Minggu, 01 September 2024

Sinopsis Black Out Episode 5

 All Content From : MBC
Sinopsis Lengkap : Black Out
Episode Sebelumnya : Black Out Episode 4
Episode Selanjutnya : Black Out Episode 6

Jung Woo yang masih tidur, dibangunkan oleh ibunya. Sang ibu mengajaknya makan. Namun ia mengaku tak lapar. Bu Jung menanggapinya dengan santai.

Bu Jung : Baiklah kalau begitu. Tapi aku membuatkan kesukaanmu sup rumput laut dan roti iga. Kurasa aku harus membuangnya.

Jung Woo pun protes, ayolah, Bu. Itu curang.

Bu Jung tertawa dan menyuruh Jung Woo bangun.



Jung Woo pun bangun dan menyusul ibunya keluar.

Jung Woo makan dengan lahap ditemani ibunya.

Bu Jung : Aku tak akan memakainya ke mana pun, Aku hanya akan melihatnya. Ini diparkir tepat di depan gudang di sana. Pergi dan lihatlah sesukamu.

Jung Woo : Ibu, mobil perlu dikendarai untuk dapat dilihat.

Bu Jung : Tidak boleh.

Jung Woo : Itu harus dikendarai agar terlihat.

Bu Jung : Tidak boleh.


Jung Woo langsung ngambek, aku tak makan!

Jung Woo kemudian berdiri.

Bu Jung heran sendiri melihat tingkah anaknya.

Tapi tiba2, Jung Woo menggelitiki ibunya.

Jung Woo : Di mana titik lemah ibu?


Jung Woo kemudian meminta maaf dan mengambil kunci mobil dari kantong ibunya. Bu Jung pun melarang Jung Woo membawa mobil. Jung Woo bilang dia takkan mengemudikannya dan hanya akan melihatnya.

Bu Jung : Jung Woo, kau hanya melihatnya! Kau tidak boleh mengendarainya.

Jung Woo pun pergi.


Kepala Hyun yang baru pulang, melihat Jae Hee duduk di meja makannya. Kepala Hyun pun mendekat dan tanya, Jae Hee sedang apa di rumahnya.

Jae Hee : Mengapa kau pura-pura tidak ingat? Kau melihat Bo Young untuk terakhir kalinya di rumah ini.

Kita diperlihatkan flashback hari itu. Ternyata sebelum Bo Young tewas, Bo Young sempat memergoki perselingkuhan ibu nya dengan Kepala Hyun.

Flashback...


Kepala Hyun yang berdiri di depan kamar, menyuruh seseorang di dalam kamar untuk berbaring. Kepala Hyun kemudian beranjak. Seseorang di dalam kamar pun keluar dan memeluk Kepala Hyun dari belakang.

Orang itu Jae Hee! Jae Hee keluar dari kamar memakai baju tidur.

Kepala Hyun : Aku sudah menyuruhmu berbaring.

Tiba2, Bo Young datang.

Bo Young : Geon O-ya, Su O-ya.

Dan, Bo Young pun melihat mereka.

Jae Hee yang melihat Bo Young, langsung melepaskan pelukannya.

Bo Young menatap kecewa mereka.

Bo Young : Menjijikkan.

Bo Young yang kecewa, langsung pergi.

Jae Hee ingin mengejar Bo Young tapi dilarang Kepala Hyun.

Flashback end...


Jae Hee menatap Kepala Hyun.

Jae Hee : Oppa. Ada apa? Bo Young dibunuh oleh kita. Pada hari itu dia bilang dia akan bermain dengan anak-anak di rumah Jung Woo. Seandainya dia melakukan itu, kita tidak akan tertangkap, benar bukan? Apa yang akan terjadi jika aku mengejar Bo Young?

Kepala Hyun : Semua itu sudah berlalu sekarang.

Jae Hee : Tidak untukku.

Kepala Hyun : Jae Hee-ya. Kenapa kau menerobos masuk ke sini? Kenapa kau tiba-tiba mengungkit hal ini?


Jae Hee : Ayah Bo Young, tolong bebaskan dia.

Kepala Hyun : Aku tak bisa. Bahkan jika aku adalah Kepala Polisi, aku tidak bisa melepaskannya ketika dia sudah mengaku. Aku tak bisa. Pergilah.

Jae Hee pun mengancam akan melakukan sesuatu jika Kepala Hyun tidak membebaskan Pak Sim.

Jae Hee : Aku akan menunjukkan seberapa cepat berita dapat menyebar di desa kami.

Setelah mengatakan itu, Jae Hee pergi.

Kepala Hyun kesal.


Jung Woo menatap laci kotak peralatan tempat dia biasa menaruh kunci mobilnya. Jung Woo bilang, siapa pun yang bisa mengemudi, bisa mengambil mobilnya kapan saja karena kunci mobilnya selalu berada di kotak peralatan.


Beralih ke Sang Cheol yang masih di kantor. Byeong Moo lantas datang. Sang Cheol pun bilang Byeong Moo pasti kecewa karena tulang yang mereka temukan di gorong-gorong telah diidentifikasi sebagai Bo Young.

Sang Cheol : Pada saat-saat seperti ini kau harus lebih fokus. Kita harus mencari Park Da Eun.

Byeong Moo : Baiklah.


Sang Cheol lalu ingat saat Jung Woo dengan penuh emosi menunjukkan cara membunuh Da Eun.

Jung Woo : Da Eun,aku akan membunuhmu, jadi tutup mulutmu. Seperti ini, seperti ini, dan seperti ini.

Jung Woo memukul2kan  kunci inggris ke lantai.

Setelah itu, dia menatap Sang Cheol dengan tatapan nanar.

Jung Woo : Itu cara aku membunuhnya, kan?

Jung Woo kemudian berdiri dan berkata, dia tidak membunuh mereka.


Teringat itu, Sang Cheol pun tanya ke Byeong Moo soal waktu yang dibutuhkan untuk mengemudi dari Mucheon ke Cheonsu.

Byeong Moo : Aku tidak yakin berapa lama waktu yang dibutuhkan.

Sang Cheol : Tidak ada jalan memutar dan ini adalah jalan pedesaan. Dengan kecepatan 20 hingga 30 km/jam, mungkin 15 menit?

Byeong Moo terlihat bingung dengan ucapan Sang Cheol.

Sang Cheol : Pagi ini kau mengendarai mobil ke gudang.

Byeong Moo : Iya, benar. Benar! Aku mengemudi. Iya. Astaga. Aku minum dengan perut kosong, jadi aku tidak bisa konsentrasi.


Byeong Moo lantas kembali ke mejanya.

Sang Cheol menatap Byeong Moo.

Sang Cheol : Benar, mungkin saat ini pikiranmu sedang tidak fokus. Maafkan aku, Byeong Moo.

Byeong Moo : Bukan apa-apa, Pak. Aku akan bantu semampuku. Tolong beritahu aku.

Tapi kemudian, Byeong Moo terlihat gelisah. Dia tampak menyembunyikan seperti menyembunyikan sesuatu.

Mungkinkah Byeong Moo ada kaitannya dengan lukisan Su O yang dilihat Seol? Di lukisan Su O kan, ada 4 orang yang menyaksikan tewasnya seorang gadis di dekat traktor. Gadis ini sudah jelas Bo Young. Ke-4 orang yang menatap jasad Bo Young mungkinkan Byeong Moo, Geon O, Min Soo dan Kepala Hyun?


Jung Woo keluar dari gudang. Dia jongkok dan menatap ke arah tempat dia biasa menaruh mobilnya. Setelah itu, dia menatap bon bon pembelian bensinnya dan ingat bensin mobilnya di hari itu hampir habis.

Jung Woo lantas menerka-nerka. Paling jauh, mobilnya bisa pergi dalam keadaan seperti itu ke sekolah yang terbengkalai.

 Seol di kamarnya, menuangkan miras ke ke dalam gelas.

Seol kemudian merasa banyak hal aneh yang terjadi belakangan ini. Lalu dia menyantap camilannya dan bertanya-tanya, ada apa dengan Su O.

