Senin, 19 Agustus 2024

Sinopsis Black Out Episode 1

 All Content From : MBC
Sinopsis Lengkap : Black Out
Episode Selanjutnya : Black Out Episode 2

-19 November 2013-

Di sebuah gudang, seorang gadis berseragam SMA duduk di depan tumpukan jerami sambil tertawa mendengarkan pesan suara dari ibunya.

Sang ibu : Bo Young-ah, kau dimana? Kenapa tidak jawab teleponku? Aku akan menceritakan semuanya, jadi, jawablah teleponnya. Mari bicara di rumah, Bo Young-ah.

Suara sang ibu terdengar getir, tapi Bo Young malah tertawa dan berkata itu menyenangkan.



Tiba-tiba, Bo Young diserang oleh seseorang.

Bersamaan dengan jeritan Bo Young, petir menggelegar.


Adegan pun beralih ke gadis lain yang tengah menjawab telepon seseorang. Gadis itu duduk di depan tumpukan jerami di sebuah gudang yang sama dengan gudang tempat Bo Young diserang.

"Ada apa? Aku akan berada di gudang, lalu pulang." ucap gadis itu.

"Gudang? Kau bersama dengan siapa?"

"Apa maksudmu?"

"Kudengar kau berkencan dengan anaknya. Kau tak bisa bersamanya selarut ini..."

"Aku tahu. Aku akan menelponmu saat pulang."


Sama seperti Bo Young, gadis itu juga diserang. Kepalanya dipukul. Darah muncrat kemana-mana. Seseorang di telepon panic lantaran gadis itu tak menjawab lagi.

"Da Eun-ah!"


Da Eun terkapar dengan kepala bersimbah darah.


Kamera kemudian menyorot Ko Jung Woo yang tertidur di kasurnya.


Para detektif langsung berdatangan ke lokasi kejadian. Sebagian memeriksa area depan gedung. Anjing pelacak diikutsertakan. Anjing pelacak mengendus-ngendus sebuah mobil yang terparkir di depan gudang.


Detektif Hyun Koo Tak masuk ke dalam gudang. Di dalam, petugas forensik tengah bekerja. Detektif Hyun sedikit terdiam melihat TKP. Rekannya, seorang wanita, yang sudah berada duluan di sana, melihat kedatangannya.

"Anda sudah sampai?"

Detektif Hyun menatap rekannya, ya.

"Pak Kepala."

"Apa?" tanya Detektif Hyun.

Detektif Hyun diberikan sarung tangan oleh rekannya.


Detektif Hyun menatap genangan darah di dekat tumpukan jerami. Itu darahnya Da Eun. Dia pun terdiam. Sambil beranjak, dia melihat para petugas forensik yang tengah mengurusi darah Da Eun yang muncrat ke dinding.


Detektif Hyun beranjak ke lantai atas. Rekannya yang tadi mengikutinya.

"Pak Ketua. Analisis visual pada noda darah mengungkapkan bahwa lokasi terjadinya kasus seperti ini totalnya ada dua. Dan korbannya mungkin tidak hanya satu tetapi dua atau bahkan lebih."


Mendengar itu, Detektif Hyun pun tanya pada petugas yang bekerja di bawah apa ada laporan kehilangan yang masuk selain Da Eun.

Detektif Kim Hee Do tiba-tiba masuk.

Detektif Kim : Pak Kepala, datanglah kesini.


Keduanya berdiri di depan mobil yang diendus anjing pelacak tadi. Detektif Kim pun menjelaskan ke Detektif Hyun kalau mobil itu milik Go Chang Soo namun pengemudinya adalah Go Jung Woo. Detektif Hyun terdiam menatap genangan darah di depan mobil.

Detektif Kim : Pak Kepala ini adalah... Pak?

Detektif Hyun pun sewot, aku tahu!

Mendengar itu, Detektif Kim pun menyuruh yang lain bersiap. Dia bilang, mereka akan menangkap Jung Woo tanpa surat perintah.


Di dinding sebuah kamar, dipenuhi sertifikat penghargaan. Ada juga piala di atas rak. Itu semua milik Jung Woo. Macrame bertuliskan, "Fakultas Kedokteran Universitas Hanguk' tergantung di dinding.


Di lantai kamar, berserak bungkus camilan serta botol miras.

Jung woo sendiri masih tidur.


Para detektif tiba di kediaman Jung Woo. Detektif Hyun turun dari mobil polisi paling akhir namun dia tampak lemas. Detektif Kim memberi aba-aba pada yang lain, sebelum akhirnya merangsek masuk ke dalam rumah.


Detektif Kim bersama dua rekannya masuk ke kamar Jung Woo. Jung Woo langsung ditangkap.

Detektif Kim : Kau ditahan atas dugaan pembunuhan Sim Bo Young dan Park Da Eun dan meninggalkan mayat mereka begitu saja.

Detektif Kim lantas menyuruh dua rekannya membawa Jung Woo.

Jung Woo nya tampak bingung tiba-tiba ditangkap.


Detektif Kim keluar duluan. Di belakangnya, dua rekannya keluar sambil memegangi Jung Woo. Jung Woo berontak. Detektif Kim menyuruh keduanya memegangi Jung Woo dengan erat.


Jung Woo melihat Detektif Hyun yang menunggu diluar pagar.

Jung Woo yang panic, memanggil Detektif Hyun dengan panggilan 'Paman'.

Detektif Hyun pun coba menenangkan Jung Woo.

Detektif Hyun : Hei, Jung Woo-ya. Tidak apa-apa.


Detektif Kim dan dua rekannya memaksa Jung Woo masuk ke mobil. Detektif Hyun sewot melihat anggotanya memperlakukan Jung Woo dengan kasar.

Detektif Hyun : Hei, aku bilang pelan-pelan!

Jung Woo ketakutan, paman.

Detektif Hyun coba menenangkan Jung Woo.

Detektif Hyun : Aku di sini, Aku akan segera menemuimu. Tenanglah!

Kamera menyorot wajah Jung Woo yang kalut.


Kita lalu diperlihatkan kilas balik sebelum insiden itu terjadi.

-SMA Mucheon-

Di kelasnya, Jung Woo menerima pesan sms. Sementara itu, wali kelas berpesan pada murid-murid agar tidak minum dan bermain-main karena para muridnya terlihat seperti ingin minum dan bermain keras setelah ujian nasional berakhir.

Jung Woo melamun usai membaca pesan yang masuk ke ponselnya.


Wali Kelas lantas memanggil Jung Woo. Yang dipanggil diam saja. Teman sebangku Jung Woo memanggil Jung Woo.  Wali Kelas memanggil Jung Woo sekali lagi. Barulah Jung Woo tersadar. Jung Woo langsung berdiri dan menyuruh teman-temannya memberi salam pada Wali Kelas. Ternyata Jung Woo adalah Ketua Kelas.


Begitu kelas berakhir, Jung Woo langsung beranjak dari kelas.

Kepergian Jung Woo diperhatikan oleh Choi Na Kyeom.

Narasi Jung Woo terdengar.

Jung Woo : Saat itu adalah hari setelah ujian nasional. Semua orang gagal dalam ujian kecuali aku, Geon Oh dan Deok Mi dan kami menghibur diri. Benar. Rumahku kosong karena orang tuaku sedang melakukan perjalanan ke Hawai.


Sekarang, Jung Woo dalam perjalanan di bis.

Narasi Jung Woo masih terdengar.

Jung Woo : Jadi aku mengatakan kepada temanku bahwa kita harus minum di rumahku.


Bis kemudian berhenti dan Jung Woo tersenyum melihat keluar jendela.

Narasi Jung Woo terdengar lagi.

Jung Woo : Aku seharusnya membeli bahan makanan dengan Da Eun tapi dia tidak datang ke sekolah hari itu dan tidak bisa dihubungi.

Ternyata yang dilihat oleh Jung Woo adalah Da Eun. Da Eun sendiri berjalan di trotoar dengan tangan menenteng beberapa barang. Dia terlihat sangat cantik dengan stelan yang dikenakannya.

Jung Woo meraih ponselnya. Sambil terus menatap Da Eun, dia menghubungi Da Eun namun panggilannya ditolak oleh Da Eun. Jung Woo pun heran Da Eun tidak menjawab panggilannya. Dia lalu melihat Da Eun menyebrangi jalan.


Jung Woo pun mampir ke kamarnya Da Eun. Namun Da Eun tak ada di sana. Kamar Da Eun nampak berantakan. Jung Woo menemukan beberapa pakaian mahal di kamar Da Eun.


Jung Woo lantas pergi ke gudang. Ternyata itu adalah gudangnya. Sambil memeriksa laci plastik, dia menghubungi seseorang tapi tidak dijawab.


Jung Woo kemudian masuk ke mobil sang ayah, Go Chang Soo. Di mobil sang ayah, ada gadis lain yang memakai seragam SMA. Gadis itu menenggelamkan wajahnya pada tasnya. Jung Woo meminta gadis itu memberikan kunci mobil ayahnya. Gadis itu mengembalikan kunci mobil ayah Jung Woo.


