Sabtu, 22 Juni 2024

Sinopsis Connection Eps 8 Part 1

 All Content From : SBS
Sinopsis Lengkap : Connection
Sebelumnya : Connection Eps 7 Part 2
Selanjutnya : Connection Eps 8 Part 2

PROLOG :

-APRIL 2005-

Seperti biasa, Joo Song, Jae Kyeong, Yoon Jin dan Joon Seo pulang sekolah bersama. Jae Kyeong mengajak mereka nonton Crying Fist. Joo Song tak setuju. Dia bilang, ingin menonton Innocent Steps yang baru rilis.

Jae Kyeong : Joo Song-ah, kita baru selesai ujian, kenapa malah nonton film itu?

Jae Kyeong minta pendapat Yoon Jin dan Joon Seo.

Jae Kyeong : Paling cocok Crying Fist, kan?

Yoon Jin setuju dengan Jae Kyeong. Dia bilang dia juga mau nonton itu.

Yoon Jin melirik Joon Seo, kalau kau?

Joon Seo ingin nonton Kingdom of Heaven. Jae Kyeong bilang itu baru dirilis pekan depan.

Yoon Jin pun merangkul Jae Kyeong dan Joon Seo.

Yoon Jin : Kita putuskan saja di sana.

Jae Kyeong merangkul Joo Song. Dan mereka pun pergi.

Sementara itu, Yoon Ho ngasih tahu Jong Soo dan yang lain kalau Joon Seo ingin menonton film dengan Yoon Jin dan Jae Kyeong. Jong Soo kesal mendengar itu. Tae Jin pun tanya pada Jong Soo, tak bisa dihubungi juga? Jong Soo lantas memanggil Sang Eui. Sang Eui yang bibirnya terluka, diam saja.

Jong Soo marah, Jung Sang Eui!

Jong Soo kemudian berdiri dari duduknya dan mendekati Sang Eui.

Jong Soo : Chae Kyung Tae, dia mengambil uangmu lagi. Apa itu benar?

Sang Eui mengiyakan.

Jong Soo pun mengajak yang lain pergi tanpa Joon Seo.

Mereka bergegas pergi, kecuali Sang Eui yang diam saja dan merasa takut.


Sebuah bis melintas di jalanan. Bis itu kemudian berlalu. Tak lama, Jong Soo cs muncul dari belakang bis. Mereka pun berjalan menuju ke tempat Kyung Tae dan terlihat sok jagoan.


Ajumma pemilik mobil SUV hitam hampir menabrak Sang Eui yang menuju lokasi tempat Joon Seo jatuh. Untunglah Ajumma lekas menginjak rem saat Sang Eui muncul di depannya. Ajumma kemudian lanjut menyetir dan sempat melihat Sang Eui masuk ke lokasi konstruksi. Tapi begitu masuk, dia melihat seseorang di sana.

Sang Eui pun menjelaskan ke Jae Kyeong, kalau dia tiba sepuluh menit lebih awal tapi bukan hanya dia yang ada di sana. Jae Kyeong pun tanya siapa. Ternyata itu Tae Jin.


Tae Jin terkejut melihat kemunculan Sang Eui.

Tae Jin : Apa Joon Seo juga menyuruhmu datang?

Sang Eui : Ya.

Tae Jin lalu melihat ada saklar di belakang Sang Eui.

Dia pun menyuruh Sang Eui menyalakan lampu.


Sang Eui pun mendekati saklar untuk menyalakan lampu. Tak lama setelah lampu menyala, mereka dikejutkan dengan kedatangan Chi Hyeon dan Jong Soo. Chi Hyeon dan Jong Soo juga kaget melihat Tae Jin dan Sang Eui. Jong Soo tanya, apa Joon Seo menyuruh mereka datang juga.

Tae Jin : Dimana Park Joon Seo?

Flashback end...


Jae Kyeong : Saat itu, dimana Park Joon Seo?

Sang Eui : Di atas.

Jae Kyeong : Atas?

Jae Kyeong pun mendekati Sang Eui.

Jae Kyeong : Katakan yang jelas. Kalian tiba di lokasi konstruksi dan Park Joon Seo ada di lantai sembilan. Benar?

Sang Eui : Ya.

Jae Kyeong : Bagaimana kau bisa tahu dia di lantai sembilan?

Sang Eui : Lampunya menyala.


Kita diperlihatkan flashback lagi saat Jong Soo, Chi Hyeon, Tae Jin dan Sang Eui menunggu Joon Seo. Tae Jin tanya sudah jam berapa sekarang. Chi Hyeon bilang hampir setengah dua belas. Tiba2, lampu di lantai sembilan itu menyala. Mereka melihatnya.


