Kamis, 18 Juli 2024

Sinopsis Defendant Eps 2 Part 1

 All Content From : SBS
Sinopsis Lengkap : Defendant
Sebelumnya : Defendant Eps 1 Part 2
Selanjutnya : Defendant Eps 2 Part 2

Di episode sebelumnya, Cha Min Ho berhasil menemukan gadis itu yang bersembunyi di dalam lemari. Gadis itu memohon pada Min Ho, agar Min Ho melepasnya. Min Ho marah, sialan kau! Lalu dia memukul gadis itu dengan stik golf.

Jung Woo menunjukkan surat perintah penangkapan Min Ho pada staf keamanan Chamyung Group yang menghalangi dia dan tim nya masuk. Dia lantas menyuruh staf keamanan menyingkir dari jalannya. Tapi staf keamanan Chamyung tetap menghalangi mereka.




Tiba-tiba, Seon Ho datang. Jung Woo pikir itu Min Ho.

Jung Woo : Cha Min Ho.

Seon Ho : Aku Cha Seon Ho.

Jung Woo menunjukkan surat perintah penangkapan Min Ho pada Seon Ho.

Jung Woo : Aku Jaksa Park Jung Woo dari Kantor Pusat Seoul. Ini adalah surat penangkapan Cha Min Ho.


Seon Ho pun menyuruh para staf keamanan minggir.

Jung Woo dan tim nya langsung bergerak.

Seon Ho pun tanya ke staf nya dimana keberadaan Min Ho sekarang.


Jung Woo di TV bilang, kejaksaan akan menemukan Min Ho bagaimana pun caranya.

Min Ho yang menonton itu kesal, bajingan itu.


Lalu Seon Ho datang dan memberitahu Min Ho kalau tadi orang dari kejaksaan datang nyariin Min Ho ke kantor. Seon Ho lantas menyuruh Min Ho menyerahkan diri.

Min Ho pun marah, aku akan dipenjara selama 15 tahun. 15 tahun!

Seon Ho bilang pada Min Ho kalau mereka tak punya pilihan.

Min Ho bilang dia punya pilihan.


Min Ho lantas memukul kepala Seon Ho dengan botol miras. Seon Ho langsung jatuh terkapar dengan luka di kepala.

Min Ho : Kau kakakku, kan? Kau bisa melakukan ini sebagai kakakku.


Setelah itu, Min Ho menyamar sebagai Seon Ho dan menjatuhkan Seon Ho ke bawah.

Usai menjatuhkan Seon Ho, Min Ho datang ke apartemen Seon Ho dengan penampilan Seon Ho. Dia memencet bel lantaran tak tahu kode pintu rumah Seon Ho. Yoon Hee membuka pintu.

Yoon Hee : Sayang, ini buruk. Min Ho...

Yoon Hee lantas menyadari yang di depannya adalah Min Ho. Dia kaget, Min Ho-ssi.


Yoon Hee pun bergerak mundur ke belakang. Min Ho masuk ke rumahnya. Dia lalu melepas kacamatanya dan mengaku bahwa dia Min Ho. Yoon Hee terkejut bukan main.


Jung Woo menunjukkan surat bundir Min Ho ke Min Ho.

Min Ho : Aku tidak bisa percaya ini.

Jung Woo : Tentu saja kau tidak akan bisa percaya. Apa kau sedang bicara soal dia yang membunuh orang atau dia yang loncat dari gedung?

Min Ho yang gugup, meremas tangannya dan Jung Woo melihat itu.

Perawat datang dan memberitahu bahwa pasien sadar.


Min Ho dan Jung Woo pun langsung pergi melihat Seon Ho.

Seon Ho tampak ingin mengatakan sesuatu. Jung Woo yang menyadari itu, buru2 mendekati Seon Ho.

Jung Woo : Bicaralah padaku.


Sekarang, Seon Ho telah meninggal dunia. Dia menghembuskan nafas terakhir setelah mengatakan sesuatu kepada Jung Woo. Min Ho menangis, sambil memanggil nama Min Ho berulang kali. Tapi tangisannya lebih mirip orang yang sedang tertawa.


Jung Woo yang melihat itu, teringat kesaksian pelayan hotel bahwa bau alkohol tercium kuat sekali di tubuh Min Ho. Lalu dia ingat rekam medis Seon Ho yang diberikan Pak Ko padanya. Di sana tertulis, tidak ditemukan kadar alkohol. Jung Woo juga ingat kata2 penyidiknya kalau orang yang ditemui Min Ho terakhir adalah Seon Ho.


Jung Woo kemudian ingat respon Min Ho saat dia mengenalkan dirinya ke Min Ho tadi.

Min Ho : Senang bertemu denganmu. Aku Cha Seon Ho.


Terakhir, Jung Woo ingat kata2 yang Seon Ho ucapkan sebelum meninggal.

Seon Ho : Min Ho-ya.


Sementara itu, Min Ho masih pura2 menangisi kepergian Seon Ho. Dia terus memanggil2 Seon Ho dengan nama Min Ho. Di belakangnya, Jung Woo menatapnya dengan tatapan curiga.


Presdir Cha Young Woon dan rombongannya tiba di rumah sakit. Semua jajaran direksi rumah sakit menyambut kedatangan Presdir Cha.


Sementara itu, dokter hendak mengumumkan kematian Min Ho. Min Ho pun segera mengakhiri tangisan pura-puranya. Dokter mengumuman kematian Min Ho.


Namun tiba-tiba saja, Jung Woo bicara. Jung Woo minta izin untuk memastikan beberapa hal.

Jung Woo : Ada prosedur yang harus dijalankan. Kita harus melakukan otopsi untuk melihat apakah ini bunuh diri atau bukan.

Min Ho marah, apa maksudmu? Kau kan tahu dia meninggalkan catatan bunuh diri.

Jung Woo : Kita tidak punya pilihan.  Dia adalah tersangka kasus pembunuhan.

Min Ho : Apa kau tidak butuh persetujuan keluarga untuk melakukannya? Itu sama saja dengan membunuhnya dua kali. Aku tida bisa membiarkannya.


Jung Woo pun memanggil Pak Ko.

Pak Ko masuk.

Jung Woo : Tolong isi dokumen otopsinya.

Pak Ko : Baik.


Seketaris Seon Ho yang baru selesai menerima telepon, memberitahu Min Ho kalau Presdir Cha sudah datang. Mendengar ayahnya datang, Min Ho gugup. Dia memegangi ranjang Seon Ho dengan erat. Dan Jung Woo melihat itu.


