Minggu, 14 Juli 2024

Sinopsis Defendant Eps 1 Part 2

 All Content From : SBS
Sinopsis Lengkap : Defendant
Sebelumnya : Defendant Eps 1 Part 1
Selanjutnya : Defendant Eps 2 Part 1

Di part sebelumnya kan Jung Woo minta dibangunin jam 6 pagi sama Ji Soo karena dia ada rapat pagi. Tapi begitu terbangun, dia justru mendapati dirinya ada dalam sel penjara. Jung Woo yang terlelap, mendengar suara Ji Soo yang membangunkannya. Ingatan tentang Ha Yeon yang bilang pengen kucing, berputar di benaknya. Lalu dia kembali mendengar suara Ji Soo dan Ha Yeon yang berusaha membangunkannya.


Beberapa napi tampak mengelilingi Jung Woo. Seorang napi coba membangunkan Jung Woo. Narapidana 3866, ujar napi itu. Tak lama kemudian, Jung Woo membuka matanya. Melihat dirinya dikelilingi para napi, Jung Woo langsung loncat dari tidurnya karena kaget dan mundur ke dekat jendela. Para napi juga terkejut.


"Kenapa lagi dia. Dia kumat lagi. Apa yang harus kita lakukan?" ucap napi lain sambil beranjak mendekati Jung Woo.


Napi 4207, napi yang coba membangunkan Jung Woo tadi, menyuruh Sung Kyu terus memperhatikan Jung Woo.


Sung Kyu, napi yang berseragam cokelat bergegas ke pintu sambil menatap ke arah Jung Woo. Dia mengulurkan tangannya keluar jeruji sambil memegang sepotong cermin. Lewat cermin itu, dia mencoba melihat apa ada yang datang.


Jung Woo : Siapa kau? Dimana aku?

Napi dengan nomor 2114, yang mendekati Jung Woo tadi, berkata kalau Jung Woo ada di penjara. Sontak lah Jung Woo bingung dan bersikap waspada lebih banyak.

Napi 2114 : Ada apa, tahanan 3866? Karena kau biasa memasukkan orang ke penjara begitu kau yang masuk, pikiranmu jadi kacau, ya?

Jung Woo bilang dia jaksa. Napi 2114 bilang dia tahu.

Napi 2114 : Kau adalah jaksa kasus pembunuhan di Kantor Pusat Seoul. Kau memasukkan banyak orang ke penjara.

Jung Woo : Kau tahu siapa aku?

Napi 2114 : Mengecewakan sekali. Kita mandi bersama kemarin. Kau tidak ingat? Aku bahkan menggosokkan punggungmu.


Jung Woo pun marah dan mencengkram napi 2114.

Melihat itu, napi 4207 langsung menyuruh mereka berdua berhenti. Dia bilang, mereka bisa kena masalah nanti.


Jung Woo lalu menyebutkan nama Ha Yeon dan Ji Soo. Dia pun tanya dimana anak dan istrinya.

Napi yang lain berkata, kalau Jung Woo membunuh mereka.

Jung Woo bingung, apa yang kau bicarakan?

Seraya menunjuk-nunjuk nomor tahan Jung Woo yang berwarna merah, napi itu bilang Jung Woo membunuh mereka dengan tangan Jung Woo sendiri.


Napi 4207  memarahi napi itu.

"Sudah kubilang jangan buat itu jadi bahan bercandaan. Kau tahu kenapa label namanya merah? Itu karena belum ada keputusan apakah dia akan dieksekusi. Apa kau harus menjadikan itu sebagai candaan? Dasar berengsek."

"Dia baru saja makan malam. Saat bangun, dia jadi gila lagi. Aku penasaran kapan dia akan berulah. Sekarang dia akan membuat kekacauan lagi."

Jung Woo sendiri melihat nomor tahanannya dan semakin bingung. Setelah itu, dia bersumpah bahwa dia tidur di rumahnya.


Napi yang bilang kalau Jung Woo udah membunuh Ji Soo dan Ha Yeon pun berkata, kalau Jung Woo udah ada di penjara selama 3 bulan.

Napi itu kemudian menyodorkan cermin besar ke Jung Woo.Dia nyuruh Jung Woo ngaca. Jung Woo terdiam melihat wajahnya di cermin.


Napi 2114 menatap Jung Woo.

Napi 2114 : Aku hampir percaya setiap kali dia begini.

Napi 2246, napi yang paling tua diantara mereka, menyuruh mereka berhenti.


Sung Kyu yang masih memeriksa keadaan diluar, tiba2 berkata, dia datang.

