Kamis, 04 Juli 2024

Sinopsis Connection Eps 12 Part 1

 All Content From : SBS
Sinopsis Lengkap : Connection
Sebelumnya : Connection Eps 11 Part 2
Selanjutnya : Connection Eps 12 Part 2

Yoon Jin pergi menemui Jae Kyeong. Mereka masih di rumah sakit. Jae Kyeong duduk di koridor rumah sakit. Tae Jin udah pergi. Yoon Jin membawa dua botol air putih. Satunya, dia kasih ke Jae Kyeong. Sambil memberikan air ke Jae Kyeong, Yoon Jin tanya, apa obatnya sudah tak efektif lagi.



Jae Kyeong tak kuat membuka tutup botol. Yoon Jin membuka miliknya dan memberikannya ke Jae Kyeong, lalu mengambil botol minum di tangan Jae Kyeong. Setelah itu, sambil duduk disamping Jae Kyeong, dia bilang ke Jae Kyeong dia akan pergi ke klinik kalau Jae Kyeong butuh lebih banyak etafen.

Jae Kyeong : Kini meski sudah minum delapan pil, efeknya tak terasa.

Yoon Jin : Delapan pil? Jae Kyeong-ah, kau tidak boleh makan lebih dari 5 pil atau hatimu akan rusak.

Jae Kyeong : Aku tahu.


Jae Kyeong lantas tanya bagaimana Yoon Jin tahu dia di sana.

Yoon Jin : Aku penasaran siapa yang berkelahi di rumah sakit dan ternyata itu kalian.

Jae Kyeong : Bukan karena dengar kabar Choi Ji Yeon?

Yoon Jin : Choi Ji Yeon?

Jae Kyeong : Jung Yoon Ho menemui Choi Ji Yeon.

Yoon Jin : Lalu?

Jae Kyeong : Dia terluka parah. Tapi tak mengancam nyawanya. Dia harus diperiksa lebih lanjut.

Yoon Jin : Jung Yoon Ho, kenapa dia melakukan ini? Apa benar dia Yoon Ho yang kita kenal?


Yoon Jin lantas menatap Jae Kyeong.

Yoon Jin : Kau tidak bisa dibiarkan. Pulanglah naik taksi. Tidurlah sebentar. Aku datang ke sini untuk menemui dokter yang menangani putri Joon Seo. Tapi dia ada operasi darurat dan aku bisa menemuimu besok pagi. Jika terjadi sesuatu pada Ji Yeon, aku akan menghubungimu. Yoon Ho tak mungkin datang jauh-jauh kemari, 'kan?

Tapi Jae Kyeong memejamkan matanya, mencoba tidur.

Yoon Jin hanya diam melihat Jae Kyeong tidur.


Chi Hyeon berdiri di pinggir jalan. Tak lama Jong Soo datang. Jong Soo kesal.

Jong Soo : Kita baru bertemu, kenapa menyuruhku datang lagi jam segini? Aku akan bertemu Wali Kota Joo In Sang besok.

Chi Hyeon : Yoon Ho tidak tertangkap, 'kan?

Jong Soo : Kau sudah menempatkan orang untuk Tae Jin?

Chi Hyeon : Sudah.


Mereka berdua lalu masuk ke rumah tempat biasa mereka bertemu. Di sana, sudah ada Tae Jin. Begitu melihat Tae Jin, Jong Soo tanya alasan Tae Jin menyuruhnya datang. Dia juga tanya, ada apa lagi dengan Yoon Ho.

Tae Jin pun ngasih tahu kalau Yoon Ho berusaha membunuh Ji Yeon, namun gagal dan kabur.


Jong Soo kaget, apa? Siapa yang dia coba bunuh?

Tae Jin : Aku tak tahu alasannya, tapi dia sama sekali tak terkendali. Sekarang dia tak jawab teleponku. Itu sebabnya aku bilang kita harus bertindak cepat. Ini di luar kendaliku.

Jong Soo sewot, maksudmu, Jung Yoon Ho menjadi seperti itu karena salahku? Kau kira gampang membunuh dan mengubur teman sendiri?

Tae Jin : Semua berakhir kalau kita melewatkan waktunya. Kau harus membuat keputusan yang berani.

Jong Soo menarik napas kesal.

Chi Hyeon tanya ke Tae Jin harus bagaimana sekarang. Tae Jin bilang jika Yoon Ho terus mereka biarkan seperti ini, Yoon Ho akan ditangkap dalam dua hari.

Jong Soo tambah sewot mendengarnya, dasar bocah gila itu! Padahal ini waktu yang sangat penting.


