong Sik menjemput Seol di parkiran.
Tanpa Hyeong Sik sadari, ajudan Young Sil memotret mereka.
Geon O menggali tanah di kebun kaca.
Dan Su O, di rumah sakit jiwa.
Geon O mengambil bungkusan plastik besar dari dalam tanah yang digalinya. Lalu dia memasukkan sesuatu di dalam plastik ke dalam koper.
Kepala Hyun di perjalanan.
Geon O berdiri di depan rumah Jung Woo dengan kopernya tadi. Tak lama kemudian, Jung Woo datang dan melihat Geon O di depan rumahnya.
Jung Woo : Geon O?
Geon O pun menoleh, menatap Jung Woo.
Geon O : Jung Woo-ya.
Jung Woo : Kudengar kamu pergi ke AS? Kapan kau kembali?
Geon O : Aku kembali untuk menemuimu.
Mereka lantas saling mendekat.
Geon O : Senang bertemu denganmu. Apa kau baik-baik saja?
Jung Woo : Iya.
Mereka kemudian berpelukan sejenak.
Geon O lantas menatap wajah Jung Woo. Dia bilang, ingin melihat wajah Jung Woo. Mereka saling melihat. Jung Woo bilang, Geon O belum berubah sama sekali.
Geon O : Jung Woo-ya.
Geon O kemudian menyerahkan koper yang dibawanya ke Jung Woo.
Jung Woo gak ngerti.
Tiba-tiba saja, Geon O lemas. Dia mau jatuh dan langsung dipegangi Jung Woo.
Jung Woo : Kau baik-baik saja?
Geon O : Ya, aku baik-baik saja.
Kepala Hyun ke kebun kaca Su O dan melihat lubang bekas galian Geon O tadi. Kepala Hyun kemudian memeriksa plastik besar berwarna putih yang ditinggalkan Geon O di dekat lubang galian. Melihat plastik itu kosong, Kepala Hyun terkejut.
Kepala Hyun lantas menghubungi seseorang.
Kepala Hyun : Kita harus menemukan Geon O. Sekarang.
Jung Woo ingin mengambilkan air untuk Geon O. Tapi Geon O menahannya. Jung Woo terdiam menatap Geon O yang memegang tangannya. Geon O kemudian berlutut. Sambil memegang tangan Jung Woo, Geon O meminta maaf pada Jung Woo dengan suara bergetar. Geon O juga berkata, kalau seharusnya dia kembali lebih cepat.
Geon O : Aku terlambat, Jung Woo-ya. Aku sangat menyesal. Aku tidak tahu kamu hidup seperti ini.
Jung Woo yang bingung, menatap Geon O.
Jung Woo : Apa kesalahan yang kau lakukan?
Geon O terdiam menatap Jung Woo.
Setelah itu, dia menatap ke arah kopernya.
Pak Shin dan Pak Yang dalam perjalanan.
Pak Yang tampak cemas dan menatap Pak Shin yang lagi mengemudi.
Pak Yang : Ini tak mungkin hal yang serius, 'kan?
Pak Shin : Apa kau tidak tahu kalau Koo Tak si bajingan itu menelepon kita? Sesuatu yang buruk telah terjadi. Ayo kita pergi ke rumah Jung Woo dulu. Kita akan tahu ketika kita sampai di sana.
Jung Woo membuka koper yang diberikan Geon O. Dia pun terhenyak melihat isinya tas ransel Bo Young. Jung Woo lantas menahan emosinya dan tanya ke Geon O, apa Geon O yang membunuh Bo Young.
Jung Woo lalu menatap Geon O dan berharap itu tidak benar.
Jung Woo : Katakan, apa kau membunuh Bo Young?
Geon O : Tidak. Tidak. Bukan itu.
Jung Woo : Apa kau membunuh Bo Young!
Geon O terdiam menatap Jung Woo.
Bersambung...
Gak sabar episode 7... Ini kalau versi novelnya, pelaku dalam kasus Bo Young adalah Byeong Moo, Min Soo dan Geon O. Kalau dalam kasus Da Eun, pelakunya Hyeong Sik. Nah, Su O saksi untuk kedua kasus tersebut.
Tinggal istrinya Sang Cheol nih yang belum keungkap siapa pembunuhnya.
Makin gilaa gak sih? Kasihan Jung Woo... Sesuai tebakan gw sih sebenarnya. Pak Yang (ayah Byeong Moo) dan Pak Shin (ayah Min Soo) tahu pelakunya bukan Jung Woo, tapi anak2 mereka.
Ini Det. Kim kayaknya juga tahu pelakunya bukan Jung Woo, karena di cuplikan untuk episode 7 dia bilang ke Kepala Hyun kalau Jung Woo gak bakal nyerah buat membuka kembali kasus tersebut.
Ini aku kasih cuplikan episode 7 yaa (TAYANG HARI JUMAT)...
Geon O bilang ke ayahnya kalau dia akan menyerahkan diri.
Jung Woo memegang ponsel Bo Young.
Sang Cheol tanya ke Jung Woo, "Kau sudah melihat videonya disini, kan? Tersangka yang sangat ingin kau temukan.... apa kau takut?
Sang Cheol kemudian melarang Jung Woo memberitahukan itu ke Kepala Polisi. Sang Cheol bilang, Kepala Polisi tidak akan pernah membuka kasus Jung Woo karena itu melibatkan Geon O. Jung Woo terdiam mendengar kata2 Sang Cheol.
Sebuah mobil polisi menabrak mobil yang dikemudikan Sang Cheol. Mobil polisi itu adalah mobil yang biasa dikemudikan Byeong Moo.
EmoticonEmoticon