Sung Kyu dan napi yang bilang Jung Woo membunuh Ji Soo dan Ha Yeon, langsung menarik Jung Woo untuk duduk. Jung Woo berkekas kalau kemarin hari ulang tahun anaknya dan dia bersumpah dia tidur di rumahnya.


Sipir datang.

Jung Woo berontak dan mendekat ke pintu, membuat si sipir kaget.

Jung Woo minta izim menelpon.

Sipir : Kau kira ini hotel?

Jung Woo : Izinkan aku menelepon.

Sipir : Sudah saatnya menerima kenyataan.


Sung Kyu pun mendekati Jung Woo.

Sung Kyu : Dia mimpi buruk lagi. Aku akan mengurusnya. Ayo pergi.


Sung Kyu pun memaksa Jung Woo agar duduk.

Sipir memberitahu Jung Woo bahwa Kepala Penjara akan melakukan pemeriksaan dan meminta Jung Woo bersikap baik.

Sipir kemudian pergi.

Sung Kyu pun menyuruh Jung Woo tenang.

Sung Kyu : Tolong tenanglah. Mereka bisa menghukummu lagi.

 Kepala Sipir dan rombongannya datang. Mereka mulai melakukan pemeriksaan narapidana. Mereka diperiksa dengan cara berhitung. Tiba giliran Jung Woo. Namun Jung Woo tak menjawab. Seorang sipir mengintip ke dalam. Karena Jung Woo tak menjawab, Sung Gyu mengambil alih. Dia menyebutkan 5 untuk Jung Woo dan 6 untuk dirinya. Melihat itu, sipir yang mengintip pun memberitahu Kepala Sipir. Kepala Sipir lantas menyuruh sipir membuka pintu.


Pintu dibuka. Kepala SIpir masuk. Begitu Kepala Sipir masuk, yang lain langsung berdiri tapi tidak dengan Jung Woo yang tetap duduk. Di tengah kebingungannya, Jung Woo menyebut nama Ha Yeon dan Ji Soo. Kepala Sipir mendekati Jung Woo. Dia tanya, apa Jung Woo kehilangan ingatan lagi. Jung Woo pun berkata kalau dia harus pulang.

Kepala Sipir : Pulang? Ini adalah rumahmu sekarang.

Kepala Sipir lalu menyuruh Jung Woo bilang padanya jika butuh sesuatu.

Jung Woo pun langsung bilang kalau dia harus menelpon.

Kepala Sipir : Tapi kau sudah tidak punya siapa-siapa yang bisa kau telpon sekarang.


Namun Kepala Sipir tetap meminjamkan ponselnya. Jung Woo pun bergegas menghubungi Ji Soo namun ponsel Ji Soo tak bisa dihubungi meski ia mencobanya berkali2. Jung Woo terkejut. Kepala Sipir lantas mengambil ponselnya dan meminta Jung Woo menerima kenyataan mulai sekarang.


Kepala Sipir beranjak keluar. Jung Woo yang merasa itu tidak masuk akal, langsung keluar dan menerjang Kepala Sipir.

Jung Woo : Ini tidak masuk akal. Aku masih ada di rumah kemarin. Aku bersama Ji Soo. Di mana Ji Soo dan Ha Yeon?

Kepala Sipir marah, lepaskan aku, dasar idiot. Lepaskan.


Sipir lain bergegas memegangi Jung Woo.

Kepala Sipir : Dia masih belum sadar juga. Dia masih berpikir dia itu jaksa. Masukkan dia.


Jung Woo pun dibawa pergi.

Kepala Sipir menatap kepergian Jung Woo dengan wajah sumringah.

Kepala Sipir : Sepertinya jaksa juga tidak keren-keren amat.


Jung Woo dimasukkan ke ruang isolasi. Jung Woo pun berteriak, meminta dibukakan pintu. Dia juga berusaha mendobrak pintu namun percuma.

Jung Woo pun terduduk di lantai. Dia yakin kalau dia tertidur di rumah kemarin.

Jung Woo : Kemarin jelas-jelas adalah ulang tahunnya Ha Yeon. Mana mungkin aku membunuh Ji Soo dan Ha Yeon. Tida masuk akal. Tidak masuk akal sama sekali. Aku tertidur di rumah kemarin. Kemarin adalah ulang tahunnya Ha Yeon.

Di tengah kebingungannya, Jung Woo pun memeriksa luka di telapak kakinya. Luka itu sudah mengering, padahal yang dia ingat Ji Soo baru mengobati lukanya tadi malam.

