Rabu, 26 Juni 2024

Sinopsis Connection Eps 9 Part 2

 All Content From : SBS
Sinopsis Lengkap : Connection
Sebelumnya : Connection Eps 9 Part 1
Selanjutnya : Connection Eps 10 Part 1

Woo Sung masih mengawasi Ji Yeon. Dia heran dan kesal karena Ji Yeon dan Tae Jin hanya berbicara di dalam mobil.

Woo Sung : Pergi ke motel atau apa. Aku sangat lapar.


Tiba-tiba, Woo Sung melihat seorang pria ber-hoodie muncul di depannya. Pria itu ternyata Yoon Ho. Yoon Ho sedikit celingukan, lalu mengawasi Tae Jin dan Ji Yeon, kemudian beranjak pergi. Woo Sung yang gak tahu siapa Yoon Ho, kembali fokus mengawasi Tae Jin dan Ji Yeon.

Yoon Jin masih sama Joo Song dan Jae Kyeong saat ponselnya bunyi.

Yoon Jin : Aku akan terima telepon sebentar.

Yoon Jin pun masuk lagi ke kamar Jae Kyeong.


Jae Kyeong ngingetin Joo Song soal kue ulang tahun Yoon Jin.

Jae Kyeong : Kue nya meleleh.

Joo Song pun bergegas menuju balkon.


Woo Sung sendiri masih mengikuti Ji Yeon saat menelpon Yoon Jin.

Woo Sung : Hari ini mereka tak pergi ke mana pun dan aku menunggu di mobil. Tak lama, Wanita Angin keluar dan sedang menuju suatu tempat.


Joo Song ke balkon, dan nguping lagi pembicaraan Yoon Jin.

Yoon Jin : Sendiri?

Woo Sung : Ya.

Yoon Jin : Apa mereka bertengkar?

Woo Sung : Aku tak tahu karena aku hanya berada di mobil. Tapi, arah yang dituju sekarang berlawanan arah dengan rumah Wanita Angin.

Yoon Jin : Ke arah mana?

Woo Sung : Sebentar.

Yoon Jin : Ada apa?

Woo Sung : Kini dia masuk ke kompleks apartemen.

Yoon Jin : Apartemen mana? Apartemen Park Tae Jin?

Woo Sung : Entahlah, tak terlihat jelas.

Yoon Jin : Tidak mungkin. Park Tae Jin sudah menikah dan punya anak. Hari ini, apa rumahnya kosong? Mereka ini sangat berani.

Woo Sung : Sekarang dia ada di pintu masuk apartemen.

Yoon Jin : Park Tae Jin? Apa dia belum datang?

Woo Sung : Ya, aku kurang tahu, sepertinya belum datang.


Yoon Jin : Masuk dan ikuti dia.

Woo Sung : Nanti aku ketahuan.

Yoon Jin : Walaupun begitu, kau masih bisa memeriksa nomor bloknya.

Woo Sung : Tunggu sebentar.


Woo Sung terus melihat ke arah Ji Yeon.

Woo Sung : Bukan di lantai satu.

Yoon Jin : Seluruhnya ada berapa lantai?

Woo Sung : Tiga lantai. Sebentar. Lantai dua. Dia pergi ke lantai dua.

Mendengar itu, Yoon Jin jadi curiga kalau Ji Yeon menuju ke rumah Jae Kyeong.

Yoon Jin : Apa? Apa nama apartemennya?

Yoon Jin : Apartemen Taekyung. Apartemen Taekyung blok 306 lantai 2.

Mendengar itu, Yoon Jin kaget.


Tak lama kemudian, bel Jae Kyeong berbunyi. Yoon Jin yang mendengar itu bergegas keluar. Jae Kyeong membukakan pintu. Yang datang Ji Yeon.

Joo Song yang mau keluar membawa kue, gak jadi begitu melihat Ji Yeon datang.


Yoon Ho muncul lagi.

Melihat Yoon Ho, Woo Sung pun bergegas sembunyi melihat Yoon Ho.


Yoon Ho melihat mobil Jae Kyeong terparkir di depan apartemen.

Yoon Ho mendekat dan melihat alamat Jae Kyeong yang terpampang di dalam mobil. Tahulah Yoon Ho Jae Kyeong tinggal di Apartemen Taekyung Blok 306 Nomor 202. Tak lama kemudian, Yoon Ho pergi.