Jung Woo lantas menyuruh gadis itu turun. Tapi gadis itu bilang dia hanya ingin sendiri. Jung Woo pun berkata dia juga ingin sendiri dan menyuruh gadis itu turun.

Mendengar itu, gadis itu mengangkat wajahnya dan menatap Jung Woo dengan tatapan kecewa. Ternyata dia Sim Bo Young. Bo Young bilang, harusnya Jung Woo berteman dengannya.

Jung Woo kesal, ini mobilku! Cepat turun!


Bo Young : Kau melakukan ini karena Da Eun.

Jung Woo : Kenapa dengan Da Eun?

Bo Young : Kau melakukan ini karena Da Eun.

Jung Woo : Kenapa Da Eun?

Bo Young : Kau melakukan ini karena Da Eun!


Bo Young lantas memberitahu Jung Woo bahwa Da Eun seorang pelacur. Jung Woo marah Da Eun nya dikatai pelacur. Dia pun mencengkram kuat pergelangan tangan Bo Young dan meminta Bo Young mengatakannya lagi.


Bo Young yang sakit hati, turun dari mobil ayah Jung Woo dan berlari.

Jung Woo turun dari mobilnya dan memanggil Bo Young namun Bo Young tak peduli dan terus berlari.

Narasi Jung Woo terdengar lagi.

Jung Woo : Aku cukup marah saat itu. Jadi aku batalkan semua rencana yang aku miliki dengan anak-anak .dan hanya minum sendirian di rumah.


Kita diperlihatkan flashback Jung Woo yang minum sendirian di rumahnya.


Sekarang, Detektif Kim menginterogasi Jung Woo.

Detektif Kim : Setelah memasukkan Sim Bo Young ke dalam bagasi mobil dan meninggalkan tubuhnya, kau kembali ke gudang sekitar pukul 11.30 malam. Dan bertemu dengan Park Da Eun, 'kan?

Jung Woo menyangkal, itu bukan aku.


Detektif Kim marah dan memukul kepala Jung Woo.

Detektif Kim : Dasar bajingan ini! Bukan berarti kau tidak melakukannya.

Teman-teman Jung Woo dibawa masuk oleh detektif wanita. Mereka melihat Jung Woo dimarahi detektif.

Detektif Kim terus nyudutin Jung Woo.

Detektif Kim : Kau hanya tidak ingat, kan? Benar-benar bajingan gila satu ini.

Jung Woo : Aku bilang aku tidak melakukannya...

Detektif Kim : Sadarlah, bajingan!


Teman-teman Jung Woo lantas mengikuti detektif wanita. Na Kyeom terus menatap Jung Woo sambil berjalan mengikuti detektif. Jung Woo terdiam saat melihat Na Kyeom.


Teman Jung Woo yang bernama Shin Min Soo ditanyai oleh detektif wanita. Dia bilang, mereka harusnya berada di rumah Jung Woo setelah ujian tapi,  Jung Woo dalam suasana hati yang buruk.


Yang Byeong Moo memberitahu detektif wanita kalau Jung Woo sangat marah karena tidak bisa menghubungi Da Eun selama ujian.


Detektif wanita menanyakan Bo Young pada Geon Oh.

Geon Oh : Bo Young?


Byeong Moo bilang mereka terakhir kali melihat Bo Young di dekat gudang.


Kita diperlihatkan flashback saat Byeong Moo, Min Soo dan Na Kyeom melihat Bo Young yang berlari setelah turun dari mobil ayah Jung Woo. Byeong Moo bilang, sepertinya Jung Woo dan Bo Young berdebat di dalam mobil.


Giliran Na Kyeom ditanyai detektif wanita.

Na Kyeong : Aku pergi ke rumah Jung Woo untuk sementara waktu.


Kita diperlihatkan flashback saat Na Kyeom masuk ke kamar Jung Woo. Saat itu, Jung Woo sibuk dengan ponselnya. Na Kyeom melihat bungkus camilan dan sebotol miras di lantai. Jung Woo terkejut melihat Na Kyeom tiba-tiba datang.

Jung Woo : Astaga, ada apa?

Na Kyeom : Apa kau menghabiskan semua ini sendirian?

Flashback end...


Na Kyeom bilang pada detektif bahwa benar Jung Woo terlihat marah pada Da Eun.

Na Kyeom : Dia terlihat sedikit mabuk, jadi aku pergi begitu saja.


Geon Oh bilang pada detektif kalau mereka memutuskan berkumpul di rumahnya sampai larut malam.


Na Kyeom lantas mengklaim dia tak tahu apa yang terjadi setelah itu.


Besok paginya, orang tua Jung Woo langsung menemui Detektif Hyun di kantor polisi. Chang Soo bilang, itu tak masuk akal sama sekali. Detektif Hyun diam saja menatap wajah orang tua Jung Woo secara bergantian.


Ibu Jung Woo yang masih kaget, menatap ke arah Jung Woo.


Para petugas memeriksa kamarnya Jung Woo. Detektif memasukkan ponsel, serta bungkus camilan dan botol miras ke dalam kantong barang bukti.


Ibunya Da Eun bilang pada Detektif Kim bahwa malam itu, Da Eun bilang sedang bersama pacarnya.

Ibu Da Eun : Saat aku menelponnya, aku bisa mendengar suaranya.


Sim Dong Min memohon pada Detektif Kim untuk menemukan putrinya Bo Young.


Ibu Da Eun berkata, dia tiba-tiba mendengar suara teriakan Da Eun di telepon.


Detektif wanita menginterogasi Jung Woo.

Detektif : Apa kau minum alkohol pada malam hari tanggal 19 November?

Jung Woo mengiyakan. Di kepalanya, terpasang alat pendeteksi kebohongan.

Detektif pun bertanya apa Jung Woo membunuh Bo Yeong di gudang.

Jung Woo menyangkal.

Alat pendeteksi kebohongan menunjukkan Jung Woo berkata jujur.


Wanita bernama Kim Jung Sook juga memberikan kesaksian. Dia bilang, saat dia turun dari bis, dia melihat mobil Jung Woo menuju arah sebaliknya.


Kita diperlihatkan flashback saat Jung Sook melintas mobil Jung Woo melintas. Jung Woo yang mengemudi, tersenyum menyeringai.


Detektif tanya, apa Jung Sook yakin itu mobil Jung Woo.

Jung Sook dengan wajah ragu pun berkata kalau dia yakin.


Hari sudah malam dan Jung Woo masih diperiksa. Detektif Kim menanyakan cuaca tadi malam.

Detektif Kim : Tadi malam hujan, kan?

Namun Jung Woo mulai kelelahan. Detektif Kim mulai menyudutkan Jung Woo. Detektif Kim meminta Jung Woo mengaku bahwa malam itu Jung Woo mabuk berat dan pergi ke gudang. Jung Woo menyangkal.

Detektif Kim membentak Jung Woo, apa!

Detektif Kim kemudian memaksa Jung Woo mengaku.

Detektif Kim : Kau mabuk berat malam sebelumnya dan pergi ke gudang, bukan?

Jung Woo menyangkal, tidak. Tidak, aku tidak pergi ke sana.


Hari sudah pagi dan kediaman Jung Woo kembali digeledah. Detektif Kim menyuruh detektif wanita memeriksa pakaian di dalam mesin cuci.

Detektif Kim kemudian menunggu diluar.

Tak lama, detektif wanita keluar membawa sepatu Jung Woo.

Detektif : Pak Kepala Tim, kami menemukannya.

Detektif Kim senang, hei, apa yang sudah kubilang!


Detektif Hyun sebagai Kepala Kantor Polisi bicara dengan empat mata dengan ayah Jung Woo. Dia bilang, sepatu Jung Woo yang dipenuhi lumpur dan darah ditemukan.

Detektif Hyun : Apa kau tahu apa maksudnya? Itu adalah bukti yang kuat yang membuktikan bahwa dia ada di gudang dengan Bo Young dan Da Eun ketika mereka mengalami pendarahan.

Pak Go tidak percaya anaknya melakukan hal itu.

Pak Go : Bahkan jika Jung Woo sedang mabuk.. Dia bukan tipe orang
yang akan melakukan hal seperti itu.

Detektif Hyun : Menurut perilaku kriminal tim analisis ketika seseorang secara tidak sengaja membunuh seseorang ketika sangat mabuk mekanisme pertahanan yang kuat di dalam diri mereka menjadi aktif dan satu lagi menjadi hilang sadar. Sehingga mereka tidak bisa mengingat apa yang mereka lakukan.


Kita diperlihatkan flashback ketika Jung Woo tersenyum menyeringai menatap sesuatu di dalam bunker.

Jung Woo lalu tiduran di kasurnya.


Jung Woo yang sudah kelelahan, mengaku dia pergi ke gudang sekitar pukul 10.30 malam.

Kita diperlihatkan flashback ketika Jung Woo menyerang seseorang di gudang.


Detektif Kim : Lalu? Kau mabuk dan pergi ke gudang dan membunuh Sim Bo Young dan Park Da Eun di sana!

Detektif Kim bahkan menunjukkan foto Bo Young dan Da Eun.

Jung Woo bilang dia bertemu Da Eun pukul 11.30 malam.


Kita diperlihatkan flashback saat Jung Woo dan Da Eun bertengkar di gudang.

Jung Woo memegang tangan Da Eun. Dia coba menahan Da Eun pergi. Da Eun marah dan mengatai Jung Woo sampah. Jung Woo emosi. Dia mengambil palu dan memukul kepala Da Eun.

Jung Woo : Aku sudah bilang jangan bicara seperti itu padaku.


Jung Woo dikunjungi ibunya di tahanan. Sambil menatap mata Jung Woo, Bu Jung Geum Hee bertanya, apa Jung Woo membunuh Bo Young dan Da Eun.

Jung Woo yang menahan tangis sambil menatap sang ibu menyangkal. Dia bilang dia tidak membunuh mereka.

Jung Woo : Jelas itu bukan aku.

Bu Jung : Kau tidak membunuh mereka?

Tangis Jung Woo pecah, eomma.

Bu Jung : Apa yang kau lakukan saat gadis-gadis itu sekarat?

Jung Woo : Aku tidak tahu. Aku rasa aku sedang tidur. Aku sama sekali tidak punya ingatan tentang apa  yang terjadi saat itu. Aku tidak tahu, Bu.

Bu Jung : Apa kau benar-benar membunuh gadis-gadis itu?

Jung Woo : Aku...


Bu Jung yang menatap mata Jung Woo, sontak merasa kecewa. Dia pun berdiri dan hampir jatuh. Melihat itu, Jung Woo pun berteriak memanggil ibunya dan bertanya dia harus bagaimana. Tapi sang ibu melangkah pergi, meninggalkannya. Dua sipir memegangi Jung Woo dengan erat.


Reka adegan pembunuhan Bo Young dan Da Eun dilakukan di gudang. Jung Woo tampak bingung menatap manekin di depannya. Di depan gudang, reporter dan warga berkerumun menyaksikan reka adegan.

Detektif Kim yang memimpin reka adegan pembunuhan pun marah melihat Jung Woo diam saja.

Detektif Kim : Hei, kau seharusnya memukul kepala. Kau bilang itu caramu membunuhnya. Benar, 'kan?

Kamera menyorot tangan Jung Woo yang memegang kayu. Ya, Jung Woo dipaksa memukul manekin, seolah2 dia memukul kepala korban.


Para warga merasa ngeri melihat Jung Woo memukul manekin. Pak Sim, ayah Bo Young datang. Warga langsung mencegah Pak Sim masuk ke dalam.


Jung Woo didikte lagi oleh Detektif Kim.

Detektif Kim : Peragakan sesuai caramu melakukannya. Kau mengaku memukulnya seperti ini beberapa kali.


Tiba-tiba, Pak Sim masuk.

Pak Sim terluka melihat Jung Woo memukul manekin.

Pak Sim : Bo Young-ah.

Pak Sim ingin menyerang Jung Woo. Tapi langsung dihentikan para detektif.  Sebagian detektif sontak memegangi Pak Sim.

Pak Sim : Kau tidak lebih baik dari seekor anjing!


Namun Pak Sim sempat menarik masker yang menutupi wajah Jung Woo.

Jung Woo pun menyangkal semuanya. Dia bilang itu bukan dia.

Tapi tak ada yang percaya. Para detektif pun memperlakukan Jung Woo seolah Jung Woo adalah penjahat paling berbahaya di muka bumi.


Na Gyeom menjenguk Jung Woo di tahanan. Wajah Jung Woo penuh luka. Dengan wajah muram, Jung Woo tanya apa mereka masih belum menemukan Bo Young.

Na Gyeom : Iya.

Jung Woo : Bagaimana dengan Da Eun?

Jung Woo pun mengerti. Jung Woo kemudian berkata, berada di tahanan membuatnya terus memikirkan Bo Young dan Da Eun.


Orang-orang menonton berita Jung Woo.

Berita : Pada pagi hari tanggal 20, polisi menangkap Go, usia 19 tahun, tanpa surat perintah karena diduga melakukan pembunuhan terhadap dua temannya. Lebih dari tiga liter darah. ditemukan di lokasi tersebut. Polisi berasumsi bahwa para korban kemungkinan besar sudah meninggal. Polisi sedang melihat kemungkinan mayat-mayat itu ditinggalkan.


Hakim pun memberi vonis 10 tahun penjara pada Jung Woo.

Pak Go terkejut mendengar vonis hakim. Dan Bu Jung diam saja dengan tatapan kosongnya menatap Jung Woo. Jung Woo menatap ke arah ibunya.

Hakim : Sebelum pernyataan penghakiman, hukuman kurungan selama 76 hari akan ditambahkan ke dalam hukuman. Mempertimbangkan fakta bahwa para korban belum ditemukan. dan bahwa dia belum dimaafkan oleh keluarga korban hanya untuk menjatuhkan hukuman berat kepada terdakwa yang sesuai dengan kejahatan yang dilakukannya. Namun, terdakwa tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya dan melakukan tindakan secara tidak sengaja  di bawah pengaruh alkohol...


Di toilet penjara, Jung Woo terus mengatakan bahwa dia tidak membunuh mereka.

Jung Woo kemudian ingat saat Bo Yeong turun dari mobilnya dan beranjak pergi setelah mereka ribut di mobil.


Dia juga ingat wajah pilu orang tuanya saat di kantor polisi.


Jung Woo pun nangis sambil memegangi dadanya.

Jung Woo : Aku tidak membunuh mereka. Tolonglah... Bo Young-ah. Da Eun-ah.


Saat jam makan, Jung Woo tak menyentuh makanannya sama sekali. Napi lain pun marah. Napi yang tubuhnya lebih besar dari Jung Woo itu pun menendang makanan Jung Woo. Setelah itu, dia menatap Jung Woo.

"Ambil dan makanlah."

Jung Woo yang terguncang, akhirnya memasukkan nasi yang sudah tumpah itu ke dalam mulutnya.


Na Gyeom menjenguk Jung Woo lagi. Matanya berkaca-kaca melihat sekeliling tempat itu. Sementara Jung Woo hanya bisa tertunduk sambil menggenggam erat kedua tangannya. Na Gyeom pun menatap Jung Woo.

Na Gyeom : Jung Woo-ya.

Jung Woo mendongak, menatap Na Gyeom.

Jung Woo : Apa Geon Oh di sini juga? Kenapa Byeong Moo dan Min Soo tidak datang? Mereka mungkin tahu bahwa aku tidak berada di gudang malam itu.

Na Gyeom bilang dia tak bisa menghubungi teman mereka.

Jung Woo pun langsung putus harapan mendengar itu.

Jung Woo : Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kulakukan, Deok Mi-ya?


Jung Woo yang hendak makan, kembali diganggu napi itu.


Di dalam sel, Jung Woo dipukuli napi itu dan napi lain ikut-ikutan.

Narasi Jung Woo terdengar.

Jung Woo : Go Jung Woo, kau lah yang membunuh Bo Young dan Da Eun. Untuk bertahan hidup disini, harus kau yang membunuh mereka.


Na Gyeom mengunjungi Jung Woo lagi. Rambut Na Gyeom yang semula pendek, kini sudah mulai panjang, menandakan waktu sudah cukup lama berlalu.

Na Gyeom : Jung Woo-ya, apa mereka memukulmu?

Jung Woo : Bukan hal yang serius.

Na Gyeom merasa kasihan pada Jung Woo.

Na Gyeom : Jung Woo-ya.



Jung Woo yang duduk bersender pada dinding toilet, memejamkan matanya dan mencoba mengingat2 yang terjadi.

Jung Woo : Pukul 11.30 malam. Bo Yeong-ah.

Jung Woo lantas membayangkan saat Bo Young mengatakan Da Eun pelacur padanya di gudang.

Jung Woo : Bukan aku.

Bo Young terus berteriak pada Jung Woo bahwa Da Eun pelacur. Jung Woo marah dan mendorong Bo Young.


Jung Woo lantas membuka matanya dan melihat wajah Bo Young.

Bo Young : Jung Woo-ya, tolong temukan aku.

Jung Woo pun merasa seperti mendengar suara Bo Young.

Jung Woo : Bo Yeong dan Da Eun....


Jung Woo kemudian membayangkan saat dia dan Da Eun bertengkar di gudang. Da Eun mengatainya sampah. Jung Woo yang marah, mengambil palu dan memukul Da Eun.

Jung Woo : Go Jung Woo, pikirlah! Ingatlah!


