Jumat, 12 Juli 2024

Sinopsis Connection Eps 14 Part 1 (EPISODE TERAKHIR)

 All Content From : SBS
Sinopsis Lengkap : Connection
Sebelumnya : Connection Eps 13 Part 2
Selanjutnya : Connection Eps 14 Part 2

Yeon Joo mendatangi divisinya Kyeong Hwan. Di sana, Jae Kyeong duduk dengan tangan diborgol. Yeon Joo mengajak Jae Kyeong bicara sebentar. Anak buah Kyeong Hwan tidak mengizinkan. Yeon Joo tak peduli. Dia menyuruh Jae Kyeong keluar.


Kyeong Hwan melarang, anda tidak dengar? Kita berkumpul sepuluh menit lagi!

Yeon Joo : Aku dengar. Aku ingin bicara dulu padanya.

Yeon Joo menyuruh Jae Kyeong keluar.

Kyeong Hwan marah, tunggu, Ketua Jung, apa yang kau lakukan!

Yeon Joo ngamuk dan melemparkan buku ke arah Kyeong Hwan.

Yeon Joo : Beraninya… Kurang ajar sekali seorang junior bicara seperti itu.

Yeon Joo lalu menyuruh Kyeong Hwan tenang. Dia bilang dia takkan kabur.

Kyeong Hwan tetap melarang Jae Kyeong dibawa.

Kyeong Hwan : Bukan itu masalahnya. Dia tersangka.

Yeon Joo : Siapa yang kau sebut tersangka? Apa kau dapat rambut itu dengan persetujuan Kapten Jang? Bagaimana kau tahu itu rambut Jang Jae Kyeong atau rambutmu? Kau melakukannya secara ilegal!


Kyeong Hwan tak berkutik menghadapi Yeon Joo.

Yeon Joo lalu membawa Jae Kyeong keluar.

Kyeong Hwan kesal setengah mati.

Kyeong Hwan :  Sial. Memangnya kau preman?


Sekarang, Yeon Joo dan Jae Kyeong ada di gudang barbuk. Yeon Joo melepaskan borgol Jae Kyeong. Jae Kyeong memegang tangan Yeon Joo. Dia tak setuju dengan sikap Yeon Joo tadi.

Jae Kyeong : Ketua Tim....

Yeon Joo : Sejak kapan?

Jae Kyeong akhirnya bilang.

Jae Kyeong : Kalau bukan tanggal 23 bulan lalu...

Yeon Joo : Tanggal 24? Hari itu kau mentraktir kami.

Jae Kyeong : Benar.

Yeon Joo : Apa yang terjadi setelah makan malam?

Jae Kyeong : Saya pergi ke kamar mandi setelah makan malam. Saya disergap dari belakang. Saya tidak ingat apa pun setelah itu. Saat saya membuka mata, tiga hari telah berlalu. Saat itu Senin pagi. Lokasinya di Stasiun Balai Kota Anhyeon.

Yeon Joo : Maka kau tidak mengonsumsinya secara sadar.

Jae Kyeong : Saya pernah sengaja mengonsumsinya.

Yeon Joo : Jang Jae Kyeong, dengarkan aku. Kepala Kantor akan menginterogasimu secara langsung. Kau jadi pecandu narkoba bukan karena keinginanmu. Tidak penting kau memakai obat itu.

Jae Kyeong : Ketua...

Yeon Joo : Siapa lagi yang tahu hal ini?

Jae Kyeong : Chang Soo.

Yeon Joo : Karena itu Chang Soo juga dipanggil.


Yeon Joo lalu memberitahu Jae Kyeong bahwa Chang Soo sudah mengaku menerima suap dari Bos Yoon.

Mendengar itu, Jae Kyeong terduduk lemas.


Yeon Joo lantas memperingatkan Jae Kyeong.

Yeon Joo : Mulai sekarang, katakan kau pertama kali terpapar narkoba di Kompleks Pertokoan Anhyeon. Kau fokus pada penyelidikan hingga tidak sempat menyelamatkan dirimu. Soal tes rambutmu positif? Itu tak menjelaskan kapan kau pertama kali jadi pecandu.

Jae Kyeong : Tidak. Ketua, itu agak...

Yeon Joo : Diam! Kau jadi begini karena tidak mendengarkan Ketua Tim, kan? Aku punya beberapa anak buah, salah satunya ditahan karena pembunuhan. Satunya lagi tertangkap karena kecanduan narkoba.

Jae Kyeong pun diam.


Beralih ke Yoon Jin yang membuka pintunya lantaran mendengar bunyi bel. Di depan pintu, dia menemukan surat kabar Harian Ekonomi Anhyeon serta paket bertuliskan nama Joon Seo. Yoon Jin pun membuka paketnya di dalam. Isinya sebuah flashdisk.

Yoon Jin lalu melihat isi flashdisk itu. Omo, isinya foto-foto Walikota Joo In Sang tengah bersenang-senang dengan para gadis. Sontak lah Yoon Jin kaget dan menatap berita soal pengembangkan kompleks bio industri Kota Anhyeon di Surat Kabar Harian Ekonomi Anhyeon.

Yoon Jin bisa menebak siapa yang mengiriminya semua itu.

Yoon Jin : Jung Sang Eui.

Yoon Jin pun menemui Sang Eui. Mereka ketemuan di sebuah kafe.

Yoon Jin tanya darimana Sang Eui mendapatkan foto-foto itu.

Sang Eui : Apa kau berani menulis artikel jika tahu sumberku?

Yoon Jin : Apa? Kalau kau menyuruhku menulis artikel, kau kira aku tidak akan bertanya tentang alasannya?

Sang Eui : Aku tidak menyuruhmu untuk menulisnya. Tapi bagaimana jika Joon Seo yang minta?

Yoon Jin kaget mendengarnya.

Sang Eui : Sekarang kau tahu Joon Seo ingin membalas Jong Soo dan Tae Jin. Kompleks pengembangan lahan Piro-dong. Mencegah itu terjadi adalah pembalasan Joon Seo. Itu yang temanku inginkan, tak bisakah kau melakukannya?

Yoon Jin : Sang Eui-ya, kau tidak pantas mengucapkan kata teman. Hal yang kau klaim sebagai persahabatan itu bukanlah persahabatan. Tapi obsesi. Joon Seo ingin balas dendam pada Won Jong Soo dan Park Tae Jin.

