All Content From : tvN
Sinopsis Lengkap : Adamas
Sebelumnya : Adamas Eps 2 Part 1
Selanjutnya : Adamas Eps 3 Part 1
Setelah mengamati haesongwon dari luar, Woo Shin pun kembali ke dalam. Dia melihat2, memperhatikan sudut bangunan. Lalu dalam hati, dia berkata kalau struktur bangunan modern dan canggih.
Woo Shin pun ke lantai dua. Dia berhenti di tengah2 koridor dan memperhatikan koridor di kanan-kirinya.
Woo Shin : Seharusnya mirip dengan lantai satu. Tersisa lantai tiga.
Woo Shin lantas menaiki tangga ke lantai 3. Dia membuka pintu di depan tangga dan tiba di lantai 3. Sambil memegangi dinding, dia berjalan dengan cepat di koridor.
Woo Shin : Kenapa mereka membiarkan tempat ini begitu saja? Ruang terkunci di lantai tiga.
Woo Shin menatap kamar Min Jo.
Setelah itu, Woo Shin masuk ke ruangan khusus tamu.
Woo Shin : Ruang tamu ini.
Lalu dia masuk ke ruangan Pimpinan Kwon. Namun sebelum masuk, dia mengetuk pintu terlebih dahulu untuk mencari tahu apa Pimpinan Kwon ada di dalam atau tidak. Karena Pimpinan Kwon tak merespon, Woo Shin pun masuk. Pimpinan tak di dalam.
Woo Shin : Lalu...
Woo Shin pun mengamati ruangan pimpinan.
Woo Shin : Jika ada ruang tersembunyi di sini...
Woo Shin pun menatap ke satu arah. Curiga ada di ruangan tersembunyi di sana, Woo Shin pun berniat sudut yang dia curigai itu. Namun saat menginjak karpet, lantainya berbunyi. Woo Shin terkejut dan bergegas keluar. Dia melihat lantai di depan ruangan Pimpinan Kwon agak tinggi.
Woo Shin : Lantai yang dinaikkan ini... Mungkin ada sesuatu di bawah karpet.
Woo Shin pun kembali karpet. Saat dia tengah memeriksa dengan menginjak-nginjak karpet, tiba-tiba aja dia mendengar suara ketukan pintu di belakangnya.
Woo Shin menoleh, ternyata Pimpinan Kwon yang baru keluar dari kamarnya.
Pimpinan Kwon : Sedang apa kau di sini?
Woo Shin tak menjawab.
Pimpinan Kwon : Kutanya, sedang apa kau di sini?
Woo Shin : Kita harus melakukan wawancara.
Pimpinan Kwon : Wawancara?
Woo Shin : Kemarin, kau menyarankan wawancara di sekitar waktu ini hari ini.
Pimpinan Kwon : Benar juga. Ya. Aku pelupa karena sudah tua.
Kamera menyorot ruangan Pimpinan Kwon dari luar.
Woo Shin menyalakan alat perekamnya yang kemudian dia taruh di atas meja. Sambil mendengarkan cerita Pimpinan Kwon yang tak bisa melupakan seseorang pada awal terbentuknya Haesong, Woo Shin menyeruput kopinya.
Woo Shin : Maksudmu kakekmu, sang pendiri?
Pimpinan Kwon : Dia terlahir sebagai pengusaha. Dia mendirikan pabrik amunisi di Jepang saat usianya bahkan belum 30 tahun. Logo anak panah yang kami pakai sekarang sudah dipakai sejak awal.
Woo Shin : Begitu rupanya. Apa Haesong pernah menghadapi krisis? Tahun ini hari jadi ke-80.
Pimpinan Kwon : Tentu saja, tidak berjalan lancar. Banyak orang mengkritik grup itu karena pro-Jepang. Aku ingat sekilas tentang boikot itu. Itu jelas sulit bahkan untuk Haesong. Jadi, aku memikirkan cara untuk mengubah permainan. Terinspirasi oleh logonya, aku membuat Adamas dan menyatakannya sebagai simbol Haesong.
Woo Shin : Gerakan yang bagus.