Jung Woo pun syok. Dia merasa semua itu tidak masuk akal. Tangis Jung Woo kemudian pecah. Dalam tangisnya, ia memanggil2 Ji Soo dan Ha Yeon. Tak lama kemudian, dia teriak, KENAPA!

Narasi Jung Woo terdengar, rasanya ulang tahun Ha Yeon itu kemarin tapi ternyata 4 bulan yang lalu. Aku menjadi narapidana yang membunuh Ji Soo dan Ha Yeon. Aku tidak ingat apapun sama sekali.

4 bulan lalu...

Presdir Cha sedang bersenang2 dengan seorang wanita di sebuah klub. Presdir Cha mengaku bahwa ia bisa mendapatkan wanita mana pun kecuali satu wanita, yaitu wanita yang duduk di sebelahnya. Wanita yang bersamanya pun langsung tertawa.

“Aku pikir kau bukan pria yang menyenangkan, tapi kau sangat lucu. Ini merupakan suatu kehormatan.” Ucap wanita itu.

“Haruskah kita menghabiskan malam bersama?” tanya Presdir Cha.

“Bukankah kau harus pulang?” ucap wanita itu.

“Tidak ada seorang pun yang menungguku.” Jawab Presdir Cha.

“Aku mengerti. Aku akan berpikir tentang hal ini. Boleh aku permisi sebentar?” ucap wanita itu.

Wanita kemudian beranjak pergi dan berbicara dengan seseorang di telepon. Ia berkata, kalau ia berpikir Presdir Cha yang bersamanya adalah Cha Seon Ho, tapi ternyata itu kakaknya Seon Ho yang playboy. Wanita itu kemudian berkata, bagaimana bisa membedakan Seon Ho dengan kakaknya karena mereka mirip tapi meskipun begitu Presdir Cha yang bersamanya tetaplah seseorang yang kaya.


Selesai berbicara dengan temannya, wanita itu berbalik dan terkejut melihat kakak Seon Ho yang sudah berdiri di belakangnya sedari tadi.

Kakak Seon Ho mengambil botol mirasnya, lalu dia beranjak pergi sambil menyeret stik golf dengan tangan satunya. Sambil berjalan, dia meminum mirasnya. Lalu dia mencari2 seseorang. Tapi yang dicarinya tak ada dimana pun. Hingga akhirnya, dia menemukan gadis itu di dalam lemari.

Gadis itu memohon agar kakak Seon Ho melepaskannya.

Kakak Seon Ho : Sudah kubilang bersembunyilah.

Kakak Seon Ho lalu memukul gadis itu berkali2 dengan tongkat golf nya.


Nah sekarang kakak Seon Ho didampingi pengacaranya, tengah diinterogasi Jung Woo. Jung Woo bilang, itu terjadi di villa milik kakak Seon Ho. Korban dipukul dengan senjata yang tak diketahui dan sekarang ada di antara hidup dan mati.

Jung Woo : Kau bertanggung jawab, setidaknya sebagai pemilik villa.

Kakak Seon Ho : Itu villaku, tapi gedung yang kupunya kan bukan cuma itu.

Kakak Seon Ho lalu bertanya ke pengacaranya siapa yang bisa melakukan itu di villanya.

Kakak Seon Ho : Apa kau tahu sesuatu?

Pengacara lantas meminta Jung Woo menunjukkan surat perintah jika mau memeriksa klien nya seperti itu.

Setelah itu, pengacara mengajak kakak Seon Ho pergi.

Kakak Seon Ho lantas berkata akan mencari tahu dan langsung menelpon Jung Woo.


Jung Woo menghentikan kakak Seon Ho.

Jung Woo : Kau harusnya mendoakan korban. Sekarang ini statusnya masih percobaan pembunuhan, tapi kalau terjadi sesatu itu akan jadi kasus pembunuhan.

Kakak Seon Ho : Pembunuhan? Aku tidak tahu soal itu.


Sekarang, Jung Woo dan tim forensik tengah memeriksa villa kakak Seon Ho.

Tapi mereka tak temukan apapun di dalam villa.

Jung Woo melihat lemari, tempat korban mengalami kekerasan.

Tak lama kemudian, Pak Ko datang dan memberitahu Jung Woo kalau mereka menemukan sesuatu.


Jung Woo pun langsung keluar. Petugas keluar dari dalam danau, membawa stik golf yang digunakan kakak Seon Ho untuk melukai korban. Jung Woo melihatnya. Di stik itu, tertulis nama kakak Seon Ho.

