Rabu, 24 Juli 2024

Sinopsis Defendant Eps 3 Part 1

 All Content From : SBS
Sinopsis Lengkap : Defendant
Sebelumnya : Defendant Eps 2 Part 2
Selanjutnya : Defendant Eps 3 Part 2

Jun Hyuk memutar kembali rekaman CCTV dimana seorang seorang pria bermasker memindahkan sebuah koper dari kediaman Jung Woo ke dalam mobil. Setelah memasukkan koper ke dalam mobil, pria itu masuk ke mobil. Di mobil, pria itu membuka maskernya. Dan pria itu adalah Jung Woo. Joon Hyuk pun bertanya-tanya, kenapa Jung Woo melakukan itu.


Kita lalu dibawa ke 3 hari sebelum insiden pembunuhan Wolha-dong.

Min Ho mengunjungi rumah abu Seon Ho. Sambil menatap guci abu Seon Ho, Min Ho ingat ke detik-detik sebelum ia memukul Seon Ho dengan botol miras. Min Ho tanya, apa maksud Seon Ho kalau mereka tak punya jalan keluar. Min Ho pun mendekati Seon Ho sambil memegang botol miras. Dan kejadiannya begitu cepat. Min Ho memukul kepala Seon Ho dengan botol miras.

Flashback end...


Min Ho : Hyung, beristirahatlah dengan tenang.


Jaksa Kepala Choi menemui atasannya, Asisten Jaksa Agung. Asisten Jaksa Agung berkata bahwa ia sudah membahasnya dengan Presdir Cha.

Asisten Jaksa Agung : Chamyung tidak akan mempermasalahkan hal ini.

Asisten Jaksa Agung lantas berkata, bahwa dia menyukai semua hal tentang Jung Woo kecuali sikap keras kepala Jung Woo. Jaksa Kepala Choi pun berkata kalau dia akan berbicara dengan Jung Woo. Asisten Jaksa Agung bilang kalau Jung Woo musuh terburuk Grup Chamyung.

Asisten Jaksa Agung : Aku harus mengusirnya ke pedalaman.

Asisten Jaksa Agung lantas menerima telepon. Dia pun terkejut dan berdiri, ya, apa? Apa maksudmu surat penangkapan?


Asisten Jaksa Agung kemudian menatap Jaksa Kepala Choi.

Asisten Jaksa Agung : Apa kau memberinya izin?

Jaksa Kepala Choi bingung, siapa?

Asisten Jaksa Agung marah, beraninya dia mengganggu Presdir Cha. DIMANA PARK JUNG WOO!


Detekfif Ko bersama penyidik kejaksaan lain berlari menghampiri Jung Woo. Detektif Ko tanya ada apa. Jung Woo bilang, dimulai dari ponselnya. Dan saat hendak menaruh ponselnya ke dalam sebuah kantung, Jaksa Kepala Choi menelpon. Jung Woo tak menjawab dan memasukkan ponselnya dalam kantung yang dipegangnya.


Berikutnya, Detektif Ko yang dihubungi Jaksa Kepala Choi.

Detektif Ko pun tanya mereka harus gimana.

Jung Woo menyuruh Detektif Ko dan yang lain memasukkan ponsel mereka ke dalam kantung.


Detektif Ko dan yang lain nurut.

Jung Woo : Kita sudah pergi ke sauna hari ini, ya? Ayo pergi.


Dalam perjalanan, Detektif Ko kaget mengetahui niat Jung Woo yang mau menangkap Seon Ho. Detektif Ko tanya alasannya. Jung Woo bilang dia akan beritahu nanti.

Detektif Ko : Chamyung baru saja tenang... setelah kematian Cha Min Ho. Kalau Asisten Jaksa Agung tahu, habislah kita. Orang-orang dari Chamyung...


Detektif Ko pun memilih turun dari mobil. Namun Jung Woo menghentikannya.

Jung Woo : Detektif Ko, kau menjadi sangat lemah.

Detektif Ko : Aku selalu lemah. Aku akan turun. Hentikan mobilnya.

Jung Woo : Kupikir kau bilang kita akan tetap bersama sampai mati.

Detektif Ko : Tunggu, Jaksa Park, apa Kepala Jaksa Choi mengetahuinya?

Jung Woo : Jika mati, aku akan mati sendirian. Dia harus dipromosikan tahun ini.

Detektif Ko : Astaga, kau membuatku gila.