Pimpinan Kwon : Adamas. Aku dapat nama itu dari kata Yunani untuk berlian. Artinya "tak bisa ditaklukkan"
Kita diperlihatkan flashback, saat upacara pengungkapan adamas, simbol Haesong Group. Pimpinan Kwon selalu Pimpinan Haesong Group, berjalan di karpet merah yang diiringi dengan jepretan kamera wartawan dan tepuk tangan para undangan. Pimpinan Kwon berjalan mendekati adamas yang disimpan di dalam sebuah kotak kaca.
Pimpinan Kwon : Panah berlian ini akan menjadi simbol Haesong.
Flashback end....
Pimpinan Kwon : Panah berlian itu dengan cepat menjadi pusat perhatian. Itu membalikkan keadaan. Boikot itu tidak lagi menarik bagi mereka. Anak panahnya sendiri adalah berlian 300 karat bernilai puluhan miliar won. Itu menarik perhatian secara alami.
Woo Shin : Aku tidak tahu ada kisah seperti itu di balik adamas. Kau belum menunjukkannya sejak itu. Kapan kau berencana melakukannya?
Pimpinan Kwon : Saat waktuku habis... Pada hari aku pensiun, aku akan menyerahkannya kepada putraku.
Woo Shin : Seperti mahkota?
Pimpinan Kwon : Dia harus mewarisi simbol Haesong agar menjadi pemilik yang sah.
Woo Shin : Begitu rupanya. Aku ingin melihatnya untuk penulisan memoar.
Pimpinan Kwon : Kau mau melihatnya?
Woo Shin terkejut mendengar pertanyaan Pimpinan Kwon.
Woo Shin : Apa?
Namun yang ditunjukkan adalah foto adamas. Pimpinan Kwon pun tanya pendapat Woo Shin soal adamas.
Pimpinan Kwon : Bukankah ini indah dan anggun?
Woo Shin pun memancing Pimpinan Kwon agar menunjukkan adamas padanya.
Woo Shin : Benar. Aku tidak sabar melihatnya langsung. Fotonya saja sudah mengesankan.
Pimpinan Kwon : Kita lihat saja nanti. Mungkin akan ada kesempatan lain kali.
Woo Shin lalu keluar dari ruangan Pimpinan Kwon.
Woo Shin : Lain kali? Itu cara tidak langsung untuk menolak.
Di belakang, Bu Oh mengikuti Woo Shin yang berbelok ke koridor.
Bu Oh terus mengikuti Woo Shin namun tiba2 dia terkejut dan berhenti berjalan karena Woo Shin mendadak muncul di depannya.
Woo Shin : Bu Oh, aku menyadari ada yang aneh.
Bu Oh : Apa maksudmu?
Woo Shin : Aku melihat-lihat wastu hari ini. Patung di lantai tiga. Tampaknya cukup luar biasa.
Bu Oh : Kau tahu pemahat Italia, Casas? Itu karya seninya.
Woo Shin : Itu sebabnya. Ruang kantor di sana tidak diperpanjang, tidak seperti yang lain.
Bu Oh : Karena itu layak dipertahankan apa adanya. Bangunan diperluas karena tidak terpengaruh. Itu karya seni. Dan Pimpinan sangat menyukainya.
Woo Shin : Begitu rupanya. Omong-omong... Apa ada masalah aneh lagi? Kau mengikutiku sejak tadi.
Bu Oh : Aku? Kurasa kau salah.
Woo Shin : Bisakah kau mengatakan hal yang sama kepada Pimpinan? Apa Bu Kwon dalangnya?
Sekarang, Bu Oh menghadap Kepala Pelayan Kwon. Woo Shin melihat mereka dari depan pintu. Bu Oh minta maaf pada Kepala Pelayan Kwon.
"Ckckckc..." terdengar suara Kepala Pelayan Kwon.
Kepala Pelayan Kwon menatap kesal Bu Oh.
Kepala Pelayan Kwon : Kau ingat, Bu Oh? Si bodoh yang ceroboh yang bahkan tidak bisa bekerja itu.
Kepala Pelayan Kwon lantas membuka lacinya dan mengambil racun tikus dari sana, lalu menaruhya di atas meja. Melihat itu, Bu Oh langsung berlutut meminta dimaafkan oleh Kepala Pelayan Kwon.