Yoon Jin pun tertawa, konyol sekali. Kau lah yang ingin balas dendam. Kamu cuma ingin percaya Joon Seo mengatakan itu.

Sang Eui : Tidak, jadi diamlah.

Yoon Jin : Kau yang diam! Kau membuat temanmu menjadi pecandu dan mengendalikannya. Bagaimana kau bisa bicara tentang persahabatan? Apa kau tahu? Orang yang tak bisa bersuara di depan tapi mengoceh di belakang sepertimu itu dari dulu memang menyebalkan.


Yoon Jin lalu meletakkan flashdisk itu di depan Sang Eui.

Yoon Jin : Aku akan menulis artikel dengan ini, tapi bukan karena kau dan Joon Seo. Orang yang punya kuasa dan uang. Orang-orang yang tak menanggung konsekuensi perbuatan mereka. Parasit yang mendapatkan sesuatu dengan menempel pada orang-orang seperti itu. Aku tidak bisa melihatnya karena terlalu menjijikkan. Itu sebabnya aku akan menulisnya. Mengerti?

Yoon Jin kemudian mengambil kembali flashdisk itu dan beranjak. Namun sebelum pergi, dia memperingatkan Sang Eui kalau dia takkan membiarkan Sang Eui setelah ini.


Yoon Jin lantas kembali ke kantornya dan langsung ke ruangan pem-red nya.

Dia membuka pintu dan meminta penjelasan Pak Hwang soal artikel Walikota Joo In Sang di koran yang diterimanya.

Yoon Jin : Artikel apa ini?

Pak Hwang menyuruh Yoon Jin menutup pintu.

Yoon Jin menutup pintu dan mendekati Pak Hwang.

Lalu dia menunjukkan artikel itu ke Pak Hwang.

Yoon Jin : Anda membuat kesepakatan? Memuat artikel ini di halaman depan dan mencabut artikel kasus narkoba Jong Soo.

Pak Hwang : Ini berita segar dan bagus dalam banyak hal. Generasi kedua grup konglomerat terjerat narkoba. Itu sudah basi.

Yoon Jin kesal, sunbae!

Pak Hwang : Ini menguntungkan Anhyeon dan bisnis, jadi aku harus membantu. Kenapa? Kau diam karena semua di situ benar? Lalu, perusahaan besar yang berakar di Kota Anhyeon hanya Grup Geumhyung. Kau pikir oplah koran kita di Anhyeon akan bagus jika hubungan kita buruk dengan Geumhyung?

Yoon Jin pun memberikan flashdisk berisi foto2 Walikota Joo In Sang ke Pak Hwang.

Yoon Jin : Tidak ada salinannya. Masih sama seperti yang saya dapat pagi ini. Saya punya ini. Selama ini saya mengalaminya langsung dan melakukan peliputan berita. Karena itu saya akan menulis artikelnya. Jika setelah melihat ini anda masih punya keberanian, tolong terbitkan artikelnya. Jika anda tidak melakukannya, ini terakhir kalinya anda melihat saya.

Pak Hwang kaget diancam begitu.


Jae Kyeong dan Yoon Jin keluar dari gudang barbuk. Bersamaan dengan itu, In Soo datang mengawal Chang Soo. Melihat Chang Soo, Jae Kyeong minta izin bicara sebentar dengan Chang Soo. Yeon Joo mengizinkan dan beranjak duluan.

Namun In Soo tak memberi izin.

Jae Kyeong : Maka aku akan bicara di depan Detektif Park.

In Soo :  Kapten Jang!

Jae Kyeong minta penjelasan Chang Soo, kenapa Chang Soo bisa menerima suap Bos Yoon. Chang Soo tanya, apa itu penting sekarang.

Chang Soo : Satu kata dari saya akan membuat karier anda berakhir.

Jae Kyeong : Jangan bercanda dan katakanlah. Kenapa kau melakukan itu?

Chang Soo : Anda juga tahu. Pemadat adalah orang yang membeli narkoba karena menyukainya. Apa gunanya menangkap mereka kalau ujung-ujungnya lepas lagi? Meskipun terus ditangkap, mereka akan tetap keluar.

Jae Kyeong : Jadi?

Chang Soo : Saya pikir lebih baik menyuruh Bos Yoon untuk mencegah agar tak meluas dan hanya mengendalikan orang-orang yang pernah mengonsumsinya.

Jae Kyeong : Apakah dengan cara itu, sekarang pasar dipenuhi dengan Lemon Ppong dan orang-orang sehat menjadi mati karena putus obat? Menurutmu cara ini berhasil?

Chang Soo : Lalu mau sampai kapan? Sampai kapan anda akan melakukan hal yang sama? Menurut anda ini akan berakhir?


Jae Kyeong : Tentu tidak. Kau tahu itu pekerjaan kita, 'kan? Apa gunanya membersihkan sampah yang akan muncul lagi? Apa yang terjadi jika kita tak membersihkan sampah hari ini? Memang sulit, 'kan? Sulit dan membosankan. Tidak ada akhir. Tapi... Itulah tugas kita. Kau menyerahkan informasi dengan imbalan uang. Mengkhianati rekan yang bekerja denganmu. Lalu membunuh seseorang. Ke mana pun kau pergi, jangan pernah jadikan hal semacam itu sebagai alasan. Karena aku malu kau pernah bekerja di bawahku.


Jae Kyeong lalu beranjak pergi.

Chang Soo kesal, bukankah anda harusnya meminta tolong? Saya diminta jaga ucapan. Bukankah mestinya anda meminta saya seperti itu?

Jae Kyeong tak terpengaruh ucapan Chang Soo.


Tae Jin menemui Presdir Won. Namun sebelumnya, dia digeledah terlebih dahulu oleh seketaris Presdir Won. Ponselnya juga disita. Baru setelah itu dia bisa menemui Presdir Won.

Tae Jin : Soal Jong Soo, saya akan minta surat perintah penangkapan. Kami tak khawatir dia akan kabur, tapi kami khawatir barang bukti hilang. Karena dia memproduksi dan mengonsumsi narkoba, kemungkinan besar dia akan ditahan. Tapi, mengingat dia tak punya catatan kriminal dan obat itu dikonsumsi sendiri, bukan didistribusikan secara eksternal. Diperkirakan dia tidak akan dikenakan hukuman penjara.

Presdir Won : Konsumsi sendiri? Bagaimana dengan putra kedua Presdir Han dari Grup Lee Gu?

Tae Jin : Saya tidak akan menyentuh Grup Lee Gu.

