Minggu, 25 Agustus 2024

Sinopsis Black Out Episode 2

All Content From : MBC
Sinopsis Lengkap : Black Out
Episode Sebelumnya : Black Out Episode 1
Episode Selanjutnya : Black Out Episode 3


Hari sudah malam. Ditemani lampu kamar, Ha Seol membaca kasus pembunuhan Mucheon di internet. Tertulis di sana, jasad dua siswi tidak ditemukan. Ha Seol pun kaget Jung Woo membunuh dua orang.


Pembantu Kepala Hyun keluar dari rumah membawa nampan berisi jus dan roti. Dia pun melonjak kaget karena Ha Seol tiba-tiba muncul di depannya. Kepala Ha Seol memakai helm.

Pembantu Kepala Hyun mengomel.

"Bersuaralah jika kau ada di situ."

Ha Seol pun mengambil nampan dari tangan pembantu.

Ha Seol : Aku akan membawa ini padanya. Su O ada di rumah kaca, kan?


Di rumah kaca, Su O tengah melukis. Ha Seol kemudian datang dan melihat lukisan Su O.

Ha Seol : Apa kau menghabiskan waktu untuk menggambar ini?

Su O : Iya.

Ha Seol : Warnanya sangat cantik.

Ha Seol kemudian memotret lukisan Su O dengan kamera ponselnya.


Ha Seol lalu duduk dan cerita kalau sesuatu yang mengejutkan terjadi hari ini.

Ha Seol : Hari ini, aku melihat pembunuh untuk pertama kalinya. Yang mengejutkan lagi dia itu anak dari bibi yang bekerja di dapur. Dia pasti telah membunuh putri dari pria pecandu alkohol itu. Aku tidak mengerti kenapa pria itu terus mengganggunya. Tapi ada alasan untuk itu.

Sikap Su O langsung berubah setelah mendengar cerita Ha Seol.

Ha Seol heran dan tanya ada apa.

Su O tak jawab dan langsung pergi.


Jung Woo masuk ke kamarnya yang sudah kosong. Dia terdiam, memikirkan kata-kata sang ibu tadi yang menyakiti hatinya.

Bu Jung : Ada orang yang masih belum menemukan tubuh anak-anak mereka
bahkan setelah 10 tahun. Mereka tinggal di neraka saat ini.Kau harus meninggalkan tempat ini. Dan jangan pernah kembali ke sini. Itu yang perlu kau lakukan. Bahkan jika aku mati, jangan kembali.


Di ruang tengah, Bu Jung jatuh terduduk bersama tasnya. Di meja belakangnya, ada foto Pak Ko. Bu Jung teringat saat Pak Ko tanya, apa dia tak mau mengunjungi Jung Woo. Pak Ko bilang, Jung Woo sangat ingin bertemu Bu Jung.

Bu Jung : Kau akan pergi. Aku tidak pergi. Aku tidak bisa pergi.

Pak Ko yang paham perasaan Bu Jung sebagai seorang ibu, mengajak Bu Jung pindah rumah.

Pak Ko : Kita punya restoran yang akan dijual. Dan jika rumah ini tidak terjual kita biarkan saja untuk saat ini. Kita tidak bisa hidup di sini. Ayo kita pergi. Ayo pergi ke tempat yang tenang.

Bu Jung : Aku tidak bisa pergi. Kalau kita pergi, itu seperti mengakui bahwa Jung Woo benar-benar melakukannya. Bahwa Jung Woo memang pembunuhnya. Jadi, aku tidak bisa pergi. Biarkan saja kita bertahan seperti ini. Hidup sebagai orang berdosa, dimaki-maki dan dilempari batu, tetap seperti ini.

Pak Jung pun tak tahu harus bicara apa lagi.

Flashback end...


Tangis Bu Jung akhirnya pecah.

Dia menangis pilu.


Paginya, Jung Woo membuka pintu. Ternyata Su O yang datang.

Jung Woo pun memeluk Su O.

Jung Woo : Apa kau baik-baik saja.

Su O : Ya.


Su O lantas memberikan drafting tube ke Jung Woo.

Jung Woo : Apa kau datang untuk memberiku ini?

Su O : Ya.

Jung Woo : Apa kau terus melanjutkan gambarmu?

Su O : Ya.


Su O lantas beranjak. Jung Woo memanggil Su O. Jung Woo menyuruh Su O masuk. Tapi Su O hanya menatapnya sejenak, lalu pergi. Jung Woo pun teriak, mengucapkan terima kasih pada Su O untuk gambarnya.


Bu Jung di toko daging. Dia membeli daging. Penjual bilang itu potongan daging sapi utama.

Tanpa Bu Jung sadari, seseorang ber-jaket hitam menatapnya dari luar. Dari posturnya, seseorang itu berjenis kelamin laki2.


Jung Woo terkejut melihat lukisan Su O. Itu lukisan gudang ayahnya. Di depan gudang, ada mobil yang terparkir. Di belakang mobil, tampak seseorang berjaket cream. Usai melihat lukisan Su O, Jung Woo menyambar jaketnya dan langsung pergi membawa lukisan Su O.


Saat melewati toko baju, Bu Jung pun berhenti melangkah dan terdiam menatap kemeja yang dipajang di etalase. Tak lama kemudian, Bu Jung pun memutuskan untuk mampir.
Begitu dia masuk, pelayan toko memberitahu kalau mereka menawarkan discount 50% untuk barang-barang tahun lalu. Namun Bu Jung tak tertarik dan mendekati bagian kemeja.

Pelayan bilang, bagian itu berisi produk baru.

Pelayan : Kau pasti mencari sesuatu untuk anakmu. Bagaimana dengan ini? Ini adalah gaya yang disukai oleh anak muda saat ini.

Pelayan memilihkan satu kemeja, tapi Bu Jung memilih kemeja lain.

Pelayan : Yang itu juga populer. Ini membuatnya terlihat cerah dan bergaya.


Tiba-tiba hujan turun. Bu Jung menoleh keluar, menatap derasnya hujan.

Tanpa dia sadari, seseorang sudah menunggunya diluar.


Jung Woo sendiri sudah di depan gudang ayahnya. Dia mematung, menatap gudang sang ayah yang pintu dan dindingnya dipenuhi coretan-coretan dan juga sampah.


Tak lama kemudian, Jung Woo memutuskan untuk masuk. Dia menarik pasak pintu perlahan-lahan. Di dalam, dia kembali teringat teman-temannya saat menatap mobil traktor.

Kita diperlihatkan flashback saat Byeong Moo, Min Soo, Bo Young, Geon O dan Deok Mi bermain di atas traktor. Tak lama, mereka menatap ke arah Jung Woo berdiri sekarang dan memanggil-manggil Jung Woo.


Bu Jung mengembangkan payungnya dan beranjak meninggalkan toko baju. Tanpa dia sadari, seseorang ber-jaket dan ber-topi hitam mengikutinya. Orang itu juga membawa payung hitam. Dia berjalan mengikuti Bu Jung sambil mengepalkan tangannya.


Bu Jung kemudian menguncupkan payungnya dan masuk ke sebuah gedung. Pria itu ikut masuk. Dari belakang, dia terlihat seperti Pak Sim, ayahnya Bo Young.


Ternyata gedung yang dimasuki Bu Jung adalah gedung JPO. Setibanya di lantai JPO, Bu Jung mengembangkan payungnya dan kembali berjalan.

Bersamaan dengan langkah Bu Jung di JPO, terdengar suara Jung Woo yang meminta maaf.

Kamera lalu memperlihatkan Jung Woo yang meminta maaf berkali-kali dengan wajah kalut usai teringat teman-temannya.


Seseorang yang tengah berjalan di bawah JPO, menghentikan langkahnya ketika sebuah belanjaan jatuh tepat di dekatnya. Orang itu terkejut. Saat mau melihat ke atas, Bu Jung pun jatuh dan menimpa sebuah mobil. Sontak lah orang-orang langsung pada menjerit.

Seseorang kemudian pihak berwenang, melaporkan ada yang jatuh di Pasar Sentral Mucheon.


Setelah Bu Jung jatuh, seorang pria ber-penampilan sama seperti pria yang mengikuti Bu Jung, nampak melarikan diri sambil memegang payungnya.


Jung Woo melampiaskan emosinya. Dia memukuli meja dengan tongkat besi berkali2 sambil berteriak, mengatakan dia tidak membunuhnya.


Sang Cheol yang ketiduran di sofa, terbangun lantaran telepon dari Byeong Moo.

Sang Cheol menjawab, hallo? Baiklah.


Paramedis memasukkan Bu Jung ke ambulans. Setelah itu, dia menjelaskan kondisi Bu Jung ke ke Byeong Moo. Paramedis bilang, Bu Jung dalam kondisi kritis dan tak sadarkan diri dan harus segera dibawa ke RS. Byeong Moo pun mempersilahkan paramedis pergi.


Det. Yoo dan Det. Seo datang. Mereka langsung memeriksa mobil yang kejatuhan Bu Jung. Byeong Moo mendekati Det. Kim yang tengah menanyai pemilik toko di depan mobil tersebut.

Det. Kim : Apa kau melihat seseorang jatuh dari jembatan penyeberangan tadi?

Pemilik Toko : Aku tak melihat apa pun. Hujan turun sangat deras. Aku juga keluar setelah mendengar suara tabrakan yang keras.