Jung Woo pun menatap kartu tanda penduduk Min Ho. Di belakangnya, ada sidik jari Min Ho. Jung Woo lantas berkata dalam hatinya.

Jung Woo : Entah kau berbuat apa dengan sidik jari di NISI, tapi kau tidak akan lolos kali ini.

Min Ho yang lagi menemani para investor berkeliling pabriknya, dihubungi oleh orang suruhannya. Orang suruhan Min Ho ini adalah orang yang membunuh dokter forensik dan bos Cheol Sik. Dia memberitahu Min Ho bahwa surat perintah penangkapan sudah diterbitkan dan menyuruh Min Ho kabur. Min Ho terkejut mendengarnya.

Tak lama kemudian, Min Ho melihat mobil kejaksaan datang. Ia pun berusaha bersikap tenang di depan para investor dan menyuruh seketaris Seon Ho menemani para investor. Seketaris Seon Ho mengerti dan langsung meminta para investor mengikutinya.


Setelah para investor pergi, Min Ho pun bergegas lari ke dalam pabrik kimianya. Jung Woo melihatnya, dia disana.

Jung Woo dan 3 rekannya pun berpencar di dalam pabrik mencari Min Ho. Setelah beberapa menit berputar2 di dalam pabrik, Jung Woo akhirnya menemukan Min Ho.

Jung Woo lantas menunjukkan kartu milik Min Ho yang ada sidik jari Min Ho.

Jung Woo : Ayo pergi diam-diam, Direktur Cha. Ada tamu-tamu di sini. Kenapa kau tidak menyerah sekarang? Pikirkan orang-orang yang kamu sakiti dan bunuh. Kini kau bahkan membunuh Cha Seon Ho. Jika menjadi Cha Seon Ho, pikirmu kmu akan bisa lolos?

Min Ho pura2 bego, Jaksa Park. Apa maksudmu?

Jung Woo : Inilah akhir riwayatmu. Cha Min Ho.


Min Ho tak kehabisan ide. Dia memegang tabung kimia yang sangat panas, sehingga jari-jarinya mulai terbakar. Dia melakukan itu agar Jung Woo tak bisa memeriksa sidik jarinya. Setelah itu, dia memperlihatkan sidik jarinya yang sudah rusak ke Jung Woo.

Min Ho : Park Jung Woo, kau tidak akan bisa menangkapku.

Jung Woo murka, CHA MIN HO!


Sekarang Min Ho menghadiri sebuah perayaan di hotel. Min Ho menyambut seorang menteri yang datang. Pria itu melihat tangan Min Ho yang diperban.

Menteri : Presdir Cha, tanganmu tidak apa-apa?

Min Ho pun berdalih bahwa ada kecelakaan kecil saat ia memeriksa pabrik. Min Ho lalu menyuruh menteri tersebut masuk ke dalam.


Min Ho kemudian melihat Jung Woo yang sedang memata2inya. Jung Woo langsung menyembunyikan dirinya begitu Min Ho melihat ke arahnya. Jung Woo lantas meraih ponselnya dan kembali mengintip Min Ho. Tapi Min Ho tiba2 muncul di hadapannya, dan Jung Woo pun langsung pura2 menelpon.

“Iya, Detektif. Kenapa kita makan siang di hotel mahal? Sudahlah, ke sini saja.” Ucapnya, pura2 bicara di telepon.


Jung Woo lalu menyapa Min Ho.

Jung Woo : Astaga, Presdir Cha. Kenapa kau ke sini?

Min Ho : Haruskah kita berbicara?


Keduanya lantas bicara di atap gedung. Jung Woo berkata, dia harus makan. Lalu dia tanya ada apa. Min Ho pun menunjukka tangannya yang diperban. Dia bilang itu cukup menyakitkan.

Min Ho lalu berbisik dan mengatakan bahwa Jung Woo benar.

Min Ho : Aku Cha Min Ho. Cobalah buktikan bahwa aku Cha Min Ho.


Jung Woo diam saja sambil menatap tajam Min Ho.

Min Ho kemudian mengaku bahwa dia hanya bercanda.

Min Ho : Hanya saja kau sangat ingin mendengar hal ini. Kalau begitu, silakan nikmati makananmu.


Min Ho mau pergi tapi ditahan Jung Woo.

Jung Woo : "Aku Cha Min Ho." "Aku, Cha Min Ho! Cha Min Ho. Akan kupastikan kau mengatakan itu dengan mulutmu sendiri.