Min Ho pergi menemui ayahnya yang menunggunya di sebuah ruangan di rumah sakit. Sebelum masuk, ia menghela nafasnya terlebih dahulu. Namun setelah masuk, ia terkejut saat sang ayah memanggil namanya. Ia pun berniat menjelaskan semuanya. Tapi sang ayah ternyata hanya mau menanyakan kebenaran tentang Min Ho yang sudah tiada. Min Ho pun mengiyakan.


Presdir Cha lantas bilang itu hal yang bagus, untuk Chamyung dan untuk Seon Ho yang duduk di depannya.

Presdir Cha : Anggap saja dia pergi dengan segala kesulitan yang dia sebabkan. Kalian berdua adalah saudara dari darah yang sama tapi dia berbeda denganmu. Anggap saja dia tidak pernah ada. Lupakan semuanya.

Min Ho dengan wajah kesal, mengiyakan kata2 ayahnya.

Presdir Cha : Sadarkan dirimu dan selesaikan semuanya. Semua mata sedang tertuju pada kita sekarang.

Min Ho : Baiklah.


Min Ho lalu beranjak keluar dari ruangan itu. Wajahnya sangat kesal memikirkan kata2 ayahnya tadi.

Presdir Cha : Anggap saja dia tidak pernah ada.


Min Ho kemudian berjalan ke bangsal VIP. Di sana, dia bertemu ibunya yang lagi sama perawat. Melihatnya, sang ibu langsung memanggilnya Min Ho. Sontak lah Min Ho kaget dan gugup. Sang ibu tanya, kenapa dia lama sekali. Sang ibu lantas mengaku dia sangat merindukannya.

Sang ibu : Kau kelihatan sangat lelah.  Ada masalah?


Perawat memberitahu Nyonya Myung bahwa Min Ho adalah Seon Ho. Namun Nyonya Myung tetap bersikeras bahwa itu Min Ho. Min Ho diam saja. Nyonya Myung bilang, dia ibunya jadi dia tak mungkin tak mengenali anaknya.


Min Ho pun akhirnya mengaku bahwa dia Min Ho.

Nyonya Myung : Min Ho-ya, kenapa lama sekali? Aku sangat merindukanmu.

Nyonya Myung kemudian bertanya2, kenapa Min Ho tidak datang lebih cepat.


Perawat menjelaskan bahwa penyakit Nyonya Myung semakin parah.

Min Ho pun berbisik pada perawat, meminta perawat merahasiakan kematian Min Ho dari sang ibu. Dia bilang, sang ibu syok kalau tahu. Perawat mengerti dan membawa Nyonya Myung pergi. Nyonya Myung bertanya-tanya dimana dan kenapa Seon Ho tidak datang.


Min Ho menghela napasnya. Tak lama kemudian, dia mengalihkan pandangannya dan terkejut melihat Jung Woo yang tengah menatap tajam dirinya. Jung Woo lantas beranjak ke arah Min Ho. Sambil menatap Jung Woo, Min Ho bertanya-tanya, apa saja yang Jung Woo tahu.

Jung Woo : Akan ada surat penahanan dalam waktu dekat.

Min Ho bertanya lagi dalam hatinya.

Min Ho : Seberapa jauh dia akan mencoba menyelidiki ini?

Jung Woo beranjak pergi.


Di ruangannya, Presdir Cha menatap foto keluarganya. Hatinya lalu berkata, bahwa dia sudah kehilangan seorang anak dan dia tak bisa kehilangan yang satunya juga. Kayaknya Presdir Cha sadar kalau yang meninggal adalah Seon Ho.

Sekarang, Jung Woo dan Min Ho ada di ruang autopsi. Dokter menyibak kain yang menutup bagian wajah Seon Ho. Dokter kemudian mengambil berkasnya dan bertanya, apa kau mau aku menganalisa penyebab kematiannya? Dokter menatap Jung Woo.

Dokter melihat kepala Seon Ho.

Dokter : Luka dalam akibat jatuh dari gedung.

Kamera menyorot kaki Seon Ho yang dilabeli nama Min Ho.

Jung Woo pun meminta dokter memeriksa tubuh Seon Ho dulu.

Dokter heran, apa? Bukankah ini pria yang masuk berita itu? Keluarganya juga ada di sini.

Dokter melihat ke Min Ho.

Jung Woo tak menjawab dan terus menatap dokter. Dokter mengerti dan mulai melakukan pemeriksaan sidik jari. Tapi kemudian dokter terkejut dan memeriksa jari Seon Ho.

Dokter lalu menatap Jung Woo dan berkata bahwa sidik jarinya rusak, sehingga ia tak bisa melakukan identifikasi tubuh dengan sidik jari.


Mendengar itu, Min Ho pun teringat pada Seon Ho yang sempat bertahan dengan bergelantungan di pijakan bagian luar railing balkon. Karena itulah sidik jari Seon Ho rusak.


Dokter : Kami butuh tes DNA. Untungnya, kami punya riwayat rekam medisnya.

Jung Woo : Tidak. Kembar identik juga punya DNA sama, kan?

Dokter : Benar. Jadi apa yang akan kita lakukan?

Jung Woo menyuruh dokter melakukan identifikasi tubuh dengan sidik jari. Dokter pun mengulangi perkataannya kalau sidik jari Seon Ho rusak.


Jung Woo melirik Min Ho.

Jung Woo : Kalau begitu kita bisa ambil sidik jarinya Tuan Cha Seon Ho.

Dokter : Apa maksudmu?


Jung Woo : Hasilnya akan ketahuan juga. Kalau Tuan Cha Seon Ho berhasil diidentifikasi, maka  jasad ini juga. Apa permintaanku terlalu banyak, Presdir Cha Seon Ho?

Min Ho : Kalau itu yang kau mau.

Dokter : Hasilnya akan keluar besok.


Min Ho pun mulai melakukan cap sidik jari.

Jung Woo heran melihatnya.


Jung Woo keluar dari gedung RS dan masuk ke dalam mobil. Di mobil, Pak Ko sudah menunggu. Pak Ko pun melajukan mobil setelah Jung Woo masuk.

Min Ho keluar dari gedung RS dan menatap tajam kepergian Jung Woo.


Lalu supir Seon Ho datang menjemputnya. Min Ho masuk ke mobil. Di mobil, dia menyikut pintu mobil karena kesal. Supir Seon Ho merasa aneh namun ia diam saja. Min Ho mengarah sopir pergi. Sopir Seon Ho melajukan mobil.

