Senin, 03 Juni 2024

Sinopsis Connection Eps 3 Part 1

 All Content From SBS
Sinopsis Lengkap : Connection
Sebelumnya : Connection Eps 2 Part 2
Selanjutnya : Connection Eps 3 Part 2

Berkat kegigihannya memberantas narkoba, Jang Jae Kyeong, mendapatkan promosi. Dia naik jabatan. Kepolisian Anhyeon bahkan menyebut satgas narkoba adalah kebanggaan mereka.


Jae Kyeong menerima pesan dari 1882. Dia diminta datang ke Stasiun Jeonghoon.

Jae Kyeong ditemukan Chang Soo terduduk di Stasiun Anhyeon.

Chang Soo : Kapten.

Jae Kyeong tampak linglung.

Jae Kyeong : Apa anda lupa menyuruh saya datang ke sini?


Jae Kyeong diberitahu halmeoni bahwa pistolnya diambil pria itu. Sebelumnya, pistol Jae Kyeong direbut oleh seorang pria yang Jae Kyeong kejar dari stasiun Jeonghoon. Setelah sempat bertarung di halaman rumah halmeoni, pria itu merebut pistol Jae Kyeong. Jae Kyeong berusaha sekuat tenaga dan berhasil mengeluarkan peluru dari pistolnya yang dipegang pria itu.


Di toserba, Jae Kyeong terdiam menatap pil narkoba. Jae Kyeong ingat pil itu yang dikonsumsi oleh Young Mi dan tengah diselidiki kantornya.

Jae Kyeong yang tengah di perjalanan, menerima pesan dari 1882.

1882 : Minumlah obatnya dan kita jumpa sebentar lagi.


Jae Kyeong yang terduduk di lantai di depan mejanya, menatap kedua tangannya yang gemetaran.

Jae Kyeong : Gejala penyakit terus gemetar. Ini reaksi penolakan obat.


Jae Kyeong turun dari taksi dan muntah.

Setelah muntah, Jae Kyeong terduduk sambil memeluk lututnya di trotoar. Dia bingung harus bagaimana sekarang.


Joon Seo bertanya pada Jae Kyeong, apa Jae Kyeong ingat SOS mereka.


Jae Kyeong menghubungi ponsel Joon Seo setelah keluar dari lift di kantornya.

Jae Kyeong : PARK JOON SEO, KAU DIMANA!

Di belakang,  Kyeong Hwan dan rekannya terkejut melihat Jae Kyeong mengenal Joon Seo.

Kyeong Hwan : Kapten Jang.

Jae Kyeong diberitahu kalau Joon Seo tewas akibat jatuh di lokasi konstruksi di Piro-dong.


Jae Kyeong di ruangan sampel darah, terdiam menatap pil itu. Mulutnya ada sisa darah lantaran dia habis meminum sampel darahnya. Dokter mengatakan pada Chang Soo tentang Jae Kyeong yang kecanduan narkoba. Jae Kyeong menerobos keluar dari ruangan sampel darah dan sempat menabrak seorang petugas sekuriti.


Jae Kyeong mengancam akan membunuh Cheol Gu. Cheol Gu yang ketakutan, mengaku bahwa dia pernah dengar soal pil itu. Jae Kyeong tanya siapa pengedarnya. Cheol Gu dibawah ancaman gunting, bilang itu Bos Yoon.


Jae Kyeong memeriksa CCTV di Stasiun Anhyeon. Dia ingin tahu siapa pelaku yang menculik dan membuatnya kecanduan narkoba.


Jae Kyeong di dalam taksi yakin kalau orang yang mengirimkan pesan itu dan orang yang ingin dia muncul di peron 3-2, lalu orang yang menculik dan memberinya obat adalah orang yang sama.


1882 mengirimi pesan ke Jae Kyeong. Jae Kyeong pun membalas pesan 1882 agar lokasi 1882 bisa dilacak.

Jae Kyeong : Siapa kau? Bagaimana kau bisa tahu 1882. Apa kaitan Park Joon Seo dengan narkoba?


In Soo bilang ke Jae Kyeong kalau jasad Joon Seo ada di kamar mayat RS Universitas Anhyeon.


Jae Kyeong membujuk Ji Yeon agar mengizinkan jenazah Joon Seo di autopsi.


Di kamar mayat, Jae Kyeong bertemu dengan teman2 lamanya.

Jong Soo : Jang Jae Kyeong rupanya. Sudah lama tidak bertemu.

Jae Kyeong marah, kalian yang terakhir kali bicara dengan Joon Seo di telepon. Won Jong Soo, Park Tae Jin, Oh Chi Hyeon.


Di toilet kantor, Jae Kyeong memeriksa riwayat panggilan ponsel Joon Seo.

In Soo sampai manjat ke atas toilet demi mengambil kembali ponsel Joon Seo.


Yoon Jin membela Jong Soo, Tae Jin, Chi Hyeon dan Yoon Ho.

Yoon Jin : Mereka mengalami pahit dan manis bersama Joon Seo selama 20 tahun terakhir.


Joo Song memberitahu Jae Kyeong kalau seminggu sebelumnya Joon Seo mencarinya untuk minta dibuatkan asuransi jiwa.


Tae Jin membacakan surat wasiat Joon Seo.

Tae Jin : Semuanya, mohon perhatian. Joon Seo meninggalkan surat wasiat. Joon Seo mewariskan asuransi jiwa sebesar lima miliar won pada korporasi Audiophile. Penerima yang akan mewarisi seluruh saham dan menerima uang asuransi lima miliar adalah sebagai berikut.