Tae Jin memanggil Joon Seo. Dia menyuruh Joon Seo turun. Tapi Joon Seo tak kunjung muncul. Akhirnya, Tae Jin mengajak yang lain naik ke lantai 9 memakai lift konstruksi. Namun saat mereka hampir tiba di lantai 9, seseorang jatuh ke bawah. Sontak lah mereka semua terkejut.

Sang Eui : Tidak ada yang bicara karena semua tegang. Lalu mungkin saat di lantai empat, saat sedang mengamati Piro-dong dari balik jaring besi, terjadilah... Semua melihat ke bawah jaring kawat karena terkejut, tapi tak terlihat jelas.


Jae Kyeong : Saat itu Joon Seo terjatuh?

Sang Eui : Ya.

Jae Kyeong : Kau menyimpulkan Joon Seo bunuh diri? Kenapa saat kalian semua ada di dalam lift, Joon Seo melompat dari lantai sembilan?

Sang Eui : Aku tak bilang dia melompat. Kami hanya lihat dia jatuh.

Jae Kyeong : Apa sekarang kau sedang membuat alibi untuk mereka? Siapa yang lihat Joon Seo jatuh? Apa kau juga lihat?

Sang Eui : Jong Soo dan Tae Jin juga melihatnya.

Jae Kyeong : Lalu kalian tidak ke lantai sembilan?

Sang Eui : Tae Jin menekan tombol berhenti.


Tae Jin pun menekan tombol stop setelah mereka melihat seseorang jatuh. Mereka semua tegang. Tae Jin melihat ke lantai sembilan yang hampir mereka capai. Tae Jin coba memanggil Joon Seo, namun Joon Seo tak jawab. Hening sejenak sebelum akhirnya Tae Jin mengajak mereka turun ke bawah.


Begitu lift tiba dibawah dan berhenti, Tae Jin dan yang lain langsung keluar. Mereka menegang melihat tubuh seseorang terkapar di belakang lift. Tae Jin pun coba mendekat, diikuti dengan Chi Hyeon di belakang.


Jong Soo tanya, siapa itu? Bukan Joon Seo kan?

Ya, Jong Soo berharap itu bukan Joon Seo. Namun, itu memang Joon Seo. Joon Seo sudah tewas dengan luka parah di kepala. Jong Soo kesal pertanyaannya tak dijawab. Dia sambil marah tanya, itu siapa. Chi Hyeon pun menatap Jong Soo dan memberitahu kalau itu Joon Seo. Semua terkejut.



Sang Eui kemudian turun ke bawah.

Dia syok melihat itu Joon Seo.


Jae Kyeong : Kaujuga memastikannya?

Sang Eui : Ya.

Jae Kyeong : Kau memastikan sendiri bahwa Joon Seo sudah mati atau hanya berasumsi?

Sang Eui : Tae Jin mendekat dan mengecek denyut nadinya.
 

Tae Jin mengecek denyut nadi Joon Seo untuk memastikan Joon Seo udah tewas atau masih hidup.


Sang Eui kemudian bilang, Tae Jin menyuruh mereka pergi saat itu.

Sang Eui : Tidak bagus kalau kami ketahuan ada di sana pada saat itu.

Jae Kyeong sewot, apa Tae Jin yang mengatakan itu? Park Tae Jin yang melakukan semuanya? Kalian tak bisa apa-apa kalau tak ada Park Tae Jin. Lalu?

Sang Eui : Semua kembali ke tempat kami datang. Kami keluar ke jalan besar. Kembali ke rumah masing-masing.

Jae Kyeong : Kalian juga begitu saat kecelakaan Chae Kyung Tae 20 tahun lalu. Saling membuat alibi dan jadi saksi satu sama lain. Apa kau pikir, kali ini juga aku akan membiarkan kalian?

Sang Eui : Kau boleh percaya ucapanku atau tidak.

Jae Kyeong : Kalau benar seperti ucapanmu, Joon Seo menelpon kalian sebelum jam 23.30 untuk menyampaikan sesuatu. Joon Seo meneleponku, katanya dia akan mengembalikan semua ke tempatnya. Tapi kenapa dia malah bunuh diri saat kalian sedang naik lift? Menurutmu itu masuk akal?


Jae Kyeong : Di antara kalian di dalam lift pembunuhnya mungkin orang yang tak mau tangannya terkena darah.

Kamera menyorot Jong Soo.


Jae Kyeong : Satunya orang yang bisa melakukan itu setelah diminta.

Kamera menyorot Chi Hyeon.


Jae Kyeong : Satunya lagi orang yang bisa menutupi semuanya.

Kamera menyorot Tae Jin.


Jae Kyeong : Salah satu dari mereka tak ingin ucapan Park Joon Seo diketahui dunia. Itu baru masuk akal. Karena bila kalian punya alibi, kalian bisa menyuruh orang lain untuk mendorong Park Joon Seo. Tapi apa peranmu? Orang yang mengamati gerak-gerik mereka bertiga? Itu posisimu?

