All Content From : SBS
Sinopsis Lengkap : Connection
Selanjutnya : Connection Episode 1 Part 2
Adegan episode 1 diawali dengan pewara berita yang menyampaikan berita narkoba. Disebutkan bahwa kasus narkoba meningkat drastis, pemerintah nyatakan perang terhadap narkoba. Meskipin sebelumnya pengawasan terhadap narkoba terlihat longgar, peredaran narkoba di Seoul merupakan hal yang tidak lazim.
Lalu terdengar pewara berita lain menyampakan berita tentang wanita berusia 30 tahuan yang ditahan dini hari karena menyetir dibawah pengaruh narkoba.
Suara pewara berita yang pertama tadi kembali terdengar.
"Ini narkoba yang disita di Anhyeon selama sebulan terakhir. Narkoba senilai 20 miliar won ini bisa dipakai oleh 20 ribu orang. Untuk pertama kalinya di pemerintah daerah Anhyeon menyatakan perang terhadap narkoba .sebagai upaya mewujudkan kota yang bebas narkoba."
Walikota Joon In Sang mengatakan harapannya di hadapan para reporter.
Walikota Joon : Kami harap ke depannya kami bisa sepenuhnya mencegah munculnya geng narkoba di Anhyeon.
Satgas narkoba yang dipimpin Detektif Jang Jae Kyeong melakukan beberapa penggerebekan demi memberantas narkoba di kota mereka.
Jae Kyeong lantas memberikan tanda silang pada foto para pengedar narkoba di papan investigasi, yang berhasil mereka tangkap.
Dan, target mereka selanjutnya adalah Jang Cheol Gu.
Jae Kyeong bersama rekannya, Kim Chang Soo, melakukan pengintaian dari dalam mobil. Jae Kyeong bilang tujuan mereka adalah menangkap Jang Cheol Gu, gembong Ogeomipa.
Tak lama kemudian, yang mereka tunggu2 datang. Cheol Gu datang bersama anak buahnya. Setelah turun dari mobil, Cheol Gu masuk ke dalam sebuah kedai sendirian sementara anak buahnya kembali masuk ke mobil.
Jae Kyeong pun berkata pada Chang Soo kalau dia akan masuk duluan dan menyuruh Chang Soo masuk setelah supir Cheol Gu masuk. Chang Soo mengerti. Malam itu, salju turun dengan lebat.
Jae Kyeong masuk ke dalam kedai sambil membersihkan rambutnya dari salju.
Jae Kyeong : Dingin sekali.
Pemilik kedai bertanya, untuk berapa orang. Jae Kyeong bilang dua.
Jae Kyeong lantas pergi ke depan cermin. Dia menatap Cheol Gu dari cermin sambil pura2 membersihkan rambutnya. Setelah itu, dia duduk di kursi di depan cermin.
Tak lama, supir Cheol Gu masuk.
Supir Cheol Gu lanjut menghampiri Cheol Gu.
Diikuti dengan Chang Soo. Chang Soo duduk di depan Jae Kyeong, membelakangi cermin.
Jae Kyeong : Sudah minta bantuan?
Chang Soo : Sudah, datang sepuluh menit lagi.
Tapi tiba2, Oh Yoon Jin datang. Jae Kyeong yang mengenali Yoon Jin, kaget melihat kedatangan Yoon Jin.
Terdengar suara seorang pria memanggil Yoon Jin Reporter Oh.
Yoon Jin pun duduk di kursi di belakang Jae Kyeong.
Jae Kyeong berusaha menyembunyikan diri. Dia menutupi wajahnya dengan tangannya. Chang Soo yang melihat ekspresi Jae Kyeong tanya, apa Yoon Jin kenalan Jae Kyeong.
Yoon Jin duduk bersama seorang pria.berstelan jas. Dia bilang, lama tak jumpa, pada pria itu. Pria itu bilang Yoon Jin benar. Lalu dia tanya, apa Yoon Jin makan enak. Dia juga memuji kulit Yoon Jin yang tampak bagus.
Yoon Jin : Kau selalu mentraktirku daging kepala. Kira-kira kenapa kulitku bagus? Karena kolagen? Cukup basa-basinya. Cepat katakan keperluanmu.
Pria itu meminta bantuan. Dia bilang, dia sudah mencapai kesepakatan dengan karyawan yang upahnya belum dibayar.
Yoon Jin : Sampai tadi siang aku belum bisa hubungi tim personalia Dosung Chemicals. Pria usia 50-an menangis di hadapanku. Membuatku ingat ayahku.
