Jumat, 28 Juni 2024

Sinopsis Connection Eps 10 Part 2

 All Content From : SBS
Sinopsis Lengkap : Connection
Sebelumnya : Connection Eps 10 Part 1
Selanjutnya : Connection Eps 11 Part 1

Joo Song menuju ke kantornya sambil memikirkan kata2 Yoon Jin di telepon, yang dia dengar saat sembunyi di balkon rumah Jae Kyeong. Yoon Jin bicara dengan Woo Sung di telepon saat itu. Yoon Jin bilang, mereka harus cari tahu nomor pin yang dicari Tae Jin.

Yoon Jin : Itu karena kau tak mengenal Park Tae Jin. Dia akan membuat Choi Ji Yeon mengungkap nomor PIN-nya dengan cara apa pun. Setidaknya, walau kata sandinya tidak muncul, itu rekening apa dan berapa banyak uangnya, Park Tae Jin bisa mengungkap semuanya.

Joo Song kemudian ingat saat melihat Yoon Jin membuka layar ponsel Ji Yeon.




Tak lama, dia tiba di ruangannya dan melihat pegawainya sedang mengemas sesuatu. Dia pun tanya apa itu. Pegawainya bilang hadiah untuk klien mereka. Joo Song lantas duduk. Di atas meja, ada minuman kesehatan, hadiah untuk klien. Joo Song duduk. Tak lama kemudian, pegawainya bilang dia harus keluar sebentar.


Yoon Jin kemudian datang dan sempat papasan dengan pegawai Joo Song.

Yoon Jin : Dia pegawaimu? Ternyata kau sukses.

Yoon Jin lantas duduk di depan Joo Song dan melihat2 kantor Joo Song.

Yoon Jin : Waktu aku dengar kau di bisnis asuransi, aku bertanya-tanya apa satu pekerjaan itu akan cukup. Ternyata sambil merapikan ini.


Yoon Jin melihat minuman kesehatan di atas meja.

Yoon Jin : Astaga. Ini apa?

Joo Song : Yoon Jin, itu hadiah untuk klien.

Yoon Jin : Ini hadiah?

Joo Song : Ya, cobalah. Aku akan buatkan.

Yoon Jin : Apa ini untuk merawat sesuatu?

Joo Song : Kami memberi hadiah yang bagus.

Yoon Jin : Benar, hadiahmu sangat bagus.


Joo Song pun memberikan minuman itu ke Yoon Jin.

Yoon Jin bergegas meminum minuman itu, beserta dengan tabletnya.

Joo Song : Omong-omong, kenapa kau datang?

Yoon Jin bilang ada yang mau dia tanyakan.

Joo Song yang udah tahu isi pikiran Yoon Jin, pura2 tanya, apa yang mau Yoon Jin tanyakan.

Yoon Jin : Ini... Aku tak tahu bagaimana menjelaskannya. Misalnya...

Joo Song : Yoon Jin-ah.  "Misalnya dalam situasi ini, jika itu aku, apa yang kulakukan?" Jika bertanya itu, bisakah kau berhenti?

Yoon Jin : Apa aku selalu bicara begitu?


Joo Song : Nomor PIN. Itu hari ulang tahunmu, 'kan? 0305. Kemarin, Ji Yeon...  Suaminya tetap menggunakan tanggal ulang tahun mantan pacar sebagai sandi, makanya dia lari ke toilet. Sesaat setelah bertemu Park Tae Jin,  dia langsung tanya tentang hubunganmu dengan Joon Seo, benar?

Yoon Jin kaget Joo Song tahu, bagaimana kau tahu?

Joo Song : Park Tae Jin dan Joon Seo pasti berhubungan soal uang, bukan? Tapi, Joon Seo meninggal dan Park Tae Jin harus mengambil uang itu. Dia pikir hanya Choi Ji Yeon yang mengetahui sandinya. Tapi sandinya adalah tanggal ulang tahunmu dan satu-satunya orang di dunia yang mengetahui hal itu adalah kau dan Choi Ji Yeon. Sekarang tiga orang termasuk aku.

Yoon Jin : Kau tahu dari mana dan sampai mana?