Chi Hyeon terdiam sejenak sebelum akhirnya cerita kalau dia tadi ditelpon Yoon Ho.

Jong Soo kaget dan langsung menatap Chi Hyeon.

Jong Soo : Apa? Kapan?

Chi Hyeon : Sekitar satu-dua jam yang lalu. Tapi, isi percakapan kami tadi.. dia berbicara seolah-olah habis mendengar file rekaman.

Jong Soo : Rekaman apa? Di sini? Aku menyuruhmu pasang alat itu untuk mencegah perekaman, 'kan?

Chi Hyeon : Kau bilang tidak suka mendengar suara berfrekuensi tinggi, jadi aku matikan.


Tae Jin pun mencabut alat yang dimaksud Jong Soo, dari bawah meja.

Tae Jin lantas tanya, apa yang Yoon Ho bilang.

Chi Hyeon : Dia tahu kita akan membunuhnya dan tidak mau mati sendirian, tapi...


Chi Hyeon menatap Tae Jin.

Chi Hyeon : ... Yoon Ho mengatakan sesuatu yang aneh. Kalau ini semua ulahmu. Bahwa kami semua sedang dipermainkan olehmu.

Tae Jin : Apa? Dia jadi gila karena kita sedang terpojok.

Chi Hyeon : Tae Jin-ah, apa benar kau berselingkuh dengan istri Joon Seo?


Jong Soo kaget mendengarnya, apa?

Jong Soo : Tunggu sebentar. K... kau... be... berselingkuh dengan siapa?

Chi Hyeon : Ucapan Yoon Ho benar. Makanya dia coba membunuh Yoon Ho untuk menutupinya.


Tae Jin : Tidak, soal itu... Apa ini sesuatu yang harus ditutupi sampai harus membunuh seseorang?


Jong Soo pun tambah pusing mendengar jawaban Tae Jin.

Tae Jin lantas mengakui dia punya hubungan dengan Ji Yeon.

Tae Jin : Memang kenapa jika aku berhubungan dengan istri Joon Seo?

Mendengar itu, Jong Soo marah.

Jong Soo : Dasar bajingan ini. Apa yang kau katakan sekarang? Apa kau benar-benar
membunuh Park Joon seo?


Ponsel Jong Soo kemudian berdering. Telepon dari nomor tak dikenal.

Jong Soo dan Tae Jin saling melirik, sebelum akhirnya Jong Soo menjawan telepon itu.

Jong Soo : Halo?

Yoon Ho : Jong Soo-ya, ini aku Yoon Ho.


Mendengar suara Yoon Ho, Jong Soo pun menyalakan pengeras suara agar Tae Jin dan Chi Hyeon juga bisa mendengar.

Jong Soo : Ya, bicaralah.


Yoon Ho : Jong Soo-ya, tolong aku. Sekarang kau tidak punya pilihan selain turun tangan.

Jong Soo : Turun tangan untuk apa?

Yoon Ho : Aku juga sangat kecewa kali ini. Park Tae Jin, dia adalah bajingan jahat. Paham? Apa kau tahu dia mencoba membunuhku?

Jong Soo : Ada apa dengan Tae Jin? Dia mau menutupi perselingkuhannya dengan istri Joon Seo?

Yoon Ho : Kau juga mengetahuinya, ya? Itu benar. Dia dan wanita itu membunuh Joon Seo. Aku pergi ke rumah itu untuk mencari bukti. Tapi aku belum menemukannya. Tepat pada saat itu, polisi masuk.

Jong Soo : Jadi?


Yoon Ho : Tolong kau buat Tae Jin merasa takut. Aku tahu segalanya. Kau juga tahu segalanya.Dan kita semua tahu dia membunuh Joon Seo. Tolong diskusikan bagaimana cara kalian menyelamatkanku. Benar juga. Oh Chi Hyeon. Jangan katakan apapun pada Oh Chi Hyeon. Sepertinya dia berkomplot dengan Park Tae Jin. Mengerti.

Jong Soo : Baiklah.

Yoon Ho : Ya, Jong Soo-ya. Kau bisa melakukan apa saja, kan? Kau adalah Presdir Geumhyung masa depan. Apa ada sesuatu yang tidak bisa kau lakukan?

Jong Soo : Bagaimana kalau aku tidak bisa melakukan itu? Apa yang akan kau lakukan?


Yoon Ho terdiam mendengarnya.

Jong Soo, Chi Hyeon dan Tae Jin tegang menanti jawaban Yoon Ho.


Yoon Ho : Kalau begitu, tidak ada yang bisa aku lakukan. Kau menyuruh Lee Myeong Guk membuat obat dan meminumnya. Lalu karena Lee Myeong Guk mengancam, aku diperintahkan untuk membunuhnya. Aku harus memberitahu dunia bahwa itu yang terjadi.

Jong Soo marah, kapan aku memintamu untuk membunuh Lee Myeong Guk?

Yoon Ho : Jong Soo-ya, sesama teman jangan seperti ini. Hanya dengan melihat sinar matamu, aku sekarang bisa tahu apa yang kau inginkan. "Jika dibiarkan, Lee Myeong Guk akan mengendalikanmu untuk selamanya".

Jong Soo : Dasar bodoh! Yoon Ho-ya, tak bisakah kau bersembunyi sebentar saja? Apa kau harus melakukan ini?

Yoon Ho : Umurku sudah 40 tahun. Ke mana aku harus pergi dan bersembunyi? Bagaimana dengan Si Jung dan anak-anakku? Aku sudah beli tanah. Bilang pada mereka aku akan berbisnis di Piro-dong. Kita adalah satu tubuh! Apakah lupa prinsip belajar di kelas kita? Menjadi orang yang bermanfaat bagi teman-teman!

Jong Soo : Kau dimana?


Tae Jin tersenyum dingin menatap Jong Soo.

Dia senang Jong Soo menanyakan itu pada Yoon Ho.

Jong Soo : Aku mengerti, mari kita bicara tatap muka.


Yoon Ho : Baiklah kalau begitu. Kau yang pilih tempat. Aku akan segera ke sana.

Jong Soo : Aku akan menghubungimu, jangan matikan teleponnya.

Yoon Ho : Segera hubungi aku. Polisi itu...


Jong Soo mematikan panggilan Yoon Ho.

Jong Soo lantas memegangi kepalanya. Lalu dia duduk dan meminta penjelasan Tae Jin tentang sejauh apa kebenaran ucapan Yoon Ho. Tae Jin pun duduk dan berkata dia hanya menjalin hubungan dengan Ji Yeon. Itu saja.


Jong Soo dan Chi Hyeon menatap Tae Jin.

Mereka tidak percaya.


Tae Jin : Kalian pikir aku benar membunuh Joon Seo? Jika kalian memang meragukanku, aku sedikit kecewa. Aku mengakui aku selingkuh dengan istri temanku meski kalian mencaciku. Tapi membunuh Joon Seo hanya untuk hal seperti itu, apa kalian tidak terlalu mengenalku? Kalian pikir hanya karena seorang wanita, aku membuang semuanya untuk cari nafkah?

Chi Hyeon : Kalau bukan karena itu, kenapa kau tidak menyelidiki kematian Joon Seo secara langsung? Kalau aku jadi kau, aku akan melakukannya.

Tae Jin : Apa kau masih tidak bisa menganggap itu adalah bunuh diri? Benar. Ada kemungkinan itu adalah pembunuhan. Tapi aku bisa apa? Jang Jae Kyeong datang menemui kalian semua. Sebagai gantinya, dia yang kerja keras menyelidiki untuk mendapat uang asuransi.


Tae Jin lalu menatap Jong Soo.

Tae Jin : Won Jong Soo. Tak cukup mempekerjakan Joon Seo selama 20 tahun, akhirnya kau suruh mengantar obat. Agar dia bisa membiayai pengobatan putrinya. Bukankah kau yang menjatuhkan hidup Joon Seo? Bukankah Joon Seo meneleponmu dan mengatakan ini? Membuat obat di Gudang Beku Yeongryun. Lalu mengirim obat setiap minggu padamu. Akan aku ungkap bahwa kau tidak bisa bertahan tiga hari tanpa obat. Itu sebabnya kau datang ke lokasi konstruksi tengah malam, 'kan? Jong Soo-ya, sejujurnya, kau ingin membunuh Joon Seo, kan? Bukankah benar?

Jong Soo kesal, kau tak bisa diam?


Tae Jin : kalau bukan kau....

Tae Jin melirik Chi Hyeon. Lalu dia berdiri dan menatap Chi Hyeon.

Tae Jin : Aku rasa, tega membunuh teman menguasai pikiran kita. Karena Oh Chi Hyeon menyuruh orang lain untuk melakukannya.

Chi Hyeon : Omong kosong apa ini?

Tae Jin : Tentang pembunuhan Lee Myeong Guk. Joon Seo mengancam memberitahu polisi. Karena itu kau datang ke lokasi konstruksi itu. Kau sendiri yang mengatakannya.
Kau mau menyangkalnya sekarang? Lalu kau tidak terlalu dekat dengan Joon Seo.