Pria itu bilang, komunikasi kadang berhasil kadang tidak.
Pria itu : Bukankah kau harus membuat laporan internal dan konsultasi dulu meski hanya lewat telepon denganku?
Makanan mereka datang.
Pria itu menyuruh Yoon Jin makan. Yoon Jin pun makan.
Pria itu : Reporter Oh. Kau sangat tahu itu.
Yoon Jin : Mana surat kesepakatannya?
Yoon Jin melihat surat tersebut. Setelah itu dia bilang kalau dia sudah menulis dan mengirimkan artikelnya. Pria itu tanya, bisakah Yoon Jin menarik artikel itu. Dia juga mengklaim semua sudah selesai. Yoon Jin bilang tidak bisa.
Yoon Jin : Harusnya kau lakukan dengan baik di awal.
Pria itu lantas memberi Yoon Jin sebuah amplop.
Melihat itu, Yoon Jin langsung memasukkan amplop itu ke tasnya.
Yoon Jin : Kenapa kau dermawan sekali? Astaga, tebal sekali.
Jae Kyeong yang melihat itu, tertawa. Dia tak menyangka Yoon Jin gampang banget disuap.
Tapi pria itu mengatakan, itu posisi resmi perusahaannya.
Yoon Jin kaget dan membuka amplop itu. Isinya surat kesepakatan pekerja dan pemberi kerja atas tunggakan upah perusahaan.
Yoon Jin : Apa ini?
Pria itu : Aku pikir kita perlu memberitahu media tentang posisi kami.
Yoon Jin : Untuk saat ini? Apa ada langkah-langkah selanjutnya? Ketua Tim. Bersikap baik saat aku memperlakukanmu dengan sopan dan penuh perhatian, oke? Jujur saja, kau tetap harus membayarku atas pekerjaan sia-sia ini.
Pria itu : Tunggu sebentar. Biaya penyelesaian?
Yoon Jin lantas tersadar dan menoleh ke samping kiri-kanannya.
Ternyata ada dua orang yang mengawasi Yoon Jin. Satu pria dan satunya wanita yang tengah merekam Yoon Jin. Begitu melihat Yoon Jin menatap ke arahnya, wanita itu berhenti merekam.
Yoon Jin pun meminta ponsel pria itu.
Pria itu : Kenapa? Ada apa dengan ponselku?
Yoon Jin kesal dan merogoh saku pria itu tapi pria itu memelintir tangannya.
Jae Kyeong menoleh dan menatap mereka. Tapi dia bingung harus gimana karena ada Cheol Gu yang lagi dia awasi.
Pria itu marah, kau tak mau mengeluarkannya? Dasar berengsek.
Dia lalu melihat jam tangan yang dipakai Yoon Jin.
Pria itu : Inikah jam tangan yang dimaksud itu? Dari menarik artikel ketua tim humas Manbae Electronics?
Yoon Jin terhenyak mendengarnya.
Pria itu : Kenapa? Kau juga mau mengambil ponselku? Kau pikir kau bisa bertahan di bidang ini? Aku lebih tua darimu. Jangan bicara kasar dan berharap aku tak menayangkan hal ini. Ketua tim humas perusahaan lain bilang, mereka mau bantu dengan tangan terbuka. Aku punya foto-fotomu melakukan pekerjaan kotor ini dalam beberapa minggu terakhir.
Pria itu melemparkan foto2 Yoon Jin ke atas meja.
Pria itu : Minggu depan aku akan berhenti kerja dan mewarisi perusahaan ayahku. Mulai sekarang aku tak perlu bertemu reporter sampah sepertimu dan hidup enak. Jadi, kau pikirkan saja bagaimana caramu bertahan di bidang ini.
Pria itu juga menunjukkan rekaman pembicaraan mereka tadi yang diam2 dia rekam lewat ponselnya.
Pria itu : Kau ingin aku mengirimnya ke atasanmu atau ke kantor polisi?
Pria itu lantas menunjukkan nota makanan yang mereka pesan.
Pria itu : Kita bayar masing-masing untuk makanannya.
Pria itu kemudian pergi.
Jae Kyeong kembali menoleh ke depannya. Tanpa dia sadari, Cheol Gu menatap ke arahnya. Jae Kyeong pun menatap Cheol Gu di cermin. Dia sontak malingin mukanya pas melihat Cheol Gu lagi menatapnya. Chang Soo menatap Jae Kyeong. Tak lama kemudian, Cheol Gu dan supirnya kabur. Jae Kyeong dan Chang Soo bergegas mengejarnya.
Chang Soo meminta bantuan.