Yoon Jin membaca dokumen yang dititipkan satpam gedung untuk Ji Yeon. Ternyata itu adalah surat wasiat Joon Seo serta klaim asuransi. Yoon Jin pun kaget menemukan namanya ada di sana sebagai penerima manfaat asuransi Joon Seo.


Tae Jin menatap kesal Jae Kyeong dan memberitahu bahwa penerima manfaat asuransi Joon Seo adalah Jae Kyeong dan Yoon Jin.

Semua mata langsung mengarah ke Jae Kyeong. Mereka bertanya2 bagaimana bisa Joon Seo mewariskan semua itu pada Jae Kyeong dan Yoon Jin.


Jae Kyeong sendiri tak kalah kaget. Dia ingat kata-kata Joon Seo terakhir kali padanya.

Joon Seo : Aku tahu ini sudah terlambat. Tapi, aku ingin mencobanya sekarang. Aku akan kembalikan ke tempatnya lagi.


Jae Kyeong yang sekarang duduk di tangga, berkata dalam hatinya.

Jae Kyeong : Ini terjadi sehari setelah kau menemuiku. Apa yang kau lakukan untuk mengembalikannya lagi? Apa kau membuat asuransi seminggu sebelumnya karena diancam akan dibunuh? Lalu kenapa mewariskannya padaku dan Yoon Jin? Satu-satunya petunjuk yang berhubungan dengan aku kecanduan narkoba hanyalah pesan yang tertulis SOS dari Park Joon Seo. Apa hubungannya Joon Seo, seorang agen properti dengan narkoba? Siapa orang yang melakukannya?

Joo Song yang berdiri di dekat Jae Kyeong, berkata kalau dia sudah memberitahu Joon Seo bahwa idak ada uang asuransi jika bunuh diri dalam dua tahun.

Joo Song : Tidak, sepertinya semua salahku.

Jae Kyeong lantas berdiri.

Joo Song tanya rencana Jae Kyeong. Jae Kyeong diam saja.

Joo Song : Jae Kyeong-ah, kau dengar aku, kan?


Yoon Jin buru2 menyimpan dokumen2 itu ke dalam saku mantelnya saat melihat lift menuju lantai 1. Tak lama, Ji Yeon keluar dan mencari Yoon Jin. Yoon Jin pun mendekati Ji Yeon sambil merapatkan mantelnya.

Ji Yeon : Kau menunggu lama?

Yoon Jin : Tidak. Sudah dibawa semua?

Ji Yeon : Ya.

Yoon Jin : Situasi tadi itu pasti sangat genting. Ayo pergi. Di sini dingin.


Sepanjang perjalanan, Ji Yeon diam saja. Wajahnya penuh duka. Yoon Jin meminta Ji Yeon mempertimbangan soal autopsi. Lalu dia bilang kalau Joon Seo bukan orang yang akan melakukan bunuh diri.

Yoon Jin : Bukankah kita harus melakukan segala yang kita bisa? Seandainya dia tidak bunuh diri...

Ji Yeon : Bukan bunuh diri? Lantas siapa yang membunuhnya?

Yoon Jin : Maksudku hal itu juga mungkin saja terjadi. Apa pun hasil autopsinya, bukankah yang lain akan terdiam? Kau lihat sendiri tadi. Teman-temannya ada yang jaksa dan juga polisi. Reporter juga.

Mendengar itu, tangis Ji Yeon pecah lagi. Hatinya sakit.

Yoon Jin : Ya ampun, jangan menangis. Aku dan Tae Jin akan menemui dokter dan membicarakannya lagi. Kau pertimbangkan lagi soal autopsi itu.

Tangis Ji Yeon makin pecah.

Tae Jin, Jong Soo, Chi Hyeon, Yoon Ho, Sang Ui, dan Si Jung masuk ke ruangan tempat para pelayat memberikan penghormatan terakhir. Jong Soo dengan wajah kesal tanya kapan Tae Jin tahu Joon Seo punya asuransi. Tae Jin bilang barusan.

Jong Soo makin kesal, harusnya kau bilang padaku. Seharusnya kau diskusikan dulu denganku tentang surat wasiat itu. Kenapa lakukan itu di tempat yang bisa didengar semua orang?

Tae Jin pun mengatakan itu yang terbaik. Selama Jae Kyeong bersama Joo Song, hanya soal waktu sebelum Jae Kyeong tahu isinya.

Tae Jin : Lebih baik diumumkan seperti ini. Apa pun yang Jae Kyeong katakan, orang lain akan berpikir dia berusaha mendapatkan uang asuransi itu.

Yoon Ho : Omong-omong, apa benar Joon Seo menghubungi kalian sebelum dia tewas?

Chi Hyeon : Hei! Apa maksud pertanyaanmu? Jong Soo sudah bilang tadi.

Jong Soo menatap kesal Yoon Ho.

Si Jung bertanya2 kenapa Joon Seo mewariskan itu pada Jae Kyeong dan Yoon Jin yang notabene nya gak akrab sama Joon Seo.

Si Jung : Kita saja merasa kecewa, apalagi istrinya.

Yoon Ho : Itu dia maksudku. Kalau Joon Seo tidak bunuh diri, mereka akan dapat semua uang asuransi itu.

Chi Hyeon : Diamlah.

Yoon Ho mau protes, tapi gak jadi karena ditatap galak Jong Soo.

Tae Jin pun meyakinkan kalau itu takkan berubah. Joon Seo tetap bunuh diri dan tidak akan ada yang mendapat uang asuransi Joon Seo.

Chi Hyeon : Lalu, bagaimana autopsinya?

Jong Soo menatap Tae Jin.

Jong Soo : Jangan sampai itu terjadi.

Tae Jin : Aku mengatakan ini sebagai seorang jaksa. Situasi ini mengharuskan dilaksanakannya autopsi. Saat ini Jae Kyeong yang jadi masalah, tapi nanti kantorku juga akan dicurigai. Jadi, sudah tepat bila melakukan autopsi.

Kesal, Jong Soo masuk ke ruang istirahat yang ada di dalam ruangan untuk para pelayat memberikan penghormatan terakhir.


Yoon Ho mau menyusul Jong Soo, tapi dihentikan Chi Hyeon.

Chi Hyeon : Kami keluar sebentar.

Chi Hyeon dan Tae Jin menyusul Jong Soo.


Si Jung mengajak Yoon Ho keluar. Yoon Ho dan Sang Ui keluar.

Yoon Ho kesal, mereka selalu membicarakan hal penting sendirian.

Sang Ui juga ternyata.

Sang Ui : Kita semua satu kelas, tapi kenapa kita didiskriminasi?

Si Jung menyuruh Yoon Ho diam.

Si Jung : Diam, mereka bisa dengar.


Si Jung beranjak duluan. Yoon Ho memanggil Sang Ui. Sang Ui mendekat.

Yoon Ho : Di mana lokasi Joon Seo tewas?

Sang Ui : Aku dengar itu bangunan Fashion Town lama di Piro-dong?

Yoon Ho : Fashion Town? Lokasi konstruksi di pertigaan Piro-dong itu?

Sang Ui : Ya.

Yoon Ho : Baiklah, kau boleh pergi.

Yoon Ho lantas berpikir.


Tae Jin tanya, apa Jong Soo khawatir kalau tubuh Joon Seo akan berbicara saat diautopsi.

Jong Soo : Kau yakin itu tak terjadi? Aku tak tenang jika tak ada pesan bunuh diri. Lihat saja surat wasiat yang tak terduga itu. Omong-omong, apa yang Joon Seo katakan pada kalian sebelum dia tewas? Apa dia mengatakan hal yang tidak aku ketahui?

Tae Jin menggeleng, tidak ada.

Chi Hyeon : Aku juga.

Tae Jin : Ini agak membebani, tapi aku tidak akan melakukan autopsi. Di permukaan, kita larang mereka membedah tubuh teman kita.

Yang lain setuju.

Tae Jin : Tapi... Sebenarnya, ada orang ketiga yang kita semua kenal di surat wasiat tadi.

Jong Soo : Apa? Siapa?

Tae Jin : Lee Myung Gook.


Joo Song juga memberitahu Jae Kyeong soal Myung Gook.

Joo Song : Kau pernah dengar?

Jae Kyeong : Tidak. Kau?

Joo Song : Aku juga tidak tahu. Ini aneh. Kenapa Tae Jin tidak menyebutkan dia? Apa karena kita tidak kenal?

Jae Kyeong : Joon Seo tidak bilang padamu? Kau tidak tanya siapa orang itu?

Joo Song : Kau benar, seharusnya aku bertanya padanya.

Jae Kyeong : Apa kau tidak penasaran? Terlebih dalam situasi itu. Kau pikir mencari orang hanya berdasarkan nama itu mudah?


Dan Joo Seong menunjukkan catatan soal Myung Gook pada Jae Kyeong.

Di sana tertulis nama, tanggal dan tahun lahir serta nomor jaminan sosial Myung Gook.

Jae Kyeong : Dasar kau ini.

Jae Kyeong pun memotret catatan Joo Song dengan ponselnya.


Joo Song lalu melihat Ji Yeon dan Yoon Jin datang.

Begitu datang, Ji Yeon langsung masuk dan mengabaikan Jae Kyeong.

Jae Kyeong bertanya pada Yoon Jin apa terjadi sesuatu di mobil.

Yoon Jin : Tidak.


Jae Kyeong mau mengejar Ji Yeon tapi dia berhenti melangkah karena mendengar pertanyaan Yoon Jin ke Joo Song.

Yoon Jin : Sepertinya aku bisa tanya padamu. Aku pernah dengar tentang asuransi jiwa. Uang itu tak bisa dicairkan kalau bunuh diri, kan?

Joo Song : Kenapa tiba-tiba tanya hal itu?

Yoon Jin : Apa? Tidak, ada temanku yang tanya. Teman dari temanku bunuh diri...

Jae Kyeong mendekati Yoon Jin.

Jae Kyeong : Siapa temanmu?

Yoon Jin : Kau yakin mengenalnya?

Joo Song : Katakan saja.

Yoon Jin : Kenapa kalian ingin tahu temanku? Aku punya banyak teman.

Joo Song : Berapa uang asuransinya?

Yoon Jin : Berapa, ya?

Jae Kyeong : Lima miliar?

Yoon Jin kaget mendengarnya.

Jae Kyeong : Kau sudah lihat juga rupanya. Apa kau sudah bilang ke Ji Yeon?

Yoon Jin : Apanya?

Jae Kyeong : Kau sudah bilang Joon Seo memberi kita uang asuransinya?

Yoon Jin : Astaga, apa kau sudah gila?