Sang Eui terdiam sejenak mendengar perkataan Jae Kyeong. Beberapa saat kemudian, dia berkata, Jae Kyeong yang melakukan pemeriksaan. Jae Kyeong pasti mengetahuinya.

Jae Kyeong : Ada tempat penggilingan di sudut jalan lokasi konstruksi. Di bawah atap tempat itu terdapat CCTV. Apa kau sudah tahu?

Sang Eui : Tidak.

Jae Kyeong : Termasuk kau. Pada video antara jam 23.30 sampai 23.40, kalian tidak ada yang terekam. Kalau kau naik taksi, turun di tepi jalan besar Piro-dong lalu berjalan masuk mungkin tidak terekam karena berada di belakang CCTV. Tapi, bagaimana bisa yang lain sama sekali tidak terekam CCTV dan bisa masuk ke lokasi konstruksi itu?

Sang Eui : Aku tidak tahu bagaimana yang lain datang. Hanya saja, aku yakin semua datang melalui jalan tikus sebelah penggilingan.

Jae Kyeong : Setelah mendengar ceritamu, aku jadi semakin yakin. Di antara orang-orang yang pergi ke sana, terdapat pembunuh Park Joon Seo. Lalu dia berpikir bahwa dia terekam CCTV tempat penggilingan dan membunuh pemilik penggilingan.


Kita ke Hotel Loraine, dimana Chi Hyeon mengantarkan Jong Soo ke sebuah ruangan VIP. Chi Hyeon kemudian tanya, Jong Soo mau menunggu diluar sebentar. Tapi Jong Soo bilang dia akan menunggu di dalam. Chi Hyeon mengerti.

Chi Hyeon pun keluar dan menunggu di depan pintu. Tak lama, Jong Soo keluar.

Jong Soo : Chi Hyeon-ah, kau sudah buat janji?

Chi Hyeon pun membuat panggilan dan tanya kapan kira2 Walikota Joo In Sang akan datang.

Chi Hyeon : Baik, aku mengerti.

Chi Hyeon lalu memberitahu Jong Soo kalau Walikota akan tiba sebentar lagi.


Namun Walikota Joo In Sang tak kunjung datang. Jong Soo mulai kesal. Chi Hyeon masuk. Jong Soo menyuruh Chi Hyeon menghubungi Walikota Joo In Sang lagi. Tapi Walikota Joo In Sang tiba2 masuk. Walikota Joo In Sang meminta maaf karena terlambat. Jong Soo bilang tak apa dan mempersilahkan Walikota Joo In Sang duduk.

Jong Soo : Saya merasa terhormat bisa bertemu dengan anda seperti ini. Anda pasti sangat lapar. Saya akan sajikan hidangannya.

Jong Soo menyuruh pelayan menyiapkan hidangan.

Walikota Joo In Sang : Tunggu sebentar. Maaf, tapi saya sudah makan di rapat sebelumnya. Karena setelah ini saya masih ada janji, kita minum teh saja.

Jong Soo kesal, namun dia menahan dirinya dan menyuruh pelayan menyiapkan teh.

Jong Soo : Karena anda sangat sibuk, saya akan bicara langsung ke intinya. Saya pikir saya punya kesempatan untuk membantu anda. Makanya saya mau bertemu.

Walikota Joo In Sang : Benarkah?

Jong Soo : Anda ingin menjadikan Anhyeon kota kompleks bio-industri, bukan?

Walikots Joo In Sang : Benar.

Jong Soo : Kalau begitu, kita perlu menarik beberapa perusahaan farmasi terbaik dan sampai masa jabatan empat tahun anda selesai atau sebelum pemilihan, bukankah harus ada hasil yang nyata?

Walikota Joo In Sang : Itu benar.

Jong Soo : Sebagai pimpinan Geumhyung, kami akan mengembangkan kompleks bio-industri. Saya harap proyek ini sukses dan dengan hubungan ini bila anda dapat tugas lebih penting di pusat nanti, saya bisa membantu. Anda pasti tahu maksud saya. Koneksi yang dimiliki Geumhyung akan menjaga anda dengan baik. Saya jamin itu.

Walikota Joo In Sang : Berapa hasil penjualan Geumhyung Group tahun lalu?

Jong Soo : Saya mengerti maksud pertanyaan anda...

Walikota Joo In Sang : Saya sedikit menghafalnya sebelum datang ke sini. Penjualannya 3,22 triliun won. Minus 9,2 persen dibanding tahun sebelumnya. Kerugian operasional 62,2 miliar. Kalian sudah merugi tiga tahun berturut-turut.dan bank menaikkan suku bunga pinjaman. Saya dengar anda memutuskan untuk tidak menambah pinjaman. Karena perusahaan semacam itu berada di garda depan. Saya merasa gelisah.

Jong Soo : Baik. Maksud saya, kami akan memimpin Geumhyung Group, Wakil Presiden Han dari Lee Gu Electronics, lalu di Yeouido juga.  Karena banyak orang yang bekerja keras…

Walikota Joo In Sang : Mereka yang punya rencana dan mengajak saya bekerja sama demi masa depan Anhyeon ada tiga orang dalam seminggu. Semua datang menemui saya dengan menggendong orang-orang berkuasa. Saya merasa tidak tenang dengan orang yang baru di pertemuan pertama sudah menjanjikan masa depan saya. Sepertinya kita akan sulit bekerja sama.


Walikota Joo In Sang kemudian pergi.

Jong Soo berusaha menahannya tapi Walikota Joo In Sang tak peduli dan tetap pergi.

Jong Soo kesal setengah mati.



Jae Kyeong dan Sang Eui di lift.

Jae Kyeong : Lee Myeong Guk atasanmu di tempat kerja, kan? Kau harusnya sudah dengar tentang mayatnya ditemukan.

Sang Eui : Ya.

Jae Kyeong : Dia kerja apa di sini?

Sang Eui : Meneliti obat biosimilar.

Jae Kyeong : Menurutmu, dia orang yang seperti apa? Sampai dia bisa tiba-tiba menghilang dan ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. Apa ada ancaman dari sekitarnya?


Sang Eui pun menatap Jae Kyeong.

Sang Eui : Seberapa jauh kamu mengenal Joon Seo?

Jae Kyeong : Apa?

Sang Eui : Kalian mungkin berteman dekat 20 tahun lalu. Tapi apa yang dipikirkan Joon Seo sebelum dia mati membuatmu jadi begini karena tidak tahu, kan? Kepala Staf Lee Myeong Guk bagiku tidak lebih dari atasan kerja. Seperti apa dia atau bagaimana kesan orang lain, tidak ada yang tahu kalau dia tidak bilang.


Jae Kyeong kemudian mengikuti Sang Eui.

Sang Eui lalu tanya rencana Jae Kyeong.

Jae Kyeong : Tentu saja menanyai mereka. Kenapa semua menyembunyikan bahwa mereka ada di TKP.

Jae Kyeong lalu tanya kenapa Sang Eui bertanya.

Jae Kyeong : Mereka tidak boleh tahu kau yang memberi tahu aku? Jangan khawatir. Biar aku yang mengurusnya.

Sang Eui : Apa yang kukatakan hari ini... Apa kau percaya semuanya?

Jae Kyeong : Tidak. Bagaimana denganmu? Apa kau juga berpikir bahwa Joon Seo bunuh diri?

Sang Eui : Tidak.

Jae Kyeong : Alasannya?

Sang Eui : Aku melihatnya. Tapi waktu itu tidak ada yang melihatnya.


Kita diperlihatkan flashback saat Sang Eui melihat tubuh Joon Seo.

Anehnya, saat jatuh, Joon Seo mengenakan sepatu.


Sang Eui : Sepatunya. Dia memakai sepatu.

Jae Kyeong terkejut mendengarnya.

Sang Eui : Di lantai sembilan gedung tempat dia melompat, ditemukan sepatunya. Tapi lift konstruksi ada di lantai satu, bukan lantai sembilan.


Chi Hyun yang baru tiba di depan ruangannya, disamperin seorang pegawai wanita. Si pegawai wanita tersebut dengan wajah resah, memberitahu ada seseorang di dalam ruangan Chi Hyeon.

Chi Hyeon masuk. Ternyata Jae Kyeong. Chi Hyeon kesal melihat Jae Kyeong.

Chi Hyeon : Ada apa? Sebentar lagi aku harus menghadiri rapat.

Jae Kyeong : Kau mungkin nanti tak bisa pergi.

Chi Hyeon : Apa lagi?

Jae Kyeong : Kalau kau sekali lagi menculik dan menyogok Yoon Jin atau siapa pun itu... Aku tak akan diam.

Chi Hyeon : Setelah itu?

Jae Kyeong : Kau coba saja lagi.

Chi Hyeon : Jae Kyeong-ah, kenapa akhir-akhir ini kalian begitu padaku? Benar, aku telah bertindak keterlaluan karena khawatir Yoon Jin akan bikin runyam. Tapi akhirnya gagal juga. Kemarin dia datang mengembalikan uangnya. Tapi dia lumayan banyak memakai uangnya. Pergilah kalau kau datang untuk membahas itu.


Jae Kyeong : Kau... Kenapa membunuh Park Joon Seo?

Chi Hyeon : Apa?