Jung Woo menghadap Kepala Jaksa. Kepala Jaksa tanya kenapa Jung Woo tak melapor padanya. Jung Woo tanya laporan apa. Kepala Jaksa bilang Jung Woo sudah melakukan autopsi seenaknya.

Kepala Jaksa : Ini adalah kejadian yang buruk bagi Chamyung Group dan bagi kita. Kita sudah dapat catatan bunuh dirinya.  Kenapa..

Jung Woo : Kau sendiri yang merusak kasus dengan catatan bunuh diri palsu.

Kepala Jaksa : Makanya aku suka ini. Apa kau mau berakhir seperti aku?

Jung Woo : Ya.

Kepala Jaksa : Jung Woo-ya,  apa yang sebenarnya ingin kau lakukan? Mereka sudah bilang ini kasus bunuh diri. Apa kau mau bilang kalau ada seseorang yang membunuhnya?

Jung Woo : Kau akan melihat kalau hasilnya keluar besok.

Kepala Jaksa : Bagaimana kalau kau salah?

Jung Woo : Percayalah padaku, Kepala Jaksa.

Kepala Jaksa : Baiklah. Pergilah.


Sambil memegang papan nama akrilik Seon Ho, Min Ho memikirkan Jung Woo yang terus berusaha membongkar kedoknya. Min Ho yang kesal, membanting papan nama Seon Ho ke lantai, hingga pecah.

Di ruangannya, Jung Woo menatap papan investigasinya yang berisi foto Min Ho dan beberapa foto korban Min Ho.

Jung Woo lantas ingat kata2 dokter bahwa hasil identifikasi sidik jari akan keluar besok.


Keesokan harinya, kita melihat Min Ho yang berdiri di atap sebuah gedung. Min Ho diam saja memikirkan sesuatu. Tak lama kemudian, dia meraih ponselnya dan membuat panggilan.


Jung Woo berlari ke ruang autopsi. Dia terkejut saat dokter mengatakan sidik jarinya cocok dan pria yang mati itu adalah Cha Min Ho. Jung Woo juga membaca laporan hasil pemeriksaan sidik jari Min Ho. Di sana tertulis, kalau sidik jarinya cocok.

Dokter : Semua cocok dengan sidiknya jarinya Cha Seon Ho. Berarti dia memang Cha Min Ho. Catatan bunuh dirinya juga ditulis olehnya.

Jung Woo terdiam dan menatap jasad Seon Ho.

Jung Woo : Apa kau Cha Min Ho?

Dokter : Penyebab kematiannya adalah beberapa keretakan dan syok akibat tekanan darah rendah yang disebabkan oleh jatuhnya tubuh dari ketinggian. Keretakan ada di bagian tengkorak..

Jung Woo tak percaya semua itu.


Jung Woo lantas beranjak keluar dari ruangan autopsi. Bersamaan dengan itu, Min Ho datang. Min Ho menatap Jung Woo dengan wajah sumringah. Jung Woo menatap tajam Min Ho. Min Ho bilang dia datang untuk mengambil jasad Min Ho karena pemakaman harus digelar. Min Ho pun beranjak menuju ruang autopsi.


Jung Woo : Adikmu meninggal. Bagaimana bisa kau malah tertawa?

Min Ho hanya tersenyum mendengar kata2 Jung Woo, lalu dia beranjak masuk ke ruang autopsi.


Jung Woo berbalik, menatap tajam Min Ho.

Dia yakin, itu Min Ho dan pria yang mati adalah Seon Ho.

Min Ho menyuruh dokter keluar. Dia bilang, dia ingin ditinggalkan berdua saja dengan jasad adiknya. Dokter mengerti dan beranjak keluar. Min Ho menyibak kain yang menutupi bagian wajah Seon Ho. Lalu dia menatap wajah Seon Ho.

Min Ho : Hyung, maafkan aku. Aku tidak punya cara lain. Aku harap kau mengerti. Terima kasih, Kakak.


Dokter menyuruh Min Ho menandatangani surat. Setelah surat itu ditandatangani, dokter bilang ia akan mengirim Min Ho kembali ke rumah sakit.

Saat Min Ho mau pergi, dokter pun bertanya apakah mendiang Min Ho suka mengenakan kacamata. Min Ho pun langsung tegang. Dokter berkata kalau ia melihat ada bekas jejak kacamata di pelipis Min Ho.Min Ho yang tegang pun menjawab kalau Min Ho memang suka memakai kacamata.

Dokter menatap foto Min Ho di layar komputernya. Ternyata sebelumnya, dokter sempat mencari tahu soal Min Ho di internet.

Min Ho pun beranjak pergi. Setelah Min Ho pergi, dokter menatap curiga ke arah jasad Seon Ho.

Jung Woo melamun, memikirkan tentang 'kesalahannya'. Dia di restoran dengan tim dan atasannya. Kepala Jaksa bilang harusnya Jung Woo mendengarkannya.

Kepala Jaksa : Sampai kapan kau mau melakukan penyelidikan sembarangan?

Kepala Jaksa lalu mengajak mereka bersulang.

Setelah itu, dia bilang ke Jung Woo kalau dia butuh laporan dari Jung Woo.

Kepala Jaksa : Mari kita akhiri kasus ini.


Dokter forensik yang melakukan autopsi pada jasad Seon Ho, meninggalkan gedung NFS dan masuk ke mobilnya. Dokter melajukan mobil nya dengan tenang namun tanpa ia sadari, sebuah truk besar mengikutinya di belakang.

Mobil dokter forensik kemudian berhenti di lampu merah, tepatnya di belakang mobilnya bos Cheol Sik. Si pengemudi truk juga menghentikan truknya tak jauh di belakang mobil dokter forensik. Dia lalu tanya pada seseorang di telepon, apa yang harus dia lakukan. Dan setelah mendapat perintah, dia menabrak mobil dokter. Bos Cheol Sik ikut menjadi korban. Kamera menyorot dokter forensik yang tewas di tempat.

Setelah kejadian itu, kita melihat Min Ho yang menerima telepon dari seseorang.

Min Ho : Kau melakukan semuanya dengan baik.

Besoknya, Min Ho menggelar konferensi pers untuk meminta maaf atas kekacauan yang ditimbulkan Min Ho.