Chi Hyeon marah dan menarik kerah Tae Jin.

Chi Hyeon : Bagaimana denganmu? Kenapa kau datang ke sana? Apa karena Joon Seo
mengatakan sesuatu padamu?

Jong Soo tambah pusing mendengar perdebatan kedua temannya.


Tae Jin : Ini dia.

Chi Hyeon : Apa?

Tae Jin : Ini maksudnya. Ini alasan Joon Seo mewariskan asuransi pada Jae Kyeong dan Yoon Jin. Kita saling bertengkar, meragukan dan mengumpat satu sama lain!


Tae Jin menghempaskan tangan Chi Hyeon dari kerahnya.

Tae Jin lalu berkata kalau mereka bertiga punya alasan untuk membunuh Joon Seo. Lantas dia tanya, apa yang akan Jong Soo dan Chi Hyeon lakukan? Bagaimana kita bisa cari tahu pembunuh Joon Seo jika kita saling bertengkar?

Tae Jin : Sadarlah, Berengsek. Beban kita sekarang adalah Jung Yoon Ho, bukan Park Joon Seo yang sudah mati. Mengerti?


Jong Soo terdiam sejenak.

Tae Jin menatap Jong Soo, menunggu keputusan Jong Soo.


Tak lama, sambil menatap Chi Hyeon, Jong Soo tanya kemana dia harus menyuruh Yoon Ho datang.

Jong Soo : Aku harus memutuskan tempat yang membuatmu nyaman. Sepertinya ini hal yang harus kau selesaikan.

Chi Hyeon terkejut dan tak setuju membunuh Yoon Ho.

Chi Hyeon : Jong Soo-ya.


Besoknya, sebuah mobil datang ke hutan. Yoon Ho yang sembunyi di balik pohon tak jauh dari mobil itu berhenti, menatap mobil itu. Tak lama, dia melihat lampu mobil mati. Yoon Ho senang dan bergegas masuk ke mobil itu. Tapi begitu masuk, dia dibekap Chi Hyeon dari belakang.


Bangun2, Yoon Ho melihat Chi Hyeon tengah menggali tanah.

Sontak lah Yoon Ho kaget. Ditambah lagi tangannya juga diikat ke belakang. Yoon Ho pun merangkak mendekati Chi Hyeon.

Yoon Ho : Apa yang sedang kau lakukan? Chi Hyeon-ah, jangan lakukan ini. Park Tae Jin. Ini semua ulah Park Tae Jin!


Chi Hyeon berhenti menggali dan mendekati Yoon Ho.

Dia minta Yoon Ho tidak melawan kali ini.

Yoon Ho berusaha meyakinkan Chi Hyeon kalau itu ulahnya Tae Jin.

Yoon Ho juga memohon agar Chi Hyeon tidak membunuhnya.

Chi Hyeon : Karena itu, aku sudah bilang padamu untuk tetap diam. Kenapa kau melakukan apa yang tak diperintahkan?

YoonHo : Aku coba melakukannya dengan baik. Melakukan yang terbaik. Aku harus melakukan sesuatu. Dengan begitu, Jong Soo akan memerhatikanku setidaknya sekali. Tolong aku. Ya? Tolong aku! Chi Hyeon-ah, bagaiman dengan Si Jung? Kalau kau membunuhku, maka kedua keponakanmu... Bagaimana nasib Young Eun dan Young Ji?

Chi Hyeon : Diam, palingkan kepalamu!

Yoon Ho : Apa kau pikir mereka menganggapmu teman? Tidak! Mereka... Memanggilmu di saat butuh saja, bodoh! Dengar, Chi Hyeon! Chi Hyeon, aku ingin jadi sepertimu. Tapi mereka tidak memintaku untuk melakukan apa pun. Kalau aku bekerja keras, maka aku bisa pergi ke tempat persembunyian Piro-dong bersama kalian. Aku ingin ke sana. Seperti dulu... Chi Hyeon-ah, aku ingin seperti dulu.


Chi Hyeon kemudian berdiri sambil terus memegang sekop.

Tak lama kemudian, dengan wajah terpaksa, dia mengayunkan sekopnya ke arah Yoon Ho. Omo, dia membunuh Yoon Ho.

Besoknya, Yoon Jin yang masih di rumah sakit, pergi ke resepsionis untuk bertanya apa Dokter Park Eun Young sudah selesai melakukan operasi. Yoon Jin lantas menjelaskan kalau kemarin dia datang.

