Selasa, 11 Juni 2024

Sinopsis Connection Eps 5 Part 2

 All Content From : SBS
Sinopsis Lengkap : Connection
Sebelumnya : Connection Eps 5 Part 1
Selanjutnya : Connection Eps 6 Part 1

Tae Jin di ruangan Jong Soo. Dia menatap ke arah meja Jong Soo. Tak lama, Jong Soo masuk bersama Chi Hyeon. Jong Soo tanya, sudah datang dari tadi? Tae Jin mengiyakan.

Jong Soo : Kenapa berdiri saja? Duduklah.

Tae Jin dan Chi Hyeon duduk.

Jong Soo mengambil proposal Tae Jin di atas mejanya.

Jong Soo : Besok aku mau mengundangmu ke rapat eksekutif, tapi kau datang hari ini. Aku sudah lihat semua dokumen darimu. Aku jadi lelah karena sudah lama tak baca buku tebal.

Tae Jin : Bagaimana?

Jong Soo : Bagus. Hari ini kita makan bersama dan pelajari sisanya di rumahku.


Tae Jin diam saja dengan wajah sedikit ditekuk. Melihat raut wajah Tae Jin, Jong Soo tanya, kenapa? Ada masalah?

Tae Jin pun cerita kalau kemarin terjadi pembunuhan di tempat penggilingan depan TKP kasus Joon Seo.

Tae Jin : Tampaknya ada CCTV di sana.

Jong Soo : Apa? Apa yang terekam di sana?

Tae Jin : Untungnya, server itu terbakar dan tidak ada salinannya. Tapi... Sepertinya, ada Jae Kyeong di sana.

Jong Soo : Apa maksudmu dia ada di sana?

Tae Jin : Saat Jae Kyeong pergi untuk menyalin server CCTV, ada orang yang membunuh pemilik penggilingan dan membakar server itu.


Tae Jin lalu menanyai Chi Hyeon, apa Chi Hyeon tahu kejadian itu.

Lah Chi Hyeon nya bohong, bilang tidak.

Tae Jin : Benar tidak tahu?

Chi Hyeon : Aku tidak tahu.


Jong Soo kesal, sebenarnya apa dan bagaimana ini terjadi? Katakan intinya dulu.

Tae Jin : Polisi sedang menyelidikinya. Pertama, kasus Park Joon Seo akan kuselidiki sebagai kasus pembunuhan dan perampokan. Jangan khawatir.

Jong Soo : Kalau begitu kenapa kau datang dan menceritakan hal itu?


Jong Soo lantas duduk dan menatap mereka berdua dengan wajah khawatir.

Jong Soo : Tae Jin-ah, teman2. Kita sudah menunggu 20 tahun. Kejayaan kita sudah di depan mata. Kalau aku tak bisa jadi presdir Geumhyung Group, habislah kita semua. Rapat eksekutif besok adalah langkah pertama. Tapi kalau kalian seperti ini, aku tak bisa percaya kalian lagi.

Tae Jin diam saja.


Woo Sung sudah di depan apartemen Joon Seo. Dia lantas dihubungi Yoon Jin.

Yoon Jin : Apa kau sudah sampai?

Woo Sung : Ya. Tapi, belum seminggu suami wanita ini dikremasi, benarkah dia pergi ke motel bersama teman suaminya?

Yoon Jin : Itu benar. Karena wanita itu menggunakan riasan lengkap saat bertemu Jaksa Park, jangan bingung dengan foto yang kukirim dan lihat baik-baik.

Woo Sung : Aku mengerti.

Yoon Jin : Dan kita selalu memanggilnya wanita ini, wanita itu...  Aku juga tak bisa sebut namanya di tempat terbuka. Kau coba buatlah nama panggilan. Oke?

Woo Sung : Ya. Tapi apa benar kau akan memberiku 100 juta won?

Yoon Jin : Woo Sung. Ini lebih menguntungkan dibandingkan mengejar informasi. Kau harus pakai kesempatan ini untuk menikah dan beli rumah, kan?

Woo Sung : Senior. Dengan 100 juta won itu, aku juga sulit memilih salah satunya.

Yoon Jin : Oke, aku mengerti. Jika terjadi sesuatu, langsung telepon aku.

Woo Sung : Baiklah.


Panggilan selesai. Yoon Jin sendiri ada di depan Pusat Medis Woonjung.

Kamera menyorot pesan yang diterima Yoon Jin dari Audiophile tentang kasus malpraktik yang menewaskan Park Bok Rye di Pusat Medis Woonjung.


Yoon Jin masuk ke dalam dan langsung menanyakan dimana ruangan direktur pada resepsionis.