Min Ho : Pertama, kami akan mendonasikan semua aset milik Wakil Presdir Cha Min Ho. Selanjutnya, kami akan bekerja sama dengan semua akttifitas penyelidikan yang berkaitan dengan masa lalu Cha Min Ho. Juga, kami akan mengkompensasi semua orang yang dirugikan akibat insiden ini.


Presdir Cha menonton konferensi pers Min Ho dari ruangannya.


Usai acara konferensi pes, Min Ho beranjak ke lift. Supir Seon Ho udah menunggu di depan lift. Begitu melihat Min Ho datang, supir Seon Ho langsung menekan tombol lift. Pintu lift terbuka dan Min Ho masuk ke dalam. Tapi sebelum pintu lift ditutup, Min Ho menyuruh supir Seon Ho menyiapkan acara pemakaman sederhana.


Pak Ko mencopot foto2 kasus Min Ho dari papan investigasi seraya berkata kalau semua udah berakhir sekarang.

Jung Woo sendiri membaca kembali laporannya, seraya berpikir. Dia masih tetap dengan keyakinannya bahwa yang meninggal adalah Seon Ho.


Rekan Jung Woo yang perempuan berdiri dan mendekati Jung Woo.

Dia tanya, apa laporan Jung Woo sudah selesai karena Kepala Jaksa ingin melihat.


Jung Woo pun menyerahkan laporannya tapi ia langsung mengambil laporannya kembali begitu menyadari sesuatu. Sambil melihat ujung amplop, dia teringat kata2 Pak Ko soal Min Ho yang takut dengan jarum dan apapun yang tajam. Tapi hanya Min Ho saja, tidak dengan Seon Ho.

Teringat itu, Jung Woo pun berkata harus menyerahkan laporan itu kepada seseorang lebih dulu.

Jung Woo pun pergi.


Pemakaman Seon Ho dihadari banyak orang. Salah seorang yang hadir di pemakaman berkata, kalau harga saham Chamyung meroket karena si anak pembangkang (Min Ho) sudah pergi. Mereka juga heran kenapa banyak banget yang datang ke pemakaman Min Ho.

Pelayat : Ini adalah kabar baik untuk Chamyung Grup. Anaknya yang sering membuat masalah sudah mati.

Jung Woo lalu datang dan melihat Min Ho lagi menyalami para pelayat.

Jung Woo pun berkata dalam hatinya sambil menatap tajam Min Ho, kalau Min Ho gak bisa menyembunyikan diri Min Ho yang sebenarnya.

Min Ho lantas melihat Jung Woo.


Usai memberikan penghormatan terakhir pada Seon Ho, Jung Woo pun menemui Min Ho. Min Ho tanya, bukankah semua sudah berakhir. Jung Woo bilang dia datang karena ingin menunjukkan sesuatu ke Min Ho.

Jung Woo : Ini adalah laporan insidennya.

Jung Woo pun menunjukkan sisi tajam amplop pada Min Ho. Melihat itu, Min Ho pun mulai ketakutan tapi ia berusaha menyembunyikan ketakutannya. Tapi Jung Woo tahu Min Ho takut.


Rupanya di masa lalu, saat tengah main anggar dengan Seon Ho, Seon Ho tak sengaja melukai mata Min Ho dengan pedang anggar yang tajam. Inilah kenapa Min Ho takut pada benda yang berujung tajam.


Min Ho yang takut dengan sisi tajam amplop, berusaha tenang. Dia mengambil amplop itu dan berterima kasih atas kedatangan Jung Woo. Jung Woo mengangguk sambil terus menatap tajam Min Ho.


Min Ho mencuci wajahnya di kamar mandi agar ia lebih tenang.

Nah saat keluar dari kamar mandi, ia melihat Jung Woo tengah menunggunya. Tapi Jung Woo malah pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.


Proses kremasi Seon Ho dimulai. Min Ho melihat proses kremasi sang kakak.

Min Ho : Sekarang semuanya sudah berakhir. Hyung, selamat tinggal.


Setelah proses kremasi selesai, Min Ho pun beranjak ke mobilnya membawa guci berisi abu Seon Ho. Sebelum masuk ke mobil, dia membungkuk, sebagai tanda ucapan terima kasih pada para pelayat yang sudah datang. Saat kembali menegakkan badannya, dia melihat Jung Woo sekilas. Tapi saat melihat lagi, tidak ada Jung Woo di sana.


Supir Seon Ho yang melihat itu, tanya apa Min Ho baik-baik saja.

Min Ho pun berkata dia baik2 saja.


Di perjalanan, Min Ho bertanya2 dalam hatinya apa yang harus ia lakukan pada Jung Woo.


Sekarang, kita kembali ke Jung Woo yang dikurung di ruang isolasi.

Sekeras apapun Jung Woo berpikir, ia tetap saja tak bisa mengingat apapun.


Ingatan terakhirnya saat ia kabur dari anak buah Yong Joo bersama Cheol Sik.


Saat merayakan ulang tahun Ha Yeon bersama Ji Soo.


Saat menidurkan Ha Yeon.


Dan saat Ji Soo mengobati luka di kakinya.

Tangis Jung Woo pecah. Ia benar-benar tak bisa mengingat apapun.

Seorang pria melajukan mobilnya. Sambil menyetir, dia bicara dengan seseorang di telepon.

"Apa? Jam berapa ini?"

"Aku tidak akan terlambat. Jangan cemas. Akan dibereskan secepatnya. Kasus ini sudah ditutup. Aku hanya perlu tanda tangan saja untuk mengakhirinya." jawab pria itu.


Tak lama, pria itu sampai di Rutan Woljeong.

Jung Woo dibawa paksa ke ruang kunjungan oleh para sipir. Di sana, sudah menunggu pria yang menyetir tadi. Pria itu tanya keadaan Jung Woo begitu Jung Woo datang. Jung Woo dengan wajah bingung, tanya pria itu siapa.

Pria itu heran Jung Woo gak ingat dia, apa?

Tapi kemudian pria itu merasa paham dan menyuruh sipir keluar.

Sipir pergi.

Jung Woo mencoba memanggil2 sipir.

Pria itu lantas menyuruh Jung Woo duduk. Jung Woo tanya dia siapa. Pria itu bilang, Jung Woo gak perlu pura2 lagi karena hanya ada mereka berdua sekarang. Pria itu tanya, apa Jung Woo tahu ingatan Jung Woo hilang. Lalu dia bilang kalau sekarang sudah tidak ada gunanya lagi Jung Woo berpura-pura.

