Rabu, 26 Juni 2024

Sinopsis Connection Eps 10 Part 1

 All Content From : SBS
Sinopsis Lengkap : Connection
Sebelumnya : Connection Eps 9 Part 2
Selanjutnya : Connection Eps 10 Part 2

Jae Kyeong, Yoon Jin, Joon Seo dan Joo Song baru selesai menonton film. Joon Seo dan Yoon Jin langsung beranjak. Joon Seo membantu membawakan Yoon Jin. Yoon Jin mengucapkan terima kasih pada Joon Seo yang udah membawakan tasnya. Mereka semua beranjak keluar dari gedung bioskop.

Yoon Jin bilang, harusnya mereka nonton Crying Fist aja.

Jae Kyeong : Tapi ini menghilangkan stres.

Joo Song : Bukannya kau tak pernah stres?




Joon Seo dihubungi Sang Eui.

Joon Seo : Ya, Sang Eui-ya? Ada apa? Oke, aku ke sana.


Joon Seo menutup teleponnya dan mengembalikan tas Yoon Jin. Dia bilang dia harus pergi sekarang. Joon Seo pun pergi dengan terburu2. Jae Kyeong, Yoon Jin dan Joo Song heran melihatnya.


Begitu sampai di sana, rumah Kyung Tae sudah terbakar. Tae Jin dan Chi Hyeon menunggu diluar. Tak lama, Jong Soo keluar dari rumah Kyung Tae. Joon Seo pun mencengkram kerah baju Jong Soo dan tanya dimana Kyung Tae. Jong Soo dengan wajah syok pun berkata, kalau dia tak bisa masuk dan itu sudah terlambat.


Joon Seo pun marah dan ingin masuk menolong Kyung Tae, tapi dihentikan Tae Jin.

Tae Jin : Ini kecelakaan, Joon Seo-ya. Kita harus menyelamatkan diri.

Joon Seo : Lepaskan! Chae Kyung Tae! Kyung Tae-ya! Lepaskan aku!

Begitulah kronologi tewasnya Kyung Tae.


Jae Kyeong berlari secepat kilat begitu melihat foto Yoon Ho menelpon dari telepon umum di depan rumahnya. Tak lama, dia tiba di tepi jalan dan melihat telepon umum tersebut di seberang jalan.


Jae Kyeong lantas membuat panggilan. Lalu dia menyebrangi jalan begitu saja sampai2 dia diklaksonin oleh pengendara mobil yang lalu lalang. Jae Kyeong pun terus menuju ke telepon umum.

Jae Kyeong : Halo, ini aku. Jung Yoon Ho ada di dekat rumahku beberapa saat lalu. Aku tak tahu rutenya, tapi sepertinya dia pakai angkutan umum, bukan taksi. Karena dia tadi pakai telepon umum, mulai cek nomornya. Tunggu sebentar.


Jae Kyeong pun mengecek nomor yang dipanggil Yoon Ho dari telepon umum.

Jae Kyeong : Nomornya 031 0325 7898. Mohon bantuannya.


Tak lama, Yoon Jin datang dan berhenti di seberang jalan. Dia pun menarik napasnya. Jae Kyeong pun mendekati Yoon Jin dan minta penjelasan soal foto itu. Yoon Jin bilang biar dia jelaskan. Jae Kyeong menarik Yoon Jin ke pinggir.

Yoon Jin : Akan kujelaskan, berikan ponselku.


Jae Kyeong : Ceritakan.

Yoon Jin : Aku mengirim orang untuk mengikuti Choi Ji Yeon. Makanya aku tahu dia selingkuh dengan Park Tae Jin. Foto ini diambil untuk tujuan itu.

Jae Kyeong marah, kau sudah gila? Bagaimana kalau Park Tae Jin tahu? Aku sudah bilang, semua ini bisa saja dipimpin oleh Park Tae Jin. Terlebih kini Jung Yoon Ho jadi tersangka pembunuhan. Kau tak paham?

Yoon Jin : Aku mengerti. Tidak usah bicara panjang lebar.


Tak lama, Joo Song pun datang.

Joo Song kehabisan napas karena ikut lari2an mengejar Yoon Jin dan Jae Kyeong. Joo Song bahkan sampai mau muntah.


Jae Kyeong pun tanya, apa orang suruhan Yoon Jin masih mengikuti Ji Yeon.

Yoon Jin : Ya.

Jae Kyeong : Ayo pergi.

Jae Kyeong pun beranjak duluan, disusul kemudian dengan Yoon Jin.


Joo Song ngurut dada.

Joo Song : Sudah mau pergi?

Ji Yeon sendiri pergi ke kafe yang waktu itu dia dan Tae Jin datangi setelah Jae Kyeong memergoki Tae Jin datang ke apartemennya. Ji Yeon tak sadar ada yang mengikutinya.


Jae Kyeong, Yoon Jin dan Joo Song masih di perjalanan. Tiba2, ponsel Yoon Jin berbunyi. Telepon dari Woo Sung. Woo Sung sendiri masih di mobil. Jae Kyeong menyuruh Yoon Jin memakai pelantang. Yoon Jin pun menyalakan speakernya agar Jae Kyeong dan Joo Song bisa mendengar. Yoon Jin tanya Woo Sung dimana.

Woo Sung : Cossack. Wanita Angin baru saja masuk sendirian.

Yoon Jin : Kau masuk juga.

Woo Sung : Aku mencoba masuk.

Jae Kyeong : Saya Jang Jae Kyeong dari Kepolisian Anhyeon.