Det. Kim mengerti dan menyuruh pemilik toko masuk.


Byeong Moo pun memanggil Det. Kim "Kepala Tim."

Det. Kim nanyain Sang Cheol.


Mereka pun mendongak ke atas, melihat Sang Cheol yang ada di JPO. Sang Cheol menyuruh Byeong Moo naik.

Sang Cheol : Ambil beberapa foto lalu kumpulkan barang-barangnya.

Byeong Moo mengerti dan bergegas melaksanakan perintah Sang Cheol.

Det. Kim menatap Sang Cheol sambil tersenyum remeh.

Det. Kim : Tunjukkan apa yang bisa dilakukan oleh Unit Kejahatan Utama. Kita lihat apa dia punya bakat seperti yang tertulis di atas kertas atau orang gila seperti kata rumor.


Jung Woo masih kalut. Wajah serta senyum Da Eun dan Bo Young terbayang di benaknya. Bo Young bilang pada Jung Woo, kalau ayahnya memberinya sebuah pukulan.


Jung Woo lantas jatuh terduduk dan berkata dia tidak membunuh mereka dengan wajah kalutnya.


Rumah Sakit tengah menyiapkan acara upacara penandatanganan MOU. Tiba-tiba, pria yang lari meninggalkan JPO tadi usai Bu Jung tadi, nampak di rumah sakit. Dia masuk ke ruang ganti dan membuka lokernya yang memakai kata sandi.

Di pintu loker, tampak foto2 pria itu dengan Byeong Moo.

Omo! Dia Pak Yang!


Bu Jung tiba di IGD. Paramedis menjelaskan ke Min Soo dan perawat lain bagaimana kondisi pasien. Min Soo dibantu perawat lain lantas memindahkan Bu Jung dari ranjang ambulans ke ranjang RS. Saat melihat wajah Bu Jung, Min Soo kaget.


Min Soo : Bibi Ko.

Paramedis yang mendengar itu, tanya apa Min Soo mengenalkan korban.

Min Soo bilang dia ibu dari temannya.

Paramedis : Kau harus menelepon walinya sekarang.


Min Soo panic dan bergegas menelpon Jung Woo tapi ponsel Jung Woo ketinggalan di meja dan Jung Woo masih belum pulang.

Bu Jung dimasukkan ke RO.

Min Soo panic dan bingung harus gimana.


Sang Cheol tengah menanyai penjual buah.

Sang Cheol : Buah-buahan ada di tanah di tempat jatuhnya.

Penjual : Ya, ia membelinya dari sini. Dia yang meminta ini.

Sang Cheol : Jadi, kau tidak melihatnya jatuh, 'kan?

Penjual : Benar. Saat itu hujan dan tidak ada pelanggan jadi aku pergi ke sana untuk mengatur beberapa hal. Namun tiba-tiba, terdengar bunyi keras, diikuti dengan bunyi mobil.


Sang Cheol mencatat kesaksian penjual buah.

Penjual buah : Aku sudah kesulitan dengan penjualan yang buruk jadi mengapa dia harus bunuh diri di sini?

Mendengar itu, Sang Cheol pun menatap si penjual.

Sang Cheol : Apa?

Penjual : Aku rasa sepertinya itu bunuh diri.


Sang Cheol kemudian menerima telepon.

Sang Cheol : Hallo?


Det. Kim dan Byeong Moo di JPO. Det. Yoo yang berdiri di bawah, memberitahu Det. Kim kalau dia udah memeriksa rekaman dari mobil yang kejatuhan Bu Jung. Tetapi saat itu hujan deras dan gambarnya buruk jadi mereka tak bisa melihat apa yang terjadi sebelum kecelakaan.


Byeong Moo memeriksa lantai JPO.

Byeong Moo : Tanahnya basah dan licin. Apa mungkin ini hanya kecelakaan?


Sang Cheol datang.

Byeong Moo : Dia terpeleset karena pagarnya rendah dan saat itu sedang hujan?

Det. Kim : Benar. Kau telah berkembang pesat, anak baru.


Namun Sang Cheol tak setuju.

Sang Cheol : Sepertinya ini bukan kecelakaan atau upaya bunuh diri. Dia membeli hadiah dan daging sapi dan buah sebelum terjadinya kecelakaan. Kupikir ini cukup jauh dari bunuh diri. Dan tidak ada catatan bunuh diri.

Det. Kim : Jika bukan karena kecelakaan apakah ada saksi?

Sang Cheol : Hampir tidak ada orang lewat di sini karena hujan deras. Dan orang-orang di jalan punya payung yang menghalangi penglihatan mereka. Lalu arah jatuhnya tidak biasa jika hanya karena jalan yang licin. Seseorang bisa saja mendorongnya atau mungkin ada pertengkaran fisik.


Det. Kim : Apa kau sudah mengidentifikasi korban?

Sang Cheol : Iya. Nama Jung Geum Hee. Usianya 57 tahun.


Mendengar itu, Byeong Moo kaget.


Det. Kim : Benarkah? Kalau begitu, kita tinggal menangkap pelakunya sekarang. Kau yang mengurusnya. Dan lakukanlah bersamanya (Byeong Moo). Kita lihat seberapa hebatnya dirimu.

Det. Kim kemudian pergi.


Byeong Moo ngasih tahu Sang Cheol kalau korban adalah ibu temannya.

Byeong Moo : Jika seseorang mendorongnya atau apa pun kita harus segera tangkap pelakunya. Aku akan menangkap mereka dan memenjarakannya.

Sang Cheol : Pertama, kumpulkan rekaman kamera dari area ini.

Byeong Moo : Baik, Pak.

Sang Cheol : Cari juga riwayat panggilan korban.


Adegan beralih ke Apartemen Grand Matson, tempat Na Gyeom tinggal. Na Gyeom masuk ke apartemennya bersama manajernya yang berjalan di belakangnya sambil memegang belanjaannya.

Na Gyeom lantas duduk di depan meja riasnya dan menyuruh manajernya menaruh belanjaannya di lantai dekat meja rias.

Na Gyeom : Terima kasih banyak. Aku tidak bisa melakukannya sendiri.


Manajer : Tetapi, bukankah sebaiknya kau memberi tahu CEO?

Na Gyeom : Tentang apa? Tentang pacarku yang datang ke Seoul?

Manajer : Iya.

Na Gyeom : Tentu saja.


Na Gyeom lantas memberi hadiah ke manajernya. Dia memberikan salah satu belanjaannya ke manajernya. Kalau dia ngasih salah satu belanjaannya ke manajernya, berarti dia belanja buat Jung Woo.

Manajer : Kautidak perlu membeli ini. Kau akan memberitahukannya, 'kan?

Na Gyeom : Tentu saja.


Ponsel Na Gyeom berbunyi. Telepon dari Min Soo.

Na Gyeom : Hei, Min Soo-ya.

Na Gyeom kemudian kaget mendengar berita dari Min Soo.


Bu Kim dan Pak Choo, ortunya Min Soo, buru2 keluar dari resto. Pak Choo terus ke mobil. Ha Seol yang lagi main sama Su O di luar, melihat kepanikan Bu Jung. Ha Seol pun tanya ada apa.

Bu Kim : Bibi Ko mengalami kecelakaan. Kita tidak tahu apa dia selamat.

Ha Seol : Separah apa? Aku ikut juga.

Bu Kim : Kau harus di sini. Kau harus mengurus restoran. Apa kita tutup restoran hari ini?

Pak Choo sewot dan menyuruh Bu Kim masuk mobil.

Bu Kim menyuruh Ha Seol menutup resto.

Bu Kim : Tutup restoran untuk saat ini dan lakukan pembersihan.


Pak Choo manggilin Bu Kim lagi.

Bu Kim : Iya, iya. Aku masuk.


Bu Kim kemudian mendekati Su O.

Bu Kim : Mereka tak bisa menghubungi Jung Woo. Apa kau tahu sesuatu?

Su O menggeleng.

Bu Kim : Apa yang kau tahu?


Pak Choo gedek Bu Kim gak masuk ke mobil juga.

Bu Kim kemudian datang, aku masuk.


Su O mengajak Ha Seol mencari Jung Woo. Ha Seol pun berkata kalau dia mencari tahu tentang Jung Woo. Menurutnya, Jung Woo orang yang menakutkan.

Ha Seol : Bukankah seharusnya dia memberi tahu di mana dia menaruh mayatnya. Dia benar-benar buruk. Jadi kau sebaiknya jangan terlalu dekat dengannya, Oppa.


Mendengar itu, Su O marah dan meminta Ha Seol hati2 kalau bicara.

Su O kemudian pergi.

Ha Seol : Oppa, Su O Oppa, eodiga!

Ha Seol pun mengejar Su O.  


Ha Seol dan Su O ke rumah Jung Woo. Mereka melihat pintu rumah Jung Woo terbuka. Ha Seol dan Su O masuk nyariin Jung Woo. Namun mereka hanya menemukan ponsel Jung Woo dan drafting tube Su O di atas meja makan.


Ha Seol pun membonceng Su O.


Ha Seol mencari keberadaan Jung Woo di restoran. Dia bahkan bertanya ke pemilik resto. Su O menunggu diluar. Pemilik resto tidak tahu.


Ha Seol pun keluar dan mendekati Su O.

Ha Seol : Sepertinya dia sudah ke rumah sakit. Kita hentikan sekarang.


Jung Woo masih meringkuk di lantai gudang. Dia memegangi kepalanya. Wajahnya tampak pucat. Keringat dingin juga membasahi wajahnya.

Jung Woo terus mengatakan dia tidak membunuh mereka.


Ha Seol dan Su O tiba di gudang Pak Ko. Mereka menemukan pintu gudang terbuka.

Su O masuk. Terdengar suara Jung Woo yang terus mengatakan tidak membunuh Bo Young dan Da Eun.

Su O yang melihat Jung Woo, langsung mendekati Jung Woo. Jung Woo terkejut saat merasakan sentuhan seseorang. Dia menatap Su O dengan wajah pucatnya.


Jung Woo lalu bilang pada Su O kalau dia tidak membunuh mereka.

Su O nampaknya tahu kalau Jung Woo bukan pelakunya.


Ha Seol yang mendengar itu, terdiam.


Mata Byeong Moo mulai lelah menonton rekaman video di sekitaran TKP Bu Jung. Sang Cheol yang ikut menonton rekaman video di komputer Byeong Moo, pun berkata, itu membingungkan.

Sang Cheol : Sepertinya kita harus melihat semuanya.

Byeong Moo : Apa? Semuanya?


Kamera menyorot belasan flashdisk di atas meja.

Sang Cheol : Benar. Kita akan kehilangan bola mata jika melihat semua ini sendirian.


Sang Cheol mengambil beberapa flashdisk dan meminta bantuan Det. Yoo dan Det. Seo.

Det. Yoo tanya kenapa harus dia.

Sang Cheol : Kita berada di tim yang sama, bukan? Ayo lakukan ini dengan cepat dan pergi minum, oke?

Det. Seo gak mau.

Sang Cheol : Perut babi panggang?

Det. Seo gak mau.

Sang Cheol : Iga panggang?

Det. Seo dan Det. Yoo pun setuju.

Mereka pun mulai mencari.


Na Gyeom dan manajernya duduk di sofa. Na Gyeom mencoba menghubungi seseorang. Manajer menuangkan air putih untuk Na Gyeom.

Na Gyeom lantas menyuruh manajer berhenti menuang air ketika teleponnya dijawab.

Na Gyeom : Daepyeo-nim. Tolong carikan rumah sakit untukku. Ibuku sakit.

Mendengar itu, manajer makin pusing.


Jung Woo mau pergi. Tapi Su O memanggil Jung Woo. Jung Woo pun menghentikan langkahnya dan menatap Su O. Su O melepas helmnya dan menyuruh Seol mengantarkan Jung Woo.

Seol menatap Jung Woo, kau punya sim kan?


Pak Yang mendorong alat2 kebersihan sambil melamun, memikirkan kejadian Bu Jung. Karena melamun, dia hampir saja menabrak pasien yang muncul di depannya.

Pasien yang duduk di kursi roda itu marah.

Pasien : Di mana letak pikiranmu saat ini?

Pak Yang : Maafkan aku. Aku minta maaf.


Pasien itu pergi.

Pak Yang pun menarik napas dan bingung harus gimana.


Seol membonceng Jung Woo. Tak lama, mereka tiba di RS. Jung Woo pun turun dari kereta. Sambil mengembalikan helm Seol, dia mengucapkan terima kasih, lalu langsung masuk ke RS. Seol pun menatap Jung Woo dengan wajah bingung.


Sambil berjalan, Min Soo menjelaskan ke Jung Woo kalau Bu Jung jatuh dari jembatan sehingga tulangnya patah.

Min Soo : Banyak tulangnya yang patah, dan ada beberapa bagian yang pecah.

Jung Woo : Bagaimana dengan operasinya?

Min Soo : Ya, tapi dia masih belum sadar.

Jung Woo : Min Soo-ya, aku tak bisa membiarkan ibu seperti ini. Dia hidup dalam penderitaan karena aku.

Min Soo : Jung Woo-ya. Ibumu orang baik jadi dia tidak akan dibawa ke surga dulu.


Bu Kim berdiri, menatap Bu Jung yang masih belum sadarkan diri dari balik kaca.

Bu Kim : Sepertinya dia bisa mati kapan saja.


Pak Choo yang duduk di belakang Bu Kim, mengomel.

Pak Choo : Jung Woo bahkan bukan manusia. Ibunya terbaring seperti itu, namun dia berkeliaran.

Bu Kim menatap Pak Choo.

Bu Kim : Mungkin dia kabur. Aku kira dia sadar setelah di penjara. Namun, tatapannya jadi lebih menakutkan.


Min Soo datang bersama Jung Woo.

Pak Choo mengomeli Jung Woo.

Pak Choo : Hei, kau darimana! Apa yang kau lakukan sehingga baru tiba?

Bu Kim : Hei, jangan memancingnya!

Jung Woo tak peduli dan terus menatap ibunya.

Min Soo : Ada apa dengan kalian? Jangan lakukan ini di rumah sakit. Pergi sekarang. Keluar sekarang. Keluar.


Min Soo keluar bersama ortunya dari ruangan ICU. Ortu Min Soo terkejut melihat Seol di depan ICU.

Bu Kim : Kenapa kau disini?

Seol : Aku khawatir dengan Bibi Ko. Apakah operasi berhasil?

Pak Choo : Kenapa kau di sini? Bagaimana restorannya?

Seol : Dia memintaku untuk menutupnya saat ini.

Pak Choo : Apa maksudmu menutupnya? Cepat kembali!


Min Soo : Operasinya berjalan dengan baik. Bawa mereka bersamamu.

Seol pun pergi dengan ortu Min Soo.


Dengan pakaian khusus untuk ruangan ICU (Intensive Unit Care) dan juga masker, Jung Woo pun melihat sang ibu yang masih belum sadarkan diri.

Jung Woo memanggil ibunya lirih, ibu.

Jung Woo kemudian ingat kata-kata sang ibu terakhir kali padanya. Sang ibu bilang bahwa dia tak bisa tinggal di sana (Mucheon). Meski dia telah menjalani hukuman, kau tidak bisa menebus kejahatanmu. Aku akan tinggal di sini sampai aku mati. Sejak putraku menjadi seorang kriminal.

Jung Woo : Banyak hal yang ingin ku ceritakan padamu. Kau harus bangun, Bu. Kau harus bangun dan mendengar apa yang aku katakan. Mengerti?


Min Soo lagi di pos perawat bersama rekan2 perawatnya. Rekan2nya bilang, sebanyak 3 pasien dipindahkan dari IGD ke ICU.

Jung Woo kemudian datang, Min Soo-ya.

Min Soo menoleh, menatap Jung Woo. Namun tatapan Min Soo ke Jung Woo itu loh, terlihat tidak senang.

Jung Woo : Bisa beri aku waktu sebentar?

Min Soo : Sekarang?


Sang Cheol memanggil rekan2 detektifnya. Dia menyuruh rekan2nya melihat. Rupanya Sang Cheol tengah melihat rekaman CCTV dimana seorang pria mencurigakan terekam kamera pengawas usai Bu Jung jatuh.

Sang Cheol : Kenapa orang ini berlari saat hujan?

Byeong Moo yang tahu itu ayahnya, langsung gugup.

Byeong Moo : Supaya tidak basah?

Sang Cheol : Tapi dia memegang payung.

Detektif yang lain membenarkan.

Mereka juga melihat Pak Yang memakai topi.


Sang Cheol pun menatap Byeong Moo.

Sang Cheol : Apa kau kenal orang ini?

Byeong Moo berbohong, tidak. Ini terlalu buram, jadi aku tidak bisa melihat.


Sang Cheol : Tunggu sebentar. Apa yang tertulis di topinya? "Mu..."

Byeong Moo : Itu, "Mucheon."

Sang Cheol : "Mucheon." Kalau begitu, kita hanya mencari orang yang memiliki topi ini.


Para detektif tertawa. Sang Cheol bingung dan tanya ada apa.

Byeong Moo dan yang lain menunjukkan topi Mucheon milik mereka.

Byeong Moo : Semua orang di lingkungan ini memilikinya.

Sang Cheol : Astaga! Itu berarti dia bukan orang luar, bukan?


Byeong Moo yang takut, mencoba mengalihkan perhatian Sang Cheol.

Byeong Moo : Ya ampun, ini sudah lewat jam makan siang. Sebaiknya pergi dan makan terlebih dahulu.


Yang lain mulai beranjak. Sedangkan Byeong Moo duduk di depan komputer Sang Cheol. Dia mau mencabut flashdisk rekaman kamera pengawas, tapi Sang Cheol menghentikannya.

Sang Cheol : Apa yang sedang kau lakukan?

Byeong Moo terdiam menatap Sang Cheol.


Min Soo menjelaskan kondisi Bu Jung ke Jung Woo.

Min Soo : Perdarahan subdural yang traumatis. Bagaimana aku menjelaskannya padamu?

Jung Woo : Apa artinya?

Min Soo : Secara sederhana di dalam kepala manusia, terdapat otak. Pembuluh darah otak di dura mater yang mengelilingi otak pecah dan ruang ini dipenuhi dengan darah.

Jung Woo : Tidak ada cedera lain, bukan?

Min Soo : Tidak ada cedera yang parah. Daerah tulang tengkoraknya retak karena jatuh. Itu berarti dia jatuh seperti ini.


Min Soo memperagakan cara Bu Jung jatuh.

Min Soo : Seperti ini, karena bagian ini retak.


