Senin, 10 Juni 2024

Sinopsis Connection Eps 5 Part 1

 All Content From : SBS
Sinopsis Lengkap : Connection
Sebelumnya : Connection Eps 4 Part 2
Selanjutnya : Connection Eps 5 Part 2

Tae Jin memberitahu para pelayat siapa2 aja orang yang menerima uang asuransi 5 miliar dari Joon Seo.

Bersamaan dengan itu, Yoon Jin juga membaca surat wasiat yang ditulis sendiri oleh Joon Seo.

Tae Jin memberitahu Jong Soo dan Chi Hyeon secara pribadi bahwa ada satu orang lagi yang menerima uang asuransi, yaitu Lee Myeong Guk.




Chang Soo memberitahu Jae Kyeong bahwa Lee Myeong Guk terlihat turun ke stasiun kereta dekat kantor dan tak diketahui. Jae Kyeong pun tanya, apa nama perusahaan tempat Lee Myeong Guk bekerja.

Yoon Jin memberitahu Joo Song bahwa Farmasi Geumhyung adalah perusahaan tempat Lee Myeong Guk bekerja. Joo Song kaget dan bertanya bukankah Won Jong Soo adalah direktur perusahaan itu.


Jae Kyeong mengunjungi kediaman Lee Eun Hee yang merupakan putri Lee Myeong Guk. Sambil membaca catatan harian Lee Myeong Guk, Jae Kyeong tanya pada Lee Eun Hee terkait jabatan Lee Myeong Guk di Farmasi Geumhyung.


Setelah keluar dari rumah Lee Eun Hee, penyakit Jae Kyeong kumat.

Jae Kyeong berusaha bertahan.


Saat tiba di luar apartemen, Jae Kyeong sempat jatuh.

Untunglah Yoon Jin datang, Jang Jae Kyeong.

Jae Kyeong melarang Yoon Jin membawanya ke RS. Dia meminta Yoon Jin mengantarnya pulang.


Yoon Jin mengantar Jae Kyeong pulang. Dia memapah Jae Kyeong masuk ke rumah namun di depan pintu, Jae Kyeong jatuh dan tak sadarkan diri. Yoon Jin pun melihat paket Jae Kyeong dengan nama Joon Seo. Dia membukanya dan terkejut melihat isinya lemon ppong.



Yoon Jin mengunci diri di toilet karena Jae Kyeong berusaha mengambil lemon ppong itu.

Yoon Jin : Kenapa kau bisa kecanduan narkoba?


Dengan wajah pucat, Jae Kyeong bilang pada Yoon Jin kalau rekan2nya di kepolisian tak boleh tahu dia kecanduan narkoba. Yoon Jin berkaca-kaca mendengarnya. Yoon Jin lantas bilang akan mengantar Jae Kyeong ke rumah Lee Myeong Guk.


Namun sampai di sana, mereka justru menemukan Lee Myeong Guk sudah menjadi mayat. Mereka lalu membandingkan foto Lee Myeong Guk dengan beberapa dokter dengan foto Lee Myeong Guk bersama para mahasiswa.

Yoon Jin : Siapa itu? Lee Myeong Guk senior klub kita?

Jae Kyeong memeriksa mayat Lee Myeong Guk.

Jae Kyeong : Tidak ada kerusakan pada jasad setelah tujuh bulan. Artinya dia dibekukan setelah meninggal dan baru dicairkan.

Namun tiba2 mereka dihujani bom molotov. Jae Kyeon dan Yoon Jin berhasil lolos dari kebakaran namun mayat Lee Myeong Guk hangus terbakar.


Jong Soo yang baru membaca artikel tentang mayat Lee Myeong Guk, cemas. Dia pun menemui Tae Jin.

Jong Soo : Kenapa mayat Lee Myeong Guk ada di rumah itu?

Tae Jin : Dibanding Lee Myeong Guk masih hidup dan muncul tiba-tiba, ini justru bisa diselesaikan dengan baik.



Di rumahnya, Yoon Jin membaca pesan dari Audiophile soal kasus malpraktik yang menimpa Park Bok Rye.

Yoon Jin : Audiophile? Park Joon Seo...


Yoon Jin dan Woo Sung mendatangi kediaman Park Bok Rye. Seorang pria keluar, namun tidak membukakan pagar untuk mereka berdua. Yoon Jin bilang, mereka dapat info ada kasus malpraktik saat Park Bok Rye dirawat di Pusat Medis Woonjong. Namun pria itu menolak untuk diliput.

Yoon Jin bilang ke Woo Sung kalau mereka harus mengubah cara mereka dan meninggalkan kartu namanya di kotak surat.


Jae Kyeong mendatangi lokasi tempat Joon Seo jatuh. Sambil melihat2, dia bertanya2, kenapa Joon Seo datang ke tempat seperti itu.

Jae Kyung mencoba masuk ke pintu yang ditunjukin kepala konstruksi. Tiba2, seorang pria muncul di belakangnya dan berkata pintunya ditutup. Saat jam makan siang, semua mengantri di sana.

Jae Kyeong tanya soal CCTV pada pria itu, pemilik penggilingan. Dia lalu keluar dan melihat ada kamera pengawas di dekat penggilingan.

Jae Kyeong pun melihat rekaman CCTV bersama pemilik penggilingan. Di rekaman video, Park Joon Seo muncul. Dia datang dengan taksi berwarna oranye.

Jae Kyeong menunjukkan foto-foto para pelayat. Pemilik penggilingan berkata, kalau orang yang memberinya obat dari Farmasi Geumhyung dan meminta salinan CCTV adalah Joon Seo.

Tanpa Jae Kyeong sadari, Yoon Ho mengawasi mereka.


Pemilik penggilingan memberikan flashdisk ke Jae Kyeong.

Pemilik penggilingan : Anda bisa mengambil ini dan memakainya.

Jae Kyeong : Tidak apa-apa. Saya segera kembali.

Jae Kyeong segera pergi.


Begitu Jae Kyeong pergi, Yoon Ho masuk ke penggilingan. Pemilik mengira yang datang Jae Kyeong. Pemilik kemudian bertanya, apa yang bisa ia bantu. Namun Yoon Ho mengambil gunting yang ada di atas meja dan menusuk pria itu.

Jae Kyeong pun kembali tak lama kemudian. Dia terkejut melihat pemilik penggilingan sudah bersimbah darah di lantai. Pemilik penggilingan memberikan salinan CCTV kepada Jae Kyeong. Namun setelah menyerahkan salinan CCTV, beliau meninggal. Dan server CCTV juga musnah terbakar.

Taksi Yoon Ho nampak terparkir di depan toilet umum.

Seorang bocil laki2 masuk ke toilet. Dia pipis. Di dekatnya, terdengar suara seorang pria. Habis pipis, bocil itu mendekat ke keran air. Seorang pria disampingnya tengah menelpon sambil mencuci tangan.

"Apa karena sudah kelas enam SD, ya? Dia sudah bisa pergi menginap di rumah teman. Aku akan pergi keliling satu kali lagi. Tidak. Aku makan di rumah."

Bocil itu terkejut saat melihat darah di tangan pria itu. Pria itu adalah Yoon Ho.

Dia berhenti bicara di telepon dan menatap tajam bocil itu. Sontak bocil itu merasa takut.


Yoon Ho lantas mematikan kran air dan mendekati bocil itu. Bocil itu reflek mundur dengan wajah nya yang ketakutan. Yoon Ho lalu mengambil tisu di belakang bocil itu. Dia mengelap tangannya, lalu tersenyum pada bocil itu dan membesarkan kelopak matanya. Bocil itu makin takut. Yoon Ho kemudian pergi dan lanjut bicara dengan Si Jung.

Kamera lalu menyorot darah yang menetes dari saluran air dan tidak hanyut ke lubang.

Jae Kyeong berdiri diluar penggilingan, sementara para petugas tengah melajukan olah TKP. Jae Kyeong mencoba mengurutkan kejadian pembunuhan itu dari awal. Waktu yang diperlukan untuk melakukan kejahatan adalah 5 menit. Paling lama 6 menit.

Jae Kyeong : Sebelum matahari tenggelam. Tubuh penuh darahnya akan menarik perhatian kalau ke jalan besar. Mengingat tidak adanya saksi, dipastikan dia kabur dengan mobil.

Jae Kyeong ingat saat dia bilang akan kembali ke mobilnya untuk mengambil USB. Setelah mengatakan itu, dia mendengar suara berisik diluar. Jae Kyeong pun keluar untuk memeriksa, namun tak ada siapa-siapa.

Jae Kyeong : Pelakunya tahu aku kembali ke mobil. Dari mana dia memantauku?


Jae Kyeong pun berjalan menjauhi TKP. Dia berhenti di perempatan dan melihat jalan yang dia lalui untuk kembali ke mobilnya.

Jae Kyeong ingat dia keluar dari penggilingan jam 12.30. Pada saat itu ada pekerjaan di situ.

Ya, di jalan belakang Jae Kyeong ada beberapa pekerja perbaikan jalan.

Jae Kyeong : Hanya ini jalan masuknya.


Jae Kyeong lalu melakukan reka ulang adegan. Dia berlari melewati jalan yang dia lalui tadi untuk kembali ke mobilnya.

Jae Kyeong : Keluar dari penggilingan dan menunggu lampu lalu lintas sekitar tiga menit. Tapi saat itu tidak ada satu pun mobil yang masuk ke jalan ini.

Kita diperlihatkan flashback saat Jae Kyeong kembali ke mobilnya yang dia parkir di tepi jalan besar.

Jae Kyeong : Sekitar 30 detik aku tak melihat mobil masuk saat menyeberangi zebra cross. Pergi membeli apel, lalu kembali ke penggilingan memakan waktu satu menit. Sehingga paling lama, pelaku punya waktu dua menit.