Resepsionis menunjukkan Yoon Jin harus ke arah mana.


Yoon Jin pun masuk ke ruangan staf dan menemui manajer rumah sakit.

Yoon Jin mengenalkan dirinya dan memberikan kartu namanya.

Manajer tanya Yoon Jin mau apa.

Yoon Jin : Pada bulan September 2023, seseorang bernama Park Bok Rye meninggal karena kecelakaan medis. Anda ingat, bukan?

Manajer pura-pura tak ingat.

Manajer : Siapa tadi namanya?

Yoon Jin : Park Bok Rye.

Manajer : Bulan September tahun lalu tidak ada hal seperti itu.

Yoon Jin : Pak Manajer. Saya sudah tahu semuanya. Anda pikir saya datang tanpa melakukan penelitian dasar? Saya bertemu korban dan mendengar semua ceritanya. Tadinya saya ingin langsung menuju ruang direktur tapi saya ke sini karena memikirkan posisi kepala departemen juga. Jadi, anda bisa mengatakan apa pun kecuali "tak tahu" atau "tak ada". Karena itu kata-kata yang paling saya benci.

Manajer : Apa anda sudah dengar cerita dari putranya?

Yoon Jin : Ya.

Manajer : Bagaimana kalau kita bicara di tempat lain?

Yoon Jin : Ya, baiklah.


Tiba-tiba, direktur datang.

Manajer langsung berdiri begitu direktur datang.

Manajer : Direktur, anda sudah datang?

Direktur : Kapan peralatannya akan datang?

Manajer : Bulan depan... Tunggu sebentar.

Manajer mengecek catatannya.

Manajer : Tanggal 11 bulan depan.

Direktur : Sepertinya renovasi tidak akan selesai sampai saat itu,.tolong sesuaikan dengan saat renovasi selesai.


Direktur melirik Yoon Jin.

Direktur : Siapa tamu ini?

Manajer : Tamu ini.... Dia reporter.

Yoon Jin : Saya Oh Yoon Jin dari Harian Ekonomi Anhyeon.


Mereka bicara di ruangan direktur.

Direktur : Park Bok Rye, saya ingat dia. Ada beberapa pasien yang meninggal di rumah sakit ini setiap hari. Tapi sepertinya Park Bok Rye kasus yang sangat tidak biasa.

Yoon Jin : Karena itu anda mengingatnya.

Direktur : Ya. Sangat tidak biasa. Sebagian besar menerimanya sebagai takdir tapi dalam hal ini anak mendiang Park Bok Rye sangat menyalahkan rumah sakit.

Yoon Jin : Seorang pasien meninggal karena kesalahan resep di rumah sakit. Sepertinya anda tidak ingat pernah menutupi hal ini.

Dokter : Resep obat yang salah?

Yoon Jin : Ya.

Dokter : Maksud anda kami meresepkan obat yang berbeda dari yang seharusnya?

Yoon Jin : Jadi itu tidak benar? Saya sudah datang bertemu dengan anak korban.

Dokter : Apa mungkin dia menyebut tentang suntikan?

Yoon Jin : Ya, tentu saja. Dia bicara tentang suntikan, memang apa lagi?

Dokter bertanya pada manajer. Minggu lalu kita diaudit Kementerian Keamanan Pangan dan Obat, bukan? Bagaimana hasil dari resep obat suntik tersebut?

Manajer : Tidak ada masalah terkait resep obat suntik selama dua tahun terakhir. Termasuk obat suntik pasien Park Bok Rye.

Yoon Jin : Maksudku, jelas sekali Pusat Medis Woonjong...

Dokter : Harap anda tahu, sering kali ada pasien dan keluarga yang berduka mencoba memfitnah kami. Ke depannya, jika ada permintaan liputan mengenai hal ini pastikan melapor pada saya dulu, baru kemudian ditanggapi. Jika anda mengajukan permintaan liputan resmi mari kita bertemu lagi saat itu.


Dokter dan manajer beranjak keluar.

Yoon Jin kesal.


Bos Yoon tengah merangkai bunga di ruangannya. Di ruangan di belakangnya, pria penjagal tampak membersihkan ruangan tersebut. Seketaris Bos Yoon mendekat dan menaruh tas berisi uang di lantai.

Bos Yoon : Tak ada yang dia katakan?

Seketaris : Ya. Dia bilang akan membunuh saya jika obatnya dihentikan. Lalu dia juga berterima kasih.

Bos Yoon : Bagaimana tentang Dokter?

Seketaris : Saya coba mengikuti kabarnya, tetapi tidak ada yang tahu. Dia hilang tanpa jejak, pergi ke luar negeri. Mungkin semua yang membuat narkoba ini telah tertangkap. Sama sekali tak ada jejaknya, kita juga tak tahu dia dari mana. Sebagai gantinya, lihatlah ini.


Seketaris memberikan Bos Yoon DPO pria yang mengambil pistol Jae Kyeong.

Seketaris : Ini mirip seseorang, kan?


Dan, pria yang mengambil pistol Jae Kyeong itu kini menatap skesta wajahnya di selebaran DPO. Geun Ho yang duduk di depannya sambil menyiapkan makanan instan, menenangkan pria itu.

Geun Ho : Jangan terlalu dipikirkan. Anda tahu Jeong Eun, bukan? Dia juga sempat buron. Tapi dia main bisbol dan pergi ke kelab selama dua tahun sebelum tertangkap. Tidak perlu merasa terintimidasi.

Pria itu lantas berkata, bukan masalah dia sedang dicari.

Dia rupanya mengkhawatirkan Bos Yoon. Dia takut jika Bos Yoon tahu, maka Bos Yoon bisa menggunakan alasan itu untuk bertransaksi langsung dengan Dokter.

Geun Ho : Itu tidak mungkin.

Pria itu lantas meminta Geun Ho hati2 mulai sekarang.

Pria itu : Jangan masuk ke jalur bisnis yang sudah ada atau pun yang baru.

Di mejanya, Jae Kyeong lagi sibuk membuat gambaran di catatannya tentang hubungan kematian Joon Seo dan narkoba. Dia menuliskan "AKU" sebagai ganti namanya dan nama JOON SEO di catatan. Lalu dia ingat saat Joon Seo datang ke rumahnya setelah dia naik pangkat.

Joon Seo : Lama tak bertemu.


Lalu Jae Kyeong ingat saat menerima pesan dari 1882.

Dia pun menulis, "1882" di catatan.


Kemudian dia ingat saat dia diculik.

Chang Soo menemukannya di Stasiun.


Kemudian dia ingat saat dia dan Yoon Jin menemukan mayat Lee Myeong Guk.  Dia pun menuliskan nama, "LEE MYEONG GUK" dan "AUDIOPHILE" di catatannya karena Yoon Jin bilang Lee Myeong Guk adalah senior mereka di klub.


Jae Kyeong juga menuliskan, "TOPI BISBOL".

Dia ingat si Topi Bisbol adalah pria yang dilihatnya di stasiun. Topi Bisbol juga lah yang mencuri pistol Jae Kyeong.


Jae Kyeong lalu menuliskan nama "BOS YOON" dan ingat kata2 Cheol Gu saat dia menanyai Cheol Gu sambil mengancam Cheol Gu dengan gunting.

Cheol Gu : Aku pernah dengar tentang dia.

Jae Kyeong : Siapa yang mengedarkannya sekarang?

Cheol Gu : Bos Yoon.


Terakhir dia menuliskan kalimat, "PEMBUNUHAN DI PENGGILINGAN" serta nama, "PARK TAE JIN dan OH CHI HYEON".

Jae Kyeong pun menatap gambarannya sambil berpikir.


Setelah itu, dia kembali melihat rekaman CCTV.


Tiba2, Soo Hyeon datang mengantarkan Yoon Jin.

Jae Kyeong kaget Yoon Jin datang.


Jae Kyeong membawa Yoon Jin ke pantry. Sambil menyiapkan makan siang yang dibawanya untuk mereka berdua, Yoon Jin tanya, bukankah ada yang mendengar jika mereka bicara di sana.

Jae Kyeong : Tak masalah.

Yoon Jin : Menurut info yang kubaca, kita akan kehilangan selera makan kalau kecanduan narkoba. Sepertinya aku belum pernah melihatmu makan apa pun. Aku juga tak suka makan sendirian. Jadi aku mencoba sesuatu yang biasanya tidak kulakukan. Makanlah.

Jae Kyeong memberitahu Yoon Jin kalau kasus Joon Seo bukan bunuh diri.

Yoon Jin kaget, kenapa? Kau dapat sesuatu?

Jae Kyeong : Kemarin ada pembunuhan di penggilingan, di depan lokasi pembangunan tempat Joon Seo tewas.

Yoon Jin : Kasus pembunuhan?

Jae Kyeong : Aku juga berada di tempat itu. Bom molotov yang dilempar ke rumah Lee Myeong Guk dan pembunuhan yang terjadi karena video CCTV di tempat penggilingan. Semuanya terjadi saat aku mencoba mendekati sesuatu.

Yoon Jin : Apa orang it sengaja mengganggu penyelidikan Park Joon Seo yang kau lakukan? Seperti saat mereka mencoba menghentikan autopsi Joon Seo?