Jung Woo : Ini adalah stik golf yang digunakan oleh Cha Min Ho sebagai senjata.


Cha Min Ho pun langsung menjadi pemberitaan di media.

Media : Wakil Presdir Chamyung Grup, Cha Min Ho sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan yang terjadi di villa-nya bulan lalu. Jaksa Park Jung Woo dari Kantor Pusat Seoul menemukan bukti pasti dari tindakan kriminal itu. Wakil Presdir Cha Min Ho sudah mendapat larangan untuk  keluar negeri dan Kejaksaan sedang melacak keberadaannya.


Malamnya, Jung Woo dan tim nya tiba di Grup Chamyung.

Namun mereka dihalangi masuk oleh staf keamanan Chamyung.

Jung Woo lantas menunjukkan surat perintah penangkapan Min Ho.

Para staf berkeras kalau Min Ho tak ada di sana.

Jung Woo : Apa kau mencoba menghentikanku?

Pak Ko merangsek maju. Dia menyuruh mereka semua minggir namun keamanan Chamyung tetap menghalangi mereka.


Tak lama, Seon Ho pun keluar dan melihat mereka. Seon Ho pun mendekati mereka. Jung Woo yang melihat Seon Ho, mengira Seon Ho adalah Min Ho. Seon Ho langsung bilang bahwa dia Seon Ho.

Seon Ho lantas tanya siapa Jung Woo.

Jung Woo : Aku Jaksa Park Jung Woo dari Kantor Pusat Seoul.

Seon Ho : Ada apa ke sini?

Jung Woo nunjukin surat perintah penangkapan Min Ho.

Jung Woo : Ini adalah surat penahanan untuk Cha Min Ho.


Seon Ho : Mohon bekerja sama.

Mendengar itu, keamanan Chamyung langsung minggir.

Jung Woo pun memerintahkan tim nya agar memeriksa kamera CCTV di ruang sekuriti.

Jung Woo dan tim langsung bergerak.


Seon Ho tanya ke staf nya, dimana Min Ho sekarang.

Min Ho sendiri tiduran di apartemennya sambil menonton berita tentang dirinya. Berita juga menyiarkan wawancara Jung Woo. Jung Woo bilang, karena kejaksaan sudah menemukan senjata yang digunakan Min Ho, investigasi kembali akan dilanjutkan. Dan jika Min Ho terbukti bersalah, dia akan dihukum 15 tahun penjara. Jung Woo juga bilang, kejaksaan akan menemukan Min Ho bagaimana pun caranya.

Min Ho kesal, si brengsek itu. Lalu dia tertawa dan berkata itu tidak masuk akal.


Tak lama kemudian, Seon Ho datang.

Seon Ho : Apa kau benar-benar melakukan itu?

Min Ho : Aku tidak tahu. Aku tidak ingat apapun.

Seon Ho kesal, Cha Min Ho!

Min Ho : Kau mengejutkanku.

Min Ho pun meraih botol mirasnya. Dia mau minum lagi tapi dihentikan Seon Ho. Seon Ho berusaha menyadarkan Min Ho. Min Ho yang mulai kesal pun menuding kalau Seon Ho pasti senang.

Min Ho : Kau sekarang diakui sebagai anak dan diakui sebagai pebisnis yang dihormati.

Seon Ho lantas menyuruh Min Ho ikut dengannya. Min Ho tanya, kemana.

Seon Ho : Serahkan dirimu.

Min Ho gak mau, kau mau aku ke sana lagi? Kau tidak dengar aku? Aku akan membusuk di penjara selama 15 tahun. 15 tahun!

Min Ho lantas bilang Seon Ho bisa bicara begitu karena tidak pernah masuk penjara.

Lalu Min Ho menyuruh Seon Ho membelikannya kapal atau sesuatu agar ia bisa melarikan diri. Min Ho bilang itu akan bagus bagi mereka berdua. Dia akan menghilang dan Seon Ho akan memiliki segalanya.

Seon Ho : Apa kau.... berpikir tentang...

Min Ho : Apa? Bukankah itu yang kau inginkan?

Seon Ho : Bukan itu.

Min Ho : Lalu apa? Apa kau mau pergi ke penjara untukku? Benar. Kau bisa menggantikan aku di penjara.

Seon Ho : Aku tidak menyuruhmu membuat masalah. Ini bahkan bukan kali pertama kau membuat masalah.

Min Ho : Siapa yang kau kira membuatku jadi begini?

Seon Ho : Serahkan dirimu. Polisi akan menemukan tempat ini tak lama lagi.


Seon Ho meraih ponselnya. Namun Min Ho mengambil dan membuang ponsel Seon Ho.

Min Ho : Apa yang akan kau lakukan? Apa kau gila? Menyerahkan diri? Apa itu yang kau mau? Demi siapa aku harus menyerahkan diri? Jangan mengajariku soal apa yang boleh dan tidak boleh aku lakukan.


Min Ho lantas mengambil botol miras di meja makan dan beranjak ke jendela. Seon Ho bilang mereka tak punya pilihan. Min Ho lantas menatap pantulan wajah sang kakak di kaca jendela.

Min Ho : Pilihan? Aku punya.. pilihan.


Tiba2, Min Ho beranjak mendekati kakaknya sambil memegang botol miras. Min Ho lalu memukul kepala Seon Ho dengan botol miras. Seon Ho langsung tumbang dengan luka di kepala.

Min Ho kemudian sadar apa yang telah ia perbuat. Dia pun meraih ponselnya. Mau menghubungi seseorang tapi kemudian dia berubah pikiran.

Min Ho lantas mendekati kakaknya. Dia minta maaf dan berkata tidak akan ada orang yang tahu.

Min Ho : Kau ingat? Kau bahkan menggantikanku waktu ujian. Itu benar. Dan kau juga menggantikanku menerima hukuman. Kau ingat itu? Saat kita membuat telepon iseng, tidak ada yang tahu soal itu. Kau adalah kakakku, kan. Kau bisa melakukan ini sebagai kakakku. Bukankah begitu?

Min Ho lantas mengambil jam tangan serta cincin kawin Seon Ho.

Min Ho : Kau sudah banyak menikmati kenyamanan sejauh ini.

Seon Ho : Tidak.

Min Ho : Sekarang adalah waktunya untuk menyerah.


Sekarang, Min Ho menyeret Seon Ho ke balkon. Min Ho sudah memakai pakaian dan aksesoris Seon Ho. Dia berdandan seperti Seon Ho. Dan Seon Ho dia dandani seperti dirinya. Min Ho lalu melempar tubuh Seon Ho ke bawah. Mengira sang kakak sudah jatuh, Min Ho pun berniat kembali ke dalam. Namun dia mendengar suara Seon Ho memanggilnya.

Min Ho melihat ke bawah. Ternyata Seon Ho belum jatuh. Dia berpegangan pada pijakan. Bukannya menolong, Min Ho malah meringkuk di balkon dan menangis. Tak lama kemudian, Seon Ho yang sudah tak kuat lagi bergelantungan, jatuh ke bawah.

Setelah Seon Ho jatuh, Min Ho mencuci tangannya yang berlumur darah Seon Ho. Setelah itu, ia memakai cincin Seon Ho dan menatap pantulan wajahnya di cermin. Tak lama, dia mulai menata rambutnya persis seperti Seon Ho, lalu memakai jam tangan dan kacamata Seon Ho. Setelah itu ia pun kembali menatap pantulan wajahnya di cermin.

Min Ho lalu menulis surat bunuh dirinya.

Min Ho : Aku minta maaf. Wakil Presdir Cha Min Ho.

Usai menulis surat bundirnya, ia pun meninggalkan apartemennya. Gerak-geriknya mulai keluar dari apartemennya, hingga masuk ke lift, terekam ke CCTV.


Di lift, Min Ho menekan tombol lift yang akan membawanya ke lobi. Lalu dia memutar2 cincin kawin Seon Ho di jarinya, dengan wajah tegang. Begitu lift berhenti dan pintu terbuka, ia dikejutkan dengan bellboy yang membawa trolley bag. Di atas trolley bag, ada sebuah keranjang berisikan penggaris panjang. Min Ho terkejut dan langsung menutupi pandangannya karena takut dengan penggaris berujung tajam. Bellboy pun menyingkirkan trolley nya agar Min Ho bisa lewat.


Sampai di lobi, Min Ho masih terlihat cemas melihat orang2 yang memenuhi lobil.

Lalu ketika ada pasangan yang lewat disampingnya sambil membuat vlog, dia sontak menutupi setengah wajahnya dengan tangannya. Dia terus menutupi wajahnya saat beranjak ke pintu keluar.


Begitu tiba di teras, Min Ho menenangkan dirinya sejenak.

Tak lama kemudian, dia pun mulai berjalan. Dia memanggil taksi di depan gedung apartemen. Tapi sopir Seon Ho datang menjemputnya.

Sopir Seon Ho turun dari mobil dan menunggu Min Ho masuk.

Min Ho menatap sopir Seon Ho dengan wajah tegang. Tak lama, porter membukakan pintu mobil untuk Min Ho. Min Ho pun masuk ke mobil.


Sopir Seon Ho yang gak sadar kalau pria yang dijemputnya dalah Min Ho, menanyakan Min Ho. Min Ho pun menyuruh sopir Seon Ho mencarikan kapal untuk Min Ho.

Min Ho : Kirim dia keluar negeri.

Sopir Seon Ho terkejut dengan keputusan Min Ho.

Sopir Seon Ho kemudian tanya, haruskah dia mengantar Min Ho pulang. Min Ho mengiyakan.


Sementara Seon Ho sudah ditemukan. Orang2 berkerumun di sekitaran tempat Seon Ho jatuh. Petugas medis langsung membawa Seon Ho ke ambulans sembari memberikan pertolongan pertama. Seon Ho masih hidup, namun kondisinya cukup parah.


Min Ho tiba di depan kediaman Seon Ho. Namun, ia tak langsung turun dari mobil. Wajahnya masih tegang. Melihat itu, sopir Seon Ho memberitahu kalau mereka udah sampai. Min Ho mengerti dan bergegas turun. Tapi dia lagi2 menghela nafasnya menatap kediaman Seon Ho yang ada di depannya.


Min Ho pun masuk. Ternyata Seon Ho tinggal di apartemen. Min Ho kebingungan harus berjalan ke arah mana. Dia juga tak bisa bertanya pada resepsionis karena takut dicurigai. Di tengah kebingungannya, resepsionis memanggilnya dan memberitahu kalau ada surat untuknya. Min Ho pun mendekat, melihat surat itu. Di surat itu tertera alamat Seon Ho. Min Ho pun jadi tahu dia harus kemana.


Tapi saat tiba di depan pintu rumahnya Seon Ho, Min Ho kembali dibuat bingung karena dia tak tahu kode pintu rumah Seon Ho. Lantaran tak tahu kode pintu Seon Ho, dia memutuskan memencet bel. Tak lama pintu terbuka. Yang membuka pintu istrinya Seon Ho.

Istri Seon Ho : Yeobo, ini tidak benar. Min Ho....

Istri Seon Ho mendadak terdiam melihat pria di depannya. Tak lama, dia memanggil pria di depannya Min Ho.


Dengan ekspresi takut dan bingung, istri Seon Ho melangkah mundur. Min Ho masuk ke dalam rumah. Istri Seon Ho melihat Min Ho dengan tatapan bingung.

Istri Seon Ho : Kenapa kau ke sini, Min Ho? Kaca mata itu..

Min Ho : Yeon Hee-ya.

Tak lama, Min Ho pun mengaku jika dia Min Ho.

Yoon Hee pun kaget.


Bersamaan dengan itu, TV yang menyala di belakang Yeon Ho menampilkan berita tentang Min Ho yang sudah ditemukan dan dibawa ke RS untuk dioperasi setelah melompat dari atas gedung. Media juga menyebut bahwa Min Ho dalam kondisi kritis dan RS tak yakin apa Min Ho bisa sembuh.

Mendengar itu, Yeon Hee pun jatuh terduduk. Tangisnya mulai mengalir.



Min Ho menatap Yeon Hee, kau bisa membodohinya, tak kau tak bisa membodohiku. Aku tahu siapa ayahnya Eun Soo.

Min Ho : Anggap ini sebagai pertukaran dari rahasia-rahasia yang kita punya.

Tangis Yeon Hee pecah dan Min Ho beranjak pergi meninggalkan Yeon Hee.


Jung Woo yang baru mendengar kabar soal Min Ho, bergegas ke RS. Sampai di RS, dia terus ke ruang operasi. Di depan ruang operasi, dia bertemu Pak Ko.

Jung Woo tanya kondisi Min Ho.

Pak Ko : Dia tersangkut di pohon saat jatuh. Tapi gedungnya terlalu tinggi.


Jung Woo dan Pak Ko menunggu Min Ho. Jung Woo bilang, Min Ho bukan tipe orang yang akan bundir.

Jung Woo : Aku janji akan membuatnya berdiri di persidangan.

Pak Ko : Perlahan saja. Dia masuk dioperasi, jadi...


Ponsel Pak Ko berbunyi. Pak Ko menjawab panggilannya, apa? Baiklah.

Setelah itu, Pak Ko ngasih tahu Jung Woo kalau surat bundir Min Ho ditemukan.

Pak Ko : Aku akan pergi dan memeriksanya.

Jung Woo : Tunggu. Aku yang akan pergi.