Joo Song : Jika sampai sini ucapanku benar, Yoon Jin-ah, kenapa kau mencariku?

Yoon Jin : Uang itu... Apa aku tak boleh memilikinya?

Joo Song : Tidak boleh.

Yoon Jin : Kenapa?

Joo Song : Itu bukan hasil jerih payahmu.

Yoon Jin : Ya, memang. Bukan aku yang mengumpulkannya. Lalu, apa itu seperti uang yang dihasilkan Park Tae Jin?

Yoon Jin tampak emosional mengatakannya.

Yoon Jin : Apa maksudnya ini? Artinya uang itu dihasilkan Park Joon Seo. Uang itu milik Park Joon Seo yang dikhianati, lalu dimiliki orang seperti Park Tae Jin dan Choi Ji Yeon. Apa ini benar? Kalau begitu, ini seperti tiba-tiba aku menemukan peti harta karun. Bagaimana isi di dalamnya? Sulit untuk membuktikan siapa orangnya dan aku tak tahu bagaimana uang itu didapat. Orang yang membuka kotak itu adalah pemiliknya. Tapi tentu saja. Kata sandi untuk membuka peti harta karun itu... Benar. Tanggal ulang tahunku. Meski begitu, apa aku tak boleh memilikinya?


Joo Song : Mengapa kau datang padaku dengan berpikir seperti itu? Apa yang ingin kau dengar? Yoon Jin-ah, kau juga tidak menginginkan hal ini, bukan? Kau mendatangi aku dan berharap aku mengatakan tidak.

Yoon Jin : Tidak. Aku mau memilikinya. Aku berharap kau mengatakan bahwa aku boleh membawa uang itu.

Joo Song pun menarik napas. Dia gak tahu lagi gimana menasihati Yoon Jin.


Petugas forensik memeriksa TKP. Yeon Joo mendekati Jae Kyeong yang duduk di sofa.

Yeon Joo : Kau baik-baik saja?

Jae Kyeong : Ya.

Yeon Joo lalu melihat jasad Bos Yoon.


Chang Soo sendiri lagi bersama petugas forensik yang lain di ruangan lain. Petugas bilang, data CCTV sudah ditemukan. Chang Soo bilang, dia mau melihatnya. Petugas pergi.

Chang Soo melihat rekaman CCTV. Di rekaman itu, ada video dirinya tengah berbicara dengan Bos Yoon terakhir kali. Itu saat Chang Soo nyari tahu apa Bos Yoon yang membuat Jae Kyeong kecanduan. Chang Soo lantas menghapus video itu.


Setelah menghapus video, dia mengintip Jae Kyeong yang lagi sama Yeon Joo.

Yeon Joo : Apa saat mereka datang, dia sudah meninggal?

Jae Kyeong : Ruangannya sempit.

Yeon Joo : Apa itu Bos Yoon?

Jae Kyeong : Ya.

Yeon Joo : Jika kau periksa, kau akan tahu bahwa itu kaliber 38.


Chang Soo memanggil Yeon Joo, Ketua. Apa anda akan melihat CCTV?

Yeon Joo : Ya. Ayo.

Si pria daging menatap Chang Soo. Ternyata, dia masih hidup.


Yoon Jin berjalan kaki, menyusuri sepanjang jalan, memikirkan kata2 Joo Song tadi.

Joo Song : Kau juga tak menginginkan ini, bukan? Jadi kau mendatangiku dan berharap aku mengatakan tidak.


Tak lama, Ye Eun menelponnya.

Yoon Jin : Apa kau belum tidur?

Ye Eun : Di sini pagi hari.

Yoon Jin : Benar. Ibu selalu lupa. Tapi kenapa kau menelepon?

Ye Eun pun menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk ibunya.

Yoon Jin berkaca-kaca.

Yoon Jin : Terima kasih. Ibu sangat senang kau memberi selamat.

Ye Eun : Ulang tahun Ibu kemarin, maaf kemarin aku lupa.

Yoon Jin : Ya ampun. Tak masalah. Hari ini Ibu sangat merindukanmu.

Ye Eun : Aku juga. Ibu, sekarang aku harus ke sekolah.

Yoon Jin : Ya. Sampai jumpa. Ibu sayang padamu.