Jae Kyeong : Jadi kasus ini adalah kasus pembunuhan dan kasus narkoba.

Jae Kyeong lalu menunjukkan pesan yang diterimanya dari 1882.

Jae Kyeong : Angka 1882 di sini. Itu kode SOS yang hanya diketahui oleh Joon Seo dan aku sejak masa SMA.


Yoon Jin melihat nomor si pengirim dan terkejut. Nomornya sama dengan nomor Audiophile, yang mengirimkan pesan tentang kasus malpraktik yang dialami Park Bok Rye kepadanya.

Jae Kyeong : Informasi tersebut mengenai transaksi Lemon ppong. Seperti yang kau tahu, aku kecanduan Lemon-ppong. Sekarang pun, obat itu dikirim ke rumahku atas nama Park Joon Seo.

Yoon Jin : Jadi, maksudmu...

Jae Kyeong : Maksudku, kematian Park Joon Seo, Lee Myeong Guk dan pembunuhan kemarin, uang asuransi Joon Seo yang kau inginkan, informasi transaksi ini, bahkan kecanduan yang aku alami, semuanya adalah satu kasus. Alasanmu melakukan hal yang tak dilakukan sebelumnya karena kau penasaran dengan apa yang terjadi. Kasus ini bukan kasus yang kita kejar hanya karena melihat uang asuransi. Apalagi kalau kau pergi denganku, kau juga akan jadi sasaran. Jadi, menjauhlah dari sini.


Yoon Jin pun menunjukkan pesan dari Audiophile yang diterimanya.

Yoon Jin : Bukan cuma kau yang menerima pesan seperti itu. Sudah terlambat bagiku untuk keluar.

Jae Kyeong kaget melihat nomor si pengirim yang sama.

Yoon Jin : Baiklah. Seperti yang kau katakan, aku membuat bekal makan siang karena ada 51 persen niat untuk mencuri informasi darimu. Walau begitu 49 persennya adalah untuk melihat apa kau baik-baik saja. Jika kau mengalami kejang dan pingsan seperti sebelumnya siapa yang akan menyelamatkanmu jika kau tidak mau ke rumah sakit? Aku menghargai kekhawatiranmu. Tapi aku akan mengatakan sesuatu yang sering diucapkan di saat seperti ini. Kau jaga saja dirimu. Ayo makan. Mari makan, tetap kuat, dan bicarakan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Yoon Jin nampak tulus mengatakan itu.


Yoon Jin lalu mulai makan.

Jae Kyeong : Apa kau sudah memeriksa isi pesan ini?

Yoon Jin : Ya. Sudah. Korban tetap diam dan direktur tak peduli. Jelas ada sesuatu. Aku terus menggali hal ini. Tapi kalau Park Joon Seo ingin mengungkap kematiannya, aku paham kenapa kau, aku, dan Lee Myeong Guk tertulis dalam wasiat. Tapi apa kaitannya dengan narkoba? Mengapa Park Joon Seo terhubung dengan narkoba? Kalau menurutmu, mungkin dia pengedar narkoba, kan?

Jae Kyeong tak menjawab pertanyaan Yoon Jin karena dia juga tak tahu hubungan narkoba dengan Joon Seo apa.


Yoon Jin menghela nafas sejenak. Lalu dia tanya, alasan Jae Kyeong kembali ke kantor polisi pada hari mereka ke rumah Lee Myeong Guk. Yoon Jin bilang, Jae Kyeong sudah memberikan semua lemon ppong kepadanya pada hari itu.

Yoon Jin : Apa di sini ada Lemon-Ppong? Kau kembali karena ingin minum obat itu, bukan?

Jae Kyeong juju, ya.

Yoon Jin : Kau meminumnya?

Jae Kyeong mengangguk.

Yoon Jin : Jae Kyeong-ah!

Jae Kyeong : Aku tak punya pilihan. Terjadi begitu saja. Aku tak bisa berhenti.

Yoon Jin : Bagaimana jika hal itu terjadi lagi padamu? Apa kau akan minum lagi?

Jae Kyeong : Ya.


Yoon Jin merasa kesal. Bukan pada Jae Kyeong, tapi pada situasi yang dialami Jae Kyeong. Lagi kesal, Joo Song menelponnya. Yoon Jin menjawab dengan nada sewot, WAE?! Dia juga menyalakan pengeras suara agar Jae Kyeong mendengar.

Joo Song kaget disewotin Yoon Jin.

Joo Song : Ini pertama kalinya aku telepon.

Yoon Jin : Bicaralah.

