All Content From : MBC
Sinopsis Lengkap : Black Out
Episode Sebelumnya : Black Out Episode 3
Episode Selanjutnya : Black Out Episode 5
Jung Woo tengah merebahkan kepalanya ke senderan sofa, sambil memejamkan mata. Tiba-tiba aja, dia mendengar suara tawa Bo Young dan Da Eun.
Jung Woo lantas membuka matanya dan melihat Bo Young dan Da Eun tengah bermain di depannya.
Jung Woo : Bo Young-ah, Da Eun-ah.Bo Young dan Da Eun pun sama2 menatap Jung Woo.
Da Eun : Ko Jung Woo, sudah lama sekali.
Bo Young : Jung Woo-ya, apa rasanya menjadi dewasa? Apa kau bahagia?
Da Eun : Kau belum melupakan kami, 'kan?
Bo Young : Jangan lupakan kami. Kau harus menemukan kami.
Sontak lah tangis Jung Woo keluar lagi.
Para detektif tengah bersiap. Det. Kim kemudian datang dan tanya apa yang terjadi.
Det. Kim : Apa maksudmu mayat ditemukan? Yakin itu bukan lelucon?
Det. Seo : Mayatnya memiliki tanda nama dengan nama Sim Bo Young.
Det. Kim : Apa?
Det. Yoo : Sim Bo Young. Kita butuh analisis menyeluruh untuk mengetahui dengan pasti.
Det. Kim : Sim Bo...
Det. Kim yang sadar itu Bo Young 10 tahun lalu, langsung menyuruh mereka semua bergerak bersama Tim Forensik.
Detektif wanita yang ikut menyudutkan Jung Woo dulu berkata, kalau mereka sudah siap.
Det. Kim : Ya, bagus kalau begitu.
Det. Kim kemudian panic dan berlari mencari Kepala Hyun.
Kepala Hyun yang baru menerima kabar, langsung siap-siap. Tapi sebelum pergi, dia memanggil pembantunya. Pembantunya seketika datang.
"Apa yang terjadi pagi-pagi begini?"
"Iya. Pastikan Su O minum obatnya segera setelah dia bangun."
Kepala Hyun bergegas pergi.
Su O terbangun bersamaan dengan kepergian ayahnya.
Sambil melajukan mobilnya, Sang Cheol bicara di telepon. Dia bilang dia hampir tiba dan menyuruh rekannya cepat datang.
Sang Cheol lantas mengatai Jung Woo bajingan licik.
Bu Kim membangunkan Jae Hee yang sudah mabuk.
Bu Kim : Mereka menemukannya...
Dengan kondisi setengah sadar, Jae Hee tanya siapa.
Bu Kim bilang mereka menemukan Bo Young.
Jae Hee terkejut dan meminta Bu Kim mengatakannya lagi.
Bu Kim bilang mereka menemukan Bo Young.
Jae Hee berdiri dan tanya dimana Bo Young.
Sang Cheol turun ke gorong-gorong dan mendapati Jung Woo tengah meratapi Bo Young.
Sang Cheol emosi melihat Jung Woo menyentuh tulang belulang dan serta label nama Bo Young.
Sang Cheol : Kau mencoba untuk menghancurkan bukti? Jangan berani-berani meletakkan jarimu pada itu!
Sang Cheol pun langsung menarik Jung Woo. Lalu dia mendesak tubuh Jung Woo ke dinding gorong2.
Sang Cheol : Hei, lihat langsung ke mataku.
Sang Cheol menyinari wajah Jung Woo dan melihat Jung Woo mulai kehilangan kesadaran. Sang Cheol pun coba menyadarkan Jung Woo.
Sang Cheol : Ko Jung Woo, kendalikan dirimu. Kendalikan dirimu. Ko Jung Woo, sialan! Dia harus ditemukan!
Bo Young duduk di atas gorong2 dengan kepala berdarah. Dia tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada Jung Woo yang sudah menemukannya.
Jung Woo lantas mendorong Sang Cheol, hingga Sang Cheol jatuh. Setelah itu, Jung Woo mendekati Bo Young yang tinggal tulang belulang.
Jung Woo : Maafkan aku. Maafkan aku.
Jung Woo terluka.
Mendengar permintaan maaf Jung Woo, Sang Cheol salah paham dan emosi lagi. Dia pun mendekati Jung Woo sambil bertanya, apa minta maaf akan menyelesaikan segalanya.
Sang Cheol pun memukuli wajah Jung Woo berkali2, sampai wajah Jung Woo terluka.
Sang Cheol : Apakah itu mengubah sesuatu? Apa minta maaf saja sudah cukup? Dia sudah mati. Kau membunuhnya, bajingan! Kau yang membunuhnya!
Sang Cheol lantas mengeluarkan pistolnya. Tiba-tiba saja, Jung Woo mengarahkan ujung pistol Sang Cheol ke kepalanya.
Emosi Jung Woo pecah, tembak aku! Aku sudah memohon berulang kali selama 10 tahun. Agar aku bisa menemukan Bo Young dan Da Eun.
Sang Cheol : Kau akan terus melakukan ini sampai akhir.
Jung Woo : Tapi itu bukan aku. Bukan aku pelakunya. Bukan aku pelakunya.
Sang Cheol tambah emosi dan berniat menembak Jung Woo.
Para polisi dan tim forensik mulai berdatangan.
Jung Woo meminta Sang Cheol untuk menangkap pelaku yang membunuh Bo Young dan Da Eun. Sang Cheol makin emosi.
Tiba2, terdengar teriakan rekannya yang memanggil namanya.
Sang Cheol pun menyingkirkan pistolnya dari kepala Jung Woo dan menendang kaki Jung Woo. Jung Woo langsung terjatuh.
Sang Cheol pun meminta tim forensik turun ke bawah dan menyuruh rekannya menyisir area sekolah.
Byeong Moo mendekati Seol yang terduduk diam.
Byeong Moo : Kau baik-baik saja?
Seol : Sim Bo Young. Itu gadis yang meninggal 10 tahun yang lalu, bukan?
Byeong Moo : Benar. Apa kau melihatnya?
Seol : Aku melihat tanda namanya. Bersama dengan seragam
dan tulang belulangnya.
Seol menunjukkan foto tanda nama dan tulang belulang Bo Young di ponselnya ke Byeong Moo.
Sang Cheol lantas keluar dari gorong2 membawa Jung Woo.
Byeong Moo langsung mendekati mereka dan memegangi Jung Woo yang masih lemas. Kepala Hyun kemudian datang dan menatap Jung Woo. Sang Cheol bilang pada Kepala Hyun kalau dia sendiri yang akan melakukan wawancara pada saksi.
Sang Cheol lantas memanggil Seol.
Sang Cheol : Apa kau setuju untuk wawancara saksi?
Seol : Iya, baiklah.
Sang Cheol : Kalau begitu, silakan datang ke kantor bersama tim kami.
Kepala Hyun memanggil Jung Woo.
Kepala Hyun : Jung Woo-ya. Apa kau baik-baik saja?
Sama seperti 10 tahun lalu, Jung Woo menatap Kepala Hyun sambil menangis.
Jung Woo pun dibawa oleh Sang Cheol dan Byeong Moo.
Para petugas forensik tengah melakukan olah TKP di gorong2 tempat tulang dan tanda nama Bo Young ditemukan.
Hari pun mulai terang. Jae Hee datang ke TKP ditemani Bu Kim, Pak Shim dan Pak Yang. Jae Hee yang dipegangi Bu Kim, ingin melihat Bo Young. Jae Hee terus meronta2, memanggil Bo Young.
Seol datang dan ikut memegangi Jae Hee. Jae Hee ingin memeriksa sendiri apa itu bener Bo Young atau bukan.
Kepala Hyun keluar dan meminta Jae Hee tenang.
Kepala Hyun : Mereka harus melakukan investigasi terlebih dahulu. Jadi harap tunggu di rumah.
Jae Hee : Mengapa Bo Young ditinggalkan di sini? Mengapa di sini dari semua tempat? Bo Young, astaga. Mengapa dia ditinggalkan di tempat seperti ini?
Kepala Hyun : Jae Hee-ya. Butuh waktu lama bagi kami
untuk menemukan Bo Young. Aku minta maaf sebagai pimpinan penyelidikan saat itu.
Jae Hee : Mengapa ia ditinggalkan di sini?
Kepala Hyun : Cepat bawa dia kembali.
Jae Hee kemudian memegangi Seol.
