All Content From : SBS
Sinopsis Lengkap : Connection
Sebelumnya : Connection Eps 6 Part 2
Selanjutnya : Connection Eps 7 Part 2
Usai melumpuhkan rekan Geun Ho, Jae Kyeong ingat suntikan bekasnya di lantai. Dia pun bergegas turun karena polisi lain sudah berdatangan. Tapi, dia justru terhenyak melihat suntikan itu telah diambil Chang Soo.
Geun Ho berhasil kabur. Di pinggir rel, dia menghubungi 'hyung'nya, pria yang mengambil pistol Jae Kyeong. Dia memberitahu 'hyung'nya kalau ada masalah.
Hyung : Masalah apa?
Geun Ho : Saat sedang transaksi dengan klien, Dae Sung tertangkap polisi.
Hyung : Apa? Kapan?
Geun Ho : Baru saja. Tapi kakak tak perlu khawatir karena Dae Sung tidak tahu rumahmu.
Hyung : Tapi dia tahu rumahmu! Kau di mana sekarang?</i>
Geun Ho : Di luar. Aku tidak akan pulang ke rumah. Aku akan sembunyi selama beberapa hari.
Hyung : Baiklah. Jangan hubungi aku sebelum aku menghubungimu.
Geun Ho : Ya. Tapi tiga hari lagi ada transaksi dengan Bos Yoon. Bagaimana ini? Uang Lemon Ppong pada transaksi sebelumnya belum aku ambil.
Hyung : Kau sembunyi saja dulu. Nanti aku hubungi lagi.
Geun Ho : Ya.
Interogasi Dae Sung dimulai. Chang Soo menanyakan nama Geun Ho ke Dae Sung. Dae Sung bilang dia hanya memanggilnya 'senior. Chang Soo tak percaya dan menanyakan pertanyaan yang sama sekali. Dae Sung tetap mengaku tidak tahu.
Jae Kyeong yang berdiri di dekat pintu, terus menatap Chang Ho dengan tatapan curiga gara2 melihat Chang Ho mengambil suntik bekasnya di TKP tadi.
Chang Ho melanjutkan interogasinya.
Chang Ho : Kang Min Ho kabur membawa 80 butir dan di mobil kalian ada 120 butir Lemon Ppong. Kau tertangkap basah melanggar Undang-Undang Pengendalian Narkotika.
Dae Sung : Lemon Ppong? Apa itu? Aku bukan orang yang mendekati narkoba. Itu juga bukan mobilku.
Tiba-tiba, Chang Ho menerima pesan dari Yeon Joo.
Yeon Joo : Kumpul di ruang observasi.
Chang Soo pun ke ruang observasi bersama Jae Kyeong.
Jae Kyeong tanya ada apa. Yeon Joo memberikan hasil laporan ke Jae Kyeong. Tertulis disana, nama pemilik mobil adalah Uhm Si Jong. Chang Soo pun berkata, merasa pernah mendengar nama itu.
Yeon Joo : Ini nama asli "Pipet", kan? Sekarang dia ada di mana?
Jae Kyeong : Belum lama ini, saya dengar dia membuka kantor baru di dalam pasar Anhyeon.
Yeon Joo : Cepat ke sana sebelum dia menghilang.
Jae Kyeong : Baik.
Yeon Joo : Soal suntikan yang disuntikkan ke lenganmu... Itu tidak ditemukan di TKP. Apa orang yang kabur itu membawanya? Kau lihat dia membawanya?
Jae Kyeong terdiam sejenak sebelum akhirnya mengiyakan pertanyaan Yeon Joo.
Chang Soo pun terdiam mendengar jawaban Jae Kyeong tersebut.
Jae Kyeong dan Chang Soo lantas keluar. Chang Soo mengikuti Jae Kyeong ke ruangan lain. Begitu Chang Soo masuk, Jae Kyeong menutup pintu dan mendorong Chang Soo ke dinding. Chang Soo kebingungan menatap Jae Kyeong.
Jae Kyeong : Kau orangnya?
Chang Soo : Apa maksud anda?
Jae Kyeong : Kau yang membuatku jadi begini?
Chang Soo : Tidak, saya cuma tahu bahwa anda kecanduan.
Jae Kyeong : Sejak kapan? Kapan kau mengetahuinya?
Chang Soo : Waktu mayat Lee Myeong Guk ditemukan. Saat saya kembali ke kantor, anda sudah terkapar di lantai. Awalnya saya merasa aneh, tapi...