Woo Sung kaget ada Jae Kyeong bersama Yoon Jin.

Woo Sung : Ya?

Jae Kyeong : Saya bisa dapat rekamannya?

Woo Sung bingung harus gimana.

Yoon Jin : Tidak apa-apa, kami sama-sama pergi ke sana.

Woo Sung : Saya bisa merekamnya.

Jae Kyeong : Rekamlah kalau Park Tae Jin datang ke sana. Jangan lakukan hal lain dan tunggu.

Woo Sung : Saya mengerti.



Telepon selesai. Joo Song yang menyetir, tanya, Cossack itu dimana.

Yoon Jin : Di jalan kafe Kota Hwanseong. Akan kucarikan.

Yoon Jin mencari alamat Cossack di google map.

Joo Song tanya lagi, apa itu Wanita Angin.

Yoon Jin : Soal itu... Nama panggilan Choi Ji Yeon.

Joo Song : Kenapa Wanita Angin?

Yoon Jin : Pokoknya, ada hal seperti itu. Ini petunjuk arahnya.

Yoon Jin menaruh ponselnya di depan Joo Song.


Woo Sung masuk ke kafe dan memesan segelas es kopi americano. Selagi pesanannya dibuat, Woo Sung mengedarkan pandangannya tapi dia tak bisa menemukan Ji Yeon. Tak lama, Woo Sung melihat sebuah tas yang tergantung di kursi. Melihat itu, Woo Sung pun buru2 mendekat. Dia menaruh alat penyadap di dalam pot di belakang kursi tersebut. Setelah itu, dia bergegas pergi tapi melihat kedatangan Ji Yeon. Woo Sung pun bersikap tenang seolah tak terjadi apa-apa. Ji Yeon sempat melihat Woo Sung namun dia tak curiga. Bersamaan dengan itu, Tae Jin datang dan papasan dengan Woo Sung. Melihat Woo Sung, Tae Jin sempat berhenti sebentar tapi kemudian dia lanjut berjalan lagi. Woo Sung buru2 pergi.


Jae Kyeong, Yoon Jin, dan Joo Song tiba2. Joo Song memarkirkan mobilnya di depan kafe. Yoon Jin melihat Woo Sung. Dia pun memanggil Woo Sung. Woo Sung pun langsung berlari ke mobil Joo Song.

Melihat Jae Kyeong dan Joo Song, Woo Sung pun mengenalkan dirinya secara formal.

Setelah itu, mereka mendengarkan percakapan Tae Jin dan Ji Yeon sama-sama.


Tae Jin : Kau menemukan sesuatu? Jang Jae Kyeong bilang apa?

Ji Yeon : Sebelum itu, ada yang ingin kutanyakan. Oh Yoon Jin. Apa hubungan dia dengan Park Joon Seo? Apa mereka pacaran?

Tae Jin : Apa yang terjadi?

Ji Yeon : Kau tidak tahu?

Tae Jin : Sepertinya mereka pernah pacaran waktu SMA. Kenapa tiba-tiba tanya itu? Apa terjadi sesuatu?

Ji Yeon : Bagaimana mereka bisa pacaran? Katanya Oh Yoon Jin murid pindahan.

Tae Jin : Mungkin karena ada di klub penikmat musik dengan Joon Seo. Kenapa kau menanyakan itu?

Ji Yeon : Apa mereka pacaran saat itu? Berapa lama mereka pacaran?

Tae Jin : Entahlah, aku tidak ingat. Setelah pacaran sebentar, ada sesuatu yang membuat mereka putus.

Ji Yeon : Apa yang terjadi?

Tae Jin : Intinya terjadi sesuatu. Dan itu membuat Jae Kyeong pindah sekolah dan klub penikmat musik dibubarkan. Kurasa karena itu mereka putus. Itu saja. Mereka bilang apa sampai kau jadi begini?

Ji Yeon : Bagaimana belakangan ini? Kau tak dengar lebih banyak tentang Oh Yoon Jin sebelum Joon Seo meninggal?

Tae Jin : Ji Yeon-ah.

Ji Yeon : Dengar atau tidak!

Tae Jin : Pelankan suaramu. Apa yang kau lakukan? Kau memintaku keluar jam segini hanya untuk menanyakan ini? Apa ini sangat penting?

Ji Yeon : Ya. Ini penting.

Tae Jin : Ini tidak ada hubungannya dengan orang yang aku kenal. Kalau kau terus membahas ini, tak ada lagi yang bisa aku katakan. Mereka bertiga sedang mewaspadaiku.

Ji Yeon : Aku juga tak menemukan sesuatu yang baru.


Tae Jin : Karena kita akan pergi ke Boryeong, mungkin nanti kita bisa temukan sesuatu. Apa mereka sama sekali tak tahu tentang Boryeong?

Ji Yeon : Ya.

Tae Jin : Tetaplah sedekat mungkin dengan mereka. Kau mau pergi?

Ji Yeon : Mereka menungguku di rumah.

Tae Jin : Dan juga kuharap kau mengambil keputusan hingga akhir minggu ini. Setelah akhir pekan ini, uang itu tidak ada artinya bagiku. Beri tahu aku kalau kau sudah memutuskan.

Dan Tae Jin pergi.


Jae Kyeong merasa aneh.

Jae Kyeong : Apa dia keluar dari rumahku seperti itu dan menemui Park Tae Jin hanya untuk memastikan kau pacaran dengan Park Joon Seo?

Yoon Jin : Kau benar. Kenapa dia tidak bisa memahami intinya?

Jae Kyeong tak percaya dan terus menatap Yoon Jin.