Jae Kyeong pun merasa itu mustahil. Dalam waktu dua menit, si pelaku melakukan pembunuhan, membakar server dan menghindari tatapan orang lain. Itu mustahil dilakukan.


Jae Kyeong pun kembali ke perempatan tadi.

Jae Kyeong : Kalau begitu....

Jae Kyeong pun menatap jalan di depan TKP, tempat Yoon Ho memarkirkan taksi.

Jae Kyeong : Sebelah sana. Pelaku memarkir mobilnya di jalan itu dan mengamatiku.


Jae Kyeong lantas pergi ke jalan itu. Ada sebuah mobil yang terparkir di depan sebuah pagar rumah. Jae Kyeong melihat tumpahan oli di bagian belakang mobil. Dia memeriksa dan menyadari mobil itu baru diparkir karena olinya belum kering.


Jae Kyeong pindah ke bagian depan mobil. Seorang wanita keluar dari rumah tersebut untuk membuang sampah. Sebelum membuang sampah, dia sempat melihat ada kerumunan dan banyak polisi di depan penggilingan. Wanita itu lantas menaruh sampahnya di tempat sampah. Namun dia terkejut melihat Jae Kyeong di depan mobil.

"Astaga! Anda sedang apa?"

Jae Kyeong pun mendekati wanita itu sambil menunjukkan tanda pengenalnya dan mengaku polisi. Lalu dia tanya, apa wanita itu punya CCTV. Wanita itu bilang tidak ada.

Jae Kyeong : Apa di sekitar sini ada rumah yang dipasangi CCTV?

Wanita itu melihat kerumunan, lalu tanya ada apa.

Jae Kyeong : Mobil ini milik siapa?

Wanita itu bilang milik tetangga depan rumahnya.

Jae Kyeong : Apa kalau siang diparkir di sini?

Kata wanita itu tidak, karena orangnya pergi kerja.

Jae Kyeong tanya lagi, apakah nda tahu di area sini ada mobil lain yang diparkir pada siang hari?


Wanita itu bilang, ya, ada yang parkir di sini. Saya keluar untuk mengambil pasta kedelai karena mau masak lebih awal. Lalu saya lihat ada mobil yang berhenti di depan rumah.

Sayangnya wanita itu tak lihat siapa yang ada di dalam mobil.

Wanita itu : Saya hanya lihat sekilas dari dalam rumah. Saya tidak tahu ada siapa di dalamnya.

Jae Kyeong : Apa anda tidak coba keluar? Anda seharusnya bertanya kenapa dia parkir di depan rumah Anda.

Wanita : Itu mobil taksi.

Jae Kyeong : Taksi?

Wanita itu : Ya. Saya kira tetangga depan pesan taksi.


Jae Kyeong pun kembali melewati TKP dan lari ke arah jalan raya. Sambil berlari, dia membayangkan ketika taksi si pelaku datang. Jae Kyeong pun berkata, kalau taksi datang dari arah sana...

Jae Kyeong melihat jalan di depannya.

Jae Kyeong : Apa dia belok kanan saat pergi?

Jae Kyeong pun berlari ke arah yang dia duga dilewati taksi pelaku saat pergi.

Jae Kyeong melihat ada jalan lagi di seberang.

Jae Kyeong : Kalau lurus, jalan satu arah.


Jae Kyeong mengedarkan pandangannya dan tak sengaja melihat ada CCTV di tepi jalan tersebut. Dia pun bergegas mendekati CCTV dan berkata, si pelaku pasti terekam CCTV jika belok ke kanan. Saat mau kembali, Jae Kyeong melihat balon udara bertuliskan, "Dijual : Piro Town House".

Jae Kyeong : Arah Piro-dong.


Jae Kyeong balik ke TKP. Bersamaan dengan itu, Kyeong Hwan keluar dari penggilingan dan mendekati Jae Kyeong. Jae Kyeong memberitahu ke arah mana si pelaku kabur dan profesi si pelaku. Dia bilang, si pelaku bisa jadi sopir taksi atau sopir taksi itu kaki tangan.

Jae Kyeong : Jika anda periksa penyeberangan di jalan menuju Piro-dong tersangka bisa teridentifikasi.

Namun Kyeong Hwan malah tersinggung. Dia tanya, ini memangnya kasus siapa.

Kyeong Hwan : Aku yang berwewenang dan bertanggung jawab. Apa kau begini karena sudah jadi senior? Baru sekali naik pangkat saja kamu sudah berpikir kita selevel.

Kyeong Hwan bahkan menunjuk2 Jae Kyeong dengan tangannya yang memegang sarung tangan latex.

Jae Kyeong : Kau benar-benar tidak tahu atau pura-pura tidak tahu? Kasus pembunuhan ini, lalu mayat di rumah Lee Myeong Guk, bukankah ada hubungannya dengan kasus Park Joon Seo? Kasus Park Joon Seo bukan kasus bunuh diri lagi.