Jae Kyeong : Bagaimana kau bisa tahu?


Dengan berat hati, Yoon Jin menunjukkan surat-surat itu.

Joo Song : Kenapa kau berani membukanya?

Yoon Jin : Aku hanya merasa janggal. Ada banyak kiriman pos dari perusahaan asuransi setelah dia tewas. Tadinya aku tidak mau buka, tapi akhirnya... Jadi, bagaimana kau bisa tahu?

Joo Song : Dia membuat asuransi ini denganku.


Yoon Jin : Begitu, ya? Kalau begitu bagus. Tadi aku sempat bimbang bagaimana menjelaskan hal ini. Jang Jae Kyeong, kita harus minta dia diautopsi. Kau sendiri yang bilang ada banyak hal yang sudah jelas.

Jae Kyeong tak menjawab. Dia hanya tak habis pikir bisa2nya Yoon Jin mengincar uang itu.


Jae Kyeong pun beranjak pergi.

Yoon Jin : Kita bisa dapat sesuatu dari hasil autopsi, kan? Bukannya sudah pasti ini  pembunuhan?

Yoon Jin menyusul Jae Kyeong.

Joo Song menghela nafas dan menyusul Yoon Jin.

Tae Jin, Jong Soo dan Chi Hyeon keluar dari ruang duka. Di depan, dia bertemu Ji Yeon yang berjalan dengan cepat ke arah ruang duka. Tae Jin memanggil Ji Yeon, Ji Yeon-ah. Tapi Ji Yeon hanya berjalan melewati mereka dan masuk ke ruang duka.


Tae Jin, Jong Soo dan Chi Hyeon berjalan lagi. Tapi mereka bertemu Jae Kyeong yang berjalan ke arah ruang duka. Tentu saja Tae Jin dan yang lain langsung menghalangi Jae Kyeong.

Tae Jin : Jang Jae Kyeong, kau belum pergi juga? Aku kira kau sudah pulang.

Jae Kyeong bilang mereka harus autopsi. Dia akan membujuk Ji Yeon. Tae Jin pun membuat tuduhan kalau Jae Kyeong menginginkan uang asuransi Joon Seo.


Tae Jin : Sepertinya kau salah memahaminya. Seharusnya kau lega kalau Joon Seo benar bunuh diri. Kalian bertiga akan jadi yang paling dicurigai jika dia tidak bunuh diri.

Jae Kyeong : Penghasilan kita dari ranah penyelidikan, jadi hentikan omong-kosong itu. Ayo kita bujuk Ji Yeon untuk mengizinkan autopsi.

Tae Jin : Sepertinya kau yakin akan dapat sesuatu dari hasil autopsi. Ini mencurigakan.

Yoon Jin : Tae Jin-ah, Joon Seo membuat asuransi itu seminggu sebelum dia tewas. Itu artinya dia punya tujuan, kan? Dia ingin kematiannya diungkap.


Jae Kyeong lantas melihat dua detektif datang. Salah satunya In Soo. Mereka masuk ke ruang duka.

Jae Kyeong : Astaga, mau apa mereka?


Jae Kyeong mau nyamperin mereka tapi masih dihalangi Tae Jin.

Tae Jin : Kenapa? Mengungkapnya? Bukannya ini cuma keinginanmu? Tapi sepertinya kau sudah tahu dari mana harus mengungkapnya. Kita kerja di ranah penyelidikan.


Ji Yeon keluar bersama dua detektif.

In Soo : Kami tahu anda berduka, tapi karena ini jadi penyelidikan kami...


Tae Jin dan semuanya mendekati mereka.

Tae Jin : Permisi. Saya Park Tae Jin dari Kejaksaan Anhyeon. Ada apa ini?

In Soo : Halo, saya Inspektur Park In Soo. Ada hal yang harus kami periksa terkait kematian Park Joon Seo.

Tae Jin : Begitu rupanya.


In Soo menyuruh Jae Kyeong ikut dengannya.

In Soo : Saya akan jelaskan sambil jalan.

Lah Tae Jin mengungkit soal wasiat, agar Ji Yeon salah paham dengan Jae Kyeong.

Tae Jin : Apa ini soal wasiat dan asuransi itu?


Ji Yeon : Surat wasiat?

Joo Song : Sepertinya aku harus jelaskan itu. Diamlah.


Tae Jin gak mau diam.

Tae Jin : Seharusnya aku memberitahumu dulu. Joon Seo membuat asuransi sebesar lima miliar won. Tapi dia mewariskan lima miliar itu bukan kepadamu, melainkan mereka berdua.

Jae Kyeong : Itu anehnya. Memberikan uang asuransi kepadaku yang jarang menghubungi dia sungguh tidak lazim, jadi...


Ji Yeon : Karena itu kalian mau dia diautopsi?

Yoon Jin : Tidak, bukan begitu.

Ji Yeon : Kau bilang suamiku tak mungkin bunuh diri!

Yoon Jin : Tidak, bukan begitu. Aku juga berpikir dia bukan orang seperti itu.



Ji Yeon salah paham.

Ji Yeon : Jadi, gara-gara uang asuransi. Kalian begini karena uang asuransi itu! Kenapa kalian tega berbuat seperti ini di pemakaman teman sendiri? Apa pantas seorang teman melakukan ini?

Ji Yeon nangis.


Tae Jin sok jadi pahlawan.