Jung Woo terdiam dan teringat saat dia melihat Pak Sim merundung ibunya.

Saat itu, Pak Sim mengeluh sup buatan Bu Jung asin. Saat Bu Jung mau mengganti supnya, Pak Jung menjegel kaki Bu Jung hingga Bu Jung jatuh dan sup yang dibawanya berserakan di lantai. Melihat itu, Seol pun membantu Bu Jung mengelap sup yang berserakan. Pak Sim marah melihat Seol membantu Bu Jung.

Pak Sim : Hei, mengapa kau membersihkannya? Hei! Kenapa kau harus membersihkannya?


Jung Woo : Min Soo-ya, bagaimana kabar ayah Bo Young akhir-akhir ini?

Min Soo : Hei, jangan mulai. Dia selalu minum seperti yang selalu dia lakukan. Dia hanya minum setiap hari. Aku yakin dia sedang minum di tempat kami sekarang. Dia minum alkohol seolah-olah itu adalah makanan.


Jung Woo lantas ingat saat Pak Sim mengancamnya.

Pak Sim : Kau! Menyingkirlah dari hadapanku! Atau, aku akan membunuhmu dan ibumu!


Min Soo lantas berkata pada Jung Woo kalau dia berusaha untuk sering memeriksa Bu Jung.

Min Soo : Jam kunjungan sudah berakhir sekarang. Kauharus pulang dan beristirahat.

Jung Woo : Terima kasih. Beritahu aku jika terjadi sesuatu.

Jung Woo pun pergi.


Park Hyeong Sik tengah memberikan pidatonya di acara penandatangan MOU. Park Hyeong Sik mengenalkan dirinya terlebih dahulu. Dia menyebutkan namanya, lalu berterima kasih pada reporter dan tamu undangan karena sudah datang di acaranya.

Di kursi depan, duduk Kepala Hyun.


Park Hyeong Sik bilang, pusat konseling kekerasan seksual adalah salah satu mimpinya. Ya, Park Hyeong Sik membuka pusat konseling untuk korban kekerasan seksual dan KDRT di RS itu.

Dua perawat, rekanannya Min Soo, nampak kagum menatap Park Hyeong Sik. Mereka bahkan memuji Park Hyeong Sik dengan berkata kalau istri Park Hyeong Sik sangat beruntung memiliki suami seperti Park Hyeong Sik.

"Bayangkan memiliki suami seperti itu. Dia tampan, cerdas dan memiliki bentuk tubuh yang bagus. Bahkan sifatnya juga. Dan dia lebih muda 10 tahun." puji mereka.


Park Hyeong Sik berkata dia bisa sejauh itu berkat istrinya, Ye Young Sil yang udah mendukungnya dan menjadi pendamping hidupnya. Park Hyeong Sik kemudian bilang istrinya tak bisa hadir karena jadwal Majelis Nasional. Ya, Ye Young Sil seorang anggota Majelis Nasional.

Min Soo kemudian muncul di tengah2 rekan perawatnya. Rekannya bertanya-tanya, dimana pria muda seperti Park Hyeong Sik.

Min Ho nyeletuk, untuk apa mencari jauh-jauh?

Rekan perawatnya kesal, Shin Min Soo, apa kau sudah gila? Kau hanya lebih muda.


Park Hyeong Sik lantas mengaku dia biasanya malu mengatakan hal-hal seperti ini tapi karena istrinya tak datang, jadi dia berpikir dia bisa mengatakannya.

Park Hyeong Sik : Istriku, terima kasih banyak.


Min Soo mengaku sebagai temannya Na Gyeom pada dua rekannya. Dia bahkan menunjukkan foto lamanya saat masih bersekolah sebagai bukti kalau dia memang temenan sama Na Gyeom.

"Semua angkatan 54 SMA Mucheon juga sama." ucap rekannya.


Park Hyeong Sik lanjut mengenalkan Kepala Hyun. Dia bilang, jika bukan karena Kepala Hyun, pusat konseling tidak akan terjadi.

Park Hyeong Sik : Dia adalah Kepala Polisi Hyun Koo Tak dari Kantor Polisi Mucheon.

Kepala Hyun naik ke podium dan memberikan pidato.

Kepala Hyun : Aku tidak yakin apakah aku pantas
mendapat perkenalan yang megah itu. Baiklah, halo semuanya. Aku Kepala Polisi Hyun Koo Tak dari Kantor Polisi Mucheon.


Sang Cheol tengah menginterogasi Byeong Moo.

Sang Cheol : Kau tahu orang yang tertangkap di kamera CCTV, 'kan? Itu mengapa kamu terkejut begitu melihatnya. Kau meyakinkan bahwa semua orang
punya topi itu lalu kau mencoba untuk menghapus rekaman. Benar?

Byeong Moo : Tidak, bukan itu. Aku tidak pernah melakukan itu.

Sang Cheol : Lalu, kenapa kau tidak bisa bilang siapa orangnya? Kau pasti mengenal orang ini.

Byeong Moo masih bungkam.

Sang Cheol : Siapkan dirimu. Penghancuran barang bukti, dan menyembunyikan pelaku kejahatan.


Sang Cheol lantas mendekati Det. Seo.

Sang Cheol : Ke mana tersangka pergi?

Det. Seo : Aku terus mengikuti pria bertopi yang kehujanan dan dia masuk ke sini.

Det. Seo menunjuk ke gedung yang dimasuki Pak Yang usai melarikan diri dari JPO setelah Bu Jung jatuh.

Sang Cheol : Kalau begitu, kumpulkan rekaman kamera di rumah sakit. Ayo pergi ke rumah sakit dahulu.


Byeong Moo menghentikan Sang Cheol. Dia bilang dia juga seorang detektif dan dia tidak mencoba menghilangkan barang bukti.

Sang Cheol : Lalu, siapa itu?

Byeong Moo pun mengaku itu ayahnya.

Sang Cheol marah, seharusnya kau mengatakannya saat kau melihatnya dalam rekaman.

Byeong Moo pun berusaha meyakinkan Sang Cheol kalau ayahnya sangat menyukai Bu Jung, jadi ayahnya tidak mungkin menyakiti Bu Jung.

Sang Cheol : Lalu mengapa dia mendorongnya?

Byeong Moo terdiam mendengar itu.

Sang Cheol : Aku harus pergi dan menanyakannya sendiri.

Byeong Moo : Pak, ajak aku juga. Aku hanya akan berdiri dan melihat.

Sang Cheol : Hei. Kau tahu kebijakan eksklusif, bukan? Kau tunggu di sini, mengerti?


Seol tengah membersihkan meja saat Pak Sim datang. Sedang Pak Choo dan Bu Kim hanya duduk diam. Penampilan Pak Sim sama seperti pria yang mengikuti dan mendorong Bu Jung.

Pak Sim : Apa kau tidak buka hari ini? Toko sudah tutup ketika aku datang hari ini. Pergi ke mana kalian?

Bu Kim : Apa yang ingin kau makan?

Pak Sim : Berikan saja aku sesuatu. Aku hanya ingin minum.

Bu Kim dan Seol beranjak ke dapur.


Pak Choo memberitahu Pak Sim kalau Bu Jung kecelakaan. Pak Sim tanya kecelakaan apa. Pak Choo bilang Bu Jung terjatuh dari JPO dan tak sadarkan diri.

Pak Sim : Dia baru saja dihukum.


Pak Sim lantas mengganti topic.

Pak Sim : Jam berapa Heung Soo pulang kerja? Katakan padanya untuk datang, jadi kita bisa minum.

Pak Choo : Dia pasti sibuk. Dia tidak mengangkatnya.


Det. Seo sudah di rumah sakit dan di meja informasi. Tanpa dia sadari, Pak Yang melintas di depannya dan pergi.


Det. Seo kemudian mendekati Sang Cheol.

Sang Cheol : Jadi, bagaimana?

Det. Seo : Hari ini dia mengambil cuti setengah hari.


Pak Yang berhenti melangkah saat ponselnya berbunyi. Dia melihat ke layar ponselnya dan menghela nafas. Yang menelponnya Pak Sim. Pak Yang tak menjawab telepon Pak Sim dan bergegas mengejar bis.


Di bis, Pak Yang bertemu Jung Woo. Pak Yang gugup dan duduk di belakang Jung Woo.

Jung Woo : Paman. Apakah kau pulang bekerja?

Pak Yang : Iya.

Jung Woo : Terima kasih telah merawat ibuku selama ini. Aku sudah ke rumah sakit, dan dia tidak sadarkan diri. Menurutku, itu bukan sebuah kecelakaan. Aku akan menemukan orang yang melakukan itu pada Ibu.

Mendengar kata2 Jung Woo, Pak Yang tak nyaman dan langsung turun dari bis.


Di ruangannya, Park Hyeong Sik tengah membuat kopi.

Kepala Hyun yang juga ada di sana, mengatakan dia suka aroma kopinya.

Park Hyeong Sik lantas mendekati Kepala Hyun membawa dua cangkir kopi.

Kepala Hyun : Jadi, apa kau secara pribadi melakukan konsultasi di ruangan ini?

Park Hyeong Sik rupanya seorang konselor.

Konselor Park : Iya, benar.

Kepala Hyun : Sangat nyaman dan menyenangkan. Namun, sayangnya bukankah sebaiknya ada fotomu dan istri?

Konselor Park : Soal itu, aku berusaha untuk tidak menyimpan barang pribadi yang bisa memprovokasi pasien di dalam ruangan.

Kepala Hyun : Hal itu mengganggu konsultasi. Aku tidak menyadari hal itu.


Ponsel Kepala Hyun berbunyi.

Kepala Hyun berdiri dan menjawab panggilannya.

Kepala Hyun : Iya. Baiklah, aku mengerti.


Kepala Hyun lantas minta maaf pada Konselor Park. Dia bilang, ada urusan di kantor polisi.

Konselor Park : Kalau begitu, kita harus makan malam di lain waktu.

Kepala Hyun : Baiklah. Aku akan mentraktirmu dan Ketua Ye untuk makan enak di lain waktu.


Seorang wanita turun dari mobilnya, di depan Mucheon Garden. Tapi sebuah taksi datang. Pak Yang turun dari taksi. Wanita itu kaget dan langsung berseru memanggil Pak Yang dengan panggilan, "Oppa".

Pak Yang menatap wanita itu, Jae Hee-ya.

Jae Hee : Astaga! Luar biasa!

Jae Hee menggandeng Pak Yang masuk ke dalam.


Seol menaruh panci berisi sup di atas kompor di meja Pak Sim.

Sampai di dalam, dia heboh ngasih tahu yang lain kalau dia melihat Pak Yang keluar dari taksi. Dia bilang, dia belum pernah melihat Pak Yang naik taksi.


Pak Yang terdiam menatap Pak Sim.

Pak Sim bersikap biasa aja.

Pak Sim : Omong kosong apa itu. Akan lebih bisa dipercaya jika menyebut ini sebagai air.


Pak Yang : Aku naik taksi karena aku lelah.

Jae Hee : Sudah kubilang, 'kan? Dia benar-benar naik taksi. Aku mengusap mataku, mengira aku melihat sesuatu.


Jae Hee lantas memesan bir.

Seol : Apa kau tidak akan menyetir?

Jae Hee : Kalau begitu aku ingin soda.


Saat mau ke dapur, Seol tak sengaja melihat sepatu Pak Sim yang penuh lumpur.


Seol pun ke dapur dan ngasih tahu Bu Kim kalau Jae Hee dan Pak Yang datang.

Bu Kim : Aku harus membuat lebih banyak makanan. Apa aku harus membuat telur dadar gulung?

Seol : Nyonya. Apa hanya aku yang merasa aneh?

Bu Kim : Apa?

Seol : Bukankah semua orang di sini sangat aneh?

Bu Kim : Apa maksudmu aneh? Semuanya terasa aneh dan unik bagimu, bukan? Aku merasa kau adalah yang paling aneh dan paling unik.

Seol : Maksudku, Bibi Ko tidak sadarkan diri. Tidak ada yang tampak khawatir. Aku merasa kasihan pada Bibi Ko.

Bu Kim : Aku juga merasa sedih. Tapi pikirkan tentang Jung Woo. Tak ada yang bisa memihaknya.


Seol pun ingat kata2 Jung Woo di gudang.

Jung Woo mengaku pada Su O kalau dia tak membunuh mereka.


Byeong Moo dan Det. Kim menghadap Kepala Hyun. Kepala Hyun sendiri tengah melihat rekaman CCTV saat Pak Yang melarikan diri usai Bu Jung jatuh.

Det. Kim bilang, mereka udah melacak pelaku yang tertangkap di rekaman CCTV dan mengonfirmasi bahwa itu ayahnya Byeong Moo.

Det. Kim : Saat itu hujan, dan dia berlari sambil membawa payung. Dia hampir jatuh. Dia jelas merupakan pelakunya.


Byeong Moo : Pak Kepala. Tidak, Paman Hyun. Kau mengenal ayahku dengan sangat baik. Dia tidak melakukan hal seperti itu.

Det. Kim : Kau sendiri yang melihat rekaman kameranya.


Kepala Hyun : Apa hanya ini?

Det. Kim : Maaf?

Kepala Hyun : Kau bilang dia pasti pelakunya. Apa hanya ini bukti yang ada?

Det. Kim : Iya.

Kepala Hyun : Ini bukan bukti langsung. Panggil dia untuk wawancara saksi untuk saat ini. Kalian berdua, dengar. Investigasi harus dilakukan sesuai dengan prinsip. Kecurigaan atau emosi dapat menyebabkan kesalahan prediksi. Mengerti?

Det. Kim tak bisa mengatakan apa-apa lagi.


Kepala Hyun menatap Byeong Moo.

Kepala Hyun : Kopral Yang. Dia masih menjadi saksi. Kau harus tetap di sisi ayahmu pada saat seperti ini.

Byeong Moo langsung mengucapkan terima kasih pada Kepala Hyun dan beranjak pergi.


Det. Kim menatap Kepala Hyun.

Kepala Hyun menarik napasnya.


Min Soo berlari ke parkiran basement RS. Di sana, Na Kyeom sudah menunggu di dalam mobil. Min Soo menghampiri Na Kyeom.

Na Kyeom : Bagaimana kabar ibu Jung Woo? Kapan aku bisa melihatnya?

Min Soo : Kita sudah membahas hal ini di telepon. Tidak terlalu baik. Dia berada di ICU, jadi kau tidak bisa mengunjunginya.

Na Kyeom : Di mana Jung Woo? Aku tidak bisa menghubunginya.

Min Soo : Dia pasti sudah pulang. Aku menyuruhnya pulang.

Na Kyeom : Baguslah. Min Soo-ya, aku akan bantu dengan cara apapun yang aku bisa jadi carilah opsi terbaik.


Para detektif keluar dari rumah Pak Yang.

Det. Seo : Ponselnya mati, jadi di mana kita bisa menemukannya?


Byeong Moo pun datang.

Sang Cheol : Kenapa dia di sini?

Det. Seo : Dia pasti penasaran karena ini melibatkan ayahnya.

Byeong Moo ngasih tahu jika ayahnya tak di rumah, berarti ayahnya di Mucheon Garden.

Sang Cheol : Aku sudah bilang kau tidak ikut dalam kasus ini.

Byeong Moo : Dia masih berstatus sebagai saksi, bukan tersangka. Aku ingin membantu penyelidikan.


Pak Sim yang lagi minum dikagetkan dengan Jae Hee yang berteriak tiba-tiba.

Pak Sim pun kesal, sialan, kau mengagetkanku!

Pak Sim lalu tanya ada apa.


Rupanya Jae Hee melihat Jung Woo datang.


Seol dan Bu Kim keluar dari dapur karena mendengar teriakan Jae Hee.


Mereka pun terdiam melihat Jung Woo.

Pak Sim juga terkejut melihat Jung Woo.

Begitu pula dengan Pak Choo dan Pak Yang.

Jae Hee menatap marah Jung Woo.

Jae Hee : Kenapa kau disini?

Jung Woo : Aku perlu menanyakan sesuatu. Aku datang untuk menanyakan satu pertanyaan.

Jung Woo lantas menatap Pak Sim.

Jung Woo : Aku rasa paman tahu tentang ini. Ibuku.

Jung Woo tampak menahan emosinya.

Jung Woo : Apa pernah melakukan hal yang membuat seseorang dendam?


Pak Sim marah dan menampar Jung Woo dua kali. Saat mau menampar Jung Woo untuk ketiga kalinya, Jung Woo menahan tangan Pak Sim. Pak Sim tambah sewot.

Pak Sim : Bajingan! Beraninya kau datang ke sini dan membuat masalah?

Jung Woo melihat sepatu Pak Sim yang penuh lumpur.

Jung Woo : Di mana kau pagi ini?


Pak Sim : Apa yang kau bicarakan, bajingan? Kau bajingan sialan! Kau membunuh dua orang dan tidak mengatakan dimana jasad mereka lalu sekarang ibumu terluka, apa kau merasakan sakit?

Jung Woo : Ya, itu sakit. Sangat menyakitkan. Rasanya aku ingin mati, tapi aku tak bisa melakukannya. Tak peduli seberapa besar buruknya aku dan seberapa besar aku pantas mati. Ibuku tak pantas mendapatkan ini. Kau lebih tahu daripada aku kalau dia tidak pantas mendapatkan ini.

Tangis Jung Woo mengalir saat dia mengatakan itu.


Pak Sim : Benar. Ibumu adalah manusia.Bukan bajingan sepertimu. Ibumu jatuh karena kau, bajingan!

Jae Hee : Itu benar!


Jung Woo yang emosi, mencengkram kerah Pak Sim.

Jung Woo : Kalau begitu, kau seharusnya mendorongku!

Pak Sim : Apa?

Jung Woo : Kau seharusnya mendorongku dan bukan ibuku!


Pak Choo mendorong Jung Woo.

Jung Woo tak peduli. Dia tanya pada Pak Sim, apa yang Pak Sim inginkan.

Pak Sim : Kematianmu. Aku ingin kamu mati seperti putriku, dasar bajingan!


Pak Sim mengambil kursi dan ingin memukul Jung Woo.

Pak Yang mengambil kursi dari tangan Pak Sim.

Jung Woo : Pukul aku.

Pak Sim : Apa?

Jung Woo : Jika itu bisa membuatmu tenang, pukul aku sampai mati. Sebaliknya, katakan saja padaku di mana kau berada pagi ini.


Pak Sim mengambil botol kaca dan memukul kepala Jung Woo.

