Kamis, 26 September 2024

Sinopsis Black Out Episode 11

 All Content From : MBC
Sinopsis Lengkap : Black Out
Episode Sebelumnya : Black Out Episode 10
Episode Selanjutnya : Black Out Episode 12

Pak Ko membawa mobil Jung Woo ke tempat pembuangan barang rongsokan. Seorang pekerja yang melayani Pak Ko, berkata, mobil Pak Ko sudah terdaftar. Pekerja kemudian mengambil alih mobil Jung Woo untuk dihancurkan. Tapi tiba-tiba, Pak Ko berteriak.



Pak Ko : Tunggu sebentar!

Pekerja pun langsung menghentikan mobil begitu mendengar teriakan Pak Ko.


Mobil Sang Cheol mendadak muncul dan mem-blokade laju mobil Det. Kim yang baru tiba di gudang penyimpanan logistik. Sang Cheol dan Det. Kim sama2 turun dari mobil. Det. Kim marah. Sang Cheol menghadapi Det. Kim dengan santai.

Sang Cheol : Ketua Kim! Apa yang membawamu kemari?

Det. Kim : Apa yang sedang kau lakukan? Pindahkan mobilmu!

Sang Cheol bertepuk tangan dan berseru.

Sang Cheol : Oh, kau juga tahu! Ayah Ko Jung Woo menyimpan mobil itu dalam kontainer pengiriman selama 10 tahun terakhir! Bukankah ini luar biasa?


Det. Kim : Di mana itu?

Sang Cheol : Parkir saja mobilmu di sana. Dan datanglah ke sini..

Det. Kim sewot.

Det. Kim : Bajingan satu ini...


Sang Cheol : Kembali ke mobilmu.

Sang Cheol membuat Det. Kim masuk ke mobil.


Jung Woo tengah melihat sesuatu di dalam bagasi mobilnya.

Setelah itu, dia melihat ke seluruh bagian mobilnya.


Tiba2, Det. Kim datang dan menyuruhnya menjauh dari mobil.

Jung Woo : Tidak seperti yang kau katakan, ada kecelakaan besar. Kenapa kau menyuruh saksi untuk pulang?

Det. Kim sewot, tidak ada saksi, bajingan! Kau lah yang menyebabkan kecelakaan ini!

Jung Woo : Kau tahu itu bukan aku.

Det. Kim : Kau selalu berbicara kasar...


Det. Kim mau merangsek maju ke Jung Woo. Tapi Sang Cheol datang menghentikan Det. Kim.

Sang Cheol : Aku yakin kita akan menemukan sesuatu setelah kita menyelidikinya. Tenang.

Det. Kim : Menyelidiki apanya? Menurutmu, menyelidiki ini akan menjadi bukti yang dapat diterima?


Tiba2, rekan2 mereka datang.

Sang Cheol pun bilang ke Det. Kim kalau dia memanggil tim forensik karena tidak yakin apa akan jadi bukti atau tidak.

Det. Kim makin meradang.

Det. Kim : Kepala Polisi memerintahkan agar kasus Ko Jung Woo tak dibuka kembali. Apakah kau menentang perintahnya? Kau benar-benar gila!

Sang Cheol : Aku tidak akan membuka kembali kasus pembunuhan Ko Jung Woo.

Det. Kim : Apa?


Sang Cheol : Shin Min Soo menyerahkan dirinya. Aku sedang menyelidiki kasus Byeong Moo dan Min Soo. Tetapi hal yang menarik adalah bahwa kedua kasus tersebut terjadi pada hari yang sama dan pada waktu yang sama. Jadi, mungkin kau salah memahami sesuatu...

Det. Kim : Oke, baiklah. Aku akan mengambil alih dari sini. Jadi, menyingkirlah.

Sang Cheol : Masalahnya adalah pemilik mobil yang bisa membantu menyelesaikan kasus ini tampaknya tidak nyaman denganmu. Jadi biar aku yang mengurusnya, Pak.


Det. Kim pun memperingatkan Jung Woo.

Det. Kim : Hei, berhenti berkeliaran di sekitar sini saat tim forensik tiba di sini.

Det. Kim lantas ingin mendekati mobil Jung Woo, tapi dihentikan oleh Jung Woo.

Jung Woo : Aku tidak akan ikut campur. Aku hanya akan melihatnya dari samping.

Det. Kim pun sewot Jung Woo memegang erat tangannya.

Det. Kim : Lepaskan aku! Lepaskan!


Sang Cheol pun menyuruh Jung Woo mundur.

Setelah itu, dengan senyum dan mata mengejek, dia bilang ke Det. Kim kalau Jung Woo adalah pemilik mobil.

Det. Kim makin gedek sama Jung Woo dan Sang Cheol.


Sementara itu, Kepala Polisi Hyun lagi diribetin sama Pak Shin.

Pak Shin : Itu karena kami membiarkanmu pergi bertemu dengan Kepala Polisi saat itu sehingga kau bisa mendapatkan posisi hingga menjadi Kepala Polisi Hyun Koo Tak! Selagi aku masih bersikap baik, temukan Min Soo dan biarkan Byeong Moo pulang.


Kepala Hyun masuk ke rumahnya sambil melepas jasnya. Tak lama kemudian, dia membanting jasnya ke sofa.

Dia kesal, apa mereka sudah tidak waras?


Ponsel Kepala Hyun kemudian berbunyi. Dia pun lemas membaca pesan dari Det. Kim.

Det. Kim : Ko Jung Woo menemukan mobil itu pertama kali dan masih ada tanda kecelakaan pada saat itu. Tim forensik sudah ada di sini dan sedang melakukan investigasi. Apa yang harus kita lakukan?


Pagi kemudian tiba. Kepala Hyun yang duduk di sofa sambil merebahkan kepalanya ke belakang, teringat pemakaman dan surat Geon O.

Geon O : Satu-satunya hal yang bisa kulakukan untukmu, ayah, adalah menghilang. Aku hampir mati karenamu.


Kepala Hyun lantas berusaha meyakinkan dirinya bahwa kematian Geon O bukan salahnya.

Kita diperlihatkan flashback saat Byeong Moo dan Min Soo hanya bisa terdiam sambil menundukkan kepala mereka saat ditatap oleh Kepala Hyun, Pak Shin dan Pak Yang.

Suara Kepala Hyun terdengar. Dia bilang, Bo Young meninggal karena Byeong Moo dan Min Soo.


Kepala Hyun lantas duduk dengan benar dan memikirkan permintaan terakhir Geon O di surat bundir.

Dalam suratnya, Geon O meminta ayahnya untuk memastikan agar Byeong Moo dan Min Soo mendapatkan hukuman seperti dirinya.


Kepala Hyun kesal, jadi, beraninya mereka melakukan padaku. Mereka bukan apa-apa. Lintah yang tak berpendidikan.


Kepala Hyun ingat saat Pak Shin dan Pak Yang sama2 berlutut kepadanya.


Dia juga ingat saat Pak Yang memohon sambil menangis agar dia membebaskan Byeong Moo.

Kepala Hyun : Beraninya mereka melakukan ini padaku.


Petugas forensik tengah mengambil potret mobil Jung Woo dari setiap sisi.

Di bagasi mobil Jung Woo, ada dua sekop.

Det. Kim makin panic melihat dua sekop itu.

Det. Kim : Sialan! Sebenarnya, apa yang terjadi? Apa hubungan kedua sekop ini dengan kasus kekerasan seksual Shin Min Soo dan Yang Byeong Moo?

Setelah itu, dia menyuruh semua tim mundur.


Sang Cheol kemudian mendekat sambil berbicara di telepon dengan seseorang.

Sang Cheol : Natrium hidroksida. Ya. Oh, ada metode itu. Ya, ya. Ya, terima kasih. Jaga dirimu. Sampai jumpa.


Det. Kim pun tanya, apa itu, begitu Sang Cheol selesai menelpon.

Sang Cheol : Aku sedikit bingung dengan buku ini, jadi aku konsultasi dengan Tim Forensik.