Bersamaan dengan itu, kita diperlihatkan flashback saat Chang Soo menemukan Jae Kyeong yang sudah terkapar di lantai. Chang Soo melihat Jae Kyeong menggenggam sesuatu. Dia memeriksanya dan itu kemasan lemon ppong yang sudah kosong.
Jae Kyeong : Tapi apa?
Chang Soo : Anda sudah meminum obat itu.
Jae Kyeong : Apa CCTV itu hasil perbuatanmu?
Chang Soo : Ya.
Jae Kyeong : Kau juga yang membawaku ke toilet?
Chang Soo : Ya.
Jae Kyeong : Kenapa tak bilang? Kau bisa melaporkanku, kan?
Chang Soo : Saya pikir pasti ada alasannya. Seseorang membuat anda kecanduan dan ingin tahu bagaimana anda menangkapnya. Jadi, saya pura-pura tidak tahu sampai anda mengatakannya sendiri. Itu yang saya pikirkan.
Jae Kyeong terdiam mendengar penjelasan Chang Soo.
Chang Soo lantas tanya, apa ada orang lain lagi yang tahu selain dia.
Jae Kyeong bilang tidak ada.
Chang Soo pun menunjukkan suntikan bekas Jae Kyeong.
Chang Soo : Maka, ini juga berisi...
Jae Kyeong mengangguk, dengan wajah penuh beban.
Chang Soo dengan tatapan iba, memberitahu Jae Kyeong bahwa besok dia akan menemui menemui orang yang mengenal Bos Yoon. Jae Kyeong tanya, bagaimana orang itu bisa mengenal Bos Yoon. Chang Soo menjelaskan kalau Bos Yoon dulunya penjual ganja di pinggir kota.
Chang Soo : Orang ini dulu pernah bekerja padanya. Saya coba menemuinya dulu dan melapor bila ada hasilnya.
Jae Kyeong terdiam. Chang Soo terus menatap Jae Kyeong. Jae Kyeong menatap Chang Soo. Tak lama kemudian, dia beranjak pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi.
Yoon Jin baru tiba di RS Woonjong. Dia terdiam membaca kartu nama Joon Seo. Di sana juga tertulis jabatan Joon Seo yaitu Kepala Staf Tim 1 Bisnis. Yoon Jin lantas ingat jawaban putra Park Bok Rye saat dia tanya apa orang yang mengambil obat dari pihak RS.
Putra Park Bok Rye : Bukan, dari Farmasi Geumhyung. Perusahaan farmasi mengambilnya untuk memeriksa obat itu. Ini kartu nama orang dari perusahaan farmasi itu.
Yoon Jin pun masuk dan berjalan di koridor RS dengan terburu2. Bersamaan dengan itu, seorang dokter lewat. Yoon Jin pun langsung bertanya.
Yoon Jin : Kalian mendapat suplai obat dari Farmasi Geumhyung, kan?
Dokter : Anda siapa?
Yoon Jin menunjukkan kartu nama Joon Seo.
Yoon Jin : Apa orang ini bertanggung jawab atas bisnis Farmasi Geumhyung?
Dokter : Anda siapa, ya?
Yoon Jin : Saya teman Kepala Staf Park Joon Seo. Belum lama ini dia meninggal. Saya penasaran dengan jejak hidupnya.
Dokter : Begitu rupanya. Saya beberapa kali bertemu dengannya saat dia datang mengantar obat. Saya tidak tahu dia sudah meninggal.
Dokter lantas pamit pada Yoon Jin dan beranjak pergi.
Tak puas dengan jawaban dokter tersebut, Yoon Jin pun pergi mencari direktur. Melihat Yoon Jin celingukan di depan ruang direktur, seketaris yang stand by di depan ruang direktur tanya apa yang bisa dia bantu.
Yoon Jin : Saya Oh Yoon Jin dari Harian Ekonomi Anhyeon. Direktur ada, kan?
Seketaris : Anda sudah buat janji?
Yoon Jin : Belum.
Seketaris : Begitu, ya. Beliau tidak ada di tempat.
Yoon Jin : Biar saya tunggu. Tidak apa, kan?
Yoon Jin langsung duduk di kursi tunggu.
Melihat itu, seketaris tegang dan langsung menghubungi seseorang.
Hyun Woo sendirian di ruangan yang dia tunjukkan ke Jae Kyeong, Yoon Jin dan Soo Jong tempo hari.
Tiba-tiba, dia mendapat telepon dari seseorang yang dinamainya, "OBAT 230910".
Hyun Woo mernjawab, halo?
Namun tak ada yang jawab.