Min Ho : Semoga berhasil.

Min Ho pun beranjak pergi.


Setelah Min Ho pergi, Jung Woo pun mengeluarkan alat perekam dari balik jasnya dan memutar alat tersebut. Sambil mendengarkan rekaman suara Min Ho yang mengaku semuanya, Jung Woo berkata kalau Min Ho gak akan bisa mengubah suara yang ada di dalam alat perekam itu.


Besoknya, para reporter menunggu Jung Woo di ruangan konferensi pers. Mereka bingung kenapa Jung Woo mengumpulkan mereka sepagi itu. Tapi Jung Woo tak kunjung datang, membuat reporter2 itu kesal. Jung Woo juga tak bisa dihubungi. Lalu tak lama, para reporter menerima berita yang mengejutkan soal Jung Woo. Mereka juga mendapatkan rekaman saat Jung Woo yang mengenakan masker, memindahkan koper dari rumah ke mobil.

Eun Hye pergi ke kantor polisi. Dia mencari Detektif Oh Jong Min. Seorang detektif memberitahu Eun Hye yang mana Detektif Oh Jung Min. Eun Hye pun menghampiri Detektif Oh Jong Min.

Eun Hye : Jika ada waktu, bisakah kita bicara sambil minum kopi?

Detektif Oh : Oh, kau yang menelpon tadi? Tentu. Sebelah sini.


Mereka pun duduk di koridor. Detektif Oh mengeluh, kursinya dingin, sambil memegang cangkir kopinya. Eun Hye memberikan kartu namnya.

Detektif Oh : Bukankah kasusnya hampir ditutup? Kudengar sidang kedua sebentar lagi. Di sini juga sama tegangnya. Belum pernah ada jaksa yang melakukan pembunuhan.

Eun Hye : Benar.

Detektif Oh : Terlebih lagi, dia jaksa veteran untuk kasus pembunuhan. Aku bertemu dengannya beberapa kali saat menyelidiki kasus ini. Kau tahu apa hal pertama yang dikatakan Jaksa Park?

Eun Hye : Apa yang dia katakan?


Kita diperlihatkan flashback saat Jung Woo mengaku pada Detektif Oh bahwa dia membunuh Ji Soo. Jung Woo menangis saat mengaku membunuh Ji Soo. Dia nampak seperti orang yang sedang tertekan.

Eun Hye : Benarkah? Kau yakin tidak salah dengar?

Detektif Oh : Aku mendengarnya dengan jelas.

Eun Hye : Apakah ada lagi? Apa dia mengatakan hal lain?

Detektif Oh : Dia langsung menjalani penuntutan.


Eun Hye pun berpikir sambil mengulangi kalimat Jung Woo.

Eun Hye : "Aku membunuh Ji Soo".

Detektif Oh : Itu menjawab semuanya.

Eun Hye : Menurutmu siapa yang membunuhnya?

Detektif Oh : Sudah jelas, tidak diragukan.

Eun Hye : Tidak diragukan?

Detektif Oh : Jaksa Park. Kami memiliki motif dan bukti.

Eun Hye : Motif?

Detektif Oh : Sudah jelas, bukan? Perzinaan.

Eun Hye : Pria yang berselingkuh dengannya bahkan belum ditemukan.

Detektif Oh : Meski begitu, ada bukti nyata bahwa dia membunuh istrinya. Seseorang tidak bisa dihukum mati jika tidak ada bukti.

Eun Hye : Bisakah aku mendapatkan salinan video reka ulang? Aku tidak bisa menemukannya.

Detektif Oh : Kami tidak memilikinya.

Eun Hye : Apa?

Detektif Oh : Itu ada di kantor kejaksaan.

Eun Hye : Kenapa?

Detektif Oh : Dia seorang jaksa di kejaksaan. Mereka tidak akan mau videonya tersebar. Bukankah kau pengacaranya? Tapi kau tidak punya salinannya?

Mendengar itu, Eun Hye tertawa dan berdalih bahwa dia memiliki banyak kasus untuk ditangani.

Eun Hye : Aku pasti kebingungan. Jika kau mengingat hal lainnya, tolong beri tahu aku. Aku akan mentraktirmu kapan-kapan.


Eun Hye pun mulai beranjak.

Detektif Oh : Jangan berusaha terlalu keras. Ini kasus yang jelas.