Jae Hee : Kau melihatnya, kan? Kau melihat Bo Young, 'kan? Putriku akan menjadi secantik dirimu, seandainya dia masih hidup.
Petugas lewat membawa tulang belulang Bo Young ke ambulans.
Jae Hee pun ingin melihat, tapi dicegah yang lain.
Tak lama kemudian, Jae Hee jatuh pingsan.
Kepala Hyun memanggil petugas medis.
Sang Cheol menyuruh Byeong Moo ke gudang, alih2 kantor polisi. Byeong Moo pun heran dan tanya kenapa. Sang Cheol bilang mereka harus membuat Jung Woo mengingat semuanya.
Byeong Moo pun menghentikan mobilnya di depan gudang. Sang Cheol menyeret Jung Woo keluar dari mobil. Byeong Moo ingin ikut tapi belum juga turun dia udah diulti duluan Sang Cheol. Sang Cheol bilang Byeong Moo bakal mati jika mengikutinya ke dalam gudang.
Sang Cheol lantas menyeret Jung Woo ke tempat Bo Young meninggal.
Sang Cheol : Disinilah temanmu, Sim Bo Young, meninggal.
Lalu Sang Cheol pergi ke tempat Da Eun meninggal.
Sang Cheol : Dan juga di sini. Di sinilah pacarmu, Park Da Eun,.dipukul berulang kali dengan kunci inggris sampai dia meninggal. Apa kau juga tidak ingat itu?
Emosi, Jung Woo pun berkata kalau dia melakukan itu pada Bo Young dan Da Eun.
Lalu dia menunjukkan bagaimana caranya dia memukul Da Eun.
Jung Woo : Disini. "Da Eun, aku akan membunuhmu jadi tutup mulutmu." Seperti ini, seperti ini, dan seperti ini. Seperti ini! Seperti ini!
Jung Woo lantas menatap Sang Cheol.
Jung Woo : Itu cara aku membunuhnya, 'kan?
Sang Cheol terdiam menatap Jung Woo.
Jung Woo kemudian berdiri dan berkata dia tidak membunuh mereka.
Sang Cheol pun geram dan menarik kerah Jung Woo.
Sang Cheol : Apa kau tidak punya hati nurani?
Jung Woo : Aku tidak ada di sini saat itu terjadi.
Sang Cheol : Sialan!
Sang Cheol memukul Jung Woo lagi.
Jung Woo pun memohon dengan putus asa sambil memeluk kaki Sang Cheol. Dia meminta Sang Cheol menangkap pembunuh aslinya.
Jung Woo : Tolong selamatkan aku. Tolong tangkap pelakunya, bantu aku.
Sang Cheol tambah emosi.
Sang Cheol, hei, kau... kau ini...
Jung Woo teriak, kau bisa membunuhku setelah kau menemukan pelakunya yang membunuh Bo Young dan Da Eun.
Sang Cheol makin kesal, sialan!
Jung Woo menarik napasnya sejenak sambil memegangi kepalanya.
Setelah itu, dia menatap Sang Cheol dan berkata ttu bukan dia.
Jung Woo : Jika aku dituduh secara tidak benar itu artinya aku bukan pembunuhnya, 'kan?
Sang Cheol : Kenapa kau begitu sangat yakin? Apa aku terlihat seperti polisi baik yang mendengar apa yang dikatakan penjahat? Seperti itu?
Jung Woo : Bo Young dan aku, kami bertengkar di dalam mobil. Di dalam mobil, Bo Young.
Sang Cheol : Hentikan! Sialan!
Sang Cheol yang kesal, memilih keluar.
Jung Woo menyusul Sang Cheol keluar dan menunjukkan dimana letak mobilnya saat itu.
Jung Woo : Disini! Di sinilah mobilku diparkir. Aku berkelahi dengan Bo Young di sini.
Sang Cheol : Kau tidak berkelahi dengannya, kau membunuhnya.
Jung Woo : Bo Young bilang sesuatu yang buruk tentang Da Eun, jadi aku marah dan berteriak padanya. Tapi aku menariknya dengan sangat keras hingga gelangnya jatuh ke lantai.
Byeong Moo pun marah dan menarik kerah Jung Woo.
Byeong Moo : Beraninya kau menyebut nama Bo Young?
Jung Woo : Ada apa denganmu? Itu bukan aku.
Byeong Moo : Apa?
Jung Woo : Di sini.
Jung Woo pun menatap ke arah Bo Young lari meninggalkannya.
Di sel kantor polisi, Pak Sim tidur dengan nyaman.
Jung Woo menatap wajahnya yang baru dia basuh dengan air, di cermin. Jung Woo ada di toilet di kantor polisi. Jung Woo kemudian ingat saat dia menyisir SMP Cheonsu, tempat lokasi penemuan Bo Young.
Jung Woo : Di mana ini?
Jung Woo lantas menghela nafas, lalu beranjak keluar.
Diluar, dia bertemu Byeong Moo yang sudah menunggunya.
Byeong Moo : Apa kau baik-baik saja?
Jung Woo diam saja.
Byeong Moo : Oke, tidak akan butuh waktu lama. Tapi Jung Woo, aku akan berpura-pura bahwa aku tidak melihat apa yang baru saja terjadi di gudang.
Jung Woo : Dengar, Byeong Moo..
Byeong Moo : Aku temanmu tapi aku juga teman Bo Young. Jadi tolong berhenti untuk menyakiti Bo Young lebih parah lagi.
Jung Woo terdiam mendengar kata2 Byeong Moo.
Sekarang, Seol tengah memberikan keterangan pada Sang Cheol.
Jung Woo duduk disamping Seol, mendengarkan keterangan Seol, dengan wajah lemasnya.
Seol : Saat itu, aku mengambil foto saat sedang mendaki dan aku menemukan ini di sebuah rumah di Desa Cheonsu. Aku membawanya ke sini karena itu tampak seperti tulang manusia.
Jung Woo : Tapi, Byeong Moo. Ketika kita masih muda,
tidak ada yang tahu tempat seperti itu yang ada di Desa Cheonsu.
Byeong Moo : Ya, kurasa begitu.
Det. Kim datang bersama Det. Seo dan Det. Yoo.
Melihat Jung Woo, emosi Det. Ki meledak.
Det. Kim : Astaga! Hei, apa kau sudah tahu di mana tubuh Park Da Eun?
Det. Kim memukuli kepala Jung Woo.
Jung Woo diam saja, menahan diri.
Det. Kim terus membabi buta menyudutkan Jung Woo.
Det. Kim : Lihat kemari, Bajingan. Apa kau sedang bermain-main? Kenapa hanya tahu di mana Bo Young? Park Da Eun! Dimana Park Da Eun? Park Da Eun!
Det. Kim menendang-nendang kursi tempat Jung Woo duduk.
Jung Woo pun marah. Dia berdiri dan menendang kursinya, lalu menatap Det. Kim.
Det. Kim : Kau benar-benar gila! Hei, seberapa jauh kau
menguburkan Park Da Eun, ya? Apa kau membuangnya ke desa lain? Apa kau membuangnya ke kota lain?
Jung Woo ingin membela diri, tapi tidak bisa.
Sang Cheol pun memperhatikan Jung Woo yang terdiam menahan emosi.
Na Kyeom tengah membacakan cerita ke Bu Jung yang masih koma.
Na Kyeom : “Itu adalah hari yang cerah yang tidak terlihat.”
Min Soo tiba-tiba datang.
Min Soo : Na Kyeom-ah, kau sudah dengar? Mereka menemukan Bo Young. Aku tidak bisa menghubungi Jung Woo.
Na Kyeom pun langsung beranjak.
Min Soo tanya mau kemana.
Na Kyeom : Aku harus bertemu dengan Jung Woo.
Min Soo : Apa kau tahu di mana dia berada?
Na Kyeom pun melajukan mobilnya. Tapi dia sempat berhenti sebentar dan melakukan pelacakan GPS untuk menemukan Jung Woo.
Jung Woo sendiri di dalam taksi.
Terdengar suara Anggota Dewan Ye Young Sil di radio taksi.
Young Sil : Namun, bahkan jika kita berumur hingga 100 tahun apa gunanya jika kita terpapar semua penyakit ini?Yang penting adalah seberapa sehat kita selama tahun-tahun itu.
Jung Woo teringat kata2 sang ayah saat mereka memancing.
Pak Ko : Waktu akan terus berlalu. Dan kesempatan ada setidaknya satu kali.
Jung Woo : Bukti. Seandainya saja aku bisa menemukan buktinya.
Supir bicara soal Young Sil ke Jung Woo.
Supir : Memang benar, Ye Yeong Sil. Kita memilih politisi yang tepat. Benar 'kan, Pak?
Supir melihat Jung Woo diam saja.
Young Sil sendiri diwawancarai via telepon dan suaranya disiarkan live di radio.
Young Sil : Ada manfaat tambahan yang signifikan dari penciptaan lapangan kerja. Jika manfaat seperti itu dapat membuat masa muda kita lebih bahagia bukankah itu berarti masa depan yang lebih cerah bagi kita semua? Aku suka memulai hari dengan sebuah pepatah yang berbunyi, “Kelimpahan dan kemakmuran membawa kebesaran dan kegembiraan”. Seperti yang dikatakan, kelimpahan dan kemakmuran akan membawa kebahagiaan dan sukacita bagi masyarakat. Sehingga setiap warga Mucheon
bisa selalu bahagia aku akan melakukan yang terbaik hari ini.
Wawancara selesai. Ajudan Young Sil langsung memutuskan panggilan.
Ajudan : Bu, ini sempurna.
Young Sil : Itu adalah hal yang selalu aku katakan. Bagaimana agenda hari ini?
Ajudan : Ada empat panti jompo yang harus dikunjungi mulai pukul 11.00. Kemudian berbincang dengan mahasiswa Universitas Mucheon. Malam harinya, penggalangan dana untuk anak-anak yang membutuhkan. Dan juga, Bu.. apa ingat kasus pembunuhan yang mayatnya tidak ditemukan? Belum ada banyak artikel tentang itu tapi menurut ku kau harus tahu.
Ajudan menunjukkan artikel soal kasus tersebut.
Di sana, tertulis judul, "Penemuan Sisa dari Kasus Pembunuhan Tanpa Mayat Di Mucheon".
Membaca itu, Young Sil terkejut dan mengkhawatirkan orang tua korban.
Young Sil : Di mana mereka sekarang?
Ajudan : Tapi jika kau memundurkan jadwal itu akan menjadi terlalu padat.
Di selnya, Pak Sim mengamuk.
Pak Sim : Bo Young-ah! Hei, bajingan, buka pintu ini! Hei, kau bajingan, sudah kubilang buka pintu ini!
Seol mengetuk2 pintu kebun kaca sambil memanggil Su O.
Su O menyuruh Seol pergi.
Seol : Kau tahu Sim Bo Young, bukan? Mereka menemukannya. Di bawah sekolah yang ditinggalkan di Desa Cheonsu. Aku menemukan tulangnya dan Ko Jung Woo menggunakannya untuk menemukan mayatnya. Semua orang menyuruhnya untuk bergegas dan mencari Park Da Eun. Tapi sepertinya Ko Jung Woo benar-benar tidak tahu. Tapi, Su O...
Su O mengamuk dan mengusir Seol.
Su O lalu membanting semua barang2nya di kebun kaca.
Setelah itu, dia jatuh dan kejang2 di lantai.
Seol panic, Su O-ya, Su O-ya, apa yang terjadi? Ada apa denganmu?
Seol pun memanggil pelayan.
Tak lama, pelayan datang membawa kunci kebun kaca. Mereka pun masuk dan menemukan Su O kejang2 di lantai. Seol pun menyuruh pelayan memanggil ambulans.
Su O pun dibawa petugas medis ke ambulans.
Seol mengedarkan pandangannya ke kebun kaca yang sudah berantakan dan menemukan lukisan yang disembunyikan Su O. Seol pun kaget melihat lukisan Su O.
Seol pun ikut masuk ke ambulans, mendampingi Jung Woo. Namun tiba2, Su O memegang lengan Seol. Seol pun mendekat ke Su O. Su O memberitahu Seol kalau Jung Woo bukan pelakunya.
*Naaah, Su O saksi, kan!
Sang Cheol membaca artikel tentang investigasi kasus pembunuhan tanpa mayat di Mucheon yang menjerat Jung Woo.
Sang Cheol merasa heran, hanya butuh 80 hari
sejak dimulainya investigasi terhadap hukuman yang dijatuhkan. Dia mengaku bersalah atas semua dakwaan dan langsung dikirim ke penjara. Bahkan tanpa mengajukan banding.
Kepala Hyun menuangkan teh untuk Sang Cheol.
Kepala Hyun : Ini akan menjadi ramai untuk sementara waktu. Kerja yang bagus meskipun cuaca dingin.
Sang Cheol : Terima kasih, Pak. Pak Kepala. Tentang kasus Ko Jung Woo.
Kepala Hyun langsung menatap tajam Sang Cheol.
Kepala Hyun : Ko Jung Woo? Kenapa dengannya?
Sang Cheol : Aku bingung dengan apa yang terjadi hari ini. Fakta bahwa dia mengklaim dia tidak bisa mengingat apa pun karena pingsan bukankah tak masuk akal jika membunuh dua orang dengan rapi namun tak dapat mengingat satu hal pun?
Kepala Hyun : Astaga! Rasanya seperti diinterogasi.
Sang Cheol : Maafkan aku. Tampaknya aku tidak pernah berhenti bekerja.
Kepala Hyun : Tak apa. Hanya saja, menurutku hal ini janggal. Aku belum pernah diperiksa sebelumnya. Seperti itu.
Kepala Hyun lalu tanya apa yang ingin Sang Cheol katakan sebenarnya.
Sang Cheol : Biasanya butuh waktu tiga bulan dari penangkapan hingga hukuman. Biasanya, setidaknya enam bulan. Namun kasus Ko Jung Woo selesai kurang dari dua setengah bulan.
Kepala Hyun : Itu terserah pada pihak penuntut. Yang kami lakukan adalah melakukan investigasi. Apa salahnya menyelesaikan penyelidikan dengan cepat?
Sang Cheol : Oh, tentu saja tidak.
Kepala Hyun : Mengapa kata-katamu terasa begitu tajam? Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?
Sang Cheol : Pak. Kau membuat Ko Jung Woo mengaku
untuk dapat pengurangan hukuman,'kan? Itu alasan kenapa tak ada banding. Hukuman maksimalnya adalah 20 tahun. Namun, persidangannya dipercepat sehingga dia ditahan saat masih di bawah umur, jadi hukumannya 10 tahun. Apakah itu ulahmu?
Kepala Hyun : Apa yang akan kau lakukan?
Kepala Hyun kemudian berdiri di depan mejanya dan menatap Sang Cheol.
Kepala Hyun : Putra sahabatmu melakukan kejahatan karena desakan hati. Nasihat apa yang kau berikan kepadanya dalam situasi seperti itu? Ketua Tim Noh.
Sang Cheol berdiri, ya, Pak.
Kepala Hyun : Jika aku dipengaruhi oleh perasaan pribadi selama penyelidikan aku tidak punya alasan untuk ada di sini.
Sang Cheol : Aku minta maaf karena telah menyita banyak waktumu. Aku pergi dulu.
Setelah Sang Cheol pergi, Kepala Hyun menerima telepon.
Kepala Hyun : Ya, hallo?
Kepala Hyun yang hendak pergi, bertemu Det. Kim yang baru selesai mandi.
Kepala Hyun : Aku harus pergi. Hubungi aku jika terjadi sesuatu.
Det. Kim : Apa terjadi sesuatu?
Kepala Hyun : Su O. Aku harus pergi menemuinya.
Det. Kim : Semangat, Pak!
Pak Yang dan Pak Shin lagi duduk-duduk di beranda rumah Pak Sim. Tiba-tiba, sebuah mobil datang dan berhenti di depan mereka. Mereka penasaran itu siapa. Young Sil pun turun dari mobil bersama ajudannya.
Mereka terkejut dan langsung berdiri.
Pak Shin bersalaman dengan Young Sil cukup lama.
Young Sil memasang wajah prihatinnya.
Pak Yang kemudian memberitahu yang di dalam bahwa Young Sil datang.
Mereka semua lalu masuk ke dalam.
Bu Kim yang tengah menemani Jae Hee, langsung berdiri dan menyambut Young Sil.
Young Sil pun langsung menghampiri Jae Hee yang baringan di sofa. Jae Hee pun bangun. Young Sil dan Jae Hee saling berpegangan tangan.Jae Hee terduduk lemas dan meluapkan emosinya.
Jae Hee : Bagaimana ini bisa terjadi? Apa ini yang namanya hukum? Butuh waktu lama untuk menemukan mayat putriku tapi si pembunuh berkeliaran bebas di jalanan. Bagaimana hal ini masuk akal?