Sang Cheol kemudian mendekati Jung Woo.

Sang Cheol : Ada sedikit masalah dalam memeriksa semua sidik jari di dalam mobil. Setelah dilakukan pemeriksaan forensik kita harus buang mobil ini. Bagaimana menurutmu?

Jung Woo : Silakan periksa seluruh mobil untuk mencari sidik jari.


Mendapat izin Jung Woo, Sang Cheol pun langsung memberi perintah pada anak buahnya.

Sang Cheol : Kita akan segera menggunakan ruang CA untuk cetakan gambar parsial mobil.


Tim forensik mulai bekerja.


Det. Kim panic dan langsung menghubungi Kepala Hyun.

Det. Kim : Ketua Tim Noh telah mengaitkan mobil itu ke kasus pelecehan seksual Shin Min Soo dan Yang Byeong Moo jadi tidak ada yang bisa aku lakukan sekarang. Kupikir semuanya akan diserahkan kepada Tim Forensik.

Kepala Hyun : Oke, apa pun yang dia hubungkan, itu terjadi 10 tahun yang lalu, jadi bagaimana bisa menggunakan kecelakaan lalu lintas sebagai bukti?

Det. Kim : Benar, Pak. Itu juga yang aku pikirkan. Tapi mereka telah menemukan senjata kejahatannya Aku harus cepat menutup kasus ini saat itu...

Kepala Hyun : Berhenti membuang-buang waktuku dan langsung ke intinya. Ada apa?

Det. Kim : Di dalam bagasi ada dua sekop di sana. Waktu itu aku tidak melihatnya dengan benar...

Kepala Hyun : Apa maksudmu? Kau tidak perlu berada di sana. Bawa Ketua Tim Noh ke kantor sekarang.


Setelah itu, Kepala Hyun menghubungi Ketua Forensik Kim Yoo Taek.

Kepala Hyun : Ya, ini aku. Oh, bukan apa-apa. Aku baru saja selesai dengan
pemakaman dan semuanya aku tidak sempat mengucapkan terima kasih dengan benar. Terima kasih telah datang dan memberi penghormatan. Ini sangat berarti bagiku. Iya, itu tidak terlalu banyak. Permintaan mendesak harus datang dari kantor. Oh, hanya saja Ketua Kim melewatkan satu bukti penting 10 tahun yang lalu. Apa yang bisa aku lakukan? Dia anak buahku. Aku harus menjaganya. Iya, jadi setelah hasilnya keluar, tolong hubungi aku terlebih dahulu. Iya, terima kasih.


Det. Kim memanggil Sang Cheol.

Det. Kim : Kepala polisi ingin bertemu denganmu.

Sang Cheol : Aku akan selesai di sini dulu.

Det. Kim sewot.

Det. Kim : Dasar berandal! Ini perintah dari atasan! Kembali ke kantor dan segera lapor padanya!

Sang Cheol : Baik, Pak.


Sang Cheol kemudian tanya berapa lama lagi pemeriksaan mobil Jung Woo selesai.

Petugas bilang 10 menit lagi.

Sang Cheol : Hei, pastikan itu diteruskan ke Tim Forensik dengan benar. Aku akan segera menemuimu.


Jung Woo : Jika pergi ke kantor, tolong beri aku tumpangan.

Sang Cheol : Kenapa kau pergi ke kantor polisi? Aku akan melakukan apa pun untuk membuka kembali kasus ini. Jadi berhentilah khawatir tentang itu.


Sang Cheol kemudian bergumam.

Sang Cheol : Astaga, ini membuatku gila.

Lalu dia bicara lagi pada Jung Woo.

Sang Cheol : Kau pikir aku tak bisa mengurus petinggi yang mencoba untuk menarik perhatian?


Sang Cheol dan Det. Kim sudah di ruangan Kepala Hyun.

Sang Cheol menatap tajam Det. Kim. Det. Kim pun kesal ditatap begitu.


Tak lama, Kepala Hyun datang. Kepala Hyun menuangkan teh untuk mereka bertiga.

Det. Kim : Apa yang ingin kau sampaikan kepada Ketua Tim Noh?


Kepala Hyun : Iya. Kau menemukan mobil Ko Jung Woo, kan?

Sang Cheol : Iya, Pak.

Kepala Hyun : Katakan padaku.

Sang Cheol : Pak, menurut pendapatku sangat mungkin Jung Woo tak terlibat dalam pembunuhan Sim Bo Young Sebaliknya, aku percaya kemungkinan besar Yang Byeong Moo dan Shin Min Soo terlibat.


Mendengar itu, Det. Kim sewot.

Dia mau protes, tapi Kepala Hyun menyuruh Sang Cheol terus bicara.


Sang Cheol lanjut bicara.

Sang Cheol : Kemungkinan besar Yang Byeong Moo dan ayah Shin Min Soo membantu dengan pembuangan jasad Sim Bo Young dan aku percaya ada kemungkinan bahwa kita akan menemukan sidik jari atau sesuatu yang lain di mobil Ko Jung Woo.


Det. Kim mengamuk.

Det. Kim : Kau bodoh! Ko Jung Woo itu seorang pembunuh! Nenek dari korban lainnya, Park Da Eun, mendengar suara Ko Jung Woo ketika cucunya dibunuh. Ko Jung Woo adalah pelakunya!

Sang Cheol : Apa kau pernah berpikir mungkin kau menuduh orang dengan cara seperti ini? Ketua Kim, aku melakukan penyelidikan berdasarkan bukti yang ada. Itu jelas masuk akal.


Det. Kim : Kau tak akan menyerah, 'kan?

Kepala Hyun menghentikan Det. Kim.

Det. Kim berhenti bicara.


Kepala Hyun lantas menyuruh Sang Cheol melaporkan secara langsung padanya apapun yang terkait dengan kasus Jung Woo.

Det. Kim kaget mendengarnya.

Kepala Hyun menatap Det. Kim dengan tatapan kesal, sejenak.

Setelah itu, dia kembali menatap Sang Cheol.

Kepala Hyun : Jadi 10 tahun yang lalu..., tidak. 11 tahun yang lalu. Jika kita tidak melakukan investigasi yang tepat saat itu aku bisa saja menerima sanksi disiplin. Tetapi yang terpenting adalah bahwa tidak ada yang dirugikan.

Sang Cheol : Baik, Pak.

Kepala Hyun : Dan yang paling penting, kita perlu menemukan kebenaran.

Sang Cheol : Benar, Pak.

Kepala Hyun : Jadi, laporkan padaku.

Setelah itu, Kepala Hyun menyuruh mereka berdua keluar.


Sang Cheol pamit.

Dia keluar dan terdiam di depan pintu Kepala Hyun.


Det. Kim minta penjelasan kenapa Kepala Hyun tidak menghentikan Sang Cheol.

Kepala Hyun : Menurutmu, apa bisa benar-benar menghentikannya? Kau tahu betul pria seperti apa dia. Jika kau menghentikannya, kau akan memperkeruh suasana.

Det. Kim : Tapi, bagaimana jika Byeong Moo jadi pelaku sebenarnya...


Kepala Hyun : Hee Do-ya, apa yang kita lakukan 11 tahun lalu, kau menyesalinya? Aku tidak tahu apa kita menyelidiki hal-hal benar saat itu. Tapi satu hal yang pasti. Kau berlari seperti orang gila dan berusaha keras untuk menangkap Ko Jung Woo, kan? Kita tetap bertahan pada prinsip kita saat itu, bukan? Iya, 'kan?

Det. Kim mengiyakan sambil terisak haru.

Kepala Hyun : Teguran atau bahkan pemecatan, aku akan bertanggung
jawab untuk itu. Mengerti?

Det. Kim makin terharu.

Kepala Hyun : Apa yang penting bagi kita? Kita adalah perwira polisi. Kita menangkap penjahat dan memastikan tidak ada yang dirugikan. Jadi, ingat hal itu! Aku akan bertanggung jawab atas semuanya. Jadi, tentang saksi itu
pada kecelakaan mobil itu. Ayo kita cari mereka dengan cepat.