Ye Eun : Aku juga sayang Ibu.


Usai bicara dengan Ye Eun, Yoon Jin pun kembali terdiam.

Tapi tak lama, wajahnya menunjukkan tekadnya.

Chang Soo memutar video rekaman CCTV di ruangan Bos Yoon. Jae Kyeong dan Yeon Joo menontonnya. Di rekaman, terlihat saat seketaris Bos Yoon menjerat leher Jin Wook dari belakang. Jin Wook pun berusaha melepaskan dirinya dari tali yang menjerat lehernya dengan memukuli seketaris Bos Yoon. Si pria daging mendekat. Tapi Jin Wook langsung menodongkan pistol kepadanya. Setelah itu, Jin Wook menembak Bos Yoon.

Jae Kyeong : Anak itu tidak memiliki catatan kriminal pembunuhan. Tiba-tiba dia berani untuk menembak dada seseorang. Itu berarti dia melihat masa depannya.

Yeon Joo : Di negara dengan laut di tiga sisinya, jika membunuh seseorang dengan pistol, artinya bisnis narkoba di sini akan berhenti.

Chang Soo : Lalu kenapa dia menembak Bos Yoon?

Jae Kyeong : Dia tahu jika dibiarkan, Bos Yoon akan mengejarnya sampai dia mati. Di sana, kalau Dokter membuang Gong Jin Wook dan berbisnis langsung dengan Bos Yoon, maka Gong Jin Wook tak punya kartu untuk dimainkan. Aku kira idenya bukanlah untuk memberikan pilihan pada Dokter.

Yeon Joo : Aku sudah perintahkan untuk menangkap dan melarangnya meninggalkan negara. Tapi tidak ada jawaban selain penyelundupan. Periksa apakah Gong Jin Wook memiliki koneksi di Tiongkok atau Asia Tenggara.

Chang Soo : Baik.

Yeon Joo : Cari tahu rute penyelundupan.

Yeon Joo pun pergi.


Chang Soo juga ingin beranjak tapi dihentikan Jae Kyeong. Jae Kyeong bilang, Chang Soo belum menjawab pertanyaannya. Chang Soo tegang tapi dia berusaha tenang. Chang Soo, ya? Jae Kyeong pun tanya lagi, kenapa Chang Soo datang ke tempat itu.

Jae Kyeong : Mestinya kau pergi ke rumah Lee Geun Ho, kan?

Chang Soo : Ya. Saat aku menggeledah rumah Lee Geun Ho,  aku menemukan alamat Gong Jin Wook. Jadi, kami pergi ke tempat itu dan saat itulah Gong Jin Wook muncul. Jadi aku mengikutinya dari belakang.

Jae Kyeong : Kamu pergi ke alamat Gong Jin Wook sendirian? Kau tak meminta bantuan, tanpa melapor siapa pun?

Chang Soo : Ya. Saya berniat menyamar di tempat kejadian dan menghubungi anda. Saya pun sangat terkejut, karena bertemu anda di sini.

Jae Kyeong : Baiklah.

Chang Soo : Kapten. Apa anda minum Metaphene?

Jae Kyeong : Ya.

Chang Soo : Anda baik-baik saja?

Jae Kyeong : Masih baik.

Chang Soo : Ya, syukurlah. Kita harus cepat menangkapnya. Kumpulkan barang bukti. Saya akan kembali dulu dengan bawahan Bos Yoon di luar.

Chang Soo mau pergi tapi Jae Kyeong menahannya lagi. Chang Soo makin tegang.

Jae Kyeong : Kembalilah dengan hati-hati. Sampai jumpa di markas.

Chang Soo : Baik.

Chang Soo pergi.


Soo Hyeon yang baru tiba, membukakan pintu mobil SUV nya. Tak lama, Chang Soo datang membawa pria daging. Chang Soo pun memasukkan pria daging ke dalam mobil. Setelah itu dia memborgol tangan pria daging dan menyuruh Soo Hyeon membantu yang lain dengan alasan yang lain lagi sibuk. Soo Hyeon mengerti dan bergegas ke dalam komplek pertokoan.


Chang Soo masuk ke mobil.