Resepsionis memanggil Dokter Park yang berdiri di belakang.

Yoon Jin menoleh, menatap Dokter Park yang berdiri tak jauh darinya.


Mereka bicara di ruangan Dokter Park. Yoon Jin menunjukkan surat2 Yoon Hee.

Yoon Jin : Setelah melihat surat itu, apa maksud anda bahwa Yoon Hee bisa disembuhkan di Amerika?

Dokter Park : Obat untuk penyakit Yoon Hee agak mahal dan tidak ditanggung oleh asuransi. Itu pun hanya mencegah gejalanya memburuk. Tapi kebetulan saya ingin coba obat baru yang baru dikembangkan di Amerika. Saya dihubungi mereka.

Yoon Jin : Tapi kenapa anda tidak pergi?

Dokter Park : Karena biayanya.

Yoon Jin : Memang berapa biayanya?

Dokter Park : Lima ratus juta won. Ayahnya bilang, dia akan mendapatkan uang itu entah bagaimana caranya. Dan bahkan menyuruh saya untuk mengambil kesempatan itu. Dia tak ingin Yoon Hee menunggu.

kini Yoon Jin mengerti alasan Joon Seo terlibat dengan Tae Jin soal lemon ppong.


Beralih ke Chi Hyeon yang masih dihutan. Dia menatap ke arah lubang galiannya.

Tak lama kemudian, dia mendekati Yoon Ho. Yoon Ho masih hidup. Chi Hyeon belum membunuh Yoon Ho.

Chi Hyeon menatap Yoon Ho dengan tatapan pedih.

Chi Hyeon : Kau... Sudah mati di sini hari ini. Jangan berada di sekitar kami lagi. Jangan bertemu Si Jung dan anak-anakmu lagi. Kau dan aku... pertemanan kita berakhir di sini.


Chi Hyeon lantas beranjak pergi.

Yoon Ho merasa nyesek.


Chi Hyeon terus berjalan. Tapi tiba2, dia mendengar teriakan Yoon Ho.

Yoon Ho : Prinsip belajar!

Chi Hyeon menghentikan langkahnya.

Yoon Ho : Satu! Menjadi orang yang berpegang teguh pada tugasnya! Dua! Menjadi manusia yang setia pada tujuan! Tiga! Menjadi manusia yang bermanfaat untuk teman!

Chi Hyeon kemudian berbalik dan beranjak ke arah Yoon Ho.


Seorang pendaki hendak memeriksa air yang sengaja dia tampung. Tapi kemudian, dia memergoki seorang pria di depannya tengah mengubur sesuatu.

Pria itu, Chi Hyeon! Dia mengubur sesuatu. Selesai mengubur sesuatu, dia menatap sepatu Yoon Ho yang bernoda darah. Tak lama kemudian, dia melemparkan sepatu Yoon Ho. Sepatu Yoon Ho mendarat ke dekat si pendaki tadi. Si pendaki kaget melihat noda darah di sepatu tersebut. Lalu dia melihat Chi Hyeon pergi membawa sekop.


Di mejanya, Yeon Joo tengah menatap rekaman CCTV saat mobil Chang Soo melaju tak tentu arah membawa Ki Seong.


Lalu Chang Soo datang dan menghampiri Soo Hyeon.

Soo Hyeon : Lenganmu baik-baik saja?

Chang Soo : Ya. Baik-baik saja.

Soo Hyeon : Syukurlah. Ketua Tim dipanggil Pak Kepala lagi tadi pagi. Tampaknya dia ditanyai habis-habisan.


Chang Soo pun bergegas menemui Yeon Joo. Yeon Joo langsung menutup rekaman begitu Chang Soo datang.

Yeon Joo : Apa kata dokter?

Chang Soo : Pergelangan tangan saya sedikit terkilir dan diminta untuk berhati-hati dulu.

Yeon Joo : Syukurlah tidak parah.

Chang Soo : Maaf. Ini gara-gara saya.

Yeon Joo : Tidak apa-apa. Banyak hal terjadi saat bekerja sebagai polisi. Berkat kau, aku hampir dipukuli oleh Pak Kepala di usiaku saat ini. Apa boleh buat, 'kan? Ini akibat dari sifat tidak bajikku.


Chang Soo kemudian mendekati Soo Hyeon lagi.

Yeon Joo lanjut menonton rekaman CCTV mobil yang dikemudikan Chang Soo.

Chang Soo : Mana kapten?

Soo Hyeon : Belum datang. Dia bahkan tidak menjawab telepon.


Yoon Jin buru2 ke rumah Jae Kyeong. Di depan pintu, dia melihat kiriman paket lemon ppong lagi. Yoon Jin mengambil paket itu dan menghubungi Jae Kyeong. Tapi dia mendengar suara dering ponsel Jae Kyeong di dalam rumah. Yoon Jin pun mencoba mengingat2 kode rumah Jae Kyeong.


Kita diperlihatkan flashback saat Yoon Jin mengantarkan Jae Kyeong pulang pertama kali, ketika Jae Kyeong kumat.

Yoon Jin : Apa nomor kode rumahmu?

Jae Kyeong : Nol, lima...


Yoon Jin berhasil membuka pintu Jae Kyeong. Begitu pintu terbuka, dia langsung masuk dan mencari Jae Kyeong. Dia lantas mencari Jae Kyeong di kamar dan mendapati Jae Kyeong sudah tak berdaya di lantai.

Yoon Jin pun berusaha menyadarkan Jae Kyeong.

Yoon Jin : Jang Jae Kyeong. Jae Kyeong-ah! Jae Kyeong-ah, sadarlah! Jang Jae Kyeong! Jae Kyeong-ah! Sadarlah! Bagaimana ini? Jae Kyeong-ah! Sial.


Lalu Yoon Jin ingat air. Yoon Jin pun buru2 mengambil air. Namun Jae Kyeong tak bisa menelan air.

Yoon Jin terus berusaha menyadarkan Jae Kyeong.

Jae Kyeong dengan suara parau, menyuruh Yoon Jin menyingkirkan lemon ppong.


Yoon Jin pun menatap ke arah paket lemon ppong yang tadi dia taruh di lantai kamar Jae Kyeong. Yoon Jin mendekat. Dia membuka lemon ppong dan teringat percakapannya dengan Jae Kyeong di kantor polisi, setelah malamnya dia mengantarkan Jae Kyeong ke kantor polisi, di hari jasad Lee Myeong Guk ditemukan.


Yoon Jin : Ada Lemon Ppong di sini, 'kan?

Jae Kyeong : Tidak ada cara lain.

Yoon Jin : Apa yang akan kau lakukan kalau situasi itu terjadi lagi? Apa kau akan memakannya lagi?

Jae Kyeong : Ya.

Flashback end...


Yoon Jin menatap sebutir lemon ppong di tangannya.

Lalu dia menatap ke arah Jae Kyeong yang kondisinya parah.


Yeon Joo yang baru kembali ke divisinya, dihubungi Pipet alias Si Jong.

Yeon Joo : Ya, Pipet. Ada apa? Baiklah. Ya. Aku mengerti. Kirim pesan padaku agar lebih jelas. Ya, oke, aku mengerti.

Yeon Joo pun kembali ke mejanya dan menaruh handuk kecil yang tadi tersampir di bahunya, ke kursinya.


Yeon Joo, Soo Hyeon dan Chang Soo rapat.

Yeon Joo : Pelabuhan Samsol di Hwaseong, Gyeonggi. Pelabuhan Jangju di Dangjin, Chungnam. Pelabuhan Manpyeong di Seosan, Chungnam. Berdasarkan informasi Pipet, salah satu dari tiga tempat ini, akan ada penyelundupan pada jam 04.00 lusa.

Soo Hyeon menatap layar laptop dan Chang Soo menatap peta.

Chang Soo : Karena ketiga tempat itu berjauhan, sulit untuk menyergapnya sekaligus. Pipet juga sulit mendapatkan info lagi, bukan?

Yeon Joo : Meski satu orang dari pihak kita membocorkan informasi bahwa akan ada penyelundupan. Kurasa mereka sangat berhati-hati. Pertama, kita minta kerja sama dari penjaga pantai. Lalu coba mengepung semuanya setelah menerima kerja sama internal.

Chang Soo : Baik.

Yeon Joo beranjak keluar.


Yoon Jin yang duduk di ruang makan Jae Kyeong, menatap lemon ppong di tangannya yang tinggal tiga butir. Tak lama kemudian, Yoon Jin mengeluarkan 3 butir lemon ppong itu dari kemasannya dengan wajah kesal dan membuangnya ke kloset.


Usai membuang lemon ppong, Yoon Jin keluar dari toilet dan bertemu Jae Kyeong.

Jae Kyeong : Apa yang telah terjadi? Kenapa kau disini?


Jae Kyeong lalu masuk ke kamar mandi dan menatap wajahnya di cermin.

Jae Kyeong lantas menatap Yoon Jin, apa kau...

Yoon Jin terdiam.