Jae Kyeong menyeduhkan teh untuk Ji Yeon. Ji Yeon sudah duduk bersama Yoon Jin dan Joo Song. Ji Yeon mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

Ji Yeon : Aku mendengar ada pertemuan hari ini. Aku tak tahu apa ini bisa membantu.


Jae Kyeong lantas membawakan teh itu ke Ji Yeon, lalu duduk.

Ji Yeon memberikan dua lembar kertas ke Joo Song.

Joo Song melihat.

Joo Song : Ternyata kau mendapatkan hasil dari Layanan Terpadu Warisan Aman? Kau bisa saja mengatakan ini melalui telepon.

Ji Yeon : Informasi rekening Joon Seo dan informasi...

Yoon Jin : Rekening asuransinya?

Ji Yeon : Sebagian besar sudah diketahui, tapi yang satu ini aneh.

Yoon Jin : Yang mana?


Ji Yeon : Di antara asuransi yang ada di bawah ini. Dia memiliki polis asuransi pensiun yang didaftarkan 11 tahun yang lalu. Ini asuransi yang dimulai sebelum menikah. Jadi aku tidak tahu sama sekali. Jadi, aku mencari tahu perusahaan asuransinya. Ada seorang nenek berusia 60 tahun di Boryeong menerima uang pensiunnya.

Jae Kyeong : Chungnam Boryeong?

Ji Yeon : Ya, tempat itu sama sekali tak ada hubungannya denganku atau suamiku.

Yoon Jin : Jadi apa kau pernah pergi ke sana?

Ji Yeon : Belum.

Yoon Jin : Di mana alamatnya? Apa kau sudah mencari tahu?

Ji Yeon : Ya.


Yoon Jin pun meraih ponselnya dan meminta alamatnya.

Sontak lah semua langsung menatap Yoon Jin.

Yoon Jin membela diri, bukankah tadi katanya itu akan membantu?

Ji Yeon : Mari pergi bersama.

Yoon Jin : Kita semua?

Jae Kyeong : Kasus Joon Seo masih dalam penyelidikan polisi. Hasil autopsi Badan Forensik juga belum keluar. Kami ingin tahu soal bukti yang bisa mengungkap penyebab kematian Joon Seo tapi sebaiknya kita minta polisi melakukan penyelidikan. Jika kau datang dengan niat baik, kami hargai itu.

Ji Yeon : Sebelumnya aku sudah berbicara dengan Joo Song. Uang asuransi jiwa suamiku yang ditinggalkan untuk kalian berdua sebenarnya itu umpan untuk menyingkirkan sesuatu yang tak adil.

Yoon Jin : Umpan? Kau baru saja bilang itu umpan?


Mendengar itu, Joo Seong berdiri. Dia ogah ikut2an.

Yoon Jin menatap sengit Joo Song.

Yoon Jin : Kau mau ke mana?

Joo Song : Kau sudah dengar, 'kan? Sebelumnya dia sudah bicara padaku. Karena aku sudah dengar itu, silakan kalian berdua bicara.

Joo Song beranjak ke balkon.


Yoon Jin menatap Ji Yeon, jadi, kenapa?

Ji Yeon : Jika uang asuransinya lima miliar premi asuransinya pasti signifikan. Dari mana semua premi asuransi itu berasal? Pasti dari uang saya dan suami.

Yoon Jin : Lalu?

Ji Yeon : Jadi... Lima miliar itu... Menurutku itu tidak ada bedanya dengan milikku.

Yoon Jin : Sebentar. Omong kosong macam apa ini?

Jae Kyeong mencoba menghentikan Yoon Jin.

Jae Kyeong : Yoon Jin-ah.

Yoon Jin gak mau dengar.


Yoon Jin : Asuransi diberikan pada penerimanya. Apa hubungannya dengan orang yang membayar preminya? Lalu, jika itu milikku, memang tetap milikku. Apa maksudnya jika "sebenarnya" itu milikku? Benar-benar...

Ji Yeon : Dia mewariskannya pada semua teman dekatnya kecuali saya, satu-satunya anggota keluarga. Dia meninggalkan uang asuransi kepada dua orang yang biasanya tidak dihubungi. Kalian juga merasa aneh, 'kan? Bukankah ini tak tahu malu?

Yoon Jin pun emosi.

Yoon Jin : Tak tahu malu? Choi Ji Yeon-ssi! Karena aku lebih tua darimu, jadi aku akan lebih santai bicara padamu. Aku akan menahan semua hal lain. Tapi ucapan tak tahu malu dari mulutmu itu, sungguh membuatku mual dan tak tahan. Kau bilang apa? Siapa yang kau bicarakan tak tahu malu di hadapanmu sekarang ini?