Melihat racun itu, Woo Shin ingat kata2 Tae Sung soal racun tikus yang ditemukan dalam tubuh si pelayan yang sekarat.
Kepala Pelayan Kwon lantas menatap Woo Shin dan duduk di kursinya.
Kepala Pelayan Kwon : Ada yang ingin kau katakan?
Woo Shin : Aku tidak mengerti.
Kepala Pelayan Kwon : Apa yang tidak kau mengerti?
Woo Shin : Kenapa kau mengawasiku?
Kepala Pelayan Kwon : Aku hanya melakukan tugasku. Jika tidak ada yang kau sembunyikan, apa masalahnya?
Woo Shin : Kepala Pelayan Kwon.
Kepala Pelayan Kwon : Tadi, Pak Choi bilang kau bersikap mencurigakan di hutan. Aku tidak bisa diam saja.
Woo Shin : Aku sudah bicara dengan Pimpinan soal itu.
Kepala Pelayan Kwon : Astaga. Kau mungkin melunakkannya, tapi kau tak bisa melakukan hal yang sama denganku. Aku suka menguji situasi.
Woo Shin : Bu Kwon. Begini, aku ingin berhubungan baik denganmu. Tapi....
Kepala Pelayan Kwon : Tapi?
Woo Shin lantas masuk dan mendekati Kepala Pelayan Kwon.
Woo Shin : Jika kau membuatku tidak nyaman, aku bisa menjadi sama agresifnya.
Kepala Pelayan Kwon : Apa itu ancaman?
Woo Shin : Tentu saja bukan. Aku meminta bantuanmu. Ketertarikanmu padaku cukup mengganggu.
Setelah mengatakan itu, Woo Shin pun pergi.
Kepala Pelayan Kwon tambah kesal sama Woo Shin.
Woo Shin : Bedebah sombong itu.
Kepala Pelayan Kwon lantas menyuruh Bu Oh memanggil Seketaris Yoon.
Hye Soo yang baru masuk, melihat Seketaris Yoon hendak pergi.
Hye Soo : Kau mau pergi?
Seketaris Yoon mengangguk, lalu beranjak pergi.
Hye Soo memperhatikan kepergian Seketaris Yoon.
Hye Soo : Dia pergi sendirian tanpa Pimpinan. Itu pasti perintah Bu Kwon.
Kepala Jung menghadap Jun Kyung.
Kepala Jung : Kampanye kelompok akan diadakan untuk
mendukung hukuman mati akhir pekan ini. Keluarga yang berduka telah direkrut dan kamera TV akan ada di sana.
Jun Kyung : Baiklah, itu akan menjadi cerita yang bagus. Minta Kandidat Hwang berpidato.
Kepala Jung : Pahanya belum sepenuhnya...
Jun Kyung : Hei. Dia harus berjuang melaluinya. Dia tidak bisa menjadi presiden secara gratis.
Kepala Jung : Baik, Pak.
Pintu ruangan Jun Kyung tiba2 terbuka dan Jun Ho masuk dengan terburu-buru. Jun Kyung menyuruh Jun Ho hati-hati. Jangan sampai tersandung. Jun Kyung lalu tanya ada apa. Jun Ho bilang mereka dapat telepon dari luar.
Jun Kyung : Telepon dari luar hanya bisa berarti satu hal. Berapa nomor kasusnya?
Pak Kim menelpon seseorang dari telepon umum.
Pak Kim tampak ketakutan.
Pak Kim : Kau pernah memberitahuku. Bahwa jika terjadi sesuatu di masa depan, aku harus menelepon nomor registrasi pendudukku di sini. Bahwa aku bisa menghubungimu kapan saja.
Operator bertanya bantuan apa yang Pak Kim butuhkan.
Pak Kim : Putra korban mengunjungiku hari ini. Aku berpura-pura tidak tahu dan dia pergi tanpa banyak bicara, tapi...
Operator : Permintaanmu sudah diajukan. Silakan pulang dan menunggu.
Pak Kim : Tunggu, aku tidak melakukan kesalahan. Aku tidak tahu dia akan datang setelah selama ini. Kumohon, jangan ganggu aku atau keluargaku lagi.
Di ruangan operator, Jun Kyung bersama Jun Ho dan Kepala Jung mendengarkan aduan Pak Kim.