Jae Kyeong : Tanggal 23 Februari jam 23.30. Seharusnya kau ingat. Kau pergi ke sana, kan? Bukankah orang bunuh diri akan pergi ke tempat yang tidak ada orang lain? Meski lokasi konstruksi juga tempat yang bagus. Tapi kenapa kau ada di sana? Kalau ada orang lain di TKP, maka itu tak bisa disebut bunuh diri.

Chi Hyeon : Siapa yang bilang aku pergi ke sana?

Jae Kyeong : Harusnya kau tanya apa aku punya bukti kau ada di sana, bukan siapa yang bilang kau ada di sana. Kenapa? Apa kau tiba-tiba teringat orang yang mungkin jadi saksi kau ada di sana? Kenapa kau membunuh Park Joon Seo?

Chi Hyeon : Park Joon Seo bunuh diri.

Jae Kyeong : Bagaimana bisa?

Chi Hyeon : Aku ke sana karena Joon Seo memintaku datang. Aku naik ke atas dengan lift karena sepertinya dia ada di atas gedung. Tapi Joon Seo kemudian melompat.

Jae Kyeong : Bukankah kau bisa menyuruh orang lain untuk mendorongnya? Apa Jong Soo yang suruh?

Chi Hyeon sewot mendengar nama Jong Soo dibawa2.

Chi Hyeon : Jang Jae Kyeong!

Jae Kyeong : Loyalitas atau kesetiaan, kenapa kau jadi tersinggung? Benar seperti itu, kan? Joon Seo mengetahui sesuatu tentang Jong Soo dan Jong Soo tidak suka hal itu. Dan kau orang yang selalu dia suruh. Kau bersama Won Jong Soo, Park Tae Jin dan Jung Sang Eui, kan? Kau tidak menyebutkan nama mereka sampai akhir. Jebolan terbaik di sekolah sepertinya punya loyalitas tinggi. Mulutmu kini terasa berat. Bagaimana kau masuk dan keluar dari lokasi konstruksi?

Chi Hyeon : Aku parkirkan mobil di pinggir jalan depan Jeongji-dong lalu masuk lewat jalan kecil. Karena tempat parkir mobilku juga tidak lebar.

Jae Kyeong : Lalu saat keluar?

Chi Hyeon : Jae Kyeong-ah, siapa yang baru kau temui? Jung Sang Eui?

Jae Kyeong : Apa kau tahu di sana ada CCTV?

Chi Hyeon : Tidak.

Jae Kyeong : Kau tidak terkejut. Padahal seharusnya terkejut. Aku tanya satu hal lagi. Siapa yang memastikan kematian Joon Seo yang jatuh ke lantai?

Chi Hyeon : Apa orang yang memastikannya juga penting?

Jae Kyeong : Tetap saja perlu dicek. Meski itu juga percobaan pembunuhan.

Chi Hyeon : Tae Jin yang memastikannya.

Jae Kyeong : Joon Seo, apa saat itu dia pakai sepatu?

Chi Hyeon : Tidak tahu. Di sana gelap dan karena aku sangat terkejut mengetahui Joon Seo jatuh... Tapi, bukankah sepatunya ditemukan di lantai sembilan?


Jae Kyeong : Kau benar. Baiklah, lanjutkan kerjamu. Beri tahu anak-anak lain kalau aku menemuimu. Ingat baik-baik pertanyaanku tadi dan beri tahu mereka juga. Bukankah kalian harus menyamakan jawaban?

Chi Hyeon kesal mendengarnya.

Jae Kyeong : Aku akan datang lagi kalau ada buktinya.

Jae Kyeong pergi.

Chi Hyeon kesal banget.


Yoon Jin bersama Soo Jong di kafe.

Soo Jong : Bagus sekali kau mengembalikan uang ke Oh Chi Hyeon. Berhentilah mengurus kasus ini sekarang. Kakiku benar-benar lemas saat dengar kamu diculik. Kukira aku bisa jadi gila.

Lah Yoon Jin nya malah ngelamun.

Soo Jong : Biarkan Jae Kyeong yang memeriksanya dan kau fokus saja pada pekerjaanmu. Sepertinya lebih bagus begitu.


Yoon Jin ternyata mikirin percakapannya dengan Chi Hyeon soal Joon Seo.

Yoon Jin : Bagaimana dengan RS Woonjong? Bukankah ada pebisnis tersendiri di sana?

Chi Hyeon : Sampai sebelum itu, kami tidak bisa menyuplai RS Woonjong. Kami bisa menembus tempat itu karena Joon Seo punya koneksi dengan direktur di sana. Untuk tujuan itulah, Joon Seo bergabung dalam pertemuan itu.

Flashback end...


Soo Jong : Kau harus memikirkan tubuhmu. Kau datang ke kafe bukannya minum kopi malah pesan sup bebek. Ini berbahaya, tak bisa dibiarkan. Kau mendengarkan aku?