Darah langsung mengalir dari kepala Jung Woo.

Namun Jung Woo tak gentar sama sekali.

Jung Woo : Sekarang, katakan di mana kau berada.

Pak Sim : Tak seorang pun akan membantumu bahkan jika kau sekarat.


Seol terkejut, begitu pula dengan Bu Kim.


Pak Sim meludah ke lantai.

Jae Hee lantas mengajak Pak Sim pergi.


Pak Sim mengomel menuju mobil.

Pak Sim : Dasar bajingan!

Jae Hee menyuruh Pak Sim masuk ke mobil.

Tapi tiba2 mereka melihat kedatangan polisi dari jauh. Pak Sim pun buru-buru masuk ke mobil istrinya begitu melihat mobil polisi. Jae Hee ngedumel melihat polisi datang.

Jae Hee : Kenapa harus memanggil polisi.


Di dalam, Seol tengah membersihkan pecahan kaca. Jung Woo tengah menekan lukanya dengan handuk kecil. Seol kemudian menatap Jung Woo.

Seol : Berikan padaku.

Para detektif masuk dan melihat kekacauan itu.

Sang Cheol : Apa terjadi sesuatu di sini?

Pak Choo yang kaget polisi datang pun berkata, bukan apa-apa.

Sang Cheol mengenalkan dirinya.

Sang Cheol : Kami dari Kantor Polisi Mucheon.


Byeong Moo beranjak mendekati ayahnya.

Sang ayah bilang, ini bukan masalah serius.

Byeong Moo menatap sang ayah dengan wajah serius.

Byeong Moo : Ayah. Apa yang kau lakukan pada pukul 10.20 pagi hari ini?

Sang ayah bingung ditanya begitu, apa?

Byeong Moo : Apa kau berada di dekat jembatan?


Mendengar pertanyaan Byeong Moo, Pak Yang pun kaget dan menatap Jung Woo. Jung Woo juga menatap Pak Yang begitu mendengar pertanyaan Byeong Moo. Sang Cheol yang berdiri di belakang Jung Woo, menatap Jung Woo.

Pak Yang kembali menatap Byeong Moo. Dia bilang bukan dia.

Byeong Moo : Lihat aku! Apa kau mendorong ibu Jung Woo dari jembatan?

Byeong Moo : Tidak!

Sang Cheol mengajak Pak Yang bicara di kantor polisi.


Jung Woo berpikir sejenak. Saat Pak Yang mau dibawa ke kantor, Jung Woo minta berhenti sebentar.

Jung Woo menatap Pak Yang.

Jung Woo : Paman Yang. Apa paman yang melakukan itu pada ibuku?

Pak Yang : Jung Woo-ya.

Jung Woo : Bukan paman, kan?


Byeong Moo : Kami akan menyelidikinya. Kami akan melakukan investigasi dan memberi informasi, percayalah.

Byeong Moo bersama Det. Yoo dan Det. Seo membawa Pak Yang pergi.


Jung Woo mau ikut keluar, tapi Sang Cheol menghentikannya. Sang Cheol mencoba menyentuh lengan Jung Woo. Jung Woo yang masih trauma, kaget dan langsung menepis tangan Sang Cheol.

Sang Cheol heran, apa kau baik-baik saja?

Jung Woo : Tidak.

Sang Cheol : Ini pasti sulit bagimu, tapi aku akan melakukan yang terbaik.

Jung Woo : Aku akan pergi bersamamu.

Sang Cheol : Saat ini kami baru saja melakukan wawancara saksi. Jadi, tetaplah berada di sisi ibumu, oke?


Sang Cheol pergi.

Jung Woo terdiam.


Pak Sim dan Jae Hee tiba di kediaman mereka. Mereka sama-sama turun dari mobil. Pak Sim mau masuk ke rumah, tapi Jae Hee yang merasa aneh, menyuruh Pak Sim berhenti.

Jae Hee : Tunggu. Polisi tidak mungkin datang secepat itu, kan? Kenapa mereka di sana? Aneh, bukan?

Pak Sim berpikir sejenak. Tak lama, dia masuk ke rumah tanpa mengatakan apapun.


Sekembalinya ke kantor usai menangkap Pak Yang, barulah Sang Cheol menghadap Kepala Hyun.

Sang Cheol : Maaf aku terlambat memberi salam. Aku Inspektur Noh Sang Cheol. Aku baru saja ditunjuk di sini.

Kepala Hyun : Selamat datang. Sulit sekali bertemu denganmu, Ketua Tim Noh. Duduklah. Aku juga disibukkan dengan begitu banyak acara resmi. Aku dengar kau sibuk sejak kedatanganmu.

Sang Cheol : Benar.

Kepala Hyun : Aku sudah dengar semuanya. Aku dengar bahwa kau menyingkirkan para pemeras dan petunjuk soal kasus di jembatan itu, benar?

Sang Cheol : Bukan apa-apa, Pak.

Kepala Hyun : Intinya apa rencanamu untuk menangani kasus di jembatan ini?

Sang Cheol : Aku akan melakukan yang terbaik.

Kepala Hyun : Kau berencana mendapatkan pernyataan, bukan? Tapi, apa cukup hanya dengan rekaman dari kamera CCTV? Ini tidak akan cukup sebagai bukti konklusif.

Sang Cheol : Jangan khawatir. Aku akan mendapatkan pernyataan, apa pun yang terjadi.

Kepala Hyun : Satu hal saja.

Sang Cheol : Ya.

Kepala Hyun : Tetap berpegang pada prinsip. Jangan memaksakan diri tanpa bukti yang cukup. Kekerasan dan pelecehan verbal sama sekali tidak dapat diterima.

Sang Cheol : Ya, aku mengerti.

Kepala Hyun : Ingat prinsip.

Sang Cheol menatap papan tulisan yang terpajang di dinding ruangan Kepala Hyun. Tertulis di sana, Tak Bersalah dan Suci.

(Berpegang pada prinsip? Hahah.. Tapi kalian dulu gak begitu sama Jung Woo. Kesel aing).



Byeong Moo menatap sang ayah dari depan jendela dengan wajah cemas.

Byeong Moo : Tolonglah...

Sementara itu, Pak Yang sendiri di ruang interogasi bersama Sang Cheol.

Pak Yang nampak gugup. Sang Cheol memperhatikan itu.

Sang Cheol : Yang Heung Soo-ssi, aku dulu bekerja di Unit Kejahatan Utama. Aku telah melihat banyak detektif yang lebih muda. Detektif Yang dia bekerja dengan baik sebagai detektif. Aku bisa merasakan itu dalam dirinya.

Pak Yang : Benar.

Sang Cheol : Jadi, demi putramu, kau harus mengatakan yang sebenarnya.

Pak Yang : Baiklah.

Pak Yang membuka topinya. Dia menaruh topinya di atas meja dan menelan ludahnya. Sang Cheol mulai interogasinya.

Sang Cheol : Di mana kau berada sekitar pukul 10.20 pagi hari ini?

Pak Yang buru2 menjawab, aku pergi bekerja.

Sang Cheol pun menghela nafasnya sambil menatap Pak Yang.

Sang Cheol : Aku melihat rekaman CCTV dan kau berada di dekat jembatan. Dan kau mengenakan topi bertuliskan "Mucheon". Saat itu hujan, namun kau berlari tanpa menggunakan payung. Apa ada sesuatu yang mendesak?

Pak Yang : Aku tidak ingin terlambat.

Sang Cheol : Hal itu bisa saja terjadi, ya. Apa hubunganmu dengan Jung Geum Hee? Kalian dekat karena tinggal di desa yang sama, bukan? Kalian berdua sama-sama sendiri. Apa kau menyukainya?

Pak Yang : Tidak, bukan seperti itu.


Sang Cheol menunjukkan riwayat panggilan Bu Jung.

Sang Cheol : Kontak nomor terakhir yang dia hubungi adalah nomormu. Benar?

Pak Yang terdiam mendengarnya.

Sang Cheol : Kapan terakhir kau melihatnya?


Pak Yang ingat saat dia tak sengaja melihat Bu Jung. Saat itu, dia melihat Bu Jung masuk ke JPO. Pak Yang yang memayungi dirinya, memanggil Bu Jung. Namun Bu Jung tak dengar.


Sang Cheol : Kau melihatnya di jembatan, bukan?

Pak Yang : Aku tidak tahu apapun.

Sang Cheol : Kau pergi ke jembatan, kan?

Pak Yang : Aku tidak tahu apa-apa.

Sang Cheol : Apa kau mendorong Jung Geum Hee dari jembatan?


Ponsel Sang Cheol berdering. Telepon dari Kepala Hyun.

Sang Cheol : Iya, Pak Kepala.

Kepala Hyun : Akhiri wawancara untuk hari ini. Dia di sini sebagai saksi.

Sang Cheol : Beri aku waktu lima menit lagi. Baik.


Sang Cheol menutup teleponnya dan menatap Pak Yang.

Sang Cheol : Yang Heung Soo-ssi, Detektif Yang juga teman dari anak laki-laki korban. Demi korban dan keluarganya, bicaralah yang sebenarnya...

Kepala Hyun : Jung Woo bukanlah korban. Dia seorang pembunuh.

Sang Cheol terkejut mendengar itu.


Di kebun kaca, Seol tanya ke Su O orang seperti apa Jung Woo.