Yoon Jin : Apa?

Jae Kyeong : Kau punya rekaman Park Tae Jin dan Choi Ji Yeon selama ini, kan?

Yoon Jin : Entahlah.

Yoon Jin menatap Woo Sung.

Yoon Jin : Memangnya ada?

Woo Sung : Ada. Tapi ada yang saya hapus juga.

Jae Kyeong : Biasanya mereka bahas apa saat bertemu?

Yoon Jin : Apa maksudmu mereka bicara apa saat bertemu? Tentu saja pergi ke motel. Kau pasti tidak tahu karena belum pernah menjalin hubungan.

Jae Kyeong : Oh Yoon Jin.

Yoon Jin : Apa? Kau tahu ini bukan pertama kalinya mereka bertemu di kafe itu.

Jae Kyeong : Apa yang mereka bicarakan saat bertemu?

Yoon Jin : Sungguh bukan apa-apa. Hanya percakapan pasangan selingkuh biasa. "Bercerailah, kenapa tidak bisa melakukan itu?" "Ayo kita pergi bersama, aku tidak suka itu."

Jae Kyeong : Apa itu benar?

Jae Kyeong menatap Woo Sung.

Woo Sung : Ya.


Jae Kyeong : Lalu uang apa itu? Park Tae Jin bilang uang itu tidak ada artinya lagi setelah akhir pekan ini. Ini pertama kalinya kau dengar itu?

Yoon Jin : Ya. Mungkin mereka investasi saham.


Joo Song ingat saat dia sembunyi di balkon tadi gara2 kue Yoon Jin, dia mendengar percakapan Yoon Jin.

Yoon Jin : Setidaknya, walau kata sandinya tidak muncul,  itu rekening apa dan berapa banyak uangnya, kita bisa tahu semua dari Park Tae Jin.

Joo Song lantas menatap Yoon Jin dengan tatapan curiga.

Besoknya, Jae Kyeong dan tim nya rapat membahas Yoon Ho yang muncul di depan rumah Jae Kyeong tadi malam. Soo Hyeon bilang dia sudah memeriksa CCTV di area yang Jae Kyeong sebut kemarin tapi tak ditemukan apapun.

Jae Kyeong : Mengingat dia belum meninggalkan Anhyeon, ada kemungkinan dia takkan pergi. Bagaimana interogasi Kang Si Jeong?

Chang Soo : Saya bertanya di mana dia mungkin bersembunyi, tapi dia bungkam.

Yeon Joo : Biarkan dia pulang dulu. Tempatkan personel di sekitar rumah.

Jae Kyeong : Sudah cek riwayat panggilan telepon umum?

Soo Hyeon : Sebentar lagi hasilnya keluar.


Pipet tiba2 datang.

Pipet menyapa Yeon Joo, halo, Ketua Tim.

Yeon Joo : Pipet.

Jae Kyeong juga senang melihat Pipet.


Jae Kyeong dan Chang Soo bicara dengan Pipet. Pipet memberikan surat kesaksian pada mereka. Jae Kyeong tanya apa isinya. Pipet bilang, tentang seorang anak bernama Lee Geun Ho yang mengendarai mobil ini. Mobil yang dimaksud adalah mobil yang ditinggalkan Geun Ho dan Dae Sung di TKP karena mereka dikejar Jae Kyeong cs.

Jae Kyeong : Lee Geun Ho?

Pipet : Ya. Dia biasa menjemput PSK dari pinggiran kota. Tapi belakangan ini dia tiba-tiba mendapatkan uang yang dia pakai untuk main golf. Katanya, uang yang dia hamburkan sangat banyak.

Chang Soo : Itu saja?

Pipet : Mana mungkin? Jika anda lihat, ini alamat tempat tinggal Lee Geun Ho.

Jae Kyeong membacanya.

Jae Kyeong : Join-dong nomor 18-49.


Jae Kyeong :  Tidak ada yang terluka selama penyelidikan, 'kan?

Pipet : Seberapa parah luka yang anda maksud?

Chang Soo : Apa ada yang dibawa ke UGD?

Pipet : Unit gawat darurat, ya. Tidak ada yang di UGD. Semua orang bersikap
kooperatif.

Jae Kyeong : Kerja bagus.


Pipet : Kalau begitu, saya sekarang tidak ada hubungannya dengan kasus ini, 'kan?

Jae Kyeong pun menjahili Pipet sedikit.

Jae Kyeong : Apa?

Pipet : Sekarang saya sudah bersih, 'kan?

Jae Kyeong : Apa?

Pipet : Sorot mata kalian...

Pipet menghela nafas tugasnya belum selesai.


Pipet yang bernama asli Si Jong, dibawa Jae Kyeong dan Chang Soo menemui Dae Sung di ruang interogasi. Jae Kyeong menunjukkan surat kesaksikan itu tapi Dae Sung masih biasa aja. Jae Kyeong lantas menyebutkan alamat Geun Ho.

Jae Kyeong : Join-dong nomor 18-49. Kau pikir kami takkan tahu jika kau tak beri tahu, 'kan? Kami akan ke alamat ini.

Di atas meja, ada empat gelas kopi americano. Lengkap dengan pipetnya.

Jae Kyeong : Ada yang ingin kau katakan pada kami?

Dae Sung : Tidak ada.

Jae Kyeong : Tidak ada?

Dae Sung : Ya.

Jae Kyeong : Oke. Kau tahu siapa yang di sebelahmu? Pemilik mobil yang kau pakai. Ini takdir. Coba kalian saling sapa.