Tiba-tiba, pintu toilet dibuka oleh napi yang sudah mengusik Jung Woo.

Jung Woo ketakutan dan memohon tidak dibunuh.

Jung Woo pun diseret keluar toilet dan dikeroyok lagi.


Jung Woo menahan tangisnya saat Na Gyeom bilang kalau pemakaman ayahnya berlancar.

Na Gyeom : Ayahmu meninggal dengan tenang.

Jung Woo lantas menyalahkan dirinya.


Lalu dia ingat saat sang ayah mengunjunginya terakhir kali.

Jung Woo : Di mana Ibu?

Pak Go : Ibumu... Dia bekerja.

Jung Woo : Ayah tidak bekerja?

Pak Go : Jung Woo-ya.

Jung Woo emosi, putramu adalah seorang pembunuh jadi dia pasti ketakutan. Dia tidak akan bisa bahkan untuk melihat wajahku.

Pak Go terdiam.

Jung Woo : Jujur saja, Ayah.

Pak Go : Tidak, bukan seperti itu. Ibu bukan orang yang seperti itu.

Jung Woo : Bagaimana bisa seorang ibu tak mengunjungi anaknya selama enam tahun? Katakan sesuatu. Bawa Ibu kemari!

Pak Go pun diam.


Di kamar mandi, Jung Woo berkelahi dengan para napi.

Jung Woo terus dan terus diganggu. Tapi, napi itu pergi saat mendengar kehadiran petugas. Jung Woo pun tergeletak di lantai paving penjara.

Narasi Jung Woo terdengar.

Jung Woo : Tapi paman, aku masih tidak ingat apa-apa. Bahkan jika kau tidak ingat, itu tak berarti yang terjadi akan hilang atau dosa yang kau lakukan akan hilang.


Jung Woo duduk sendirian di lapangan. Jung Woo yang babak belur, mendongak, menatap langit. Tak lama kemudian, Jung Woo memejamkan matanya, lalu jatuh pingsan. Kamera menyorot pergelangan tangan Jung Woo yang banyak mengeluarkan darah. Jung Woo berusaha bunuh diri.


Jung Woo tengah mengisi perutnya di sel. Napi lain menyalahkan napi yang sering mengusik Jung Woo. Mereka bilang, Jung Woo mencoba bunuh diri karena sering diusik napi itu.

Napi itu marah dan mendekati Jung Woo. Dia berniat menendang makanan Jung Woo, tapi Jung Woo menghentikannya. Jung Woo memegang kakinya. Lalu tangannya yang satu lagi memasukkan nasi ke dalam mulutnya.

Napi itu kesal dan menatap Jung Woo

Napi : Hei, apa kau gila?

Jung Woo yang sudah tidak tahan lagi, menyemburkan nasi di mulutnya ke wajah napi itu. Melihat itu, napi yang duduk di sebelah Jung Woo langsung menendang Jung Woo hingga Jung Woo terjungkal.


Napi yang disembur Jung Woo meninju Jung Woo, hingga mulut Jung Woo mengeluarkan darah. Tapi Jung Woo tertawa. Kesal dengan tawa Jung Woo, napi itu terus dan terus memukul Jung Woo.

Jung Woo pun meludahi napi itu dengan darah di mulutnya.

Napi itu kian marah. Dia berniat memukuli Jung Woo lagi tapi Jung Woo memeluknya dengan erat, lalu menggigit telinganya. Melihat itu, napi-napi lain langsung memisahkan mereka.


Jung Woo pun terduduk ke lantai dan melepehkan telinga napi tadi dari dalam mulutnya. Lalu dia tertawa seperti orang gila.


Na Gyeom kembali mengunjungi Jung Woo.

Na Gyeom : Kau perlu membeli makanan sehat yang baik bagimu. Ini adalah gaji pertama yang aku terima.


Waktu telah lama berlalu. Na Gyeom mengunjungi Jung Woo lagi. Rambut Na Gyeom kini sudah panjang dan dibiarkan terurai dengan poni lurus di depan.

Na Gyeom : Ini adalah adegan yang sangat penting. Ini adalah adegan yang sangat emosional dimana aku bingung karena kematian orang tuaku.

Jung Woo tersenyum menatap Na Gyeom.


Jung Woo lantas ingat kebersamaannya dengan teman2nya dulu di masa lalu.


Waktu pun terus berlalu. Na Gyeom mengunjungi Jung Woo lagi.

Na Gyeom : Apa kau baik-baik saja?

Jung Woo : Kau ada di sini saat Natal. Kau tak perlu datang lagi.

Na Gyeom : Musimnya telah berganti.

Jung Woo : Bukankah kau bilang kau syuting di luar negeri?

Na Gyeom : Aku tinggal di luar negeri selama sebulan lalu kembali. Jung Woo-ya, ada sebuah jalan di Paris yang disebut "Saint-Germain" dan "Cafe de Flore" di sana dulunya adalah tempat favorit Hemingway. Saat kelas 11, kau menulis sebuah ulasan buku tentang "Orang Tua dan Laut". Apa kau ingat itu?

Jung Woo : Apa aku melakukannya?

Na Gyeom : Ini sudah hampir berakhir. Aku akan menunggu.


Jung Woo melawan para napi yang mengusiknya untuk bertahan hidup.


Na Gyeom tengah melakukan pemotretan sambil memegang sebuah produk.

Begitu pemotretan selesai, dia langsung mencopot sepatunya. Seorang pria yang merupakan manajernya, menatapnya heran.

"Choi Na Gyeom."

Na Gyeom pun meminta kunci mobil. Manajernya tanya dia mau kemana. Na Gyeom tak jawab dan hanya bilang akan cuti selama 3 hari. Na Gyeom kemudian beranjak pergi.


Na Gyeom melajukan mobilnya. Hari sudah malam. Dia juga masih memakai gaun pemotretannya tadi.

Jung Woo berjalan di koridor ditemani sipir. Begitu dia lewat, para napi yang melihatnya dari balik jeruji besi, pun berkata bahwa Jung Woo akhirnya bebas. Mereka memanggil Jung Woo 'Ular Berbisa'.


Jung Woo kemudian mandi.

Punggungnya penuh dengan bekas luka.

Pagi pun datang. Jung Woo menjadi salah satu tahanan yang bebas hari itu. Di saat tahanan lain dijemput keluarga mereka, Jung Woo tidak. Jung Woo pun mulai berjalan. Tapi sebuah mobil muncul di depannya. Jung Woo yang tak tahu itu mobil siapa, terus berjalan. Seseorang di dalam mobil memanggil Jung Woo.

Ternyata Na Gyeom. Jung Woo tersenyum menatap Na Gyeom.

Na Gyeom turun dari mobil dan senang dia tidak terlambat. Na Gyeom lantas memeluk Jung Woo.

Na Gyeom : Itu pasti sangat sulit. Aku tidak percaya bahwa kau tepat di depanku.


Na Gyeom lantas menatap Jung Woo.

Na Gyeom : Kau terlihat lebih keren di luar.

Jung Woo : Kau berbicara omong kosong. Deok Mi-ya. Terima kasih.

Na Gyeom : Choi Na Gyeom.

Jung Woo : Benar. Maaf.

Na Gyeom : Aku mengganti namaku, ingat?

Jung Woo : Aku terbiasa dengan nama itu.


Jung Woo lalu melihat Na Gyeom yang mengenakan sepatu kets, padahal memakai gaun.

Jung Woo : Apa ini yang sedang tren saat ini?

Na Gyeom : Aku datang ke sini setelah pemotretan. Kita pergi ke sana dahulu, 'kan?


Sekarang, Na Gyeom dan Jung Woo di perjalanan. Na Gyeom tersenyum menatap Jung Woo. Dia senang Jung Woo ada di sisinya. Jung Woo diam saja sambil menatap keluar jendela. Di jok belakang, ada sebuket bunga.


Dua orang pria bertengkar sampai menerjang pintu kaca sebuah toko baju. Si pemilik toko ketakutan. Salah satu pria berdiri dan memukuli pria lain secara brutal. Pria yang memukul adalah No Sang Cheol, seorang detektif. Tak lama, rekan2 Sang Cheol datang dan memisahkan mereka.


Kapten tim Sang Cheol mendesak Sang Cheol ke dinding.

Kapten : Sampai kapan kau melakukan hal itu?

Sang Cheol pun jatuh terduduk ke lantai.

Angin berhembus cukup kencang, membuat bawahan gaun Na Gyeom sedikit melambai-lambai. Na Gyeom sendiri berdiri di depan mobilnya, sambil memegang buket bunga. Tak lama kemudian, Jung Woo turun dari mobil dengan mengenakan setelan jas dan mendekati Na Gyeom. Na Gyeom tersenyum melihat Jung Woo.
 
Na Gyeom : Cocok sekali denganmu.

Na Gyeom lantas merapikan dasi Jung Woo.

Na Gyeom : Kau datang untuk menemui ayahmu. Jadi, sebaiknya berpakaian seperti ini.