Chang Soo : Kenapa Bos Yoon memanggil Gong Jin Wook?

Pria daging : Maaf, apa anda bisa bicara lebih keras? Telingaku tak mendengar dengan baik.

Chang Soo kesal, kenapa Bos Yoon memanggil Gong Jin Wook!

Pria daging : Karena dia ingin bertransaksi Lemon Ppong langsung dengan Dokter, dia berniat merebut ponselnya.

Chang Soo : Apa dia mencoba menukarnya dengan Lee Geun Ho?

Pria daging : Ya.


Chang Soo lantas melajukan mobil.

Pria daging melihat ke sekeliling jalan. Setelah itu dia tanya ke Chang Soo mereka mau kemana. Chang Soo pun mencoba membuat kesepakatan dengan pria daging. Dia bilang, dia akan segera membuat si pria daging keluar dari penjara jika pria daging merahasiakan sampai mati pernah melihatnya sebelumnya.

Pria daging tanya, berapa lama yang Chang Soo maksud.

Chang Soo meledak, aku tak tahu, berengsek! Jika ada yang bertanya, tutup mulutmu, paham?

Pria daging tertawa, Detektif.  Saya memang disuruh oleh Bos Yoon. Tapi banyak orang yang sudah saya bunuh. Tapi, apa anda yakin bisa membiarkanku hidup sebentar? Bukankah itu agak sulit? Sekarang, tak bisakah anda turunkan saya di sana?

Chang Soo : Apa kau sudah gila? Berapa banyak orang yang sudah mencoba menangkapmu? Lepaskan saja?

Pria daging : Lalu saya harus bagaimana? Kedekatan Bos Yoon dan Anda. Saya juga melihat kalian memberi dan menerima uang. Jika saya tidak bilang pun, saya takkan keluar dari penjara lebih awal. Lalu, detektif lain yang ada di sana tadi, dia sudah mengingat semuanya. Saya yang membuatnya kecanduan Lemon Ppong. Detektif itu benar pecandu, bukan?

Chang Soo : Apa?

Pria daging : Kenapa belakangan ini semua detektif seperti ini? Satunya pecandu narkoba, satunya lagi...

Chang Soo : Kau tidak bisa diam?

Pria daging : Karena saya hidup diam-diam dan bersembunyi, tolong turunkan saya di persimpangan depan. Kalaupun tidak dilepaskan, aku tak kehilangan apa-apa.


Chang Soo tak punya pilihan. Dia nekad. Si pria daging heran melihat Chang Soo membuka jendela. Ya, Chang Soo membuka kaca jendela di sampingnya. Setelah itu, dia menambah laju mobilnya. Sontak lah pria daging terkejut dan berteriak, minta Chang Soo menghentikan mobil. Tak lama kemudian, Chang Soo menerjunkan mobilnya ke sungai. Dan sebelum mobil jatuh, kayaknya Chang Soo sempat keluar dari mobil melalui jendelanya.


Tae Jin ke warnet menemui Yoon Jin.

Ternyata sebelumnya, Tae Jin menerima pesan dari Yoon Jin. Yoon Jin bilang, dia tahu pin nya dan menyuruh Tae Jin datang ke Warnet Gold. Karena itulah Tae Jin datang menemui Yoon Jin. Yoon Jin sendiri udah stand by di depan layar komputer. Tae Jin tanya, apa Yoon Jin tau pin apa itu. Yoon Jin bilang tidak.

Tae Jin : Sepertinya kau mau menakut-nakuti aku.

Yoon Jin : Kalau begitu, teruskan saja bertanya pada Choi Ji Yeon.

Mendengar jawaban Yoon Jin, Tae Jin kaget.

Yoon Jin merasa di atas angin dong.

Yoon Jin : Aku bertanya satu saja. Uang ini... Bagaimana kau menghasilkannya?

Tae Jin : Kenapa kau ingin tahu?

Yoon Jin : Tentu saja aku penasaran. Karena aku harus makan bagianku.

Tae Jin tertawa, kalau kau makan itu, nantinya tak bisa dimuntahkan.

Yoon Jin : Bagaimana kau hasilkan uang itu? Apa kau menghasilkannya secara ilegal? Jika begitu...