Pria itu : Kalau memang begitu, kau harusnya sudah dikirim ke pusat kesehatan mental. Kau kan lebih tahu soal itu. Ayo kita selesaikan semuanya. Aku hanya perlu memeriksa beberapa hal.

Jung Woo nampak bingung, itu...

Pria itu kesal, ayolah. Kau sudah janji akan mengakui semuanya. Apa kau tidak ingat bahwa kau membunuh istri dan anakmu lalu membuang jasadnya?

Mendengar itu, Jung Woo marah dan meninju wajah pria itu.

Setelah itu, Jung Woo naik ke atas meja dan mencengkram kerah pria itu.

Jung Woo : Apa kau bilang? Apa yang barusan kau bilang?

Pria itu marah, kau ini kenapa? Kita sudah menyelesaikan semuanya dengan Jaksa Kang Jun Hyuk. Kau bikin aku jadi gila.

Jung Woo : Kau bilang siapa?

Pria itu : Jaksa Kang yang menangani kasusmu. Kau bilang dia temanmu.

Jung Woo : Maksudmu Jun Hyuk? Kang Jun Hyuk?

Pria itu : Lupakan saja. Tanda tangani saja surat ini. Kalau bukan aku, tidak akan ada yang akan membelamu.

Jung Woo sendiri nampak kaget.

"Jun Hyuk adalah jaksanya?" Jung Woo bertanya-tanya.


Jun Hyuk sendiri tengah menemui psikolog.

Dokter : Jaksa Kang Ju Hyuk. Aku memberikan informasi bahwa Park Jung Woo  kehilangan ingatannya lagi pagi ini.

Jun Hyuk : Ya. Aku juga sudah diberitahu soal itu. Ini adalah kali ke lima. Dan selalu sama setiap kali itu terjadi. Dia selalu bilang dia baru saja mengadakan pesta ulang tahun anaknya semalam dan dia tidur di rumahnya.

Dokter : Dia kehilangan ingatan saat tertidur, seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Di hari keempat setelah insiden terjadi, dia bangun dan tidak bisa mengingat empat hari sebelumnya. Dan sampai 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan selalu begitu. Dan sekarang ingatannya selama 4 bulan ke belakang sudah hilang. Seperti yang kuberitahu sebelumnya, hilang ingatan yang dia alami, berbeda dengan hilang ingatan biasa. Fakta bahwa ingatannya selalu kembali ke 4 bulan yang lalu itu sangat penting. Dia mengatakan sedang mengadakan pesta ulang tahun anaknya dan dia tidur di rumah. Itu adalah masa-masa yang sangat diinginkan olehnya untuk kembali lagi. Setelah hari itu, semua hari yang ia jalani dianggap seperti mimpi buruk seperti yang kau tahu.

Jun Hyuk : Tapi ini bukan yang pertama atau kedua. Apa mungkin seseorang kehilangan ingatannya secara berulang-ulang?

Dokter : Bukan tidak mungkin, meskipun kasus seperti inijarang terjadi. Setelah mengalami kejadian yang membuatnya mengalami trauma yang tidak sanggup ia hadapi, pertahanan dirinya lantas akan muncul. Ini membuat semua orang syok.


Mendengar itu, Jun Hyuk ingat saat dia melihat ruangan Jung Woo digeledah.

Rekannya kemudian datang dan ia langsung tanya kenapa ruangan Jung Woo digeledah.

"Apa kau pernah dengar apa yang terjadi di Wolhwa-dong?"

"Aku dengar dari berita dalam perjalanan  menuju ke sini. Apa mereka benar sudah melimpahkan kasusnya pada kita?"

Rekan Jun Hyuk pun bilang, bahwa tersangka dari kasus tersebut adalah Jung Woo.

Sontak lah Jun Hyuk kaget mendengarnya.


Jaksa Kepala di ruangannya, sibuk menjawab teleponnya yang terus berbunyi karena kasus pembunuhan dengan Jung Woo sebagai tersangka. Disaat sibuk menjawab telepon, ponsel satunya berbunyi.

Jaksa Kepala kaget, apa? Dia disini?

Jaksa Kepala lalu marah, kenapa kau membawanya kesini tanpa memberitahuku?

Jaksa Kepala lantas mengintip keluar jendela.


Jun Hyuk masuk. Jun Hyuk bilang pada Jaksa Kepala kalau Jung Woo tak mungkin jadi tersangka. Jaksa Kepala pun menyuruh Joon Hyuk turun ke bawah.

Jaksa Kepala : Hentikan wartawan dan bawa dia naik.


Para reporter sudah berkumpul di depan kantor kejaksaan. Tak lama mobil polisi datang. Jung Woo dibawa turun dengan tangan terborgol. Para reporter pun langsung mencecar Jung Woo dengan pertanyaan mereka.

"Kau menghadapi tuduhan pembunuhan. Karena membunuh keluargamu."

Detektif yang bersama Jung Woo menyuruh mereka minggir.

Jun Hyuk keluar bersama dua staf keamanan. Melihat Jung Woo yang dikerumuni wartawan, Jun Hyuk menyuruh staf keamanan menghentikan reporter. Jun Hyuk lantas melepas jasnya. Dua staf keamanan memblokade para wartawan. Jun Hyuk pun langsung menutupi wajah Jung Woo dengan jasnya dan bergegas membawa Jung Woo ke dalam.


Hal itu ditonton oleh seluruh Jaksa Kepala di ruangan atasan mereka.

Disebutkan bahwa, seorang jaksa sudah membunuh keluarganya sendiri. Sebuah peristiwa yang tak pernah terjadi sebelumnya. Jaksa kasus pembunuhan Park Jung Woo dar Kantor Pusat Seoul ditahan dan dipindahkan ke kejaksaan pagi ini karena membunuh keluarganya dan membuang jasadnya.


Asisten Jaksa Agung mematikan televisi.

Lalu dia tanya pada Jaksa Kepala Choi, apa yang harus mereka lakukan.

Jaksa Kepala Choi : Aku akan memberikan pengarahan setelah penyelidikan nanti.

Asisten Jaksa Agung : Apa menurutmu mereka akan percaya asas praduga tak bersalah? Kalau kita mengeluarkan pendapat setelah investigasi kita akan dianggap melindungi dan citra kita di mata publik akan jadi semakin buruk. Kau mengerti maksudku, kan?


Jaksa Kepala Choi keluar dari ruangan Asisten Jaksa Agung.