Eun Hye terdiam sejenak mendengar kata2 Detektif Oh itu sebelum akhirnya dia beranjak pergi.

Eun Hye kemudian duduk di sebuah kafe. Tak lama, temannya datang dan memberikan hal yang Eun Hye minta. Temannya, seorang gadis bernama Yeo Min Kyung, menaruh flashdisk di atas meja.

Min Kyung : Eun Hye-ya, jangan beri tahu siapa pun bahwa aku memberimu ini.

Eun Hye : Aku tidak akan bilang kepada siapa pun. Kau tahu aku pandai menyimpan rahasia. Karena itulah aku disebut Eun Hye yang Loyal, kau tahu.

Min Kyung : Kenapa kau sangat tertarik dengan kasus ini?

Eun Hye : Apa? Aku hanya berusaha mencari nafkah. Jika kehilangan kasus ini, aku bisa kehilangan pekerjaanku. Aku tidak memiliki ayah atau paman yang bisa menggunakan pengaruhnya.

Min Kyung : Kau... Seo Eun Hye.

Eun Hye : Salahku. Maafkan aku. Aku lupa. Aku bersyukur punya teman sepertimu. Terima kasih.

Di sel nya, Jung Woo terus menatap foto Ji Soo yang menemui pria lain. Dia pun memikirkan kata2 Jun Hyuk tentang semuanya yang terbakar kecuali yang satu itu, foto Ji Soo dengan pria lain. Jun Hyuk kemudian tanya, apa Jung Woo sungguh tidak ingat.

Jung Woo menolak percaya Ji Soo punya hubungan gelap dengan pria lain.

Jung Woo : Tidak. Tidak.

Jung Woo kemudian berteriak marah, TIDAK!


Wooruk yang duduk di sebelah Jung Woo terkejut dan langsung memegangi telinganya yang sakit akibat teriakan Jung Woo.

Moongchi, Tahanan 2114 pun tanya, apa Wooruk baik-baik saja.

Moongchi : Apakah kau berdarah?


Wooruk pun berdiri dan melabrak Jung Woo.

Wooruk : Tahanan 3866. Kau pikir hanya kau yang ada di kamar ini? Apa kami hanya boneka yang tergeletak?

Miryang pun bergegas menghentikan Wooruk.

Miryang : Ayolah jangan begitu. Hentikan. Ingatannya baru hilang lagi dua hari lalu.


Moongchi : Hei, kau pasti merasa nyaman di dalam sini. Orang-orang mungkin membiarkanmu karena dahulu kau seorang jaksa, tapi tidak seperti itu di sini. Jika kau tidak mau dipukuli, diamlah. Kau mengerti?

Sung Gyu pun berusaha membujuk Moongchi agar berhenti bicara.

Sung Gyu : Ayolah. Jangan seperti itu.

Moongchi : Sung Gyu-ya, kau harusnya memberitahu dia yang sebenarnya.

Sung Gyu : Aku harus apa?

Moongchi : Alasan orang-orang tidak memukuli Tahanan 3866.


Wooruk pun mendekatkan wajahnya ke Jung Woo.

Wooruk : Kau sungguh berpikir kami tidak memukulimu karena kamu Tuan Jaksa? Tidak. Kami tidak memukuli dua tipe orang di sini. Seorang penjahat ekonomi yang kaya atau tahanan hukuman mati yang akan segera mati dan pergi ke atas sana.


Jung Woo marah dan menyerang Wooruk. Dia menyuruh Wooruk diam tapi Wooruk terus membuat Jung Woo emosi.

Wooruk : Kau lihat ini? Kau tidak pernah tahu apa yang akan dilakukan para tahanan hukuman mati ini. Dia membunuh keluarganya. Dia tidak bisa melakukan apa?

Jung Woo : Jaga ucapanmu.

Sung Gyu pun berusaha menjauhkan Jung Woo dari Wooruk. Dia juga meminta Jung Woo untuk tenang.

Tahanan 4207 keluar dari kamar mandi dan melihat keributan itu.

Tahanan 4207 : Apa yang terjadi disini?

Jung Woo bilang dia akan membunuh Wooruk.

Tahanan 4207 : Katakan! Kalian semua mau mati!

Tahanan 4207 lantas memukul kepala Wooruk dengan gulungan kertas.

Tahanan 4207 : Besar sekali nyalimu. Bisa-bisanya kau macam-macam dengan tahanan hukuman mati?