Hyun Woo : Paman Joon Seo? Ini Paman, kan?
Obat 230910 : Saya....
Dan panggilan terputus.
Hyun Woo lantas menelpon balik si Obat 230910. Tapi panggilannya tak dijawab dan terhubung ke operator dimana dia diminta meninggalkan pesan karena nomor yang dihubunginya tak menjawab.
Hyun Woo pun ingat saat dia disuruh Joon Seo mengantar obat.
Flashback...
Saat itu, hujan mengguyur kelewat deras. Hyun Woo ini berdiri di depan pagar sebuah kantor. Tak lama kemudian, Joon Seo keluar sambil memayungi dirinya dan membawa satu kardus besar dan satu kotak obat berukuran kecil. Joon Seo mendekati Hyun Woo.
Joon Seo : Kau tidak mampir dulu, kan?
Hyun Woo : Tidak.
Joon Seo menyuruh Hyun Woo mengantarkan satu kotak obat berukuran kecil ke Hotel Lorraine di pusat kota terlebih dahulu. Dia juga bilang, kalau penerima obat tersebut menunggu di lobi lantai satu.
Joon Seo : Lalu yang ini, delapan kotak lainnya, antarkan ke RS Woonjong. Aku akan menelepon mereka, kau cukup antar ke apoteknya.
Hyun Woo : Baik.
Joon Seo : Langsung antarkan barang ini ke Hotel Lorraine, mengerti?
Hyun Woo : Ya.
Joon Seo : Ya, diantar sekarang juga.
Joon Seo juga memotret wajah Hyun Woo. Setelah itu, dia beranjak ke dalam kantor sambil bicara dengan Ji Yeon di telepon.
Joon Seo : Yoon Hee masih seperti itu?
Tapi di jalan, kaca pelindung helm Hyun Woo basah dan menghalangi pandangan Hyun Woo. Hyun Woo pun mengusap2 air di kaca helmnya. Lalu dia melihat lampu lain yang akan segera berubah dari oranye ke merah. Tak ingin terjebak di lampu lalin, Hyun Woo yang buru2 mengegas motornya. Tapi, sebuah mobil justru datang dari arah lain dan menabrak Hyun Woo.
Hyun Woo terjatuh. Hyun Woo berdiri dan melihat obat2 itu berserakan di jalan. Dia pun mengedarkan pandangan dan melihat tumpukan plastik berisi sampah di trotoar. Dia lantas mengambil plastik sampah dan memasukkan semua obat itu ke dalam plastik.
Lah habis itu ngeluarin obat yang lain dari dalam jok motornya. Dia ingat obat itu yang harus dia antar Hotel Lorraine di pusat kota duluan. Tapi dia malah nyatuin obat2 itu dengan obat-obat lain di dalam plastik.
Seorang pria mendekati Hyun Woo.
"Kau baik-baik saja?"
"Ya."
Pria itu mengembalikan satu kotak obat lain ke Hyun Woo.
Hyun Woo pun masukin obat itu ke dalam jok motor nya dan bergegas pergi.
Setibanya di hotel, Hyun Woo mengambil obat yang dia tarok di dalam jok motornya dan bergegas masuk. Ternyata si penerima obat adalah Chi Hyeon. Chi Hyeon melihat ponselnya. Kayaknya ngeliat foto Hyun Woo yang dikirimkan Joon Seo ya. Setelah itu, dia mengambil obatnya dari tangan Hyun Woo.
Chi Hyeon : Kau berdarah.
Setelah mengatakan itu, Chi Hyeon pergi gitu aja.
Hyun Woo pun melihat tangannya yang berdarah. Tapi dia gak peduli dan lanjut ke RS. Begitu sampai, dia melihat putra Park Bok Rye lagi menanyakan obat ke dokter. Dokter bilang, stok obat untuk Park Bok Rye sudah habis.
Dokter kemudian melihat Hyun Woo. Dia pun bergegas mengambil obat sambil mengomel.
Dokter : Kenapa baru sampai?
Flashback end...
Hyun Woo pun kembali ke kantor Joon Seo. Namun dia hanya menunggu diluar. Tak lama, dia dihubungi "OBAT 230910". Setelah itu, dia melihat Chi Hyeon keluar sambil menelpon.
Chi Hyeon : Ya. Saya pergi sekarang.
Satpam membuka gerbang. Chi Hyeon pergi dengan mobil van. Tanpa dia sadari, Hyun Woo mengikutinya. Mobil van Chi Hyeon ini adalah mobil yang terekam kamera CCTV datang ke lokasi tak lama setelah Joon Seo datang.