Jae Kyeong kembali menatap wajahnya di cermin. Tak lama kemudian, dia berteriak marah sambil menatap dirinya di cermin. Setelah itu, Jae Kyeong tanya berapa lama dia tidur.

Jae Kyeong : Dua jam? Jam berapa sekarang?

Yoon Jin : Jam 2:30.


Jae Kyeong lantas keluar dari kamar mandi. Dia melihat paket lemon ppong di atas meja makannya. Jae Kyeong marah dan membanting kemasan lemon ppong yang sudah kosong ke lantai. Lalu dia membaca pesan di dalamnya.

"Lusa, Pelabuhan Manpyeong, depan Danau Manyang. Pukul empat pagi."


Sontak lah habis membaca pesan itu, Jae Kyeong balik ke kamarnya. Dia memeriksa ponselnya. Setelah itu, dia memakai jaketnya dan menghubungi Yeon Joo.

Yeon Joo : Halo, kau dimana? Apa kau baik-baik saja?

Jae Kyeong : Ya, Ketua Tim. Anda sudah dapat informasi dari Pipet?

Yeon Joo : Ya, sudah. Tapi ada tiga pelabuhan. Aku tidak tahu yang mana.

Jae Kyeong : Apa ada Pelabuhan Manpyeong?

Yeon Joo : Ya, ada. Bagaimana kau tahu?

Jae Kyeong : Di sana. Lusa jam 04.00.

Yeon Joo : Aku mengerti, aku akan cek dulu.

Jae Kyeong : Baiklah.


Yoon Jin lantas meminta maaf pada Jae Kyeong karena sudah memberi Jae Kyeong lemon ppong.

Yoon Jin : Aku tahu betapa kerasnya kau mencoba untuk bertahan. Tapi aku tidak tahu cara lain.

Jae Kyeong pun mendekati Yoon Jin.

Jae Kyeong : Tidak. Kau tadi pasti sangat bimbang. Pilihan yang kau buat, itu akan jadi yang terbaik untukku.

Jae Kyeong lalu tanya kabar Ji Yeon.

Yoon Jin : Dia baik-baik saja. Sepertinya dia sangat menyesal. Dia terus menangis.


Yoon Jin lantas meraih ponselnya.

Ji Yeon : Tunggu. Itu alamat rumah nenek Boryeong. Aku akan mengirimkannya ke ponselmu. Kau ingat? Nenek yang dapat asuransi pensiun Joon Seo...

Jae Kyeong : Ya.

Yoon Jin : Kapan kau mendatangi Boryeong?

Jae Kyeong : Sepertinya aku harus keluar dulu.

Yoon Jin mengambil tas dan mantelnya, lalu mendekati Jae Kyeong.

Yoon Jin : Kau mau pergi ke kantor polisi?

Jae Kyeong : Tidak. Menemui Jung Sang Eui.

Yoon Jin : Sang Eui?

Jae Kyeong : Park Tae Jin seorang jaksa. Penyelidikannya tidak akan mudah karena dia sangat berhati-hati. Sepertinya ide bagus untuk beralih ke Park Tae Jin melalui Jung Sang Eui. Mau pergi bersamaku?

Yoon Jin tersenyum, apa yang terjadi?

Jae Kyeong : Aku tidak nyaman mengemudi.

Yoon Jin : Baiklah.


Sang Eui yang berada di mobilnya, terus menatap jam tangannya. Lalu dia ingat kata2 Tae Jin yang menyuruhnya datang ke Taman Myeongeul besok jam 4. Sang Eui lalu menghubungi Jin Wook.

Sang Eui : Aku dapat kapal penumpang. Berangkat dari Pelabuhan Manpyeong, jam 04.00 lusa.

Jin Wook : Terima kasih.

Sang Eui : Jika kau pergi sekarang, kau tidak akan bisa kembali. Apa kau tak penasaran denganku?

Jin Wook : Apa?


Sang Eui lantas berhenti bicara memakai alat pengubah suara.

Sang Eui :  Aku Park Tae Jin. Kau tak ingat? Awal tahun lalu kau melihatku. Kantor Kejaksaan Distrik Anhyeon, Wakil Kepala Jaksa Park Tae Jin.


Kita diperlihatkan flashback satu lalu, Januari 2023.

Jin Wook ada di ruangan Tae Jin. Dia duduk bersama Tae Jin. Tae Jin membaca rekam jejak Jin Woo.

Tae Jin : Dua tahun lalu kau berbisnis prostitusi dan divonis enam bulan penjara. Jadi kau kembali dengan hal yang sama?

Jin Wook memberikan Tae Jin flashdisk.