Jung Woo mendengus kesal mendengar kalimat Tahanan 4207.

Tahanan 4207 : Aku hanya bercanda. Itu bahkan belum pasti.


Tahanan 4207 lantas mengajak yang lain mengenalkan diri sekali lagi.

Wooruk protes. Dia bilang mereka selalu melakukan itu setiap kali Jung Woo hilang ingatan.

Tahanan 4207 : Lagi pula, kita tidak ada kesibukan. Kita hanya menghabiskan waktu. Untuk Tahanan 3866, kita semua orang asing.

Tahanan 4207 lalu menatap Jung Woo.

Tahanan 4207 : Bukankah begitu, Tahanan 3866? Benar, bukan?

Jung Woo diam saja dengan napasnya yang memburu.

Tahanan 4207 : Biar aku yang memulai. Sebelum aku masuk ke sini, aku memiliki beberapa tempat judi.

Moongchi : Kita mulai lagi. Ini setidaknya akan butuh 10 menit.

Tahanan 4207 : Sepuluh menit, satu jam, kita hanya punya waktu.

Moongchi : Silakan.

Tahanan 4207 : Aku memiliki banyak uang...

Moongchi : Pacar, serta mobil-mobil bagus.

Wooruk : Dia makan banyak makanan lezat dan juga sering ke toilet. Ada banyak catatan kejahatan juga.

Mendengar itu, Sung Gyu dan Miryang tertawa.

Wooruk dan Moongchi pun tos.

Tahanan 4207 mendengus kesal, sialan kalian semua.

Tahanan 4207 : Karena ini kita sering makan makanan yang dibawa dari luar. Siapa lagi yang makan seperti kita?

Moongchi : Aku tahu. Itu hanya lelucon. Kau tahu kami bersyukur, bukan?

Tahanan 4207 : Aku dilaporkan karena tempat judi dan dihukum tiga tahun penjara.

Tahanan 4207 lantas menyuruh Miryang mengenalkan diri.

Miryang sambil menggaruk kepalanya berkata, kalau terjadi masalah dan dia membunuh dua orang.

Mendengar itu, Wooruk menyindir Jung Woo lagi.

Wooruk : Kau dan Tahanan 3866 sama.

Sung Gyu langsung menegur Wooruk, hei jangan begitu.


Tahanan 4207 memukul kepala Wooruk.

Tahanan 4207 juga memperingatkan Wooruk agar tidak mewarnai label nomor tahanan Jung Woo lagi.

Tahanan 4207 : Jika kau mewarnai tanda nomornya dengan warna merah lagi, kau sama saja mati.


Moongchi : Mari lewatkan orang tua itu. Hatiku sedih setiap mendengarnya.

Tahanan 4207 lantas berkata jika Miryang terlihat awet muda.

Tahanan 4207 : Mungkin itu karena kamu sudah lama tinggal di sini.

Miryang hanya tersenyum mendengarnya.

Moongchi melihat itu.

Moongchi : Astaga, dia senang sekali.

Mereka semua tertawa.

Tahanan 4207 lantas menepuk tangan Wooruk.

Tahanan 4207 : Baiklah. Rockfish.

Wooruk : Aku bukan Rockfish.

Moongchi : Dengan wajahmu itu, seharusnya bersyukur untuk rockfish.

Wooruk : Apakah kau gila? Wajahmu... Berikan wajahmu pada seekor anjing.

Moongchi : Apa kau baru saja mengumpat ibuku?

Wooruk : Aku tidak bilang kamu anak anjing. Hanya berikan wajahmu pada anjing.

Moongchi : Kau bilang ibuku seekor anjing.

Wooruk : Aku tidak macam-macam dengan keluarga.

Moongchi : Kakek dan nenekku pasti anjing juga.

Wooruk : Ada apa denganmu?


Tahanan 4207 menghentikan mereka.

Tahanan 4207 : Kau mau melanjutkan?

Wooruk : Tidak.

Tahanan 4207 menatap Moongchi, kau?

Moongchi : Tidak.


Tahanan 4207 : Ayo lanjut ke Tahanan 3866.

Jung Woo : Bisakah aku lewat?

Moongchi : Tidak bisa. Kami melakukan ini untukmu.

Tahanan 4207 :  Kau harus menceritakannya di sini untuk melepaskan beban.

Jung Woo : Aku tidak ingat.