Det. Kim : Baik, Pak. Aku mengerti.


Jung Woo mengunjungi Byeong Moo.

Si Byeong Moo sialan itu masih aja bersikap pongah.

Byeong Moo : Aku sudah menyuruhmu untuk diam dan tidak melakukan
apa pun, bukan?

Jung Woo : Ayahku menyimpan mobil itu selama 10 tahun. Dan terjadilah sebuah kecelakaan mobil. Ini sedang diselidiki sekarang, jadi mereka akan menemukan saksinya. Kau juga pernah menjadi seorang detektif. Jadi, mengapa kamu diam saja? Untuk siapa semua ini?

Byeong Moo : Terima kasih untuk informasinya. Akan tetapi aku tak melakukan hal yang salah. Itu mengapa aku tidak bisa berkata apa pun. Geon O? Dia bunuh diri karena dia mengalami depresi. Bo Young? Itu karena Geon O, yang tiba-tiba masuk ke dalam gudang.

Tapi kemudian Byeong Moo meralat ucapannya.

Byeong Moo : Bo Young jatuh karena ulahnya sendiri dan kepalanya terbentur. Dia terjatuh dan meninggal karena dirinya sendiri. Itu bukan salahku. Dan kau juga yang membunuh Da Eun.


Jung Woo pun emosi. Dia mengangkat kursi duduknya tinggi2.

Byeong Moo malah senang melihat Jung Woo emosi.

Byeong Moo : Oh, tidak, aku sangat takut.


Jung Woo menahan diri dan kembali duduk.

Jung Woo : Kau memperkosa Bo Young.

Byeong Moo : Kami telah berjanji untuk menikah jadi hubungan seksual itu
atas dasar suka sama suka.

Jung Woo : Kau sama saja dengan Min Soo. Kalian berdua tidak punya rasa bersalah. Kalian hanya menimpakan kejahatan padaku. Jadi, kalian berbagi rasa bersalah secara merata.

Byeong Moo : Tidak, kami tidak berbagi rasa bersalah karena kami tidak bersalah atas apa pun. Kami tidak melakukan kejahatan apa pun. Aku sama sekali tidak bersalah.


Jung Woo : Kenapa kau memeras Deok Mi? Apa alasannya?

Byeong Moo : Hei, apa dia bilang aku memerasnya? Dia seorang aktor profesional sekarang.


Jung Woo pun memilih tidak meladeni Byeong Moo lagi. Dia mau pergi.

Byeong Moo masih ngoceh.

Byeong Moo : Selamat tinggal, Jung Woo.

Jung Woo menoleh dan menatap Byeong Moo.

Byeong Moo : Tapi, kau harus tumbuh dewasa. Pastikan kau menjadi lebih
dewasa sebelum kau kembali.


Pak Sim tengah mengepel lantai kamar Bo Young.

Pak Sim : Aku akan melakukan yang terbaik mulai sekarang. Lihat saja.


Tiba-tiba, Pak Sim yang lagi mengepel itu berdiri dan mendekat ke lemari Bo Young. Dia lantas melihat ke arah pintu sebentar, setelah itu dia membuka lemari Bo Young dan melihat senpi yang dia simpan di sana.


Tiba2, Jae Hee datang. Apakah dia sempat melihat senpi itu atau tidak, entahlah.

Jae Hee : Apa yang kau lakukan disini?

Pak Sim pun langsung menutup pintu lemari dan mengambil kain pel di lantai.

Pak Sim : Kamarnya bagus dan bersih.


Pak Sim lantas mendekati Jae Hee.

Pak Sim : Bagaimana perasaanmu? Apa kau ingin makan sesuatu? Aku benar-benar minta maaf.

Jae Hee diam saja karena masih marah. Pak Sim pun minta maaf.

Pak Sim : Aku sudah gila. Mulai sekarang, aku akan melakukan apa yang kau katakan. Kau bilang kau ingin pergi dari sini,'kan? Ya. Ayo kita jual rumah ini dan cari kamar yang besar dan bagus untuk Bo Young. Lalu, kita tinggal dengan Hye Young.
dengan Hye-young, oke?

Jae Hee : Aku kesakitan, pergi dan belikan aku obat.

Pak Sim : Benarkah? Baiklah. Aku akan segera kembali. Aku akan pergi dengan cepat.

Pak Sim bergegas pergi.


Begitu Pak Sim pergi,  Jae Hee langsung mengambil koper besar dan mantelnya dari lemari Bo Young.

Pak Sim beranjak keluar dari rumah. Dia menghentikan langkahnya sejenak dan menarik napasnya sambil menatap ke arah rumahnya dengan wajah malas. Tak lama kemudian, dia lanjut jalan tapi sadar dompetnya ketinggalan. Terpaksalah Pak Sim masuk lagi.


Jae Hee keluar dari kamar membawa pakaiannya. Dia lantas memasukkan pakaiannya ke dalam koper yang sudah dia taruh duluan di ruang tengah. Lalu dia kemudian berdiri sambil memegang sebuah amplop.

Jae Hee kebingungan dimana meletakkan amplopnya. Tak lama, dia mengambil foto Bo Young dan mutusin menaruh amplop itu di bawah foto Bo Young.

Tapi tiba2, Pak Sim masuk. Sambil membuka sepatu, Pak Sim bilang dia melupakan dompetnya. Namun saat melihat koper Jae Hee, dia terdiam. Pak Sim kemudian menatap amplop di tangan Jae Hee. Dia pun mendekat dan langsung memeriksa isi amplop itu yang ternyata surat perceraian.


Pak Sim : Kenapa sekarang? Kenapa? Kau tetap bersamaku bahkan
setelah Bo Young meninggal. Lalu, kenapa baru sekarang?

Jae Hee : Itu karena Bo Young masih disini dan kita tidak bisa menemukannya. Semua orang bilang dia sudah mati, tapi aku pikir dia bisa pulang ke rumah. Aku masih punya harapan saat itu.

Pak Sim : Apa itu alasannya kau bertahan selama lebih dari 10 tahun?

Jae Hee : Kalau saja kau tidak memukulku, aku akan terus menanggungnya. Aku ingin membesarkan Hye Young dengan baik dan menunjukkan pada orang lain bahwa kita hidup berkecukupan dan bahagia. Aku tidak bisa hidup dengan perlakuan ini lagi.

Pak Sim : Kau tahu kenapa aku memukulmu meskipun kau berselingkuh dengan Koo Tak, bajingan itu! Aku masih menutup mata.


Jae Hee pun jatuh terduduk mendengar itu. Tapi Jae Hee masih tak mau disalahkan. Dia pun mengancing kopernya.

Jae Hee : Teruslah mengarang cerita jika kau mau.

Pak Sim mencengkram lengan Jae Hee.

Pak Sim : Apa kau tahu bagaimana rasanya untuk tahu istrimu berselingkuh
tetapi harus berpura-pura tidak tahu?

Pak Sim lantas meminta penjelasan kenapa harus sama Kepala Hyun.


Jae Hee terdiam lagi. Tapi hanya sebentar. Karena setelah itu, dia berdiri dan berniat meninggalkan Pak Sim. Pak Sim masih berusaha membujuk Jae Hee. Dia bilang mereka harus mengadakan pemakaman Bo Young. Mereka harus melepas Bo Young dengan tenang.

Pak Sim : Apa itu alasan kau melakukannya?

Jae Hee : Apa kau memukuli Bo Young karena kau sangat mencintainya? Aku sendiri yang akan mengurus pemakaman Bo Young.

Jae Hee pun pergi meninggalkan Pak Sim.


Jung Woo yang masih di kantor polisi, dihubungi Seol.

Jung Woo : Iya, Ha Seol.

Seol : Aku mendapat telepon dari saksi.

Jung Woo : Aku akan tiba di sana dalam 10 menit.


Jung Woo dan Seol sama2 menemui saksi. Jung Woo pun bilang saat itu adalah hari setelah ujian masuk perguruan tinggi dan hujan turun sangat deras.