Yoon Jin : Ya?

Soo Jong : Kau dengar tidak? Aku bilang berhenti mengurusi kasus ini.

Yoon Jin : Ya.

Joo Song : Bagus.


Yoon Jin : Joo Song-ah, selama memiliki perusahaan asuransi, apa ada perusahaan yang ingin kau tembus? Yang sudah beberapa kali kau coba tapi tidak berhasil.

Joo Song : Manbae Electronics.

Yoon Jin : Manbae Electronics? Kalau begitu... Misalkan aku sangat mengenal ketua tim manajer di sana. Lalu aku membantumu menembusnya agar kau bisa berbisnis dengan pekerjanya.

Joo Song : Kau serius?

Yoon Jin : Tidak, ini misalnya. Apakah kau akan memberikan kartu namamu padaku dan membuatku berbisnis di sana?

Joo Song : Tidak.

Yoon Jin : Tidak? Kalau tidak melakukannya sendiri, kau menyuruh karyawanmu, kan?

Joo Song : Benar.

Yoon Jin sewot, sial. Begitu rupanya. Park Joon Seo dari bidang properti cuma membantu bisnis RS Woonjong pun sungguh aneh kalau sampai memberikan kartu namanya dan menarik kembali produk.

Joo Song : Apa katamu?

Yoon Jin menunjukkan kartu nama Joon Seo.

Yoon Jin : Lihat. Ini aneh, kan? Dan yang lebih aneh lagi, obat yang salah dibuat oleh Farmasi Geumhyung, kenapa harus Joon Seo yang minta maaf dan sampai menutup mulut korban? Apa itu salah Joon Seo? Dia bukan karyawan di sana.

Joo Song : Siapa yang bilang?

Yoon Jin : Oh Chi Hyeon. Joo Song-ah, Hyun-woo yang lihat aku diculik dan memberitahumu, kan?

Joo Song : Ya.

Yoon Jin : Oke, kalau begitu, kita temui anak itu dulu.

Joo Song : Yoon Jin-ah, kau tidak dengar ucapanku tadi?

Yoon Jin : Ucapan apa?

Joo Song : Berhentilah mengurusi kasus ini. Kau bisa mengalami hal buruk kalau mengejar kasus ini. Aku khawatir kau terluka. Apa gunanya uang asuransi itu?

Yoon Jin : Baiklah. Terima kasih kau sudah khawatir padaku. Tapi aku juga ingin hidup enak.

Joo Song : Aku tahu, tapi...

Yoon Jin : Aku ingin hidup bersama putriku. Apa itu ketamakan besar? Apa kau lihat saat kemampuan finansialku merosot ketika cerai dan putri yang kulahirkan direbut di depan mataku?

Joo Song : Kau bilang mantan suamimu tidak bekerja, kan? Kauseharusnya bisa membawa Ye Eun.

Yoon Jin : Aku tak ada bedanya dengan dia. Setidaknya dia punya uang dari hasil kerjanya dulu. Aku tak punya apa-apa. Aku benar-benar miskin. Kalau aku membawa Ye Eun dengan kondisi seperti ini, bagaimana aku yakin dia akan dirawat lebih baik daripada di Kanada?

Joo Song : Aku bilang begini karena ini berbahaya.

Yoon Jin : Jangan khawatir. Lima belas tahun aku jadi reporter. Apa kau pikir selama ini jalan hidupku mudah?

Joo Song menyerah menasihati Yoon Jin.


Hyun Woo pamit berangkat sekolah ke neneknya.

Dia lalu naik motornya dan beranjak pergi.


Tepat setelah Hyun Woo berlalu dengan motornya, Yoon Ho muncul.

Ternyata Si Jung mengadu pada Yoon Ho kalau saat dia keluar untuk berbelanja, dia melihat Jae Kyeong, Yoon Jin dan Joo Song keluar dari jalan itu. Padahal tidak banyak rumah di atas sana. Si Jung merasa itu aneh.


Yoon Ho pun tiba di depan kediaman Hyun Woo. Dia melihat papan nama Min Seung Wook di dekat pagar.

Yoon Ho lantas coba membuka pagar tapi dikunci. Dia pun manjat dan melihat2 rumah tersebut.


Yoon Ho akhirnya tiba di ruangan Hyun Woo.

Namun karena tak ada siapapun di sana, dia menutup pintu ruangan itu lagi.


Bersamaan dengan itu, nenek Hyun Woo keluar.

Nenek Hyun Woo : Kau siapa?

Yoon Ho : Ya?

Nenek Hyun Woo : Apakah anda teman Pak Park Joon Seo?

Yoon Ho : Ya.

Nenek Hyun Woo : Begitu rupanya. Tapi kabarnya, dia sudah meninggal.