Chang Soo : Jang Cheol Gu kabur ke jalanan motel di Inju-dong.
Mereka kejar2an di jalan.
Tiba2, mobil polisi muncul di depan Cheol Gu.
Cheol Gu kesal. Di belakang, ada Jae Kyeong.
Cheol Gu pun akhirnya masuk ke sebuah motel. Jae Kyeong mencabut pistolnya dan beranjak ke dalam. Lah di dalam, supir Cheol Gu mengarahkan pisau ke dua polisi patroli yang mengarahkan pistol kejut ke arahnya. Tak lama, Jae Kyeong datang dan mengambil pistol kejut salah satu polisi. Dia pun menembak supir Cheol Gu dengan pistol kejut.
Di belakang supir Cheol Gu, Cheol Gu menyandera seorang wanita sambil memegang suntikan yang dia arahkan ke leher wanita tersebut. Jae Kyeong pun menembakkan pistolnya ke arah Cheol Gu. Cheol Gu dan wanita yang disandera ketakutan. Cheol Gu marah. Dia bersiap menyuntik leher wanita itu. Jae Kyeong mendekati Cheol Gu. Lalu dia menekan erat pergelangan tangan Cheol Gu, hingga suntikan itu jatuh ke lantai. Setelah itu, dia meletuskan tembakannya lagi ke samping Cheol Gu. Cheol Gu syok.
Jae Kyeong menyuruh Cheol Gu menyerah. Cheol Gu terdiam sambil menatap kesal Jae Kyeong. Tak lama kemudian, Cheol Gu melirik sandera nya. Jae Kyeong menunggu Cheol Gu menyerah. Cheol Gu pun mendorong sanderanya ke arah Jae Kyeong dan kabur. Jae Kyeong dengan sigap menangkap wanita itu. Setelah wanita itu aman, Jae Kyeong bergegas mengejar Cheol Gu yang lari ke atap.
Setibanya di atap, Jae Kyeong mencari Cheol Gu.
Jae Kyeong : Jang Cheol Gu!
Jae Kyeong terus berjalan mencari Cheol Gu. Tiba2, Cheol Gu muncul dan memukul Jae Kyeong dengan kaca. Setelah itu, dia mendorong tubuh Jae Kyeong dengan kepalanya. Jae Kyeong pun memukul Cheol Gu. Mereka bertarung sebentar, sampai Jae Kyeong berhasil menjatuhkan Cheol Gu. Hidung Cheol Gu berdarah, sedangkan Jae Kyeong terluka di kepalanya karena dipukul Cheol Gu dengan kaca.
Cheol Gu mendengus kesal, sialan!
Tapi kemudian dia berkata dia menyerah dan Jae Kyeong menang.
Cheol Gu : Aku tak punya apa-apa. Kau tak boleh memukulku.
Cheol Gu pun bangun dan menyerahkan kedua tangannya untuk diborgol.
Cheol Gu : Tangkap aku. Aku kedinginan.
Cheol Gu lalu tertawa.
Melihat tawa Cheol Gu, Jae Kyeong ingat saat dia berusaha menangkap Cheol Gu. Tapi Cheol Gu mengancam kaki rekan Jae Kyeong dengan pisau. Jae Kyeong pun takut dan meminta Cheol Gu tidak melakukannya. Cheol Gu tertawa, lalu dia menggesekkan pisaunya ke pergelangan kaki rekan Jae Kyeong. Rekan Jae Kyeong menjerit. Cheol Gu melarikan diri.
Jae Kyeong teriak memanggil rekannya, Myung Ho-ya!
Chang Soo tiba di atap dan mendengar suara tembakan. Dia pun langsung menyiapkan pistolnya dan bergegas mendekat namun dia terdiam melihat Jae Kyeong menembak Cheol Gu.
Cheol Gu sendiri kesakitan sambil memegangi kakinya yang kena tembak Jae Kyeong.
Jae Kyeong menatap Chang Soo.
=SATU BULAN KEMUDIAN=
Fitur rekaman di sebuah ponsel dinyalakan. Jae Kyeong diminta menyebutkan kesatuan dan pangkatnya. Jae Kyeong pun menyebutkannya.
Jae Kyeong : Inspektur Jang Jae Kyeong dari Tim Penyelidik Kriminal Narkoba dan detektif Kepolisian Anhyeon.
Ternyata Jae Kyeong tengah diselidiki terkait penembakan Cheol Gu yang dia lakukan.