Seol merebahkan badannya dan ingat saat Su O menyembunyikan lukisan itu darinya.


Dia juga ingat permintaan Su O di rumah sakit. Su O meminta Seol membawa lukisannya.

Lalu Seol ingat kata2 Bu Kim soal Jung Woo cs yang biasa menumpuk jerami pada traktor besar dan bermain di gudang sepanjang waktu.


Tak lama, Seol sadar Su O tahu semuanya.

Dia juga ingat saat Jung Woo bilang ke Su O. Jung Woo bilang, dia tak membunuh mereka.


Seol kemudian ingat saat Su O bilang kalau Jung Woo bukan pelakunya.

Dia juga ingat saat Jung Woo bilang ke Su O. Jung Woo bilang, dia tak membunuh mereka.

Seol : Su O adalah saksinya.


Su O yang masih tidur, ingat saat dia menyaksikan kejadian pembunuhan itu.


Saat itu, Su O bersembunyi dibalik tumpukan jerami di lantai atas. Dia melihat Da Eun datang.


Kemudian dia melihat Bo Young menangis karena dilecehkan. Bo Young kemudian tewas bersimbah darah. Bo Young yang sudah tak bernyawa, diseret keluar. Darah Bo Young bercecer di lantai gudang. Si pelaku kemudian memasukkan Bo Young ke dalam bagasi mobil Jung Woo.


Jung Woo menatap jam di ponselnya. Jam 22.58. Tak lama kemudian, taksi datang dan Jung Woo minta diantarkan ke Desa Cheonsu.


Byeong Moo datang membawakan Sang Cheol secangkir minuman. Sang Cheol pun mengucapkan terima kasih atas minumannya. Byeong Moo lalu tanya, Sang Cheol lagi apa.

Sang Cheol : Aku membuat salinan berkas pernyataan saksi.


Sang Cheol pun memutar rekaman pernyataan saksi. Byeong Moo ikut melihat. Ternyata,  itu rekaman pernyataan saksi dalam kasus yg melibatkan Jung Woo.

Bu Kim bilang, "Kurasa saat itu tepat sebelum jam 11 malam. Pokoknya, waktu itu sekitar itu."

Bu Kim cerita bahwa dia turun dari bus.


Kita diperlihatkan flashback saat Bu Kim menaiki bus. Bu Kim sempat tanya ke supir bus, apa itu bus terakhir. Supir bus mengiyakan.

Bu Kim melihat ke jam yang ada di bus. Saat itu, jam setengah belas. Tepatnya jam 22.33.


Ketika Bu Kim turun di halte, Bu Kim melihat mobil Jung Woo melintas.

Bu Kim bilang ke detektif wanita, kalau dia melihat mobil Jung Woo sedang menuju ke arah yang berlawanan.


Melihat itu, Byeong Moo ingin bertanya.

Tapi Sang Cheol memberi Byeong Moo isyarat untuk diam.

Detektif bertanya, apa Bu Kim yakin itu mobil Jung Woo.

Bu Kim : Aku yakin. Aku pernah melihat mobil diparkir di depan gudang sepanjang waktu. Putraku sangat iri dengan mobil itu.


Sang Cheol lantas melihat foto-foto TKP. Foto darah, juga foto saat Jung Woo dipaksa melakukan reka ulang adegan pembunuhan.

Sang Cheol lantas berpikir.

Sang Cheol : Mobil Ko Jung Woo terlihat.


Lalu dia menggarisbawahi ringkasan tuduhan.

Sang Cheol : Sekitar pukul 22.58.

Bersamaan dengan itu, kita diperlihatkan bayangan Jung Woo yang memasukkan tubuh Bo Young yang sudah tak bernyawa ke dalam bagasi mobil.


Sang Cheol lantas kembali membaca berkas investigasi kasus Jung Woo. Sang Cheol bilang, dari halte bus ke sekolah yang terbengkalai membutuhkan waktu sekitar 15 menit.

Bayangan Sang Cheol kembali diperlihatkan. Jung Woo menyetir mobilnya memasuki SMP Cheonsu.


Sang Cheol bilang, Jung Woo harusnya tiba di Desa Cheonsu sekitar pukul 23.13  

Jung Woo lalu berjalan kaki di halaman SMP Cheonsu.

Jung Woo : Waktu itu pukul 23.13 malam.


Sekarang, Jung Woo sudah berada di dekat gorong2 tempat Bo Young ditemukan.


Kita diperlihatkan bayangan Sang Cheol lagi ketika mobil Jung Woo tiba di SMP Cheonsu.

Jung Woo menurunkan tubuh Bu Young dari bagasi mobilnya.

Sang Cheol : Tidak peduli seberapa cepat Ko Jung Woo menyembunyikan mayatnya....

Bersamaan dengan itu, Jung Woo membawa bongkahan batu yang cukup besar, seolah2 itu mayatnya Bo Young.

Jung Woo kemudian menyeret tubuh Bo Young menuju gorong2.

Sang Cheol bilang, itu akan memakan waktu setidaknya 10 menit untuk membawa tubuh lebih dari 50 kilo sendirian dari bagasi mobil ke lubang got.


Jung Woo lantas menjatuhkan bongkahan batu besar itu.

Setelah itu, dia membuka pintu gorong2.

Jung Woo membuang Bo Young begitu saja ke dalam gorong2.

Suara Sang Cheol terdengar lagi.

Sang Cheol : Korban ditinggalkan di dalam lubang got antara pukul 23.20 dan 23.30.


Jung Woo menatap jam di ponselnya.

Jam 23.28.

Sang Cheol membaca lagi ringkasan tuduhan.

Tertulis di sana bahwa Jung Woo kembali ke gudang sekitar pukul 23.30. Kemudian menyerang dan membunuh Da Eun sekitar pukul 23.35.


Sang Cheol berpikir lagi. Tak lama kemudian, dia pun menonton rekaman kesaksian nenek Da Eun.

Nenek Da Eun sambil menangis cerita ke Det. Kim kata2 Da Eun di telepon padanya malam itu.

Nenek Da Eun : Da Eun mengatakan bahwa dia sedang bersama pacarnya. Saat aku menelponnya, aku bisa mendengar suaranya. Kupikir panggilan telah berakhir, tapi tiba-tiba, aku mendengar teriakan Da Eun.


Sang Cheol : Rekaman telepon nenek Park Da Eun menunjukkan saat itu pukul 23.30. Ko Jung Woo tidak mungkin kembali ke gudang pada saat itu, namun apa ia dia mendengar suaranya?

Sang Cheol pun merasa itu tidak masuk akal.

Jung Woo sendiri lagi di perjalanan kembali dari SMP Cheonsu.


Jung Woo yang lelah, mengaku pada Det. Kim kalau dia pergi ke gudang sekitar pukul 22.30.

Det. Kim : Lalu?

Jung Woo : Aku bertemu dengan Da Eun pada pukul 23.30.


Sang Cheol kembali menggarisbawahi ringkasan tuduhan.

Sang Cheol : Tidak peduli seberapa cepat Ko Jung Woo kembali ke gudang, waktu itu pasti sekitar pukul 23:50. Park Da Eun sudah meninggal saat itu.

Kamera menyorot Byeong Moo yang nampak gelisah karena Sang Cheol menyelidiki kematian Bo Young dan Da Eun.


Sang Cheol pun membaca berkas kasus lagi. Di sana tertulis mayat Da Eun dibuang di daerah Mucheon.

Sang Cheol pun sadar kalau kedua pembunuhan itu tidak terjad di waktu yang sama.


Sang Cheol yang menyadari itu, bergegas pergi.

Melihat itu, Byeong Moo tanya mau kemana. Tapi Sang Cheol gak bilang.

Byeong Moo gelisah dan kesal sendiri.

Byeong Moo : Sial, kasus ini sudah berakhir!


Jung Woo sudah berada di gudangnya sekarang. Dia mondar mandir, berusaha memikirkan petunjuk untuk kasusnya. Tiba-tiba Sang Cheol datang. Melihat Sang Cheol, Jung Woo menghela nafasnya. Wajahnya nampak lelah.