Telepon diputus oleh operator.
Pak Kim jatuh terduduk dan tangisnya pecah. Dia takut.
Pak Kim : Kumohon... Jangan ganggu keluargaku...
Jun Kyung pun berkata, saksi selalu menjadi masalah.
Sekarang Jun Kyung sudah di ruangannya bersama Jun Ho. Dia melihat berkas kasus Pak Lee.
Jun Kyung : Kim Won Joong, saksi dalam kasus Lee Chang Woo.
Jun Kyung menghela nafasnya. Lalu dia bilang istri Pak Kim sangat cantik.
Jun Ho : Haruskah kita membuat skenario?
Jun Kyung : Kita harus merespons sesuai aturan.
Jun Ho : Okay.
Jun Ho hendak keluar tapi Jun Kyung memanggilnya.
Jun Kyung ternyata mau minjam dasi. Jun Ho pun memberikan dasinya.
Jun Kyung : Putra korban datang menemuinya. Sungguh putra yang berbakti. Sibuk mencari tahu penyebab kematian ayahnya. Tapi itu bisa membuatnya mati muda seperti ayahnya. Benar, 'kan?
Sambil berjalan di koridor kantornya, Soo Hyun memikirkan kata-kata Pak Kim.
Pak Kim : Astaga! Anggap saja aku berbohong tentang semuanya. Bagaimana dengan Lee Chang Woo? Dia mengaku telah membunuh ayahmu!
Soo Hyun : Makin kuselidiki, makin kacau. Jika dia dijebak, kenapa dia mengaku? Kenapa?
Tiba-tiba, Jaksa Han Min Soo muncul, mengejutkan Soo Hyun.
Jaksa Han : Ternyata si anjing alfa, Pak Song Suhyeon.
Soo Hyun : Sudah cukup, jadi, berhentilah menggodaku.
Jaksa Han : Aku hanya bersyukur.
Soo Hyun : Untuk apa?
Jaksa Han : Terima kasih. Aku diberi kasus ini karena kau menolaknya. Kasus Kangchun.
Soo Hyun : Selamat.
Jaksa Han : Aku bisa bergabung berkat kau. Apa aku akan dapat sekotak penuh uang pada liburan Chuseok mendatang?
Soo Hyun : Dari Kandidat Hwang?
Jaksa Han : Ayolah, uangnya berasal dari pemodal.
Soo Hyun : Pemodal?
Jaksa Han : Kau tahu siapa yang mendukungnya.
Soo Hyun : Haesong?
Jaksa Han : Ya.
Soo Hyun : Astaga, kau sangat bangga membicarakan hal sekotor itu.
Soo Hyun beranjak pergi.
Jaksa Han kesal, dasar kurang ajar.
Jun Kyung ke Haesong.
Hyun Jo menyerahkan penghargaan pada pegawai terbaik Grup Haesong. Tepuk tangan terdengar. Usai memberikan penghargaan pada pegawai tersebut, Hyun Jo pun beranjak ke tengah2 panggung diiringi jepretan kamera dan tepuk tangan hadirin.
Hyun Jo : Semuanya, kalian pernah dengar ungkapan "ternak perusahaan"? Hewan piaraan disebut ternak. Dan pegawai kantor disebut ternak perusahaan karena mereka dibesarkan di perusahaan. Aku tidak setuju dengan frasa itu. Kalian bukan ternak perusahaan. Lantas apa identitas kalian? Kalian tamu. Tamu yang pantas diperlakukan dengan ramah. Biar kugunakan kesempatan ini
untuk memperjelas satu hal. Mereka yang memaksa kalian setia dan memiliki rasa kepemilikan. Mereka semua penipu. Kalian bukan pemilik perusahaan, jadi, bagaimana bisa? Buang semua komentar itu ke tempat sampah. Kalian hanya perlu bekerja sesuai gaji. Ini artinya, kalian harus dibayar sebanyak kalian bekerja, dan jika itu tidak memuaskan, kalian bisa menyingkirkan perusahaannya. Kalian bekerja untuk Haesong, dan tugas para eksekutif adalah memastikan kalian bisa bekerja dengan nyaman. Tetaplah bersama Haesong untuk waktu yang lama. Aku akan melayani kalian sebagai tamu yang sah.
Pidato panjang Hyun Jo itu membuatnya semakin mendapat nilai positif di mata pegawainya.
Usai menghadiri seremoni award, Hyun Jo pun menemui Jun Kyung di ruangannya.
Hyun Jo tertawa terbahak-bahak.
Hyun Jo : Astaga. Menggali kasus pembunuhan ayahnya 22 tahun lalu! Bahkan acara TV akan dikritik karena memiliki cerita seperti itu. Ini berlebihan.
Jun Kyung : Benar sekali.
Hyun Jo : Jadi, putranya datang mengunjungi saksi? Kenapa mereka sangat menyedihkan? Terobsesi dengan masa lalu, mereka tidak bisa melupakannya. Itu sebabnya hidup mereka menyedihkan. Dukun Heukseok-dong menyuruhku berhati-hati. Ini masalahnya.
Hyun Jo menghela nafas dan tanya apa Jun Kyung punya skenario.
Jun Kyung : Sudah siap.
Jun Kyung menunjukkan skenario yang dibuatnya.
Di skenario itu tertulis nama Pak Kim dan istrinya. Mereka berencana membuat pasangan suami istri itu menghilang.
Hyun Jo : Ayah yang menyedihkan. Dia harus mewariskan hal seperti ini. Lumayan.
Jun Kyung : Kalau begitu, haruskah kami melanjutkannya?
Hyun Jo : Yang benar saja. Jika aku menyetujui, aku bersekongkol dalam pembunuhan. Urus itu hanya berdasarkan keputusanmu.
Jun Kyung : Baik, Pak.
Sambil meninggalkan Haesong, Jun Kyung menghubungi Kepala Jung.
Jun Kyung : Bersiaplah, Pak Jung. Kita akan bergerak malam ini.
Kepala Jung mengerti dan bergegas memanggil semua staf.
Kepala Jung : Berkumpul. Kita punya perintah untuk dilaksanakan.
Semua staf masuk ke sebuah ruangan.
Jun Ho menatap Kepala Jung dengan tatapan kesal.
Sambil menatap kamera pengawas, mereka membahas rencana mereka.
Kepala Jung : Apa rutinitas target?
Staf : Mereka berjalan-jalan pukul 15.00 setiap hari.
Kepala Jung : Bukankah itu di siang bolong?
Staf : Ada tempat terpencil di sepanjang rute. Itu titik buta tanpa kamera CCTV.
Kepala Jung : Begitu rupanya, di sini pada pukul 15.40.
Staf : Dari sana ke gunung terdekat. Pak Kang sedang memeriksa area ini.
Kepala Jung : Dan tim pembersih?
Staf : Mereka akan bersiap tepat waktu.
Kepala Jung : Baiklah. Mari kita lakukan dengan benar.
Kamera menyorot beberapa foto2 Soo Hyun dan Seo Hee dibalik kaca di atas meja.
Itu foto saat Soo Hyun dan Seo Hee mendatangi kediaman Pak Kim.
Beralih ke Woo Shin yang bertanya-tanya, kenapa mereka tidak datang setelah mengiriminya surat.
Dong Rim curhat pada Woo Shin, kalau tadi dia bertemu wanita cantik.
Dong Rim : Kudengar dia sekretaris Pimpinan. Dia benar-benar tipeku. Dia bergaya Osan. Begini, ibuku adalah wanita idamanku dan dia dari Osan.
Karena Woo Shin tak menjawab, Dong Rim mendekati Woo Shin.
Dong Rim : Apa yang kau lakukan?
Woo Shin : Tugas.
Dong Rim : Begitu rupanya. Kalau begitu, aku juga akan mengerjakan tugas.
Dong Rim pun pergi jogging malam.
Bersamaan dengan itu, Seketaris Yoon baru saja turun dari heli.
Seketaris Yoon bergegas masuk ke Haesongwon. Dong Rim yang melihat Seketaris Yoon pun mengejar Seketaris Yoon.
Seketaris Yoon terkejut tiba2 didekati Dong Rim.