Presdir Won : Mau kau apakan obat yang kau distribusikan itu? Harus ada yang bertanggung jawab.

Tae Jin : Saya punya teman bernama Jung Sang Eui. Peneliti di Farmasi Geumhyung yang sebenarnya membuat obat itu. Teman itu akan saya tangani karena alasan keserakahan pribadi.

Presdir Won pun tanya apa yang Tae Jin inginkan.

Tae Jin : Proyek pengembangan kompleks bio-industri dan lahan perumahan Piro-dong. Saya ingin mengambil alih semuanya. Selain itu, beri saya enam persen bagian Geumhyung pada proyek pengembangan lahan Piro-dong.

Presdir Won : Aku mengerti. Apa sekarang kau akan berhenti jadi jaksa?

Tae Jin : Ya. Saya berencana untuk menyelesaikan pekerjaan Jong Soo dan segera pensiun.

Presdir Won : Apa kau berniat melakukan ini sejak awal?

Tae Jin : Saya tidak tahu. Saya hanya mencoba mengambil jalan yang lebih mudah dari ini.

Presdir Won : Bagaimanapun juga, kau yang menang.


Jae Kyeong duduk bersama Yoon Jin, Chang Soo, Kepala Bae, Kyeong Hwan, In Soo dan satu anggota Kyeong Hwan lainnya.

Kepala Bae : Jang Jae Kyeong. Jawab saja dengan ya atau tidak. Kau dinyatakan positif narkoba. Kau mengakuinya?

Jae Kyeong : Ya.

Kepala Bae : Dan kau... Bagaimana kau bisa tahu Inspektur Jang kecanduan narkoba?

Kyeong Hwan : Saya mengetahuinya saat menyelidiki penangkapan Kim Dae Sung.

Kepala Bae : Apa katanya?

Kyeong Hwan : Saya dengar dia berada di lokasi tempat Kapten Jang disuntikkan narkoba. Dia bilang, dosis narkoba itu sulit untuk diterima orang yang bukan pecandu. Saya coba melakukan tes rambut dan hasilnya positif.

Yeon Joo : Soal rambut itu. Kau yakin itu milik Inspektur Jang?

Kyeong Hwan : Ya.

Yeon Joo : Dapat dari mana?

Kyeong Hwan : Soal itu...

Kepala Bae : Kenapa kau menanyakan itu? Tanyakan hal seperti itu di pengadilan.

Kepala Bae  lalu menginterogasi Chang Soo.

Kepala Bae : Kau selalu pergi dengan Kapten Jang, 'kan? Kau tahu Kapten Jang memakai narkoba?

Yeon Joo sewot, Pak Kepala!

Kepala Bae : Diam!

Yeon Joo : Dia pertama kali kena narkoba saat sedang menangkap Lee Geu Ho dan Kim Dae Sung.

Kepala Bae : Kubilang diam.

Yeon Joo : Mestinya dia dapat penghargaan, bukan dihukum karena tak menyelamatkan diri!

Kepala Bae : Ketua Tim Jung!

Yeon Joo pun diam. Wajahnya kesal.

Chang Soo : Saya mengetahuinya.

Kepala Bae : Bagaimana bisa?

Chang Soo pun berkata bahwa dia yang membuat Jae Kyeong kecanduan.

Sontak lah Jae Kyeong kaget mendengarnya.

Begitu pun dengan Yoon Jin dan Kyeong Hwan.

Jae Kyeong lantas meminta Chang Soo berkata jujur.

Chang Soo menatap Kepala Bae.

Chang Soo : Anda masih memiliki ponsel saya, kan?

Kepala Bae pun tanya dimana ponsel Chang Soo.

In Soo bilang disita.

Kepala Bae : Cepat ambil!

In Soo pun bergegas mengambil ponsel Chang Soo.


Sekarang, mereka sama-sama menonton video rekaman di ponsel Chang Soo. Di video itu, terlihat Jae Kyeong yang kesakitan, merangkak, berusaha mengambil lemon ppong dari laci Soo Hyeon. Namun belum sempat mengambil, Jae Kyeong sudah keburu pingsan.

Chang Soo kemudian datang dan melihat Jae Kyeong terkapar. Chang Soo mendekati Jae Kyeong dan menemukan Jae Kyeong sudah memegang lemon ppong. Chang Soo yang mengerti Jae Kyeong udah terpapar lemon ppong, langsung mengambil lemon ppong itu dari tangan Jae Kyeong. Tak lama kemudian, dia meminumkan lemon ppong ke Jae Kyeong.


Kepala Bae : Apa bisa dipastikan itu Lemon Ppong?

Soo Hyeon yang ada di sana, menjelaskan, bahwa itu mejanya dan saat itu ada lemon ppong di lacinya tapi lemon ppong nya mendadak hilang.


Kepala Bae : Bagaimana dengan sebelum itu? Dilihat dari situasi itu, sepertinya Kapten Jang sudah kecanduan sebelumnya.

Chang Soo : Ya. Kapten sudah dibuat kecanduan sebelumnya.

Kepala Bae : Apa alasannya?

Chang Soo : Kapten Jang mencurigai saya dan Bos Yoon dengan mempersempit jaringan investigasi. Jadi saya suruh Bos Yoon untuk membuat Kapten Jang kecanduan.

Kepala Bae kaget mendengarnya.


Jae Kyeong marah dan menyuruh Chang Soo menatapnya.

Jae Kyeong : Kau tidak melakukannya.

Chang Soo : Anda melihatnya. Saya memberi Anda narkoba. Untuk apa saya berbohong dalam situasi ini? Kapten Jang Jae Kyeong tidak melakukan kesalahan. Dia hanya bekerja keras seperti yang selalu dia lakukan.


Jae Kyeong tambah marah dan mencengkram Chang Soo. Dia tanya kenapa ke Chang Soo. Yoon Jin dan Soo Hyeon langsung memisahkan Jae Kyeong dan Chang Soo.

Kepala Bae : Hentikan! Kecuali Kapten Jang, semuanya keluar.


Kyeong Hwan yang kepengen banget memenjarakan Jae Kyeong, tak terima.

Kyeong Hwan : Pak Kepala, bukan seperti ini.

Dia juga marah sama Chang Soo dan meminta Kepala Bae tidak tertipu.

Kepala Bae : Diam.

Mereka semua keluar kecuali Jae Kyeong.