Sang Cheol : Apa yang kau lakukan di sini?

Jung Woo : Mengapa kau datang ke sini?


Seol dalam perjalanan. Dia melajukan motornya seorang diri.

*Berani banget lu, Mbak!! Takut Seol diapa-apain karena ikut campur kasus Jung Woo.. Inget gak sih tatapan Kepala Hyun ke Seol pas mergokin Seol di kamar Su O? Gw merinding bo' pas scene itu.


Jung Woo tanya, apa Sang Cheol menemukan sesuatu.

Sang Cheol diam saja menatap Jung Woo sambil menghela nafasnya.

Jung Woo : Bo Young-i, siapa yang membunuhnya? Da Eun meninggal saat mayat Bo Young disembunyikan. Kecuali aku memiliki dua tubuh, ini secara fisik tidak mungkin.

Jung Woo juga memberitahu kalau dia mengisi bensin mobilnya sebanyak 5 kali dan selalu senilai 10.000 won.

Jung Woo : Pembunuh Bo Young tahu bahwa sekolah
itu dapat dijangkau mengisi bahan bakar mobil. Mereka pasti ada di sekitar desa.


Sang Cheol : Tunggu sebentar. Kau sangat salah memahami sesuatu. Hanya karena ada dua pembunuh, tidak berarti kau tidak menjadi salah satu dari mereka. Komplotan!

Mendengar itu, Jung Woo makin sakit.

Jung Woo : Benar. Mungkin aku membunuhnya. Jadi aku mencoba untuk bunuh diri. Namun tidak semudah itu Itu kenapa aku merenung selama 10 tahun dan melakukan semua yang kubisa untuk coba dan mengingat setidaknya memori yang membuktikan bahwa aku tidak melakukannya. Begitulah cara aku bertahan.

Sang Cheol pun menarik kerah jaket Jung Woo.

Dia marah, sudah kubilang aku tidak percaya dengan kata-kata penjahat.

Jung Woo menepis tangan Sang Cheol.

Jung Woo : Aku juga tidak percaya mereka. Bajingan yang hanya memberi alasan dalam menghadapi kejahatan keji mereka. Mereka bilang tak melakukannya. Mereka bilang tidak membunuhnya. Bahkan di matamu, kau pasti melihatku sebagai serangga seperti orang lain.

Sang Cheol : Itu benar. Kau serangga bagiku.

Jung Woo : Aku tidak membunuh mereka!


Seol pun datang. Mereka terkejut melihat kedatangan Seol.

Seol : Tunggu! Jadi, kalian di sini.


Seol lantas mendekati Sang Cheol.

Seol : Aku punya sesuatu untuk diberitahukan padamu.

Sang Cheol : Aku?

Seol : Iya.


Seol lantas melirik Jung Woo. Kemudian dia memberitahu Sang Cheol kalau dia melihat sesuatu. Sang Cheol pun tanya apa yang Seol lihat.

Seol : Sepertinya ada yang melihat semua yang terjadi pada hari itu. Kurasa ada seorang saksi.

Sang Cheol : Saksi?

Seol : Ya. Namun...


Seol pun menunjukkan lokasi yang dia lihat di lukisan Su O.

Seol : ... aku melihat sebuah lukisan dengan seseorang yang berdarah di sini.


Jung Woo : Lukisan? Apa mungkin, apa Su O yang melukisnya?

Sang Cheol : Su O? Apa maksudmu Hyun Su O?

Seol : Iya. Su O membuat lukisan yang sepertinya dia ada di sini hari itu.

Sang Cheol : Tunggu, kau tahu Hyun Su O menderita gangguan saraf, kan? Dia satu-satunya yang tidak diwawancarai karena kesaksiannya tidak dapat dipercaya. Tapi sebuah lukisan? Itu bahkan bukan foto atau video? Bagaimana lukisan bisa menjadi bukti? Bisa jadi itu hanya imajinasinya saja. Dan bukankah dia ada di rumah sakit saat kita bicara?

Seol : Tapi untuk antisipasi saja.


Sang Cheol : Lupakan. Ayo kita pergi saja. Di mana kau tinggal? Aku akan membawamu pulang.

Namun Seol agaknya masih tetap ingin tinggal di gudang.

Seol : Aku bisa pergi sendiri, terima kasih.

Sambil menatap ke arah Jung Woo, Sang Cheol menyuruh Seol pergi.

Seol pun dibawa keluar oleh Sang Cheol.


Seol memakai helm nya sambil mengomel.

Seol : Bagaimana bisa menjadi seorang detektif ketika tidak mendengar siapa pun?

Seol kemudian memberitahu Sang Cheol kalau Sang Cheol gak akan pernah bisa naik taksi sampai ke gudang.

Seol : Aku akan pergi dan mengambil lukisan Su O, jadi tunggulah di sini.


Su O sendiri masih tertidur di ranjang rumah sakit dan diawasi Hyeong Sik. Hyeong Sik yang mengawasi Su O, bicara dengan Kepala Hyun lewat telepon.

Kepala Hyun : Su O?

Hyeong Sik : Ya, aku sendiri yang membawanya ke sini, jadi kau tidak perlu terlalu khawatir. Dia akan segera sembuh.

Kepala Hyun : Iya, baiklah Ya, aku serahkan pada mu, Direktur.


Kepala Hyun sendiri ada di kamarnya.

Dia lantas menatap fotonya bersama kedua putranya kembarnya.

Nah... Seon O dan Geon O kembar!


Jung Woo berjalan gontai dan tiba di pom bensin. Kata2 Sang Cheol tadi terngiang di telinganya.

Sang Cheol : Hanya karena ada dua pembunuh tidak berarti kau tidak menjadi salah satu dari mereka.

Wajah Jung Woo nampak lelah.

Jung Woo : Aku akhirnya menemukan sebuah petunjuk. Komplotan?


Jung Woo lantas ingat saat dia ditangkap oleh Det. Kim di kamarnya.

Det. Kim : Ko Jung Woo-ssi, kau ditangkap atas pembunuhan dan pembuangan yang melanggar hukum dari Sim Bo Young dan Park Da Eun.

Jung Woo juga ingat saat dia diseret ke mobil polisi.


Lalu Jung Woo ingat saat dia diinterogasi oleh detektif.


Dia juga ingat saat sang ibu pergi meninggalkannya setelah bertanya padanya, apa dia membunuh Bo Young dan Da Eun.


Jung Woo juga ingat bagaimana wajah ayah ibunya saat hakim menjatuhinya hukuman penjara 10 tahun.


Jung Woo juga ingat saat dia meminta pada ayahnya agar datang bersama ibunya.


Jung Woo lantas mengusap wajahnya dan terus berjalan.


Jung Woo berjalan gontai, menyusuri sepanjang jalan yang dipenuhi toko-toko. Dia ingat saat melihat ibunya dirundung oleh Pak Sim.


Dia juga ingat saat ibunya tidak mau disentuh olehnya.

Lalu dia ingat kata2 menyakitkan sang ibu.

Bu Jung : Saat kau menjadi seorang pembunuh, kau bukan lagi anakku.


Tangis Jung Woo mulai menyeruak.

Kata-kata Sang Cheol setelah Pak Sim ditangkap, juga terngiang di telinganya.

Sang Cheol : Ibumu, Jung Geum Hee, itu karena kau. Kau tidak berhak menyalahkan siapa pun.


Jung Woo lalu ingat saat dia datang ke Mucheon Garden untuk melabrak Pak Sim.

Jung Woo : Apa yang kau inginkan!

Sambil mengangkat kursi, Pak Sim pun teriak, kalau dia menginginkan kematian Jung Woo.


Jung Woo juga ingat kata2 Pak Yang di toilet RS.

Pak Yang : Jika kau menghilang begitu saja, tidak akan ada yang terjadi.


Lalu Jung Woo ingat saat dia menyuruh Sang Cheol menembaknya setelah tulang Bo Young ditemukan.

Jung Woo : Tembak! Aku sudah memohon selama 10 tahun untuk membiarkanku menemukan Bo Young dan Da Eun.