Yoon Ho : Begitu, ya. Bagaimana anda bisa mengenal Joon Seo?


Nenek Hyun Woo : Dia sering datang ke sini. Apa masih ada keluarga yang ditinggalkan beliau? Saya tak bisa melayat.

Yoon Ho : Ya, ada istrinya.

Nenek Hyun Woo : Benarkah. Tunggu. Tunggulah. Tunggu sebentar.


Yoon Ho lalu mengedarkan pandangannya.

Dia melihat ada beberapa peralatan berkebun di halaman rumah Hyun Woo.



Nenek Hyun Woo masuk ke dalam.

Rupanya dia mengambil uangnya dan memasukkan uang tersebut ke dalam amplop.

Tanpa nenek Hyun Woo sadari, Yoon Ho mengendap2 masuk ke rumah dan mendekati nenek Hyun Woo.

Nenek Hyun Woo lantas berbalik sambil memegang amplop dan terkejut melihat Yoon Ho.

Nenek Hyun Woo : Saya terkejut.


Nenek Hyun Woo lantas minta maaf sudah merepotkan dan menitipkan amplop ke Yoon Ho untuk istri Joon Seo.

Di amplop tertulis nama Min Hyun Woo.

Yoon Ho pun mengambil amplop tersebut.


Beralih ke Presdir Won yang lagi bicara dengan dua direkturnya.

Direktur 1 : Karena situasi pasar saat ini sangat sulit, nilai jaminan kita sudah banyak yang jatuh. Jadi...

Direktur 2 : Mungkin ini sedikit lancang bagi Anda, Presdir. Jika Anda bisa menunjukkan isyarat untuk berinvestasi dana swasta. Sepertinya ini akan menjadi alasan yang baik untuk bertemu dengan presdir dan mendiskusikan berbagai hal secara positif.

Presdir Won : Bagaimana dengan dana swasta?

Direktur 1 : Saya mengatakan ini untuk mengartikan bahwa simbolisme itu penting. Tidak masalah jika jumlah yang diumumkan berbeda dari jumlah sebenarnya. Anda paham, kan?

Presdir Won : Jadi, jika tak ada investasi dana swasta, maka tidak ada pinjaman tambahan?

Direktur menghela nafas.

Presdir Won mengerti.


Kedua direktur keluar dan bertemu dengan Jong Soo yang baru datang.

Kedua direktur itu pergi setelah memberi hormat pada Jong Soo.

Telepon di meja seketaris berbunyi. Telepon dari Presdir Won.

Presdir Won : Apa Bos Won belum bisa dihubungi?

Seketaris : Dia ada di depan.

Presdir Won : Biarkan dia masuk.

Begitu masuk, belum lagi Jong Soo duduk, dia udah ditanyai soal Walikota Joo In Sang sama ayahnya. Presdir Won tanya, bagaimana pertemuanmu dengan Walikota Joo. Jong Soo bilang, Walikota Joo In Sang cemas karena situasi keuangan mereka yang tidak stabil.

Jong Soo : Jadi, malam ini saya bertemu Wakil Ketua Lee Gu Electronics dan akan memintanya untuk segera mengonfirmasi rencana keuangan. Wakil Presiden Bank Wonjin baru saja keluar. Apa kata bank…

Presdir Won : Dia ingin tahu apa Anhyeon menyetujui proyek tersebut. Bila belum disetujui, itu tidak mungkin. Tapi menurutmu, apa Ketua Han dari Lee Gu akan berinvestasi?

Jong Soo : Saya akan buat dia melakukannya. Jangan khawatir.

Presdir Won : Dua puluh tahun lalu, dengan mengubah 1,2 juta pyeong penuh kandang babi menjadi Kota Baru Anhyeon membuat Geumhyung seperti saat ini. Proyek Piro-dong kali ini, mungkin ini kesempatan terakhir kita untuk bangkit kembali. Jika ini gagal, bukan hanya aku tapi kau juga akan terlilit utang selama sisa hidup kita.

Jong Soo : Baik.


Jae Kyeong sudah balik ke kantornya. Namun dia berdiri di depan sebuah ruangan dan menghela nafas. Tak lama, dia melihat Detektif Park In Soo keluar dari ruangan di seberangnya. Dia pun bergegas mendekati Detektif Park. Namun Detektif Park menghindar. Jae Kyeong terus memepet Detektif Park.

Jae Kyeong : Anda sudah memeriksa semua CCTV di dekat pabrik?

Detektif Park : Ya.

Jae Kyeong : Pada saat kejadian, apa ada taksi yang meninggalkan gang?

Detektif Park : Taksi yang keluar gang belum teridentifikasi secara spesifik.

Jae Kyeong : Apa Anda membawa rekamannya?