Di mejanya, Yoon Jin menunggu keputusan Pak Hwang dengan resah. Tak lama, Pak Hwang membuka pintu dan berteriak memanggil nama Yoon Jin. Yoon Jin menatap Pak Hwang. Pak Hwang menyuruh Yoon Jin masuk ke ruangannya. Yoon Jin menghela nafas dan bergegas ke ruangan Pak Hwang.

Pak Hwang : Kau sudah bosan hidup? Kalau berita ini meledak, kau harus hati-hati.

Yoon Jin : Baik.

Pak Hwang : Kau yakin aku harus menerbitkan ini beberapa hari lagi? Aku butuh waktu untuk mengumpulkan keberanian. Kau bisa melakukannya dengan benar?

Yoon Jin : Ya.

Pak Hwang : Lagi pula, koran kita tidak laku. Kenapa kita tidak mengisi pundi-pundi kosong itu?

Yoon Jin senang Pak Hwang setuju menerbitkan artikel Walikota Joo In Sang.


Yeon Joo menunggu dengan resah di mejanya. Tak lama, Jae Kyeong datang.

Yeon Joo : Apa kata Pak Kepala?

Jae Kyeong : Katanya saya dibuat kecanduan saat bertugas. Dia menyuruh saya untuk dirawat dan istirahat.

Soo Hyeon datang. Dia ingin memberikan sesuatu namun menunggu sampai Jae Kyeong dan Yeon Joo selesai bicara.

Yeon Joo : Kau mengiyakan, 'kan?

Jae Kyeong : Saya minta waktu lebih.

Yeon Joo : Jae Kyung-ah!

Jae Kyeong : Tolong beri saya tiga hari lagi. Saya akan menyelesaikannya. Maaf untuk banyak hal.

Yeon Joo : Tidak apa-apa.


Soo Hyeon pun mendekati Jae Kyeong dan menunjukkan sketsa wajah pembunuh Yoon Ho. Jae Kyeong kaget melihat itu sketsa Chi Hyeon.


Tae Jin mengunjungi Jong Soo di penjara. Jong Soo marah, sampai dipegangi sipir.

Jong Soo : Brengsek! Kau datang untuk mengejekku! Apa kau datang untuk melihat betapa hancurnya aku? Tae Jin-ah, aku akan bebas beberapa hari lagi. Saat aku keluar, aku akan membunuhmu bajingan! Awas kau. Aku akan mencabik dan membunuhmu. Mengerti?

Tae Jin : Aku tidak menyangka.

Jong Soo : Apa?

Tae Jin : Aku kira kau lebih benci pada ayahmu dibanding padaku.

Jong Soo : Diam.

Tae Jin : Dia membuangmu dan memilih perusahaan. Apakah dia pantas disebut ayah?


Tae Jin lalu berdiri. Dia menyuruh sipir melepaskan Jong Soo.

Sipir pun melepaskan pegangan mereka.

Tae Jin mendekati Jong Soo.

Tae Jin : Soal kau menyuruh membunuh Yoon Ho.. Itu hanyalah makar. Aku berencana merahasiakan itu. Aku juga tidak mau kau berada di sini terlalu lama. Tenang dan duduklah.


Jong Soo pun duduk. Tae Jin juga duduk.

Tae Jin : Meski ini kejahatan pertamamu, kau tetap akan dihukum penjara. Tapi aku akan membebaskanmu secepat mungkin. Pada saat kau bebas, pembangunan kompleks bioindustri akan kembali berlanjut. Jong Soo-ya, pada saat itu, kau harus mengambil alih. Bukan ayahmu, Presdir Won Chang Ho.

Jong Soo : Berengsek, kau ingin mengadu domba aku dengan ayahku lagi?

Tae Jin : Jong Soo. Apa kau benar-benar mencintai ayahmu? Kau masih butuh naungan ayahmu. Kau tidak sukarela datang kemari. Begitu juga aku. Pengaruh Presdir Won Chang Ho masih bisa dimanfaatkan. Jika bukan karena itu, kau pikir aku tak punya bukti yang bisa mengirim ayahmu ke penjara?

Jong Soo : Park Tae Jin!

Tae Jin : Won Jong Soo, pengembangan lahan kompleks bio-industri Piro-dong harus sukses diwujudkan oleh kau dan aku. Karena jika Presdir Won Chang Ho yang sukses,  kau akan selamanya hidup di bawah bayang-bayang ayahmu. Kau tidak tahu itu?

Jong Soo : Kau memang pandai bicara. Kenapa baru sekarang
kau melakukan ini padaku? Kau tak butuh aku lagi, 'kan?

Tae Jin : Kau yang bilang. Putra Won Chang Ho adalah kau. Ucapanmu itu benar. Karena tidak ada yang bisa kulakukan pada hal semacam itu. Sebagai gantinya, aku akan menjadi orang terkaya di Korea Selatan. Untuk mewujudkan itu, aku butuh mitra bisnis sepertimu. Tidak usah buru-buru. Orang bilang, yang tersisa di sini adalah waktu. Luangkan waktumu dan pikirkan baik-baik.  Apa yang sebenarnya kau inginkan. Dan juga siapa orang yang kau butuhkan di sisimu untuk tujuan itu.

Jong Soo terdiam mendengarnya.


Tae Jin lantas keluar dan langsung menghampiri Chi Hyeon yang menunggu diluar. Chi Hyeon menanyakan kabar Jong Soo. Dia nampak cemas.

Tae Jin : Baik-baik saja. Aku bilang, tak ada salahnya memakai kesempatan ini untuk memikirkannya.

Chi Hyeon terdiam.

Tae Jin : Oh Chi Hyeon. Jangan sedih. Bulan depan aku akan berhenti jadi jaksa. Sekarang aku akan fokus pada bisnis. Untuk melakukannya, aku butuh teman sepertimu di sisiku. Jangan merasa tak enak karena tindakanmu di tempat persembunyian waktu itu. Aku sudah melupakan itu.

Chi Hyeon : Bagaimana dengan Sang Eui?

Tae Jin : Aku sudah memerintahkan pencarian. Kita harus membereskannya. Secara legal atau personal.


Tae Jin mengajak Chi Hyeon pergi. Chi Hyeon beranjak duluan. Tapi ponsel Tae Jin berbunyi. Panggilan dari nomor yang dirahasiakan.

Ternyata itu Sang Eui. Sang Eui ada di rumah abu Joon Seo.

Tae Jin : Kau di mana sekarang?