Saksi : Ya, itu benar. Hujan turun dengan deras. Benar-benar sangat deras.

Seol : Bagaimana kecelakaan itu terjadi?

Saksi : Mobil menabrak tiang telepon di pintu masuk desa.

Jung Woo : Apa kau ingat wajah pengemudinya?

Saksi : Itu hujan begitu deras sehingga aku tidak bisa melihat dengan jelas.

Saksi lantas menanyakan berapa banyak hadiah yang akan dia terima.

Jung Woo yang paham bahwa pria di depannya ini hanya mengincar hadiah, beranjak pergi.


Seol bilang ke pria muda itu kalau dia perlu memberitahu mereka hal lain selain yang tertulis di spanduk kalau mau menerima hadiah.

Seol : Jika kau tidak melihat apa pun atau mengingat apa pun, kau bukan saksi.

Pria itu kesal.

Pria itu : Kenapa kau tidak memberitahuku dari awal? Buang-buang waktu saja.


Min Soo memaksa bertemu Na Kyeom. Tapi dihalangi manajer. Manajer bilang Na Kyeom lagi di Seoul.

Min Soo : Na Kyeom dan aku adalah teman. Ada hal penting yang ingin aku sampaikan padanya.

Manajer : Oke, oke. Silakan pergi.

Min Soo : Na Kyeom! Tidak, Deok Mi! Choi Deok Mi! Ini tentang Jung Woo! Ko Jung Woo!

Na Kyeom pun keluar.


Na Kyeom menunggu Min Soo bicara dengan wajah bosan. Min Soo nya sibuk minum.

Na Kyeom : Bagaimana dengan Jung Woo?

Min Soo : Maaf, aku haus.

Min Soo lantas menaruh kaleng minumnya ke atas meja.


Na Kyeom : Aku sudah bisa melihat kau merencanakan sesuatu. Kau berbohong tentang Jung Woo, kan?

Min Soo : Tidak, aku tidak berbohong. Aku akan memberitahumu, jadi tolong bantu aku.

Na Kyeom : Apa yang bisa aku bantu?

Min Soo : Apa kau bisa meminjamkan aku uang?

Na Kyeom : Ceritakan padaku tentang Jung Woo. Jika tidak, tidak akan ada uang.

Min Soo :  Oke. Jadi tentang Jung Woo...


Kepala Forensik menatap layar komputernya. Di sana tertulis bahwa ujung sekop dan tempurung kiri 98 persen cocok.

Kepala lalu menjelaskan ke Sang Cheol dan Det. Yoo yang juga ada di sana.

Kepala : Aku membandingkan lubang di tulang kepala depan kiri dengan sekop dan itu 98% cocok. Itu berarti sangat mungkin itu adalah penyebab langsung kematian. Karena sisa-sisa kerangka mengandung begitu sedikit informasi, aku tidak bisa menjelaskan apapun dengan pasti.


Det. Kim baru saja menerima alamat saksi.

Dia pun bergegas ke sana.


Jung Woo dan Seol menemui saksi berikutnya. Saksi tanya, berapa besar hadiah yang akan mereka terima.


Saksi yang berikutnya tanya, apa mereka akan benar-benar memberi uang.


Saksi yang lain meminta bayaran dulu baru dia mau bicara.


Jung Woo pun kesal, astaga, ini membuatku sangat marah. Bagaimana orang bisa berbohong tentang hal-hal seperti ini?

Seol : Kadang-kadang kau tampak sangat naif. Sudah kubilang tidak ada yang akan menelepon jika tak ada imbalan. Tapi kau tidak akan menyerah, 'kan?

Seol lantas mengangkat tangannya, mengajak Jung Woo high five.

Jung Woo pun high five dengan Seol.


Seol lantas menerima telepon lagi dari saksi.

Seol : Kau melihat dua orang keluar dari mobil?


Sang Cheol yang lagi di perjalanan, bicara dengan Jung Woo.

Sang Cheol : Siapa yang akan kau temui? Hei, berikan aku alamatnya. Kau seharusnya meneleponku segera! Kenapa kalian warga sipil terus mengambil tindakan sendiri? Astaga!


Det. Kim sudah duluan mendatangi saksi yang sebenarnya.

Det. Kim berusaha membujuk saksi agar tidak bersaksi.

Det. Kim : Akan sangat melelahkan bagimu untuk masuk dan keluar dari pengadilan dan kantor polisi karena terlibat .dengan seorang pembunuh. Ko Jung Woo mungkin telah menawarkan hadiah, tapi aku tidak tahu, aku ragu dia akan memberimu apa pun.

Saksi tersenyum mengejek.

Saksi : Aku paham maksudmu.


Det. Kim keluar dari rumah saksi sambil bersiul. Bersamaan dengan itu, Jung Woo datang bersama Seol.

Det. Kim menatap Jung Woo dengan tatapan pongah.

Det. Kim : Bagaimana kau tahu tempat ini?

Jung Woo pun menyuruh Seol masuk duluan.

Seol masuk duluan.


Jung Woo menanyai Det. Kim.

Jung Woo : Apa kau baru saja bertemu dengan saksi?

Det. Kim : Aku tidak perlu memberitahumu.


Det. Kim mau pergi tapi Jung Woo mencengkram lengannya.

Det. Kim sewot, lepaskan aku bajingan!

Det. Kim juga mendorong Jung Woo. Setelah itu, dia mau menyerang Jung Woo tapi langsung dihentikan Sang Cheol.

Det. Kim sewot melihat Sang Cheol yang terus bersama Jung Woo.

Det. Kim : Mengapa kau terus bersamanya?

Sang Cheol : Aku yakin kau pasti lebih tahu mengapa aku melakukan ini. Sebelum itu...

Det. Kim : Jangan banyak bertingkah, bajingan! Aku punya prinsip sebagai seorang detektif. Aku tidak tahan melihat bajingan yang melakukan kejahatan dan mencoba menghindar dari konsekuensinya.


Sang Cheol : Bagaimana jika kau membuat kesalahan? Jika prinsipmu salah,
kau harus memperbaikinya!

Jung Woo : Hentikan. Tak peduli berapa sering kita membahasnya, dia tidak akan percaya padaku.

Det. Kim : Dasar berandal ini!


Seol pun keluar sama saksi. Det. Kim tegang melihat saksi.

Saksi : Jika aku datang sebagai saksi, ini akan merepotkan. Tapi aku harus mengatakan apa yang kulihat untuk mendapatkan ketenangan pikiran.

Seol : Dia setuju untuk bersaksi dengan apa yang dia lihat.


Saksi : Seperti yang aku katakan di kantor polisi pada saat itu, aku tidak bisa
mengingat wajah mereka karena saat itu hujan. Dan bahkan sulit mengingatnya sekarang setelah 11 tahun lamanya. Akan tetapi...

Saksi melirik Jung Woo.

Saksi : ... itu bukan dia. Itu bukan orang ini. Itu dua pria paruh baya bertubuh besar.


Sang Cheol : Jadi, maksudmu ada lebih dari satu orang?

Saksi : Benar.


Saksi juga meng-klaim bahwa saat itu dia juga udah bilang melihat dua orang ke Det. Kim.

Det. Kim panic, saat itu hujan deras! Jadi, apa itu masuk akal jika kau bisa melihat dengan jelas? Apa kau yakin kau melihatnya?

Saksi : Detektif wanita itu mengatakan hal yang sama dan mengabaikan apa yang aku katakan.


Det. Kim yang tersudut, beranjak pergi.

Jung Woo mengucapkan terima kasih pada saksi.


Di mobilnya, Det. Kim terus meyakinkan dirinya bahwa Jung Woo pembunuhnya.

Det. Kim : Kepala polisi mengatakan bahwa aku benar pada saat itu. Itu benar Ko Jung Woo.


Na Kyeom melihat aplikasi pelacak GPS di layar ponselnya untuk mencari tahu keberadaan Jung Woo.