Jae Kyeong dan Chang Soo di tengah pasar. Mereka mendatangi kantor pengiriman barang bernama 'Fragrant Express'. Saat itu, hanya ada seorang pegawai wanita yang menerima telepon. Pegawai wanita tersebut meminta Jae Kyeong dan Chang Soo menunggu sebentar.
Pegawai wanita : Ke alamat Join-dong, Sangri-gil, 30-7? Kalau pulang-pergi tarifnya dua kali lipat. Baik, saya mengerti.
Selesai menelpon, pegawai wanita itu bergegas meladeni Jae Kyeong dan Chang Soo. Dia tanya apa yang bisa dia bantu. Jae Kyeong menunjukkan tanda pengenalnya sebagai polisi.
Jae Kyeong : Di mana saudara Uhm Si Jong?
Pegawai wanita : Uhm Si Jong? Tidak ada orang bernama itu di sini.
Jae Kyeong dan Chang Soo bingung sendiri.
Jae Kyeong lalu melihat meja yang ditutupi koran.
Jae Kyeong : Tunggu dulu. Permisi, saya mau ke sana.
Jae Kyeong menyibak koran dan melihat papan nama "Uhm Dae Chil" di sana.
Tak lama, seorang pria bertubuh besar masuk. Pegawai wanita itu memanggil pria itu, "Sajangnim".
Jae Kyeong dan Chang Soo menatap pria itu.
Chi Hyeon masih di perjalanan. Hyun Woo terus mengikuti Chi Hyeon.
Tak lama, Hyun Woo melihat Chi Hyeon ke RS Woonjong.
Chi Hyeon tak sendiri. Dia bersama beberapa orang yang mirip tukang pukul. Mereka masuk ke RS lewat jalur belakang. Tak lama, mereka tiba di tempat Yoon Jin lagi menunggu direktur. Yoon Jin kaget melihat Chi Hyun datang ramai2.
Chi Hyeon : Kita keluar.
Chi Hyeon beranjak keluar duluan.
Orang2 Chi Hyeon menyeret Yoon Jin pergi. Yoon Jin berontak dan menyuruh seketaris dokter menghubungi polisi namun seketaris dokter diam saja.
Di lift, Chi Hyeon memeriksa catatan Yoon Jin. Lalu dia merobek2 lembaran catatan Yoon Jin. Yoon Jin ngomel2, dia bilang itu penculikan. Sebelumnya dia menyuruh seketaris lapor polisi tapi si seketaris diam saja. Usai mengoyak catatan Yoon Jin, Chi Hyeon juga menginjak2 laptop Yoon Jin.
Yoon Jin dibawa paksa ke dalam mobil. Yoon Jin berteriak2, minta tolong. Tapi tak ada siapapun di sana. Orang2 Chi Hyeon juga membekal mulut Yoon Jin. Yoon Jin pun dibawa pergi.
Tanpa Chi Hyeon sadari, Hyun Woo melihatnya.
Hyun Woo lantas mengeluarkan kartu nama Joo Song.
Dia berniat menghubungi Joo Song.
Pria bertubuh besar yang dipanggil 'Sajangnim' itu menyuruh pegawainya keluar sebentar. Si pegawai yang bernama Mi Jung nurut dan pergi. Setelah itu, mereka bertiga baru bicara.
Sajangnim : Bagaimana kabar kalian? Senang bisa bertemu kalian lagi.
Jae Kyeong : Kau tak pakai logat lagi, ya.
Sajangnim : Saya sudah memperbaiki diri.
Ponsel Jae Kyeong tiba-tiba berdering. Ada telepon dari Soo Jong, tapi Jae Kyeong menolak panggilan Soo Jong. Soo Jong lalu mengirimi pesan, meminta Jae Kyeong segera menghubunginya.
Jae Kyeong lantas bertanya, kenapa Sajangnim ganti nama. Kayaknya dia ini Si Jong yang mereka cari ya...
Si Jong bilang ibunya udah meninggal dan memintanya berhenti keluar masuk penjara.
Chang Soo : Peramal bilang nasibmu akan berubah kalau ganti nama?
Si Jong : Benar. Bagaimana anda bisa tahu?
Jae Kyeong : Bagaimana kau bisa punya bisnis begitu keluar penjara?
Si Jong : Saya memulainya dengan uang asuransi ibu saya.
Chang Soo menunjukkan foto mobil Dae Sung.
Jae Kyeong : Apa benar itu mobilmu?
Si Jong : Di mana mobil ini sekarang?
Jae Kyeong : Benar itu mobilmu?
Si Jong : Benar.
Jae Kyeong : Ditemukan narkoba di mobil itu.
Si Jong : Tidak. Bukan saya. Sungguh bukan saya. Kalian tahu saya tidak akan menyentuh narkoba!
Jae Kyeong : Benar, karena itu aku merasa aneh. Tapi faktanya ada narkoba di mobilmu.
Si Jong : Park Jin Hwan sialan. Aku bunuh kau.
Chang Soo : Park Jin Hwan? Siapa dia?
Si Jong : Dia teman sekampung saya. Kalau saya menyewakan mobil atas nama saya, dia akan memberi saya tiga juta won per bulan.
Jae Kyeong : Sewa mobil ilegal rupanya dan kau tertipu? Ternyata ada penipu yang bisa melawan "Pipet" yang Agung.
Si Jong : Kakak, maksudku, detektif sekalian. Itu benar-benar bukan saya. Karyawan jasa antar saya juga bersih.
Jae Kyeong : Lalu siapa tadi? Sekretaris?
Si Jong : Sekretaris saya juga wanita lulusan SMK dan jurusan sekretaris.
Jae Kyeong : Baiklah, aku mengerti. Tapi karena situasinya jadi begini, cobalah kau cari tersangka yang pergi mengendarai mobil ini. Buktikan dirimu tak bersalah.
Si Jong : Sial, aku yakin sudah bersih. Kalau begitu... Bisakah saya melakukannya dengan serius?
Jae Kyeong : Harus begitu. Tapi jangan merugikan orang lain.
Si Jong : Saya mengerti. Saya akan menghubungi kalian.
Joo Song mendatangi Farmasi Geumhyung. Dia ke resepsionis, mencari Chi Hyeon. Resepsionis tanya ada keperluan apa. Joo Song mengaku teman SMA Chi Hyeon dan ada urusan. Resepsionis menyuruh Joo Song menunggu sebentar.
Joo Song yang gak sabaran, membaca papan petunjuk. Tertulis di sana, lantai 9, ruang direktur Farmasi Geumhyung.
Joo Song pun memanjat palang. Sontak lah keamanan langsung menghalangi Joo Song masuk. Joo Song memberontak. Tiba-tiba, Yoon Jin keluar. Joo Song pun langsung mendekati Yoon Jin. Lah Yoon Jin nya pergi gitu aja dengan wajah agak tertekan.
Sekarang, Joo Song di mobilnya bersama Yoon Jin.
Joo Song mengkhawatirkan Yoon Jin.
Joo Song : Yoon Jin-ah, kau baik-baik saja?
Yoon Jin diam saja.
Joo Song : Yoon Jin-ah, kau mau pulang ke rumah dulu? Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Oh Chi Hyeon menculikmu?
Yoon Jin : Joo Song-ah, mau makan daging sapi dulu tidak?
Chang Soo nganterin Jae Kyeong pulang.
Chang Soo mengkhawatirkan Jae Kyeong.
Chang Soo : Anda baik-baik saja?
Jae Kyeong : Kalau aku tak baik-baik saja? Aku tak boleh mengonsumsinya lagi. Aku harus bisa bertahan.
Jae Kyeong kemudian turun dan beranjak ke apartemennya.
Di tangga, dia menghubungi Joo Song. Joo Song ngasih tahu bahwa tadi Yoon Jin diculik. Jae Kyeong terkejut mendengarnya. Joo Song bilang Yoon Jin diculik oleh Chi Hyeon.
Jae Kyeong : Kau di mana sekarang?
Jae Kyeong bergegas pergi.
Joo Song kembali ke mejanya dan Yoon Jin. Mereka sudah di restoran daging. Yoon Jin pun tanya, kenapa Joo Song tidak makan dan malah telepon lama sekali. Joo Song bilang, Jae Kyeong mau datang. Yoon Jin pun sewot dan memarahi Joo Song.
Yoon Jin : Kau merepotkan Jae Kyeong lagi, kan?
Joo Song gregetan, astaga. Ceritalah sekarang. Kenapa Oh Chi Hyeon menculikmu ke sana? Atau tanya kenapa aku datang ke sini, jadi aku bisa makan dengan enak.
Yoon Jin : Bagaimana kau bisa tahu aku diculik?
Joo Song : Hyun Woo memberitahuku.
Yoon Jin : Hyun Woo?
Joo Song : Anak SMA yang tinggal di alamat Audiophile.
Yoon Jin : Bagaimana dia bisa tahu?