Jung Woo pun bergegas ke apartemen Min Ho. Di sana, para reporter sudah berkumpul. Begitu sampai di sana, Jung Woo melewati para reporter yang mencecarnya dengan pertanyaan bundir Min Ho dan langsung masuk ke lift.


Sampai di kamar Min Ho, Jung Woo pun langsung menemui detektif penyidik. Dia menanyakan soal surat bundir Min Ho. Detektif pun memberikannya. Jung Woo membacanya. Di sana, Min Ho mengaku itu salahnya. Ada tanda tangan Min Ho juga. Jung Woo menghela nafas.


Jung Woo lantas melihat2 kamar Min Ho. Dia menemukan makanan yang dipesan Min Ho melalui layanan kamar tapi makanan itu belum disentuh Min Ho sama sekali. Jung Woo heran, dia memesan layanan kamar sebelum dia bunuh diri. Petugas yang mengantar makanan bersaksi bahwa Min Ho kelihatan sangat tegang.

Petugas : Aneh sekali, tapi aku akhirnya tahu kalau itu karena dia sedang mabuk.

Jung Woo : Dia mabuk?

Petugas : Ya. Dia bau alkohol.

Jung Woo : Jadi dia bau alkohol.


Min Ho asli tengah melihat jalannya operasi Seon Ho, ditemani para dokter ahli. Min Ho bergumam, hyung, kumohon. Min Ho pun marah dan bergumam lagi, kumohon pergilah. Dokter ahli mengira Min Ho takut Seon Ho gak selamat. Akhirnya dokter ahli menyuruh juniornya masuk ke ruang operasi.


Besoknya, Kepala Jaksa meminta Jung Woo menutup kasus Min Ho. Jung Woo pun tanya dengan alasan apa dia harus menutup kasus tersebut. Kepala Jaksa bilang catatan bundir Min Ho sudah ditemukan. Semuanya selesai.

Kepala Jaksa : Kau tidak perlu bersikeras.

Jung Woo tak setuju, Kepala Jaksa!

Kepala Jaksa : Mereka yang ada di posisi atas tidak akan senang dengan ini. Kau sedang berperang dengan Chamyung Grup. Kalau kau mau menangkapnya, harusnya kau lakukan sebelum dia melompat dari gedung. Kalau sampai dia mati, Chamyung Grup akan menuntut kita, lalu siapa yang akan tanggung jawab?

Jung Woo : Kalau mereka melakukan itu, aku akan mengundurkan diri.

Kepala Jaksa : Park Jung Woo!

Jung Woo : Aku akan mengakhiri ini semua.

Jung Woo beranjak keluar dari ruangan Kepala Jaksa.


Pak Ko di ruangan, langsung mengocek soal surat bundir Min Ho begitu Jung Woo datang.

Pak Ko : Hei! "Semua ini salahku. Cha Min Ho". Dia menulis segalanya dengan sangat rapi. Dia memberitahu kita soal kejadian penganiayaan yang bahkan belum bisa kita selesaikan. Dia harusnya bekerja sama dengan kita. Kenapa juga dia harus loncat?

Jung Woo : Apa kau sudah dapat apa yang kuminta?


Pak Ko pun memberikan laporan yang diminta Jung Woo dan berkata, tidak ada alkohol yang ditemukan dalam darah Min Ho.

Jung Woo : Benarkah?

Jung Woo membaca laporan tes kesehatan Seon Ho. Di sana, tertulis kadar alkohol dalam darah 0%.

Jung Woo pun ingat kata2 pegawai hotel soal Min Ho yang berbau alkohol.


Tak lama, penyidik lain datang memberikan rekaman CCTV hotel. Penyidik tersebut juga bilang orang terakhir yang ditemui Min Ho adalah Seon Ho.

Mendengar itu, Jung Woo mulai curiga dan mengajak rekannya pergi.


Sambil menunggui Seon Ho yang belum sadar, Min Ho memikirkan kata2 seketaris Seon Ho soal polisi yang mengambil salinan CCTV dari rekaman hotel. Min Ho gugup.

Tak lama, Jung Woo datang. Jung Woo menatap Min Ho sejenak sebelum akhirnya mengenalkan dirinya seolah2 mereka baru pertama kali bertemu.

Jung Woo : Senang bertemu denganmu. Aku Park Jung Woo dari Kantor Pusat Kejaksaan Seoul.

Min Ho : Senang bertem denganmu. Aku Cha Seon Ho.

Jung Woo : Sepertinya kita sudah bertemu kemarin.