Kyeong Hwan : Itu maksudku, Berengsek! Terlepas kasus Park Joon Seo bunuh diri atau bukan, memeriksa apa kasus Lee Myeong Guk ada kaitannya dengan kasus ini, semuanya adalah wewenangku dan bukan wewenangmu! Kalau kau tak memeriksa kasus narkoba dan mengurusi kasus orang lain karena uang asuransi bukankah akan ada orang yang mati lagi? Apa kau mau tanggung jawab?

Jae Kyeong lantas bilang kasus2 itu ada hubungannya dengan narkoba.

Kyeong Hwan tak percaya.

Kyeong Hwan : Astaga, omong kosong apa lagi ini yang aku dengar? Dari sisi mana ini ada kaitannya dengan narkoba? Apa di sana?

Kyeong Hwan menunjuk ke arah TKP.

Kyeong Hwan :  Di dalam sana ada narkoba? Atau temanmu Park Joon Seo itu
pecandu narkoba?

Jae Kyeong menatap kesal Kyeong Hwan.


Kyeong Hwan memukul2 wajah Jae Kyeong dengan sarung tangan latex nya sambil meluapkan emosinya.

Kyeong Hwan : Menurutmu Park Joon Seo, Lee Myeong Guk dan pemilik penggilingan ada kaitannya. Tapi menurutku, kau selalu ada di kasus-kasus itu adalah hal yang paling aneh. Coba kau jelaskan. Coba jelaskan, Berengsek.

Jae Kyeong memilih tak meladeni Kyeong Hwan. Dia mengambil sarung tangan Kyeong Hwan dan masuk ke penggilingan.

Kyeong Hwan makin sewot, si berengsek ini benar-benar...


Di dalam, petugas forensik masih bekerja. Fotografer memotret jejak sepatu berdarah dan berkata ukuran sepatunya sekitar 260.

Jae Kyeong melihat jejak sepatu tersebut. Dia juga melihat kotak server yang sudah hangus di dalam tong.

Kyeong Hwan masuk sambil ngomel2. Para petugas di dalam memarahi Kyeong Hwan.

Petugas : Tolong pakai alas kaki dan jangan sembarangan masuk.

Kyeong Hwan pun meminta alas kaki pada Detektif Min sambil mengomel lagi.

Kyeong Hwan : Si berengsek itu lagi-lagi berbuat seenaknya.


Jae Kyeong membayangkan saat si pelaku masuk ke dalam. Pada saat itu, pemilik penggilingan mengira Jae Kyeong yang kembali.

Pemilik penggilingan : Anda sudah kembali?

Namun melihat yang datang bukan Jae Kyeong, pemilik penggilingan tanya ada perlu apa.

Pemilik penggilingan : Kebetulan ini baru selesai digiling.

Pelaku : Baik.

Jae Kyeong : Pelaku tidak menyiapkan senjata pembunuhan. Pada saat pemilik penggilingan membalikkan badan, pelaku menusuknya dengan gunting yang ada di atas meja. Sekali serang. Dua kali. Tiga kali. Tapi itu tak bisa melumpuhkannya dengan sempurna. Karena itu pelaku memakai timbangan.


Pelaku memukuli kepala pemilik penggilingan dengan timbangan. Setelah dipukul, darah segar mengalir dari kepala pemilik penggilingan. Si pelaku bergegas pindah dan sepatunya menginjak darah pemilik penggilingan.

Jae Kyeong : Pelaku tidak terburu-buru, artinya dia berpengalaman. Ukuran kaki 260, tinggi badan sekitar 170 cm.

Namun Jae Kyeong bingung kenapa pelaku membakar server CCTV.


Kita diperlihatkan flashback saat Yoon Ho memeriksa rekaman CCTV setelah memukul kepala pemilik penggilingan dengan timbangan. Dan di rekaman itu terlihat Joon Seo. Yoon Ho menulis sesuatu di tangannya dengan pulpen.

Selagi sibuk dengan CCTV, pemilik penggilingan mengambil flashdisk di meja belakang Yoon Hoo.

Jae Kyeong bertanya2, apa yang ingin dihapus pelaku.


Dia pun bergegas mengecek foto taksi oranye yang mengantarkan Joon Seo ke lokasi, yang tadi dipotretnya saat melihat CCTV bersama pemilik penggilingan.

Jae Kyeong : Sopir taksi.

Jae Kyeong segera pergi.


Seorang pria tengah memeriksa laporan jadwal kendaraan pada Hari Jumat, tanggal 23 Februari 2024 di transportasi Anhyeon, sambil bicara dengan seseorang di telepon. Di sana tertulis beberapa nama seperti Ahn Jong Chan, Noh Kyu Min dan Kim Taek Il.


Tiba2, rekan pria itu datang.

"Pak Park. Anda cari apa?" tanya seorang wanita, rekan pria tersebut.

"Tidak cari apa-apa." jawab Pak Park, lalu pergi.