Joo Song : Ada perusahaan yang didirikan Joon Seo, kan? Perusahaan saham Audiophile. Aku menemukan alamatnya di sana. Tapi, bukankah ini terasa aneh? Aku mau memberi tahu Jae Kyeong tapi aku tanya dulu padamu. Kau tidak suka kalau Jae Kyeong tahu lebih dulu, kan? Bagaimana? Apa kita pergi berdua saja?

Mendengar itu, Yoon Jin melirik Jae Kyeong. Lalu dia menyuruh Joo Seong matiin telepon dulu.

Jae Kyeong, Yoon Jin dan Joo Song di perjalanan sekarang. Jae Kyeong membaca penemuan Joo Song soal temuan Joo Song tentang alamat perusahaan Joon Seo.

Joo Song : Tiba-tiba aku penasaran dengan alamat perusahaan yang didirikan Joon Seo.

Yoon Jin : Anehnya, kenapa lokasinya di Piro-dong? Itu bahkan tidak dekat rumah Joon Seo.

Joo Song : Apa yang Joon Seo katakan saat dia datang menemuimu? Saat aku bertanya padamu di pemakaman, kau tidak mengatakan apa pun.

Jae Kyeong : Kejadian 20 tahun lalu. Lalu hal yang berubah setelah itu. Dia bilang kali ini dia akan mengembalikan ke tempatnya.

Joo Song : Kejadian 20 tahun lalu... Chae Kyung Tae? Ternyata Joon Seo masih memikirkan kejadian itu. Sepertinya dia masih menyesal kau terpaksa pindah sekolah karena itu.

Yoon Jin pun memukul pintu. Joo Song melirik Yoon Jin dari kaca spion. Yoon Jin menyuruh Joo Song diam. Joo Song mengerti.

Jae Kyeong, Yoon Jin dan Joo Song tiba di alamat tujuan. Mereka tak percaya Audiophile, perusahaan Joon Seo, adalah rumah warga biasa. Tapi alamatnya memang disitu. Tapi, saat mencari alamat tersebut, sebuah motor sempat melintas dan hampir menabrak Jae Kyeong.

Jae Kyeong mengintip ke dalam, apa ada orang?

Karena tak ada yang menyahut, Yoon Jin membuka pagar. Mereka ber-3 pun masuk ke dalam.

Yoon Jin : Apa tidak ada orang? Permisi.

Motor yang hampir menabrak Jae Kyeong tadi, terparkir di halaman.

Jae Kyeong memeriksa motor. Lalu dia berdiri di dekat Yoon Jin dan melihat2.

Lah Joo Song ikut-ikutan memeriksa motor. Dia memegang knalpot motor kayaknya dan mengaduh kesakitan setelahnya. Jae Kyeong dan Yoon Jin menoleh, menatap Joo Song setelah mendengar suara kesakitan Joo Song.


Seorang pria muda keluar dari rumah.

Pria muda : Kalian siapa?

Joo Song : Kami bukan orang jahat. Apa mungkin...

Pria muda : Anda siapa?

Jae Kyeong : Park Joon Seo. Kau tahu Park Joon Seo, kan?

Pria itu bilang tidak. Jae Kyeong tak percaya dan memberitahu pria muda itu bahwa Joon Seo sudah meninggal. Pria muda itu kaget mendengar kematian Joon Seo. Melihat reaksi pria muda itu setelah mendengar kematian Joon Seo, Jae Kyeong pun tanya hubungan pria muda itu dengan Joon Seo. Si pria muda tak menjawab dan bertanya kapan Joon Seo meninggal.

Jae Kyeong : Beberapa hari yang lalu.

Yoon Jin : Apa kau sendirian? Tidak ada orang tua? Siapa namamu?

Pria muda itu menatap Jae Kyeong.

Pria muda : Jang Jae Kyeong.

Lalu dia menatap Yoon Jin.

Pria muda : Oh Yoon Jin.

Jae Kyeong dan Yoon Jin kaget pria muda itu tahu nama mereka.

Pria muda itu lalu menatap Joo Song. Tapi dia tak tahu Joo Song.

Pria muda itu lantas menyuruh mereka mengikutinya.


Mereka mengikuti pria muda itu. Di jemuran, tergantung seragam pria itu.

Di seragam, bertuliskan nama, "MIN HYUN WOO". Yoon Jin dan Joo Song sempat melihatnya.


Mereka masuk ke sebuah ruangan. Jae Kyeong memeriksa ruangan itu sambil tanya nama pria muda itu.

Yoon Jin yang jawab, Min Hyun Woo. Tapi, bagaimana kau tahu nama kami?

Hyun Woo : Dia bilang kalian akan datang.

Jae Kyeong : Kapan?

Hyun Woo : Beberapa waktu lalu.

Jae Kyeong : Beberapa waktu lalu itu kapan? Beberapa hari lalu?

Hyun Woo : Sekitar sepuluh hari yang lalu? Jika yang datang pria, Jang Jae Kyeong. Jika wanita, Oh Yoon Jin.

Hyun Woo menatap Joo Seong.

Joo Seong : Aku Heo Joo Seong. Senang bertemu denganmu.

Hyun Woo menatap Jae Kyeong dan Yoon Jin.

Hyun Woo : Anda polisi dan anda reporter.

Jae Kyeong : Kau belum menjawab. Bagaimana kau mengenalnya?

Hyun Woo : Kami tak sengaja bertemu.

Jae Kyeong : Tak ada yang dia sampaikan selain itu? Apa kau sendirian di rumah ini?

Hyun Woo : Ada nenek saya di sini.

Joo Seong membuka pintu dan melihat nenek Hyun Woo diluar.

Dia pun bergegas keluar.


Jae Kyeong : Di luar ada sepeda motor. Apa kau mengantar barang?

Hyun Woo : Ya.

Jae Kyeong : Mengantar barang apa?

Hyun Woo : Apa saja.

Jae Kyeong : Apa kau mengantar obat juga?

Hyun Woo : Tidak.

Yoon Jin : Itu tampak seperti obat biasa. Warnanya kuning. Apa kau pernah mengirimnya?

Hyun Woo : Tidak pernah.

Jae Kyeong : Pernah dengar nama Lee Myeong Guk?

Hyun Woo : Tidak.


Diluar, Joo Song membantu nenek Hyun Woo mengupas kacang.

Joo Song : Awalnya anda pembuat kandang babi besar.

Nenek : Tentu saja. Seluruh tempat ini adalah kandang. Anda lihat toko di bawah sana? Tempat itu dulu semuanya kandang. Kandang kami.

Joo Song : Pasti anda dapat ganti rugi atas tanah itu.

Nenek : Ayah Hyun Woo menjualnya terlalu cepat. Dia ditipu, tertipu.

Joo Song : Kenapa?

Nenek : Kami bahkan tidak tahu akan ada kota baru yang akan muncul.

Joo Song mencoba kacang yang dikupasnya.

Joo Song : Ini kastanye, bukan? Enak sekali.

Nenek : Ini bukan kastanye.

Joo Song : Kenapa tidak tinggal di tempat lain dan malah ke tempat curam ini? Itu melelahkan.

Nenek : Mau pergi ke mana lagi? Kami memang tinggal di sini. Ketika diusir ke sini, kami mulai bertani dan menjualnya. Karena sekarang semakin tua...

Joo Song : Saya lihat di pelat pintu tertulis nama Min Seung Wook. Apa itu nama Kakek?

Nenek : Itu anakku.

Joo Song : Apa dia sedang keluar?

Nenek : Saya tidak tahu kenapa dia terburu-buru...

Nenek lalu menyuruh Joo Song berhenti mengupas kacang. Dia bilang, Joo Song bisa lelah. Tapi Joo Song bilang tidak apa-apa dan itu menarik.


Yoon Jin, Jae Kyeong dan Hyun Woo keluar.

Yoon Jin melihat kacang yang dikupas Joo Song dan nenek.

Yoon Jin : Ah, kastanye rupanya.

Joo Song menyuapi Yoon Jin kacang.

Nenek bercerita akhir2 ini Joon Seo agak pendiam.

Nenek : Senang sekali teman-temannya juga secemerlang Tuan Park.

Joo Seong : Nenek, apa saya cemerlang?

Nenek : Tuan Park adalah orang yang baik. Membantu kami di saat kesulitan dan dia memperlakukan Hyun Woo dengan baik. Tapi, kenapa tak datang bersama?

Joo Song dan Yoon Jin bingung jelasinnya. Lah Jae Kyeong ngasih tahu kalau Joon Seo udah meninggal.

Nenek kaget, ya?

Jae Kyeong menunjukkan tanda pengenalnya.

Jae Kyeong : Saya polisi. Saya datang untuk memeriksa alamat perusahaan yang diberikan Park Joon Seo.

Setelah mengatakan itu, Jae Kyeong pun pergi.

Yoon Jin dan Joo Song mengejar Jae Kyeong.


Diluar, Yoon Jin melihat Joo Song dan Jae Kyeong ribut.

Joo Song kesal, apa kau harus mengatakan itu sekarang? Mereka bisa mengetahuinya nanti. Apa kamu merasa lebih baik jika mengatakan Joon Seo sudah mati dan keluar seperti itu?

Jae Kyeong : Lalu, kapan harus kulakukan?