Dong Rim : Apa aku mengejutkanmu? Maafkan aku. Aku tidak bermaksud menakutimu. Aku terus memanggil, tapi kau tidak menjawab. Aku Lee Dong Rim. Murid penulis memoar. Aku juga akan segera menulis bukuku. Kuharap kita bisa akur.
Seketaris Yoon hanya mengangguk lalu pergi.
Dong Rim makin kepincut sama Seketaris Yoon.
Dong Rim : Dia Ratu Es. Keren sekali.
Seketaris Yoon langsung menemui Kepala Pelayan Kwon begitu tiba. Dia memberikan rekam medis dari Pusat Medis Eunkook ke Kepala Pelayan Kwon.
Kepala Pelayan Kwon : Terima kasih. Aku memintamu melakukan ini karena aku bisa memercayaimu. Kecurigaanku akan terpecahkan sekarang. Jika dia pernah dioperasi, aku harus tahu. Jika dia berbohong, atas alasan apa...
Ternyata itu rekam medis Woo Shin.
Kepala Pelayan Kwon terdiam membaca hasil rekam medis Woo Shin.
Tak percaya, dia melihat hasil rontgen Woo Shin.
Bu Oh masuk.
Kepala Pelayan Kwon : Nanti kita bicara.
Di rekam medis tertulis bahwa Woo Shin mengalami patah tulang di tangan kiri.
Bu Oh memberitahu Kepala Pelayan Kwon kalau Pimpinan Kwon ingin bertemu.
Kepala Pelayan Kwon : Sekarang juga? Kenapa?
Bu Oh : Entahlah.
Kepala Pelayan Kwon ingat kata2 Woo Shin terakhir kali padanya.
Woo Shin : Jika kau membuatku tidak nyaman, aku bisa menjadi sama agresifnya.
Mengira Woo Shin mengadukannya pada Pimpinan Kwon, Kepala Pelayan Kwon kesal dan mendatangi Woo Shin sambil membawa rekam medis Woo Shin.
Kepala Pelayan Kwon : Kau menyarankan hubungan yang baik hanya untuk mengkhianatiku!
Woo Shin : Mengkhianatimu?
Kepala Pelayan Kwon : Kau mengadukanku kepada Tuan!
Woo Shin : Aku tidak tahu ini soal apa, dan aku bahkan tidak tertarik. Bukan aku. Berhentilah mencurigaiku tanpa alasan.
Kepala Pelayan Kwon : Jika aku tidak berhenti, apa yang akan kau lakukan?
Woo Shin : Aku bersabar karena sopan santun, tapi jangan berharap lebih.
Kepala Pelayan Kwon : Jangan bersabar. Mari bertarung dan lihat berapa lama kau bisa menerima pukulanku.
Woo Shin : Bisa saja aku yang memukulimu. Kau bukan tandinganku.
Kepala Pelayan Kwon : Kau bangga karena Tuan menyukaimu?
Woo Shin : Dia menyukaiku? Aku tidak tahu itu.
Kepala Pelayan Kwon : Jangan bohongi dirimu. Itu bukan karena dia menyayangimu. Dia hanya teringat Tuan Min Jo!
Woo Shin : Tuan Min Jo?
Kepala Pelayan Kwon : Itu bukan urusanmu.
Woo Shin : Orang yang tewas dalam kecelakaan helikopter. Apa aku mirip dengannya?
Woo Shin tersenyum mengatakan itu.
Kepala Pelayan Kwon makin kesal melihat senyum Woo Shin.
Kepala Pelayan Kwon : Senyum itu. Senyum menjijikkan itu. Seolah-olah kau bisa membaca hatiku.
Woo Shin : Melihat kebencianmu, kurasa kau tidak...
Kepala Pelayan Kwon : Jangan menyeringai. Kau tak tahu apa-apa!
Woo Shin : Itu menarik perhatianku. Terlebih lagi karena aku mirip dengannya.
Kepala Pelayan Kwon melemparkan hasil medis Woo Shin dan beranjak pergi.
Kepala Pelayan Kwon menutup pintu kamar Woo Shin dengan keras.
Dia ingat kesal dengan kata2 Woo Shin tadi.
Woo Shin : Itu menarik perhatianku. Terlebih lagi karena aku mirip dengannya.
Kepala Pelayan Kwon : Terlebih lagi?