Lalu dia ingat kata2 Min Soo tadi.

Min Soo : Jung Woo dan Ha Seol selalu bersama. Tidak, aku yakin mereka sudah berpacaran. Apa kau tahu dia sangat dekat dengan Ha Seol akhir-akhir ini? Mereka sangat bergantung satu sama lain. Dia benar-benar tidur di rumah Jung Woo tadi malam.


Tiba2, CEO datang.

Manajer berdiri dan memberi hormat pada CEO, lalu lanjut mengemasi pakaian Na Kyeom.

CEO mengajak Na Kyeom balik ke Seoul.

CEO : Ayo kita pulang. Kau telah membatalkan semua urusanmu jadi mengapa kau berada di sini padahal kau tidak akan tampil dalam film? Apa karena pembunuh itu? Ayo pergi. Ayo, Na Kyeom.

Na Kyeom : Aku tak mau pergi! Aku tidak mau! Aku tidak bisa pergi.

CEO : Apa yang akan kau lakukan jika sesuatu terjadi padamu? Apa kau tidak takut?

Na Kyeom : Dia bukan pembunuh.

CEO : Aku yakin kau ingin percaya itu, tapi dia bahkan masuk penjara. Dia seorang pembunuh!

Na Kyeom : Bukan dia. Bukan dia pembunuhnya.

Na Kyeom lalu meminta bantuan CEO.

Na Kyeom : Kau ingat saat pertama kali kita bertemu, bukan? Sudah tujuh tahun berlalu sejak saat itu.


Kita diperlihatkan flashback saat produser meremehkan Na Kyeom.

Produser : Apa saja kriteria penilaian di sini? Bagaimana caraku mengurus anak ini? Bahkan jika aku mengurusnya, tak ada jaminan bahwa dia akan berhasil.


Tiba2, Na Kyeom berteriak sambil memegangi tubuhnya.

CEO pun masuk dan tanya apa yang terjadi.

Na Kyeom ketakutan dan mengaku kalau produser berusaha menyentuhnya.

Produser membantah, apa kau sudah gila? Kau benar-benar gila.


Na Kyeom kemudian berkata, kalau dia hanya berakting saja.

CEO kagum dengan akting Na Kyeom.

Flashback end..


CEO : Na Kyeom, jika kau terus begini, kau akan membuatku menyesali pilihanku 7 tahun lalu.

Na Kyeom : Ko Jung Woo bukan pembunuh, dia dijebak. Dan aku... tak bisa hidup tanpanya.

CEO pusing harus gimana lagi bicara sama Na Kyeom.


Sang Cheol turun di depan apartemennya bersama Jung Woo dan Seol.

Sang Cheol : Maaf, aku tidak bisa membawamu lebih jauh.

Seol : Tak masalah.

Jung Woo berterima kasih pada Seol.

Seol pun mengangguk, lalu dia pamit dan beranjak pergi.


Sang Cheol lantas mengajak Jung Woo masuk ke dalam. Hari sudah malam. Jung Woo dan Sang Cheol menyantap ayam goreng sebagai makan malam. Jung Woo lantas bilang pada Sang Cheol kalau dia ingin tahu sesuatu.

Sang Cheol : Apa?

Jung Woo : Mengapa kau meninggalkan divisimu di Seoul dan pindah ke Mucheon?

Sang Cheol : Karena aku tak pernah dipuji dan hanya memiliki niat buruk dalam hati.

Jung Woo : Apa itu sebabnya kau meninggalkan istrimu di Seoul?

Sang Cheol terdiam mendengarnya.

Jung Woo : Melihat foto-foto itu, kalian berdua terlihat sangat serasi.

Sang Cheol : Dia meninggal di hari pernikahan kami.


Kita diperlihatkan flashback saat Sang Cheol dan Ye Won jalan-jalan di taman. Namun Ye Won tampak gelisah. Sang Cheol pun tanya kenapa Ye Won tampak begitu takut.

Sang Cheol : Calon suamimu adalah seorang detektif di Unit Kejahatan Kekerasan. Dan aku sudah berpengalaman dalam hal kejahatan.

Ye Won : Itu karena hal-hal aneh telah terjadi.

Sang Cheol : Astaga. Jangan khawatir, oke? Mari kita pikirkan hal-hal yang baik saja, oke?


Sang Cheol lantas memeluk Ye Won.

Tanpa mereka sadari, seseorang dari kejauhan menguntit mereka.


Di hari pernikahan mereka, Ye Won tewas. Dia tergeletak bersimbah darah di lantai.

Sang Cheol meratapi kematian Ye Won.


Sang Cheol : Itu semua karena ulahku. Seharusnya saat itu aku mendengarnya. Aku yang membuatnya merasa tidak aman dan itu semakin membuatku menderita daripada merasakan mati. Itu adalah kesalahanku. Apa kau tahu betapa pengecutnya aku? Karena aku tak ingin mengakui bahwa itu adalah kesalahanku, aku terus menyalahkan semua penjahat. Aku akhirnya secara tak masuk akal memukul tersangka yang bahkan tidak melakukan kesalahan. Itulah mengapa aku dikeluarkan.


Sang Cheol lantas memberitahu Jung Woo bahwa mereka akan memiliki hasil dari sidik jari besok.

Sang Cheol : Sekarang semuanya benar-benar dimulai.


Besoknya, Kepala Hyun menemui Jae Hee di kafe.

Kepala Hyun : Apa kau baik-baik saja? Dimana kau tinggal?

Jae Hee : Untuk apa kau tahu itu? Aku baik-baik saja. Mungkin karena pikiran aku tenang, Aku makan dengan baik.

Kepala Hyun : Itu bagus. Syukurlah. Tapi Dong Min akan mulai mencarimu seperti orang gila.

Jae Hee : Dia tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Dia sudah mengetahui tentang hubungan kita sejak lama. Aku akan mengadakan pemakaman
Bo Young dan tinggal bersama Hye Young.

Jae Hee mau pergi, tapi sebelum pergi, Jae Hee memperingatkan Kepala Hyun soal Pak Sim.

Di rumahnya, Pak Yang terus memeluk seragam polisi Byeong Moo. Dia lalu meyakinkan dirinya kalau Byeong Moo masih bisa menjadi petugas kepolisian lagi.

Pak Yang kemudian ingat masa lalu saat Byeong Moo pulang ke rumah dengan seragam itu.


Pak Yang senang, aku sangat bangga padamu, anakku.

Byeong Moo : Sudah kubilang aku akan berhasil. Ayah, apa aku terlihat bagus dengan seragam ini? Ayah tahu aku akan menjadi polisi yang baik untuk negara ini dan semua rakyat.

Pak Yang : Ya, lupakan semua tentang masa lalu itu.

Byeong Moo : Masa lalu? Masa lalu apa?

Pak Yang tercengang mendengar jawaban Byeong Moo.

Byeong Moo : Oh, Bo Young. Tetapi itu adalah sebuah kecelakaan. Dia jatuh sendiri dalam sebuah kecelakaan.

Pak Yang : Benar.

Byeong Moo : Astaga, Ayah.

Flashback end...


Pak Yang : Itu adalah kecelakaan, jadi mengapa semua kesalahan ditimpakan pada Byeong Moo?

Kepala Hyun tiba2 datang. Emosi Pak Yang pecah.

Pak Yang : Beraninya kau datang ke sini! Setelah menyerahkan semua masalah pada Byeong Moo, kenapa kau di sini?

Kepala Hyun : Aku minta maaf soal kemarin. Ayo kita bicara.

Pak Yang : Bicara tentang apa?


Kepala Hyun : Kau juga harus menyerahkan diri. Hukumanmu mungkin bisa
dikurangi jika kau melakukannya. Kau tidak tahu situasi apa yang terjadi, bukan? Mereka menemukan mobil Jung Woo yang seharusnya dibuang. Mereka menemukan sekop di dalam bagasi. Ini hanya masalah waktu sebelum mereka menemukan sidik jarimu. Jadi, serahkan dirimu terlebih dahulu, mengerti?