Ji Yeon sontak terkejut mendengar kata2 Yoon Jin itu.


Sementara Tae Jin menenangkan dirinya di suatu tempat.

Tae Jin ingat kata2 Presdir Won tadi.

Presdir Won : Katanya kau akan membuat Jong Soo menjadi orang terkaya. Jika kau menepati janjimu, kau tak terjun ke bisnis ini sekarang dan akan tetap di kantor kejaksaan. Lebih baik kau lakukan pekerjaanmu. Saat kau meninggalkan tugasmu, itu bukan apa-apa bagiku. Tanpa mengganggu pandanganku, aku harap, kau menjaga tempatmu dengan tenang. Selebihnya, aku pikir akan tiba suatu hari aku tidak menganggapmu sebagai teman anakku. Aku mengkhawatirkan itu.

Flashback end...


Kita lalu diperlihatkan flashback pada hari kematian Joon Seo.

Pada hari kematian Joon Seo, ternyata Ji Yeon dan Tae Jin tengah bersama di bar.

Ji Yeon : Kau sangat sibuk, kau yakin bisa pergi ke Pulau Jeju?

Tae Jin : Aku sudah pesan hotel dan tiket pesawat. Jangan khawatir, aku bisa pergi.

Ji Yeon : Tapi, apa benar orang di rumahmu tak bicara sesuatu? Kau pergi tiap akhir pekan.

Tae Jin : Apa? Ya.


Ponsel Tae Jin kemudian berbunyi. Tae Jin dan Ji Yeon sama2 melihat itu dari Joon Seo.

Keduanya pun bertatapan dengan wajah tegang.


Tae Jin lalu beranjak dan menjawab panggilan Joon Seo.

Joon Seo sendiri berdiri tak jauh dari mobilnya saat bicara dengan Joon Seo. Dan di mobil, ada Sang Eui yang menunggu Joon Seo.

Joon Seo : Apa kamu bersama Ji Yeon?

Tae Jin kaget Joon Seo tahu hubungannya dengan Ji Yeon.

Joon Seo : Jam 23.30. Datang ke lokasi konstruksi pertigaan Piro-dong. Jika masuk lewat gang belakang, ada pintu masuk yang terbuka.

Tae Jin : Lokasi konstruksi? Kenapa ke sana di jam ini?

Joon Seo : Tae Jin-ah. Sepertinya aku tak tahan lagi. Semua hal yang kita lakukan selama ini aku akan mengatakan semuanya.

Tae Jin : Joon Seo-ya.

Joon Seo : Katanya kau hanya akan melakukannya sampai mencapai 500 juta. Tapi, akhirnya kau tidak mendengarkanku. Anak perempuanku pergi lebih dulu. Sekarang di sana…

Tae Jin : Joon Seo-ya. Pertama, jangan hari ini. Kita bertemu dan bicara secara langsung. Sekarang kau sangat sensitif…

Joon Seo : Tidak. Sekarang kepalaku lebih jernih daripada saat lainnya. Sekarang semuanya terlihat jelas. Aku juga takut. Tapi. Walau sekarang yang bisa dikembalikan ke tempatnya sepertinya harus dilakukan seperti itu. Jika kamu datang, kau juga akan belajar sesuatu yang baru tentang teman-teman lain. Sampai jumpa nanti.

Joon Seo memutus panggilannya.

Flashback end...


Tae Jin menghela nafasnya mengingat itu. Tak lama kemudian, dia dihubungi nomor yang tak dikenalnya. Tae Jin menjawab. Rupanya itu Yoon Ho. Yoon Ho bicara dari telepon umum.

Tae Jin : Ada apa, kau di mana?

Yoon Ho : Masih di kota Anhyeon.

Tae Jin : Bagaimana bisa kau meneleponku? Aku tutup.

Yoon Ho : Ini telepon umum. Tae Jin-ah, tolong selamatkan aku, ya?

Tae Jin : Jika kau meneleponku seperti ini, bagaimana aku bisa membantumu? Jangan meneleponku.

Yoon Ho : Istri Joon Seo... Apa Joon Seo juga sudah tahu? Tentang kau yang selingkuh dengan istrinya?

Tae Jin kaget Yoon Ho juga tahu.