Jung Woo : Terima kasih.

Na Gyeom lalu memberikan buket bunganya ke Jung Woo.

Na Gyeom : Pergi dan ucapkan salam.

Jung Woo : Ayo kita pergi bersama.


Jung Woo dan Na Gyeom beranjak mendekati laut.

Na Gyeom : Ayahmu bersikeras bahwa abunya disebar di sini.

Jung Woo : Ini adalah tempat favoritnya. Kami sering datang ke sini.

Na Gyeom mengerti.


Jung Woo lantas beranjak ke depan, mendekati tepi laut. Dia pun memejamkan matanya dan teringat masa lalu nya bersama sang ayah.

Flashback...

Saat itu, Jung Woo dan ayahnya tengah memancing di tengah laut. Jung Woo yang merasa bosan, merengek, mengajak ayahnya pulang. Dia bilang sudah dua jam mereka di sana. Tapi sang ayah diam saja.

Jung Woo : Kapten!

Pak Go : Hei, diamlah. Ikan-ikan itu akan lari semua.

Jung Woo : Aku yang ingin melarikan diri.

Pak Go pun tertawa mendengarnya.

Pak Go lantas meminta Jung Woo menunggu. Dia bilang, waktu akan terus berlalu. Dan kesempatan datang satu kali.


Tak lama kemudian, pancingan Jung Woo bergerak.

Dan, mereka pun mendapat ikan yang besar.

Flashback end...


Mata Jung Woo nampak berkaca-kaca.

Jung Woo : Aku di sini. Maafkan aku. Ayah.

Tangis Jung Woo seketika mengalir.


Di mobil, Na Gyeom menatap Jung Woo dengan tatapan kasihan.  Na Gyeom lantas melihat isi tas Jung Woo. Dia menemukan sertifikat kualifikasi teknis nasional.

Na Gyeom : Bagus sekali, Jung Woo-ya.


Na Gyeom lantas memeriksa tas Jung Woo lagi. Dia menemukan dua buku tebal di sana. Satu buku berjudul, "Hilang Kesadaran Psikologi Kriminal" dan satunya lagi berjudul, "Black Out, Peringatan Yang Diberikan Oleh Diri Di Masa Depan".

Na Gyeom pun terkejut dan langsung menatap ke arah Jung Woo.


Detektif No Sang Cheol pamit pada rekan2nya.

Kapten tim nya berusaha menasihati dirinya. Dia bilang Detektif No akan bisa bangkit lagi setelah menenangkan pikiran.

Rekannya yang lain merasa kesal. Dia bilang, penangguhan dua bulan sudah cukup, alih-alih diasingkan.

Detektif No lalu pergi.


Kita ke restoran ibunya Jung Woo dimana para musuh Jung Woo berkumpul di sana. Yang Heung Soo yang baru datang, disuruh duduk oleh Shin Choo Ho. Yang Heung Soo adalah ayah Byeong Moo. Dan Shin Choo Ho ayah Min Soo.

Sim Dong Min juga di sana. Dong Min terus menatap Bu Jung yang tengah mengelap meja dapur.


Di dapur, Bu Jung bekerja dibantu gadis bernama Ha Seol.

Bu Jung lanjut mengupas bawang. Namun dia mengupas bawang sambil melamun. Tangannya pun terluka. Ha Seol terkejut dan bergegas mengambil kotak P3K di dalam rumah.


Ha Seol mengobati luka Bu Jung.

Ha Seol : Lukanya tidak terlalu dalam.

Bu Jung : Kau melakukan pelatihan sekolah kedokteranmu padaku.

Ha Seol : Bibi, apa terjadi sesuatu hari ini? Kau terlihat seperti melihat hantu.

Bu Jung : Tak ada yang terjadi.

Ha Seol : Kau gelisah sepanjang hari ini. Pasti ada sesuatu yang terjadi.

Bu Jung : Tidak ada.


Na Gyeom menghentikan mobilnya di lampu merah.

Mobil Detektif No berhenti di belakang mobil Na Gyeom.


Jung Woo lantas meminta Na Gyeom menepi sebentar. Dia bilang dia harus ganti baju. Na Gyeom pun tanya kenapa. Dia bilang setelan itu cocok untuk Jung Woo.

Jung Woo : Aku harus menemui Ibu. Aku akan memakai baju yang ibu beli untukku.

Na Gyeom pun terdiam mendengarnya.


Jung Woo lalu teringat kata2 ibunya terakhir kali saat menemuinya di penjara sebelum vonis hakim dijatuhkan. Bu Jung bertanya, apa Jung Woo benar-benar membunuh kedua gadis itu.


Tiba-tiba aja, mobil mereka diseruduk dari belakang.

Na Gyeom kaget dan langsung menatap Jung Woo.

Na Gyeom : Apa kau-baik saja?


Ternyata, ada mobil pick up yang menyeruduk mobil Detektif No dari belakang, sehingga mobil Detektif No maju dan menyeruduk mobil Na Gyeom.

Detektif No kesal. Dia turun dari mobil, bermaksud menghampiri mobil pick up tapi si mobil pick up nya kabur.

Na Gyeom yang melihat itu kesal.

Na Gyeom : Orang gila itu... Aku harus menangkapnya.


Detektif No berhasil mem-blok jalan si mobil pick up. Dia pun turun dari mobilnya dan mendekati si mobil pick up. Si pengemudi mobil pick up ketakutan. Detektif No mengetuk kaca jendela mobil pick up.

Detektif No : Turunkan kaca jendelamu.

Pengemudi menurunkan kaca jendelanya tapi Detektif No menyuruhnya menurunkan kaca lebih rendah lagi.

Detektif No : Tabrak lari dan tidak ada nomor polisi?

Pengemudi : Tidak, maksudku... Aku minta maaf soal itu, ya?

Detektif No : Ini polisi, keluarlah.

Pengemudi : Pak, lepaskan aku kali ini.

Detektif No memegang kerah si pengemudi.

Si pengemudi yang takut, menaikkan kaca jendelanya hingga tangan Detektif No kejepit.


Detektif No meringis dan bergegas menarik tangannya. Si mobil pick up lari. Bersamaan dengan itu, Na Gyeom dan Jung Woo datang. Na Gyeom pengen nyamperin Detektif No tapi Jung Woo bilang biar dia saja.

Detektif No kembali ke mobilnya. Tapi Jung Woo datang, mengetuk kaca jendelanya. Detektif No menurunkan kacanya. Melihat penampilan Detektif No, Jung Woo pun memanggil Detektif No "Tuan Pemain Sepak Bola". Jung Woo pun meminta pertanggungjawaban Detektif No.

Jung Woo : Kau baru menabrak mobil itu dan melarikan diri.

Detektif No : Tidak, bukan itu. Itu tabrakan berantai, jadi ayo tangkap mobil itu.

Jung Woo : Apa kau minum bir setelah latihan sepak bola? Mobilmu bau alkohol.

Detektif No : Aku tidak minum itu...

Jung Woo : Maaf, tapi aku tidak melihat apa pun. Kau tidak bisa menabrakkan mobil dan melarikan diri. Ayo selesaikan masalah ini. Keluar.


Terpaksalah Detektif No keluar. Detektif No pun menjelaskan ke Jung Woo kalau dirinya bukan anggota klub sepak bola tapi polisi.

Detektif No : Aku tidak ingin mengatakan ini, tapi... Apa kau tahu unit kejahatan utama? Badan Kepolisian Metropolitan Seoul Unit Kejahatan Utama.

Jung Woo : Lalu?

Detektif No : Apa?

Jung Woo : Siapa pun dapat minum dan mengemudi dan menyebabkan tabrak lari. Berikan nomor teleponmu. Aku akan menghubungi pihak asuransinya.

Detektif No terpaksa memberikan nomor teleponnya meskipun kesal.

Detektif No : Astaga. Polisi tidak ada gunanya di negara ini.


Na Gyeom menunggu di mobil.

Di belakang mobil Na Gyeom, ada spanduknya Anggota Dewan Majelis Mucheon, Ye Young Shil.


Tak lama, Jung Woo datang. Dia sudah mengganti bajunya. Namun, dia tak langsung masuk ke mobil. Dia mematung, menatap sebuah gedung yang tak jauh darinya, dengan tatapan penuh luka.


Gedung yang dilihat Jung Woo ternyata kantor polisi.

Detektif No terdiam di mobilnya, bersama supir mobil pick up tadi yang berhasil ditangkapnya. Detektif No lantas mengajak supir mobil pick up turun.

Detektif No turun duluan dan menatap gedung kantornya.

Detektif No : Astaga, aku harus bisa bertahan di sini.

Byeong Moo seorang polisi. Dia yang tengah berkutat dengan berkas dan komputernya, dipanggil rekannya, Detektif Seo. Byeong Moo pun menoleh, ya?

Detektif Seo tanya apa Byeong Moo udah dengar beritanya.

Byeong Moo : Tentang Kepala Tim baru yang datang besok...

Detektif Seo : Dia datang karena dia berulah.

Byeong Moo : Ulah apa?

Sambil makan ramen dengan lahap, Detektif Seo memberitahu ulah apa yang dibuat orang yang akan menjadi Kepala Tim mereka yaitu penyerangan.

Sementara Detektif Yoo sibuk dengan ponselnya sambil mendengarkan obrolan kedua rekannya.

Detektif Seo : Katanya, dia memukuli orang seperti yang dilakukan gangster.

Byeong Moo : Hei, ayolah. Lihat dunia yang kita tinggali sekarang. Kita bahkan tidak bisa memukul seorang penjahat tanpa alasan.

Detektif Seo : Itulah mengapa ia dikirim ke sini. Dia mahir, tapi punya sifat yang buruk jadi, mereka menyuruhnya ke sini.

Byeong Moo : Hei, yang benar saja.

Detektif Seo : Itu mungkin saja benar.

Detektif Kim datang. Semua langsung berdiri.

Detektif Kim : Jadi, apa kebenarannya?

Detektif Kim lalu menyuruh Detektif No masuk.


Detektif Kim lantas mengenalkan Detektif No pada mereka semua.

Detektif Kim : Ini adalah Inspektur Noh Sang Cheol dari Unit Kejahatan Utama Kantor Seoul. Hari pertamanya dimulai besok tapi dia di sini untuk memberi salam.

Detektif No : Kupikir akan lebih baik daripada tinggal di rumah, jadi aku datang untuk memperkenalkan diri.

Detektif Kim : Coba lihat sikapnya. Keahliannya bahkan lebih baik lagi. Dia sudah menangani sebuah kasus. Bahkan dalam perjalanan ke sini, dia menangkap pengemudi tabrak lari tanpa Surat Izin. Dan menyerahkannya ke Divisi Lalu Lintas. Semua sudah tahu tentang hal ini.

Detektif No senyum2 dipuji Detektif Kim.

Detektif Kim : Penangkapan semua anggota Geng Bulsapa pada tahun 2012. Kasus pembunuhan pasangan lansia di Mawon-gu pada tahun 2013. Dia adalah tipe orang yang langsung menghadapi setiap kasus.

Detektif Kim juga memuji lengan Detektif No yang kekar.

Detektif Kim : Dia seperti kuda jantan. Pokoknya, dia akan menjadi Kepala Tim dari Tim Dua mulai hari ini jadi bersikaplah baik padanya.

Detektif No : Aku berharap dapat bekerja sama denganmu. Terima kasih banyak.

Semua tepuk tangan, terutama Byeong Moo yang paling semangat.


Detektif Kim lantas mengajak Detektif No menyapa Kepala Polisi.

Byeong Moo pu bilang Kepala Polisi lagi keluar.

Detektif Kim : Apa?

Byeong Moo bilang karena Soo O.


Kepala Hyun tiba di depan kediamannya bersama Soo O. Tapi Soo O tak turun dari mobil dan menatap keluar jendela.

Kepala Hyun : Anakku, apa yang kau lakukan? Keluar.


Di dalam, Kepala Hyun menyuruh Soo O minum obat sebelum istirahat.

Setelah itu, Kepala Hyun menjelaskan tentang obat-obatan Soo O kepada pelayan. Dia bilang, Soo O harus minum obat dua kali sehari.


Kepala Hyun lalu memberikan Soo O hadiah karena telah meminum obat dengan baik selama sebulan. Hadiahnya, pensil dan pensil warna. Soo O senang dan langsung pergi membawa hadiahnya.


Jung Woo pun tiba di depan kediamannya, diantar Na Gyeom. Dia melepaskan seatbelt nya dan terdiam menatap ke arah rumahnya. Na Gyeom pun tanya, apa Jung Woo mau masuk.

Na Gyeom : Apa akan baik-baik saja? Jujur saja, aku tak mengerti kenapa kau mau kembali ke sini. Kau tahu itu. Kau tidak bisa tinggal disini lagi.

Jung Woo : Benar... Ibu mungkin tidak mengenaliku. Dia tidak mengunjungiku selama 10 tahun terakhir.

Na Gyeom : Jung Woo-ya.

Jung Woo : Aku tidak terlalu yakin. Aku tidak tahu. Tapi aku pikir aku harus melihat Ibu saat aku bebas. Aku harus melihat wajahnya untuk mencari tahu seperti apa aku akan hidup dan apa yang harus kulakukan saat ini.


Na Gyeom : Tidak, semua sudah berlalu. Lupakan saja. Lupakan saja apa yang terjadi. Buang semuanya.

Jung Woo pun tersenyum menatap Na Gyeom.

Jung Woo : Terima kasih untuk hari ini.

Lalu dia menunjukkan ponselnya dan berkata akan menghubungi Na Gyeom nanti.

 -Mucheon Garden-

Jung Woo beranjak, menyusuri jalanan menuju Mucheon Garden, rumahnya. Begitu tiba, dia terdiam menatap halaman rumahnya. Seketika ingatannya melayang ke masa lalu.


Pak Ko keluar dari rumah, memanggil Pak Shin yang tengah membakar ayam di halaman Mucheon Garden.

Pak Ko : Choo Ho-ya, kau sudah selesai? Kemarilah, kita harus berbagi minuman.

Pak Shin : Sudah hampir selesai. Masuklah duluan.


Di dalam, warga Desa Mucheon berkumpul merayakan keberhasilan Jung Woo masuk Fakultas Kedokteran. Kepala Polisi Hyun mendekati Jung Woo, sambil membawa botol miras.

Kepala Polisi : Jung Woo-ya, minum lah segelas.

Kepala Polisi menuangkan miras untuk Jung Woo.

Sun O menatap ayahnya dengan tatapan cemburu. Sun O disini masih normal. Dia juga salah satu temannya Jung Woo yang dipanggil ke kantor polisi untuk memberikan keterangan terkait Jung Woo yang dituding membunuh Bo Young dan Da Eun. Tapi anehnya, dulu dia bernama Geon O.


Jung Woo pun menghabiskan minumnya. Melihat itu, Kepala Polisi memuji Jung Woo. Dia bilang, Jung Woo peminum handal. Bu Jung marah dan menepuk punggung Jung Woo dengan keras. Dia kesal karena Jung Woo minum. Jung Woo mau bilang kalau Kepala Hyun yang memberinya minum tapi Bu Jung keburu memarahi Kepala Hyun.

Bu Jung : Kenapa kau memberinya alkohol!

Kepala Hyun : Tidak apa-apa.


Min Soo bisik2 ke Byung Moo yang lagi asik makan.

Min Soo : Apa kau membawa alkohol?

Min Soo kemudian menatap Sun O.

Min Soo : Geon O-ya, kau akan membeli alkohol, kan?

Geon O : Ya.

Bo Young yang duduk di dekat Geon O, tertawa mendengarnya.


Bu Jung lantas menyuruh Jung Woo memanggil siswa baru yang tinggal di rooftop mereka.


Jung Woo pun keluar, namun dia hanya berdiri di dekat tangga. Jung Woo pun menatap ke arah rooftop dan memanggil siswa itu. Dia bilang, ibunya menyuruh siswa itu datang.

Siswa itu ternyata Da Eun. Da Eun pun keluar sambil memegang mainan sabunnya.

Jung Woo terpesona menatap Da Eun.

Da Eun : Apa?

Jung Woo : Ibuku bilang kau harus datang dan makan.

Da Eun lantas meniupkan gelembung sabun ke wajah Jung Woo.

Flashback end...

Sekarang, Jung Woo sudah di depan tangga. Dia hanya bisa terdiam teringat kenangan itu.

Lalu Ha Seol keluar. Dia turun dari tangga dan melihat Jung Woo. Ha Seol yang gak tahu siapa Jung Woo, memberitahu Jung Woo kalau restoran ada di sebelah sana.

Jung Woo diam saja. Ha Seol kemudian melewati Jung Woo. Namun dia berbalik lagi, menatap Jung Woo yang masih mematung di depan tangga. Tak lama kemudian, Ha Seol pun masuk ke resto.


Dong Min mengganggu Bu Jung.

Dong Min berteriak, memanggil Bu Jung, usai mencicipi sup Bu Jung. Bu Jung datang.

Dong Min : Ini asin! Apa kau berharap aku makan sampah ini? Kau sengaja melakukan ini, bukan?

Bu Jung : Kenapa aku harus melakukan itu?

Dong Min : Kenapa kau berbicara santai kepada pelanggan? Apa kita dekat?

Bu Jung tidak bisa melawan karena Dong Min adalah ayahnya Bo Young.

Bu Jung : Maafkan aku. Pasti rasanya agak hambar.

Dong Min : Kau bilang aku sengaja melakukan ini. Apa kau bermain-main denganku? Apa menurutmu, aku melakukan ini dengan sengaja?