Tae Jin : Apa ini?

Jin Wook : Lihat saja.

Flashback end...


Sang Eui : Ini kedua kalinya bertransaksi melalui diska lepas rupanya. Bukankah waktu itu aku membiarkanmu pergi tanpa tuntutan?

Sang Eui melihat flashdisk putih di tangannya yang diberikan Jin Wook melalui kurir malam itu.

Sang Eui : Aku melihat foto-foto di flash disk ini. Di antara pelanggan rahasia Gong Jin Wook, ada cukup banyak orang yang berkuasa dan sok hebat.

Jin Woo : Benarkah Anda Jaksa Park Tae Jin?

Sang Eui : Ya, benar. Aku adalah Dokter.

Jin Wook kaget mendengarnya.

Sang Eui : Jin Wook, pernahkah kau bertanya-tanya kenapa kau terpilih sebagai pengedar narkoba? Padahal kau tidak pernah dan tidak mahir menjual narkoba. Orang yang punya banyak pengalaman di bidang ini sebenarnya seperti Bos Yoon. Pasti sulit untuk mengatasinya. Karena Bos Yoon sedikit berbahaya kalau aku tangani secara langsung. Jadi, aku juga sedikit memutar otakku. Aku merekrut orang setia dan menggunakan kekuatannya untuk pekerjaan ini sepertimu. Ini lebih seru dibanding berbisnis ruang prostitusi, 'kan?

Jin Wook : Tapi kenapa anda memberi tahu hal ini?

Sang Eui : Aku memberitahumu karena jika kau pergi sekarang, kau takkan bisa kembali. Kenapa? Apa? Kau mau melaporkannya ke polisi? Siapa yang akan percaya jika kau bilang aku membuat dan menjual narkoba?

Jin Wook : Tidak, bukan itu... Bukan seperti itu maksud saya. Saya hanya merasa semuanya membingungkan.

Sang Eui : Tentu saja. Pokoknya hati-hati di jalan. Lusa jam 04.00 di dermaga Pelabuhan Manpyeong. Kalau kau berdiri di depan Danau Manyang, orang akan datang.

Jin Wook : Saya mengerti. Obat itu...

Sang Eui : Terima kasih untuk selama ini.

Sang Eui mematikan ponselnya.

Dan Jin Wook pun pergi tanpa curiga.


Sang Eui lalu melajukan mobilnya meninggalkan basement parkir Geumhyung Group. Bersamaan dengan itu, Jae Kyeong dan Yoon Jin datang. Mereka melihat Sang Eui pergi.

Jae Kyeong : Itu Jung Sang Eui. Putar mobilnya.

Yoon Jin : Baiklah.


Di toilet, ditemani Chi Hyeon, Jong Soo meminum lemon ppong.

Setelah itu, Chi Hyeon pamit keluar.

Jong Soo : Hei, Yoon Ho pergi tanpa berkata apa-apa, kan?

Chi Hyeon : Apa maksudnya kau tanya itu sekarang?


Jong Soo dan Seung Heon kemudian rapat bersama Walikota Joo In Sang.

Jong Soo : Ketika kompleks bioindustri masuk, kota baru Anhyeon akan berorientasi pada masa depan. Industri dan permukiman menyatu secara organik. Anda pasti sudah lihat proposalnya. Pendanaan untuk bisnis ini telah disiapkan.

Walikota Joo : Tidak ada pertanyaan. Tapi anda seolah-olah telah membuat
keputusan besar untuk kota Anhyeon dengan banyak memperbagus proyek ini. Sejujurnya, karena kami akan menciptakan kompleks bioindustri, artinya anda minta izin
mengembangkan Piro-dong yang luasnya tiga kali lipat untuk permukiman pribadi? Lee Gu Group punya kesan yang baik pada Kota Anhyeon. Apa Anda ingin berinvestasi di sini? Anda pasti masuk karena ada sesuatu yang menguntungkan. Mari kita jalankan.

Jong Soo : Baik. Terima kasih.


Yoon Jin dan Jae Kyeong masih mengikuti Sang Eui. Tak lama, mereka melihat Sang Eui masuk ke Taman Myeongeul.

Sang Eui turun dari mobilnya dan masuk ke dalam Taman Myeongeul tanpa curiga ada yang mengikutinya.

Jae Kyeong dan Yoon Jin sama2 turun dari mobil dan mengikuti Sang Eui.


Tanpa Jae Kyeong, Yoon Jin dan Sang Eui sadari, seseorang memotret mereka.

Orang itu suruhan Jong Soo.

Bersambung ke part 2


EmoticonEmoticon