Joo Song : Entahlah. Intinya, dia bilang kau diculik oleh beberapa pria dan dibawa ke Farmasi Geumhyung. Apa benar kamu diculik Oh Chi Hyeon? Sebenarnya apa yang terjadi di sana dan kenapa mengajak makan daging?
Mendengar itu, Yoon Jin pun teringat saat dia diseret oleh orang2 Chi Hyeon ke ruangan Chi Hyeon. Yoon Jin sewot, apa kau sudah gila! Kau mau apa?
Chi Hyeon menyuruh orang2nya keluar dan membawa dua cangkir kopi.
Yoon Jin kesal, kau saja yang minum kopi, Berengsek.
Chi Hyeon : Baiklah.
Chi Hyeon lantas berkata, dia suka membaca artikel Yoon Jin.
Yoon Jin : Apa? Tiba-tiba membahas itu?
Chi Hyeon : Bagaimana kau bisa tahu ada masalah dengan obat dari farmasi kami yang disuplai ke RS Woonjong?
Yoon Jin : Apa itu penting sekarang? Kau menculik reporter. Kau kira aku akan diam saja?
Chi Hyeon : Aku mohon relakan Joon Seo.
Yoon Jin lantas menaruh kartu nama bisnis Joon Seo di atas meja.
Yoon Jin : Kenapa orang yang kerja di bidang properti punya kartu nama ini? Apa penjelasanmu?
Chi Hyeon : Farmasi Geumhyung adalah panggung ujian Joon Seo.
Yoon Jin : Apa?
Chi Hyeon : Kalau Jong Soo mau jadi presdir Geumhyung Group, dia harus membuat Farmasi Geumhyung yang sebelumnya merugi menjadi untung. Jika tidak bisa, putra tunggal pun tak bisa merasa tenang.
Yoon Jin : Lalu apa hubungannya dengan Park Joon Seo?
Chi Hyeon : Kami berteman, kan? Park Joon Seo, Park Tae Jin, Jung Yoon Ho dan aku. Kami semua turun tangan untuk membuat Jong Soo menjadi presdir. Kerabat jauh dan bahkan teman dari kerabat jauh itu mengerahkan semua orang yang ada koneksi dengannya untuk menjalankan Farmasi Geumhyung. Jadi, masing-masing punya kartu nama seperti itu.
Yoon Jin : Bagaimana dengan RS Woonjong?
Chi Hyeon : Pasti ada pebisnis tersendiri di sana, kan? Sebelum itu, kami tidak bisa menyuplai RS Woonjong. Kami bisa langsung menembus tempat itu karena Joon Seo punya koneksi dengan direktur di sana. Seperti itulah Joon Seo bisa tergabung dalam pertemuan itu.
Yoon Jin : Kalau aku mencari tahu kebenaran ucapanmu itu dan menemukan sesuatu, sepertinya aku tak bisa membiarkan kasus ini begitu saja. Karena kau sudah menculikku, apa selanjutnya aku akan dibuat hilang?
Chi Hyeon lalu beranjak ke mejanya. Dan tak lama, dia menaruh dua amplop ke depan Yoon Jin. Yoon Jin pun tanya apa itu. Chi Hyeon bilang amplop yang sudah dia siapkan untuk Yoon Jin.
Chi Hyeon : Setelah memastikan tekadmu, sepertinya satu amplop masih kurang. Jadi aku berikan dua.
Yoon Jin membuka salah satu amplop.
Isinya uang. Dia pun kesal. Chi Hyeon nya malah senyum2 kepedean.
Yoon Jin : Hari ini kau banyak melanggar hukum. Kenapa? Sekarang kau mau menyogokku?
Chi Hyeon : Jangan sebut ini sogokan.
Yoon Jin : Kau ternyata salah mengenalku.
Chi Hyeon : Kalau lihat foto itu, sepertinya aku perlu menyogok dan mengancam.
Yoon Jin pun melihat amplop satunya. Isinya, foto2nya saat menerima suap.
Chi Hyeon : Kau masih bisa makan saat difoto seperti itu. Apa rasanya enak?
Flashback end...
Yoon Jin : Joo Song-ah.
Joo Song : Kenapa?
Yoon Jin : Hari ini aku sangat merindukan putriku.
Joo Song : Ada apa denganmu?
Joo Song lantas meminta Yoon Jin berhenti minum.
Jae Kyeong kemudian datang. Joo Song menarik kursi disampingnya untuk Jae Kyeong tapi Jae Kyeong memilih duduk disamping Yoon Jin. Yoon Jin minum lagi. Dia benar-benar merasa kacau.