Dae Sung menyapa Si Jong.

Jae Kyeong : Kau hanya tahu nama dan tidak tahu wajahnya.

Jae Kyeong lalu menyuruh Si Jong mengenalkan diri ke Dae Sung.

Si Jong pun mengambil pipet di gelas kopinya. Setelah itu dia melilitkan pipet itu ke jarinya. Melihat itu, Dae Sung awalnya heran. Tapi tak lama, dia sadar itu Pipet dan terhenyak. Dia pun langsung menjauh. Tapi Si Jong malah menarik Dae Sung ke dekatnya dan mengarahkan ujung pipet yang runcing ke leher Dae Sung.

Jae Kyeong : Sebelas tahun lalu dia sendirian menemui Ahn Hyeong Sik,  bos organisasi terbesar di bagian barat Seoul. Tentu saja, dia digeledah secara menyeluruh. Nyaris bertelanjang dada, dia masuk ke sebuah ruangan bersama Ahn Hyeong Sik dan lima anak buahnya. Di ruangan itu, ada enam gelas es kopi Americano seperti sekarang ini. Waktu aku menerima laporan dan pergi ke TKP, enam orang di ruangan itu tewas karena pembuluh nadinya tertusuk. Tubuh berlumuran darah dan dia tak ada niat untuk melarikan diri. Pada tangan orang yang duduk di sampingmu itu ditemukan pipet. Setelah itu, semua orang memanggilnya "Pipet".

Si Jong pun mengayunkan ujung pipetnya. Sontak lah Dae Sung kaget dan langsung memegangi lehernya.


Jae Kyeong : Dengarkan baik-baik. Kau baru saja menjadikan Pipet yang legendaris tersangka kasus narkoba di pinggiran kota. Lihat wajahnya. Kau berada dalam situasi yang sangat canggung sekarang. Kami akan pergi ke alamat ini sekarang. Semua orang akan mengira kau yang memberi informasi ini. Kau  jadi pengkhianat. Tapi kalau kau bersikeras melakukan kejahatan itu sendirian, maka kami menerimanya juga. Jadi kau mau apa?

Dae Sung mulai takut tapi dia masih bungkam.

Jae Kyeong : Apa? Ini akan diserahkan ke kejaksaan sebagai pencurian mobil dan...


Jae Kyeong dan Chang Soo beranjak. Dae Sung pun ingin berdiri, mengejar mereka, namun Si Jong menariknya duduk.

Dae Sung : Jangan! Tunggu dulu! Tidak, bukan aku. Aku tidak begitu. Bagaimana orang sepertiku bisa melakukan ini sendirian?

Dae Sung lantas memberitahu kalau itu nama orang yang bersamanya.

Dae Sung : Lee...

Jae Kyeong : Lee Geun Ho?

Dae Sung : Tidak. Bukan, tapi Gong Jin Wook.

Jae Kyeong : Gong Jin Wook?

Dae Sung : Nama rekan paling senior kami adalah Gong Jin Wook. Dia yang memesan semuanya.


Jae Kyeong menunjukkan sketsa komposit pria yang mengambil pistolnya.

Jae Kyeong : Apa ini Gong Jin Wook?

Dae Sung : Ya, benar.

Jae Kyeong : Dia adalah Dokter?

Dae Sung : Bukan, Dokter yang membuat obat. Kami hanya mengedarkan.

Jae Kyeong : Kau pernah bertemu Dokter?

Dae Sung : Tidak. Mungkin Jin Wook juga belum pernah melihatnya. Dia tidak menunjukkan wajahnya.


Chang Soo : Di mana Gong Jin Wook tinggal?

Dae Sung : Aku benar-benar tidak tahu! Hanya Geun Ho yang tahu rumahnya.


Jae Kyeong : Kalau Bos Yoon?

Mendengar nama Bos Yoon, Chang Ho entah kenapa langsung tegang. Dia kayak takut gitu Dae Sung buka mulut soal Bos Yoon.

Jae Kyeong : Kau tahu Bos Yoon pengedar, kan?

Dae Sung : Ya. Sebagian besar produk kami diedarkan ke pasar melalui Bos Yoon.

Jae Kyeong : Dimana Bos Yoon?

Dae Sung : Aku juga tidak yakin soal itu.


Mendengar itu, Chang Soo nampak lega.

Chang Soo : Lalu apa yang kau tahu? Kau tidak tahu apa-apa dan tak mau bekerja sama. Kau mempermainkan kami?

Dae Sung : Tidak, aku sungguh tidak tahu apa-apa.

Si Jong pun menggeplak kepala Dae Sung.


Jae Kyeong dan Chang Soo beranjak keluar.

Jae Kyeong menyuruh Chang Soo mengecek catatan kriminal Jin Wook.

Jae Kyeong : Cari tahu keberadaannya.

Chang Soo : Lee Geun Ho pasti tak ada di rumahnya, 'kan?

Jae Kyeong : Kita lihat Jin Wook dulu. Jika tak berhasil, kita ke rumah Geun Ho.

Chang Soo : Baik.


Jae Kyeong beranjak ke lift.

Chang Soo : Anda mau ke mana?

Jae Kyeong : Aku harus pergi sebentar. Kabari aku bila kamu tahu keberadaan Jin Wook.

Geun Ho di minimarket, menarik sejumlah uang. Namun, saldonya sekarang menipis setelah dia menarik uang. Usai menarik uang, Geun Ho pun langsung pergi. Sambil menyusuri jalanan, Geun Ho menghubungi Jin Wook.

Jin Wook : Ya?