Terakhir, Jung Woo ingat kata2 sang ayah saat mereka memancing di tengah laut.

Pak Ko : Jika terus menunggu, setidaknya akan dapat satu kesempatan. Dan ketika kau melakukannya, kau akan terus maju sampai akhir.


Tangis Jung Woo akhirnya pecah.

Jung Woo pun menghentikan langkahnya.


Sekarang, Jung Woo tengah bersama ibunya.

Jung Woo : Eomma, apa kau ingat apa yang sering dikatakan ayah? Untuk terus maju sampai akhir.

Jung Woo lantas menatap ibunya dan berkata dia akan terus maju sampai akhir apapun yang terjadi.


Hari sudah pagi. Jung Woo tertidur di sofa. Na Gyeom lantas menyelimuti Jung Woo setelah sempat diam menatap Jung Woo. Lalu dia menyentuh rambut Jung Woo. Saat coba menyentuh wajah Jung Woo, Jung Woo yang merasakan sentuhan seseorang, melonjak kaget dan langsung menepis tangan yang menyentuhnya.

Saat melihat itu Na Gyeom, Jung Woo pun meminta maaf.


Jung Woo lalu bangun dan melihat ibunya tidak ada di ranjang. Na Gyeom bilang, Bu Jung dibawa untuk melakukan pemeriksaan.

Na Gyeom : Mereka bilang butuh waktu sekitar tiga jam.

Jung Woo : Kau tidak kembali ke Seoul?

Jung Woo lantas bilang kalau dia tidak apa-apa dan menyuruh Na Gyeom kembali ke Seoul. Na Gyeom lagi2 terdiam menahan sakit usai ditolak Jung Woo.

Jung Woo pun mengambil kemejanya dari gantungan dan masuk ke kamar mandi.


Na Gyeom menyusul Jung Woo. Dia membuka pintu kamar mandi. Jung Woo yang mau membasuh wajahnya, pun berbalik dan mendekati Na Gyeom.

Jung Woo : Aku harus bersih-bersih.

Jung Woo menutup pintu kamar mandi.

Na Gyeom pun kembali diam.


Sementara itu, Byeong Moo bersama Jae Hee, Pak Yang dan Pak Shin di sebuah ruangan di kantor polisi. Jae Hee mengucapkan terima kasih pada Byeong Moo yang sudah ikut mengambil bagian dalam wawancara saksi.

Byeong Moo : Ini bukan apa-apa. Ayah Bo Young adalah orang yang menderita.

Jae Hee : Kudengar kau yang memberitahu berita tentang Bo Young. Bahkan kau mengatur pertemuan ini untuk kami. Terima kasih untuk semuanya.

Byeong Moo : Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan.

Pak Shin pun memuji Pak Yang. Dia bilang, Pak Yang membesarkan Byeong Moo dengan sangat baik.

Tak lama, polisi datang membawa Pak Sim.


Begitu Pak Sim datang, Byeong Moo langsung meninggalkan mereka.

Pak Shin : Hei, apa yang terjadi denganmu? Kau menjadi sangat lesu hanya dalam waktu satu hari.

Pak Yang : Ya ampun, apa yang terjadi? Bahkan aku merasa seperti ini, jadi betapa buruknya hal ini bagimu.

Pak Sim : Tubuhku membusuk di dalam. Membusuk sampai ke inti. Aku tak akan membiarkan Jung Woo lolos begitu saja.

Pak Yang : Intinya, kita harus mengadakan pemakaman.

Jae Hee : Iya, kita harus melakukannya. Mereka harus melakukan lebih banyak investigasi tapi kita bisa mengadakan pemakaman setelah otopsi. Aku akan membebaskanmu tidak peduli apa yang terjadi. Jangan khawatir.

Pak Sim : Bagaimana cara melakukannya?


Pak Shin : Anggota dewan tidak bisa melakukannya. Jadi bagaimana kau bisa?

Jae Hee : Dia bukan hanya putriku, dia adalah mendiang putriku. Jadi apa yang tidak dapat kulakukan?


Pak Sim : Sialan. Apa kau pergi dan membuat masalah lagi?

Jae Hee : Kaulah yang menyebabkan masalah! Ini bukan waktunya untuk diam di sini! Apakah kau akan menghadapi Bo Young dalam keadaan seperti itu?


Kesal, Pak Sim mau memukul Jae Hee.

Jae Hee reflek mundur.

Byeong Moo yang melihat itu diluar, terkejut.


Jae Hee marah, apa kau ingin memukulku? Apakah kau gemetar karena menahannya selama 10 tahun terakhir? Coba saja pukul aku. Kau tidak akan pernah melihatku atau Hye Young lagi!

Pak Yang : Mengapa kalian berdua seperti ini?


Jae Hee pun berdiri dan berkata, ini untuk Bo Young.

Jae Hee : Ingatlah tentang mendiang Bo Young kita!


Jae Hee lantas pergi.

Pak Sim berdiri dan marah, coba lakukan sebanyak yang aku lakukan! Aku tidak akan membiarkan pembunuh itu lolos begitu saja! Sialan!


Mendengar itu, Pak Shin dan Pak Yang saling bertatapan.

Dan Byeong Moo tampak khawatir.


Na Gyeom masih berdiri di depan pintu toilet. Dia kemudian memanggil Jung Woo.

Na Gyeom : Jung Woo-ya, dimana kau kemarin? Ada apa sesuatu yang terjadi?

Na Gyeom lantas beranjak ke sofa. Dia menahan perasaannya agar Jung Woo tak mendorongnya lagi untuk pergi.

Na Gyeom : Jika kau mengalami kesulitan, kau bisa mengatakannya padaku. Kita itu teman. Aku mau berteman denganmu. Aku memikirkannya dan menurutku itu jauh lebih baik. Ayo kita jadi teman seumur hidup.


Jung Woo lantas keluar dan berjalan melewati Na Gyeom. Na Gyeom memegang tangan Jung Woo. Langkah Jung Woo terhenti. Na Gyeom berdiri. Keduanya saling bertatapan.


Seol di kamarnya menerima telepon.

Seol : Iya? Ya, terima kasih. Ya, aku akan segera ke sana. Sampai jumpa.

Seol langsung siap2. Dia memakai jaketnya. Kamera menyorot tanda bintang di punggung jaketnya.


Seol yang mau pergi, berpapasan dengan Kepala Hyun yang baru datang. Kepala Hyun nampak tegang melihat Seol. Seol kemudian pergi dengan motornya. Kepala Hyun turun dari mobil dan menatap kepergian Seol.

Kepala Hyun masuk ke dalam.


Di dalam, Pak Yang dan Pak Shin lagi bicara.

Pak Yang : Aku tahu, 'kan? Suasana di sini sangat memprihatinkan. Ini adalah waktu yang mengerikan.


Kepala Hyun duduk bareng mereka.

Kepala Hyun : Dimana Bo Young ditemukan bahkan tidak begitu jauh. Namun, kami tidak bisa menemukannya. Astaga.

Pak Shin : Kami belum tidur sama sekali sejak tubuh Bo Young ditemukan.

Pak Yang : Keluarga Bo Young mengalami banyak hal. Kapan kita bisa mengadakan pemakaman?

Kepala Hyun : Kita dapat melakukannya setelah mendapatkan laporan otopsi dari Tim Forensik, jadi jangan terlalu khawatir.

Pak Shin : Bagaimana kita tidak khawatir Ini bukan tentang orang asing. Ini keluarga Bo Young. Kita harus melakukan sesuatu. Aku menyerbu masuk ke rumah Jung Woo dengan warga setempat kemarin Bajingan itu sangat tidak tahu malu.

Kepala Hyun : Kau membuang-buang waktumu Tolong berhenti mengambil tindakan sendiri.

Pak Yang : Baiklah.

Kepala Hyun : Aku juga akan berurusan dengan Jung Woo jadi jangan lakukan apa pun mulai sekarang.


Kepala Hyun lalu menatap Pak Shin.