Woo Shin membaca hasil rekam medisnya. Melihat nama Pusat Medis Eunkook, Woo Shin pun akhirnya tahu itu perbuatan Hye Soo.
Hye Soo sendiri tengah merangkai bunga di kebunnya saat didatangi Woo Shin.
Woo Shin : Bu Kwon memeriksa catatan operasiku. Sebenarnya, aku tidak pernah dioperasi. Seseorang memalsukan catatan itu. Direktur Eun Kyung Goo dari Pusat Medis Eunkook. Kau putri tunggalnya, Bu Eun. Aku bisa menduga alasannya. Jika tahu aku berbohong, mereka akan tahu apa yang ada di tangan kiriku. Lalu mereka akan mempertanyakan tujuanku yang sebenarnya datang ke sini. Itu juga bisa membahayakanmu. Karena kau yang mengirimiku surat itu. Jika tidak, untuk apa membantuku?
Hye Soo : Kau benar. Itu aku. Tugasku akhirnya selesai.
Kepala Pelayan Kwon menemui Pimpinan Kwon. Seketaris Yoon juga ada di sana.
Sambil membaca buku, Pimpinan Kwon tanya apa Kepala Pelayan Kwon menyuruh Seketaris Yoon melakukan sesuatu tadi.
Kepala Pelayan Kwon melirik Seketaris Yoon.
Pimpinan Kwon : Jangan meliriknya. Tentu saja aku menyadari
ketiadaan sekretarisku.
Kepala Pelayan Kwon : Maafkan aku. Ada urusan mendesak yang harus kuurus.
Pimpinan Kwon : Tebakanmu ternyata salah. Jangan ganggu Pak Ha.
Kepala Pelayan Kwon : Tuan, jangan biarkan dia menipumu.
Pimpinan Kwon kesal dan menatap Kepala Pelayan Kwon.
Pimpinan Kwon : Kau pikir aku bisa dibodohi?
Kepala Pelayan Kwon : Bukan itu maksudku. Pak Choi bilang penulis itu tampak seperti mencari seseorang. Aku hanya mencari tahu siapa...
Pimpinan Kwon : Pak Ha bekerja untukku.
Kita diperlihatkan flashback jawaban Woo Shin saat Pimpinan Kwon tanya alasan Woo Shin masuk ke hutan.
Woo Shin : Aku mengikuti menantumu.
Pimpinan Kwon : Hye Soo?
Woo Shin : Kupikir aku akan menggunakan pertemuan kebetulan untuk berkenalan dengannya.
Pimpinan Kwon : Apa maksudmu?
Woo Shin : Aku akan menerima saranmu. Kemarin, kau bilang ingin tahu apa yang dia pikirkan dan memintaku memberitahumu semua yang dia katakan.
Flashback end...
Pimpinan Kwon : Itulah yang terjadi, jadi, jangan ikut campur.
Kepala Pelayan Kwon : Tuan.
Pimpinan Kwon : Kubilang hentikan. Kau dan kecurigaanmu bertingkah lagi!
Kepala Pelayan Kwon : Bukan begitu. Aku tahu kau terlalu murah hati kepadanya. Aku bisa berasumsi kenapa kau memilihnya untuk menulis memoarmu. Senyumnya persis Tuan Minjo...
Mendengar nama Min Jo disebut2, Pimpinan Kwon emosi dan melemparkan bukunya ke kening Kepala Pelayan Kwon. Kening Kepala Pelayan Kwon pun terluka.
Kepala Pelayan Kwon : Maafkan aku. Aku tak bermaksud membicarakannya.
Pimpinan Kwon : Kau makin tua. Kau sudah lupa? Makin banyak bicara, makin pendek usiamu.
Kepala Pelayan Kwon keluar dari ruangan Pimpinan Kwon. Dia semakin membenci Woo Shin.
Kepala Pelayan Kwon : Ha Woo Shin....!
Kembali ke Woo Shin dan Hye Soo.
Woo Shin : Izinkan aku bertanya. Yang kau tulis di surat itu. Bagaimana kau tahu?
Kita diperlihatkan flashback saat Woo Shin membaca surat anonim.
Surat anonim : Lee Chang Woo bukan pelaku sebenarnya. Senjata pembunuhan yang hilang adalah simbol Haesong. Panah berlian. Adamas.