Begitu keluar, Jun Hyuk langsung menghampirinya. Jaksa Kepala Choi bilang, mereka akan lakukan penyelidikan. Jun Hyuk, Jaksa Kepala! Jaksa Kepala bilang, ini adalah kasus yang tak pernah terjadi tubuh kejaksaan.

Jaksa Kepala : Takdir kita ditentukan oleh ini! Kau bisa melakukannya, kan?

Jun Hyuk : Ya?

Jaksa Kepala Choi : Kau ambil alih kasusnya.

Jun Hyuk : Kepala, tapi..

Jaksa Kepala Choi : Ini adalah satu-satunya cara agar Jung Woo bisa menerima keadaan.


Jaksa Kepala Choi lantas masuk ke ruang konferensi pers. Para reporter langsung sibuk dengan pertanyaan masing2.  Jaksa Kepala Choi pun meminta mereka tenang dan mengajukan pertanyaan satu-satu.

Reporter mulai tertib.

Reporter 1 : Aku Oh Joon Suk dari Harian Hankuk. Mohon jelaskan motif dari tindak kriminal yang terjadi.

Jaksa Kepala Choi : Beberapa pertanyaan mungkin akan sama, jadi aku akan menjawab setelah mendengar semua pertanyaan kalian.

Reporter 2 : Aku adalah koresponden pengadilan. Apa benar mereka memiliki masalah keluarga?

Reporter 3 : Aku Lee Suh Yul  dari News Media. Apa ada kaki tangan dalam kasus ini?

Jaksa Kepala Choi bingung menjawab pertanyaan, karena dia sendiri juga masih kaget junior kesayangannya tiba2 dituduh melakukan pembunuhan keluarga.


Jun Hyuk menemui Jung Woo di ruang interogasi.

Jun Hyuk : Apa yang sudah kau lakukan?

Jung Woo memohon pada Jun Hyuk, dia bilang dia harus menemukan Ha Yeon.

Jun Hyuk : Kau yang harusnya mengatakan padaku, dimana dia?

Jung Woo nangis, aku harus menemukannya. Aku harus menemukannya. Putri kesayanganku Ha Yeon.

Flashback end...


Dokter : Ini adalah insting manusia untuk menolah dan menghindari kenyataan ketimbang menerimanya.

Jun Hyuk : Tapi kenapa itu terus terjadi secara berulang?

Dokter : Beberapa orang mencoba menerima kenyataan yang sulit dipercaya. Saat seseorang mencapai batasnya, mereka akan lari dari kenyataan untuk melindungi diri. Salah satunya dengan cara menghapus ingatan mereka sendiri. Tapi ini adalah kejahatan yang dia lakukan. Makanya dia semakin ingin melupakannya. Bagaimanapun, ada satu hal yang mencemaskanku.

Jun Hyuk : Apa itu?

Dokter : Kehilangan ingatan secara berulang mungkin akan membuat Tuan Park berada dalam  kondisi yang semakin parah. Mohon pertimbangkan lagi. Bayangkan dirimu terbangun di suatu pagi dan kau menjadi pembunuh yang sudah membantai seluruh anggota keluargamu. Bulan-bulan berlalu dan kau malah diancam hukuman mati. Bisa kau bayangkan bagaimana perasaanmu?

Jun Hyuk : Sebentar lagi akan ada sidang kedua. Apa menurutmu ada kemungkinan kondisinya akan lebih baik saat itu?

Dokter : Jika dia menerima kenyataan, ada kemungkinan ingatannya akan kembali. Kalau ada sesuatu yang bisa membuatnya menyadari kenyataan itu mungkin akan membantu. Penjara adalah tempat yang benar-benar asing baginya.

Jun Hyuk : Baiklah. Aku mengerti.

Kita ke Pengadilan Pusat Seoul sekarang, dimana sidang sedang berlangsung.

Pengacara Seo Eun Hye berkata pada hakim, bahwa dia akan memanggil saksi berikutnya. Hakim yang merasa lelah, memanggil Eun Hye. Eun Hye mendekat. Hakim pun tanya, kapan Eun Hye akan selesai. Eun Hye bilang dia punya beberapa saksi yang belum memberikan kesaksian.

Hakim : Selesaikan saja.

Eun Hye : Apa? Apa maksudnya itu?

Hakim : Kau sudah melakukan lebih dari cukup.

Eun Hye : Apa maksudnya aku sudah melakukan lebih dari cukup?

Hakim : Semua orang yang duduk di sini, mereka semua adalah saksi, kan? Kau sudah menanyai para saksi lebih dari 3 jam.

Eun Hye : Memangnya kenapa? Apa ada masalah, Pak? Apa kau sedang sibuk?

Hakim : Kau sudah membawa 16 saksi hanya untuk kasus pencurian biasa. Selama pengalamanku menjad hakim, aku tidak pernah melihat sebegitu banyak saksi yang diberi pertanyaan super panjang.

Hakim lantas menyuruh Eun Hye mengakhiri sidang sekarang juga.

Eun Hye menolak. Dia bilang mereka harus melakukannya dengan benar.

Eun Hye : Aku menolak mengakhiri sidang ini.

Hakim marah, kubilang kita akan menyelesaikan ini. Ini adalah perintah dan kebijakan hakim.


Eun Hye menyusul hakim ke ruangan hakim. Eun Hye protes, bagaimana kau bisa melakukan itu? Hidup terdakwa tergantung pada ini. Apa kau melakukan semua persidangan dengan cara ini? Bagaimana bisa kau menghentikanku saat aku sedang melakukan yang terbaik untuk membela klienku?

Hakim : Dimana-mana, ada yang namanya batasan. Aku yakin kau melihat jaksanya. Jaksa melakukan semuanya dengan hanya 2 saksi saja.

Eun Hye : Kenapa bawa-bawa jaksa dalam hal ini? Aku tidak mau mengatakannya tapi kalian berdua alumni dari kampus yang sama, kan?

Hakim : Apa katamu?

Eun Hye : Kalau tidak, kenapa kau berpihak padanya?

Hakim : Bukan itu masalahnya. Persidangan yang harusnya 1 jam malah jadi 5 jam karena kau!

Eun Hye : Persidangan yang hanya memaka waktu 1 jam, itu tidak benar! Kalau semua pengacara sepertimu, bagaimana aku bisa menyelesaikan persidangan dalam 1 hari? Aku bahkan tidak bisa menyelesaikan semuanya walaupun aku begadang semalaman.