Min Ho ingat kata2 Seon Ho soal orang kejaksaan datang ke kantor.

Min Ho : Benar. Kau datang ke kantorku kemarin. Sekarang aku ingat. Seperti yang kau lihat, aku sedang sibuk.

Jung Woo : Aku tahu. Aku bisa lihat kok.


Jung Woo kemudian menunjukkan surat bunuh diri Min Ho pada Min Ho. Min Ho membaca surat itu, kemudian berkata bahwa ia tidak mempercayai itu karena Min Ho bukanlah tipe yang mudah putus asa.

“Apa yang kau maksud? Apa kau berbicara tentang dia membunuh seseorang... atau melompat?” tanya Jung Woo.

 Min Ho pun langsung meremas tangannya yang gemetaran, tapi ia mencoba menutupi kegugupannya dari Jung Woo, tapi sayangnya Jung Woo bisa melihat kegugupan Min Ho.

“Apa tujuan dari pertanyaan itu?” tanya Min Ho.

“Hanya saja aku sendiri tidak percaya itu. Cha Min Ho yang aku tahu... bukan tipe yang akan melakukan bunuh diri.” Jawab Jung Woo.

“Aku tahu kalau ini sama mengejutkannya untukmu. Apa tidak ada hal seperti analisis tulisan tangan? Kalau begitu... kita akan bisa mengetahui apa ini ditulis oleh Min Ho.” Ucap Min Ho.

“Yah... Aku rasa kau benar.” jawab Jung Woo.

 “Faktanya, aku pergi menemui Min Ho kemarin. Aku menyuruhnya untuk menyerahkan diri... dan membayar untuk kejahatannya. Seharusnya aku tidak meninggalkannya sendirian di sana.” Ucap Min Ho, lalu membetulkan kacamatanya. Dan Jung Woo terus mengamati gerak gerik pria di hadapannya ini.


Tak lama kemudian, perawat memberitahu bahwa Seon Ho sudah sadar. Jung Woo dan Min Ho pun langsung menemui Seon Ho. Min Ho terkejut melihat Seon Ho yang sudah sadar dan menatap ke arahnya. Seon Ho pun melirik ke arah Jung Woo dan ingin mengatakan sesuatu. Jung Woo yang melihat itu sadar ada yang mau dikatakan Seon Ho. Min Ho yang juga sadar Seon Ho ingin membuka mulutnya, mencoba mendekati Seon Ho. Tapi tiba2 saja, Jung Woo maju duluan mendekati Seon Ho.

Jung Woo : Bicara padaku.


Jung Woo pun terkejut setelah Seon Ho bicara sesuatu, dan tepat setelah itu detak jantung Seon Ho berdiri dan dokter pun berusaha menyelamatkan Seon Ho namun gagal. Min Ho lantas mendekati Seon Ho. Ia menangis dan menyebut namanya sendiri.


Jung Woo sendiri terkejut teringat apa yang dikatakan Seon Ho. Seon Ho mengatakan, Min Ho-ya… dengan suara pelan. Sementara Min Ho yang asli malah terlihat seperti sedang tertawa daripada menangis. Jung Woo menatap Min Ho dengan bingung.

Bersambung...

Next episode :

Jung Woo ingin autopsi dilakukan pada Min Ho, untuk membuktikan Min Ho bundir atau tidak. Min Ho yang takut ketahuan, melarang dengan alasan dia tak ingin Jung Woo membunuh Min Ho dua kali.

Jung Woo ditangkap polisi karena dituduh membunuh Ji Soo dan Ha Yeon.

Jung Woo yang baru ditangkap, merengek pada Pengacara Kang Joon Hyuk bahwa dia harus menemukan Ha Yeon. Joon Hyuk pun meminta Jung Woo mengatakan dimana Ha Yeon.

Jung Woo yang sudah di penjara, ditemui Joon Hyuk. Jung Woo bersikeras kalau dia tidak membunuh Ji Soo dan Ha Yeon.

1 komentar

  1. INNOCENT DEFENDANT DRAKOR KRIMINAL JISUNG KESUKAAN AKU. AKU UDAH LAMA NYARI2 SINOPSISNYA PER EPISODE. IZIN SAVE SINOPSISNYA YA KAK.

    CONNECTION AKU BELUM NONTON. MASIH NONTON DRAKOR LAIN SOALNYA. NEXT EPISODENYA JUNG WOO UDAH DITANGKEP YA KAK. KAK, ABIS DEFENDANT, AKU REQ DRAMA KRIMINAL JISUNG LAIN YA KAK.

    BalasHapus


EmoticonEmoticon