Geun Ho : Hyung. Hari ini hari penagihan uang.

Jin Wook : Jangan pikirkan itu, tetap sembunyi.

Geun Ho : Aku tak khawatir karena sering melakukannya. Jika polisi mau menangkap kita, bukankah kita butuh uang untuk sembunyi? Aku akan pergi mengambil uangnya.

Jin Wook : Tidak. Dengarkan aku. Jika Bos Yoon tahu Dae Sung tertangkap, kita dalam bahaya.

Geun Ho : Bagaimana Bos Yoon bisa tahu hal itu? Dae Sung tidak tahu apa-apa selain alamat rumahku.

Jin Wook : Lee Geun Ho. Dengarkan aku. Aku akan mencari cara. Jangan lakukan apa pun dan tetap sembunyi.

Geun Ho protes, Hyung!

Jin Wook memutus panggilannya.


Jong Soo melangkah menuju ruangannya sambil bicara di telepon. Melihat Jong Soo datang, dua seketarisnya ingin memberitahu sesuatu namun tak bisa karena Jong Soo masih bicara di telepon.

Jong Soo : Apa kata para direksi? Makanya aku bilang untuk memastikan kau tidak salah bicara.

Jong Soo masuk bersama Chi Hyeon. Mereka terkejut melihat ada Jae Kyeong di sana.

Jong Soo pun menyudahi teleponnya dan memarahi dua seketarisnya.

Jong Soo : Siapa yang biarkan orang masuk ke ruanganku tanpa izin!

Dua seketarisnya hanya bisa terdiam.


Jong Soo kemudian duduk dan menatap kesal Jae Kyeong.

Jong Soo : Ada apa, datang tanpa buat janji?

Jae Kyeong : Jong Soo-ya, bicaralah yang baik. Aku tak tahu mau bicara apa karena suasananya buruk.

Jong Soo : Kau mau minum teh?

Jae Kyeong : Kau sudah dengar aku menemui Chi Hyeon, kan?

Jong Soo : Jadi kau tahu bahwa kami ada di sana di hari Joon Seo meninggal? Lalu apa? Kau perlu cek fakta dariku juga?

Jae Kyeong : Ada banyak hal menarik di dalam buku harian Lee Myeong Guk. Gudang Beku Yeongryun.

Mendengar nama Gudang Beku Yeongryun disebut2, Jong Soo gelisah.

Jae Kyeong : Lee Myeong Guk membuat dan menjual obat di sana, 'kan? Kau memerintahkan Joon Seo untuk mengantar obat. Berapa butir yang kau minum?

Jong Soo : Apa?

Jae Kyeong : Tidak, aku hanya penasaran. Berapa banyak? Kenapa kau berselisih
dengan Lee Myeong Guk? Apa Lee Myeong Guk memasang harga terlalu mahal untuk obatnya? Kau menyuruh Yoon Ho untuk membunuh Lee Myeong Guk?

Jong Soo kesal, omong kosong apa ini?

Jae Kyeong : Tidak. Akan sulit bagi Yoon Ho untuk memindahkan mayatnya sendirian.

Jae Kyeong menatap Chi Hyeon.

Jae Kyeong : Chi Hyeon-ah, kau melakukannya bersama dia?

Chi Hyeon kesal, Jang Jae Kyeong!


Jae Kyeong : Orang yang membuat narkoba dan orang yang mengantarnya tewas. Tinggal kau, orang yang meminum obat tersebut. Mestinya ada jawaban, 'kan?  menyuruh mereka dibunuh?

Jong Soo marah, JANG JAE KYEONG!

Jae Kyeong : TIDAK?!

Jong Soo : Tidak. Kau banyak bicara karena kau tak punya apa-apa. Jae Kyeong-ah, kalau kau punya sesuatu, kau tidak akan datang dan menuduhku seperti ini. Kenapa? Aku membunuh Lee Myeong Guk. Aku juga membunuh Park Joon Seo. Kau ingin aku mengatakan ini?

Jae Kyeong : Aku tidak tertarik mendapatkan pengakuan. Aku hanya ingin tahu seberapa terkejutnya kau dengan kata-kataku dan betapa cemasnya kau jika aku melakukan hal seperti ini. Aku hanya penasaran dan datang ke sini untuk melihat reaksimu.


Jae Kyeong lantas berdiri dan menatap Jong Soo.

Jae Kyeong : Tapi jika lain kali aku datang, aku akan memborgolmu. Aku pergi.

Jae Kyeong pun beranjak pergi, meninggalkan Jong Soo dan Chi Hyeon di ruangan itu.


Jong Soo kesal.

Saking kesalnya, dia sampai menendang sofanya.


Tae Jin tiba di sebuah tempat. Menurutku, mirip tempat pemakaman gitu ya guys. Baru aja markirin mobil, Yoon Ho main nyelenong masuk ke mobil Tae Jin. Tae Jin pun tanya, darimana Yoon Ho datang.

Yoon Ho : Sekitar sini.

Tae Jin : Mana taksimu? Sudah kau bereskan?

Yoon Ho : Aku sembunyikan dengan baik.

Yoon Ho lantas meminta Tae Jin memberikannya dengan cepat.

Tae Jin pun memberikan amplop dan juga ponsel pada Yoon Ho. Namun sebelum memberikannya, Tae Jin memperingatkan Yoon Ho agar tak menelpon orang lain memakai ponsel tersebut.

Tae Jin : Telepon aku hanya dengan ini.

Yoon Ho : Aku mengerti.

Yoon Ho lantas tanya, apa Jae Kyeong punya bukti untuk menangkapnya. Tae Jin bilang dia belum tahu. Yoon Ho kesal. Dia bilang, bukan cuma dia yang buru-buru saat ini.  Dia lalu meminta Tae Jin untuk bergerak maju. Tae Jin pun tanya rencana dia. Yoon Ho bilang gak ada dan menyuruh Tae Jin yang membuat rencana. Dia bilang dari dulu mereka seperti itu. Dia dan Chi Hyeon yang bergerak, Tae Jin yang menggunakan kepala.


Tae Jin tertawa remeh.

Yoon Ho kesal melihat tawa Tae Jin.

Yoon Ho : Sepertinya kau harus berterima kasih padaku. Jangan terlalu jahat, Tae Jin-ah. Kau yang bilang. Entah aku mengetahuinya atau tidak, aku harus membakar server CCTV tempat penggilingan agar tak ada yang tahu yang terjadi hari itu. Sebenarnya, soal Joon Seo yang dibuat jadi seperti bunuh diri itu, yang terpikir olehku cuma kau.

Tae Jin menatap Yoon Ho, apa?

Yoon Ho : Jong Soo punya hati yang lembut meski tidak dewasa. Chi Hyeon ingin menghajar seseorang, tapi dia tak mau keadaan memburuk. Tapi kau berbeda. Kau tega melakukannya jika itu dibutuhkan. Tapi kali ini, sepertinya kau sangat membutuhkannya. Maksudku, kalau Joon Seo sudah tahu hubunganmu dengan istrinya. Karena itu, aku membakar CCTV pada hari itu. Kau juga mungkin tertangkap
CCTV hari itu. Tapi hal itu berjalan dengan baik, 'kan?

Tae Jin : Yoon Ho-ya. Seperti yang kau bilang, jangan gunakan kepalamu. Terlebih lagi, jangan menulis novel. Kau bisa mati sebelum waktunya.

Yoon Ho : Ya, aku mengerti. Kalau begitu aku akan diam dan melakukan apa pun yang kau suruh. Jadi, tolong jaga aku.


Jae Kyeong baru aja keluar dari lift setelah lift nya tiba di lantai basement. Namun begitu keluar, gejalanya datang lagi. Jae Kyeong pun berhenti sejenak di dekat lift. Tiba2, ponselnya berbunyi. Telepon dari Chang Soo. Chang Soo sendiri tengah di perjalanan.

Chang Soo : Gong Jin Wook berusia 34 tahun. Satu kasus penyerangan dan dua tuduhan prostitusi. Dia tertangkap karena menjalankan ruang hiburan malam.
Jae Kyeong : Tampaknya dia bertemu Geun Ho saat bekerja di sana.

Jae Kyeong sendiri mulai pucat lagi.

Chang Soo : Sepertinya begitu.

Jae Kyeong : Tapi bagaimana mereka bisa berhubungan dengan orang seperti Dokter? Koneksi juga penting di sana. Karena bidangnya berbeda.

Chang Soo : Anda benar. Kata Kim Dae Sung mereka masih baru dan belum punya jaringan distribusi. Sehingga 70-80 persen bergantung pada Bos Yoon untuk penjualan.

Jae Kyeong : Kau di mana sekarang?

Chang Soo : Menuju rumah Lee Geun Ho. Anda mau datang kemari?

Jae Kyeong : Baik, alamatnya…


Tiba2 Jae Kyeong menyuruh Chang Soo menunggu sebentar.

Jae Kyeong mengecek ponselnya. Ternyata dia dapat pesan dari pemilik toko alat bantu dengar. Pemilik toko ngasih tahu kalau orang itu datang dan meminta Jae Kyeong datang ke tokonya sekarang juga.


Jae Kyeong pun ingat saat petugas Stasiun Balai Kota Anhyeon memberikan alat bantu dengar padanya. Petugas bilang, saat dia pergi ke peron, dia menemukan alat itu.


Jae Kyeong juga ingat kata2 si pemilik toko kalau biasanya orang yang membutuhkan alat bantu dengar akan datang lagi untuk menyesuaikan volume si alat bantu dengar itu.


Jae Kyeong pun bergegas pergi sambil bicara dengan Chang Soo di telepon. Dia bilang dia tak bisa pergi sekarang dan menyuruh Chang Soo pergi sendiri. Dia juga minta Chang Soo menghubungi dia jika dapat sesuatu. Chang Soo mengerti.


Pria itu mencoba alat bantu dengarnya. Pemilik toko mencoba mengetes alat bantu dengarnya. Dia meminta pria itu bicara. Dia juga tanya, apa pria itu bisa mendengar dia dengan baik. Pria itu senang, ya.

Kalian ingat salah satu anak buah Bos Yoon yang menyiksa orang di dalam ruangan kecil di belakang meja Bos Yoon, kan? Dia adalah pria itu. Ternyata salah satu orang yang membawa Jae Kyeong ke Stasiun Balai Kota Anhyeon adalah anak buahnya Bos Yoon.


Pemilik toko alat bantu dengar, kemudian tanya, apa pria itu bekerja di toko daging.

Pria itu bilang, tidak, lalu tanya kenapa.

Pemilik bulang bau pria itu seperti bau toko daging.

Pria itu lantas tersenyum lebar pada pemilik toko.



Tak lama kemudian, senyumnya hilang dan dia tanya apa sudah selesai sekarang.

Pemilik : Anda harus coba satunya juga. Berikan padaku.

Ternyata pemilik toko berusaha menahan pria itu di sana.