Hakim : Jadi kau mau mengambil semua hak terdakwa untuk mendapatkan  pembelaan?

Hakim : Bukan itu maksudku.

Eun Hye : Yang kau katakan barusan memang itu!


Seorang staf masuk dan meminta daftar evaluasi kinerja pengacara publik pada hakim. Hakim memberikannya. Tapi tak lama, dia mengambilnya kembali dan mengambil daftar evaluasi kinerja milik Eun Hye. Hakim lantas merobek daftar Eun Hye. Eun Hye terkejut melihatnya.


Eun Hye lantas berdebat dengan staf yang meminta daftar evaluasi kinerja pengacara publik tadi. Eun Hye membela diri, dia bilang bukankah tugas dari seorang pengacara publik adalah melakukan yang terbaik untuk membela terdakwa yang terkena tuntutan hukum.

Eun Hye : Apa maksudnya aku tidak bisa meminta sidang ulang dan melakukan yang terbaik yang ku bisa? Ini adalah kesalahan Hakim Kim, kan?

Staf bilang bukan hanya Hakim Kim, tapi semua hakim memiliki pendapat yang sama soal Eun Hye.

Staf : Mereka bilang kau malah mengganggu persidangan, alih-alih membuat pembelaan. Kau harusnya jangan berlebihan.

Eun Hye : Berlebihan? Apa maksudmu? Apanya yang berlebihan? Ini tidak adil.
Kau gampang sekali mengatakannya karena ini bukan urusanmu.


Tak lama, pengacaranya Jung Woo datang dan marah2 kepada staf lain.

Pengacara Jung Woo : Dasar gila! Aku menyerah.

Pengacara memberikan surat pengunduran dirinya sebagai pengacara Jung Woo.

Staf : Bagaimana bisa kau melakukan ini sementara sidang ke dua sudah di depan mata? Tahan saja dulu sebentar.

Pengacara : Apanya yang mau ditahan? Apa maksudmu tahan dulu? Lihat ini. Lihat!

Pengacara menunjukkan wajahnya yang lebam akibat ditonjok Jung Woo.

Staf berusaha membujuk pengacara

Staf : Aku akan memotong biaya tapi kasus penganiayaan tidak ada apa-apanya, di bandingkan dengan yang dia hadapi sekarang.

Pengacara : Terserahlah, pokoknya cari saja orang lain.  Aku menyerah. Aku selesai di sini. Mengerti?


Pengacara itu kembali sewot pas Eun Hye tiba-tiba muncul di depannya.

Pengacara : Apa yang kau lihat?

Eun Hye pun mempersilahkan pengacara itu pergi.


Staf yang menerima surat pengunduran diri pengacara itu, frustasi.

Staf : Aissh. Apa yang harus kulakukan dengan semua ini? Berapa banyak pengacara publik yang akan mengundurkan diri? Tidak ada yang mengundurkan diri. Mereka semua menyerah.

Mendengar itu, tiba2 aja Eun Hye bilang akan mengambil kasus itu.

Eun Hye : Kau bilang sudah tidak ada yang tersisa. Kalau aku mengambil kasus ini, pengangkatanku akan dipertimbangkan lagi, kan?

Staf : Tunggu.. Tapi, kita harus menerima persetujuan dulu dari terdakwanya. Bisa kau dapatkan itu?

Eun Hye : Itu tidak masalah. Aku ini ahlinya kalau soal itu.

Eun Hye lantas pergi. Tapi kemudian dia berbalik lagi dan tanya itu kasus apa.


Sekarang di kamarnya, Eun Hye tengah membaca kasus Jung Woo di internet. Eun Hye lantas bertanya-tanya, dari sekian banyak orang kenapa harus Jung Woo. Ingatan Eun Hye lantas melayang ke masa saat dia berhadapan dengan Jung Woo di pengadilan.

Flashback...


Di persidangan, Eun Hye membela terdakwa, seorang ibu rumah tangga yang menikam suaminya karena sering mendapatkan kekerasan dari suaminya. Eun Hye bilang, terdakwa di rumah sakit selama 2 bulan. Terdakwa sudah menderita selama bertahun-tahun karena kekerasan dalam rumah tangganya. Bahkan di malam hari saat insiden terjadi, dia mengalami ketakutan yang luar biasa. Dan penyerangan itu membuatya harus dirawat selama 2 bulan di RS. Dia sadar hidupnya ada dalam bahaya. Dengan instingnya dia menikam suaminya untuk pertahanan diri. Jaksa.  Bukankah itu namanya pertahanan diri?

Saat itu, jaksanya adalah Jung Woo.

Jung Woo : Kau benar. Itu pertahanan diri. Kalau kau bicara kebenaran, ini memang pertahanan diri.

Jung Woo lantas mendekati meja Eun Hye.

Eun Hye : Apa maksudmu aku memberikan informasi palsu?


Jung Woo mau menyentuh meja Eun Hye. Eun Hye yang kesal, menutup berkasnya sambil menatap kesal Jung Woo. Tapi Jung Woo ternyata hanya mau memegang gelas di atas meja Eun Hye. Di atas meja Eun Hye, ada dua gelas dan Jung Woo menggunakan gelas itu sebagai perumpaan.

Jung Woo : Jadi ada kejadian penganiayaan yang menyebabka korban dirawat selama 2 bulan. Dan terdakwa merasa hidupya dalam bahaya karena
penyerangan itu, dan secara tergesa-gesa menikam sebanyak dua kali untuk bertahan. Sebelumnya, ini dianggap pertahanan diri. Itu pendapatmu, ya, kan?

Eun Hye : Ya.

Jung Woo : Tapi bagaimana kalau kau melihat dua kejadian ini secara terpisah? Apa ini namanya masih pertahanan diri?

Eun Hye dan hakim tercengang mendengar pernyataan Jung Woo.

Jung Woo : Penganiayaan terjadi di pagi hari, dan istrinya menikam sang suami di malam hari.

Jung Woo lantas memberikan bukti baru pada hakim.

Jung Woo : Aku memasukkan ini sebagai barang bukti. Berdasarkan pasal 250 dari hukum pidana hukuman dari kejahatan pembunuhan terhadap sang suami, aku menjatuhkan hukuman 5 tahun penjara.