Pak Yang : Sekop? Mereka menemukan sekop? Apa itu artinya semuanya akan terungkap jika kita memiliki sekop itu!

Kepala Hyun : Apa yang akan terungkap?

Pak Yang pun cerita, saat dia dan Pak Shin membawa Bo Young ke SMP Cheonsu, Bo Young masih hidup.

Kepala Hyun terkejut mendengarnya.

Kita diperlihatkan flashback...


Pak Shin dan Pak Yang di perjalanan. Saat itu hujan deras dan bensin mereka hampir habis. Pak Shin tanya, haruskah mereka mampir ke pom bensin.

Pak Yang : Tidak! Koo Tak berkata untuk tidak bertemu dengan siapa pun.

Pak Yang lalu mengusulkan untuk membuang Bo Young di SMP Cheonsu.

Pak Yang : Ada sekolah yang ditutup 9 atau 10 tahun yang lalu di Desa Cheonsu.

Pak Shin : Iya, baik.


Tapi saat membuka bagasi, Pak Yang terkejut melihat Bo Young masih hidup. Pak Yang pun memanggil Pak Shin. Bo Young masih membuka mata dan melihat mereka. Tapi apa yang dilakukan Pak Shin? Dia membunuh Bo Young dengan sekop. Dia memukul kepala Bo Young berkali2 dengan sekop.


Pak Yang terkejut melihatnya.

Pak Shin bilang pada Pak Yang kalau mereka semua akan mati jika Bo Young hidup.

Flashback end...


Kepala Hyun : Apa maksudmu? Bo Young masih hidup?

Pak Yang : Ketika aku membuka bagasi, Bo Young, dia bergumam dan
coba mengatakan sesuatu. Tapi ayah Min Soo, Choo Ho, membunuhnya dengan sekop! Jika mereka hanya mendapatkan sidik jari Choo Ho pada sekop itu, Byeong Moo akan dibebaskan.

Kepala Hyun : Kau seharusnya menghentikannya!

Kepala Hyun kemudian tanya, apa yang akan Pak Yang lakukan jika sidik jari Pak Yang juga ada pada sekop itu.

Kepala Hyun : Bagaimana kau akan menjaga Byeong Moo jika hal itu terjadi.

Pak Yang pun memohon2 agar Kepala Hyun membantunya.

Kepala Hyun : Apa kau masih memiliki gelang Bo Young?

Pak Yang : Iya, masih.


Pak Yang pun pergi ke kediaman Bo Young membawa gelang itu. Begitu sampai, dia melihat Pak Sim yang terduduk lemas di lantai.

Pak Yang : Dong Min, apa kau sakit?

Pak Sim: Aku merusak segalanya.

Pak Yang : Apa yang terjadi?

Pak Sim : Jika Bo Young tidak dilahirkan sebagai putriku, apa dia masih tetap hidup? Jika itu yang terjadi, apa Jae Hee juga tak akan meninggalkanku? Itu semua salahku.


Pak Yang lantas memberikan gelang Bo Young ke Pak Sim.

Sontak lah Pak Sim kaget melihat gelang Bo Young dan teringat saat dia memberikan gelang itu ke Bo Young.

Flashback...


Saat itu, Bo Young hendak pergi ke sekolah. Pak Sim memanggil Bo Young. Tapi Bo Young takut2 mendekat pada ayahnya. Pak Sim memberikan gelang itu.

Bo Young : Apa ini?

Pak Sim : Ini hari ulang tahunmu. Ini untukmu.

Bo Young langsung memakai gelang itu dengan wajah penuh senyuman.

Flashback end...


Pak Sim pun minta penjelasan bagaimana Pak Yang bisa memiliki gelang Bo Young.

Pak Yang : Dong Min-ah, maafkan aku karena terlambat memberitahumu. Pada hari itu, aku melihat Bo Young. Orang yang membunuh Bo Young, bukanlah Jung Woo. Itu juga bukan Byeong Moo.

Pak Sim emosi dan meminta Pak Yang mengatakan siapa yang membunuh Bo Young.


Sang Cheol sudah menerima hasil laporan soal sidik jari di mobil Jung Woo. Dia membaca laporan itu bersama Det. Yoo dan Det. Seo.


Sementara itu, Seol yang duduk di atas skuternya di depan Mucheon Garden, bicara di telepon dengan Jung Woo.

Seol : Apa kau memindahkannya ke kamar yang baru? Hubungi aku jika butuh bantuan.

Jung Woo mengucapkan terima kasih. Jung Woo sendiri baru memindahkan ibunya dari kamar VIP yang dibayar Na Kyeom.

Mereka kemudian membahas Min Soo.

Jung Woo : Jadi sejak hari itu, Min Soo...

Seol : Ya. Mereka meributkan tentang melaporkannya atau tidak.


Tiba2, Seol melihat Min Soo pulang.

Seol : Min Soo baru saja pulang ke rumah. Dia terlihat seperti seorang pengemis.


Di dalam resto, Bu Kim masih berusaha menghubungi Min Soo.

Sementara Pak Shin mengeluh karena ada begitu banyak tagihan padahal resto mereka tutup.

Pak Shin : Restoran akan dibuka lagi mulai besok.

Bu Kim : Apa restoran ini penting saat ini? Kita tak bisa menghubungi
anak kita sekarang!

Pak Shin : Semua orang mengira kita sudah tutup! Kita perlu mencari nafkah
untuk bertahan hidup.


Min Soo pun masuk. Melihat Min Soo, Bu Kim langsung mengomeli Min Soo.

Bu Kim : Ke mana saja kau selama ini? Kau tak angkat telepon. Kau membuat Ibu hampir mati.

Min Soo lalu duduk bersama ayah-ibunya.

Pak Shin : Apa yang terjadi padamu?

Min Soo : Ibu. Ayah. Aku sudah memikirkan hal ini dengan matang. Ayo pindah ke Selandia Baru. Itu negara paling bahagia dan perawat benar diperlakukan dengan baik. Aku bisa mendapatkan pekerjaan di sana.

Pak Shin : Diamlah. Hei, kita bahkan tidak bisa berbahasa Inggris. Apa yang kita lakukan jika terjebak di rumah sepanjang hari? Dan kau pikir kamu bisa menjadi perawat jika kau pergi ke sana? Berhentilah bicara omong kosong.


Bu Kim : Sebenarnya, apa yang terjadi padamu? Apa kamu sudah makan?

Min Soo ngamuk, aku tidak bisa tinggal di sini karena aku takut!


Su O menolak bicara dengan Hyeong Sik.

Hyeong Sik : Apa kau tidak merindukanku? Jika kau bertahan sedikit
lagi, kau akan bisa pulang. Karena kau minum obat
dan mendengarkan perawat .itu membuatku sangat senang.

Su O masih tutup mulut.

Hyeong Sik pun meminta perawat menjaga Su O dengan baik.


Saat mau pergi, Hyeong Sik melihat ke arah kertas dan cat di atas meja.

Perawat :  Oh, dia tidak menggambar apa pun.

Hyeong Sik dan perawat lalu pergi.


Begitu mereka pergi, Su O melanjutkan gambarnya di dinding meja.

Tapi ternyata Hyeong Sik belum benar-benar pergi. Hyeong Sik mengintip Su O.


Melihat Su O lagi menggambar, Hyeong Sik masuk lagi dan mendekati Su O.

Hyeong Sik : Kenapa kau menggambar di sana?

Melihat gambar Su O, Hyeong Sik kaget.


Kita diperlihatkan flashback saat Hyeong Sik mencekik Da Eun.

Hyeong Sik : Dasar pelacur kotor.

Dan Su O melihat mereka.


Su O lantas mengaku kalau dia melihat semuanya hari itu.

Hyeong Sik : Kau melihat semuanya? Kau...


Hyeong Sik kemudian memeriksa ranjang Su O.

Di ranjang, Su O juga menggambar dua lukisan.

Lukisan dibawah, lukisan saat Hyeong Sik memukul Da Eun dengan kunci inggris.