Seol : Dia terlihat terlalu percaya diri untuk seorang pembunuh. Setelah melihatnya menangis di gudang, ada sesuatu yang terasa aneh. Hal yang dia katakan pagi ini, Apa maksudnya? Dia mengatakan bahwa dia tidak membunuh mereka. Dia terus mengatakan itu seolah-olah dia baru saja mengingatnya. Jadi, apa maksudnya? Apa maksudnya dia tidak ingat di mana dia menaruh mayat-mayat itu? Atau, apakah dia memang tidak membunuh mereka?

Su O : Kau sebaiknya pulang.

Seol : Apa? Ada apa denganmu akhir-akhir ini? Kenapa kau marah setiap Ko Jung Woo disebut?

Su O : Pergi!

Seol : Baiklah. Aku pergi.


Seol pun keluar dari kebun kaca.

Seol : Astaga, semua orang aneh akhir-akhir ini.


Su O menyibak kain putih yang menutupi lukisannya selama ini. Dia lalu terdiam menatap lukisannya. Kamera menyorot lukisannya. Omo! Di lukisan Su O, terlihat adegan pembunuhan Bo Young. Di lukisan Su O, seorang pria ber-jaket dengan warna cream mencekik Bo Young. Di belakang pria itu, ada pria lain ber-jaket sama yang menyaksikan hal itu.


Di mejanya, Sang Cheol melihat foto2 kasus pembunuhan yang dilakukan Jung Woo.

Lalu dia ingat saat bertemu Jung Woo untuk pertama kali.


Jung Woo : Siapa pun dapat minum sambil mengemudi dan menyebabkan tabrak lari.

Dia juga ingat saat bertemu Jung Woo yang kedua kalinya.

Jung Woo : Rupanya kau adalah polisi sungguhan.


Sang Cheol : Apa aku selalu salah menilai karakter? Aku seharusnya tidak percaya orang seperti itu.

Sang Cheol kemudian membaca laporan investigasi kasus pembunuhan Mucheon tanpa mayat. Di sana tertulis Kepala Investigasinya adalah Kepala Hyun.


Na Gyeom di depan rumah Jung Woo. Dia di dalam mobilnya, menunggu Jung Woo. Beberapa saat kemudian, Na Gyeom memutuskan menghubungi Jung Woo. Namun teleponnya tak dijawab.


Jung Woo sendiri hampir tiba di kediaman Kepala Hyun.

Tiba-tiba, dia berhenti berjalan dan teringat saat Byeong Moo menanyai Pak Yang di Mucheon Garden tadi.


Byeong Moo : Apa yang kau lakukan pada pukul 10.20 pagi hari ini?

Pak Yang : Bukan aku.

Byeong Moo : Apa kau berada di dekat jembatan?

Pak Yang : Bukan aku.


Jung Woo juga ingat saat dia menanyakan itu pada Pak Yang setelah mendengar interogasi Byeong Moo.

Jung Woo : Apa paman yang melakukan itu pada ibuku?

Flashback end...


Jung Woo lanjut berjalan. Dia tiba di kediaman Kepala Hyun. Bersamaan dengan itu, Sang Cheol juga tiba di sana dan melihat Jung Woo. Sang Cheol turun dari mobil dan memanggil Jung Woo. Jung Woo pun berbalik, menatap Sang Cheol.

Sang Cheol : Setelah dilihat, ternyata kau membunuh seseorang. Dan tidak hanya satu, tetapi dua.

Jung Woo diam saja dan mau beranjak ke pintu tapi Sang Cheol menghalanginya.

Sang Cheol : Meskipun kau telah menjalani hukuman penjara dan 10 tahun telah berlalu, jangan macam-macam. Mengerti? Apa kau tahu ini dimana? Pergilah.

Jung Woo : Apa penyelidikan terhadap ayah Byeong Moo sudah selesai? Apa yang dikatakan ayah Byeong Moo?


Sang Cheol emosi dan menarik kerah Jung Woo.

Sang Cheol : Kau pikir polisi adalah lelucon? Sialan.

Kepala Hyun keluar dan menghentikan Sang Cheol.

Kepala Hyun : Ketua Tim Noh Sang Cheol!

Sang Cheol pun melepaskan cengkramannya.

Kepala Hyun menatap mereka berdua.

Kepala Hyun : Apa yang kalian lakukan?


Jung Woo : Ada yang ingin kukatakan padamu, Paman.

Kepala Hyun menyuruh Jung Woo masuk.


Jung Woo masuk.

Sang Cheol menarik napas kesal dan ikut masuk.


Tapi sampai di dalam, mereka terkejut melihat Pak Yang dan Byeong Moo di sana. Jung Woo pun minta penjelasan kenapa mereka ada di sana.

Pak Yang yang tak nyaman, memutuskan pergi. Dia bilang urusannya sudah selesai.

Tapi Kepala Hyun menyuruh Pak Yang mengatakan semuanya agar Jung Woo dan Sang Cheol bisa dengar.

Pak Yang pun mengatakan kalau Bu Jung jatuh sendiri tapi dia mengatakannya dengan wajah terpaksa.

Pak Yang : Hanya itu yang bisa aku lihat.

Jung Woo : Ibu jatuh dari jembatan sendirian? Lalu kenapa kau tak segera melaporkannya?

Kepala Hyun : Jung Woo, dia adalah seorang saksi.

Jung Woo : Itu bukan sembarang orang. Itu ibuku. Jadi, kenapa kau tidak segera melaporkannya?

Pak Yang : Aku sudah mengatakan semuanya. Aku pergi.

Jung Woo masih ingin bicara tapi Kepala Hyun menyuruhnya berhenti.

Byeong Moo pun membawa ayahnya pergi.


Sekarang, Jung Woo dan Sang Cheol duduk bersama Kepala Hyun.

Kepala Hyun : Ketua Tim Noh, apa yang membawamu ke sini?

Sang Cheol : Aku ingin diskusi kasus jembatan itu denganmu.


Jung Woo : Paman, jika ayah Byeong Moo hanya saksi...

Kepala Hyun : Ayah Byeong Moo selalu membantu ibumu. Tidak ada alasan baginya untuk berbohong, bukan?

Jung Woo : Tapi...

Kepala Hyun : Jadi kita tunggu sampai ibumu bangun.


Jung Woo pun teringat kata2 Pak Sim di resto tadi.

Pak Sim : Ibumu jatuh karena kamu, bajingan!


Jung Woo : Paman, itu karena aku. Itu ada kaitannya denganku.

Sang Cheol pun menatap Jung Woo.


Na Gyeom mulai kesal karena Jung Woo tak menjawab panggilannya. Dia turun dari mobilnya dan masuk ke rumah Jung Woo. Na Gyeom tahu kata sandi rumah Jung Woo. Na Gyeom pun berkata, tidak ada yang berubah, saat memencet kata sandi rumah Jung Woo.


Di dalam, dia menemukan ponsel Jung Woo di atas meja.


Jung Woo dan Sang Cheol sama-sama keluar dari kediaman Kepala Hyun.

Sang Cheol mau pergi tapi dia dipanggil Jung Woo.

Jung Woo : Apa kau akan membiarkan ayah Byeong Moo lolos seperti ini?

Sang Cheol : Penyelidikan ditunda. Jadi, datanglah untuk mengambil barang-barang ibumu besok.


Di rumah, Byeong Moo minum sambil menonton berita.

Pak Yang melamun di kasurnya.

Byeong Moo menatap ayahnya. Pak Yang memanggil Byeong Moo.

Pak Yang : Byeong Moo-ya, matikan lampu dan tutup pintu. Aku akan tidur.


Byeong Moo pun mendekat dan berdiri di depan kamar sang ayah.

Byeong Moo : Ayah. Apa ada yang belum kau ceritakan? Kau sudah menjelaskan semuanya, 'kan?

Pak Yang : Matikan lampu dan pergilah tidur.

Byeong Moo pun mematikan lampu dan pergi.

Pak Yang membuka matanya lagi dan memikirkan apa yang dia lihat.


Jung Woo berjalan menyusuri jalanan yang menuju rumahnya. Tapi, kepalanya mendadak pusing. Jung Woo berpegangan pada dinding tembok. Dia menahan rasa sakitnya dan terus masuk ke rumahnya.


Baru masuk, dia teringat masa lalunya saat main Go-Stop dengan ayah-ibunya.

Jung Woo kalah lagi.

Bu Jung : Tidak. Jung Woo, dia tidak akan mendapatkan mobil tahun ini.

Pak Ko : Tidak hanya tahun ini, tetapi juga tahun depan.

Bu Jung : Sebetulnya, tidak untuk sembilan tahun ke depan, ya?

Jung Woo protes, Apa kalian berdua sudah merencanakan ini?

Pak Ko : Apa maksudmu? Kita tidak sedekat itu.

Jung Woo kesal. Dia mengacak2 kartu Go-Stopnya, kemudian berdiri sambil mengomel. Setelah itu dia mencomot camilan dan pergi.

Mereka bahagia saat itu.


Jung Woo kemudian masuk dan melihat ada makanan di atas meja yang ditutup dengan tudung saji. Di tudung saji, ada secarik pesan.

Na Gyeom : Aku tak yakin ini enak, selamat makan.


Kamera menyorot gedung sekolah tak terpakai.

Setelah itu, kamera menyorot gorong-gorong di dekat sekolah.