Pak Park lantas menyahuti teleponnya. Dia memanggil Yoon Ho.

Ternyata, Pak Park adalah temannya Yoon Ho.

Yoon Ho : Apa ini? Kenapa lama sekali?

Pak Park : Harusnya kau bersyukur aku bisa ke sini meski tidak bertugas.

Yoon Ho : Baiklah, aku mengerti. Apa kau sudah memastikannya?

Pak Park : Apa aku dapat traktir minum?

Yoon Ho : Ya, aku mengerti. Cepat katakan.

Pak Park : Noh Kyu Min. Sopir taksi nomor 0233 tanggal 23 Februari.

Yoon Ho : Noh Kyu Min? Apa aku kenal dia?

Pak Park : Tentu saja tidak. Dia masuk setelah kau berhenti kerja. Aku juga cuma beberapa kali bertemu.

Yoon Ho : Kau punya alamat dan nomor teleponnya?


Saat mau membacaka alamat dan nomor telepon Noh Kyu Min, tiba-tiba mobil Jae Kyeong datang dan hampir menabrak Pak Park. Sontak Pak Park terkejut dan kesal, HEI! Jae Kyeong minta maaf dan bergegas pergi.


Yoon Ho mendengar itu, kenapa? Ada apa?

Pak Park : Bukan apa-apa. Ada orang gila yang menyetir ugal-ugalan.

Yoon Ho : Kurang ajar, lanjutkan.

Pak Park pergi.


Jae Kyeong turun setelah markirin mobilnya. Dia lalu mencari taksi oranye diantara banyaknya taksi oranye yang terparkir di depan perusahaan. Dia juga bertanya2, mungkinkah si pelaku adalah sopir taksi berwarna oranye yang mengantar Joon Seo.

Jae Kyeong lalu menghubungi wanita pemilik rumah yang melihat taksi Yoon Ho.

Jae Kyeong : Saya polisi yang tadi. Apakah taksi yang parkir tadi berwarna oranye?

Wanita itu bilang, taksinya warna perak.


Jae Kyeong mengerti dan menutup teleponnya.

Dia pun sadar pelakunya sopir taksi lain.


Jae Kyeong lantas masuk dan menemui rekan Pak Park tadi.

Jae Kyeong : Permisi, saya ingin bertanya. Jang Jae Kyeong dari Kepolisian Anhyeon. Taksi nomor 0233 tanggal 23 Februari. Apa saya boleh tahu siapa sopir taksi itu?

Rekan Park memeriksa.

Di mejanya terlihat nama serta jabatannya. Namanya Yoon Mi Ja, dia Kepala Seksi Keuangan.

Nona Yoon : Noh Kyu Min. Ada perlu apa?

Jae Kyeong : Apakah Noh Kyu Min tadi masih bekerja?

Nona Yoon : Tidak. Kemarin dia berhenti kerja.

Jae Kyeong : Ada nomor kontak dan alamatnya?

Nona Yoon : Tentu. Mau saya tuliskan?

Jae Kyeong : Ya.


Selagi Nona Yoon menulis, Jae Kyeong tanya apa tadi ada orang yang bertanya seperti dia. Nona Yoon bilang tak ada. Jae Kyeong lantas memberikan kartu namanya dan meminta Nona Yoon menghubungi nomor yang ada di sana jika ada orang yang datang dan bertanya-tanya.


Usai mendapat alamat dan nomor kontak Noh Kyu Min, Jae Kyeong pun bergegas ke sana. Dia mengetuk sebuah gerbang sesuai yang di alamat. Seorang pria keluar dan tanya Jae Kyeong siapa.

Jae Kyeong : Jang Jae Kyeong dari Kepolisian Anhyeon. Apa ini rumah Noh Kyu Min?

Pria itu menunjukkan dimana Noh Kyu Min tinggal.


Jae Kyeong melihat kediaman Noh Kyu Min disamping rumah pria itu. Rumah Noh Kyu Min gelap, seperti tak ada penghuni. Pria itu tanya ada apa. Jae Kyeong tak jawab dan tanya Noh Kyu Min pergi kemana. Pria itu bilang Noh Kyu Min tiba-tiba mengosongkan kamar dan pergi tadi pagi.

"Apa dia bikin masalah?"

"Dia tidak bilang mau pergi ke mana?"

"Tidak. Dia hanya minta uang muka kamar dikirim ke rekeningnya."

"Apa tidak ada kendaraan yang dipakai Noh Kyu Min?"

"Bayar uang muka sewa susah, mana mungkin dia punya mobil. Apa anda ingin nomor teleponnya?"

"Saya sudah punya."

Jae Kyeong lalu memberikan kartu namanya ke pria itu.

Jae Kyeong : Kalau begitu, jika dia menghubungi anda soal uang muka, tolong anda hubungi nomor ini.

Jae Kyeong beranjak pergi. Pria itu tanya, Noh Kyu Min tidak membuat masalah besar, kan? Jae Kyeong bilang enggak.


Jae Kyeong beranjak ke mobilnya. Tanpa dia sadari, Yoon Ho, pelaku pembunuhan pemilik penggilingian lewat di depannya. Yoon Ho melihat Jae Kyeong dari spionnya. Jae Kyeong masuk ke mobilnya. Yoon Ho lantas berbelok dan menghentikan mobilnya. Jae Kyeong pergi tanpa menyadari pembunuhnya ada di depan matanya.


Melihat Jae Kyeong, Yoon Ho mendengus kesal. Tak lama kemudian, dia menghubungi Chi Hyeon. Chi Hyeon menjawab. Yoon Ho protes, kenapa kau sulit sekali dihubungi?

Chi Hyeon sendiri baru tiba di Geumhyung.

Chi Hyeon : Kenapa? Ada masalah apa?

Yoon Ho : Sepertinya hari itu kita terekam. Maksudku di CCTV..

Chi Hyeon : Apa maksudmu?

Yoon Ho : Dini hari pada hari kematian Joon Seo, jalan yang ada di Piro-dong.... Di sana ada CCTV.

Chi Hyeon kaget, apa?

Dan dia makin kaget saat Yoon Ho bilang sudah membereskannya.

Chi Hyeon : Membereskan apa? Jangan bilang...

Yoon Ho : Jangan khawatir. Aku membereskannya dengan cukup bagus.

Chi Hyeon pusing, sekarang kau di mana?

Yoon Ho : Dari yang aku lihat di CCTV, ada taksi yang menurunkan Joon Seo di jalan itu. Lalu aku mendatangi rumah sopir itu. Siapa tahu ada yang aku dapat, tapi Jae Kyeong sudah lebih dulu ke sana.

Chi Hyeon : Pergi ke Piro-dong sekarang juga. Jangan lakukan apa pun, segera kemari.


Yoon Ho : Sudah kubilang jangan khawatir. Sepertinya Jae Kyeong tidak mendapat apa-apa di sana. Sopir itu menghilang entah ke mana. Apa kau ingin aku mencarinya?

Chi Hyeon marah, Yoon Ho! Jangan banyak bicara dan datang saja!

Yoon Ho : Kenapa berteriak? Bikin kaget saja. Ya, aku mengerti. Aku pergi sekarang juga.


Jae Kyeong kembali ke rumahnya. Namun begitu sampai, dia melihat paket lemon ppong di depan pintunya. Sontak lah Jae Kyeong mengambil paket itu dan celingukan mencari pengirim paket. Namun tak ada siapa pun di sana. Jae Kyeong lantas masuk ke rumahnya membawa paket itu.


Sampai di dalam, Jae Kyeong membuka paket itu. Ada 4 butir lemon ppong dan juga surat. Di surat itu, Jae Kyeong disuruh meminum 2 butir lemon ppong sekaligus. Jae Kyeong juga dilarang menghabiskan lemon ppong sekaligus.


Jae Kyeong pun mengeluarkan lemon ppong itu dari kemasannya. Lalu dia menginjak-nginjak lemon ppong tersebut. Tak lama kemudian, dia mengambil palu besar dari lemari bagian bawah, lalu menghancurkan lemon ppong memakai palu. Tapi dia berhenti dan menatap satu butir lemon ppong yang tersisa.


Jae Kyeong kemudian berteriak marah. Dia lalu ingat kata2 terakhir Joon Seo padanya.

Joon Seo : Aku tahu ini sudah terlambat. Tapi, aku akan mengembalikan ke tempatnya lagi.


Dia juga ingat pertanyaan Yoon Jin saat Yoon Jin mengunci diri di toiletnya.

Yoon Jin : Kenapa kau malah kecanduan narkoba?

Lalu dia ingat saat Kyeong Hwan menyalahkannya tadi.

Kyeong Hwan : Park Joon Seo, Lee Myeong Guk, dan juga pemilik penggilingan ini ada kaitannya. Tapi kau selalu ada di kasus-kasus itu adalah hal yang paling aneh.


Tangis Jae Kyeong pecah.

Dia tak menyangka dia akan kecanduan obat seperti itu dan kehilangan Joon Seo.


Tae Jin yang tengah di jalan, melihat ponselnya. Ada panggilan tak terjawab dari Kyeong Hwan. Tae Jin pun menghubungi Kyeong Hwan. Sebelumnya, dia membaca pesan Kyeong Hwan. Kyeong Hwan bilang terjadi pembunuhan di dekat TKP kematian Joon Seo. Kyeong Hwan lantas meminta Tae Jin menghubunginya balik.

Kyeong Hwan sendiri masih di mejanya saat rekannya udah pada pergi saat Tae Jin menelponnya.

Kyeong Hwan : Anda sudah baca pesan saya?

Tae Jin : Ya, bagaimana ceritanya?

Kyeong Hwan : Pelakunya belum diketahui. Kami sedang menyelidiki area sekitar. Tapi karena wilayah sekitar TKP adalah jalan besar...