Lah, Pak Shin ikut memojokkan Jung Woo.
Pak Shin : Dia benar. Ko Jung Woo, bajingan itu, dipenjara karena membunuh dua orang. Dia telah menjalani hukumannya dan baru berusia 30 tahun. Bagaimana bisa dikatakan adil?
Young Sil pun berkata akan membantu Jae Hee.
Young Sil : Aku akan membuat undang-undang
yang melindungi hak-hak korban atas hak-hak pelaku kejahatan.
Jae Hee : Sebelum mengesahkan undang-undang semacam itu, tolong keluarkan suamiku dari penjara.
Young Sil : Dengan sepenuh hati aku memahami apa yang kau alami. Aku sangat sedih.
Jae Hee : Di mana keadilannya? Di manakah letak keadilan itu?
Ajudan Young Sil kemudian berbisik.
Ajudan : Ibu, kita harus pergi untuk jadwal berikutnya. Kita akan terlambat meskipun kita berangkat sekarang.
Young Sil lantas menguatkan Jae Hee.
Young Sil : Hari-hari yang baik pasti datang setelah rasa sakit mereda. Tolong tetaplah kuat.
Young Sil kemudian berdiri.
Jae Hee menanyakan nasibnya.
Semua orang di sana lantas menyalami Young Sil secara bergantian.
Jung Woo di kamarnya, mencoba mengingat apa yang terjadi.
Jung Woo ingat letak barangnya di kamarnya, tapi dia tak ingat apa yang dia lakukan pada Da Eun dan Bo Young.
Jung Woo lalu pergi ke gudang. Dia memberanikan dirinya mencari sesuatu di sana. Dia memeriksa beberapa kardus. Dan di salah satu kardus, dia menemukan sebuah album.
Seol tengah menekan luka di punggung tangan Su O memakai tisu. Tapi Su O tiba2 memegang erat tangan Seol. Seol pun heran dan tanya ada apa.
Su O pun celingukan sebelum akhirnya meminta tolong Seol.
Su O : Ha Seol, lukisan. Lukisan-lukisan itu.
Seol : Lukisan-lukisan di rumah kaca?
Su O : Tolong bawa lukisanku. Tapi jangan beritahu siapa pun. Ini rahasia.
Seol : Aku mengerti.
Di perjalanan, Young Sil menaikkan kakinya ke atas, lalu memijat2 kakinya. Sementara ajudannya yang duduk di depan, sibuk menandai jadwal Young Sil di agenda.
Young Sil : Dia membunuh dua gadis dengan masa depan cerah di depan mereka namun dia hanya dihukum 10 tahun karena masih di bawah umur?
Ajudan langsung berhenti menandai jawal Young Sil. Dia lantas membantu memijat kaki Young Sil.
Young Sil : Seberapa keras aku harus bekerja untuk mengeluarkan peraturan semacam itu?
Ajudan : Kau hanya melakukan yang perlu kau lakukan.
Young Sil tersenyum, baiklah.
Hyeong Sik menghampiri Su O bersama dua dokter lain. Perawat bilang, dia sudah memberikan 10mg lacosamide. Hyeong Sik pun tanya kondisi Su O.
Seol yang menjelaskan kalau Su O mengalami serangan epilepsi.
Seol : Dia mengalami hal yang sangat buruk sekitar satu jam yang lalu. Dia kejang-kejang 30 menit setelah dia sadar. Dan dia kejang-kejang lagi sekarang. Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya.
Hyeong Sik terdiam menatap Seol.
Seol : Apa ada yang salah?
Hyeong Sik : Dia akan segera membaik. Maaf, tapi siapa kau?
Seol : Maafkan aku. Aku temannya Su O.
Hyeong Sik : Aku mengerti. Su O tidak menyimpan rahasia dariku. Sungguh mengejutkan bahwa ia memiliki teman yang cantik.
Hyeong Sik lalu menyuruh perawat untuk membatasi kunjungan saat ini dan cari kamar yang ada.
Perawat : Baik, Dokter.
Seol lantas pergi.
Hyeong Sik menatap kepergian Su O.
Kepala Hyun dalam perjalanan.
Di perjalanan, dia dihubungi pelayannya. Pelayan bilang, Su O melukis sesuatu yang aneh.
Jung Woo tengah melihat foto-fotonya bersama sahabat2nya.
Jung Woo : Aku terlihat sangat bahagia saat itu.
Tiba2, Jung Woo ingat sesuatu.
Jung Woo dan Bo Young bertengkar di dalam mobil. Jung Woo menarik tangan Bo Young cukup keras. Bo Young kemudian turun dari mobil Jung Woo dan lari meninggalkan Jung Woo. Jung Woo turun dari mobil dan menatap kepergian Bo Young. Na Gyeom, Min Soo dan Byeong Moo yang baru datang, berpapasan dengan Bo Young yang lari meninggalkan Jung Woo.
Jung Woo lantas kembali ke mobil setelah Bo Young pergi.
Kamera menyorot speedometer Jung Woo.
Jung Woo : Bo Young menangis hari itu. Dia menangis bahkan sebelum aku masuk ke mobil. Setelah aku mengusir Bo Young seperti itu, aku marah, jadi aku kembali ke mobil. Kemudian yang lain mendekati mobil.
Dan ya, Na Gyeom, Min Soo dan Byeong Moo mendekati mobil setelah Bo Young lari dan Jung Woo kembali ke mobil.
Jung Woo lantas mencari sesuatu lagi di dalam kardus. Tak lama, dia bilang, ketemu. Jung Woo mengambil sebuah buku.
Jung Woo kemudian duduk dan membuka buku itu. Pandangannya tertuju pada beberapa bon yang diselipkan di catatan.
Jung Woo : Ibu tidak membuang ini. Aku selalu membeli bensin dengan harga 10 ribu won. Karena aku seorang mahasiswa yang tidak punya uang.
Jung Woo ingat saat itu tidak ada bensin di mobilnya di hari dia dan Bo Young bertengkar.
Jung Woo pun jadi yakin dia tidak membunuh Bo Young dan Da Eun.
Kepala Hyun tiba di rumah dan langsung menemui pelayannya.
Kepala Hyun : Apa yang kau lihat?
Pelayan : Seperti yang sudah kukatakan di telepon. Aku terkejut saat membersihkan rumah kaca. Su O melukis sesuatu yang begitu aneh.
Pelayan mengantar Kepala Hyun ke kebun kaca.
Kepala Hyun lantas menyuruh pelayannya libur hari ini.
Kepala Hyun : Dan juga, karena Su O di rumah sakit,
pergilah cuti sampai aku meneleponmu.
Pelayan : Terima kasih, Pak.
Kepala Hyun masuk dan memeriksa lukisan2 Su O.
Kepala Hyun lantas terkejut, Su O-ya.
Lewat lukisannya, Su O menggambarkan pembunuhan Bo Young dan Da Eun!
Jung Woo pun mendatangi pom bensin yang sering ia datangi, tapi petugas pom bensin tak mau membantunya.
Jung Woo : Kau ingat aku selalu membeli bensin seharga 10.000 won, bukan?
Petugas : Aku tidak ingat apa-apa, dan aku tidak mau ingat! Apa kau tahu betapa aku menderita karenamu? Aku dipanggil ke kantor setiap hari!
Jung Woo : Kau hanya perlu memberi tahuku apa ada orang lain selain aku yang mengisi bensin 10 tahun yang lalu.
Petugas : Hentikan omong kosongmu! Aku tidak ingin berbicara dengan orang-orang sepertimu lagi!
Jung Woo : Pak, aku mohon padamu...
Petugas yang kesal, ingin melempar Jung Woo dengan ember. Tapi dia menahan dirinya dan menyuruh Jung Woo pergi.
Bersamaan dengan itu, Na Gyeom datang.
Na Gyeom : Apa kau baik-baik saja?
Na Gyeom lantas memarahi Jung Woo yang bertahan di Mucheon padahal sudah diperlakukan tidak baik. Na Gyeom kemudian membujuk Jung Woo untuk ikut dengannya.
Na Gyeom : Ayo kita ajak ibumu pergi ke tempat lain, oke?
Jung Woo : Aku tak bisa pergi.
Na Gyeom : Kenapa? Kenapa kau tidak bisa pergi?
Jung Woo : Aku tak akan pergi sampai Da Eun ketemu.
Jung Woo beranjak pergi.