Besoknya, seorang pria jogging bersama anjingnya sambil berbicara di telepon. Tapi anjingnya tiba-tiba kabur. Pria itu menyudahi teleponnya dan bergegas mengejar anjingnya.

"Bok Soon-ah, kau mau kemana?"


Bok Soon rupanya mengambil tulang di dekat pintu gorong2.

Pria itu mengomel, hei, anjing kampung! Ada apa denganmu? Aku memberimu makanan dan makanan ringan! Kemarilah, ayo pergi.


Jung Woo hendak pergi. Tiba2, Kepala Hyun datang.

Kepala Hyun : Kau mau pergi ke rumah sakit, 'kan? Masuk. Ada yang ingin kukatakan padamu.

Jung Woo : Tidak, aku pergi ke kantor polisi.

Kepala Hyun : Kenapa pergi ke sana?

Jung Woo : Untuk mengambil barang-barang Ibu.

Kepala Hyun : Naiklah.


Di jalan, Jung Woo diam saja.

Kepala Hyun : Jung Woo-ya, kau kesal, bukan? Benar. Aku menganggapmu sebagai anakku tapi aku juga seorang polisi. Kau tahu maksudku?

Jung Woo : Kau benar. Aku tidak boleh mencurigai siapa pun tanpa bukti.

Kepala Hyun : Ibumu pasti akan bangun. Fokus saja padanya sampai saat itu.

Jung Woo : Ada yang ingin ku tanyakan padamu.

Kepala Hyun : Tentu. Apa itu?

Jung Woo : Sejauh mana upayamu untuk mencari jasad mereka?

Kepala Hyun : Apa maksudmu?

Jung Woo : Apa kau bisa melakukan pencarian lain?


Mendengar itu, Kepala Hyun pun menepikan mobilnya.

Kepala Hyun : Apa kau tahu berapa banyak polisi yang terlibat saat itu? Aku mengerti perasaanmu, tetapi memang sulit pada saat ini.

Kepala Hyun lantas mengajak Jung Woo pergi. Tapi Jung Woo minta turun. Kepala Hyun tanya kenapa.

Jung Woo : Orang akan salah paham jika kita pergi bersama-sama. Aku ingin berjalan-jalan sebentar.


Kepala Hyun lantas memberikan Jung Woo uang. Jung Woo terdiam menatap amplop berisi uang yang diberikan Kepala Hyun.

Kepala Hyun : Ambil ini sebagai hadiah.

Jung Woo terpaksa menerimanya.

Kepala Hyun pun pergi.


Di mejanya, Sang Cheol membaca lagi laporan investigasi pembunuhan tanpa mayat yang dilakukan Jung Woo.


Byeong Moo tiba-tiba mendekatinya.

Byeong Moo : Maafkan aku soal kemarin. Aku tidak sempat berterima kasih.

Sang Cheol : Ayahmu sendiri yang memberi tahu, jadi semuanya baik-baik saja. Sungguh, ini adalah kasus yang luar biasa. Dan kau berteman dengan sampah ini?

Byeong Moo : Kita sudah berteman sejak lama.

Sang Cheol : Sebaiknya kau memutuskan hubungan. Dan tidak hanya kau, tetapi juga Pak Kepala Hyun.

Byeong Moo : Ayah Jung Woo berteman baik dengan Pak Kepala Hyun. Jung Woo dan aku adalah teman masa kecil. Jadi ketika aku melihat Jung Woo, aku merasa kasihan padanya.

Sang Cheol : Astaga.

Byeong Moo : Ketua Kim ingin makan siang bersama.

Sang Cheol : Ko Jung Woo mengatakan itu karena dia. Apa maksudnya?

Byeong Moo : Soal itu, itu karena orang tua korban tinggal
di lingkungan yang sama.

Sang Cheol : Apa?

Byeong Moo : Namun, mereka tak akan melakukan hal seperti itu. Ibu Bo Young bekerja keras sebagai agen asuransi. Ayah Bo Young memang suka minum tetapi dia tidak minum sebanyak dulu. Intinya, bukan mereka.

Mendengar itu Sang Cheol kaget.


Det. Kim, Byeong Moo, Det. Yoo dan Det. Seo hendak pergi makan siang. Bersamaan dengan itu, Jung Woo datang. Melihat Det. Kim, Jung Woo langsung ingat bagaimana perlakuan Det. Kim dulu padanya.

Flashback...


Det. Kim menangkapnya dengan kasar.

Det. Kim : Ko Jung Woo, kau ditahan karena diduga melakukan pembunuhan.


Jung Woo juga ingat saat Det. Kim memarahinya karena dia tidak mau mengakui pembunuhan itu. Det. Kim sampai memukul kepalanya.

Det. Kim : Sadarlah, bajingan!

Flashback end...


Det. Kim belum berubah sama sekali. Melihat Jung Woo, seperti melihat seonggok sampah. Det. Kim tanya, ada urusan apa Jung Woo ke kantor polisi. Byeong Moo memberitahu Det. Kim kalau Jung Woo datang untuk mengambil barang2 Bu Jung.


Jung Woo berusaha untuk tidak meladeni Det. Kim. Tapi Det. Kim terus aja menghinanya.

Det. Kim : Sepuluh tahun yang lalu bahkan sampai sekarang aku merasa tersinggung setiap melihatmu.


Byeong Moo pun berusaha mengajak Det. Kim pergi.


Jung Woo juga mau pergi tapi Det. Kim terus menahannya.

Det. Kim : Jalani hidup dengan jujur, paham? Keadilan masih ada.

Jung Woo pun beranjak ke atas.


Det. Kim memarahi Byeong Moo.

Det. Kim : Jangan bergaul dengan bajingan seperti dia!


Sang Cheol menatap barang2 Bu Jung sambil memikirkan kata-kata Byeong Moo tadi.

Byeong Moo : Keluarga korban dan keluarga pembunuh tinggal di desa yang sama.

Sang Cheol : Kenapa?


Sang Cheol kemudian berbalik dan terkejut karena Jung Woo tiba2 muncul.

Sang Cheol : Astaga.

Jung Woo menatap barang2 ibunya.

Jung Woo : Ini ada di jembatan, bukan?


Jung Woo pun menyentuh kemeja yang dibeli ibunya.

Sang Cheol tanpa banyak bicara memberikan Jung Woo paper bag.

Jung Woo pun memohon pada Sang Cheol agar tetap melanjutkan penyelidikan kasus ibunya.

Jung Woo kemudian duduk sebentar di depan ruangan Sang Cheol.


Jung Woo merogoh paper bag nya dan mengambil obat penenang milik ibunya. Hati Jung Woo sakit mengetahui ibunya sampai minum obat penenang. Jung Woo juga menemukan bon pembelian kemeja pria.


Jung Woo pun mulai mencari tahu kecelakaan yang dialami ibunya, namun pemilik toko daging yang didatangi sang ibu mengusirnya.

Pemilik toko : Jika kau tidak ingin mati, jangan tanya apa pun dan pergilah. Beraninya seorang pembunuh berada di sini? Sial.


Pemilik toko mendorong Jung Woo keluar.

Orang2 di sekitar mulai menatap dan membicarakan Jung Woo.

Jung Woo pun bergegas pergi.

Sang Cheol menatap kepergian Jung Woo dari kejauhan.


Sekarang, Sang Cheol ada di TKP tempat Bu Jung jatuh. Dia pun memikirkan rekaman video Pak Yang yang melarikan diri usai Bu Jung jatuh.

Sang Cheol : Saat itu hujan, tetapi dia berlari tanpa memakai payung. Kenapa? Ayah Byeong Moo pasti tahu sesuatu.


Sang Cheol kemudian membayangkan saat Pak Yang melihat sesuatu di tangga sebelum akhirnya melarikan dari dari gedung JPO usai Bu Jung jatuh.

Sang Cheol : Semua orang di desa ini tampaknya membenci Ko Jung Woo. Lalu, Jung Woo bukanlah korban. Jung Woo yang baru keluar dari penjara pasti menjadi pemicunya. Dia pembunuhnya. Setiap orang adalah tersangka. Semua orang di daerah ini. Ini semakin menarik.


Bersambung....

Itu Kepala Hyun bilang, rekaman video Pak Yang bukti tak langsung jadi gak bisa dipakai buat mendakwa Pak Yang, kan? Terus apa bedanya sama Jung Woo dulu? Bukti yang ditemukan kan cuma sepatu Jung Woo yg penuh lumpur dan darah. Bukannya siapa pun juga bisa merekayasa buktinya ya?

Terkait sepatu Jung Woo, kalau emang bukan Jung Woo pelakunya, berarti buktinya direkayasa dong? Iya, kan? Dan, Bu Kim juga ngeliat mobil Jung Woo melintas kan malam itu? Kalau bukan Jung Woo pelakunya, berarti pelakunya orang di sekitar Jung Woo yang kenal dan punya akses buat ngambil barang2 Jung Woo. Berarti bisa jadi yang menjebak Jung Woo ini Kepala Hyun. Kan satu-satunya polisi yang dekat sama keluarga Jung woo cuma Kepala Hyun. Cuma pelakunya orang lain.

BLACK OUT MAKIN SERU.... Ini emosi Jung Woo makin ketahan-tahan.. Dia kayak yg masih bingung gitu loh dia apa bukan pelakunya. Jadi dia masih nerima-nerima aja di-hate banyak orang. Nungguin bgt klimaks emosi Jung Woo.




EmoticonEmoticon