Tahanan 4207 : Tidak apa-apa. Semua orang di sini pernah berbuat dosa. Katakan saja kepada kami.


Moongchi : Kau sungguh tidak ingat? Ini bukan film. Bagaimana ingatanmu bisa hilang?

Tahanan 4207 : Dokter bilang itu bisa saja terjadi. Kita melihatnya kali terakhir.


Moongchi : Kita sudah melihatnya, tapi bisakah kita memercayainya?

Semuanya lantas menatap ke arah Jung Woo.

Jung Woo tak bisa mengatakan apapun karena dia juga tidak ingat.


Sipir lantas menyuruh para tahanan bersiap.

Wooruk dan Moongchi penasaran roti macam apa yang akan mereka dapatkan hari itu.


Sekarang Tahanan di Gedung 3 dan 4 tengah mengikuti kebaktian. Wooruk bercanda, ia membentuk roti yang didapatnya menjadi bentuk love dan menunjukkannya ke kelompok paduan suara. Tahanan 4207 pun memukul kepala Wooruk.


Moongchi menangis haru dan mengucapkan terima kasih telah memberi roti harian pada mereka.


Sung Gyu memejamkan matanya.


Jung Woo yang juga memegang satu buah roti, menangis.

Ia mengingat kenangannya bersama Ji Soo dan Ha Yeon.


Dimulai dari saat dia dan Ji Soo menemani Ha Yeon yang masih balita bermain. Mereka tampak sangat bahagia. Jung Woo dan Ji Soo lantas saling berpandangan dengan tatapan penuh cinta. Jung Woo pun mencium kening Ji Soo, lalu merangkul Ji Soo.


Kemudian Ha Yeon membangunkan Jung Woo yang masih tidur. Ha Yeon loncat2 di kasur. Karena Jung Woo tak bangun juga, Ha Yeon menciumi wajah Jung Woo. Ji Soo datang. Bersama Ha Yeon, Ji Soo membangunkan Jung Woo. Suara itulah yang didengar oleh Jung Woo sebelum dia kehilangan ingatannya.

Flashback end...


Jung Woo : Ji Soo-ya, Ha Yeon-ah.

Jung Woo menahan kepedihannya.


Min Ho tengah memimpin rapat.

Min Ho : Chamyung bukan sekadar merek dan bukan sekadar nama. Sebagai perwakilan perusahaan di negara ini, kami harus memuaskan konsumen dan menjadi contoh masyarakat juga.


Min Ho dan Yeon Hee lalu diwawancara.

Min Ho : Meski dalam kesulitan, ayahku mengubahnya menjadi peluang untuk membangun Chamyung sejauh ini. Aku hanya mengikuti ayahku dan melaksanakan wasiatnya.

Jurnalis yang mewawancarai Min Ho, memuji Min Ho.

Jurnalis : Anda memang pria yang rendah hati. Bagaimana hubungan anda dengan istri anda? Kudengar kalian berdua berkencan sejak belajar di Harvard. Apakah dia masih membuat jantung anda berdebar?

Min Ho : Aku masih merasa seperti itu, tapi entah dengannya. Aku tidak terlalu yakin.

Yeon Hee : Terkadang aku tidak percaya bahwa dia suamiku.

Yeon Hee menatap Min Ho.

Yeon Hee : Dia tampak seperti pria baru setiap harinya.

Min Ho tegang mendengar ucapan Yeon Hee.

Jurnalis : Kurasa dia memperlakukan anda dengan sangat baik.

Yeon Hee : Apakah seperti itu kelihatannya?


Jurnalis : Aku sangat iri dengan kalian berdua. Benar juga. Aku melihat foto keluarga kalian. Anak anda terlihat persis seperti anda, Presdir Cha. Apakah kalian memiliki rencana untuk memiliki anak kedua?

Yeon Hee merasa tak nyaman dengan pertanyaan itu. Min Ho yang tahu itu, langsung menggenggam tangan Yeon Hee dan bergegas menjawab pertanyaan jurnalis.

Min Ho : Aku selalu menginginkan anak lagi. Tapi aku berjanji kepadanya akan mengikuti keputusannya. Aku juga memiliki beberapa hal untuk dilakukan. Jadi, untuk sementara waktu, hanya akan ada Eun Soo dan kami.

Yeon Hee terdiam menatap Min Ho.

Jurnalis : Mari kita akhiri dengan berfoto.