Sekarang, mereka di perjalanan. Jae Kyeong menyetir. Joo Song duduk di belakang Yoon Jin. Yoon Jin tertidur. Tapi tak lama, dia terbangun.
Yoon Jin : Dari kapan aku tertidur?
Yoon Jin lalu tiba2 nanya tempat mereka liburan waktu musim panas dulu.
Joo Song : Rumah orang tua ibunya Joon Seo. Busan.
Yoon Jin : Benar, Busan. Busan, lalu selanjutnya... Selanjutnya kita membicarakan apa?
Joo Song : Kenapa putus dari Joon Seo? Benar, kau tidur sejak saat itu. Apa dia makan daging sapi juga? Dia bilang tidak mau makan daging yang dibeli dari uang mencurigakan. Mengangkat sumpit pun tidak.
Tiba2, Yoon Jin kepengen muntah. Joo Song pun menyuruh Jae Kyeong lekas menghentikan mobil. Jae Kyeong pun kesal dan menepikan mobilnya.
Di trotoar, Yoon Jin muntah2.
Jae Kyeong menahan rasa kesalnya dan memberikan Yoon Jin tisu.
Habis muntah, mereka bertiga duduk di trotoar.
Yoon Jin : Joon Seo datang menemuiku. Dia datang ke depan rumahku.
Kita diperlihatkan flashback saat Joon Seo datang menemui Yoon Jin.
Joon Seo dan Yoon Jin lantas duduk di taman.
Yoon Jin : Apa kau baik-baik saja? Putrimu Yoon Hee. Dia akan pergi ke tempat indah.
Flashback end...
Yoon Jin nampak emosional, lakukan semua dalam sepuluh menit? Atau kurang dari itu? Dia hanya duduk tanpa berkata apa-apa dan pergi. Aku bahkan tak tahu bahwa itu terakhir kalinya. Kemudian, setelah mendengar bahwa Joon Seo meninggal, aku berpikir apa yang ingin dia katakan ketika datang menemuiku hari itu. Apa yang ingin dia katakan, hingga dia berat untuk mengatakannya? Aku memikirkan banyak hal. Bajingan ini mati secara sadar atau tidak...
Kamera menyorot Jae Kyeong yang juga menahan perasaannya.
Yoon Jin : Hei! Istri Joon Seo, Choi Ji Yeon, saat ini sangat dekat dengan Park Tae Jin. Mereka berkeliling motel di sekitar kota Anhyeon setiap malam.
Jae Kyeong : Bagaimana kau tahu?
Yoon Jin : Pokoknya aku tahu. Bukankah sudah kewajiban kita untuk bertahan setidaknya sampai peringatan 49 hari meninggalnya suami?
Jae Kyeong : Siapa lagi yang mengetahui itu?
Yoon Jin : Entahlah. Sepertinya yang lain juga tak tahu. Bukankah Park Tae Jin membunuh Park Joon Seo? Orang itu sudah aneh sejak di acara pemakaman, bukan?
Joo Song yang mendengar itu, cuma bisa bengong menatap Jae Kyeong dan Yoon Jin secara bergantian.
Yoon Jin : Hei! Kau harus menangkapnya dan menyelidikinya! Pasti akan muncul sesuatu.
Jae Kyeong : Apa yang akan terjadi jika kita menangkap jaksa yang sedang menjabat karena berselingkuh tanpa bukti apa pun?
Joo Song : Cerita apa yang kudengar sekarang? Tae Jin membunuh Joon Seo?
Jae Kyeong : Sudah larut. Ayo pergi!
Jae Kyeong dan Yoon Jin beranjak ke mobil Joo Song.
Joo Song masih merepet.
Joo Song : Bagaimana denganku? Aku juga satu tim, tapi kenapa ada banyak yang tidak aku ketahui? Katakanlah!
Jae Kyeong dan Yoon Jin sama2 menyuruh Joo Song masuk ke mobil.
Presdir Won tengah menikmati perjalanannya. Lalu dia mendengar seketarisnya bicara di telepon.
Seketaris : Ya. Yang penting adalah mencegah orang untuk bergabung. Ya, silakan mengambil tindakan dan hubungi kami.
Setelah itu, seketaris memberitahu Presdir Won kalau tadi siang saat memberi kuliah di lembaga Farmasi Geumhyung, Jong Soo mengalami syok.
Seketaris : Saya menyuruh lembaga penelitian untuk mengambil tindakan.