Na Gyeom mengikuti Jung Woo dari belakang dengan mobilnya. Tak lama kemudian, dia mendahului Jung Woo dan memberhentikan mobilnya tepat di depan Jung Woo. Na Gyeom kemudian turun dan menghampiri Jung Woo.
Na Gyeom : Sudah 10 tahun dan tak ada yang menemukannya. Jadi bagaimana kau akan melakukannya? Dan apa yang berubah jika kau menemukannya?
Jung Woo : Itu membuktikan bahwa aku bukan pembunuh.
Na Gyeom : Apa?
Jung Woo : Yang bisa kulakukan adalah menemukan diriku di masa lalu. Itulah mengapa kau harus kembali menjalani hidupmu.
Na Gyeom : Jung Woo-ya,.ayo pergi ke Seoul bersama ibumu. Aku bisa membantumu dalam hal itu.
Jung Woo : Deok Mi-ya, apa aku pernah melakukan sesuatu yang membuatmu salah paham? Kurasa aku tidak melakukannya.
Na Gyeom terdiam mendengar perkataan Jung Woo.
Jung Woo : Kembalilah ke Seoul dengan selamat.
Jung Woo lantas pergi.
Na Gyeom menahan tangisnya dan teringat masa lalunya.
Saat itu, Na Gyeom sudah duduk di bangku belakang. Jung Woo kemudian masuk. Min Soo, Byeong Moo dan Geon O senang mereka sekelas lagi.
Na Gyeom juga senang sekelas lagi dengan Jung Woo.
Lalu diam2, Na Gyeom mengambil foto Jung Woo.
Sementara Kepala Hyun membakar semua lukisan-lukisan Su O.
Omo, fix, Kepala Hyun tahu Jung Woo bukan pelakunya!
Seol ke kebun kaca dan melihat lukisan2 Su O telah menghilang.
Seol heran, ke mana perginya semua lukisan itu?
Bu Kim menempelkan pita dari Young Sil di dinding. Setelah itu, dia berkata buburnya hampir siap. Jae Hee tak mau makan dan menyuruh mereka semua keluar.
Pak Shin : Jangan seperti itu. Kami hanya khawatir.
Jae Hee : Khawatir? Apa kekhawatiran bisa mengubah sesuatu? Bahkan anggota dewan pun tidak bisa berbuat apa-apa. Jadi apa yang bisa kau lakukan?
Pak Shin : Itulah mengapa kita harus bersatu.
Jae Hee : Untuk apa? Apa ada yang bisa kita lakukan?
Bu Kim : Ada apa denganmu?
Pak Yang mengajak yang lain keluar.
Pak Yang : Ayo pergi.
Pak Yang, Pak Shin dan Bu Kim pun berdiri.
Bu Kim lantas menatap Jae Hee.
Bu Kim : Aku tahu ini sulit bagimu tetapi salah jika mengabaikan ketulusan kita.
Seol pun ke rumah Sun O. Dia masuk ke kamar Sun O dan mencari lukisan Sun O. Saat tengah mencari lukisan Su O, Seol terkejut setengah mati melihat Kepala Hyun yang menatapnya dengan tajam di depan pintu.
Sekarang, Kepala Hyun duduk bersama Seol.
Kepala Hyun : Apa aku salah menilai karaktermu, Seol? Kau lebih tahu daripada bertindak seperti ini. Bagaimana kau bisa menyelinap ke rumah orang lain seperti ini?
Seol : Maafkan aku. Ini tidak akan terjadi lagi.
Kepala Hyun : Baiklah. Jadi apa yang membawamu ke sini saat Su O di rumah sakit?
Seol mau cerita tapi dia ingat kata2 Su O.
Su O : Tapi jangan beritahu siapa pun. Ini rahasia.
Seol pun berbohong.
Seol : Kau tahu bagaimana Su O di rumah sakit? Mungkin dia bosan, jadi aku bawakan beberapa buku untuknya. Buku komik. Dan karena dia suka melukis, aku berpikir untuk mengambil cat dan kuasnya.
Kepala Hyun : Ha Seol. Aku bersyukur kau bergaul dengan Su O dan merawatnya tapi dia jauh lebih buruk dari yang kau pikirkan. Dia tidak ada dalam kondisi untuk membaca komik dan melukis.
Seol : Maaf. Aku tidak memikirkan hal ini dengan baik. Aku boleh mengunjunginya,'kan?
Kepala Hyun : Yang dibutuhkan Su O saat ini adalah istirahat total. Aku akan menghubungimu lagi nanti. Kau tahu apa yang kumaksud, 'kan?
Seol pun beranjak keluar.
Na Kyeom bersama CEO nya menemui sutradara Snow White.
Sutadara : Suatu kehormatan bertemu denganmu di sini di Mucheon, Na Kyeom. Ini mungkin terdengar klise tapi aku pikir cinta pertama adalah jenis yang paling murni. Menurutmu, hal klise dalam skenariomu yang membuatnya menarik.
Na Kyeom : Cinta yang abadi. Itulah yang diinginkan semua orang.
Sutradara : Jadi, kapan cinta pertamamu?
CEO menegur sutradara karena menanyakan itu.
Na Kyeom bilang tidak apa-apa.
Na Kyeom : Menurutku, kita harus membahas ini jika kita akan membicarakan tentang film. Aku memiliki seseorang yang aku suka. Dia cinta pertamaku. Aku tidak peduli meski dia membunuh seseorang. Aku tidak peduli jika aku tidak menjadi aktor lagi karena dia.
Sutradara terhenyak mendengar jawaban Na Kyeom.
Hyeong Sik tengah memberikan konseling pada pasiennya.
Hyeong Sik : Ini bukan salahmu, Yeo Jin. Hal ini berlaku bagi semua manusia. Kau tidak melakukan kesalahan Yeo Jin.
Yeo Jin nangis. Hyeong Sik pun memberikan saputangannya.
Saat Yeo Jin mau mengembalikan sapu tangan itu, Hyeong Sik dengan sengaja menyentuh tangan Yeo Jin.
Hyeong Sik lantas mengantarkan Yeo Jin ke depan pintu.
Hyeong Sik : Sampai bertemu minggu depan.
Yeo Jin mengerti dan beranjak pergi.
Begitu Yeo Jin pergi, ponsel Hyeong Sik pergi. Sebuah pesan dari nomor pribadi masuk ke ponselnya.
NOMOR PRIBADI: KAU MEMBUNUHKU 11 TAHUN LALU.
Sontak lah Hyeong Sik kaget membacanya.
Sang Cheol dan tim nya sedang minum-minum.
Det. Kim : Astaga, nikmat sekali. Minum setelah bekerja, betapa nikmatnya hal ini?
Sang Cheol pun mengungkit kasus Jung Woo.
Sang Cheol : Tapi aku terganggu oleh bagaimana investigasi kita selesai sebelum kita menemukan mayat Park Da Eun. Itu sangat mengangguku.
Det. Kim jadi kesal, kita seharusnya mengalahkan Ko Jung Woo sampai babak belur.
Sang Cheol : Oh iya, aku dengar kasus Jung Woo dari 10 tahun yang lalu secara teknis, kau menyelesaikan semuanya, Pak Ketua.
Det. Seo : Ya, kami juga mendengar rumor itu.
Det. Yoo : Kau memberikan kontribusi yang sangat besar.
Det. Kim : Ya ampun, itu bukanlah sebuah kontribusi. Begitulah semua investigasi.
Sang Cheol : Hebat, dia sangat rendah hati. Kau benar-benar seorang pejuang sejati.
Abis memuji2 Det. Kim, Sang Cheol pun mulai mengorek2 informasi soal Jung Woo dari Det. Kim. Dia tanya, bagaimana caranya Det. Kim bisa menangkap Jung Woo begitu cepat.
Det. Kim : Itu tidak mudah. Masalahnya adalah, jika aku terlambat sedikit saja, itu akan sangat sulit. Aku menangkapnya karena satu panggilan telepon. Itu adalah awal mulanya.
Kita lalu diperlihatkan gambaran dari cerita Det. Kim.
Saat itu, Da Eun ada di gudang dan tengah bicara dengan ibunya di telepon.
Da Eun : Ya, Bu?
Ibu Da Eun : Kau bersama siapa?
Da Eun : Apa maksudmu? Aku akan menghabiskan waktu di gudang lalu pulang.
Ibu Da Eun : Cepatlah pulang.
Da Eun : Aku akan menghubungimu saat aku sampai di rumah.