Yeon Hee memaksakan senyumnya saat dia dan Min Ho dipotret.


Setelah para wartawan itu pergi, Min Ho memuji Yeon Hee.

Min Ho : Kau hebat.

Min Ho lalu tanya apa jadwal dia berikutnya.

Seketaris Seon Ho bilang Min Ho ada rapat dengan Pak Cho dari Grup SB 30 menit lagi.


Min Ho menatap Yeon Hee.

Min Ho : Astaga. Tadinya aku mau minum teh denganmu.

Yeon Hee : Tidak apa-apa.

Min Ho : Kalau begitu, sampai bertemu di rumah.

Min Ho pun pergi.

Yeon Hee terdiam menatap kepergian Min Ho.


Min Ho masuk ke ruangannya.

Sebelum masuk, dia berpesan pada seketaris yang stay di depan ruangannya kalau dia ingin istirahat dan tak ingin menerima siapapun.


Setibanya di dalam, Min Ho membuka ruangan rahasia yang ada di dalam ruangannya dan masuk ke sana. Di sana, banyak sekali foto2 dan juga berkas2 berisi data2 rekanan Seon Ho.


“Presdir Cho dari SB Group.” Ucapnya sambil mencari2 foto Presdir Cho diantara ribuan foto. Tak lama kemudian, ia menemukan foto Presdir Cho dan langsung mencari data Presdir Cho di meja.

Di selnya, Jung Woo terus membaca berkas kasusnya. Wooruk yang melihat itu, menyindir Jung Woo. Dia bilang tidak ada gunanya Jung Woo terus membaca itu.

Wooruk : Itu tidak akan membangkitkan istri dan putrimu kembali. Kenapa kau harus membunuh mereka?

Tahanan 4207 kesal dan menendang Wooruk.

Tahanan 4207 : Astaga, hentikan! Hentikan!

Wooruk membela diri.

Wooruk : Apa perkataanku salah?


Moongchi menyarankan Sung Gyu untuk tidak menikah.

Dia menunjukkan Jung Woo sebagai contohnya dan menyuruh Sung Gyu tetap melayang.

Sung Gyu hanya tersenyum dan memberikan Moongchi segelas air.


Jung Woo terus menatap berkas kasusnya.

Lalu dia bertanya2, apa benar dia membunuh Ji Soo dan Ha Yeon. Tangis Jung Woo menyeruak keluar.


Sambil membaca berkas kasus, kita diperlihatkan flashback yang terjadi, sesuai yang tertulis di dalam catatan kasus.

Jung Woo meminta penjelasan Ji Soo soal foto Ji Soo yang menemui pria lain. Ji Soo pun berkata dia akan jelaskan soal foto itu.

Jung Woo berteriak, siapa dia? Aku tidak percaya kamu berselingkuh dariku.

Ji Soo : Tolong jangan berisik. Ha Yeon sedang tidur.

Jung Woo : Kenapa kau melakukan itu jika sangat memedulikannya? Kenapa? Kenapa kau melakukannya?


Adegan kemudian beralih pada Ji Soo yang terkapar di lantai dengan luka tusuk. Usai menusuk Ji Soo, Jung Woo pun ke kamar Ha Yeon.


Jung Woo melihat Ha Yeon tertidur pulas.

Tak lama, Jung Woo masuk ke kamar Ha Yeon.


Setelah itu, Jung Woo memasukkan sebuah koper besar ke dalam bagasi mobil.


Di catatan kasus tertulis, Terdakwa Park Jung Woo mulai bertengkar dengan istrinya, Yoon Ji Soo, tentang perselingkuhan. Saat pertengkaran, dia membunuh istrinya akibat marah dan mencekik putrinya, Park Ha Yeon. Lalu, dia membuang mayatnya dalam sebuah koper.


Tangis Jung Woo kian deras. Jung Woo yang tak sanggup lagi membaca itu, menutup berkas kasusnya. Tak kuat menahan rasa sakit di dadanya, emosi Jung Woo membuncah. Dia berteriak sekencang-kencangnya, meluapkan emosinya. Sontak saja, yang lain kaget.

Jung Woo kemudian bertanya-tanya apa benar dia melakukan itu.

Jung Woo : Ji Soo-ya. Ha Yeon-ah. Aku harus pulang. Aku harus pulang.

Jung Woo mengatakan itu dengan wajah penuh tekad.

Bersambung ke part 2...


EmoticonEmoticon