Presdir Won : Di mana dia sekarang?
Seketaris : Dia akan pulang dan beristirahat.
Jong Soo masih terlelap di kamarnya. Tiba2, cahaya matahari masuk dan mengganggu tidurnya. Jong Soo pun bangun dan melihat sang ayah tengah berdiri menatapnya. Rupanya Presdir Won lah yang menyibak gorden jendela Jong Soo.
Presdir Won : Kau... aku tak pernah menyukaimu sebagai anakku. Sekali pun. Meskipun tak memiliki jejak darah ibumu, kupikir akan ada tempat di mana kau bisa menjadi diriku karena separuh darahku tercampur di dalamnya. Aku menantikan itu.
Presdir Won lantas memberikan Jong Soo tiket penerbangan.
Presdir Won : Penerbangannya malam ini. Pergilah dan jangan kembali.
Sontak lah Jong Soo langsung memohon. Dia meminta maaf dan berjanji akan melakukannya dengan baik. Dia juga bilang, akan berhenti minum obat itu.
Jong Soo : Jika Tae Jin ingin menyelesaikan ini dengan baik, aku harus membantunya. Ayah tahu meskipun aku tidak bisa memimpin, aku mendapat dukungan yang luar biasa dari belakang. Tolong jangan suruh aku pergi ke Amerika. Tolong, Ayah!
Presdir Won : Temui Wali Kota Joo In Sang dan selesaikan masalah izin. Peranmu sampai di situ saja.
Presdir Won beranjak pergi.
Jong Soo pun kesal.
Chi Hyeon yang baru tiba di Farmasi Geumhyung, langsung disamperin Yoon Jin di lobi.
Yoon Jin : Kau sudah tidak lagi jadi sopir Won Jong Soo? Aku khawatir kau datang mengantar Jong Soo.
Chi Hyeon : Ada apa kau kemari? Yang kau terima kemarin tidak cukup?
Yoon Jin : Ya, sepertinya begitu. Ini.
Yoon Jin mengembalikan uang dari Chi Hyeon.
Yoon Jin : Itu cukup besar. Aku membeli sepasang sepatu yang nyaman dan laptop yang kau hancurkan, aku sudah pesan model terbaru. Aku menganggap itu uang dari temanku agar aku sukses jadi jurnalis, jadi aku makan daging sapi dan minum soju. Tak masalah, bukan? Dan foto-foto itu... Kirim itu ke mana saja yang kau inginkan. Aku terkenal menghasilkan banyak uang di bidang ini, jadi orang-orang akan muak denganku.
Chi Hyeon masih senyum2 ngeremehin Yoon Jin.
Yoon Jin : Hei. Jerapah makan daging akan jadi berita, tapi apa serigala makan daging adalah hal aneh? Aku pergi. Dasar gorila.
Yoon Jin beranjak pergi.
Chi Hyeon kesal.
Chang Soo masih di ruangan interogasi dengan Dae Sung. Di ruang observasi, Soo Hyeon mengawasi mereka. Tak lama, Yeon Joo datang. Soo Hyeon curhat. Dia bilang Dae Sung sangat menjengkelkan.
Yeon Joo : Tak ada info yang muncul selama pemeriksaan semalaman?
Soo Hyeon : Ya.
Yeon Joo kemudian menguap.
Soo Hyeon juga nguap.
Yeon Joo lantas mengeluarkan permen kopinya. Dia memakan satu, lalu membaginya juga ke Soo Hyeon.
Jae Kyeong kemudian datang. Jae Kyeong tanya, tak ada info lagi.
Soo Hyeon : Tidak ada. Dia terus tutup mulut.
Jae Kyeong beranjak pergi. Tiba2 Soo Hyeon ponsel Soo Hyeon bunyi.
Soo Hyeon pun langsung membuka pintu dan memanggil Jae Kyeong.
Soo Hyeon : Kapten. Ini info tentang mobil SUV hitam dan STNK-nya sudah keluar.
Soo Hyeon menunjukkan pesan di ponselnya soal mobil SUV hitam yang diminta Jae Kyeong.
Jae Kyeong memeriksa ponselnya. Ada pesan masuk dari Soo Hyeon soal mobil SUV hitam.
Jae Kyeong beranjak pergi.
Jae Kyeong pun mendatangi sebuah basement parkir dan mencari mobil itu. Tak lama, dia menemukan mobil itu. Jae Kyeong melihat2. Tak ada siapa pun disana. Yang ada hanya kamera dashboard mobil.
Bersambung ke part 2...
EmoticonEmoticon