Lukisan di atas adalah lukisan Kepala Hyun. Kepala Hyun berdiri membelakangi Bo Young yang terkapar.

Hyeong Sik : Kepala Polisi Hyun?


Hyeong Sik coba mendekati Su O.

Hyeong Sik : Su O-ya.

Su O mendorong Hyeong Sik.

Su O : Jangan singkirkan itu. Pembunuh.


Pak Sim menangis hebat di depan foto Bo Young.

Pak Sim : Bo Young, maafkan aku. Aku sama sekali tidak tahu. Ayah... Putriku... Bagaimana bisa? Dia seperti...


Di ruangannya, Kepala Hyun ingat kata2 Jae Hee padanya saat di kafe.

Jae Hee : Ada sesuatu yang harus kau waspadai. Dong Min punya senjata. Senjata yang dia pinjam untuk menembak Jung Woo. Itu masih Dong Min simpan di rumah.


Pak Sim mengambil senapannya yang dia sembunyikan di lemari Bo Young.

Setelah itu dia beranjak pergi.


Ajudan memberikan daftar salinan pesan dari ponsel Hyeong Sik.

Membaca daftar itu, Young Sil teringat saat bertemu Na Kyeom di ruangan Hyeong Sik.

Na Kyeom : Halo, Anggota Dewan! Senang bertemu denganmu. Aku adalah penggemarmu.


Kita diperlihatkan flashback saat Hyeong Sik dan Young Sil menjamu Jung Woo cs 11 tahun lalu di kediamannya.

Na Kyeom mengunyah makanannya sambil memperhatikan gerak gerik Hyeong Sik dan Da Eun.

Jung Woo tengah menyapa Young Sil.

Young Sil : Aku bisa bertemu dengan siswa terbaik dari Mucheon hari ini! Cepat makanlah.

Flashback end...


Young Sil pun tertawa keras.

Young Sil : Astaga, ini semakin menarik. Di mana dia sekarang?

Ajudan : Kami menemukannya saat kami...


Tiba2, Hyeong Sik menerebos masuk.

Ajudan pamit tapi Hyeong Sik bilang ajudan juga harus mendengar apa yang dia katakan.

Hyeong Sik pun duduk dan memberitahu Young Sil bahwa Su O ada di gudang pada hari itu.

Young Sil : Apa maksudmu?


Hyeong Sik pun menunjukkan lukisan Su O yang sempat dipotretnya tadi memakai kamera ponselnya.

Hyeong Sik : Dia menggambar ini di seluruh kamarnya.


Kepala Hyun akhirnya dihubungi Kepala Forensik Kim.

Kepala Hyun : Iya, ini aku. Apa sudah keluar? Itu akan sulit karena itu hanya cetakan sebagian. Iya. Oke, aku mengerti. Terima kasih sudah memberitahuku. Sampai jumpa.

Tepat setelah itu, Sang Cheol menemui Kepala Hyun membawa hasil laporan forensik.

Kepala Hyun duduk dengan tenang di sofanya dan menatap Sang Cheol.

Sang Cheol : Hari itu di gudang, apa kau juga ada di sana, Pak?

Kepala Hyun terdiam mendengar pertanyaan Sang Cheol.


Young Sil pun tanya, apa ada gambar lain.

Young Sil : Sesuatu yang menunjukkan wajahmu atau semacamnya?


Hyeong Sik ingat saat Su O mengatainya pembunuh.

Lalu dia ingat pertengkarannya dengan Da Eun di gudang malam itu.

Flashback...


Hyeong Sik dan Da Eun hendak melakukan hubungan suami-istri. Tapi kemudian, Da Eun melihat cincin di jari Hyeong Sik. Da Eun pun sewot, apa kau akan tetap memakai ini?

Da Eun pun jadi bad mood.

Da Eun : Oke, lain kali saja.

Tapi kemudian Da Eun meralat ucapannya.

Da Eun : Tunggu sebentar. Berikan padaku.

Da Eun mencopot cincin Hyeong Sik.


Setelah itu, dia membuang cincin itu ke arah tumpukan jerami.

Hyeong Sik marah, bagaimana bisa kau membuangnya seperti itu! Hei. Apa kau tahu betapa sulitnya untuk membeli cincin itu?

Da Eun : Aku yakin harganya mahal. Karena istri tuamu itu yang membelikannya untukmu.

Hyeong Sik : Apa? Apa yang baru kau katakan? Tunggu saja sampai aku menemukannya.

Namun Hyeong Sik tak bisa menemukan cincin pernikahannya.

Da Eun mengatai Hyeong Sik bodoh.


Da Eun lalu bicara dengan neneknya di telepon.

Da Eun : Aku hanya akan berkumpul di gudang sebentar. Baiklah. Aku akan menghubungimu saat aku pulang.


Hyeong Sik pun mendekati Da Eun.

Hyeong Sik : Beraninya kau mengejekku. Kau, di antara semua orang?

Suara Hyeong Sik inilah yang didengar oleh nenek Da Eun.

Hyeong Sik kemudian mencekik Da Eun dan mengatai Da Eun pelacur.

Hyeong Sik : Berhentilah bertingkah dan bersyukur atas apa yang aku berikan padamu. Beraninya kau!


Da Eun melawan. Dia menampar Hyeong Sik.

Da Eun : Kau begitu takut dengan anggota dewan yang hebat. Kau  adalah orang yang tidur dengan seorang gadis SMA secara diam-diam. Dasar orang tua kotor!


Ajudan Young Sil mengirimkan foto lukisan itu dari ponsel Hyeong Sik ke ponselnya.

Setelah itu, dia mengembalikan ponsel Hyeong Sik dan bergegas keluar.

Hyeong Sik cerita, kalau sepertinya Su O melihatnya hari itu.

Hyeong Sik : Tidak, aku benar-benar sangat yakin. Kepala Hyun pasti pernah ke sana juga, 'kan?

Young Sil : Ini hanyalah sebuah gambar. Kembalilah bekerja. Rawatlah pasien dengan baik dan pulang ke rumah setelah bekerja. Aku mohon padamu. Diamlah selama beberapa bulan.

Hyeong Sik : Apa kau sudah menangkap orang yang mengancamku?

Young Sil : Jangan khawatir soal itu. Ini bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan oleh dokter.


Na Kyeom ngamuk di telepon.

Na Kyeom : Seharusnya kau bilang dulu padaku! Akulah yang membayar kamar VIP!

Suster pun berkata, mereka tak bisa apa-apa karena wali yang meminta untuk pindah.


Na Kyeom pun syok.

Na Kyeom : Jung Woo-ya, jangan lakukan itu. Sebaiknya jangan lakukan itu.


Manajer pun datang, Na Kyeom-ah.

Na Kyeom sewot, apa!

 Na Kyeom terkejut melihat manajernya masuk bersama siapa.

Na Kyeom : Anggota Dewan Ye? Jika kau menelpon sebelumnya....


Ajudan Young Sil lantas mengajak manajer keluar.

Young Sil kemudian menghubungi nomor peneror suaminya. Dan, ponsel di dalam tas Na Kyeom pun berbunyi. Young Sil pun melirik ke arah tas Na Kyeom yang ada di sofa. Na Kyeom juga melirik tasnya dengan wajah tegang begitu ponsel di tasnya berbunyi.

Young Sil lantas mendekat ke sofa, tempat tas Na Kyeom berada.

Young Sil : Aku pernah mendengar bahwa para selebritas membawa beberapa telepon seperti halnya para politisi. Tapi aku tak menyangka kau punya ponsel yang sudah tua dan ketinggalan zaman.

Young Sil mengambil ponsel itu dari tas Na Kyeom.

Sambil beranjak ke sofa, Na Kyeom menjelaskan dengan tenang kalau dulu itu milik temannya, jadi ia sangat menghargai ponsel itu.


Young Sil lantas menyuruh Na Kyeom bicara.

Dia bilang, dia akan mendengarkan Na Kyeom.