Tae Jin : Jika begitu, kau takkan beri tahu PIN-nya dan memastikan aku tak dapat uang itu. Setidaknya itu yang bisa kau lakukan untuk mendapat keadilan, benar?

Yoon Jin terdiam mendengarnya.

Tae Jin : Sejujurnya kau tak peduli uang macam apa ini. Saat aku bekerja sebagai jaksa, aku melihat banyak orang sepertimu. "Tak tahu itu perbuatan buruk sejak awal." "Itu bukan niatku." Seperti itu anak-anak yang ingin makan semua remahnya. Lihatlah. Ini tempat yang kau pilih.  Aku menyewa warnet untuk mendapatkan uang dari internet. Kau memintaku untuk bicara asal uang ini dari mana? Yoon Jin-ah. Aku berbicara sebagai teman. Bukankah kau perlu lebih jujur pada dirimu sendiri? Jadi, berhenti bicara omong kosong dan beritahu aku PIN-nya.


Yoon Jin lantas menunjukkan foto2 perselingkuhan Tae Jin dan Ji Yeon yang udah dia siapkan di layar komputer sejak awal. Tae Jin terkejut melihat foto2 itu. Yoon Jin bilang Tae Jin sangat bagus di foto.

Yoon Jin lalu menyebutkan beberapa alamat penting yang akan dia kirimi foto perselingkuhan Tae Jin.

Yoon Jin : Koran Nasional, Kantor Kejaksaan Agung, stasiun penyiaran, Kantor Kejaksaan Anhyeon, Balai Kota Anhyeon, Oh Chi Hyeon dan Won Jong Soo. Apa ini cukup?

Tae Jin kesal, kau sudah menyiapkan banyak, ya.

Yoon Jin : Aku yang akan memasukkan PIN-nya secara langsung. Kalau setengah dari uang itu dipindahkan ke rekening yang kutunjuk, semua foto di sini dan data aslinya akan aku kembalikan.


Terpaksalah Tae Jin membuka situs trading.

Tae Jin lalu memasukkan beberapa angka di awal. Setelah itu, dia menyuruh Yoon Jin memasukkan 4 digit angka sisanya.

Yoon Jin menutupi keyboard komputernya dan memasukkan tanggal lahirnya sebagai pin. Namun, pin nya salah. Yoon Jin terkejut. Di layar tertulis, kesempatan untuk membuka wallet hanya satu kali lagi.


Tae Jin marah, Oh Yoon Jin!

Tae Jin lantas mendorong Yoon Jin ke lantai. Dia lalu mencekik Yoon Jin.

Tae Jin : Beraninya! Matilah kau!

Yoon Jin akhirnya tak sadarkan diri.


Tepat saat itu, Joo Song datang. Joo Song menarik Tae Jin, lalu membanting Tae Jin ke atas keyboard komputer yang ada di meja. Tae Jin tak sadarkan diri setelah jatuh ke lantai. Kepalanya terluka karena terbentur keyboard dan meja.


Setelah itu, Joo Song menggendong Yoon Jin keluar.


Para petugas sudah berada di TKP, tempat mobil Chang Soo jatuh. Paramedis juga sudah mengevakuasi Chang Soo dan pria daging. Mobil Chang Soo juga sudah diangkat dari sungai.

Tak lama kemudian, Jae Kyeong, Yeon Joo dan Soo Hyeon datang. Mereka cemas.

Jae Kyeong : Chang Soo-ya, kau baik-baik saja?

Chang Soo ingin bangun. Tapi Jae Kyeong melarangnya bergerak.

Jae Kyeong : Apa yang terjadi?

Chang Soo : Ini kesalahanku. Saya pikir saya bisa mengawalnya sendiri.

Yeon Joo : Makanya, apa yang terjadi?

Chang Soo : Dia diborgol di kursi belakang, tapi tiba-tiba Ko Gi Seong mulai menendang. Saya merasa cemas dan tidak bisa mengendalikannya sama sekali. Saya coba menenangkan dengan menahannya memakai lengan saya. Tapi tak bisa. Saya mencoba memperbaiki setirnya dan jadi seperti ini. Maafkan saya.- Tak perlu minta maaf.

Jae Kyeong : Bagaimana keadaanmu?

Chang Soo : Baik-baik saja.

Yeon Joo : Aku lega kau tak apa-apa. Kau juga hampir melakukan kesalahan.


Paramedis lantas bilang harus membawa Chang Soo ke RS.

Yeon Joo mengerti, lalu bilang ke Chang Soo dia akan ke RS nanti.

Yeon Joo : Soo Hyeon, tolong bantu.

Soo Hyeon : Baik.

Soo Hyeon pun mendekati Chang Soo yang dibawa ke dalam ambulans.

Ambulans pergi membawa Chang Soo.


Yeon Joo merinding, petir siang bolong macam apa ini? Seseorang meninggal tertembak, lalu saat mengawal tersangka yang terlibat, ada orang lain juga tewas. Aku sangat takut hari esok akan datang. Komisaris akan mencoba membunuh kepala kantor. Lalu kepala kantor pasti akan mencoba membunuhku.


Tiba2, Jae Kyeong berlari ke mobil Chang Soo.

Dia melihat borgol yang sudah terlepas.

Setelah itu, Jae Kyeong melihat ke arah sungai yang sudah dipasangi garis kuning.


Yeon Joo kemudian datang dan tanya ada apa.

Jae Kyeong : Tidak apa-apa.

Yeon Joo : Apanya yang tidak apa-apa? Kau berpikir ada sesuatu yang aneh. Apa itu?

Jae Kyeong : Ko Gi Seong menyerang dari belakang kursi penumpang. Di jalan ini, dia berbelok ke kanan dan jatuh ke dalam garis lurus.

Yeon Joo : Apa?

Jae Kyeong : Tadi Chang Soo bilang begitu. Ko Gi Seong menyerang dengan kaki dan ditahan dengan tangannya.

Yeon Joo : Kalau begitu, tubuhnya akan miring ke kiri seperti ini. Setirnya juga akan diputar ke kiri. Lalu setirnya diputar ke kanan. Itu... Kalau setir diputar ke kiri, dia akan melewati garis tengah dan menabrak di sana. Secara tidak sadar, bukankah dia mencoba memutar setir lebih jauh ke kanan? Kemudian, tanpa dia sadari, bisa saja dia memutar setir secara berlebihan ke kanan. Bisa jadi begitu.

Yeon Joo mengajak Jae Kyeong pergi.


Jae Kyeong jalan bersama Yeon Joo, tapi tiba2, Jae Kyeong balik lagi ke mobil Chang Soo. Jae Kyeong memeriksa mobil Chang Soo. Yeon Joo menyusul Jae Kyeong. Seorang paramedis lewat.

Jae Kyeong : Bagaimana Kim Chang Soo pengemudi mobil ini keluar?

Paramedis : Saat kami sampai, dia sudah berada di tepi sungai.

Yeon Joo : Lalu, siapa yang membuka jendela pengemudi?

Paramedis : Tidak, kami baru saja mengangkatnya. Tapi karena ini otomatis, maka tidak akan berfungsi jika masuk ke air.

Jae Kyeong : Karena mesinnya mati.

Paramedis : Ya.

Paramedis pergi.


Yeon Joo menatap Jae Kyeong.

Yeon Joo : Jadi maksudmu dia membukanya lebih dulu sebelum masuk ke air? Di cuaca begini?

Jae Kyeong diam saja dan berpikir.

Yeon Joo lalu menyadari sesuatu.


Yeon Joo : Lalu Chang Soo...

Kamera menyorot wajah Jae Kyeong yang kembali mencurigai Chang Soo.

Next episode :

Joo Song, Jae Kyeong dan Yoon Jin kembali berkumpul.

Joo Song bertanya2, kalau Joon Seo sudah meninggal, siapa yang menjalankan bisnis lemon ppong.

Yoon Ho mendatangi Ji Yeon. Dia menuding Ji Yeon membunuh Joon Seo bersama Tae Jin. Sontak lah Ji Yeon terhenyak dituduh begitu.

Jae Kyeong menemui Tae Jin. Dia bilang, dia akan segera menangkap Tae Jin.

Bersambung....


EmoticonEmoticon