Jung Woo yang mabuk di depan Da Eun, menyuruh Da Eun menutup telepon. Jung Woo lantas bertanya kenapa Da Eun tak menjawab panggilannya.
Da Eun : Kau terlalu membosankan.
Da Eun berdiri. Dia mau pergi tapi dihalangi Da Eun.
Da Eun : Aku sangat muak padamu. Kau tidak asyik.
Jung Woo mencoba mencegah lagi kepergian Da Eun.
Jung Woo : Da Eun-ah.
Da Eun pun marah, astaga. Kau itu hanya sampah.
Jung Woo marah dan menampar Da Eun. Da Eun terjatuh habis ditampar Jung Woo.
Da Eun : Beraninya kau memukulku! Aku akan melaporkanmu ke polisi.
Jung Woo : Kau hanya seorang pelacur SMA. Aku sudah bilang jangan bicara seperti itu padaku.
Jung Woo lalu memukul Da Eun dengan kunci inggris.
Flashback end...
Det. Kim : Ibu korban mendengar panggilan itu dan melaporkannya! Itu merupakan tanda.
Det. Seo : Dan yang terpenting! Kau menemukan bukti yang meyakinkan,'kan?
Det. Kim : Ya ampun, kenapa kalian mengungkit-ungkit hal itu?
Sang Cheol : Jadi kau adalah orang yang menemukan sepatu Jung Woo yang berdarah dan berlumpur? Bagaimana lokasinya? Foto-foto dari lokasi itu sangat mengerikan.
Det. Seo : Aku juga sudah melihat foto buktinya. Percikan darahnya saja sudah menunjukkan betapa sadis adegan itu.
Det. Yoo : Tapi dia membunuh dua gadis dan bahkan meninggalkan tubuh mereka dalam waktu yang singkat, apa Jung Woo benar-benar mengalami hilang kesadaran?
Det. Kim : Hilang kesadaran. Ko Jung Woo, si bajingan itu,
mengaku tidak ingat dan dia terus melantur. Ko Jung Woo membunuh Sim Bo Young dan membersihkan semua darahnya. Seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Lalu dia membawa Park Da Eun ke gudang dan membunuhnya lagi. Dia benar-benar bukan manusia.
Byeong Moo : Apa kita bisa berhenti membicarakan hal ini sekarang?
Sang Cheol menatap Byeong Moo.
Sang Cheol : Kau diwawancarai sebagai saksi, 'kan? Apa yang kau katakan?
Det. Kim : Hei, santai saja. Suasananya tegang sekali sekarang. Apa yang akan kau lakukan soal itu?
Mendengar itu, Sang Cheol pun mengalihkan perhatian Det.Kim dengam mengajak semua bersulang.
Sambil minum, Sang Cheol pun menatap ragu ke arah Det. Kim.
Kepala Hyun berdiri di depan ranjang Su O. Dia menatap Su O yang sudah terlelap.
Kepala Hyun lantas berkata, ini bukan yang pertama kali dia lalui, tetapi tidak pernah mudah.
Kepala Hyun kemudian beranjak ke sofa. Hyeong Sik berdiri di depan sofa. Mereka lalu duduk di sofa. Kepala Hyun bilang Su O tidak pernah mengalami serangan epilepsi selama berbulan-bulan.
Hyeong Sik : Jika lingkungannya berubah atau dia bertemu dengan orang asing itu bisa memicu gejala. Apa hal seperti itu pernah terjadi akhir-akhir ini? Ceritakan semuanya, terlepas dari hal sepele yang terjadi. Gadis yang membawa Su O ke rumah sakit, mengatakan bahwa dia adalah seorang teman. Ini pertama kali aku melihatnya.
Kepala Hyun : Apa maksudmu Ha Seol? Dia mahasiswa kedokteran yang cuti dan bekerja paruh waktu di Mucheon Garden.
Hyeong Sik : Mahasiswa cuti?
Kepala Hyun : Dia sepertinya sudah dekat dengan Su O selama beberapa bulan terakhir.
Kepala Hyun kemudian tanya, apa Hyeong Sik ingat Jung Woo.
Hyeong Sik : Ko Jung Woo? Siapa itu.
Kepala Hyun : Dia pernah menjadi sukarelawan di sini sekitar 10 tahun yang lalu dengan Geon O. Apa kau tidak ingat?
Kita diperlihatkan flashback saat Jung Woo, Min Soo dan Geon O menjadi sukarelawan di RS Mucheon. Saat itu, Jung Woo tengah merapikan tempat tidur pasien bersama Min Soo dan Geon O.
Tiba2, Hyeong Sik datang menghampiri Jung Woo.
Hyeong Sik : Kudengar kau mendaftar ke sekolah kedokteran?
Flashback end...
Hyeong Sik : Itu sudah lama sekali...
Kepala Hyun : Apa kau ingat pembunuh dengan kasus pembunuhan tanpa mayat itu?
Hyeong Sik : Iya, aku ingat.
Byeong Moo jalan keluar kantor bersama Sang Cheol.
Byeong Moo : Kau pasti lelah. Tak ada yang tahu kapan Tim Forensik akan menelpon.
Sang Cheol : Tidak, tidak apa-apa. Kau juga sebaiknya cepat pulang.
Byeong Moo : Aku baik-baik saja. Akan kuberi tahu saat aku menerima panggilan.
Tiba2, Kepala Tim Forensik menghubungi Byeong Moo.
Mereka berdua pun langsung pergi.
Sekarang, Hyeong Sik duduk di ruangannya bersama Kepala Hyun.
Hyeong Sik : Bahkan jika mereka sudah dekat 10 tahun yang lalu wajar jika merasa terancam oleh seseorang yang baru keluar penjara. Dalam kasus Su O, tubuhnya bereaksi ketika dia melihat orang atau benda yang ingin dia hindari.
Kepala Hyun : Benar. Tapi bagaimanapun juga,
mungkinkah seseorang seperti Su O melukiskan apa yang dilihatnya dalam imajinasinya atau dalam mimpi?
Hyeong Sik : Itu bisa saja terjadi. Kita harus mencoba mengganti obatnya.
Kepala Hyun : Baiklah.
Hyeong Sik lantas beranjak ke mejanya.
Kepala Hyun : Aku ingin ia tinggal di rumah sakit dan mendapat pemeriksaan menyeluruh dengan gelombang otaknya dan semacamnya...
Kepala Hyun berhenti bicara lantaran melihat Hyeong Sik diam saja.
Hyeong Sik sendiri tengah menatap pesan yang diterimanya.
NOMOR PRIBADI : KAU MEMBUNUHKU 11 TAHUN LALU.
Kepala Hyun memanggil Hyeong Sik, Direktur Park.
Hyeong Sik tersadar dan menatap Kepala Hyun.
Kepala Hyun : Kau tak apa-apa? Kau tampak tidak sehat. Kau pasti melewatkan makan karena terlalu sibuk dengan pasien.
Hyeong Sik : Apakah aku terlihat seburuk itu?
Young Sil masuk ke sebuah ruangan dan menemui orang2nya.
Ajudan memuji Young Sil.
Ajudan : Luar biasa, Bu, Kau terlihat cantik hari ini.
Young Sil : Apa itu bagus?
Ajudan : Kau terlihat anggun. Luar biasa.
Pengawal Young Sil bilang, akan sia-sia jika menggunakan ini hanya untuk video promosi.
Pengawal : Aku tidak sabar menunggu adegan yang kau rekam bersama suamimu.
Young Sil : Jangan terlalu banyak berharap.
Pengawal : Kenapa?
Young Sil : Karena aku akan melampaui harapanmu.
Semua tertawa mendengar jawaban Young Sil.
Lalu seorang gadis datang membawakan empat es kopi.
Tapi saat hendak memberikan secangkir es kopinya ke Young Sil, gadis itu tak sengaja membuat tumpah es kopinya ke Young Sil yang tengah membaca naskah.
Sontak lah baju Young Sil jadi kotor tersiram es kopi.
Gadis itu langsung minta maaf.
Pengawal memarahi gadis itu.
Young Sil : Beruntung aku memesan es kopi. Akan menjadi bencana jika itu minuman panas. Ini pasti hari keberuntunganku.
Gadis itu : Maafkan aku, Bu. Aku sangat menyesal.
Young Sil : Tidak apa-apa. Tidak ada yang terluka. Aku bisa berganti pakaian.
Young Sil kemudian beranjak pergi ditemani ajudannya.
Young Sil : Kapan suamiku tiba di sini?
Sang Cheol tengah membaca laporan hasil tes DNA.
Petugas forensik menjelaskan kalau DNA dari sisa-sisa tulang cocok dengan Sim Bo Young.
Sang Cheol : Kapan hasil otopsi dan forensik terperinci akan dirilis?
Petugas : Sisa-sisa tulang, barang-barang apa pun dan semua barang bukti dipindahkan ke Layanan Forensik Nasional. Seharusnya tak butuh waktu lama.
Di Mucheon Garden, Pak Shin menghasut warga untuk mengusir Jung Woo dari desa mereka. Pak Shin bilang, mereka harus menghajar Jung Woo agar Jung Woo mau pergi.
Namun ada yang tidak setuju dengan ide Pak Shin.
"Tidak, kita harus menggunakan ucapan. Bisa dikatakan kita takut jika ada dia di sekitar kita."
Seol datang mengantarkan minuman ke meja mereka dan mendengar percakapan mereka.
"Kita tidak pernah tahu apa yang akan dilakukan Jung Woo. Apa kau tidak tahu bahwa kita baru menemukan Bo Young?" ucap Pak Shin.
Seol pun memberikan pendapatnya.
Seol : Menurutku, dia menemukannya secara tidak sengaja. Maksudku, Ko Jung Woo. Dia sudah menjalani hukuman penuh. Tidak ada alasan untuk bisa menemukannya. Dia pasti dikutuk jika dia menemukan mayat itu. Jadi untuk apa dia mencarinya?
Salah satu warga sependapat dengan Seol.
"Jung Woo tak mendapatkan apa pun dengan menemukan pelakunya."
Pak Shin pun memarahi Seol.
Pak Shin : Apa yang kau tahu, gadis nakal? Orang dewasa sedang berbicara, jangan ikut campur.
Pak Yang lantas menyuruh Seol mengambilkan kimchi lagi.
Seol mengerti dan kembali ke dapur.
Pak Shin pun memprovokasi orang2 lagi.
Pak Shin : Serangga bajingan itu mengacaukan desa kami yang tenang. Bagaimana jika rumor menyebar? Apa yang akan kau lakukan dengan nilai tanah yang naik selama ini? Jika ada kabar seorang pembunuh tinggal di sini semua akan berakhir.
Bu Kim dan Seol melihatnya dari dapur.
Para warga mulai terhasut.
Pak Shin bilang mereka harus bersatu padu dan menerapkan yang mereka inginkan.
Pak Shin : Mari kita usir dia untuk selamanya. Jadi, katakan saja tak bisa hidup dengan pembunuh?
Seol mendekati Bu Kim.
Seol : Gudang di dekat rumah kepala polisi.
Bu Kim : Mengapa kau mengungkit tempat mengerikan itu?
Seol : Mengapa tidak dibongkar? Ada orang meninggal di sana. Dan itu tidak digunakan untuk penyimpanan.
Bu Kim : Itu milik keluarga Jung Woo. Jadi mereka tidak mengizinkan untuk dihancurkan.
Seol : Kenapa?
Bu Kim : Dia tidak mengatakan alasannya. Aku rasa dia ingin mengenang kejahatan anaknya.
Seol : Hal itu tidak mudah.
Bu Kim : Ceritakan padaku tentang itu. Bagaimana monster seperti itu berasal dari orang tua yang baik?
Seol : Gudang itu terlihat sangat besar. Apakah ada traktor di sana juga?
Bu Kim : Tentu saja. Anak-anak biasa menumpuk jerami di atas traktor besar dan bermain di sana sepanjang waktu. Itu semua adalah masa lalu.
Sontak lah mendengar itu, Seol teringat salah satu lukisan Su O yang dilihatnya.
Di lukisan itu, seorang gadis terkapar bersimbah darah di dekat traktor.
4 orang pria menatap gadis yang terkapar itu.
Bu Kim lantas menyuruh Seol memberikan makanan pada mereka.
Jae Hee berkeliaran di jalanan sambil memikirkan kata2 detektif. Detektif bilang, karena Pak Sim udah membuat membuat pengakuan, yang terbaik saat ini adalah mengurangi hukuman Pak Sim. Jae Hee pun diminta berdamai dengan keluarga korban yaitu Jung Woo.
Min Soo di lokernya, berbicara dengan seseorang di telepon. Min Soo menarik napas lega dan memuji temannya cerdik.
Min Soo : Bagaimana kau tahu aku baru saja pulang kerja?
Teman Min Soo : Apa kita bisa bertemu dan berbincang?
Min Soo : Tentu. Mari kita bertemu nanti. Hei, kau punya mie instan di rumahmu, 'kan?
Hyeong Sik masuk ke mobilnya dan membaca lagi pesan dari nomor pribadi.
NOMOR PRIBADI : KAU MEMBUNUHKU 11 TAHUN LALU.
Hyeong Sik : Siapa itu?
Hyeong Sik bertanya2, apa itu Seol atau Jung Woo.
Tiba2, Young Sil menelponnya.
Hyeong Sik : Halo. Ya, aku segera ke sana. Aku akan segera tiba.
Byeong Moo dan Sang Cheol masih di forensik.
Sang Cheol : Korban adalah siswa berusia 19 tahun pada saat itu. Jadi, apa dia tidak memiliki aksesori atau tas?
Petugas : Tidak, dia tak punya.
Petugas lantas ingat sesuatu dan memberitahu Sang Cheol bahwa Bo Young kehilangan pakaian dalam.
Sang Cheol : Apa?
Petugas : Dia mengenakan bra, tapi tanpa celana dalam.
Sang Cheol : Dia memakai semua yang lain kecuali celana dalamnya?
Petugas : Itu benar. Sudah lama berlalu sehingga pakaiannya telah rusak. Tapi celana dalamnya hilang sama sekali.
Sang Cheol : Itu berarti kita tidak bisa melewatkan soal kekerasan seksual, bukan? Benar, 'kan?
Byeong Moo : Iya, benar.
Sang Cheol : Berapa besar kemungkinan hanya celana dalam yang hilang dari sisa-sisa tulang?
Byeong Moo : Aku tidak yakin.
Sang Cheol : Tolong beri tahu kami segera setelah hasilnya keluar dari Tim Forensik.
Petugas : Baik.
Pak Shin dan warga mendatangi rumah Jung Woo. Masing2 warga membawa sebilah kayu. Mereka menyuruh Jung Woo keluar. Tapi Jung Woo tak kunjung keluar. Seorang warga pun berkata kalau Jung Woo mungkin masih di RS dan mengajak semuanya kembali lagi besok. Tapi Pak Shin menolak dan yakin Jung Woo ada di dalam.
Tak lama, Jung Woo keluar dan menghela nafasnya melihat warga yang datang menyerangnya.
Jung Woo : Kenapa kalian kemari?
Pak Shin : Aku akan langsung ke intinya. Bawa ibumu dan menjauhlah.
Pak Yang lebih lembut. Dia membujuk Jung Woo untuk pergi dulu.
Pak Yang : Terlalu sulit bagi kami untuk bertemu denganmu.
Jung Woo : Ada yang harus kulakukan. Setelah itu selesai, Aku akan pergi diam-diam.
Pak Shin pun kesal dan berniat menghajar Jung Woo. Tapi Min Soo datang menghalangi ayahnya. Pak Shin tanya kenapa Min Soo di sana. Min Soo bilang dia datang untuk bertemu Jung Woo.
Rupanya, tadi Min Soo berbicara dengan Jung Woo.
Pak Shin marah, kenapa kau bertemu dengan pembunuh itu? Hei, apakah kau mencoba untuk menghancurkan hidup anakku juga?
Min Soo : Ku rasa ini bukan waktu yang tepat. Ayo pergi, ayah.
Min Soo pun membawa ayahnya pergi.
Para warga pun bubar.
Hyeong Sik bersama Young Sil di ruangan ganti Young Sil.
Young Sil melihat wajah kusut Hyeong Sik.
Young Sil : Ada apa dengan wajahmu? Apa ada sesuatu yang terjadi?
Hyeong Sik : Tidak, hanya saja aku lelah.
Ponsel Hyeong Sik bunyi. Namun Hyeong Sik mengabaikannya.
Young Sil : Kurasa kau mendapat pesan.
Hyeong Sik : Akan kuperiksa nanti.
Young Sil : Baca sekarang.
Hyeong Sik tegang dan membaca pesannya.
Setelah itu dia menunjukkan pesannya ke Young Sil.