Kepala Hyun : Oh, dan tentang karyawan paruh waktumu... 


Beralih ke Hyeong Sik yang lagi membaca pesan dari nomor pribadi.

NOMOR PRIBADI: KAU MEMBUNUHKU 11 TAHUN LALU.


Tiba2, Seol datang.

Hyeong Sik pun menyimpan ponselnya dan menyuruh Seol duduk.


Seol pun mulai bicara.

Seol : Terima kasih telah meluangkan waktu.

Hyeong Sik : Kau teman Su O. Tentu saja aku akan meluangkan waktu.

Seol : Dia dipindahkan ke rumah sakit lain, bukan?

Hyeong Sik : Ya. Su O tidak dalam kondisi terbaik saat ini. Dia terus mengalami serangan kecemasan jadi ini sedikit berbahaya. Kami memutuskan untuknya mendapat perawatan di rumah sakit spesialis.

Seol : Bolehkah aku mengunjunginya? Ada hal yang perlu aku bicarakan dengannya.

Hyeong Sik : Aku tidak bisa mengizinkan tanpa izin dari ayahnya. Namun aku bisa menyampaikan yang ingin kau sampaikan.

Seol : Oh, itu.. aku harus bertanya kepadanya langsung.

HYeong Sik : Begitukah? Jika kondisinya sudah lebih stabil, Aku akan memintanya untuk menghubungimu.

Seol : Baik, terima kasih banyak.

Seol lantas beranjak pergi.


Hyeong Sik ingin minum. Namun saat dia mau mengambil gelasnya, dia terkejut melihat tanda bintang di sofa yang tadi diduduki Seol. Hyeong Sik pun mengambil bintang itu dan wajahnya nampak terkejut sekali.


Na Gyeom sarapan dengan Jung Woo.

Na Gyeom : Min Soo mengatakan dia tidak tahu kapan dia bisa datang. Jadi, mari kita makan dahulu. Ini terlihat enak.

Jung Woo mulai makan.

Na Gyeom menatap Jung Woo.

Na Gyeom : Jung Woo-ya.

Jung Woo pun menatap Na Gyeom.

Na Gyeom : Aku percaya padamu. Aku percaya semua
yang kau katakan. Kurasa aku mengerti mengapa kau ingin membersihkan namamu. Aku juga merasakan hal yang sama. Aku hanya ingin kau merasa damai dan menikmati hidupmu bersama ibumu. Hanya itu yang aku inginkan. Maafkan aku. Biarkan aku membantumu. Bo Young dan Da Eun adalah temanku juga. Aku dekat denganmu dan orang-orang lain karena Da Eun. Biarkan aku membantumu.

Jung Woo : Terima kasih banyak.

Na Gyeom : Saat kau membersihkan namamu, begitu kau menangkap pembunuh yang sebenarnya, ayo ajak ibumu dan mau pindah ke Seoul bersama?

Jung Woo : Setelah semuanya selesai. Setelah Ibu bangun kembali. Aku tidak pernah berencana untuk tinggal di Mucheon. Selain itu, Deok Mi-ya, aku kembali ke sekolah
yang terbengkalai itu. Bo Young ditinggalkan di sekolah yang terbengkalai pada saat yang sama Da Eun dibunuh di gudang. Keduanya terjadi pada waktu yang bersamaan. Itu artinya... Bahkan jika aku memang melakukan semua tindakan itu penyelidikan itu salah.

Na Gyeom : Apa mereka bisa membuka kembali kasus ini?

Jung Woo : Aku bertanya di kantor polisi.

Na Gyeom : Kalau begitu, biarkan aku ikut denganmu. Aku akan mengantarmu ke sana.

Jung Woo : Tidak, aku lebih suka pergi sendiri.

Na Gyeom pun menghormati keputusan Jung Woo.


Seol yang lagi di jalan, tak sengaja melihat seseorang mirip Su O di taksi.

Seol terkejut, Su O?

Seol : Aku pikir, dia berada di rumah sakit yang berbeda.


Kamera menyorot pria mirip Su O itu. Dia Geon O. Taksi yang ditumpangi Geon O tiba di rumah Kepala Hyun. Geon O pun turun dan menggeret kopernya masuk ke rumah.

Sampai di dalam, dia melihat2 rumahnya.

Lalu dia masuk ke kamarnya. Dia melihat foto yang tergeletak di rak. Dia pun melihat foto dan terdiam. Itu foto dia bersama temen2nya dulu.


Sang Cheol tengah rapat bersama timnya, tim Det. Kim dan Kepala Hyun. Lampu di ruangan itu dimatikan agar gambar yang ditampilkan di layar proyektor bisa terlihat dengan jelas.

Di layar proyektor, terlihat gambar sebuah peta.

Sang Cheol menjelaskan, bahwa dibutuhkan sekitar 15 menit perjalanan dengan kecepatan 20 km/jam.

Sang Cheol : Diperkirakan tubuh Sim Bo Young dibuang pada pukul 23.28 dan diperkirakan Park Da Eun dibunuh pada pukul 23.30. Yang berarti ada kesalahan dalam urutan waktu...


Det. Kim yang udah kelas sejak tadi, menyuruh seseorang menyalakan lampu.

Lampu dinyalakan dan layar proyektor padam.

Det. Kim marah, hei! Apa kau sudah gila? Ada kesalahan dalam urutan waktu? Apa ini pertama kalinya kau mendengar pernyataan saksi yang tidak sempurna? Lalu bagaimana dengan tersangka yang membawa pisau kemarin? Ada yang bilang dia memakai pakaian putih, ada yang bilang abu-abu atau hitam. Mereka menyebutkan warna yang memungkinkan! Kalau begitu apa itu kesalahan dalam penglihatan mereka? Bagaimana mungkin kau tidak tahu hal ini? Kau tidak bisa percaya semua yang dikatakan oleh para saksi!

Sang Cheol : Ya, Pak Ketua. Aku tahu persis apa yang kau maksud. Tetapi, sepertinya kasus ini berbeda. Seperti yang diketahui, waktu dari bus terakhir tidak akan berubah. Dan kami memiliki catatan yang jelas waktu panggilan Park Da Eun.


Kepala Hyun : Ya, kau ada benarnya juga.

Kepala Hyun lantas menatap Det. Kim.

Kepala Hyun : Kita bisa saja melewatkan sesuatu. Benar, 'kan?


Kepala Hyun lantas berkata, apa yang dibilang Sang Cheol tidaklah cukup untuk membuka kembali kasus tersebut kecuali jika ditemukan bukti baru.

Sang Cheol : Tampaknya mustahil bahwa Ko Jung Woo melakukan pembunuhan itu sendirian. Jadi menurutku, hal ini bisa menjadi bukti bahwa ia memiliki komplotan.

Kepala Hyun : Komplotan? Oke, jadi katakan ada seorang kaki tangan. Bagaimana kau akan menemukannya? Bagaimana aku bisa membantumu ketika kau tak memiliki bukti yang meyakinkan? Apa aku hanya bisa percaya dan menaruh semuanya pada Unit Kejahatan Kekerasan? Lalu bagaimana dengan biaya investigasi dan kendaraan? Bagaimana dengan kasus-kasus lainnya?

Sang Cheol : Tapi tetap saja yang paling penting adalah
menemukan tubuh Park Da Eun.

Kepala Hyun : No Timjang, kami mencari selama 10 tahun karena itu penting. Bagaimana jika tidak menemukannya? Apa kau bisa bertanggung jawab?

Sang Cheol terdiam mendengar itu.

Det. Kim pun berdiri. Dia bilang dia tak bisa membuat timnya membuang waktu dengan kasus yang sudah selesai.

Det. Kim pun menyuruh tim nya keluar.

Det. Kim : Keluar, kalian semua! Kenapa membuang-buang waktu untuk hal ini?

Byeong Moo melihat ponselnya. Sepertinya dia menerima panggilan masuk. Tapi Byeong Moo tak menjawab.


Diluar, Jung Woo berdiri sambil terus menghubungi Byeong Moo.

Lalu timnya Det. Kim keluar dan berdiri tak jauh dari Jung Woo.