Tae Jin : Jadi, apa hubungannya dengan kasus bunuh diri Park Joon Seo?

Kyeong Hwan : Kasus ini terjadi saat Inspektur Jang sedang menyelidiki kasus Park Joon Seo. Pelapor pertamanya Jang Jae Kyeong.

Mendengar itu, Tae Jin kaget.

Kyeong Hwan : Di jalan Park Joon Seo menuju TKP bunuh diri ada tempat penggilingan. Lalu di atas tenda penggilingan ada CCTV. Sepertinya pelaku tahu dan melakukan pembunuhan untuk menghilangkan bukti.


Sontak lah mendengar itu, Tae Jin langsung menepikan mobilnya dan meraih ponselnya. Kyeong Hwan sendiri heran Tae Jin tak menjawab lagi.

Kyeong Hwan : Halo?

Tae Jin : Ya, saya masih mendengar. Ada CCTV di sana? Anda sudah dapat server-nya?

Kyeong Hwan : Tapi masalahnya pelaku membakar habis server itu. Kami bermaksud membawanya ke Pusat Laboratorium Forensik. Tapi sepertinya sulit dipulihkan karena hampir meleleh semua.

Tae Jin : Lalu Jang Jae Kyeong?

Kyeong Hwan : Tadi ada di TKP, lalu tiba-tiba pergi.

Tae Jin : Maksudku, apa dia sudah lihat CCTV itu?

Kyeong Hwan : Soal itu. Pembunuhan terjadi saat dia kembali ke mobil mengambil USB untuk menyalinnya. Jadi dia juga belum lihat.

Tae Jin : Anda ingin saya melakukan apa?

Kyeong Hwan : Ya? Saya pikir anda harus melihat kasus Park Joon Seo ada hubungannya dengan kasus ini.  Menyatukan dua kasus ini dan...

Tae Jin : Dengar, Inspektur Yoo. Atas dasar apa kasus Joon Seo ada kaitannya dengan kasus di penggilingan? Apakah menurut anda Park Joon Seo juga dibunuh?

Kyeong Hwan : Tidak, bukan begitu maksud saya. Ada pembunuhan di tempat penggilingan dan CCTV dihancurkan karena takut terekam.

Tae Jin : Kalian cukup memeriksa sekitar korban dan mencari tahu apa yang hilang, kan?

Kyeong Hwan : Ya, itu benar.

Tae Jin : Lakukan secara simpel. Satu lagi. Apa anda akan menelepon dan mengirim pesan pada saya tiap ada kasus di kota Anhyeon?

Kyeong Hwan : Tidak, maafkan saya.


Tae Jin menyudahi teleponnya.

Lalu dia marah.

Di Bukit Piro-dong, Chi Hyeon menampar Yoon Ho berkali-kali. Yoon Ho ditampar sampai jatuh oleh Chi Hyeon. Lalu Chi Hyeon menyuruh Yoon Ho berdiri. Yoon Ho berdiri dengan tangan mengepal. Dia pun kembali ditampar oleh Chi Hyeon. Begitu seterusnya sampai 3 kali.

Setelah menampar Yoon Ho 3 kali, Chi Hyeon melemparkan sekotak tisu ke depan Yoon Ho. Yoon Ho mengambil tisu dan mau mengelap darah di hidungnya akibat ditampar Chi Hyeon tapi Chi Hyeon menyuruh Yoon Ho mengelap darah di lantai dulu. Yoon Ho terpaksa nurut.

Chi Hyeon : Kau yakin tidak ada orang yang lihat?

Yoon Ho : Ya.

Chi Hyeon : Sudah hilangkan sidik jari dan rambut?

Yoon Ho : Sudah.


Chi Hyeon marah lagi dan mencengkram erat kerah belakang Yoon Ho.

Chi Hyeon : Aku tanya, apa rambutmu juga sudah dihilangkan?

Yoon Ho : Sudah semua.

Chi Hyeon : Kau cukup menghilangkan CCTV itu. Kenapa sampai membunuh orang? Kau bisa menakut-nakutinya.

Yoon Ho : Aku tidak punya banyak waktu. Aku khawatir Jang Jae Kyeong segera kembali.

Chi Hyeon : Bagaimana kalau kau tertangkap setelah membuat masalah seperti ini? Kau tak memikirkan Si Jeong dan anakmu?

Yoon Ho : Aku memikirkan mereka makanya aku begini. Kau pikir ini demi diriku? Semua demi Jong Soo, Tae Jin dan kau. Aku mengemban tugas ini agar kita semua berhasil, kan? Benar, kan? Bukan begitu?

Chi Hyeon : Lantas, apa Jae Kyeong melihat kita di CCTV?

Yoon Ho : Tidak. Entahlah. Tapi sepertinya tidak melihat. Tapi bagaimana Jae Kyeong bisa tahu pada hari itu kita melewati jalan itu? Juga ketika dia muncul di rumah Lee Myeong Guk.