Hye Soo diam saja menatap Woo Shin.
Woo Shin : Eun Hye Soo-ssi?
Hye Soo : Aku mendengarnya.
Woo Shin : Dari siapa?
Hye Soo : Suamiku.
Woo Shin : Maksudmu Pak Kwon Hyun Jo?
"Terhubung, Direktur." ucap seketaris Hyun Jo, sambil memberikan ponsel ke Hyun Jo. Hyun Joo sendiri lagi di sauna. Rupanya, Hyun Jo menghubungi Jun Kyung. Hyun Jo bilang, soal skenario tentang Pak Kim Won Joong.
Hyun Jo : kenapa kita tidak membuat skenario bunuh diri, alih-alih menghilang? Itu mungkin tampak lebih tulus.
Kembali ke Woo Shin dan Hye Soo. Woo Shin dengan ekspresi kaget tanya, Pak Kwon memberitahumu? Hye Soo bilang lebih tepatnya Hyun Jo mengoceh.
Hye Soo lantas menatap Bunga Poppy. Dia pun bilang, bunga itu milik Hyun Jo.
Lalu kita diperlihatkan flashbacksaat Hyun Joo yang teler habis memakai obat, mengaku bahwa ayahnya membunuh seseorang dengan adamas. Hye Soo kaget mendengarnya.
Hye Soo : Kudengar dia bilang begitu dan mengirimimu surat.
Woo Shin : Kenapa? Itu tidak ada hubungannya denganmu.
Hye Soo : Itu tidak penting sekarang. Kenapa kau datang ke tempat ini? Jawab aku.
Woo Shin : Aku akan mencuri adamas. Untuk mengungkap bahwa itu digunakan untuk pembunuhan, hasil autopsi dan adamas harus dikumpulkan. Apa Haesong akan bekerja sama? Tidak, tidak akan pernah.
Hye Soo : Apa kau sudah gila?
Woo Shin : Kau harus membantuku.
Hye Soo : Untuk apa?
Woo Shin : Kau memanggilku kemari. Setelah menerima surat itu, aku ditawari menulis memoar Pimpinan.
Hye Soo terkejut mendengarnya.
Woo Shin : Kebetulan? Tampaknya, seseorang sangat merekomendasikanku. Karena kau mengirimiku surat itu...
Hye Soo pun langsung bilang bukan dia yang merekomendasikan Woo Shin untuk menulis memoar Pimpinan Kwon.
Woo Shin : Lalu siapa?
Hye Soo : Tidak ada yang terjadi secara kebetulan di sini.
Hye Soo dan Woo Shin lantas saling berpandangan dengan heran.
Soo Hyun baru saja tiba di rumahnya. Usai memarkirkan mobil di depan rumah, dia turun dan langsung membuka pagarnya. Tanpa ia sadari, seseorang menahan pagarnya dan mengikutinya ke dalam.
Setibanya di dalam, Soo Hyun menyalakan televisi. Ada berita tentang peringkat calon presiden. Soo Hyun merebahkan diri di sofa dan mulai berpikir. Sementara TV menampilkan berita pasutri berusia 50-an yang jatuh dari Apartemen Eunpyeong-go, Seoul, sore tadi.
Soo Hyun yang masih memikirkan kasus ayahnya, menoleh ke TV dan terkejut melihat berita. Di berita disebutkan bahwa Pak Kim membuuh istrinya, Bu Im. Bu Im mengalami kecelakaan mobil dan mengalami cedera parah pada Bulan Juli 2000. Bu Im tak bisa bertahan hidup tanpa bantuan. Polisi berasumsi bahwa Pak Kim kelelahan merawat Bu Im, hingga memutuskan membunuh Bu Im. Setelah membunuh Bu Im, Pak Kim bunuh diri dengan melompat ke bawah dari apartemen mereka.
Soo Hyun terhenyak, dia bunuh diri?
Soo Hyun pun merasa itu tidak mungkin.
Tiba-tiba, dia mendengar seseorang masuk ke rumahnya.
Dia pun menoleh ke belakang dan melihat bayangan seseorang masuk.
Soo Hyun mulai waspada, siapa kau?
Bersambung.....
EmoticonEmoticon