Tae Jin : Tenanglah. Maaf, seharusnya aku memberitahumu dulu. Tapi tadi kau tidak ada di sini. Kita pergi bersama karena kami masih ada kaitannya. Yoon Jin dan Joo Song juga. Ji Yeon-ah, tenanglah dan silahkan ke sebelah sini.

Mereka semua pergi untuk membahas soal asuransi dan autopsi Joon Seo.

Sebelum pergi, Tae Jin menyuruh Chi Hyeon menjaga kamar jenazah.


Jae Kyeong, Yoon Jin, Ji Yeon dan Soo Jong duduk di ruang interogasi. In Soo juga di sana, menunggu kehadiran Kyeong Hwan. Jae Kyeong ingin tahu kenapa penyelidikan tambahan dilakukan di tempat seperti itu.

Dari ruang sebelah, Tae Jin dan Jong Soo masuk. Tae Jin bilang dia lah yang meminta itu.

Tae Jin : Kita harus dengar kesaksiannya.

Jong Soo : Bagus.


Kyeong Hwan mulai menyudutkan Jae Kyeong dan Yoon Jin. Pertamanya dia tanya, apa Jae Kyeong dan Yoon Jin tahu nama mereka berdua tertulis di surat wasiat. Jae Kyeong dan Yoon Jin kompak menyangkal.

Kyeong Hwan : Lantas apakah menurut kalian, kalian akrab dengan Park Joon Seo hingga pantas dapat lima miliar dibandingkan keluarganya? Aku juga tahu kalian tidak membunuh Park Joon Seo demi mendapat lima miliar itu.

Jae Kyeong : Tunggu dulu. Jaga ucapanmu.

Kyeong Hwan : Apa aku menyinggungmu? Jika benar Park Joon Seo dibunuh dengan motif mengincar uang lima miliar itu, pembunuhan itu akan dibuat seperti dilakukan orang lain dan tidak dibuat seperti bunuh diri. Aku bicara begini karena kalian. Aku benar, kan? Lalu, kenapa Park Joon Seo mewariskan lima miliar pada kalian? Aku tak mengerti kenapa kalian tak bisa memberikan alasannya.

Jae Kyeong : Sejujurnya, kami juga merasa aneh. Joon Seo tidak pernah menghubungi kami, tapi kenapa dia melakukan itu? Karena itu, kita lakukan autopsi dulu, baru melakukan penyelidikan.


Jae Kyeong menunjuk ke arah ruang sebelah.

Jae Kyeong : Park Tae Jin ada di dalam, kan? Apa kau sudah menanyai dia? Apa alasannya tak ingin autopsi dilakukan meski Joon Seo membuat asuransi seminggu sebelum mati jatuh dari lantai 9?

Kyeong Hwan kesal, kau diam saja.

Jae Kyeong : Apa kau tak bisa bertanya? Kenapa? Apa kau masih patuh pada ucapan jaksa?

Kyeong Hwan : Berengsek. Aku ingin menyelesaikannya dengan baik. Apa kau ingin keluar dari sini sebagai tersangka?

Jae Kyeong : Baik, kita lakukan itu. Aku tak masalah jadi tersangka. Jadi, lakukanlah dengan benar. Jangan membuatku malu.

Kyeong Hwan : Dasar berengsek...


Tae Jin tiba-tiba masuk.

Tae Jin : Semuanya, tenanglah. Kita simak faktanya saja. Tidak ada jejak pelaku di TKP. Dari sisi jaksa penyidik juga tidak ada hal-hal khusus. Apa ada tambahan dari polisi?

Jae Kyeong : Park Tae Jin!

Tae Jin : Jangan sembarangan panggil namaku. Saat ini aku datang sebagai jaksa, bukan temanmu. Mengerti?

Tae Jin menatap Kyeong Hwan, ada lagi?

Kyeong Hwan : Tidak.

Tae Jin : Pihak keluarga telah mengumumkan mereka tidak menginginkan autopsi. Kita lakukan seperti itu.


Tae Jin mau keluar. Kesal, Jae Kyeong mencengkam kerah Tae Jin, lalu mendesak Tae Jin ke dinding. Sontak lah semua langsung mencoba melerai mereka.

Jae Kyeong : Kenapa? Apa hasil autopsi akan mengungkap sesuatu? Apa yang kau sembunyikan sampai melakukan hal ini? Katakan, Berengsek!


Kepala Bae datang. Jae Kyeong pun melepaskan Tae Jin. Dia menjauh dari Tae Jin. Kepala Bae meminta maaf pada Ji Yeon. Dia juga memohon pengertian Ji Yeon. Ji Yeon diam saja dengan wajah dukanya. Kepala Bae lantas menyuruh Kyeong Hwan menyelesaikan kasus Joon Seo. Dia bilang keluarga tidak ingin Joon Seo diautopsi.

Kepala Bae : Biarkan mereka melakukan pemakaman.

Jae Kyeong tak setuju, Kepala Bae!

Kepala Bae tak peduli Jae Kyeong setuju atau tidak. Dia malah mengajak Tae Jin minum teh di ruangannya.


Tapi tiba2 Ji Yeon ingin autopsi dilakukan.

Tae Jin menentang. Dia bilang itu omong kosong.

Tae Jin : Joon Seo mati!

Jae Kyeong, hei, Park Tae Jin!

Jong Soo tiba2 masuk dan tanya kenapa mereka sangat ingin membedah Joon Seo.


Ji Yeon sambil menangis menjelaskan kalau dia hanya ingin ketenangan.

Ji Yeon : Bagaimanapun juga aku tak percaya dia bunuh diri. Meskipun aku beberapa kali ingin mati sejak kepergian Yoon Hee tapi aku masih tetap hidup. Aku juga seperti itu. Putriku Yoon Hee pasti berada di tempat indah. Karena itu, kalau mau bertemu Yoon Hee, orang yang ditinggalkan harus hidup dengan baik. Membersihkan dosa yang masih ada. Tapi bukan ini hidup yang aku bayangkan. Aku ingin tahu, apakah dia punya alasan lain sampai harus bunuh diri. Tapi jika benar dia bunuh diri, aku ingin mencacinya untuk melepaskan sesak di dadaku.

Ji Yeon berhenti bicara. Kamera menyorot Ji Yeon yang menangis pilu.

Jong Soo yang kesal, beranjak keluar.


Kyeong Hwan : Kalau begitu, kita lakukan autopsi sesuai permintaan keluarga Park Joon Seo.

Tae Jin tak setuju, Kepala Bae.

Namun Tae Jin tak bisa apa-apa lagi. Dia terpaksa setuju autopsi.


Tae Jin lantas menyusul Jong Soo keluar. Jong Soo marah, apa begini cara kerja jaksa? Aku sudah bilang jangan ada autopsi!

Tae Jin : Jong Soo-ya.

Jong Soo : Diam! Kau membuatku datang ke kantor polisi dan terlihat konyol. Kau pikir kau bisa terus begini padaku?

Tae Jin : Kau terlihat sangat gelisah.

Jong Soo : Gelisah?

Tae Jin : Kau ada bersamaku di tempat itu. Kita lihat bersama. Apa masalahnya? Hasil autopsi takkan mengungkap apa pun.


Jong Soo mencengkram kerah Tae Jin.

Jong Soo : Berengsek. Aku tak peduli. Kau harus menghentikannya. Mengerti? Meski kau harus melepas profesimu ini, kau harus menghentikannya. Kau paham?

Tae Jin : Ya.

Jong Soo : Jawab yang keras, Berengsek!

Tae Jin : Ya, aku mengerti. Aku harus membantumu.

Jong Soo melepaskan Tae Jin dan beranjak pergi.


Autopsi dilakukan. Prosesnya disaksikan Ji Yeon, Tae Jin, Jong Soo, In Soo dan Jae Kyeong. Apakah hasil autopsi mengungkap sesuatu?


Pemakaman Joon Seo akhirnya digelar. Tae Jin memegang foto Joon Seo. Yang lain mengangkat peti jenazah. Mereka semua memasang wajah duka. Ji Yeon yang bersama mereka, tak kuasa menahan tangis.


Joo Song sibuk dengan ponselnya di area pemakaman. Tak lama, Yoon Jin datang membawakannya minuman. Yoon Jin tanya, sedang apa? Joo Song bilang Jae Kyeong minta dikirimin foto2 pemakaman. Yoon Jin sewot, ada apa dengan dia? Sudah buat keributan tapi tidak datang di hari pelepasan jenazah.

Joo Song : Kau benar. Katanya kantor polisi sedang sibuk.

Yoon Jin : Dari dulu juga begitu. Selalu mementingkan dirinya sendiri. Semua orang tanya apa Jae Kyeong tidak datang.

Joo Song : Mungkin dia ingin tetap tenang sampai hasil autopsi keluar.

Yoon Jin : Aku dengar, hasilnya paling cepat keluar satu bulan lagi. Astaga. Joo Song-ah, tidak seharusnya kita diam menunggu hasilnya keluar, kan? Pasti ada tujuannya dia menulis namaku di surat wasiat. Aku akan menjalankan peranku dengan baik.


Sementara Jae Kyeong dan Soo Hyeon tengah mengawasi dua orang pria yang lagi diinterogasi Chang Soo. Soo Hyeon bilang, ada laporan kedua orang itu berkelahi di depan minimarket dini hari tadi. Polisi setempat yang bertugas bilang, dari penampilannya saja mereka dicurigai kecanduan narkoba. Dan salah satunya memiliki narkoba jenis itu.

Soo Hyeon memberikan pil narkoba itu. Jae Kyeong melihatnya. Pil nya sama dengan pil yang diminum Jae Kyeong.

Jae Kyeong : Apa yang kau dapat?

Soo Hyeon : Obat itu mulai beredar sekitar tiga bulan lalu. Pengedarnya mengklaim obat ini lebih kuat dan meningkatkan konsentrasi. Tapi ketergantungannya juga sangat tinggi. Masalah itu makin parah belakangan ini.

Jae Kyeong : Apa sudah ada namanya?

Soo Hyeon : Lemon Ppong.


Jae Kyeong lantas menerima kiriman foto-foto pelepasan Joon Seo.

Jae Kyeong memperbesar foto Tae Jin yang memegang foto Joon Seo.


Chang Soo menginterogasi kedua pria itu.

Chang Soo : Pada tanggal 27 Februari 2024 sekitar jam empat pagi, kalian ditangkap karena berkelahi di toserba dekat Panso-dong, Anhyeon.

Pria berambut kuning membenarkan.


Jae Kyeong masuk. Interogasi sempat berhenti. Jae Kyeong menyuruh Chang Soo melanjutkan interogasi. Jae Kyeong lantas duduk disamping Chang Soo. Chang Soo lanjut interogasi.

Chang Soo : Kalian ada di sini karena dicurigai memakai narkoba. Apa kalian mengakui itu?

Pria berambut kuning menyangkal, sudah aku bilang tidak.

Chang Soo : Kita akan lanjutkan dengan tes urine dan rambut karena kalian tidak mengakui. Kami akan berhenti merekam gambar sampai tes dilakukan.

Chang Soo keluar.


Jae Kyeong lantas menunjukkan pil itu ke mereka.

Jae Kyeong : Kalian berkelahi karena ini?

Pria berambut kuning berusaha merebut pil itu namun Jae Kyeong langsung menjauhkan pil itu.

Jae Kyeong : Duduk.



Pria rambut kuning nurut.

Jae Kyeong : Sejak kapan kalian memakainya? Aku berikan kalau kalian menjawab.

Pria rambut kuning bilang dua bulan, tidak... Sekitar satu setengah bulan.

Jae Kyeong : Berapa lama efeknya?

Pria rambut kuning : Awalnya satu-dua hari.

Jae Kyeong : Lalu semakin singkat?

Pria rambut kuning : Ya.

Jae Kyeong : Berapa lama kamu tak pakai?

Pria rambut kuning, sudah seminggu, Pak!

Jae Kyeong : Kenapa lama sekali? Kau sulit mendapatkannya?

Pria rambut kuning : Ya, sulit didapat sejak dua minggu lalu.

Jae Kyeong : Berapa dosismu sekarang?

Pria rambut kuning bilang empat butir.

Jae Kyeong : Empat butir? Kau pernah pakai narkoba sebelumnya, kan?

Pria rambut kuning malu2 mengatakan iya.

Jae Kyeong : Apa bedanya dengan yang ini?

Pria rambut kuning : Sangat berbeda.


Kedua pria itu mencoba merebut pil narkoba itu dari tangan Jae Kyeong. Mereka bahkan menyerang Jae Kyeong demi pil itu. Untunglah Chang Soo dan Soo Hyeon cepat masuk dan membawa kedua pria itu keluar. Jae Kyeong pun terdiam menatap pil itu.


Pemakaman sudah selesai. Yoon Jin dan Joo Song menawarkan diri mengantar Ji Yeon pulang. Tapi Ji Yeon menolak. Joo Song lantas memberikan kartu namanya. Dia meminta Ji Yeon menghubunginya jika ada yang ingin ditanyakan.


Lalu seorang wanita datang dan pamit pada Ji Yeon.

Ji Yeon : Terima kasih bantuannya.

Wanita itu lantas mengtakan akan membantu Ji Yeon membersihkan properti setelah Ji Yeon menyelesaikan hal mendesak.


Wanita itu lantas pergi. Yoon Jin tanya siapa dia. Ji Yeon bilang dia Kepala Agen properti Joon Seo.

Joo Song : Dia juga membereskan properti?

Ji Yeon : Ya. Agak sulit menjalankannya tanpa suamiku. Kami menatanya perlahan.


Mereka lantas mendengar suara di belakang. Mereka menoleh. Ternyata Tae Jin cs sudah mau pergi. Ji Yeon pun bergegas mendekati mereka.

Ji Yeon : Sudah mau pergi.

Tae Jin : Turut berduka.

Ji Yeon : Terima kasih sudah datang.


Mereka lantas pergi.

Joo Song dan Yoon Jin melihat kepergian mereka.

Joo Song : Kepergian mereka pun sangat keren.

Yoon Jin : Kau benar.

Joo Song : Jadi, apa yang akan kita lakukan?

Yoon Jin : Apa maksudmu?

Joo Song : Kau bilang mau memainkan peranmu demi mengungkap kematian Joon Seo. Mau mulai dari mana?

Yoon Jin : Kau juga mau ikut?

Joo Song : Ya. Joon Seo melakukan hal janggal dengan membuat asuransi dan surat wasiat. Tapi aku tak bertanya dan juga tak bisa menahannya. Lalu hatiku juga terasa berat karena tak menyangka Joon Seo sudah tiada. Tentu saja aku juga suka bersamamu. Apa kau benar melakukannya demi asuransi?

Yoon Jin : Ya. Kenapa memangnya?

Joo Song diam dan menatap Yoon Jin.

Yoon Jin : Kenapa menatapku seperti itu? Apa bedanya dengan Jae Kyeong?

Joo Song : Mau kau pakai untuk apa uang itu?

Yoon Jin : Biaya Ye Eun. Aku ingin segera membawanya kembali. Aku jadi lapar gara-gara memikirkannya. Entah kenapa aku lapar setiap kali teringat putriku. Enaknya kita makan apa, ya? Di depan sana ada kedai enak. Ayo kita makan mi panjang umur.

Joo Song : Boleh juga.


Jae Kyeong, Yeon Joo, Chang Soo dan Soo Hyeon rapat membahas pil narkoba jenis baru tersebut. Yeon Joo melihat pil itu dan bertanya itu yang namanya Lemon Ppong?

Soo Hyeon : Ya.

Yeon Joo : Namanya bagus sekali. Kenapa orang yang biasa berbisnis daring dan luring tiba-tiba berhenti menyuplai?

Jae Kyeong : Barang sudah ada sejak dua minggu lalu, tapi mungkin belum memenuhi permintaan. Tampaknya mereka akan jual banyak dalam waktu singkat. Mulai dari desain hingga peningkatan efek ketergantungan.