Detektif Park : Kapten Jang. Terakhir saya bilang tak ada yang istimewa dari CCTV di sekitar lokasi konstruksi. Saat Kapten Jang berada di lokasi kejadian, pemilik toko dibunuh. Saya menganggap kejadian ini ada kaitannya dengan kejadian sebelumnya. Saya sependapat dengan Kapten Jang, tapi atasan saya adalah Inspektur Yoo Kyeong Hwan. Dan pikiran Inspektur Yoo berbeda. Apa anda tahu mengapa saya mengatakan hal ini?

Jae Kyeong : Ya, saya paham.


Jae Kyeong langsung beranjak.

Detektif Park menarik napas dan memanggil Jae Kyeong lagi.

Detektif Park : Kapten, datanglah ke ruang istirahat sebentar lagi.


Jae Kyeong masuk ke divisinya dan mengajak Yeon Joo menonton bersama. Yeon Joo tanya, apa itu? Jae Kyeong bilang CCTV pada saat kejadian pembunuhan di penggilingan.

Yeon Joo : Bagaimana kau menemukannya? Yoo Kyeong Hwan tidak mengamuk?

Yeon Joo dan Jae Kyeong mulai memeriksa rekaman CCTV.

Yeon Joo : Kapan pembunuhan itu terjadi?

Jae Kyeong : Antara jam 17.12 sampai 17.15.

Yeon Joo : Apa yang kita cari sekarang?

Jae Kyeong : Taksi.

Yeon Joo : Taksi?

Jae Kyeong : Ada warga yang melihat taksi tersebut pada hari kejadian. Dalam banyak situasi, sopir taksi dan penumpang mungkin menjadi kaki tangan. Jika tidak, kemungkinan besar pelakunya adalah sopir taksi.


Yeon Joo mencoba mem-prediksi sambil menonton rekaman CCTV.

Yeon Joo : Jika keluar dari gang itu dan belok kanan melewati penyeberangan, pasti dia terekam saat menuju Hwanseong. Tapi dia tidak muncul, apa dia belok kiri?


Rekaman memutar perempatan berikutnya.

Yeon Joo : Ini di mana?

Jae Kyeong : Ini CCTV di perempatan berikutnya.

Yeon Joo : Jika baru saja berbelok ke kiri, dia pasti terjebak di sini. Aku harus memeriksa semua taksi yang terekam di sini. Sepertinya komplotan pembunuh telah melakukan sebagian besarnya. Bahkan komplotan pembunuh pun punya otak. Apa tak ada orang yang kau curigai?

Jae Kyeong : Belum ada.

Yeon Joo : Apa ada jalan keluar lain? Pasti sulit untuk berjalan keluar.

Jae Kyeong : Ya, saat itu masih ada matahari. Akan sulit melakukannya karena bajunya berlumuran darah.


Soo Hyeon datang. Yeon Joo memanggil Soo Hyeon.

Soo Hyeon mendekat.

Yeon Joo : Kapten Jang menerima rekaman. Periksa kembali semua nomor taksi dan buatlah tabel. Ini taksi yang beroperasi pada waktu pembunuhan di penggilingan. Perhatikan catatan kriminal pengemudi.

Soo Hyeon : Baik.

Di ruangannya, Tae Jin menatap situs trading di layar komputernya. Situs trading yang sama dengan situs trading yang dibuka pria topi bisbol atas suruhan dokter. Tae Jin lalu mencoret2 catatannya. Catatan yang berisi angka2 yang kemungkinan dijadikan pin oleh Joon Seo. Salah satunya, tanggal lahir ibu Joon Seo.

Tae Jin lalu menatap angka yang merupakan tanggal lahir Yoon Hee. Dia terdiam dan berpikir itu pin nya. Namun bukan itu pin nya. Tae Jin kesal.

Jae Kyeong beranjak keluar dan bertemu Chang Soo yang baru datang.

Jae Kyeong mengajak Chang Soo bicara.

Jae Kyeong : Bagaimana dengan informasi Bos Yoon?

Chang Soo : Saya sudah bertemu dan itu hanya pembicaraan biasa. Bos Yoon menjual obat jenis baru, tak tahu pergi ke mana. Saya rasa informasinya diblokir di sana.

Jae Kyeong : Oke.

Chang Soo : Kapten. Obat alternatif itu, Ethaphene. Bisakah kita mendapatkannya? Karena anda tak bisa terus mengonsumsi obat itu.

Jae Kyeong : Aku akan mengurusnya. Terima kasih.

Chang Soo : Saya akan terus bertanya tentang Bos Yoon.

Jae Kyeong mengerti dan beranjak pergi.


Chang Soo pun ingat pertemuannya dengan Bos Yoon.

Bos Yoon : Itu bukan kami. Apa untungnya bagi kami memberi obat pada Jang Jae Kyeong?

Bersambung ke part 2....


EmoticonEmoticon