Kita diperlihatkan flashback saat Na Kyeom mengambil beberapa alat kebersihan di gudang rumah Jung Woo. Dia mengambil apapun yang dia bisa di sana.


Setelah itu, Na Kyeom kembali ke gudang Jung Woo dan membersihkan darah Bo Young dari sana.

Selesai membersihkan darah Bo Young, tiba2 aja Na Kyeom mendengar suara Da Eun dan seorang pria diluar.


Di depan pintu gudang, Da Eun datang bersama Hyeong Sik. Da Eun membawa beberapa belanjaannya. Hyeong Sik tanya, mereka dimana. Da Eun bilang itu gudang milik ketua kelasnya.

Hyeong Sik : Oh, pria yang naksir padamu?

Da Eun : Aku juga menyukainya.

Hyeong Sik : Apa itu berarti aku harus beradu kuat dengannya saat ini?

Da Eun : Tak ada siapa pun di sini. Semua orang minum di rumahnya sekarang.

Hyeong Sik : Begitu rupanya.


Da Eun lalu menatap Hyeong Sik dengan tatapan nakal.

Da Eun : Dokter. Kau suka tantangan, bukan?

Hyeong Sik lalu tanya kenapa Da Eun menurunkan semua belanjaan itu.

Hyeong Sik : Aku akan mengantarmu pulang.

Da Eun bilang itu karena dia ingin memakainya di dalam sana.


Na Kyeom bergegas cari tempat sembunyi.


Da Eun dan Hyeong Sik masuk ke dalam.

Begitu masuk, Hyeong Sik mencium aroma menyengat.

Hyeong Sik : Bau apa ini?

Da Eun : Aroma masa muda.


Da Eun lantas duduk di depan tumpukan jerami.

Hyeong Sik : Ada begitu banyak debu di sini. agak menjijikkan.

Da Eun : Dokter, tidak, Sayang. Kemarilah.

Da Eun memanggil Hyeong Sik dengan genit.

Da Eun lantas melepas mantelnya. Melihat itu, Hyeong Sik juga melepas mantelnya. Mereka lantas berciuman.

Dan Na Kyeom menyaksikan semua itu.

Flashback end...


Young Sil agak kesal mendengar cerita Na Kyeom.

Kemudian dia tanya, apa Na Kyeom juga yang mengirimkan kunci inggrisnya.

Na Kyeom : Iya.

Kita diperlihatkan flashback lagi.


Da Eun sudah terkapar dengan kepala bersimbah darah.

Di telepon, terdengar suara nenek Da Eun yang panic.

Nenek Da Eun : Halo, Da Eun-ah! Halo! Da Eun-ah!

Na Kyeom pun mematikan ponsel Da Eun dan menatap sebuah cincin di tangannya.


Na Kyeom kemudian mengambil kunci inggris yang bernoda darah Da Eun. Dia pun membawa kunci inggris itu pergi bersama alat2 kebersihan yang tadi dia ambil di gudang rumah Jung Woo.


Setelah itu, Na Kyeom membuang alat2 kebersihan ke sungai.

Lalu dia mengayuh sepedanya ke kediaman Young Sil.

Na Kyeom : Aku mengendarai sepedaku pada malam musim dingin itu.


Na Kyeom meletakkan kunci inggris itu di bawah pagar Young Sil. Kemudian dia memencet bel dan bergegas sembunyi. Tak lama, Hyeong Sik keluar dan membuka pagar namun dia tak melihat siapa-siapa. Hyeong Sik kemudian melihat kunci inggris yang ditinggalkan Na Kyeom. Sontak lah dia panik. Tanpa dia sadari, Na Kyeom melihatnya dari kejauhan.

Flashback end...


Young Sil : Jadi kenapa baru sekarang? Kau bisa saja menceritakannya di kantor polisi saat itu. Kenapa baru sekarang?

Na Kyeom : Setelah menerima begitu banyak cinta dari dunia kurasa aku
mulai merasa benar.

Na Kyeom kemudian tersenyum dan meminta maaf pada Young Sil.


Pak Sim menuju suatu tempat membawa senapannya dan dia tampak marah.


Young Sil minta Na Kyeom memberitahunya apa yang dia mau.

Young Sil : Selalu ada alasan di balik sebuah tindakan.

Na Kyeom pun bilang dia mau Jung Woo.


Jung Woo dalam perjalanan menuju Mucheon Garden.

Seol menyuruhnya bergegas datang.


Young Sil menatap Na Kyeom.

Young Sil : Aku tidak tahu kalau kau menyukai cinta yang begitu tulus. Apa mungkin kau menyembunyikan sesuatu untuk mengkhianatiku, bukan?

Kita diperlihatkan flashback saat Na Kyeom diam2 merekam apa yang dia lihat antara Da Eun dan Hyeong Sik.


Bu Kim menemani Min Soo makan.

Pak Shin yang berdiri di depan meja mirasnya, menyuruh Min Soo makan pelan2.

Bu Kim tersenyum menatap Min Soo.


Tiba2, Pak Sim datang dan langsung menodongkan senapannya ke Pak Shin.

Sontak lah Bu Kim kaget dan langsung menjauh bersama Min Soo.

Pak Shin juga kaget, hei, ada apa dengan senjata itu?

Pak Yang mengintip dari luar jendela.

Pak Sim : Apa kau membunuhnya? Ketika Bo Young masih hidup?

Pak Shin terkejut Pak Sim tahu.

Pak Sim : Aku tahu semuanya. Bagaimana kau bisa membuangnya di sekolah yang terbengkalai?

Bu Kim yang melindungi Min Soo, terkejut dan menatap suaminya.

Pak Shin pun berkata itu salah paham.


Jung Woo kemudian datang bersama Seol.

Sontak lah mereka terkejut melihat yang terjadi.

Jung Woo coba membujuk Pak Sim.


Bu Kim menyuruh Seol mengambil senapan itu dari Pak Sim.

Lah Pak Shin masih bisa2nya bilang kalau Jung Woo yang membunuh Bo Young. Dia juga menyuruh Pak Sim membunuh Jung Woo demi Bo Young.


Pak Sim marah, tutup mulutmu!


Jung Woo pun berusaha membujuk Pak Sim.

Jung Woo : Paman Sim.

Pak Sim menoleh, menatap Jung Woo.

Jung Woo : Tolong tenanglah!

Pak Sim : Jangan ikut campur.

Jung Woo : Tenanglah.

Pak Sim : Jung Woo-ya, aku tidak melakukan apa pun untuk Bo Young. Yang aku lakukan hanyalah...


Pak Sim pun menunjukkan gelang itu ke Jung Woo.

Pak Sim : ...membelikannya gelang seharga 2000 won.

Jung Woo : Bo Young sangat menyukai gelang itu. Dia melihatmu dari surga. Tolong hentikan. Jangan lakukan itu.


Seol lantas mendekati Pak Sim duluan.

Disusul kemudian dengan Jung Woo.

Seol kemudian mundur ke belakang.

Jung Woo coba menyentuh hati Pak Sim.

Jung Woo : Tidak apa-apa. Tidak apa-apa, Paman Sim. Aku baik-baik saja dan semuanya akan baik-baik saja. Jadi tolong letakkan senjatanya.

Pak Sim menangis dan meminta maaf pada Jung Woo.

Jung Woo mengangguk sambil tersenyum pada Pak Sim.


Tapi tiba2 aja, Pak Sim dengan gerakan cepat menembak Pak Shin.

Sontak lah semua terkejut melihat Pak Shin ditembak Pak Sim.

Bersambung.........

Pemakaman Bo Young akhirnya digelar.

Jung Woo menghadiri pemakaman Bo Young.

Jung Woo dan Seol berusaha menolong Pak Shin yang habis ditembak Pak Sim.

Pak Sim juga mendatangi Kepala Hyun membawa senapan.

Gk sabar episode 12.... Akhirnya pemakaman Bo Young digelar dan Jung Woo bisa menghadiri pemakaman teman terbaiknya... Ngeliat cuplikannya aja gw nangis...


EmoticonEmoticon