Joo Song : Kau bisa mendengarkannya dari dia, baru pergi. Lebih baik dengarkan seperti itu. Lihat situasinya, bila kondisinya sudah siap...

Jae Kyeong : Adakah hal di dunia ini yang terjadi ketika situasinya baik saat kita siap? Aku datang ke sini sebagai polisi dan nenek itu bukan keluarga Joon Seo. Dan aku juga tak punya waktu. Datang jauh-jauh ke sini tanpa hasil apa pun. Tidak seharusnya aku buang waktu seperti itu.

Joo Song : Baiklah. Sesuatu terjadi ketika situasinya sudah lebih baik katamu? Tak ada yang seperti itu. Aku lebih tahu darimu soal asuransi. Tapi kenapa kau sibuk sepanjang waktu, melakukan yang kau mau dan tidak memikirkan orang lain? Sekarang atau saat Chae Kyung Tae meninggal, kau melakukan hal yang sama pada Joon Seo saat itu. Apa semudah itu mengkhianati teman baikmu? Seandainya kau lebih memperhatikan posisi Joon Seo, andai saja kau memberinya lebih banyak waktu. Kami tidak akan berpisah seperti itu dan kau tidak harus pindah sekolah.

Mendengar itu, Jae Kyeong pun diam. Wajahnya tampak menanggung beban.

Joo Song : Astaga, Park Joon Seo bodoh!


Hyun Woo mendengar semuanya. Joo Song yang melihat Hyun Woo, mendekati Hyun Woo.

Joo Song memberikan kartu namanya.

Joo Song : Telepon aku jika ada sesuatu. Apa kau punya asuransi motor?

Hyun Woo : Tidak.

Joo Song : Pakai asuransi dan jangan lupa pakai helm. Jangan bolos sekolah. Jangan buat nenekmu khawatir.


Si Jeong yang baru membeli sesuatu, melihat Jae Kyeong, Yoon Jin dan Joo Song.

Di mobil, Jae Kyeong dan Joo Song tak saling bicara.

Yoon Jin coba memecah suasana, sudah lama kita bertiga tidak berkumpul. Bagaimana kalau minum lebih awal?

Jae Kyeong : Turunkan aku di depan.

Jae Kyeong turun dari mobil dan beranjak pergi.


Yoon Jin mengomeli Joo Song.

Joo Song : Ada apa?

Yoon Jin : Aku tahu kau marah, tapi kenapa kau mengungkit Joon Seo? Chae Kyung Tae 20 tahun lalu. Itu sensitif bagi Jae Kyeong.

Joo Song : Jadi, apa kita harus membiarkan dia berbuat semaunya tanpa memikirkan orang lain?

Yoon Jin : Bukan begitu. Dia anak yang bahkan belum dewasa secara fisik.

Joo Song : Memang ada apa dengan kondisi tubuhnya? Dia baik-baik saja. Aku yang sakit.

Yoon Jin : Hei. Tolong turunkan aku di stasiun kereta bawah tanah di depan.

Joo Song : Katanya ingin makan malam lebih awal...

Yoon Jin : Bertiga! Aku mengajak makan bertiga. Kenapa harus makan berdua denganmu?

Woo Sung masih mengintai di depan apartemen Joon Seo.

Tak lama, dia melihat Jae Kyeong datang.


Woo Sung pun langsung mengirim pesan ke Yoon Jin.

Woo Sung : Jang Jae Kyeong mendatangi rumah Wanita Angin.

Yoon Jin bingung sendiri, Jang Jae Kyeong? Apa ini Wanita Angin?

Jae Kyeong di depan pintu kediaman Joon Seo. Dia melihat-lihat, lalu memencet bel dan menunggu sampai pintu dibuka. Sembari menatap lurus ke depan dari beranda kediaman Joon Seo, Jae Kyeong ingat kata-kata si pemilik penggilingan tentang seorang pria yang datang melihat CCTV beberapa waktu lalu.

Pemilik penggilingan : Dia bertanya apa saya bisa membuat salinannya jadi saya menyanggupinya.

Dan pria itu adalah Joon Seo.

Karena itulah Jae Kyeong ke rumah Joon Seo. Dia ingin tahu video apa yang dilihat oleh Joon Seo sampai Joon Seo meminta salinan CCTV segala.

Tak lama, pintu dibuka. Ji Yeon terkejut Jae Kyeong datang.

Jae Kyeong nampak kikuk. Tak tahu harus mengatakan apa, Jae Kyeong menanyakan kabar Ji Yeon duluan. Ji Yeon tanya ada apa. Jae Kyeong pun meminta Ji Yeon mengizinkannya masuk dulu.

Jae Kyeong : Aku perlu mencari sesuatu terkait penyelidikan.