Hyeong Sik : Aku tidak akan melakukan apa pun untuk membuatmu kesal.
Young Sil : Tentu saja tidak. Kau adalah suamiku.
Young Sil mengatakan itu sambil tersenyum.
Young Sil dan Hyeong Sik lantas menghadiri acara donasi 50 juta won untuk anak-anak di Mucheon.
CEO bernama manajer ke apartemen Na Kyeom. Mereka menemukan Na Kyeom lagi minum-minum sendirian.
CEO : Apa yang kau lakukan sekarang?
Manajer : Aku akan mengambilkan minuman.
CEO lantas duduk bersama Na Kyeom.
CEO : Apakah ini karena orang yang kau temui di rumah sakit?
Na Kyeom : CEO, apa kau tahu mengapa aku menjadi seorang aktris? Aku pikir jika semua orang akan melihatku dia mungkin akan melihatku juga.
CEO : Apa itu artinya...
Na Kyeom tertawa pahit.
Na Kyeom : Tapi dia tetap tidak mau menatapku.
Jung Woo membawa Min Soo ke gudang.
Min Soo : Jung Woo, apa kau mau ke gudang? Hei, kenapa kau mau datang ke sini?
Jung Woo : Ini hanya sebentar Aku harus menanyakan sesuatu juga.
Min Soo : Hei, aku pergi tanpa izin. Biar kubelikan sesuatu yang enak. Ayo pergi dan makan.
Jung Woo bilang ini tak butuh waktu lama dan membawa Min Soo masuk ke gudang.
Jung Woo lantas tanya, apa Min Soo pernah melihat Bo Young menangis.
Min Soo : Apa?
Jung woo : Bahkan pada hari kita minum minuman yang diolah, Bo Young tidak menangis.
Mereka pun ingat saat mereka yang masih memakai seragam sekolah, ngumpul di gudang Jung Woo, bersama Byeong Moo, Da Eun dan Geon O. Lalu Bo Young datang.
Bo Young : Hei, kalian sangat pelit sekali! Berikan padaku juga.
Bibir Bo Young nampak terluka.
Jung Woo kemudian tanya, apa yang terjadi dengan bibir Bo Young.
Bo Young bilang dia baru saja dipukuli oleh ayahnya.
Sontak lah semua terdiam mendengar itu.
Bo Young : Ya ampun, aku bisa saja menghindarinya.
Flashback end...
Jung Woo : Bo Young tidak pernah menangis, bahkan ketika hidupnya sulit. Kau tahu itu. Kau juga melihatnya. Tapi pada hari itu...
Min Soo memotong kata2 Jung Woo.
Min Soo : Ya, aku melihatnya. Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi Bo Young menangis ketika dia keluar dari mobilmu. Dan kemudian dia mulai berlari keluar.
Jung Woo : Bo Young menangis di dalam mobilku. Pasti ada alasan untuk itu.
Min Soo : Bagaimana aku bisa tahu, Jung Woo-ya? Apa yang terjadi antara kau dan Bo Young di dalam mobil itu. Dan kenapa Bo Young menangis begitu keras saat dia lari? Bagaimana aku bisa tahu itu?
Min Soo makin emosi saat Jung Woo tanya kemana kira2 Bo Young pergi setelah menangis seperti itu.
Jung Woo : Kenapa tidak ada yang bisa menemukannya? Mengapa Bo Young ditemukan di sebuah sekolah yang ditinggalkan? Aku penasaran soal itu. Hari itu aku menyarankan kita minum di rumahku tetapi dibatalkan. Apa kalian tidak datang ke gudang? Kalian bisa saja bertemu tanpa aku. Apa kau tak melihat Bo Young...
Min Soo : Omong kosong macam apa ini? Aku ada di rumah Geon O dengan Byeong Moo. Saat itu kami bertiga. Dan mengapa kami datang ke sini tanpa kau?
Jung Woo : Apa kau yakin?
Min Soo : Jung Woo-ya, sejujurnya aku bekerja di rumah sakit dan aku terus bergaul dengan mantan narapidana, orang-orang akan membicarakannya. Benar. Selain itu, kau adalah temanku. Dan kau pasti mengalami kesulitan di penjara selama 10 tahun. Itu sebabnya aku menyambutmu dan bertindak seperti kita bisa kembali ke seperti dulu.
Jung Woo : Min Soo-ya, apa yang ingin kukatakan...
Min Soo : Tidak. Jika kau terus seperti ini, aku tidak bisa. Aku pergi dulu.
Min Soo beranjak pergi, meninggalkan Jung Woo.
Jung Woo yang masih di gudang, mencoba memikirkan kasusnya dari awal.
Jung Woo : Bo Young meninggal di dalam gudang. Dia ditinggalkan menggunakan mobilku. Tapi kenapa dia berakhir di sekolah yang ditinggalkan?
Jung Woo lantas menatap kotak peralatannya.
Jung Woo : Siapa pun yang bisa mengemudikan, bisa mengambil mobilku. Kunci mobilnya selalu ada di kotak peralatan.
Kita diperlihatkan flashback saat Bo Young mengambil kunci mobil Jung Woo dari kotak peralatan, sambil menangis.
Kepala Hyun yang baru saja pulang, melihat Jae Hee sudah duduk di ruang makannya. Jae Hee pun memanggil Kepala Hyun 'Oppa' lalu bertanya, apa Kepala Hyun sudah makan.
Jae Hee juga sudah menyiapkan makanan di atas meja. Dia kemudian bilang kalau dia bekerja 10 tahun di rumah Kepala Hyun.
Jae Hee : Aku bahkan tahu berapa sendok yang kau punya. Bibi di rumahmu mungkin terlihat malas. Tak ada yang berubah.
Kepala Hyun mendekati Jae Hee.
Kepala Hyun : Jae Hee-ya.
Jae Hee : Sudah lama sekali. Sejak terakhir kau memanggil namaku.
Kepala Hyun : Apa yang sedang kau lakukan?
Jae Hee : Mengapa kau berpura-pura tidak ingat? Kau melihat Bo-young untuk terakhir kalinya di rumah ini. (HAH??!!)
Jung Woo beranjak keluar dari gudang ayahnya.
Dia lalu jongkok dan mencoba melihat sesuatu.
Kepala Hyun terus diam menatap Jae Hee.
Jae Hee lalu mengatakan sesuatu yang mengejutkan, bahwa Bo Young dibunuh oleh mereka berdua.
Bersambung...
Next episode :
Seol ngeliat Su O di jalan. Tapi, penampilan Su O tampak berbeda. Su O tampak normal dan memakai kacamata.
Seol memberitahu Jung Woo kalau dia melihat sesuatu.
Jung Woo meminta Kepala Hyun untuk membuka kembali kasus pembunuhan Bo Young dan Da Eun.
Sang Cheol menghadap Kepala Hyun. Kepala Hyun bilang, bahwa Sang Cheol tahu mereka tak bisa membuka kasus pembunuhan Bo Young dan Da Eun lagi. Kepala Hyun lalu tanya, apa Sang Cheol mau bertanggung jawab.
Jung Woo menangis lega. Dia bilang dia akhirnya menemukan sebuah petunjuk.
Pak Sim berniat membunuh pelaku pembunuhan putrinya.
Jung Woo menemui Kepala Hyun.
Kepala Hyun sewot, apa kau bilang aku yang membuatmu menjadi penjahat? Itu semua sudah berlalu sekarang.
Jung Woo : Dimana kau 10 tahun yang lalu?
Wait...! Jadi Kepala Hyun dan Jae Hee melihat Bo Young terakhir kali di rumah Kepala Hyun??
Terus Jae Hee udah kerja di rumah Kepala Hyun selama 10 tahun? Ini jangan2 Kepala Hyun pernah selingkuh sama Jae Hee.. Terus dipergokin ama Bo Young. Apalagi, Min Soo ngaku klo dia dan yang lain sempat ngumpul dan minum2 di rumah Geon O, kan? Pas Geon O dipanggil ke kantor polisi sebagai saksi setelah insiden Bo Young dan Da Eun, dia juga bilang kan kalau temen2nya pada kumpul di rumahnya.
Jgn2 Bo Young pergokin emaknya selingkuh sama Kepala Hyun. Terus dia nangis dan nenangin diri di mobilnya Jung Woo.
Gue yakin Min Soo dan yang lain tahu sesuatu... Tapi mereka pada nutup mulut...
Selain itu, gue juga penasaran sih sama Geon O dan Su O...
EmoticonEmoticon