"Kesalahan waktu? Sungguh omong kosong."

"Tapi bukankah Ketua Tim Noh benar-benar aneh? Bahkan jika
jasadnya ditemukan mengapa membawa kasus yang sudah selesai? Dan mengapa kepala polisi terlibat?"

"Dia bertanggung jawab atas kasus tersebut saat itu. Dia bahkan mendapat promosi khusus. Mengapa dia membukanya kembali?"

Jung Woo yang mendengar itu, langsung beranjak ke dalam.


Sang Cheol masih berusaha membujuk Kepala Hyun untuk membuka kembali kasus Jung Woo.

Jung Woo tiba2 datang. Semua terkejut melihat Jung Woo.

Det. Kim marah melihat Jung Woo.

Det. Kim : Ko Jung Woo! Beraninya kau masuk ke sini, Sialan!


Det. Kim mencengkram kerah Jung Woo.

Jung Woo pun balas melakukan hal yang sama.

Jung Woo : Ada bukti bahwa aku tak ada di tempat kejadian. Ada kesalahan dengan pernyataanku. Jadi, buka kembali kasusnya.

Det. Kim : Beraninya kau memerintahku!


Kepala Hyun : Hentikan, Jung Woo!

Kepala Hyun lantas menyuruh Jung Woo pulang. Dia bilang, dia akan menghubungi Jung Woo.


Kepala Hyun mau pergi tapi dihentikan Jung Woo.

Kepala Hyun : Paman.

Jung Woo lantas menatap Kepala Hyun dengan tatapan memelas.

Jung Woo : Demi, Da Eun dan Bo Young. Tolong buka kembali kasusnya.

Sang Cheol pun menatap Kepala Hyun.

Kepala Hyun menyuruh Jung Woo ke ruangannya.

Jung Woo mengikuti Kepala Hyun.

Det. Kim tak terima. Dia mau mengejar Jung Woo tapi dihentikan Det. Yoo.


Kepala Hyun bertanya, ada apa dengan Jung Woo.

Jung Woo : Aku hidup seperti  kosong selama 10 tahun. Aku menerima ancaman pembunuhan hampir setiap hari. Aku dituduh membunuh teman-temanku, membunuh anak-anak perempuan, membunuh kekasihku. Aku dipukuli seperti anjing, namun aku bertahan. Tapi Paman...

Kepala Hyun : Itu mengapa aku katakan bahwa waktu ini sangat penting. Jika kau menjalani hidup yang jujur...

Jung Woo : Hidup yang jujur bagaimana, Paman? Saat Ibu bangun tidur, aku ingin menyambutnya dengan senyuman. Untuk melakukan itu, aku harus tahu.

Kepala Hyun : Apa?

Jung Woo : Mengapa mereka membunuh Bo Young dan Da Eun? Siapa yang membunuh mereka? Bagaimana membunuh mereka...


Kepala Hyun malah marah, Jung Woo-ya! Apa yang kau bicarakan? Apa aku yang membuatmu menjadi penjahat karena tak memeriksa dengan benar?

Jung Woo : 10 tahun lalu...

Kepala Hyun : Apa kau mengatakan polisi bersekongkol untuk membuatmu menjadi penjahat? Benar. Fakta bahwa kau menjalani hukuman dan dibebaskan berarti kau telah
dihukum atas kejahatanmu namun bukan berarti kasus ini telah hilang. Ini tidak berarti bahwa kejahatanmu sudah terhapus.

Jung Woo : Di mana kau 10 tahun yang lalu saat diinterogasi? Bahkan, untuk pemeriksaan tempat kejadian...

Kepala Hyun : Jung Woo-ya! Aku ini pamanmu... Tidak.. aku adalah sahabat ayahmu. Jadi aku akan melakukan apa pun yang aku bisa untuk membantumu. Tapi aku tak bisa menghapus kejahatan yang kau lakukan.


Jung Woo yang kecewa, tak mengatakan apa-apa lagi. Dia beranjak pergi begitu saja, dengan wajah sangat kecewa.

Kepala Hyun memanggil Jung Woo.

Kepala Hyun : Jung Woo-ya.

Tapi Jung Woo gak mau denger.


Lepas Jung Woo pergi, Kepala Hyun diteror Jae Hee. Jae Hee mengiriminya pesan, menyuruhnya membebaskan Pak Sim.

Jae Hee : Ini peringatan terakhir.

Kepala Hyun makin pusing.


Byeong Moo, Det. Seo dan Det. Yoo mengelilingi Sang Cheol. Sang Cheol merasa itu aneh. Det. Seo pun menyarankan agar Sang Cheol tidak menyentuh kasus yang sudah selesai.

Det. Yoo : Kesalahan hanyalah sebuah kesalahan. Aku tak ingin terlibat dalam sesuatu yang ditentang oleh kepala polisi.

Det. Seo, Det. Yoo dan Byeong Moo pun duduk di kursi mereka.


Ponsel Sang Cheol berbunyi. Telepon dari ayah mertuanya.

Det. Seo, Det. Yoo dan Byeong Moo yang melihat itu agak kaget.


Sang Cheol pun berdiri dan menjawab telepon dari ayah mertuanya.

Yang lain bergosip.

Det. Yoo : Ayah mertuanya.

Det. Seo : Ketua tim kita sudah menikah? Kupikir pernikahannya dibatalkan.


Usai menerima telepon, Sang Cheol kembali duduk.

Det. Seo : Pak, apa kau sudah menikah?

Det. Yoo : Kukira kau masih sendiri karena terlihat sangat muda.

Sang Cheol lantas memberitahu kalau lusa adalah hari peringatan meninggal istrinya.

Mendengar itu, semua terdiam.

Sang Cheol : Ayah mertuaku berkata untuk tidak datang lagi. Aku izin pulang lebih dulu.


Byeong Moo mengikuti Sang Cheol.

Diluar, mereka bertemu Jung Woo. Jung Woo bilang ingin menyampaikan sesuatu ke Sang Cheol.

Namun Sang Cheol hanya tersenyum dan beranjak pergi.

Jung Woo mengikuti Sang Cheol.


Di ruangannya, Kepala Hyun lagi melihat video rekaman saat Sang Cheol menginterogasi Pak Sim. Di situ terlihat, Sang Cheol memberikan miras dan rokok.

Kepala Hyun lantas menunjukkan video itu ke Det. Kim yang berdiri disampingnya.

Kepala Hyun : Apa ini alkohol?

Det. Kim : Iya. Sama seperti yang kita gunakan di masa lalu.

Kepala Hyun : Benar. Dan merokok juga, bukan? Seperti dulu?


Kepala Hyun lantas memarahi Det. Kim.

Kepala Hyun : Apa yang kau lakukan?

Det. Kim : Aku adalah kepala bagian.

Kepala Hyun : Benar, kau adalah kepala bagian. Apa yang kau lakukan saat mereka menyajikan minuman dan merokok di ruang interogasi?

Det. Kim : Nah, masalahnya adalah...

Kepala Hyun : Tidakkah kau tahu bagaimana dunia ini bekerja? Pikirkan tentang masa di mana kita hidup. Apa kau akan mengatakan ini pada jaksa?

Det. Kim : Iya, sepertinya ia membuat pengakuan dan permohonan surat perintah dibuat.

Kepala Hyun : Hee Do-ya!

Det. Kim terdiam.

Kepala Hyun : Jadi? Apa aku harus menelepon jaksa sendiri?

Det. Kim : Oh, tidak, tidak. Tidak, biar aku yang melakukannya.

Det. Kim kemudian beranjak keluar.


Jae Hee menunggu di rumahnya. Tak lama, ponselnya berbunyi. Telepon dari Kepala Hyun.

Jae Hee menjawabnya, halo?

Kepala Hyun pun terdiam sejenak.

Jae Hee : Kau menelepon, jadi bicaralah.

Kepala Hyun : Aku tidak percaya aku akan melakukan semua ini untukmu. Dia telah dibebaskan, jadi jangan khawatir. Jae Hee-ya.