Choo Ho yang duduk di depan Dong Min, tersenyum sinis menatap Bu Jung.

Istri Choo Ho, Kim Jung Sook, tidak tega melihat Bu Jung diperlakukan seperti itu.

Sebagai pengingat, Bu Jung adalah saksi yang mengaku melihat mobil Jung Woo melintas malam itu.


Bu Jung pun bilang akan memasakkan sup nya lagi untuk Dong Min. Dia pun mengambil panci berisi sup dan berniat ke dapur, tapi Dong Min menjegel kakinya, hingga ia jatuh.

Choo Ho ikut senang melihat Bu Jung dibully Dong Min.

Sedangkan Bu Kim merasa kasihan.

Begitu pula Yang Heung Soo. Dia ingin menolong Bu Jung tapi takut pada Dong Min.


Ha Seol pun bergegas membantu Bu Jung membereskan sup yang berserak di lantai.

Melihat ada yang membantu Bu Jung, Dong Min mengamuk.

Dong Min : Hei! Siapa kau berani menolongnya? Kenapa kau yang membersihkannya?


Jung Woo melihat bagaimana ibunya diperlakukan.

Perlahan dia mendekati ibunya.

Sang ibu yang tengah mengelap lantai, langsung terdiam menatap Jung Woo.


Sementara yang lain terkejut Jung Woo datang.


Dong Min marah dan memaki Jung Woo.

Dong Min : Anak sialan ini! Beraninya kau muncul di sini? Bajingan! Bagaimana bisa melakukan itu pada putriku? Di mana kau meletakkan putriku
setelah membunuhnya?


Ha Seol terkejut mengetahui Jung Woo pembunuh.


Dong Min : Aku harus memberinya pemakaman, Bajingan! Apa kau tidak bisa memberitahuku di mana dia? Katakan padaku. Katakan di mana putriku!

Jung Woo diam saja karena dia juga tak tahu dimana Bo Young dan Da Eun.

Bu Jung marah. Dia pun menyeret Jung Woo keluar.


Dong Min masih berteriak. Dia melarang keras Jung Woo kembali ke Mucheon, jika tidak, dia akan membunuh Jung Woo dan Bu Jung.

Heung Soo memegangi Dong Min


Jung Woo dan ibunya saling bertatapan dengan mata2 berkaca-kaca. Jung Woo ingin tinggal bersama ibunya. Tapi belum lagi mengatakan itu, sang ibu langsung bilang kalau Jung Woo tak bisa kembali ke Mucheon.


Heung Soo, Bu Kim dan Ha Seol keluar melihat mereka.


Bu Jung bilang meski Jung Woo udah menjalani hukuman, Jung Woo gak akan bisa menebus kejahatan Jung Woo.

Jung Woo : Maafkan aku.

Bu Jung : Jangan biarkan pikiran itu menguasai hidupmu. Aku akan tinggal di sini sampai aku mati. Sejak putraku menjadi seorang kriminal. Saat kau menjadi seorang pembunuh, kau bukan lagi anakku.

Sontak lah mendengar itu, hati Jung Woo sakit.

Bu Jung juga sakit. Bu Jung meninggalkan Jung Woo setelah mengatakan itu.


Choo Ho memperingatkan Jung Woo. Dia melarang Jung Woo kembali ke Mucheon. Dia bilang, tak ada yang menerima Jung Woo di sana.

Jung Woo hanya bisa diam. Tak bisa membela diri.


Para detektif minum2 di warung..

Detektif Kim : Tempat ini terasa sedikit membosankan.

Sang Cheiol : Bukankah itu hal yang baik jika seorang detektif bosan? Mucheon, kota tanpa kejahatan. Ini adalah tempat mimpiku!

Detektif Yoo : Namun, ada juga penjahat kecil. Ya, ada banyak sekali. Ada banyak pencuri dan pemeras yang bahagia akhir-akhir ini. Mereka menyebalkan.

Detektif Kim : Ya ampun, itu tidak masuk akal.

Sang Cheol : Mari kita jaga suasana ini.

Detektif Kim lantas pergi. Dia bilang dia mendapat panggilan tak terjawab dan harus balik ke kantor.

Jung Woo tengah berjalan menyusuri jalanan di bawah gelapnya malam usai diusir sang ibu dan para warga.

Min Soo yang tengah berdiri di halte, melihat Jung Woo.

Min Soo : Go Jung Woo?

Min Soo pun langsung berlari mendekati Jung Woo.

Min Soo : Hei, Jung Woo-ya. Go Jung Woo. Hei, bagus sekali.

Tapi Min Soo yang merasa salah bicara, bergegas meralat ucapannya.

Min Soo : Tidak, maksudku, senang bertemu denganmu. Sepertinya itu salah. Apa yang harus kukatakan saat seperti ini? Apa kabarmu baik? Hei, apa ada sesuatu yang ingin kau lakukan? Apa kita pergi ke pusat kota dan membeli minuman?

Jung Woo : Aku tidak minum alkohol.

Min Soo : Aku pasti sudah gila. Kau mabuk dan menyebabkan...

Min Soo jadi salting sendiri gara2 salah ngomong.

Min Soo : Jung Woo-ya, aku pasti benar-benar gila. Bagaimana kalau kau pukul aku sekali saja? Ini. Pukul aku di sini.


Tiba-tiba, ponsel Min Soo berdering. Telepon dari "Jamur Masyarakat".

Min Soo menjawab, kau baru saja menyelamatkanku.  Coba tebak dengan siapa aku sekarang.


Si Jamur Masyarakat adalah Byeong Moo.

Byeong Moo sendiri masih di depan warung.

Dia bicara dengan Jung Woo.

Byeong Moo senang Jung Woo udah bebas.

Byeong Moo lalu menyuruh Jung Woo datang ke Pusat Kota.

Byeong Moo bilang urusannya beres bentar lagi.

Selesai bicara di telepon, Min Soo dan Jung Woo pergi.


Di bis, Min Soo cerita kalau ayahnya mengambil pinjaman dan membeli Mucheon Garden. Bu Jung menjual Mucheon Garden setelah Pak Go meninggal. Tapi Bu Jung memohon pada Pak Shin agar dibiarkan bekerja di dapur.

Min Soo : Orang tuaku sedikit tidak nyaman dengan hal itu, tentu saja. Tapi ibumu memohon kepada mereka sehingga ayahku menyerah...

Melihat eksprei Jung Woo, Min Soo yang tak enak, mengubah topik.

Min Soo : Tetapi, kau tidak berubah sedikit pun. Kau sama seperti dulu.

Jung Woo : Kenapa kau tidak mengunjungiku selama 10 tahun?

Min Soo beralasan dia punya banyak hal yang harus diurus.


Min Soo : Setelah itu terjadi padamu, Byeong Moo dan aku mendaftar sebagai tentara dan bertugas selama dua tahun. Setelah keluar, kami melanjutkan sekolah. Lalu lulus, dan kami membuat persiapan untuk bekerja. Hei, aku seorang perawat ruang gawat darurat. Bekerja tiga shift terlalu berat.

Mendengar cerita Min Soo, Jung Woo hanya bisa terdiam dengan wajah sedih. Impiannya menjadi dokter hancur berkeping-keping lantaran dia dituduh membunuh Bo Young dan Da Eun.


Min Soo dan Jung Woo jalan bersama. Min Soo bilang dia yang mentraktir.

Tapi pas mau masuk minimarket, 3 pemuda keluar dari sana dan Jung Woo ditabrak salah satunya.Yang nabrak bukan minta maaf, malah sewot sama Jung Woo. Min Soo minta maaf dan meminta Jung Woo mengabaikan mereka. Ketiha pria itu pergi.


Min Soo mengajak Jung Woo masuk ke minimarket. Tapi Jung Woo melihat 3 pria tadi mengikuti seorang pria. Salah seorang diantara mereka mengambil batu yang ada di tepi jalan.


Yang diikuti ketiga pria itu ternyata Sang Cheol.

Pria yang memegang batu mau memukul Sang Cheol, tapi Jung Woo datang dan meringkus pria itu.

Sang Cheol berbalik. Perkelahian tak terelakkan. Sang Cheol dan Jung Woo melawan ketiga pria itu.

Min Soo yang panic, menghubungi Byeong Moo karena Jung Woo menyuruhnya memanggil polisi.

Min Soo : Byeong Moo-ya, cepat kemari. Ada perkelahian yang terjadi.


Tak lama, Byeong Moo, Detektif Seo dan Detektif Yoo datang. Detektif Seo dan Detektif Yoo langsung mengejar ketiga pria tadi.

Byeong Moo menatap Sang Cheol.

Byeong Moo : Apa kau baik-baik saja? Mereka mengejar anak-anak itu, tak lama mereka tertangkap. Sangat sulit untuk menangkap para pemeras itu. Kami mendapatkannya karena bantuanmu.


Barulah Byeong Moo memeluk Jung Woo setelah itu.