Chi Hyeon : Apa kau tidak tahu siapa yang menaruh mayat Lee Myeong Guk di rumah itu?

Yoon Ho : Aku tidak tahu.

Chi Hyeon terdiam.


Jae Kyeong baringan dan terdiam di sofanya usai menghancurkan lemon ppong dan meluapkan emosinya tadi. Tak lama kemudian, dia pun duduk dan teringat flashdisk yang diserahkan pemilik penggilingan kepadanya sebelum tewas. Jae Kyeong pun mengambil flashdisk itu dari jaketnya. Lalu dia mengelap darah yang menempel di flashdisk terlebih dahulu dengan tisu, sebelum melihat isinya.


Di rekaman, terlihat Joon Seo datang dengan taksi berwarna oranye. Setelah turun dari taksi, Joon Seo tampak menatap ke arah kamera CCTV.  Melihat itu, Jae Kyeong pun bertanya2, apa Joon Seo sengaja menatap kamera CCTV di penggilingan.


Jae Kyeong lanjut melihat rekaman. Tak lama setelah Joon Seo datang, sebuah mobil van hitam datang dan tiba2 berhenti.

Jae Kyeong : 15 menit setelah Joon Seo datang, kenapa mobil itu tiba-tiba berhenti? Apa dia lihat pelakunya?


Jae Kyeong lanjut lagi melihat rekaman.

Barulah taksi lain, diduga taksi Yoon Ho, muncul.


Melihat itu, Jae Kyeong berniat mengontak Chang Soo. Namun dia ingat kata2 si petugas CCTV soal Chang Soo. Petugas bilang, Chang Soo datang sebelum Jae Kyeong untuk memeriksa CCTV setelah Jae Kyeong mengonsumsi lemon ppong yang dia curi dari laci Soo Hyeon.


Jae Kyeong juga ingat saat dia tanya ke Chang Soo setelah Chang Soo dan Soo Hyeon melaporkan padanya tentang lemon ppong yang hilang dari laci Soo Hyeon.

Jae Kyeong : Kau sudah lihat CCTV?

Chang Soo : Tidak, maaf.


Jae Kyeong yang curiga pada Chang Soo, memutuskan mengontak Soo Hyeon.

Dia mengirimi pesan suara ke Soo Hyeon.

Jae Kyeong : SUV hitam, nomor polisi 83-3234. Mohon cek kendaraan.

Yoon Jin di depan komputer di meja kantornya, melamun, memikirkan Tae Jin dan Yoon Jin yang dia lihat masuk ke sebuah gedung. Gedung itu ternyata sebuah butik. Mereka tampak seperti pasangan.


Yoon Jin pun menanyakan pendapat Woo Sung. Dia memanggil Woo Sung. Woo Sung menyahut sambil terus mengetik.

Yoon Jin : Misalkan kau sudah menikah...

Woo Sung : Aku tidak bisa karena tak punya uang.

Yoon Jin kesal, aku bilang, misalnya. Kau sudah menikah. Lalu temanmu selingkuh dengan istrimu. Tapi kau mengetahuinya. Apa yang akan kau lakukan?


Woo Sung pun menatap Yoon Jin

Woo Sung  : Aku lihat dulu apa aku bisa mengalahkan orang itu atau tidak.

Yoon Jin : Kalau bertemu, apa lokasi konstruksi adalah tempat yang bagus?

Woo Sung : Apa itu harus?

Yoon Jin : Tapi temanmu itu juga seorang jaksa.

Woo Sung : Kalau begitu jangan lawan dia.

Yoon Jin : Kau benar. Awalnya mungkin ingin beradu mulut, tapi lama-lama jadi emosi. Lalu sedikit murka. Kemudian berakhir dengan adu fisik.

Woo Sung : Haruskah begitu?

Yoon Jin : Saat sedang berkelahi, temanmu mendorongmu dari lantai sembilan. Lalu kau mati. Tapi karena temanmu itu jaksa, dia bermaksud menutupi kasus ini. Dia sendiri yang melakukan visum dan menolak autopsi. Ini masuk akal, kan?

Woo Sung nya malah bengong.


Yoon Jin pun jadi kesal, masuk akal atau tidak!

Woo Sung kaget dengan teriakan Yoon Jin.

Woo Sung : Omong-omong... Apa temanmu yang meninggal itu jatuh dari lantai sembilan?

Yoon Jin : Ya.

Woo Sung : Istri temanmu itu selingkuh dengan seorang jaksa?

Yoon Jin : Ya.


Woo Sung : Aku mencium sesuatu yang janggal.

Yoon Jin : Ya, kan?

Woo Sung : Tapi bukannya harus ada bukti? Apa kau sudah dapat? Foto atau rekaman saat mereka selingkuh.

Yoon Jin : Itu dia. Itu tugasmu sekarang.

Woo Sung pun melongo, tugasku?

Yoon Jin nya malah sumringah lalu menatap layar komputernya.

Bersambung ke part 2.....


EmoticonEmoticon