Tae Jin : Apa katamu?

Yoon Ho : Hari ini kalian bertemu. Apa yang dia katakan jika Jong Soo tahu? Apa mungkin, karena ini kau membunuh Joon Seo? Bukankah dia berpikir seperti ini?

Tae Jin marah, kau sudah gila!

Yoon Ho : Ya! Aku sudah gila. Karena itu, selamatkan aku! Kau bisa melakukannya, 'kan?


Kesal, Tae Jin pun mencampakkan ponselnya ke tanah.

Dia lalu menginjak2 ponselnya.


Woo Sung diam2 memotret Yoon Ho saat Yoon Ho bicara dengan Tae Jin tadi.


Yoon Jin yang kesal sama Ji Yeon, mau pergi.

Yoon Jin : Kita bisa meninggalkan jurnal-jurnal itu, bukan?

Jae Kyeong mengangguk.

Yoon Jin : Aku pergi dulu.

Joo Song lalu keluar membawa kue dan menyanyikan lagu ulang tahun.

Jae Kyeong juga ikut bernyanyi di tengah suasana yang tidak tepat itu.

Yoon Jin sewot, apa yang kau lakukan?

Joo Song : Maaf. Aku tak tahu akan jadi begini. Tapi ini ulang tahunmu. Bagaimana bisa aku lewatkan. Ini meleleh semua? Cepat tiup ini. Ucapkan permohonan dan makan kuenya.

Yoon Jin meniup lilinnya dengan kesal.

Yoon Jin : Sudah, 'kan?


Yoon Jin lalu menoleh ke Ji Yeon.

Dia terkejut melihat Ji Yeon lagi menghitung.


Ji Yeon lalu tanya apa hari itu ulang tahun Yoon Jin.

Joo Song mengiyakan.

Sontak lah mendengar itu, Ji Yeon syok.


Tak lama kemudian, Ji Yeon mual dan lari ke kamar mandi.

Di kamar mandi, Ji Yeon muntah2.

Setelah muntah, dia menatap cermin dan teringat delapan tahun lalu saat dia dan Joon Seo mendatangi bank.


Pegawai bank menyuruh Joon Seo memasukkan pin.

Ji Yeon : Kita pakai nomor apa?

Joon Seo memasukkan nomor pin.

Ji Yeon : Ini nomor apa?

Joon Seo : Ingin saja. Ini nomor yang kupakai sejak dulu.

Ji Yeon : Begitu ya? Jadi, kita terus menggunakan nomor ini mulai sekarang?

Joon Seo : Benar.

Flashback end...


Ji Yeon pun menatap cermin dengan wajah marah dan kecewa.


Sementara itu, Yoon Jin merasa aneh dengan sikap Ji Yeon tadi. Tak lama kemudian, dia menyadari sesuatu dan melihat ke ponsel Ji Yeon di atas meja. Yoon Jin pun mendekati ponsel Ji Yeon dan coba membuka layar ponsel Ji Yeon dengan tanggal lahirnya sebagai pin layar. Joo Song melihat itu. Tak lama, layar Ji Yeon terbuka. Yoon Jin kaget.


Ji Yeon keluar dari kamar mandi dan langsung pergi.

Jae Kyeong pun ke beranda nya dan menatap kepergian Ji Yeon.


Yoon Jin juga pamit. Dia beranjak ke dekat pintu dan memakai sepatunya. Saat lagi memakai sepatu, Woo Sung mengiriminya pesan. Woo Sung ngasih tahu kalau dari tadi ada pria aneh yang membuntuti Tae Jin dan Ji Yeon.

Bersamaan dengan itu, Jae Kyeong masuk. Woo Sung mengirimi foto pria aneh itu. Yoon Jin melihatnya. Jae Kyeong yang baru masuk, juga melihat pria aneh itu. Dia terkejut dan langsung merebut ponsel Yoon Jin.

Jae Kyeong : Ini Jung Yoon Ho.

Yoon Jin : Jae Kyeong-ah.

Jae Kyeong : Ini di depan rumahku.


Jae Kyeong pun langsung lari keluar dan membawa ponsel Yoon Jin.

Dia terus berlari dan berlari sampai tiba di tepi jalan raya. Di seberang, ada telepon umum yang digunakan Yoon Ho untuk menelpon Tae Jin tadi.

Jae Kyeong pun terkejut dan marah.

Jae Kyeong : Jung Yoon Ho!

Bersambung...


EmoticonEmoticon