Byeong Moo kemudian bilang kalau Kepala Hyun sangat ingin bertemu Jung Woo.

Byeong Moo lalu mengajak Jung Woo pergi.


Jung Woo menatap Sang Cheol.

Jung Woo : Rupanya kau adalah polisi sungguhan.


Byeong Moo dan Jung Woo berjalan sambil bicara.

Byeong Moo : Sudah berapa lama?

Jung Woo : Apa Min Soo sudah pergi?

Byeong Moo : Pecundang itu kabur.


Ha Seol membantu Bu Jung cuci piring.

Ha Seol : Bibi, apa benar itu anakmu? Apa anakmu dipenjara dan bebas hari ini? Apa itu sebabnya kau gelisah sepanjang hari? Kau seharusnya mengatakan
jika ada hal yang sulit. Jika tidak, kau akan sakit hati.

Bu Jung : Kenapa kau tidak bekerja?

Ha Seol : Maafkan aku. Maksudku, aku hanya khawatir tentangmu.


Adegan beralih ke Jung Woo yang jalan sama Byeong Moo.

Byeong Moo : Jadi kau akan pergi besok?

Jung Woo : Iya.

Byeong Moo : Bersama ibumu?

Jung Woo : Tidak.


Mereka pun tiba di kantor polisi.

Byeong Moo : Jung woo-ya, panggil aku setiap kali kau mengalami kesulitan. Aku akan membantumu semampuku.

Jung Woo : Terima kasih.

Byeong Moo : Astaga, rasanya ini aneh. Kau membantuku sepanjang waktu
ketika masih muda.


Jung Woo lalu menatap kantor polisi. Melihat kantor polisi, dia teringat perlakuan kasar para detektif yang menangkapnya dulu.

Flashback...


Detektif Kim memukuli kepala Jung Woo karena Jung Woo tidak mau mengaku.

Detektif Kim : Sadarlah, bajingan!


Detektif Kim lalu menunjukkan foto Bo Young dan Da Eun dan membentak Jung Woo.

Detektif Kim : Kau membunuh Sim Bo Young dan Park Da Eun! Kunci inggris yang diduga sebagai senjata pembunuhan ditemukan.


Detektif wanita : Apa kau membunuh Sim Bo Young di gudang?

Itu bikin Jung Woo sakit kepala.


Sekarang, Jung Woo menemui Kepala Hyun.

Kepala Hyun : Jung Woo-ya. Aku sangat pelupa akhir-akhir ini. Aku sudah lupa tanggal pembebasanmu. Jung Woo-ya. Ingat apa yang aku katakan sebelumnya? Itu jika sesuatu terjadi padamu anggap aku sebagai ayahmu
dan datanglah padaku.


Kepala Hyun lalu memberikan Jung Woo kartu nama.

Kepala Hyun : Cobalah hubungi mereka. Kau harus menjalani hidup yang rajin,
terutama demi ibumu.

Jung Woo membaca kartu nama itu. Itu kartu nama seseorang.

"Seo Cheon Ho. Konstruksi Seobit."

Kepala Hyun : Ini adalah perusahaan di Seoul. Kau harus ke Seoul. Kau harus membawa ibumu ke Seoul dan menjalani kehidupan di sana. Aku yakin bahwa sulit bagi mantan napi untuk dapat pekerjaan. Aku memberi saran bagus untukmu.


Jung Woo : Apa Su O baik-baik saja?

Kepala Hyun : Dia masih sama.


Su O sendiri lagi melukis di kamarnya.


Jung Woo menyusuri jalanan sambil memikirkan kata2 Min Soo, Byeong Moo, Pak Yang, ibunya, Pak Sim, Pak Shin, Na Gyeom dan Kepala Hyun.


Min Soo : Aku punya banyak hal yang harus diurus.


Byeong Moo : Astaga, rasanya ini aneh. Kau membantuku sepanjang waktu
ketika masih muda.


Pak Sim : Di mana kau meletakkan putriku setelah membunuhnya!

Pak Shin : Jangan pernah menginjakkan kaki di tempat ini lagi. Tak ada yang menerimamu di sini.

 Na Gyeom : Kau tahu itu. Kau tidak bisa tinggal di sini lagi.

Kepala Hyun : Aku yakin bahwa sulit bagi mantan napi untuk dapat pekerjaan.

Bu Jung : Saat kau menjadi seorang pembunuh, kau bukan lagi anakku.

Jung Woo pun berhenti sejenak dan berusaha menenangkan dirinya.


Sang Cheol yang tengah membereskan barang2nya di rumah, terdiam menatap foto dirinya bersama sang kekasih.


Sang Cheol lalu ingat saat kekasihnya bersimbah darah di hari pernikahan mereka.

Sang Cheol : Ye Won-ah, bangunlah. Ye Won-ah, buka matamu.

Flashback end....


Sang Cheol : Ye Won-ah, maafkan aku.

Ya, calon istri Sang Cheol tewas dibunuh di hari pernikahan mereka.


Jung Woo pulang ke rumahnya. Dia mendapati sang ibu terduduk di sofa, sendirian. Jung Woo lantas menaruh ranselnya di lantai dan berlutut di depan ibunya.

Bu Jung  yang juga menahan rasa sakit, menyuruh Jung Woo pergi setelah makan besok.

Jung Woo : Mari kita mulai lagi di tempat lain, Ibu. Ayo kita pergi bersama.

Bu Jung : Aku akan tinggal di sini. Kau harus pergi. Kau masih muda.

Jung Woo : Aku tak tahu apa yang ku lakukan dan kehidupan yang harus aku jalani, aku tak bisa tanpa ibu.

Bu Jung : Tidak masalah. Apa yang kau alami saat ini bukanlah apa-apa.  Aku baik-baik saja.

Jung Woo : Ibu tidak baik-baik saja. Akulah yang melakukan kejahatan, kenapa ibu harus hidup seperti ini? Sekarang ayah juga tidak ada. Aku sangat merindukanmu tapi kau tidak pernah datang selama 10 tahun terakhir. Apakah kau tinggal seperti ini karena aku?

Bu Jung : Ada orang yang masih belum menemukan tubuh putri mereka
bahkan setelah 10 tahun. Mereka tinggal di neraka saat ini. Kau harus meninggalkan tempat ini. Dan jangan pernah kembali ke sini. Itu yang perlu kau lakukan. Bahkan jika aku mati, jangan kembali.


Hari sudah pagi. Jung Woo keluar kamar dan melihat beras, serta sayur yang lagi direndam sang ibu. Jung Woo pun ingat kata2 ibunya tadi malam kepadanya.

Bu Jung : Jangan pernah kembali ke sini. Bahkan jika aku mati, jangan kembali.

Jung Woo pun mengalah dan mengirimkan pesan ke Na Gyeom.

Jung Woo : Aku akan pergi ke Seoul.


Tiba-tiba, bel rumahnya berbunyi. Jung Woo membuka pintu. Ternyata Su O. Jung Woo memeluk Su O.

Jung Woo : Su O-ya, apa kau baik-baik saja?

Su O lalu memberikan drafting tube ke Jung Woo.

Jung Woo : Apa kau datang untuk memberi ini?

Su O : Ya.

Jung Woo : Apa kau terus melanjutkan gambarmu?

Su O : Ya.


Su O lantas pergi. Tapi Jung Woo kemudian memanggilnya. Jung Woo lantas menyuruh Su O masuk, tapi Su O diam saja menatap Jung Woo sebelum akhirnya beranjak pergi.

Jung Woo pun berteriak, mengucapkan terima kasih pada Su O atas lukisannya.


Jung Woo melihat lukisan Su O. Awalnya dia tersenyum tapi senyumnya menghilang saat dia sadar itu lukisan gudang milik ayahnya. Di lukisan Sun O, ada seseorang yang berdiri di dekat gudang.

Dia ingat saat Pak Sim memakinya ketika dia melakukan reka adegan pembunuhan.

Pak Sim : Kau tidak lebih baik dari seekor anjing!

Dia juga ingat saat Detektif memaksanya melakukan reka adegan.

Detektif Kim : Hei, kau seharusnya memukul kepala. Kau bilang itu caramu membunuhnya.

Terakhir dia ingat kata2 Pak Sim di gedung saat dia tengah dipaksa melakukan reka ulang adegan.

Pak Sim : Putriku, dimana Putriku Bo Young!


Bu Jung di toko daging. Habis dari toko daging, Bu Jung berjalan menyusuri emperan toko sambil memayungi dirinya karena hujan turun cukup lebat. Tanpa dia sadari, seseorang mengikutinya. Bu Jung kemudian mampir di toko baju.


Adegan berpindah pada Bu Jung yang tengah berjalan melewati jembatan penyebrangan.

Tiba-tiba, Bu Jung jatuh dari jembatan penyeberangan dan berakhir di atas mobil yang sedang diparkir. Ya, seseorang sepertinya mendorong Bu Jung dari atas.

Bersambung...


EmoticonEmoticon