Sang Eui : Korea. Aku sedang tidak dicari, 'kan?

Tae Jin : Aku sudah menyuruhmu pergi ke luar negeri, 'kan? Apa yang kau lakukan di Korea?

Sang Eui : Perintah pencarian sudah turun rupanya. Kalau begitu, lepaskan aku. Aku akan pergi sekarang.

Tae Jin : Sang Eui-ya, aku sudah memberimu kesempatan. Aku tidak membiarkanmu terlalu lama. Serahkan dirimu.

Sang Eui : Tae Jin-ah, apa aku boleh menyerahkan diri?

Tae Jin : Apa?


Sang Eui : Kau menyuruhku melenyapkan ponselku. Bukankah artinya kau mengeria aku tidak punya apa-apa? Saat pertama kali kita memulai bisnis Lemon Ppong, kata-kata yang kau ucapkan pada Joon Seo di kafe di Hwanseong, aku mendengarkannya lagi kemarin. Kau yakin akan baik-baik saja?

Tae Jin marah mendengarnya, kau pikir kau bisa mengancamku dengan hal itu?

Sang Eui : Tidak, kau pasti bisa melewati itu. Tapi itu tetap butuh waktu, 'kan? Pasti akan ada rintangan.

Tae Jin : Jadi, apa maumu?

Sang Eui : Mari kita bertemu dulu. Bertemu dan menyelesaikan semua yang perlu kita selesaikan. Aku juga menginginkan sesuatu darimu. Kita bicara secara langsung. Aku akan menyerahkan semua fail rekaman yang aku punya di sana.

Tae Jin : Beri tahu tempat dan waktunya.

Sang Eui : Kau yang putuskan. Ke tempat aman yang tidak bisa disadap atau ada CCTV.

Panggilan selesai.

Tae Jin pun menggeram.


Yoon Jin keluar kantornya dan menemui seorang wanita. Wanita itu mengaku yang menelpon Yoon Jin. Wanita itu kemudian mengenalkan dirinya. Dia Kim Seo Jin yang bekerja dengan Joon Seo di bidang properti.

Yoon Jin ingat mereka bertemu di pemakaman Joon Seo.

Yoon Jin : Ya. Saya ingat. Kita pernah bertemu di pemakaman Joon Seo, 'kan?

Seo Jin : Benar.

Yoon Jin : Ada perlu apa datang kemari?

Seo Jin memberikan sesuatu.

Seo Jin : Saya sudah menghubungi Ji Yeon. Tapi katanya dia dirawat di RS dan memberi info kontak Reporter Oh.


Yoon Jin melihat pemberian Seo Jin.

Isinya, sebuah tabung hitam besar.


Jae Kyeong dan Soo Hyeon di perjalanan. Jae Kyeong dihubungi Yoon Jin.

Yoon Jin : Kau dimana?

Jae Kyeong : Aku agak sibuk saat ini.

Yoon Jin sendiri juga di perjalanan.


Yoon Jin : Lokasi konstruksi tempat Joon Seo mati itu... Aku baru tahu kenapa Joon Seo meminta mereka bertemu di sana.

Kamera menyorot sebuah peta Anhyeon di kursi samping Yoon Jin dan tabung hitam tadi yang rupanya tempat menyimpan peta.


Jae Kyeong : Apa alasannya?

Yoon Jin : Rumah Chae Kyung Tae berada di tempat konstruksi itu sebelum menjadi kota baru.

Jae Kyeong kaget mendengarnya.


Chi Hyeon memberikan penghormatan terakhir untuk Yoon Ho. Wajahnya dipenuhi rasa bersalah. Si Jeong hanya bisa terduduk lemas. Saat Chi Hyeon mau pergi, Si Jeong mendekati Chi Hyeon.

Si Jeong tampak marah, katakan pada Tae Jin. Aku minta cara untuk menghidupi diriku dan anak-anak. Katakan aku tahu segalanya. Karena itu pastikan dia untuk menjaga kami.

Chi Hyeon : Baik.


Chi Hyeon beranjak keluar. Namun Jae Kyeong datang bersama Soo Hyeon dan dua polisi berseragam untuk menangkap Chi Hyeon.

Jae Kyeong : Oh Chi Hyeon. Kau ditangkap karena diduga telah membunuh Jung Yoon Ho.

Yoon Jin datang dan melihat Chi Hyeon ditangkap.


Si Jeong yang melihat itu dan mendengar Chi Hyeon pembunuh suaminya, syok.

Yoon Jin menatap Si Jeong.

Yoon Jin : Si Jeong-ah.


Tangis Si Jeong kemudian pecah.

Yoon Jin pun masuk dan memeluk Si Jeong.


Jae Kyeong menyuruh Soo Hyeon membawa pergi Chi Hyeon.

Soo Hyeon dan dua polisi membawa Chi Hyeon.


Jae Kyeong terdiam menatap ke arah Si Jeong.


Sekarang, Jae Kyeong duduk di luar gedung pemakaman.

Tak lama, Yoon Jin datang dan memberikan Jae Kyeong sekaleng minuman.

Namun Jae Kyeong agak kesulitan membuka kaleng minumnya. Tangannya gemetar lagi tapi kemudian dia menggenggam tangannya sejenak dan berhasil membuka minumnya sendiri. Yoon Jin melihat itu.

Yoon Jin : Ada apa denganmu? Narkomanianya kambuh lagi?

Jae Kyeong : Aku tidak apa. Tadi kau menyebut peta?


Yoon Jin menunjukkan peta Anhyeon.

Yoon Jin : Di sinilah Joon Seo meninggal. Lokasi konstruksi Piro-dong.


Lalu dia menunjukkan peta lama.

Yoon Jin : Menurut peta kadaster lama, ini lokasi rumah Chae Kyung Tae. Benar, 'kan? Joon Seo berpikir semuanya dimulai dari sana. Makanya dia menyuruh semua orang datang ke situ. Joon Seo bilang begitu saat datang menemuimu terakhir kalinya. "Meski terlambat, aku akan mengembalikannya ke tempatnya."

Jae Kyeong pun paham.


Lalu ponsel Jae Kyeong berdering dari nomor yang tidak ditampilkan. Ternyata itu Sang Eui.

Sang Eui : Ini Sang Eui.

Yeon Joo masuk ke kamar RS dengan terburu-buru. Di dalam, dua polisi berseragam menjaga kamar itu. Begitu Yeon Joo datang, dua polisi pergi. Yeon Joo pun mendekati Jin Wook yang baru siuman.

Yeon Joo : Gong Jin Wook-ssi, apa kau sudah sadar? Aku Jung Yeon Joo, Ketua Tim narkoba di Kantor Polisi Anhyeon.

Yeon Joo lantas mencecar Jin Wook dengan beberapa pertanyaan.

Yeon Joo : Siapa yang mengatur penyelundupan? Siapa yang menjadwalkannya? Beri tahu aku.

Jin Wook bilang dokter. Dokter yang mengaturnya.

Yeon Joo : Apa kau pernah bertemu Dokter? Siapa dia?

Jin Wook : Ya.

Yeon Joo : Siapa?

Jin Wook : Park... Jaksa Park Tae Jin.

Yeon Joo kaget mendengarnya.

Yeon Joo kemudian tanya soal pistol Jae Kyeong.

Yeon Joo : Pistol yang membunuh Bos Yoon.

Jin Wook bilang Dokter yang membawa pistol itu.


Beralih ke Sang Eui yang baru saja tiba di Piro-dong.  Di sana, Tae Jin sudah duduk, menunggu Sang Eui. Di depan Tae Jin, ada sebuah brankas yang ditaruh di atas meja.

Tae Jin : Kau sudah datang?

Tae Jin pun beranjak mendekati Sang Eui.

Tae Jin meminta ponsel Sang Eui. Sang Eui memberikan ponselnya ke Tae Jin. Tae Jin lalu menyimpan ponsel Sang Eui di dalam brankas. Tak cuma ponsel Sang Eui, tapi juga ponsel dirinya. Setelah itu, dia mengunci brankas dan kembali beranjak ke Sang Eui.


Tae Jin : Aku mengeluarkan semua yang ada di sini. Lusa kita akan berusia 40 tahun. Berkumpul di tempat persembunyian sungguh kekanakan. Lalu... Ini.

Tae Jin menunjukkan perangkat anti perekaman yang sebelumnya dia cabut dari bawah meja saat membahas rencana untuk melenyapkan Yoon Ho, pada Chi Hyeon dan Jong Soo.

Tae Jin : Kau tahu ini, 'kan? Ini perangkat anti-perekaman. Karena kau melakukan banyak hal aneh di belakangku. Seharusnya aku bisa percaya padamu. Satu lagi, berikan padaku.

Sang Eui mengernyit heran, apa?

Tae Jin : Rekamanku. Kau bilang akan membawanya.

Sang Eui : Aku tidak punya itu.

Tae Jin pun bingung, apa maksudmu?

Sang Eui : Jika aku punya bukti untuk menangkapmu, aku akan serahkan pada Jae Kyeong dari dulu, 'kan?


Mendengar itu, Tae Jin marah dan mencengkram Sang Eui.

Tae Jin : Sang Eui-ya, dengarkan.  

Tae Jin lalu memukuli Sang Eui berkali2.

Tae Jin : Dari dulu sampai sekarang kau harus tetap disadarkan! Sadarlah, Berengsek!

Sang Eui pun jatuh ke lantai usai dipukul Tae Jin.

Tae Jin menatap Sang Eui, beraninya kau mengancamku! Apa kau mengancamku?

Tae Jin lantas menendang kaki Sang Eui berkali2.


Setelah itu, dia kembali mencengkram baju Sang Eui.

Tae Jin : Sejak awal aku tak peduli dengan apa yang kau punya. Dasar bajingan. Hei, apa yang akan kau lakukan? Apa yang akan kau lakukan Bajingan sepertimu bisa apa? Kau kira aku bukan manusia? Sang Eui-ya, lihat aku. Kau bilang tidak semua teman itu sama. Aku Park Tae Jin, brengsek! Apa kau meneleponku untuk membuat kesepakatan?


Kamera menyorot Sang Eui yang kesakitan sambil memegangi kakinya.

Tae Jin pun kembali menendang kaki Sang Eui.

Tae Jin : Tidak, kau bahkan tidak bisa bicara denganku secara pribadi. Kalau kau menelponku....


Jae Kyeong datang, Park Tae Jin.

Tae Jin terkejut dengan kemunculan Jae Kyeong.

Jae Kyeong : Apa ini? Apa ini sosok terendahmu?

Tae Jin : Jae Kyeong-ah, apa dia memintamu untuk datang juga?

Tae Jin lalu menatap Sang Eui, kenapa? Kau takut aku akan membunuhmu?

Jae Kyeong : Aku datang karena ingin bertanya.


Tae Jin memperhatikan penampilan Jae Kyeong.

Tae Jin : Tampaknya kau benar kecanduan. Kapten Yoo Kyeong Hwan bilang kau kecanduan, tapi aku tidak percaya.

Tae Jin lalu tanya ke Sang Eui, apa Jae Kyeong konsumen mereka.

Jae Kyeong menatap kesal Tae Jin, rasanya seperti mau mati.

Tae Jin : Kau tidak boleh mati. Baiklah, justru bagus seperti ini. Apa yang membuatmu penasaran? Tanyakan apa yang ingin kau ketahui. Tapi sebelumnya, berikan ponselmu.


Jae Kyeong pun menyerahkan ponselnya ke Tae Jin.

Tae Jin lantas menyimpan ponsel Jae Kyeong di brankas.

Setelah itu dia duduk dan tanya, apa Jae Kyeong yakin baik-baik saja.

Tae Jin lalu menyuruh keduanya duduk.


Jae Kyeong dan Sang Eui berjalan ke arah Tae Jin.

Tae Jin memperhatikan mereka.

Tae Jin : Lihatlah. Indah sekali melihat kalian di sini. Yang satu adalah pelaku utama dalam pembuatan dan distribusi narkoba. Satunya lagi adalah detektif pecandu narkoba. Astaga. Kenapa teman-temanku semuanya terlihat seperti ini?


Jae Kyeong dan Sang Eui duduk.

Tae Jin menatap Jae Kyeong.

Tae Jin : Kalau ada yang ingin ditanyakan, cepatlah tanyakan. Sebentar lagi, penyidik kejaksaan kami akan datang ke sini. Tanyalah sebelum kau ditangkap.

Jae Kyeong : Joon Seo-ya. Aku dengar dia bekerja sama denganmu dan mulai menjual narkoba agar dia bisa membawa putrinya berobat ke Amerika. Cuma itu alasannya?

Tae Jin : Apa kau penasaran dengan hal itu sekarang?