Penanya : Investigasi ini untuk mendengar pernyataan pihak terkait tentang penyalahgunaan senjata api saat menangkap Jang Cheol Gu di atap Motel Sujeong, Anhyeon, Provinsi Gyeonggi, pada 22 Januari 2024. Tolong jelaskan situasi di atap saat itu. Menurut laporan Sersan Kim Chang Soo yang mendampingimu terdengar suara tembakan sebelum dia sampai di atap. Artinya, hanya kau yang jadi saksi situasi di atap pada saat itu. Tapi kesaksian Jang Cheol Gu sedikit berbeda.
Jae Kyeong : Semua sama dengan pernyataan dan laporan tim inspeksi yang aku sampaikan.
Penanya : Jang Cheol Gu tertembak di bagian tendon Achilles kaki kirinya. Dari hasil pemeriksaan, itu akibat tembakan dari dekat. Benar, kan?
Jae Kyeong : Ya.
Penanya : Langsung ke intinya. Sebelas Desember tahun lalu, sebulan sebelum Jang Cheol Gu ditangkap tendon Achilles kiri Ahn Myung Ho terluka parah saat operasi penangkapan. Aku dengar dia junior kesayanganmu. Mata dibalas mata, gigi dibalas gigi. Kau yakin bukan seperti itu?
Jae Kyeong pun ingat saat Cheol Gu menyerahkan kedua tangannya untuk diborgol dan meminta ditangkap. Lalu dia ingat saat Cheol Gu melukai kaki Myung Ho. Terakhir dia ingat saat dia menembak kaki Cheol Gu.
Jae Kyeong : Pasal 10 Ayat 2 tentang Pelaksanan Tugas Polisi. Petugas boleh memakai senjata api untuk menangkap pelaku kejahatan dengan ancaman penjara minimal tiga tahun. Aku menembakkan dua peluru sesuai ketentuan. Lalu satu tembakan ke tubuh bagian bawah ketika tersangka mengacungkan senjata. Tembakan itu tak menargetkan satu area. Begitu pula dengan situasi saat itu. Sekian.
Jae Kyeong pun menerima penghargaan dan naik jabatan atas kinerjanya yang berhasil menangkap para gembong narkoba.
Myung Ho, junior Jae Kyeong yang terluka, saat proses penangkapan Cheol Gu, juga menghadiri upacara tersebut.
Myung Ho datang didampingi istrinya dan memakai kursi roda.
Jae Kyeong tersenyum pada Myung Ho.
Begitu upacara selesai, Jae Kyeong turun dari panggung. Semua anggotanya langsung memberikan ucapan selamat. Jae Kyeong bilang, itu juga berkat mereka. Chang Soo mengucapkan terima kasih. Jae Kyeong lantas menatap Myung Ho yang duduk di kursi roda.
Jae Kyeong : Wajahmu terlihat segar.
Myung Ho : Aku dapat cukup istirahat. Minggu depan aku mulai rehabilitasi.
Jae Kyeong : Baguslah. Jika tidak, kau terlalu lama istirahat.
Myung Ho lalu memberikan buket bunga yang dia bawa pada Jae Kyeong dan mengucapkan selamat.
Jae Kyeong : Terima kasih.
Myung Ho : Dan terima kasih.
Jae Kyeong : Lekas pulih.
Semua larut dalam suasana haru.
Detektif Jung Yeon Joo coba mengalihkan suasana.
Yeon Joo : Dasar kalian ini. Kenapa menggelitik perasaan orang lain di hari seperti ini?
Yeon Joo lalu bertanya pada Jae Kyeong berapa isi amplop yang diterima Jae Kyeong. Apa isinya cukup untuk makan-makan.
Jae Kyung menunjukkan amplopnya dan berkata seharusnya cukup untuk makan-makan.
Yeon Joo : Sudah seharusnya kita bicarakan itu sambil makan daging. Myung Ho juga jadi termotivasi untuk segera kembali. Jangan cuma bicara saja. Aku bisa pesan tempat di kedai daging sapi enak. Aku telepon sekarang?
Jae Kyeong : Ide bagus.
Komandan mereka, Komandan Bae Byung Ho, datang.
Komandan Bae mengucapkan selamat. Jae Kyeong mengucapkan terima kasih karena Komandan Bae sudah datang.
Komandan Bae : Bicara apa kau? Tentu saja aku harus menghadiri kenaikan pangkat Jae Kyeong.
Yeon Joo : Tentu saja. Jika bukan karena Jae Kyeong, mana mungkin komisaris tinggi itu menepuk bahu anda. Di sebelah mana?
Yeon Joo menyentuh seragam Komandan Bae.
Komandan Bae : Hentikan, jangan sentuh aku. