All Content From : MBC
Sinopsis Lengkap : Black Out
Episode Sebelumnya : Black Out Episode 11
Episode Selanjutnya : Black Out Episode 13
Malam itu, dibawah guyuran hujan deras, Pak Yang dan Pak Shin mengangkat tubuh Bo Young yang sudah tak bernyawa ke dekat gorong2. Pak Shin kemudian membuka tutup gorong2. Setelah itu, keduanya melemparkan Bo Young ke bawah.
Usai melemparkan Bo Young ke gorong2, Pak Shin dan Pak Yang menatap jasad Bo Young dengan tatapan dingin.
Pak Yang kemudian bertanya, "Tak masalah meninggalkannya disini, kan?"
"Tanah ini tidak bisa dikembangkan. Sudah seperti itu selama lima tahun. Apa yang bisa terjadi? Bahkan jika terjadi sesuatu, tu hanya menjadi kotoran saat itu." jawab Pak Shin
Sang Cheol berdiri menatap Kepala Hyun yang duduk dengan tenang di hadapannya. Sang Cheol kemudian tanya, apa Kepala Hyun juga ada di gudang pada hari itu.
Kepala Hyun : Kenapa? Apa kau menemukan sidik jariku di mobil Ko Jung Woo?
Sang Cheol tak langsung menjawab. Dia duduk dan menunjukkan laporan analisis sidik jari yang dibawanya. Kepala Hyun menganggukkan kepalanya menatap laporan itu. Sang Cheol kemudian memberitahu Kepala Hyun, dari hasil analisis Tim Forensik menunjukkan bahwa senjata yang digunakan untuk membunuh Bo Young adalah sekop.
Kepala Hyun buru2 membaca laporan itu.
Sang Cheol lanjut bicara.
Sang Cheol : Dan sidik jari ditemukan di sana. Itu ayah Shin Min Soo, Shin Choo Ho.
Mendengar itu, Kepala Hyun pun menatap Sang Cheol dengan ekspresi kaget.
Pak Yang kaget Pak Sim tiba2 datang dan menodongkan senapan padanya.
Pak Sim marah, apa kau membunuhnya? Ketika Bo Young masih hidup?
Jung Woo masuk bersama Seol.
Pak Sim pun mengarahkan senpi nya ke Jung Woo. Jung Woo menggeleng sambil menatap Pak Sim.
Bu Kim menyuruh Seol mengambil senpi itu dari Pak Sim.
Bu Kim : Ambil senjatanya! Ha Seol, tolong hentikan dia!
Tapi Pak Shin tetap aja nyalahin Jung Woo.
Pak Shin : Ko Jung Woo bajingan itu yang membunuh Bo Young. Bunuh dia demi Bo Young, oke? Tembak dia.
Sontak lah Pak Sim tambah marah dan kembali mengarahkan ujung senpinya ke Pak Shin.
Pak Sim : Tutup mulutmu!
Pak Shin terdiam.
Sang Cheol menatap Kepala Hyun dengan tatapan curiga.
Kepala Hyun nampak terdiam sebentar sebelum akhirnya menyuruh Sang Cheol memulai penyelidikan.
Jung Woo berusaha menenangkan Pak Sim.
Jung Woo : Ahjussi.
Pak Sim menoleh, menatap Jung Woo, begitu mendengar Jung Woo memanggilnya dengan lembut.
Jung Woo : Tolong tenanglah.
Pak Sim : Jung Woo-ya, aku tidak melakukan apapun untuk Bo Young. Yang aku lakukan hanyalah...
Pak Sim menunjukkan gelang Bo Young ke Jung Woo.
Pak Sim : ...membelikannya gelang seharga 2000 won.
Jung Woo mengangguk, Bo Young sangat menyukai gelang itu. Dia melihatmu dari surga. Tolong hentikan.
Seol mendekati Pak Sim.
Seol : Jangan lakukan itu.
Perlahan, Jung Woo juga mendekati Pak Sim.
Jung Woo : Tidak apa-apa. Tidak apa-apa, Paman Sim. Aku baik-baik saja dan semuanya akan baik-baik saja. Jadi tolong letakkan senjatanya.
Pak Sim menatap wajah Jung Woo cukup lama. Setelah itu, dia meminta maaf pada Jung Woo.
Jung Woo mengangguk, sembari tersenyum pada Pak Sim.
Pak Sim terdiam sejenak.
Tapi tak lama kemudian, Pak Sim mendorong Jung Woo dan menembak Pak Shin.
Sontak lah, semuanya kaget.
Pak Shin jatuh seketika.
Jung Woo dan Seol bergegas lari mendekati Pak Shin.
Jung Woo : Ahjussi!
Min Soo terduduk lemas melihat ayahnya terkapar usai ditembak.
Bu Kim ketakutan melihat suaminya.
Seol menyuruh Jung Woo mengambil kain bersih.
Tak lama, Jung Woo datang dan memberikan kain bersih ke Seol.
Seol pun menekan luka Pak Shin dengan kain bersih untuk menghentikan pendarahan.
Dan Jung Woo menghubungi bantuan.
Sang Cheol masih di ruangan Kepala Hyun.
Kepala Hyun : Ketua Tim Noh. Seperti yang kau tahu aku dan mendiang ayah Ko Jung Woo adalah orang yang memiliki hubungan sangat dekat.
Tiba2, Det. Kim masuk dan memberitahu ada penembakan di Desa Mucheon.
Det. Kim : Aku rasa ini adalah pembunuhan.
Kepala Hyun dan Sang Cheol terkejut mendengarnya.
Kepala Hyun lantas menyuruh Det. Kim segera berangkat.
Det. Kim mengerti dan langsung bergerak.
Pak Shin yang sekarat, ingin mengatakan sesuatu. Dia menyebutkan nama Kepala Hyun. Tapi, dia hanya sempat menyebutkan nama Kepala Hyun. Pak Shin meninggal dunia setelah menyebutkan nama Kepala Hyun.
Sontak lah tangis Jung Woo dan Bu Kim pecah.
Jung Woo marah, ahjussi! Kau harus memberitahuku siapa yang ada di gudang!
Bu Kim : Yeobo! Buka matamu!
Jung Woo : Katakan siapa yang yang ada di gudang pada hari itu. Paman! Hari itu... Bangunlah!
Kepala Hyun menunggu dengan gelisah di ruangannya. Tak lama kemudian, dia menerima sms dari Pak Yang.
Pak Yang meminta Kepala Hyun menepati janji untuk bertanggung jawab atas Byeong Moo.
Membaca pesan dari Pak Yang, Kepala Hyun lega setengah mati.
Pak Yang menatap Pak Shin yang sudah meninggal dunia.
Pak Yang : Semua ini adalah hasil ulahmu.
Mobil Jung Woo melaju dengan kencang di bawah guyuran hujan deras. Pak Shin mengendarai mobil Jung Woo ugal-ugalan. Pak Yang memegang sabuk pengamannya dengan wajah tegang. Tak lama kemudian, mereka tiba di dekat pom bensin. Pak Yang tiba-tiba mengatakan sesuatu yang memancing emosi Pak Shin. Pak Yang bilang dia akan menceritakan semuanya pada Kepala Hyun.
Pak Shin marah. Dia mencengkram kerah Pak Yang dan menatap kesal Pak Yang.
Pak Shin : Apa? Apa kau gila?
Pak Yang teriak, hei, perhatikan jalan!
Dan, mobil Jung Woo menabrak gerobak di pinggir jalan.
Pak Shin kesal, sialan!
Mereka berdua lantas turun dan memeriksa kondisi mobil.
Pak Shin kemudian menatap Pak Yang.
Pak Shin : Mengapa kau mengatakan hal yang tidak masuk akal itu?