Ji Yeon mengizinkan Jae Kyeong masuk.

Ji Yeon menawari Jae Kyeong teh. Tapi Jae Kyeong bilang tak perlu.

Jae Kyeong : Apa ada komputer, laptop, atau harddisk yang biasa digunakan Joon Seo?

Ji Yeon : Ya, dia punya laptop dan beberapa harddisk. Silakan duduk.

Ji Yeon ke kamarnya.

Jae Kyeong duduk dan melihat2. Dan dia terkejut saat melihat stereo klubnya dulu. Jae Kyeong mendekat. Dia menyentuh stereo itu dengan tangannya dan teringat persahabatan indahnya dengan Joon Seo, Yoon Jin dan Joo Song dulu. Sementara di kamar, Ji Yeon mengambil hardisk Joon Seo dari laci. Namun dia agak terdiam menatap hardisk itu.

Tak lama, Ji Yeon keluar membawa laptop dan hardisk Joon Seo. Dia terdiam melihat Jae Kyeong menatap stereo Joon Seo.

Jae Kyeong memeriksa isinya. Isinya hanya video2 kenangan Ji Yeon bersama Joon Seo dan Yoon Hee. Jae Kyeong terus mencari. Ji Yeon pun tanya, apa yang Jae Kyeong cari.

Jae Kyeong : Bukan hal yang penting.

Ji Yeon : Sepertinya anda sedang mencari video...

Jae Kyeong : Ini tak akan lama.

Ji Yeon meremas tangannya. Dia gugup. Jae Kyeong melihat itu.

Yoon Jin masuk ke mobil Woo Sung.

Yoon Jin : Masih belum keluar?

Woo Sung : Ya.

Yoon Jin : Tapi, apa itu Wanita Angin?

Woo Sung : Pung itu angin. Berselingkuh.

Yoon Jin : Nama panggilan?

Woo Sung : Ya.

Yoon Jin : Kenapa dia datang di saat seperti ini?

Woo Sung : Entahlah.

Ji Yeon mengantarkan Jae Kyeong ke pintu. Jae Kyeong minta maaf karena sudah mengganggu Ji Yeon. Ji Yeon pun berkata, sepertinya Jae Kyeong tak menemukan apa yang Jae Kyeong cari.

Jae Kyeong : Tidak, aku sudah melihat banyak.

Jae Kyeong pamit. Namun saat mau beranjak ke pintu, seseorang memasukkan kata sandi dari luar untuk membuka pintu. Ji Yeon yang tahu siapa itu, jadi gugup karena ada Jae Kyeong di sana. Tak lama, Tae Jin masuk. Tae Jin terkejut melihat Jae Kyeong. Melihat Tae Jin, Jae Kyeong pun menatap Ji Yeon sebentar, lalu dia kembali menatap Tae Jin. Tatapan Jae Kyeong adalah tatapan penuh kecurigaan.

BERSAMBUNG...

EPILOG :

Setangkai mawar putih tergeletak di meja Chae Kyung Tae.

Guru memberitahu murid2 bahwa besok pemakaman Kyung Tae diadakan. Jika ada yang ingin pergi, ketua kelas akan menyusun daftarnya dan memberikannya ke guru.

Guru memanggil Joon Seo. Namun Joon Seo yang melamun, diam saja.

Guru : Park Joon Seo!

Joon Seo tersadar, ya?

Dari kursinya, Jae Kyeong menatap Joon Seo.

Jae Kyeong menyusul Joon Seo keluar. Ini adegan setelah adegan mereka ditanyain di ruang guru yaa guys, yang ada Tae Jin cs berserta para wali dan guru.

Jae Kyeong : Chae Kyung Tae benar datang ke rumahmu?

Joon Seo : Aku bilang tidak!

Jae Kyeong : Joon Seo, kita ini teman, kenapa kau sembunyikan ini dariku? Kau tidak bisa konsentrasi di kelas. Apa pun yang Yoon Jin atau aku katakan, kau seperti bicara omong kosong. Terjadi kebakaran di rumah Kyung Tae. Jadi kematian Kyung Tae bukan kecelakaan? Apa yang telah terjadi? Kau melihat sesuatu, kan?

Joon Seo : Tidak! Aku bilang tidak!

Tanpa mereka sadari, salah satu siswa mengintip mereka.

Tangan siswa itu dibalut perban. Dan lukanya tampak seperti luka bakar.

Siswa tersebut kemudian membuka genggaman tangannya yang diperban dan menatap label nama Jong Soo.

Berarti Jong Seo yang bunuh Kyung Tae saat itu? Terus siapa siswa yang megang label nama Jong Soo?


EmoticonEmoticon