Pria itu mencopot alat bantu dengarnya dan memberikannya ke pemilik. Pemilik pun membawa alat bantu itu ke mejanya dan bergegas bekerja.

*Mimin takut pemilik toko dibunuh.

Lah, Geun Ho nekad mendatangi Bos Yoon. Bos Yoon keluar dari ruangan pria yang bau daging dan menyambut Geun Ho dengan ramah. Bos Yoon bilang Geun Ho datang lebih awal.

Geun Ho : Ya, saya ingin segera bertemu anda.

Bos Yoon : Gong Jin Wook baik-baik saja, kan?

Geun Ho : Tentu saja. Saya mau cek jumlah uang yang dikumpulkan hari ini.

Bos Yoon : Baiklah. Tunggu sebentar.

Bos Yoon masuk ke ruangan pria yang bau daging.


Geun Ho lantas menghubungi Jin Wook. Jin Wook nya lagi siap2 untuk pergi.

Jin Wook : Ada apa lagi?

Geun Ho : Kakak tahu di mana aku sekarang?

Jin Wook : Kau di mana?

Geun Ho : Kantor Bos Yoon.

Jin Wook : Aku sudah bilang jangan pergi ke sana. Kenapa tak mendengarkanku?

Geun Ho : Aku harus melakukan ini. Bos Yoon tidak tahu apa-apa. Dia menanyakan kabar Kakak.

Jin Wook khawatir, Geun Ho-ya.

Geun Ho : Jangan khawatir. Aku akan ambil uangnya dan segera pergi.

Jin Wook menyuruh Geun Ho pergi dari tempat Bos Yoon. Tapi Geun Ho nya bandel. Sambil memegang guci kecil di atas meja, Geun Ho bilang tidak apa-apa. Bos Yoon lagi pergi mengambil uang.


Tiba2, seketaris Bos Yoon datang dan memukul Geun Ho dari belakang. Geun Ho langsung jatuh ke lantai. Guci yang dipegang Geun Ho tadi, juga ikut jatuh dan pecah.

Jin Wook mendengar itu.

Dia cemas, Geun Ho-ya! Lee Geun Ho!


Bos Yoon mengambil alih ponsel Geun Ho dan bicara dengan Jin Wook.

Bos Yoon : Aku yang pergi atau kau yang datang kemari?

Jin Wook marah, Bos Yoon, jika kau menyentuh Geun Ho, kau akan mati.

Bos Yoon : Makanya, aku yang pergi atau kau yang datang?

Jin Wook : Aku ke sana.

Bos Yoon : Oke.


Geun Ho dibawa seketaris Bos Yoon ke ruangan pria yang bau daging. Bos Yoon pun berkata, ponsel yang terhubung langsung ke Dokter, adalah syarat pertukaran Geun Ho. Jin Wook yang khawatir pada Geun Ho, meminta Bos Yoon memberikan ponsel ke Geun Ho.

Bos Yoon : Dia tidak bisa bertahan lama. Kau harus tiba dalam 30 menit.

Jae Kyeong turun dari mobilnya dan berlari menuju toko alat bantu dengar. Sampai di depan pintu, dia melihat seorang pria berbaju hitam yang tengah melihat-lihat. Jae Kyeong lantas melihat ke arah pemilik toko. Pemilik toko juga menatap Jae Kyeong. Jae Kyeong mengerti dan bergegas sembunyi.


Pemilik toko mendekati pria itu. Dia memberikan alat bantu dengar ke pria itu.

Pemilik toko : Ini, cobalah.

Pria itu senang, aku bisa mendengar dengan baik.

Pemilik toko : Sudah selesai.

Pria itu tersenyum, lalu pergi.


Jae Kyeong mengawasi pria itu dari belakang. Pria itu berjalan sambil menelpon.

*Kayaknya pria ini tau yaa diawasi Jae Kyeong.


Chang Soo tengah menggeledah kamar Geun Ho. Tapi tak menemukan apapun. Diluar, ayah Geun Ho mengawasi Chang Soo. Karena tak temukan apapun, Chang Soo pun keluar dan menghampiri ayah Geun Ho. Ayah Geun Ho tanya, apa yang Chang Soo cari.

Chang Soo : Saya mencarinya untuk jaga-jaga, tapi tidak ada.

Chang Soo lantas menunjukkan sketsa Jin Wook ke Pak Lee.

Chang Soo : Apa orang ini pernah datang kemari?

Pak Lee : Tidak.

Chang Soo : Baiklah. Terima kasih.


Chang Soo mau pergi. Tapi dia melihat ibu Geun Ho lagi membereskan kardus di dekat pintu, sambil mengomel.

Ibu Geun Ho : Aku sudah suruh membuangnya, tapi dia tak mendengarkan kata-kataku.

Chang Soo pun melihat bukti pengiriman di lantai. Dia mengambilnya dan melihat nama Jin Wook sebagai si pengirim dan nomor ponsel. Nomor ponsel itu adalah nomor ponsel yang sama dengan yang mengirim pesan ke Yoon Jin dan Jae Kyeong.


Chang Soo pun bergegas keluar membawa bukti itu. Tiba2, Bos Yoon menelponnya.

Bos Yoon : Detektif Kim. Aku menelepon untuk memberimu hadiah. Aku akan menangkap Gong Jin Wook dan Lee Geun Ho, lalu menyerahkan mereka. Tiga puluh menit lagi, aku akan membawanya ke ruang pemanas di basemen toko kami. Jadi, ambillah diam-diam dengan tenang.

Chang Soo mengerti dan bergegas pergi.