Pak Yang : Apa yang harus kita lakukan?
Pak Shin : Ini membuatku gila.
Tiba-tiba, Pak Yang melihat ada yang datang dan bergegas memberitahu Pak Shin.
Pak Yang : Hei! Ada mobil! Ada mobil datang!
Itu adalah saksi. Saksi melihat dua pria tua bertubuh besar masuk ke dalam mobil.
Saksi : Ada apa itu? Ya ampun, para orang tua itu...
Saksi pun terus melajukan mobilnya, melewati mobil Jung Woo.
Pak Yang tetap ingin memberitahu Kepala Hyun soal Bo Young yang masih hidup. Pak Shin pun memperingatkan Pak Yang kalau Kepala Hyun akan membunuh mereka jika tahu itu.
Pak Yang : Ayo kita beritahu Koo Tak tentang kecelakaan dan sekolah yang ditinggalkan dan bagaimana kamu membunuh Bo Young.
Pak Shin pun mencengkram kerah Pak Yang. Lalu dia menampar Pak Yang.
Pak Shin : Hei, dasar bodoh! Fokuslah, mengerti? Aku bisa membunuhmu di sini dan sekarang.
Pak Shin mengembalikan mobil Jung Woo ke depan gudang.
Pak Yang diam saja dengan raut wajah tegang.
Pak Shin sewot, apalagi? Bersihkan sidik jarimu. Cepat dan bersihkan itu.
Mereka pun mulai membersihkan sidik jari mereka.
Pak Shin kemudian mengingatkan Pak Yang untuk tutup mulut soal kejadian hari itu. Pak Yang mengangguk perlahan.
Pak Shin : Kau mengerti?
Pak Yang : Aku mengerti.
Pak Shin : Apa kau mengerti?
Pak Yang : Iya, aku mengerti.
Keduanya kemudian lanjut menghapus sidik jari mereka dari mobil Jung Woo.
Tapi tiba2, mereka mendengar sirine polisi.
Mereka pun menoleh ke belakang dan melihat polisi mulai berdatangan.
Pak Yang takut, apa yang terjadi? Hei itu... Apa yang kita lakukan?
Pak Yang kemudian melihat gelang Bo Young di dekat kakinya. Dia pun terdiam.
Melihat Pak Yang diam, Pak Shin jadi kesal lagi dan menyuruh Pak Yang lekas keluar.
Pak Sim duduk di ranjang Bo Young dan meletakkan senapannya di ranjang Bo Young. Dia lantas meraih ponselnya dan menghubungi Jae Hee, tapi tersambung ke operator. Operator meminta Pak Sim meninggalkan pesan.
Sambil menahan rasa sesak, Pak Sim memberitahu Jae Hee siapa pembunuh Bo Young sebenarnya.
Pak Sim : Dia membohongi kita selama 10 tahun. Jadi aku.... aku membalaskan dendam Bo Young. Bajingan yang membunuh Bo Young, aku... aku yang membunuhnya. Bo Young sekarang bisa pergi dengan tenang.
Pak Sim terbata2 menjelaskan itu pada Jae Hee.
Sang Cheol dan rekan2nya datang.
Bu Kim yang sudah kehabisan tenaga karena menangis, menyuruh suaminya bangun.
Sementara Min Soo pucat pasi.
Dan Jung Woo diam saja.
Sang Cheol memeriksa kondisi Pak Shin.
Setelah itu dia menatap Jung Woo dan tanya siapa orangnya.
Kepala Hyun datang bersama Det. Kim.
Kepala Hyun menatap Sang Cheol dan tanya kondisi Pak Shin.
Sang Cheol menggeleng.
Det. Kim melihat Jung Woo dan langsung emosi.
Det. Kim : Ko Jung Woo, apa kau membunuh lagi?
Min Soo ngamuk, ayah Bo Young yang membunuh ayahku!
Seol menjelaskan apa yang terjadi.
Seol : Dia mengatakan Paman Shin yang membunuh putrinya dan menembaknya dengan senjata api.
Det. Kim terdiam mendengar itu.
Kepala Hyun terdiam sebentar menatap jasad Pak Shin. Setelah itu dia memberi perintah pada tim jatanras.
Kepala Hyun : Dengarkan baik-baik, dia tidak akan pergi jauh. Tim 1, cari area tersebut dan perkuat pos pemeriksaan.
Setelah itu, dia mengajak Sang Cheol pergi ke rumah Pak Sim.
Sang Cheol : Baik, Pak.
Kepala Hyun lantas menatap ke arah Jung Woo.
Sang Cheol juga menatap Jung Woo.
Jung Woo yang masih terpukul, diam saja.
Paramedis berlarian masuk ke Mucheon Garden. Bersamaan dengan itu, Tim Jatanras 1 berlarian keluar.
Semua sibuk mengurus jasad Pak Shin.
Kepala Hyun lantas melihat Pak Yang di jendela.
Keduanya saling bertatapan.
Pak Sim yang lagi minum, terkejut mendengar sirine polisi. Dia lantas mendekat ke jendela dan melihat polisi yang sudah berdatangan.
Pak Sim lantas menutup jendelanya dengan tirai dan berusaha berpikir. Tak lama kemudian, dia meraih ponselnya dan menghubungi Kepala Hyun.
Kepala Hyun memberitahu Sang Cheol kalau Pak Sim menghubunginya.
Mendengar itu, Sang Cheol yang memegang pistol, langsung memberikan instruksi pada yang lain dan bergegas mendekati Kepala Hyun.
Pak Sim : Hyun Koo Tak, masuklah sendiri. Jika ada orang lain yang masuk, aku akan terus menembak seperti orang gila sampai kau membunuhku.
Kepala Hyun : Baiklah. Aku mengerti.
Kepala Hyun ingin bicara lagi, tapi Pak Sim keburu mutusin panggilan.
Sang Cheol melarang Kepala Hyun masuk sendiri.
Tapi Kepala Hyun tidak mendengarkan Sang Cheol dan tetap ingin masuk.
Det. Kim yang khawatir, memberikan rompi anti peluru ke Kepala Hyun. Tapi Kepala Hyun menolak memakainya dan berkata tidak apa-apa.
Setelah itu, Kepala Hyun ngasih instruksi ke Sang Cheol.
Sang Cheol mengerti dan bergegas menuju halaman belakang.
Pak Sim sudah menunggu dengan senapannya. Kepala Hyun masuk. Melihat Pak Sim menodongkan senapan padanya, dia pun mengangkat kedua tangannya. Pak Sim tak percaya pada Kepala Hyun. Dia mengode Kepala Hyun. Kepala Hyun mengerti dan melepaskan jaketnya, menunjukkan kalau dia tak membawa senjata.
Kepala Hyun : Apa maksud dari semua ini? Mengapa kau melakukan itu pada Choo Ho?
Pak Sim : Karena dia orang yang membunuh Bo Young.
Kepala Hyun tidak terlalu kaget mendengar itu, apa?
Kepala Hyun : Oh, begitu rupanya. Baiklah. Aku paham perasaanmu saat ini. Jika Choo Ho benar-benar melakukan itu pada Bo Young, aku rasa aku paham bagaimana perasaanmu. Tapi kau seharusnya memberitahuku terlebih dahulu. Dong Min-ah, dalam situasi seperti ini ada keadaan yang meringankan. Dan aku bisa membantumu jadi letakkan senjata dan mari kita bicara.
Pak Sim tidak percaya.
Pak Sim : Kau tahu, bukan? Kau pasti sudah tahu, Kepala Hyun Koo Tak yang hebat.
Kepala Hyun : Aku tidak tahu. Aku sama sekali tidak tahu.
Pak Sim : Kau benar-benar tidak tahu malu, bukan? Aku memanggilmu ke sini untuk membunuhmu.
Kepala Hyun : Turunkan senjatamu.
Pak Sim : Katakan padaku! Katakan saja yang sebenarnya!
Kepala Hyun : Letakkan dan mari kita bicara. Ayo.
Sang Cheol pun masuk diam2 dari pintu belakang.
Melihat Sang Cheol, Kepala Hyun langsung berakting.
Kepala Hyun : Apa yang aku lakukan sampai kau seperti ini padaku? Apa yang aku lakukan? Oh, apa itu karena membantu biaya sekolah Bo Young? Membelikannya seragam ketika dia mulai sekolah? Mengirimnya dalam kunjungan wisata itu? Kenapa? Kau marah karena aku yang melakukan itu dan bukan ayahnya sendiri? Aku tidak mengerti kenapa kau melakukan ini! Aku tidak membantu Jae Hee, Aku sedang membantumu, adik kelasku, Dong Min! Aku membantu Bo Young.
Di belakang Pak Sim, Sang Cheol siap menembak Pak Sim kalau2 Pak Sim melukai Kepala Hyun.
Kepala Hyun lantas menyalahkan dirinya karena tidak bisa melindungi Bo Young dan menangkap pelaku yang menyakiti Bo Young. Lalu dia menyuruh Pak Sim menembaknya.
Kepala Hyun : Kau ayahnya, jadi tak apa. Lakukan saja. Tembak saja.
Pak Sim pun menurunkan senjatanya dan jatuh terduduk. Tak lama, tangisnya pecah.
Kepala Hyun lantas mendekati Pak Sim. Dia memeluk Pak Sim.
Sang Cheol mengontak rekannya.
Sang Cheol : Situasi berubah.
Pak Sim dibawa pergi oleh polisi
Det. Kim dan Sang Cheol sama2 menatap Kepala Hyun, menunggu perintah. Kepala Hyun menatap Det. Kim dengan tatapan kesal. Setelah itu, dia mendekati Det. Kim yang berdiri di dekat mobil dan melemparkan jaketnya ke dalam mobil dengan wajah marah. Det. Kim terkejut dengan reaksi Kepala Hyun.
Sedangkan Sang Cheol heran melihat Kepala Hyun marah.
Kepala Hyun menyalahkan Det. Kim.
Kepala Hyun : Semua ini salahmu.
Det. Kim kaget disalahin, maaf?
Kepala Hyun lantas mencekik mulut Det. Kim.
Kepala Hyun : Kau menghancurkan segalanya, bajingan! Kau! Karena gagal dalam penyelidikan, itu yang menyebabkan semua ini! Kau harus bertanggung jawab atas hal ini.
Kepala Hyun melepaskan cekikannya.
Det. Kim ingin membela diri.
Det. Kim : Tetapi...
Tapi Kepala Hyun langsung membungkam Det. Kim.
Kepala Hyun : Kembali ke kantor sekarang, masukkan dirimu ke ruang sementara dan tunggu di sana. Tutup mulutmu dan jangan berkeliaran, paham?
Setelah itu, Kepala Hyun menyuruh Sang Cheol menangkap Pak Yang dan Min Soo.
Sekarang, Sang Cheol tengah menginterogasi Pak Sim.
Sang Cheol tanya alasan Pak Sim membunuh Pak Shin.
Pak Sim bilang karena Pak Shin membunuh Bo Young. Pak Sim kemudian mengklaim bahwa dirinya hanya menjalankan keadilan.
Sang Cheol : Keadilan bukanlah kata yang bisa digunakan setelah membunuh seseorang.
Sang Cheol lalu tanya darimana Pak Sim tahu Pak Shin pembunuh Bo Young.
Pak Sim : Kenapa itu penting? Itu memang benar.
Sang Cheol : Tidak, aku bertanya bagaimana kau tahu soal itu.
Pak Sim pun ingat saat Pak Yang memberikannya gelang Bo Young.
Pak Sim kaget Pa Yang memiliki gelang Bo Young. Lalu dia tanya, kenapa Pak Yang bisa memiliki gelang itu.
Flashback end...
Pak Sim : Yang Heung Soo bilang Choo Ho bersamanya dan melihat Choo Ho melakukannya. Shin Choo Ho, bajingan itu, saat itu memanggil kita semua ke Mucheon Garden. Kita minum untuk waktu yang lama. Kita pernah bersama, aku mengingatnya jadi tidak ada cara bagiku untuk curiga padanya. Bahkan setelah Bo Young meninggal, orang yang paling baik padaku adalah Shin Choo Ho.
Sang Cheol : Shin Choo Ho, Yang Heung Soo. Siapa lagi yang bersamamu saat minum?
Pak Sim : Koo Tak.
Pak Sim pun ingat saat dia bertengkar dengan Kepala Hyun malam itu.
Kepala Hyun marah, hei, Dong Min-ah. Kenapa kau membawa-bawa Chang Soo?
Pak Sim : Hidup itu lelucon. Kau tahu itu. Sekeras apa pun upaya untuk mencoba, kau tak bisa menandingi Chang Soo. Ya, dan Geon O juga tidak bisa mengalahkan Jung Woo.
Mendengar itu, Kepala Hyun emosi tapi mereka langsung dipisahkan oleh Pak Yang dan Pak Shin.
Flashback end...
Pak Sim : Kepala Hyun ada di sana. Koo Tak tidak pernah bisa mendapatkan promosi karena dia bergaul dengan orang yang salah jadi kami selalu berkumpul untuk minum.
Pak Sim kemudian mengangguk dan mengaku kalau mereka selalu bersama.
Sang Cheol terhenyak mendengar itu.
Pak Sim lantas berkata kalau akhirnya dia bisa mati dengan tenang.
Pak Sim : Namun aku merasa sangat menyesal dan bersalah pada Geum Hee Noona, Chang Soo, dan Jung Woo. Noh Timjang, aku melakukannya untuk membalaskan Geum Hee Noona. Aku melakukannya dalam keadaan marah. Jadi tambahkan itu pada kejahatanku. Aku tidak malu membunuh Shin Choo Ho. Tapi, dengan Geum Hee Noona, aku.... aku....
Pak Sim pun tak lagi bicara dan tangisnya mengalir.
Pak Yang berada di sel yang sebelahan dengan sel Byeong Moo. Dia duduk di dekat pintu dan memanggil Byeong Moo. Byeong Moo juga duduk di dekat pintu. Min Soo yang satu sel dengan Byeong Moo, duduk di pojokan.
Pak Yang : Hanya ini yang bisa aku lakukan.
Byeong Moo : Aku tahu. Tidak ada bukti untuk menahan pertanggungjawaban kepala polisi. Jadi tak ada pilihan lain selain tetap bersamanya.
Pak Yang : Dia berjanji untuk membebaskanmu dalam masa percobaan.
Byeong Moo : Kita tunggu dan lihat saja nanti. Selama bajingan ini tutup mulut.
Byeong Moo lantas mendekati Min Soo yang masih berduka.
Byeong Moo : Hei, Shin Min Soo, lihat aku. Jangan pernah mengatakan apa-apa tentang Kepala Polisi. Bahkan setelah kau ditangkap oleh jaksa sekalipun, jangan mengira bahwa kau jauh dari jangkauan kepala polisi.
Min Soo : Semuanya sudah berakhir bagiku. Jadi, kenapa aku harus berbohong?
Byeong Moo marah, bagaimana saat itu dengan Ko Jung Woo? Apa kita tidak mengatakan apa pun saat itu karena kita tidak tahu apa-apa? Bahkan jika Ko Jung Woo benar-benar membunuh mereka berdua, dia tidak akan dipenjara selama 10 tahun. Tapi lihatlah, Kepala Polisi yang mengatur semuanya agar dia dipenjara selama 10 tahun. Jadi aku mohon mengertilah, Bodoh. Jika kau dan aku tidak beruntung, kita hanya akan berakhir dengan kalimat yang dilebih-lebihkan. Pengadilan bahkan dapat menambahkan hal seperti penghinaan ke dalam tuntutan kita.
Min Soo : Lalu, apa maumu? Ayahku sudah meninggal...
Min Soo nangis lagi.
Byeong Moo pun kesal dan menarik kerah jaket Min Soo.
Byeong Moo : Berhentilah menangis! Shin Min Soo, dalam kondisi terburuk kau akan berakhir sama seperti ayahmu.
Byeong Moo lantas melepaskan cengkramannya dan duduk di dekat Min Soo dengan wajah kesal.
Dari ruang observasi, Kepala Hyun mengawasi Pak Yang yang tengah diinterogasi oleh Sang Cheol.
Pak Yang cerita, saat itu, ayah-ibu Jung Woo tengah melakukan perjalanan jadi Pak Shin mengundangnya dan Pak Sim untuk merampok kulkas mereka dan memasak sesuatu untuk mereka.
Pak Yang : Jadi kami menutup toko dan makan untuk waktu yang lama. Dong Min mabuk seperti biasa dan pulang lebih dulu. Choo Ho dan aku terus minum sampai kita mendapatkan panggilan. Panggilan dari anak-anak. Kami berlari ke gudang, dan itu sudah terjadi. Choo Ho dengan cepat mengirim anak-anak itu ke suatu tempat dan mengatakan kepadaku untuk membawa Bo Young ke dalam bagasi mobil Jung Woo.
Sang Cheol : Siapa yang ada di Mucheon Garden pada malam itu?
Pak Yang : Berapa kali kau akan bertanya? Choo Ho, aku dan Dong Min.
Sang Cheol : Sim Dong Min mengklaim bahwa Kepala Hyun Koo Tak juga ada di sana.
Mendengar itu, Pak Yang langsung emosional.
Pak Yang : Kenapa Kepala Hyun ada di sana? Dong Min, berandal itu,
selalu mabuk duluan dan tidak pernah mengingat apa pun. Kepala Hyun tidak pernah bergaul dengan kami. Dia sangat dekat dengan Chang Soo, jadi dia terkadang datang ketika Chang Soo ada di sana. Kepala Hyun tidak menghiraukan kami karena kami miskin dan kami bahkan tidak lulus kuliah.
Sang Cheol : Maksudmu kau menyaksikan Shin Choo Ho membunuh Sim Bo Young?
Pak Yang : Benar. Ketika kami di sekolah yang terbengkalai di Desa Cheonsu, aku membuka bagasi dan Bo Young berusaha mengatakan sesuatu. Aku sangat lega dan menyarankan untuk membawanya ke rumah sakit. Tapi Choo Ho, monster itu...
Pak Yang mulai histeris, ".. dia memukul kepala Bo Young dengan sekop itu. Beberapa kali.
Sang Cheol menghela nafasnya mendengar pernyataan Pak Yang yang berbeda dari pernyataan Pak Sim tentang keberadaan Kepala Hyun. Dua petugas kemudian masuk dan membawa Pak Yang keluar dari ruang interogasi.
Sang Cheol pun menopang keningnya dengan kedua tangannya. Setelah itu, dia menaruh kedua tangannya ke depan hidungnya dan berpikir sejenak. Kemudian, dia menatap ke ruang observasi. Kepala Hyun juga menatap Sang Cheol. Sang Cheol menurunkan kedua tangannya dan terus menatap Kepala Hyun.
Kepala Hyun tersenyum kesal, lalu dia beranjak ke ruang interogasi. Sang Cheol pun berdiri saat Kepala Hyun masuk. Kepala Hyun menyuruhnya duduk.
Kepala Hyun : Noh Timjang, kau juga bisa bertanya kepadaku jika perlu. Tanyakan aku apapun itu.
Sang Cheol : Tentu saja, aku harus melakukannya.
Kepala Hyun lantas duduk dan menatap Sang Cheol dengan wajah pongahnya.
Sang Cheol : Tapi Kepala Hyun, di mana kau pada saat kejadian itu?
Kepala Hyun : Mantan Kepala Inspektur Lee Jae Sik memanggilku ke pusat kota. Dia ada di Kepolisian Utara sekarang, jadi kau bisa memastikannya dengan dia.
Kepala Hyun lantas mencondongkan badannya dan menatap Sang Cheol.
Kepala Hyun : Ada lagi?
Sang Cheol tak menjawab. Dia hanya diam sambil menatap Kepala Hyun.
Young Sil yang di perjalanan, memikirkan permintaan Na Kyeom.
Na Kyeong : Jung Woo, aku mau Ko Jung Woo. Aku sudah menyukai Jung Woo sejak lama. Tolong bantu aku. Agar Jung Woo dapat meninggalkan Mucheon untuk selamanya bersamaku.
Young Sil : Aku? Aku bisa membantumu?
Na Kyeom : Di dunia ini ada banyak kasus di mana pelakunya tidak pernah ditemukan. Aku tidak ingin dokter menderita. Aku ingin Jung Woo memutuskan hubungan dengan Da Eun dan apapun yang pernah terjadi di masa lalu. Aku ingin Jung Woo selalu ada di sisiku selamanya. Dan aku yakin kau juga menginginkannya.
Tiba2, terdengar suara Kepala Hyun.
Kepala Hyun : Pukul 12.38 hari ini, di sebuah restoran di Mucheon....
Ternyata, ajudan Young Sil melihat video konferensi pers Kepala Hyun. Ajudan Young Sil pun segera menunjukkan video itu ke Young Sil.
Di depan kantor polisi, Kepala Hyun menggelar konferensi pers ditemani 4 anggotanya yang memakai seragam dan atribut lengkap.
Kepala Hyun : ... seorang pria membunuh dengan senapan. Pelakunya adalah Sim Dong Min, ayah dari Sim Bo Young, korban dari pembunuhan tanpa jasad di Mucheon dari 11 tahun yang lalu. Dia mencurigai mendiang, Shin Choo Ho, yang merupakan teman dekatnya, telah membunuh putri kandungnya dan melakukan balas dendam setelah bertengkar. 11 tahun lalu kasus pembunuhan tanpa jasad ditutup dengan Tuan Ko yang dijatuhi hukuman sebagai pelakunya. Pada saat kejadian 11 tahun yang lalu terdapat kesalahan yang jelas dalam penyelidikan awal oleh detektif yang bertugas. Dia gagal mengidentifikasi pelaku yang sebenarnya karena keputusan yang buruk. Aku meminta maaf dengan tulus kepada publik dan juga pada keluarga korban.
Kepala Hyun beserta anggotanya membungkukkan badan di depan pers, sebagai tanda permintaan maaf.
Di ruangannya, Det. Kim marah. Dia memukul mejanya berkali2. Kemudian, dia meyakinkan dirinya bahwa pelakunya adalah Jung Woo.
Sang Cheol bersama Det. Yoo dan Det. Seo menemui Ji Yeon, mantan rekan Sang Cheol saat di kantor polisi Seoul dulu.
Sang Cheol : Ji Yeon-ah, apa kau baik-baik saja? Lama tidak berjumpa.
Mereka lantas duduk.
Det. Yoo : Sekarang kau menyadari kasus ini aneh, bukan?
Sang Cheol memanggil Ji Yeon.
Sang Cheol : Ji Yeon-ah, biarkan aku bertanya satu hal lagi.
Ji Yeon : Apa sekarang?
Sang Cheol : Salah satu korban Park Da Eun dipindahkan dari Seoul ke Mucheon. Dan aku mendengar neneknya masih hidup. Sekarang aku bisa bertemu dengannya. Tapi bisakah kau mencari tahu di mana dia berkumpul atau jika dia punya teman yang masih di Seoul?
Ji Yeon pun melempar Sang Cheol dengan kertas.
Det. Yoo dan Det. Seo terkejut melihat Sang Cheol dilempar begitu.
Ji Yeon : Apa kau benar-benar mencoba mengajukan permohonan ke Unit Investigasi?
Sang Cheol nyengir, ya. Terima kasih.
Kepala Hyun di ruangannya di hubungi Young Sil. Kepala Hyun menatap layar ponselnya cukup lama, sebelum akhirnya menjawab panggilan Young Sil.
Kepala Hyun : Halo, Anggota Dewan Ye. Iya, aku mengerti.
Sekarang, Kepala Hyun dan Young Sil tengah makan di restoran tempat mereka biasa bertemu. Young Sil tiba-tiba berhenti makan dan meletakkan sumpitnya di atas meja.
Young Sil : Beberapa hari yang lalu, aku melakukan tur ke pantai barat. Aku berpikir tentang bagaimana untuk menghidupkan kembali perekonomian Gyeonggi yang tertinggal. Ketika aku melihat betapa indahnya matahari terbenam dan mengambil foto, seketarisku pikir itu terlihat indah dan mencetaknya untukku. Tetapi aku menemukan foto lain di antara foto-foto itu.
Young Sil pun memberikan foto itu ke Kepala Hyun.
Young Sil : Menurutku, ini mungkin milikmu.
Kepala Hyun melihat foto itu. Itu adalah foto dari lukisan Su O, dimana seorang pria berseragam polisi membelakangi tubuh seorang gadis yang terluka.
Kepala Hyun biasa saja melihat foto itu.
Young Sil : Kurasa aku bukan satu-satunya yang ingin kasus 11 tahun lalu itu ditutup dengan cepat. Ini pasti menyiksamu. Tapi sekarang apa kau ingin membuka kembali kasus ini?
Kepala Hyun : Su O adalah seorang seniman yang berbakat.
Young Sil : Apa?
Kepala Hyun : Aku tidak yakin apa yang dia lihat tetapi jika dia memang melihat sesuatu malam itu, aku bukan satu-satunya orang yang dilihatnya
Kepala Hyun balik mengancam Young Sil. Dia menunjukkan lukisan Su O yang sudah setengah terbakar. Di lukisan itu, tergambar bagaimana pembunuhan Da Eun.
Young Sil langsung terdiam melihat lukisan itu.
Kepala Hyun : Ini adalah hadiah untukmu. Ini yang asli. Anggota Dewan Ye, seperti yang kau ketahui, Su O tidak sehat secara mental. Jadi, apa pun yang dia gambar dari imajinasinya yang buruk tidak dapat menjadi bukti atau digunakan untuk mengancam siapa pun. Oh, ada satu hal lagi yang ingin kusampaikan. Aku sudah menyimpan ini selama beberapa waktu. Aku tidak tahu harus aku apakan itu.
Kepala Hyun memberikan foto2 perselingkuhan Da Eun dan Hyeong Sik.
Young Sil makin tak berkutik.
Kepala Hyun : Anggota Dewan Ye, ini semua hanyalah bukti tidak langsung. Penyelidikan 11 tahun yang lalu didasarkan pada bukti tidak langsung dan itu sebabnya kita mengalami semua keributan di Mucheon sekarang. Kita tidak bisa membiarkan hal itu terjadi lagi, bukan?
Young Sil menatap kesal Kepala Hyun.
Young Sil : Sepertinya kita punya banyak hal yang harus didiskusikan hari ini.
Kepala Hyun : Aku juga ingin pergi ke Suwon.
Young Sil pun tertawa mendengar kata2 Kepala Hyun yang ingin pergi ke Suwon.
Melihat Young Sil tertawa, Kepala Hyun juga tertawa.
Young Sil lantas menjanjikan Kepala Hyun posisi. Dia bilang, setelah dia menjadi gubernur, Kepala Hyun bisa bergabung sebagai Kepala Keamanan Publik. Dan, dalam setahun Kepala Hyun akan menjadi Komisaris, kemudian Pengawas Senior lalu Kepala Pengawas.
Young Sil : Prosesnya akan cepat dan terjamin. Bagaimana menurutmu?
Kepala Hyun : Astaga. Mendengarnya saja, sudah membuatku merasa senang.
Young Sil : Tapi pertama tolong tangani kasus itu segera.
Kepala Hyun tak menjawab dan kembali menyantap makanannya.
Young Sil menyuruh Kepala Hyun mengatakan sesuatu.
Kepala Hyun : Kalau begitu, aku harus mengganti dokter utama Su O terlebih dahulu.
Young Sil pun diam menatap Kepala Hyun.
Det. Kim duduk di sofa Kepala Hyun dengan wajah merengut. Kepala Hyun berdiri di balik mejanya. Tak lama kemudian, dia mendekati Det. Kim dan tanya, apa Det. Kim kecewa. Det. Kim bilang tidak.
Det. Kim : Itu karena kurangnya kemampuan yang kumiliki. Aku sangat menyesal.
Kepala Hyun : Itu adalah kesalahan. Kita sering membuat kesalahan, bukan? Tapi kesalahan ini terlalu besar. Ada banyak lubang sehingga tak ada cara untuk menutupi semuanya. Cara terbaik untuk saat ini adalah mengakui semuanya dan memperbaiki semuanya satu per satu.
Det. Kim : Namun, yang tidak kumengerti adalah bagaimana Shin Choo Ho membunuhnya dengan sekop, maksudku, pasti ada darah di mesin jerami...
Kepala Hyun : Hee Do-ya, Hee Do-ya! Aku tahu, mengerti? Aku paham maksudmu. Kita tak bisa menemukan jasadnya, kenapa kita harus peduli dengan sekopnya? Aku paham. Tapi itu hanya alasan pada saat ini.
Det. Kim pun kaget dengan kata2 Kepala Hyun.
Kepala Hyun : Bukan itu saja. Kau gagal dengan kesaksian para saksi kecelakaan mobil. Aku juga tak yakin, soal sepatu berdarah yang kau laporkan itu asli atau tidak.
Det. Kim mau protes, tapi Kepala Hyun tak memberinya kesempatan untuk bicara.
Kepala Hyun : Intinya, maksudku semua itu akan menimbulkan masalah. Apa kau bisa mengatasinya?
Det. Kim gak ngerti.
Det. Kim : Maaf, Pak?
Kepala Hyun : Pemeriksaan internal akan segera dimulai. Apa kau bisa mengatasinya?
Det. Kim kaget dengan kata2 Kepala Hyun.
Kepala Hyun lantas memberikan Det. Kim sebuah kartu nama.
Det. Kim : Apa ini?
Kepala Hyun : Kau harus mengundurkan diri. Ini adalah perusahaan keamanan di Jeju. Mereka dapat menyesuaikan tempat tinggal dan gajimu. Setelah investigasi dan proses pendisiplinan dimulai, kau tak bisa mengundurkan diri. Hee Do-ya, aku tidak ingin melihat junior yang paling aku sayangi diinterogasi oleh anak-anak itu, mendapatkan sanksi dan diberhentikan dengan tidak hormat dari kepolisian. Jika kau mundur setelah investigasi, kau tak akan punya tempat untuk pergi. Jadi, mundurlah dari sekarang. Begitu kau mengundurkan diri, aku akan mengurus sisanya. Dan aku sendiri yang akan menangani pemeriksaan internal. Aku bisa menerima hukuman yang sesuai. Ini adalah hal terakhir yang bisa aku lakukan untukmu. Ayo lakukan itu.
Kepala Hyun pun kembali ke mejanya.
Det. Kim kesal setengah mati.
Sang Cheol baru pulang, melihat Jung Woo tengah mengemasi pakaian. Jung Woo pun menatap Sang Cheol.
Jung Woo : Kau sudah pulang?
Sang Cheol : Apa kau akan pergi?
Sang Cheol beranjak ke kulkasnya dan mengambil air minum.
Jung Woo : Aku melihat konferensi persnya. Kasus ini dibuka kembali, bukan?
Sang Cheol : Iya, benar. Aku akan melakukannya dengan benar kali ini.
Jung Woo pun berdiri usai mengemasi pakaiannya.
Jung Woo : Aku akan fokus pada perawatan ibuku untuk saat ini. Perawat sangat baik pada ibuku, tapi aku khawatir karena tak ada di sana.
Sang Cheol pun mendekati Jung Woo.
Sang Cheol : Baiklah, itu hal yang bagus. Tapi Jung Woo-ya, aku merasa tidak tenang denganmu. Sebuah senjata? Dan Shin Choo Ho dan Yang Heung Soo mengatur semua ini sendirian? Itu terlalu sempurna.
Sang Cheol lalu meminta ponsel Jung Woo.
Jung Woo memberikannya.
Jung Woo : Kenapa?
Sang Cheol : Ada aplikasi di mana kita bisa mengaitkan ponsel kita dan bisa memeriksa
lokasi satu sama lain.
Dan Sang Cheol terkejut Jung Woo udah punya aplikasi itu.
Sang Cheol memeriksa dan memberitahu Jung Woo bahwa ponsel Jung Woo terkait dengan ponsel Na Kyeom.
Jung Woo terkejut melihatnya.
Sekarang, Sang Cheol yang hanya memakai singlet doang, udah selesai menautkan ponselnya dengan ponsel Jung Woo.
Sang Cheol : Aku sudah menautkan ponsel menggunakan aplikasi lain jadi selalu bawa ponselmu. Mengerti?
Jung Woo : Baiklah.
Sang Cheol lantas mengajak Jung Woo membahas kasus itu sekali lagi.
Sambil menunjuk skema di papan tulis, Sang Cheol menjelaskan ke Jung Woo.
Sang Cheol : Choi Na Kyeom pasti menyukaimu. Tetapi meskipun demikian, dia terlalu terobsesi denganmu dan kasus ini. Ada banyak hal yang dia sembunyikan. Lihat ini. Pada hari kejadian, Sim Bo Young, Yang Byeong Moo, Shin Min Soo dan Hyun Geon O berada di gudang. Dan ini belum pasti, tapi menurut pernyataan Ha Seol, Hyun Su O juga berada di dalam gudang. Dan ketika kita melihat gambar Hyun Su O, Choi Na Kyeom juga ada di dalam gudang pada hari itu. Lalu, mengapa dia memberikan kesaksian di kantor polisi keesokan harinya dan mengatakan dia tak ada di sana pada hari itu?
Jung Woo pun teringat malam kejadian, saat Na Kyeom memberitahunya kalau Da Eun berselingkuh.
Na Kyeom bilang Da Eun berselingkuh dan Jung Woo udah dibodohi oleh Da Eun.
Jung Woo marah, apa yang kalian ketahui tentang Da Eun sampai bicara seperti itu? Mengapa kau menjelekkannya?
Na Kyeom : Apa kau tahu di mana dia sekarang?
Jung Woo : Keluar. Aku bilang keluarlah!
Na Kyeom sakit hati diusir Jung Woo.
Ketika menjadi sukarelawan, Da Eun dengan sengaja menabrak Hyeong Sik di koridor RS. Ponsel Da Eun jatuh. Hyeong Sik minta maaf dan mengembalikan ponsel Da Eun. Da Eun nya malah kegatelan.
Da Eun : Jika rusak, kau akan membelikan yang lebih baik, bukan?
Hyeong Sik : Kurasa kau benar. Nomor ponselku.
Hyeong Sik mengembalikan ponsel Da Eun, serta memberikan kartu namanya.
Na Kyeom yang habis membereskan ranjang pasien, melihat mereka.
Flashback end...
Na Kyeom yang meringkuk di ranjangnya, tampak marah teringat itu.
Lalu dia mengingat kejadian di gudang malam itu.
Flashback...
Na Kyeom teriak, kalian sadarlah!
Byeong Moo, Min Soo dan Geon O pun langsung berhenti bertengkar.
Na Kyeom lantas mengatakan kalau tidak ada yang tahu mereka di sana. Dia pun mengajak teman2nya untuk memindahkan Bo Young.
Na Kyeom lalu beranjak keluar dari gudang.
Dia menangis ketakutan.
Setelah itu, Na Kyeom langsung lari ke Jung Woo.
Na Kyeom nangis, Jung Woo-ya.
Tapi Jung Woo sudah tidur karena mabuk.
Na Kyeom lantas mendekati Jung Woo dan melihat ponsel Jung Woo yang
tergeletak di lantai. Dia pun mengambil ponsel Jung Woo dan menemukan
pesan yang Jung Woo kirim untuk Da Eun.
Jung Woo : Da Eun-ah, tolong katakan padaku jika aku melakukan kesalahan. Aku akan berubah. Jadi tolong hubungi aku.
Na Kyeom pun sakit hati.
Kita ke RS Mucheon Sarang, dimana Jung Woo yang baru saja masuk ke kamar rawat ibunya, melihat Jae Hee tengah memohon maaf pada ibunya.
Sambil menangis, Jae Hee mengaku sangat menyesal pada Bu Jung.
Jae Hee : Aku harus bagaimana? Tolong bangunlah. Tolong bangun dan biarkan aku membayar kesalahanku.
Jung Woo lantas mendekat.
Jae Hee memberitahu Bu Jung pelakunya bukan Jung Woo.
Jae Hee : Eonni, tolong tetaplah hidup. Tolong hiduplah bersama anakmu lagi. Eonni.
Jung Woo yang mendengar itu, hanya bisa diam menahan tangisnya.
Pemakaman Bo Young akhirnya digelar.
Jung Woo menghadiri pemakaman Bo Young.
Jae Hee menangis pilu.
Jung Woo menaruh bunga krisan di atas meja.
Pak Sim yang juga datang didampingi polisi, tampak sedikit lebih tegar.
Hyeong Sik juga datang. Dia mengisi buku tamu. Bersamaan dengan itu, Jung Woo keluar dari ruang duka dan berpapasan dengan Hyeong Sik yang mau masuk ke ruang duka. Hyeong Sik berhenti sejenak dan menoleh ke Jung Woo.
Jung Woo bertemu Kepala Hyun yang baru tiba bersama Det. Yoo dan Det. Seo.
Jung Woo diam saja, menatap Kepala Hyun dengan sorot mata sendu.
Kepala Hyun memeluk Jung Woo.
Jung Woo diam saja, menahan perasaannya yang bergejolak.
Young Sil tengah rapat bersama ajudan dan dua relawannya.
Ajudan Young Sil bilang, Partai Pusat bertanya apakah Young Sil harus mengadakan upacara di Mucheon.
Ajudan : Mereka menyarankan di Suwon atau Uijeongbu sebagai gantinya.
Young Sil : Jangan bicara soal harapan. Lihatlah kenyataannya.
Young Sil menunjuk layar tabletnya. Disana, ada survei jajak pendapat Gubernur Gyeonggi.
Ajudan lantas menyarankan Young Sil memanfaatkan Na Kyeom untuk meraih suara lebih banyak. Young Sil pun tanya, apa seorang aktris bisa membantu dalam pemilu.
Ajudan : Dia sebenarnya jauh lebih populer daripada yang kau kira. Mengapa kau tidak mengunggah sesuatu di media sosial dan melihat reaksinya?
Young Sil pun mulai mempertimbangkan permintaan Na Kyeom.
Na Kyeom : Tolong bantu aku. Agar Jung Woo meninggalkan Mucheon dan tinggal bersamaku.
Kepala Hyun meminta maaf pada Jung Woo. Dia mengakui kalau dia membuat kesalahan.
Kepala Hyun : Seharusnya aku lebih berhati-hati pada saat itu.
Sambil menahan emosi, Jung Woo menjawab.
Jung Woo : Bahkan jika kau tidak memercayaiku seharusnya kau terus mencari gadis-gadis itu. Bo Young sendirian, dalam kegelapan ketika dia...
Jung Woo yang tak tahan lagi, mulai beranjak.
Tapi Kepala Hyun bicara lagi.
Kepala Hyun : Saat kau melakukan hal ini, terkadang ada beberapa kasus di mana semuanya menyatu dengan sempurna seperti sebuah gambar. Tapi itulah masalahnya.
Jung Woo pun menoleh, menatap Kepala Hyun.
Kepala Hyun : Gambarannya begitu sempurna dalam benakmu sehingga membuatmu melewatkan bukti yang jelas ada di depan mata. Kurasa itulah yang terjadi pada kasus ini 11 tahun yang lalu.
Jung Woo lantas ingat saat Kepala Hyun mengunjunginya di penjara.
Kepala Hyun : Seharusnya aku lebih fokus saat itu. Seharusnya aku membawa ayahmu ke dokter untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Aku benar-benar telah bersalah padamu dan ayahmu.
Jung Woo : Tidak, Paman. Terima kasih.
Kepala Hyun : Jung Woo-ya, kau sudah seperti putraku sendiri. Mulai sekarang, aku akan menjadi ayahmu. Aku harap kau juga bisa
menganggapku seperti itu. Bagaimana?
Kepala Hyun juga meminta Jung Woo memberitahunya jika butuh sesuatu.
Jung Woo : Tapi, paman...
Kepala Hyun : Apa? Ada sesuatu yang kau perlukan?
Jung Woo : Aku masih tidak bisa mengingat apa pun.
Kepala Hyun : Apa?
Jung Woo : Bahkan jika aku kehilangan kesadaran, aku banyak belajar di sini dengan membaca berbagai buku. Seseorang tidak bisa kehilangan semua ingatannya. Setidaknya akan ingat sesuatu...
Kepala Hyun : Ko Jung Woo, sudah sembilan tahun berlalu. Mengapa kau mengungkitnya lagi hanya untuk menyiksa dirimu sendiri? Kau akan berusia 30 tahun saat kau keluar. 30 tahun. Saat kau keluar, aku akan melakukan apa pun untuk membantumu. Pekerjaan? Aku bisa membantumu mencari pekerjaan. Kau adalah anak yang cerdas. Kau bisa mempersiapkan diri untuk masuk ke universitas lagi. Baik itu biaya hidup atau biaya kuliah, aku pastikan kau dan ibumu tidak khawatir soal keuangan. Jadi, fokuslah pada kehidupanmu. Kau baru berusia 30 tahun saat kau dibebaskan.
Flashback end...
Kepala Hyun : Ketua Kim sangat yakin dan karena ia adalah seorang junior yang aku hargai, aku terlalu mudah percaya dengan kata-katanya. Namun, ini hanyalah alasan.
Kepala Hyun lantas berdiri dan berjanji pada Jung Woo akan menangkap pelaku sebenarnya.
Kepala Hyun : Setelah aku menemukannya, aku akan datang dan meminta maaf kepadamu dan mendiang ayahmu. Dan aku akan menghabiskan sisa hidupku membayar kesalahan ini kepada kau dan ibumu. Ini semua yang ingin paman katakan padamu.
Jung Woo diam saja sambil menatap Kepala Hyun.
Bu Kim seorang diri di pemakaman suaminya.
Tidak ada satu pun yang datang melayat. Sepertinya, para warga sudah tahu soal Pak Shin yang membunuh Bo Young.
Pak Sim lewat bersama polisi. Ternyata, pemakaman Bo Young digelar di tempat yang sama dengan pemakaman Pak Shin.
Pak Sim pun masuk ke ruang duka. Dia dan Bu Kim saling bertatapan. Bu Kim ingin marah, tapi menahan diri karena ingat suaminya yang membunuh Bo Young.
Tak lama kemudian, Pak Sim pergi dan bertemu Kepala Hyun dan Jung Woo.
Kepala Hyun : Kenapa kalian membawanya kemari?
Pak Sim : Ibunya ada di sini. Aku sudah mengatakan selamat tinggal pada Bo Young.
Pak Sim lantas menatap foto Bo Young.
Kepala Hyun mendekati Pak Sim.
Kepala Hyun : Dong Min-ah, apa kau tidak apa-apa untuk pergi sekarang?
Pak Sim pun mengajak polisi pergi.
Sang Cheol mendengarkan rekaman suara Jung Woo ke nenek Da Eun. Usai mendengar suara Jung Woo, nenek Da Eun pun bilang suaranya berbeda dengan suara yang ia dengar di telepon. Suara Jung Woo terdengar dalam dan lembut seperti guru sekolah.
Nenek Da Eun : Aku telah berusaha keras untuk melupakan suara itu. Pria itu mengumpat pada Da Eun, memanggilnya pelacur SMA atau semacamnya. Dan Da Eun mengatakan "Paman sesuatu".
Nenek Da Eun lantas meminta pada Sang Cheol agar menemukan Da Eun.
Ketua Tim relawan Young Sil memberikan arahan pada anggotanya.
Ketua Tim : Partai Pusat akan mengirim tim pendukung dalam jumlah besar jadi kami akan mengirim tim utama ke Suwon hari ini.
Di ruangannya, Young Sil menghubungi Kepala Hyun.
Young Sil : Kepala Hyun, Su O akan segera pulang.
Setelah mengatakan itu, Young Sil langsung memutus panggilannya.
Lalu dia menaruh ponselnya ke atas meja dan beranjak ke dekat jendela.
Dia lantas ingat saat Kepala Hyun bilang mau mengganti dokter utama Su O.
Young Sil : Jadi dia ingin mengambil sanderaku.
Kepala Hyun ditemani pembantunya menunggu kedatangan Su O di depan rumah. Tak lama, sebuah mobil datang. Kepala Hyun mendekat dan membuka pintu. Dia senang melihat Su O pulang.
Kepala Hyun : Bagus sekali. Seharusnya ayah yang menjemputmu. Turunlah.
Su O turun sambil memeluk tasnya.
Pembantu mendekati Su O.
Pembantu : Lihatlah betapa lesu wajah Su O.
Pembantu lantas membawakan tas Su O dan tanya apa ada yang mau Su O makan.
Mereka masuk ke dalam.
Hyeong Sik yang mengantar Su O, tanya alasan Kepala Hyun ingin Su O pulang.
Kepala Hyun : Aku kira kau tahu alasannya. Maafkan aku. Seharusnya aku langsung meneleponmu. Terima kasih atas bantuanmu.
Di mobil, Hyeong Sik menelpon Young Sil.
Hyeong Sik : Aku membawa Su O pulang seperti yang kau minta. Bagaimana selanjutnya? Baiklah.
Hyeong Sik lantas ingat saat dia membunuh Da Eun dengan kunci inggris.
Dia juga ingat kata2 Su O.
Su O : Karena aku melihat semuanya hari itu. Pembunuh.
Terakhir dia ingat kata2 Young Sil kepadanya.
Young Sil : Aku akan mengurusnya. Jangan lakukan apa pun. Kau tidak bisa mengurusnya.
Young Sil : Jangan lupa dengan apa yang aku ucapkan.
Su O ke kebun kacanya. Dia kemudian celingukan. Setelah itu, dia masuk ke rubanahnya.
Kepala Hyun mendekat ke jendela dan menatap ke arah kebun kaca.
Su O yang duduk di rubanahnya, teringat saat dia melihat Hyeong Sik dan Da Eun bermesraan di gudang.
Hyeong Sik yang masih di depan rumah Kepala Hyun, teringat malam itu sebelum dia membunuh Jung Woo.
Hyeong Sik marah karena Da Eun mengejeknya.
Hyeong Sik : Beraninya kau mengejekku? Kau, di antara semua orang?
Hyeong Sik pun mencekik Da Eun.
Hyeong Sik : Dasar pelacur kotor! Berhentilah bertingkah dan bersyukur atas apa yang aku berikan padamu.
Da Eun marah dan menampar Hyeong Sik.
Da Eun : Kau begitu takut dengan anggota dewan yang hebat. Kau adalah orang yang tidur dengan seorang gadis SMA secara diam-diam. Dasar orang tua kotor.
Hyeong Sik pun kesal dan mendorong Da Eun ke lantai.
Hyeong Sik : Aku telah memperlakukanmu dengan sangat baik. Aku sudah bilang jangan pernah berbicara padaku seperti itu!
Da Eun kemudian berdiri dan mengancam akan melaporkan Hyeong Sik.
Da Eun : Aku tidak peduli. Aku akan pergi dari sini. Aku akan melapor dan memutuskanmu.
Tapi saat mau pergi, Da Eun melihat ke arah Deok Mi.
Deok Mi sendiri masih merekam Hyeong Sik dan Da Eun.
Da Eun yang penasaran dengan yang dilihatnya, mencoba untuk memeriksa. Tapi tiba2, Hyeong Sik mengambil kunci inggris dan memukul kepala Da Eun.
Da Eun langsung terkapar dengan kepala bersimbah darah.
Hyeong Sik kemudian sadar atas apa yang barusan dia lakukan.
Hyeong Sik yang panic, lantas mengelap sidik jarinya dari kunci inggris dan beranjak pergi.
Sampai di rumah, Hyeong Sik langsung mengguyur dirinya dibawah pancuran air. Tak lama kemudian, dia melepas pakaiannya yang terkena darah Da Eun.
Selesai mandi, Hyeong Sik beranjak keluar lantaran mendengar bunyi bel. Dan dia pun terkejut melihat kunci inggris itu di depan rumahnya.
Hyeong Sik yang takut, langsung membawa pergi kunci inggris itu.
Dalam perjalanan, dia ingat kata2 Da Eun saat Da Eun membawanya ke gudang Jung Woo.
Hyeong Sik : Dimana kita?
Da Eun : Gudang milik ketua kelas kami.
Hyeong Sik : Oh, pria yang naksir padamu?
Flashback end...
Hyeong Sik : Ko Jung Woo. Benar. Ko Jung Woo. Mucheon Garden.
Hyeong Sik pun bergegas ke rumah Jung Woo.
Sampai di depan rumah Jung Woo, dia membuang kunci inggris itu di tong sampah.
Begitulah guys ceritanya bagaimana kunci inggris yg menjadi senjata pembunuhan Da Eun bisa ditemukan di tempat sampah di depan rumah Jung Woo.
Sekembalinya ke rumah, Hyeong Sik terkejut melihat istrinya yang menatapnya dengan tajam. Lalu dia melihat kaosnya yang berlumur darah Da Eun di lantai. Melihat kaosnya, Hyeong Sik langsung mendekati istrinya.
Young Sil : Sepertinya kau mengalami hari yang panjang. Jelaskan tentang darah ini.
Hyeong Sik : Sayang, masalahnya adalah...
Young Sil : Aku selalu bilang padamu. Hanya ada tiga hal yang tidak boleh kau lakukan.
Young Sil menampar Hyeong Sik.
Young Sil : Jangan sampai hamil.
Young Sil menampar Hyeong Sik lagi.
Young Sil : Jangan lakukan apa pun yang tidak bisa diperbaiki dengan uang.
Young Sil kembali menampar Hyeong Sik.
Young Sil : Jangan lakukan apa pun yang akan muncul di berita. Apakah ini sulit?
Hyeong Sik nangis, aku...
Young Sil lantas berdiri dan membelakangi Hyeong Sik.
Young Sil : Ceritakan setiap hal yang terjadi sejak saat itu. Mulai kau meninggalkan rumah untuk bekerja sampai saat ini. Jangan lewatkan hal sekecil apa pun.
Jung Woo dihubungi Sang Cheol.
Sang Cheol : Ko Jung Woo, aku bertemu dengan nenek Park Da Eun.
Jung Woo : Apa yang dikatakan nenek Da Eun?
Sang Cheol : Itu... bukan kau orangnya.
Jung Woo : Tentu saja, bukan aku orangnya.
Sang Cheol : Suara yang dalam dan lembut seperti suara seorang guru. Tersangka kasus pembunuhan Park Da Eun jelas bukan orang yang seumuran dengan Park Da Eun.
Jung Woo : Itu sudah pasti, 'kan?
Sang Cheol : Dia bilang dia mengingatnya tapi bisa juga dia lupa beberapa hal.
Jung Woo memejamkan matanya sejenak. Raut wajahnya menunjukkan kekecewaan akan fakta Da Eun adalah seorang pelacur.
Jung Woo : Kurasa kau akan segera menangkapnya. Terima kasih banyak.
Sang Cheol : Baik, segera pulanglah!
Kepala Hyun menemui Su O di rubanah.
Kepala Hyun : Kapan kau datang ke sini?
Su O diam saja.
Kepala Hyun : Aku membuang gambar-gambar aneh itu. Aku membakar semua itu, jadi jangan mencarinya. Su O-ya, ini semua salahku. Jadi, sebaiknya kau lupakan saja. Aku tidak akan bertanya
di mana kau berada hari itu atau yang kau lihat hari itu. Ayo kita lupakan saja semuanya. Mengerti?
Kepala Hyun beranjak pergi tapi sebelum pergi dia ngasih tahu kalau Geon O kembali ke Amerika.
Kepala Hyun : Dia ingin bepergian ke suatu tempat.
Tiba2, kita diperlihatkan sebuah gambaran dimana Su O masuk ke dalam sebuah gudang dan membawa sebuket mawar merah. Su O kemudian minta maaf.
Su O : Aku membuatmu menunggu terlalu lama, ya?
Su O disini tampak normal.
Su O lantas menaruh bunga di vas dan membacakan dongeng putri salju pada Da Eun yang tertidur seperti putri salju.
Su O : Pipi Putri Salju masih merona seolah-olah ia masih hidup. Kata para kurcaci itu, kita tidak bisa mengubur sang putri di bumi yang gelap. Itulah sebabnya para kurcaci membangun peti mati transparan dari kaca. Putri Salju terbaring di peti mati selama bertahun-tahun tapi tubuhnya tidak membusuk. Itu hanya tampak seolah-olah dia tertidur.vKulitnya seputih salju.vBibirnya semerah darah.vDan rambutnya sehitam kayu Eboni.
Bersambung....
Next episode :
Na Kyeom berusaha menjebak Jung Woo atas pembunuhan Seol.
Seseorang mencoba membunuh Hyeong Sik, ketika Jung Woo berusaha untuk menemui Hyeong Sik.
EmoticonEmoticon