Jae Hee pun memutus panggilan Kepala Hyun.


Pak Sim yang baru saja dibebaskan menghubungi Pak Shin.

Pak Sim : Choo Ho, dimana kau? Aku baru saja dibebaskan. Tidak, tidak. Aku akan pergi ke restoran. Tunggu, Choo Ho. Kau tahu orang itu. Orang yang menangkap burung. Apa kau tahu kalau dia masih memburu burung?

Pak Shin : Ya, tentu. Ayo kita berburu burung.


Bu Kim yang mendengar itu, langsung marah.

Bu Kim : Ini bukan waktunya untuk berburu burung!

Bu Kim lalu tanya apa yang akan Pak Shin lakukan pada Seol.

Bu Kim : Haruskah kau memecatnya?

Pak Shin : Apa aku harus mengulangi lagi? Kita bahkan tak punya banyak pelanggan. Apa gunanya punya pekerja? Apa dia akan bekerja secara gratis? Dan itu yang dikatakan
Koo Tak untuk dilakukan.

Bu Kim : Baiklah. Tidak perlu terlalu emosi.

Dan, Pak Shin pun pergi.

Bu Kim pun heran dan bertanya-tanya kenapa Kepala Hyun terlibat dalam hal yang begitu sepele.


Young Shil yang dalam perjalanan mengeluhkan kakinya yang sakit.

Young Shil : Berapa jauh kita berjalan kaki hari ini?

Ajudan : Sekitar 12.000 langkah.

Young Shil : Aku tidak perlu berolahraga hari ini, 'kan?

Ajudan : Iya, Bu.

Young Shil : Apa kau sudah memesan restoran?

Ajudan : Ya, aku sudah memesankan meja yang ibu inginkan.

Young Shil : Oke. Aku ingin tahu di mana direktur sekarang.


Young Shil dan ajudannya tiba di restoran. Begitu mereka tiba, para pengunjung restoran langsung menyapa Young Shil. Ada juga yang mengajak Young Shil foto bareng. Mereka juga mengatakan Young Shil cantik dan ingin berjabat tangan dengan Young Shil.

Young Shil : Aku harap kalian menikmati malam yang indah.

Young Shil lalu tanya ke ajudannya kapan suaminya akan tiba.


Ajudan mengantarkan Young Shil ke meja yang sudah dipesannya.

Ajudan kemudian bilang dia ada di mobil dan meminta Young Shil menghubunginya jika butuh sesuatu.

Ajudan kemudian beranjak pergi.


Seorang pelayan menghampiri ajudan Young Shil.

Pelayan : Ada meja jendela yang sudah tersedia. Apa ingin memindahkannya ke sana?

Ajudan : Tidak, dia lebih suka yang itu. Itu lebih menarik perhatian.

Pelayan : Maaf?

Ajudan : Tidak ada. Hati-hati.

Ajudan lantas pergi.


Pak Sim, Pak Yang dan Pak Shin ada di Mucheon Garden sekarang. Pak Sim menatap Pak Pak Shin yang berdiri di dekatnya.

Pak Sim : Aku tidak bisa berpikir jernih. Choo Ho-ya, jangan cuma berdiri dan menelponnya untuk tahu kapan dia tiba di sini. Aku harus mendapatkannya.

Pak Shin : Hei. Aku meneleponnya lima menit yang lalu. Aku akan menelepon lagi dalam lima menit.


Pak Yang pun mencoba membujuk mereka.

Pak Yang :  Kita tidak boleh melakukan hal ini.


Pak Shin : Jangan ikut campur.

Pak Sim : Ya, kau tetap di luar. Jung-woo, bajingan itu. Aku akan membunuhnya. Beraninya dia meninggalkan Bo Young di tempat seperti itu? Kami akan mengurus hal ini, jadi pulanglah.

Pak Yang pun gelisah.

Jung Woo berusaha menyusul Sang Cheol, namun dihalangi oleh Byeong Moo.

Byeong Moo : Ayolah, Jung Woo. Kenapa kau seperti ini?

Jung Woo : Aku harus mengatakan sesuatu padanya.

Byeong Moo : Seperti apa? Katakan saja padaku.

Jung Woo : Apa kau bisa membantu membuka kembali kasus ini?

Byeong Moo : Tentu saja aku bisa membantu. Tentu saja. Namun, kepala bagian atau kepala polisi tidak mau melakukannya.


Ponsel Byeong Moo berbunyi. Byeong Moo pun terpaksa menjawab.

Byeong Moo : Ya, Ayah. Kenapa kau terus menelepon? Apa? Aku mengerti.


Byeong Moo lantas meminta maaf pada Jung Woo. Dia bilang ayahnya sepertinya kurang sehat dan dia harus pulang.

Byeong Moo : Kau harus memikirkan hal ini dan harus memikirkan ibumu. Jadi, pulanglah ke rumah dan istirahatlah. Tidurlah, oke?


Sang Cheol lelah diikuti Jung Woo terus.

Sang Cheol : Apa kau menyukaiku? Kenapa kau terus mengikutiku?

Jung Woo : Kau setuju bahwa kasus ini perlu dibuka kembali, bukan?

Sang Cheol : Dibuka kembali?

Jung Woo : Ya, kita harus.


Sang Cheol : Benar. Mari kita bahas semuanya dari awal. Kau bilang kamu tidak pernah pergi ke sekolah itu. Kau kebetulan pergi dan tak sengaja dia memberitahumu tentang hal itu dan kau kebetulan menemukan mayatnya. Adapun bukti kau tidak ada di sana baiklah, aku menerimanya. Namun, aku menerima dan percaya semua itu, tu hanya menunjukkan bahwa kau tidak membuang tubuh Sim Bo Young. Itu bukan bukti bahwa kau tidak membunuhnya. Bukankah begitu? Aku ingin membuka kembali kasus ini untuk menangkap kaki tanganmu yang membuang mayat Sim Bo Young saat kau membunuh Park Da Eun. Jadi jangan berlagak dan berpikir bahwa aku ada di pihakmu. Aku tidak tahan!

Jung Woo : Aku tidak ingin yang lain. Kau hanya perlu menangkap komplotannya. Komplotannya harus tahu segalanya. Da Eun tidak ada di sekolah terbengkalai itu. Seperti yang kamu katakan, kita harus menemukan Da Eun.

Sang Cheol yang kesal, menegak minumannya.

Sang Cheol :  Ayo jujur satu sama lain. Ko Jung Woo.


Sang Cheol lantas menuangkan minuman untuk Jung Woo.

Sang Cheol : Kapan terakhir kali kau melihat Park Da Eun?

Melihat itu, Jung Woo pun hanya terdiam sambil menatap lirih Sang Cheol.


Sang Cheol : Kenapa? Kau pikir kau akan membunuh lagi jika kau minum? Dan lupa segalanya? Kau bajingan yang hilang kesadaran.

Sambil menahan emosinya, Jung Woo pun bercerita.

Jung Woo : Perjalanan pulang ke rumah dengan bus sepulang sekolah aku melihat Da Eun dari jendela. Aku sangat senang melihatnya sehingga aku meneleponnya. Tapi dia tidak mengangkatnya dan terus berjalan. Aku meneleponnya sepanjang hari tapi aku tidak bisa menghubunginya. Aku mengendarai mobil ke gudang untuk menemukannya.

Sang Cheol pun tampak ogah-ogahan mendengar cerita Jung Woo.

Jung Woo : Ya, sejujurnya aku sangat marah. Saat itu ada rumor yang beredar di sekolah dan teman-temanku bahwa Da Eun bertemu dengan orang lain. Saat itu, Bo Young dan Deok Mi juga memberitahuku. Waktu di bus itu adalah terakhir kalinya aku melihat Da Eun.


Sang Cheol : Entah kami akan buka kasus ini atau tidak, itu bukan urusanmu jadi pergilah. Mengerti. Kau merusak suasana hati.

Jung Woo tak mengatakan apa-apa lagi dan pergi dengan wajah kecewa.


Diluar, Jung Woo pun berhenti sejenak. Dia gak tahu lagi harus bagaimana. Jung Woo lantas duduk di depan jendela bar.