Jae Kyeong masih mengikuti pria bau daging. Pria bau daging itu menuju mobilnya. Saat mau masuk mobil, dia menatap ke arah Jae Kyeong. Jae Kyeong sontak menyembunyikan diri dibalik mobil kontainer yang kebetulan sedang parkir disitu. Tapi kayaknya, pria daging sempat melihat Jae Kyeong sih. Karena dia langsung masuk ke mobil dan pergi.


Jae Kyeong berlari, mengejar pria daging. Pria daging terus melajukan mobilnya, dengan kencang. Jae Kyeong mengejar mobil tersebut dengan berlari. Tak lama, mobil pria daging tiba di depan Kompleks Pertokoan Anhyeon. Si pria daging turun dari mobil dan masuk ke dalam kompleks pertokoan tersebut. Jae Kyeong baru tiba beberapa saat. Dia pun memeriksa mobil tersebut. Tapi tak melihat si pria daging.


Jae Kyeong lantas masuk ke dalam kompleks pertokoan. Namun dia kehilangan jejak pria daging. Dia bahkan tanya ke para pekerja kompleks pertokoan yang lewat di dekatnya. Tapi pekerja yang ditanyai Jae Kyeong mengaku tidak tahu.


Bersamaan dengan itu, Jin Wook juga tiba di kompleks pertokoan. Dia masuk dan terus ke ruangan Bos Yoon. Ternyata Bos Yoon berkantor di kompleks pertokoan tersebut. Begitu masuk, Bos Yoon sudah duduk di kursinya. Sementara Geun Ho yang babak belur, terduduk di lantai. Disamping Geun Ho, si pria daging berdiri memegang pisau. Di belakang Jin Wook, ada seketaris Bos Yoon yang sudah siap dengan kawat di tangannya.

Bos Yoon : Kau datang tepat waktu.

Bos Yoon sendiri memegang senpi di bawah meja.


Jae Kyeong terus berkeliaran, mencari pria daging, sambil menghubungi pemilik toko alat bantu dengar.

Jae Kyeong : Pak, anda tanya apa pekerjaannya saat memperbaiki alat bantu dengar itu?

Pemilik : Dia belum tertangkap?

Jae Kyeong : Belum. Anda tahu pekerjaannya?

Pemilik : Aku tidak tanya itu.

Jae Kyeong pun menyudahi teleponnya.


Tapi usai menelpon, dia melihat Chang Soo melintas di depannya.

Jae Kyeong : Kim Chang Soo!

Chang Soo gak dengar dan terus melangkah.

Jae Kyeong mengejar Chang Soo.

Jae Kyeong : Kim Chang Soo!

Chang Soo terkejut melihat Jae Kyeong di sana.

Jae Kyeong : Kenapa kau datang kemari?

Chang Soo hanya tertawa dengan wajah tegangnya.


Tiba2, mereka mendengar suara tembakan.

Jae Kyeong : Di sana!

Orang2 sudah berkumpul di depan ruangan Bos Yoon.


Bos Yoon ditembak Jin Wook. Anak buah Bos Yoon juga ditembak.

Setelah menembak mereka semua, Jin Wook pun bergegas memapah Geun Ho keluar dari sana.


Tak lama setelah Jin Wook dan Geun Ho pergi, Jae Kyeong dan Chang Soo tiba. Jae Kyeong menyuruh orang2 yang berkerumun pergi. Orang2 pun pergi. Jae Kyeong kemudian melirik Chang Soo. Dia memberi kode, sebelum mereka akhirnya masuk ke dalam.


Mereka terkejut melihat yang terjadi di dalam. Jae Kyeong melihat si pria daging terduduk dengan luka tembak di dekat pintu. Jae Kyeong memeriksa telinga pria itu dan melihat pria itu mengenakan alat bantu dengar.


Chang Soo meminta bantuan.

Chang Soo : Di lantai satu Kompleks Pertokoan Anhyeon ada korban tertembak.


Jae Kyeong lantas mendekati Bos Yoon yang masih sadarkan diri. Dia pun mengambil kain dan mencoba menghentikan pendarahan Bos Yoon. Saat itulah, dia melihat ruangan di belakang meja Bos Yoon.


Di dalam ruangan itu, ada sebuah kursi. Di paling belakang, ada sebuah brankar. Jae Kyeong samar-samar ingat saat dibaringkan di brankar itu dan disuntik. Usai disuntik, Jae Kyeong kejang2. Tak berapa lama, Jae Kyeong merangkak dan meminum obat dari tangan seseorang. Tebakan aku, tangan yang memberikan Jae Kyeon obat adalah tangannya Bos Yoon.

Flashback end...


Jae Kyeong : Siapa kau? Apa kau yang membuatku kecanduan? Kenapa kau lakukan itu? Katakan.

Bos Yoon hanya tertawa.


Jae Kyeong lantas tanya ke Chang Soo, apa udah manggil ambulans.

Chang Soo bilang sudah.


Jae Kyeong lalu tanya lagi ke Bos Yoon, apa Bos Yoon kenal Joon Seo.

Jae Kyeong : Park Tae Jin? Kau kenal Park Tae Jin? Dia yang menyuruhmu?

Bos Yoon pun berusaha memegang Jae Kyeong. Tapi tiba2, dia kehilangan kesadaran.


Jae Kyeong yang tak mau kehilangan Bos Yoon, coba memberikan CPR. Namun dia gagal menyelamatkan Bos Yoon.

Jae Kyeong pun hanya bisa terdiam.

Bersambung ke part 2....


EmoticonEmoticon