Usai persidangan, Eun Hye pun memanggil Jung Woo. Namun Jung Woo tak peduli dan terus berjalan. Jung Woo terus melangkahkan kakinya, masuk ke dalam kantornya. Eun Hye mengejar Jung Woo sambil memanggil Jung Woo namun Jung Woo masih cuek. Terpaksalah Eun Hye mendahuli Jung Woo.

Eun Hye : Jaksa Park. Kau dengar aku memanggil. Kenapa kau mengabaikanku? Kau benar-benar tidak punya sopan santun.

Jung Woo : Apa kau punya sesuatu lagi untuk dikatakan? Pengacara Publik Seo.

Eun Hye : Kau harusnya menunjukkan belas kasihmu.

Jung Woo : Belas kasih? Aku sudah menunjukkan belas kasih.

Eun Hye : Apa maksudmu?

Jung Woo : Belas kasih yang ditunjukkan oleh seorang jaksa adalah memberikan hukuman yang sesuai berdasarkan hukum yang berlaku.

Eun Hye : Dia hanya mengulur waktu karena anaknya. Dan menjauhkan dia dari anak-anaknya selama 5 tahun adalah kebenaran yang dilakukan hukum, ya kan?

Jung Woo : Pengacara Publik Seo.

Eun Hye : Apa!

Jung Woo : Kalau kau mau menang, kau seharusnya tidak memercayai terdakwa-mu. Kau tahu kenapa kau selalu kalah? Itu karena kau hanya mengambil kasus yang kau sudah tahu kalau kau akan kalah.


Setelah mengatakan itu, Jung Woo beranjak pergi.

Eun Hye sewot dan meneriaki Jung Woo.

Eun Hye : HEI! Aku akan menang di persidangan berikutnya. Lihat saja.

Flashback end...


Eun Hye lantas bertanya-tanya, apa Jung Woo bakal setuju kalau dia jadi pengacaranya.

Eun Hye lalu menatap seragam Jung Woo. Dari sanalah dia sadar kalau Jung Woo masih belum terbukti bersalah.


Eun Hye lantas mengambil kamusnya dan melihat fotonya bersama sang ayah yang dia selipkan di sana.


Tapi kemudian bibinya datang, menyuruhnya makan dan Eun Hye langsung menyembunyikan foto itu.

Bibi : Ada apa? Kau sakit?

Eun Hye : Aku akan segera ke sana.


Ingatan Eun Hye lalu melayang ke masa lalu. Saat itu ia yang masih kecil, menemui ayahnya yang di penjara. Sang ayah berkata bahwa ia tak bersalah dan akan segera bebas. Eun Hye percaya ayahnya tidak bersalah dan berjanji akan mengeluarkan sang ayah dari sana.


Teringat itu, air mata Eun Hye pun jatuh. Namun Eun Hye buru2 menghapus tangisnya. Eun Hye lalu menatap lagi foto Jung Woo yang mengenakan seragam tahanan.

Eun Hye : Kau akan membiarkanku mengambil alih kasusmu, Park Jung Woo-ssi?


Beralih ke Jun Hyuk yang mengunjungi Jung Woo. Jung Woo masih dikurung di sel isolasi saat itu. Sipir membukakan pintu. Melihat Jun Hyuk, Jung Woo pun merasa lega. Lalu dia keluar dan berkata bahwa Ha Yeon pasti menunggunya.

Jung Woo : Ada banyak hal yang harus kulakukan. Ayo pergi. Apa kau bawa mobilmu?

Namun Jun Hyuk menghentikan Jung Woo.

Jung Woo kekeuh mengajak Jun Hyuk pergi. Namun ekspresi Jun Hyuk, membuatnya syok. Jung Woo lantas meminta Jun Hyuk mengatakan padanya bahwa seumua itu salah.

Jung Woo : Katakan padaku ini semua tidak benar. Sekarang! Jun Hyuk, katakan padaku ini semua bohong. Kumohon. Katakan padaku ini semua tidak benar. Kumohon. Katakan padaku ini bohong.

Tangis Jung Woo kemudian pecah. Ia terduduk lemas di lantai dan memohon pada Jun Hyuk untuk mengatakan bahwa itu tidak benar.


Sekarang, Jung Woo sudah sedikit tenang.

Jun Hyuk menunjukkan foto kasus Jung Woo. Diantara foto2 yang ada di meja, ada foto Ji Soo yang menemui pria lain. Jung Woo bertanya, apa benar dia melakukannya.

Jun Hyuk : Sejauh ini, ya.

Jung Woo : Sejauh ini?

Jung Woo pun akhirnya mengerti.

Jung Woo : Aku tahu kau tidak akan membuat kesalahan.


Jung Woo lantas menatap lagi foto Ji Soo bersama pria lain.

Jung Woo : Apa aku mencurigai Ji Soo berselingkuh?

Jun Hyuk : Semuanya tidak jelas kecuali itu.

Jung Woo : Tidak mungkin Ji Soo berselingkuh, Jun Hyuk.

Jun Hyuk : Apa kau benar tidak ingat?

Jung Woo : Tidak. Sama sekali tidak. Aku tidak ingat apa-apa. Hari itu ulang tahun Ha Yeon.

Jun Hyuk : Dokter bilang ada kemungkinan kau bisa mengembalikan ingatanmu yang hilang.


Jung Woo : Hilang? Apa ingatanku sudah rusak? Hei, Jun Hyuk. Kalau begitu kenapa aku masih hidup? Kalau aku membunuh Ha Yeon dan Ji Soo dengan  tanganku sendiri, kenapa aku masih hidup?

Jun Hyuk : Jung Woo-ya.

Jung Woo emosi, katakan! Kenapa aku masih hidup? Kenapa?


Tangis Jung Woo pecah lagi.

Jung Woo lantas berkata bahwa dia tak ingat apapun.

Jung Woo : Ulang tahun Ha Yeon masih terasa baru kemarin, tapi aku tidak bisa mengingat hal lain. Apa yang terjadi pada Ha Yeon?

Jun Hyuk : Kau belum mengingat hal yang paling penting.

Jung Woo pun terdiam. Dia tak bisa menerima kenyataan bahwa dia membunuh Ji Soo dan Ha Yeon.


Tae Soo menggali di banyak tempat untuk menemukan jasad Ha Yeon yang dikuburkan Jung Woo. Namun dia tak bisa menemukan jasad Ha Yeon dimana-mana. Emosi Tae Soo pecah. Tak lama kemudian, Tae Soo bersumpah akan menemukan Ha Yeon apapun yang terjadi.

Bersambung ke part 2...


EmoticonEmoticon