Sang Cheol memikirkan kata2 Jung Woo tadi.

Jung Woo : Aku tidak ingin yang lain. Kau hanya perlu menangkap komplotannya.


Young Shil yang lagi makan malam dengan Hyeong Sik, menyadari wajah murung Hyeong Sik. Young Shil pun bertanya, kenapa Hyeong Sik murung.

Young Shil : Apa ini karena Su o?

Hyeong Sik : Itu membuatku kesal setiap kali aku memikirkan Su O. Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi dia menjadi jauh lebih buruk. Bahkan dia bersikap tidak ramah terhadapku.

Young Shil : Apa yang akan kita lakukan?

Hyeong Sik : Tapi kemudian melihatmu membuatku merasa jauh lebih baik.

Young Shil tersenyum mendengar itu.


Hyeong Sik lantas pamit ke toilet. Tapi saat hendak ke toilet, dia bertemu Yeo Jin, pasiennya yang waktu itu.

Hyeong Sik : Oh, Yeo Jin-ah. Apa kau datang untuk makan malam?

Yeo Jin : Ya.

Hyeong Sik : Bagaimana perasaanmu?

Yeo Jin : Aku jauh lebih baik sekarang.

Hyeong Sik : Begitu rupanya.


Byeong Moo sudah di rumahnya. Dia duduk di depan meja makan dan lagi minum. Pak Yang kemudian datang dan langsung menghabiskan air putih sisa Byeong Moo.

Byeong Moo heran melihatnya, apakah kau merasa sakit? Kenapa kau terus menelponku?

Pak Yang lantas meraba2 tubuh Byeong Moo.

Byeong Moo : Tunggu, apa? Apa yang kau lakukan?

Pak Yang : Apa kau memiliki senjata?

Byeong Moo : Senjata bukanlah mainan, Ayah. Kami tidak bisa membawanya karena kami adalah polisi.

Byeong Moo lantas tanya kenapa ayahnya bersikap begini.

Pak Yang : Aku takut. Aku hanya takut.

Byeong Moo : Takut apa? Apa yang membuatmu takut?

Pak Yang : Jung Woo.

Byeong Moo : Kenapa dengan Jung Woo.

Pak Yang : Dia akan mati.

Tapi Byeong Moo tidak percaya ucapan ayahnya.

Byeong Moo lantas menyuruh ayahnya istirahat.

Byeong Moo : Kau membuatku khawatir tanpa alasan.

Byeong Moo pun beranjak pergi.


Ponsel Hyeong Sik bergetar. Young Sil yang mendengar itu, mengambil ponsel Hyeong Sik sambil bertanya-tanya siapa yang memanggil Hyeong Sik di jam segitu.

Ternyata ada pesan masuk.  Dari nomor pribadi itu lagi.

Nomor pribadi : KAU MEMBUNUHKU 11 TAHUN LALU. KENAPA KAU MEMBUNUHKU?

Sontak lah Young Shil pun kaget. Helaan nafasnya yang begitu besar lantaran kaget, didengar orang2. Orang2 langsung menatap padanya. Young Shil yang sadar orang2 tengah menatapnya, langsung bersikap tenang dan tersenyum pada mereka seolah tidak terjadi apa-apa. Young Shil lantas menyimpan ponsel Hyeong Sik di tasnya.


Setelah itu, dia melihat Hyeong Sik yang asik berbicara dengan seorang gadis muda.


Seol yang berdiri di tangga kamar atapnya, tengah memotret bulan. Lalu tiba-tiba, dia kepikiran Geon O yang dilihatnya di dalam taksi tadi.

Seol : Aku yakin itu Su O.


Sementara itu, Pak Shin dan Pak Sim sudah berada di dekat rumah Jung Woo. Pak Sim melihat senapannya. Sepertinya dia memang sudah bertekad menghabisi nyawa Jung Woo malam itu juga.

Pak Sim : Choo Ho-ya, aku tak melakukan apapun untuk Bo Young.

Pak Shin : Dia bilang senjata ini bahkan tidak terdaftar. Mungkin sudah tua, tapi bersih...

Pak Sim : Aku tahu, sialan. Berapa kali kau mengatakannya?

Pak Shin : Aku bahkan tidak tahu apa ini hal yang benar.


Pak Shin pun meminta Pak Sim berpikir ulang.

Tapi Pak Sim tekadnya sudah bulat.

Pak Sim : Buat saja alasan yang bagus untukku nanti.



Pak Shin : Dong Min-ah.

Pak Sim sewot, apa!

Pak Shin : Hati-hati.

Pak Sim : Tetaplah berjaga-jaga.

Pak Sim pun turun dari mobil Pak Shin dan bergegas menuju rumah Jung Woo.


Seol di depan rumah Kepala Hyun. Dia melihat lampu kamar Su O menyala. Seol pun bertanya-tanya, apa pelayan benar-benar dipecat.

Lalu Kepala Hyun pulang. Kepala Hyun turun dari mobil dan tanya sedang apa Seol di rumahnya.

Seol : Aku minta maaf karena datang terlambat. Tapi aku hanya datang untuk melihat Su O.

Kepala Hyun : Kau sudah tahu Su O di rumah sakit.

Seol : Kurasa aku melihat Su O di kota.

Kepala Hyun : Kau melihat Su O?

Seol : Dan lampu kamarnya menyala.

Mereka melihat ke jendela kamar Su O tapi lampu kamar Su O sudah padam.

Seol : Apa? Itu baru terjadi beberapa saat yang lalu.


Kepala Hyun pun menunjukkan kamar Su O yang kosong ke Seol.

Kepala Hyun : Lihat. Apa sudah cukup?

Seol pun meminta maaf.

Kepala Hyun : Kau memiliki kepribadian yang cukup baik.


Seol pun turun ke bawah bersama Kepala Hyun.

Bersamaan dengan itu, Geon O muncul dari dapur sambil memegang minuman kaleng.

Kepala Hyun terkejut melihat Geon O.

Geon O : Ayah.

Geon O lantas membuka minuman kalengnya dan minum.


Dari kejauhan, Pak Shin yang menunggu di mobilnya, melihat kedatangan Jung Woo. Pak Shin malah tersenyum senang Jung Woo datang dan menyaksikannya seolah itu adalah pemandangan yang seru.


Jung Woo berhenti sejenak di depan rumahnya, lalu menghela nafas. Setelah itu, dia mendekati pintu rumahnya sambil melirik ke sampingnya. Jung Woo kemudian masuk. Di dekat meja makan, Pak Sim sudah menunggu dengan senapannya.

Jung Woo nampak tenang, seolah sudah tahu Pak Sim ada di rumahnya.

Jung Woo : Bagaimana kau bisa dibebaskan?


Pak Sim langsung maju mendekati Jung Woo, sambil mengarahkan senapan itu ke Jung Woo.

Pak Sim : Bahkan seorang pembunuh sepertimu dibebaskan setelah hanya 10 tahun. Jadi kenapa aku harus dipenjara ketika tidak ada bukti?

Namun Jung Woo tidak takut sama sekali.

Pak Sim : Apakah kau manusia? Bagaimana kau bisa melemparkan temanmu ke dalam saluran seperti itu?

Jung Woo pun berkata, bukan dia yang membunuh Bo Young.

Mendengar itu, Pak Sim marah. Tak lama kemudian, terdengar suara letusan tembakan.

Bersambung....

Menurut kalian gimana?

Gue sih masin tetap ya dengan pikiran gue kalau Geon O yang bunuh Bo Young. Geon O pelakunya, Byeong Moo dan Min Soo komplotannya dan Kepala Hyun yang memilih Jung Woo sebagai pelaku.

Pak Shin (ayah Min Soo) dan Pak Yang (ayah Byeong Moo) kemungkinan besar tahu kalau anak2 mereka terlibat. Tapi Bu Kim (ibu Min Soo) gak tahu apa-apa. Pak Sim dan Jae Hee (ayah-ibu Bo Young) juga gak tahu apa-apa.


EmoticonEmoticon