Jae Kyeong : Joon Seo menerima lima juta won dari Jong Soo untuk pengobatan putrinya. Kau tahu itu, 'kan?

Tae Jin : Ya. Tapi Jong Soo bilang dia akan menjinakkan Joon Seo sehingga setengah hati memberikan uang itu. Jadi, satu-satunya harapan untuk Joon Seo adalah pengobatan putrinya ditanggung asuransi kesehatan. Tapi Jong Soo menggunakan kekuasaannya untuk mengganggunya. Melihat itu, aku pergi menemui Joon Seo.


Kita diperlihatkan flashback Maret 2023.

Joon Seo didatangi Tae Jin ke rumah. Tae Jin memberitahu Joon Seo bahwa itu perbuatan Jong Soo. Jong Soo menghentikan penanggungan asuransi untuk pengobatan Yoon Hee.

Joon Seo kaget mendengarnya, apa?

Tae Jin : Park Joon Seo, dengarkan aku baik-baik. Kita akan hanya menjual obat ini selama tiga bulan. Itu sudah cukup.

Flashback end...


Tae Jin : Tapi dia tidak mau. Bagaimana pun Jong Soo tetaplah seorang teman. Dia terus mengulangi kata-kata itu. Intinya seperti itu. Suatu hari, aku tiba-tiba menerima telepon dari Amerika. Mereka bilang bisa sembuhkan anak itu kalau ada uang 500 juta won. Jadi kali ini, Joon Seo menemui Jong Soo lebih dulu.


Kita diperlihatkan flashback saat Joon Seo berlutut, memohon pada Jong Soo dipinjami uang 500 juta won. Dia berjanji akan melakukan apapun untuk Jong Soo jika putrinya bisa sehat lagi.

Joon Seo : Jong Soo, aku jarang meminta bantuanmu.

Jong Soo : Joon Seo-ya, kau cuma terpancing iming2 itu. Lagi pula, obat itu sedang dalam uji klinis. Bagaimana kau tahu itu akan berhasil?

Jong Soo menarik napas sejenak.

Jong Soo : Baiklah. Aku akan kembali memberimu lima juta won. Tunggulah. Kalaupun uji klinis berjalan baik, Korea takkan mengimpor obat itu.


Dari lantai atas, Tae Jin mendengarkan semuanya.

Flashback end...

Tae Jin : Keesokan harinya, Joon Seo datang menemuiku. Dia setuju menjual narkoba sampai kami menghasilkan 500 juta won.

Tae Jin lalu menatap Jae Kyeong, kau puas?

Jae Kyeong syok mendengar cerita Tae Jin.


Presdir Won yang sedang tidur, dibangunkan seketarisnya.  Seketarisnya datang dengan terburu-buru sambil membawa tablet. Dia lalu menunjukkan apa yang ada di tablet pada Presdir Won. Ternyata ada berita soal Walikota Joo In Sang.

Disebutkan menurut laporan investigasi eksklusif dari media lokal Anhyeon, Walikota Joo In sang minum-minum bersama banyak wanita dan menerima layanan seksual.


Di ruangannya, Walikota Joo In Sang hanya bisa terdiam menonton berita dirinya. Foto2nya saat tengah bersenang-senang dengan para gadis juga ditampilkan.

Reporter : Wali Kota Joo menjelaskan bahwa hal itu tidak berdasar tapi rumor tak kunjung mereda. Sementara itu, pembangunan yang disebut terbesar dalam sejarah Anhyeon yaitu Kompleks Bio-Industri Pirodong dan pimpinan proyek Kota Baru Anhyeon, Won Jong Soo, CEO dari Grup Geumhyung memberi kejutan karena ditangkap atas tuduhan produksi dan pengedaran narkoba. Wali Kota yang menyetujui pembangunan...


Presdir Won yang sakit kepala, menyuruh seketarisnya menelpon Tae Jin.


Ponsel Tae Jin di dalam brankas berdering. Telepon dari seketaris Presdir Won. Ponsel Jae Kyeong juga berdering. Telepon dar Yeon Joo.


Tae Jin tanya, Jae Kyeong mau tahu apa lagi.

Jae Kyeong : Apa kau tahu kenapa Joon Seo memanggil kalian ke lokasi pembangunan Piro-dong? Tempat itu dulunya lokasi rumah Chae Kyung Tae.

Sang Eui dan Tae Jin terkejut mendengarnya.

Jae Kyeong : Itu alasannya. Joon Seo bermaksud menguak rahasia kalian di tempat hubungan buruk kita dimulai. Tae Jin, kau mengedarkan narkoba tanpa sepengetahuan Jong Soo. Oh Chi Hyeon dan Jung Yoon Ho membunuh Lee Myeong Guk dan menyimpan mayatnya di Gudang Beku Yeongryun. Won Jong Soo membunuh Chae Kyung Tae 20 tahun lalu.

Tae Jin : Apa?

Jae Kyeong : Kenapa? Kau tidak tahu? Chae Kyung Tae tewas bukan karena musibah kebakaran. Jong Soo kembali untuk mencari pelat namanya yang terjatuh, lalu membunuh Chae Kyung Tae yang sadar dan minta diselamatkan.

Tae Jin terkejut mendengar Jong Soo membunuh Kyung Tae.


Jae Kyeong : Tanggal 23 Februari jam 23.30. Di antara kalian yang dipanggil ke lokasi pembangunan Piro-dong, seseorang telah membunuh Park Joon Seo. Tahu kenapa? Mungkin takut ketahuan telah membunuh temannya 20 tahun yang lalu? Atau mencoba menutupi fakta bahwa dialah yang membunuh peneliti yang mengancam? Atau mencoba menutupi fakta bahwa dia diam-diam membuat dan menjual narkoba? Pada hari kematian Joon Seo, orang yang menyetop lift ke lantai 9 dan membuat kalian turun di lantai satu. Orang yang setelah memastikan Joon Seo sudah mati, mengajak semua orang untuk segera meninggalkan tempat itu. Orang yang terus menghalangi autopsi pada Joon Seo sampai akhir. Semua dilakukan oleh satu orang. Park Tae Jin. Katakanlah sekarang. Kau membunuh Park Joon Seo, kan?

Tae Jin : Sebelum itu, aku tanya satu hal. Apa buktinya bahwa Joon Seo dibunuh dan bukan bunuh diri?

Jae Kyeong : Sepatunya.

Tae Jin : Apa?