Soo Hyeon : Agak berbeda dari obat yang sudah ada. Efek halusinasinya tidak seperti metamfetamin. Awal konsumsi justru membuat pikiran terang dan percaya diri. Dua orang tadi mulai mengonsumsinya karena jadi fokus dan percaya diri.

Chang Soo : Tapi efeknya tidak lama, kemudian mereka merasa lesu dan sesak napas. Lalu dosisnya terus bertambah. Hingga akhirnya sistem saraf menjadi rusak.

Yeon Joo : Kalau begitu, lebih baik dicegah dari awal. Ini berbahaya. Kita cari jalur suplai yang ada dan selidiki desas-desusnya. Mereka pasti sudah tahu barang yang baru beredar. Keluar dan cari informasi!


Chang Soo dan Soo Hyeon bergegas keluar. Jae Kyeong mau keluar tapi dia dipanggil Yeon Joo.

Yeon Joo : Pistolmu masih belum kembali?

Jae Kyeong : Belum.

Yeon Joo : Cepat ambil lagi. Kepala cabang sudah telepon.

Jae Kyeong : Baik.


Jae Kyeong keluar.

Namun dia terdiam sejenak menatap Yeon Joo dari balik pintu.

Pria bertopi yang mengambil pistol Jae Kyeong, tengah memikirkan kata-kata Bos Yoon.

Bos Yoon : Waktunya sampai besok tengah malam. Kalau lebih dari itu, aku akan menutup bisnis distribusi Lemon Ppong dan fokus menangkap orang.


Pria bertopi itu lantas menghubungi sang dokter. Awalnya teleponnya tak dijawab. Hingga akhirnya saat dia mau menyudahi panggilannya, teleponnya dijawab.

"Dokter?" 


Jae Kyeong tanya sama Chang Soo, apa Chang Soo pernah mendengar soal Bos Yoon. Chang Soo bilang tidak. Jae Kyeong pun memberitahu kalau Bos Yoon adalah distributor Lemon ppong. Chang Soo pun tanya Jae Kyeong dapat info itu dari mana. Jae Kyeong bilang Cheol Gu.

Chang Soo : Aku tidak tahu Jang Cheol-gu. Aku akan cari tahu. Ada seseorang bernama Lee Myeong Guk.

Jae Kyeong : Ya.


Yoon Jin dan Joo Song membahas Myeong Guk sambil makan mie panjang umur di sebuah kedai. Yoon Jin bilang, sepertinya Jae Kyeong tidak tahu siapa Myeong Guk itu.

Joo Song : Ya. Dia meminta anggota tim untuk memeriksa informasi pribadinya.

Mendengar itu, Yoon Jin tertawa.

Joo Song kaget, apa kau tahu?

Yoon Jin : Aku di bawah cahaya gelap itu... Aku merinding saat melihat nama Lee Myeong Guk di surat wasiatnya.


Chang Soo ngasih tahu Jae Kyeong bahwa Myeong Guk menghilang. Jae Kyeong terkejut, menghilang? Chang Soo, ya. Ini dilaporkan tujuh bulan lalu. Dia terlihat turun ke stasiun metro dekat kantor, lalu menghilang.

Jae Kyeong : Siapa yang melapor?

Chang Soo : Rekan kerjanya.

Jae Kyeong : Apa nama perusahaannya?

Chang Soo : Farmasi Geumhyung...


Joo Song kaget mendengar nama perusahaan tempat Myeong Guk bekerja.

Joo Song : Farmasi Geumhyung? Bukankah Won Jong Soo adalah direkturnya?

Yoon Jin : Tepat. Ini anak perusahaan yang dikelola langsung Wakil Ketua Geumhyung Grup, Won Jong Soo.

Joo Song : Bagaimana kau tahu tentang Lee Myeong Guk?

Yoon Jin : Aku buat reportase tentang korupsi internal perusahaan. Mereka memintaku memublikasikannya di koran.

Joo Song : Jadi, kau bertemu dia?

Yoon Jin : Hei. Kau pikir cuma ada satu atau dua orang yang melaporkan itu?

Joo Song : Jadi, kau tidak bertemu?

Yoon Jin : Dia hendak menutup telepon. Tapi seperti kata-kata terakhir.


Chang Soo memberitahu Jae Kyeong kalau kasus Myeong Guk sudah diselidiki oleh Tim Detektif 1.

Chang Soo : Katanya kanker paru-paru stadium akhir. Kami berasumsi mereka membuat pilihan ekstrem berdasarkan rahasia pribadi daripada berhubungan dengan kasus lain.


Joo Song berdecak, luar biasa.

Yoon Jin : Singkatnya, itu berarti dia tidak punya beban apa pun. Jika orang seperti itu melaporkannya, dia tidak main-main, kan?

Joo Song : Benar.

Yoon Jin : Tapi pada hari wawancara, dia tidak muncul. Dia juga tidak bisa dihubungi.

Joo Song : Jangan-jangan...

Yoon Jin : Setelah itu aku mendengar bahwa dia menghilang sehari sebelumnya.


Joo Song : Bukankah kau perlu segera memberi tahu Jae Kyeong tentang hal ini?

Yoon Jin : Aku? Apa aku harus beri tahu? Aku tidak ingin melakukannya.

Joo Song : Walaupun begitu, kau harus beri tahu dia.

Joo Song terus menatap Yoon Jin.

Yoon Jin : Baik, aku akan beri tahu dia. Sebenarnya, aku tahu di mana dia berada dan apa yang dilakukannya saat ini.

Bersambung ke part 2...


EmoticonEmoticon