Jae Kyeong : Joon Seo memakai sepatu saat pertama kali terjatuh.


Sang Eui : Itu benar. Aku melihatnya dengan jelas.

Tae Jin : Begitu rupanya. Kau melihatnya. Padahal aku tidak perlu melakukan itu. Kenapa aku menaruhnya lagi di lantai 9?


Tae Jin lantas mengaku bahwa dia yang membunuh Joon Seo.

Jae Kyeong dan Sang Eui kaget mendengarnya.


Tae Jin : Sebenarnya, aku tidak bermaksud membunuhnya secepat itu. Tidak, dari awal membunuh Joon Seo bukanlah rencanaku. Karena aku tidak tahu digit terakhir nomor PIN-nya. Tapi suatu hari, tiba-tiba Joon Seo bilang dia akan mengungkapkan semuanya. Kami hampir sampai. Aku hampir mengumpulkan uang yang bisa aku investasikan ke proyek Piro-dong. Bajingan yang selama ini menjual narkoba itu baru sekarang bilang akan mengungkapkan semuanya. Jae Kyeong-ah, kalau kau jadi aku, bisakah kau duduk diam? Bagaimana perasaan kalian kalau jadi aku? Memikirkan itu membuatku marah. Jadi... Pada jam 23.30, saat yang lain berkumpul di lokasi konstruksi, lampu di lantai 9 menyala. Elevator sampai di lantai 4, tidak, mungkin sampai di lantai 5. Saat itu, aku suruh dia mendorong Park Joon Seo agar punya alibi yang jelas. Aku kemudian menghentikan elevator. Turun ke lantai 1, bukan naik lantai 9. Lalu memeriksa mayat di sana. Secepat mungkin harus meninggalkan TKP. Sampai di sini...

Tae Jin menggebrak meja, lalu menyebut itu rencana yang sempurna.

Tae Jin : Soal sepatu yang ditemukan di lantai 9. Itu tidak ada dalam rencanaku. Hampir separuh orang yang melompat bunuh diri memakai sepatu. Jadi...


Jae Kyeong : Jadi apa? Bagaimana kau membunuhnya?

Tae Jin : Apa?

Jae Kyeong : Kau tidak mungkin mendorong Joon Seo begitu saja, kan? Mereka bilang tidak ada suara teriakan saat dia jatuh. Apa kau membuatnya pingsan atau membius dia?

Tae Jin : Aku pakai anestesi. Secukupnya agar tidak terdeteksi saat autopsi. Sudah puas?

Jae Kyeong : Siapa yang kau suruh? Orang yang memberi obat bius pada Park Joon Seo dan juga yang menjatuhkannya dari lantai 9. Siapa dia?

Sorot mata Jae Kyeong menahan amarah.

Tae Jin : Aku juga penasaran. Di mana dia berada saat ini? Tidak. Dia mungkin sudah mati.


Sang Eui : Jung Yoon Ho. Kau menyuruh Jung Yoon Ho. Karena itulah, kau ingin menyingkirkan Jung Yoon Ho.

Tae Jin : Soal itu... Kalian pikirkanlah sendiri.


Tae Jin lalu mengatakan bahwa dirinya lega.

Tae Jin : Selama setengah bulan, orang-orang bertanya apakah aku membunuh Joon Seo. Aku tak bisa bilang aku yang membunuhnya. Hei, Jang Jae Kyeong. Terakhir kalinya, izinkan aku bertanya satu hal lagi. Bukankah kau bilang kau tidak menghubungi Joon Seo selama 20 tahun? Tapi apa alasanmu hingga melakukan hal ini? Setahuku kau menganggap berteman adalah hal yang kekanakan. Apa tujuanmu sampai seperti ini? Hei, lihat dirimu sekarang. Kau pikir polisi itu hebat. Tapi kau terjerat narkoba seperti ini. Tubuhmu, semuanya hancur. Jadi kau yakin bisa menjadi polisi? Jangan begitu, Jae Kyeong-ah. Bagaimana jika kau bekerja denganku? Jangan-jangan kau melakukan ini untuk membalaskan dendam Joon Seo. Hei, dia... Dia sangat berbeda dengan Park Joon Seo yang kita kenal 20 tahun lalu. Saat kasus Chae Kyung Tae, dia memilih kami dan bukan kau. Sampai saat akhir pun dia orang yang ceroboh. Penakut, tidak berambisi, dan tak berdaya. Hanya memohon pada teman, mencari nafkah dengan mengantarkan obat. Hidupnya biasa-biasa saja. Hei, hingga kau menyerahkan dirimu seperti ini, hidupnya cukup untuk melepas rasa tak adil. Itu bukan kehidupan yang berharga, bajingan. Sadarlah.


Tae Jin lalu sesumbar, membanggakan dirinya. Dia bilang berkat dia, Sang Eui dipanggil dokter.

Jae Kyeong menahan amarahnya, menyuruh Tae Jin berhenti bicara.


Tae Jin masih aja bicara, membuat narkoba yang belum pernah ada dan menghasilkan banyak uang. Aku sudah membuat hidup mereka seperti itu. Bukannya bersyukur, justru tiba-tiba bermain peran sebagai penegak keadilan. Mengajakku menjaga persahabatan dan kembali seperti semula lagi? Memangnya dia siapa? Pria yang bahkan tidak bisa menjaga istrinya dengan baik. Memangnya dia siapa bisa mengembalikan semuanya?

Sang Eui mulai geram mendengar kata2 Tae Jin.


Tae Jin berdiri dan mengatakan soal Ji Yeon.

Tae Jin : Lalu istrinya. Ya, Choi Ji Yeon. Apa menurutmu aku merayunya habis-habisan? Aku hanya bilang suka padanya dan dia mengejar aku. Hei, aku harus bagaimana? Menyebalkan sekali.

Jae Kyeong yang tahan lagi, akhirnya meledak.

Jae Kyeong : PARK TAE JIN!


Dia mau membalas Tae Jin, tapi Tae Jin keburu di-dor Sang Eui.

Tae Jin tewas seketika usai kepalanya di-dor Sang Eui.

Jae Kyeong mematung sejenak saat Sang Eui men-dor kepala Tae Jin.

Tak lama kemudian, dia menatap Sang Eui, lalu mengambil pistolnya.

Tangis Jae Kyeong pun mengalir menatap Tae Jin yang sudah tak bernyawa.

Bersambung ke part 2...


EmoticonEmoticon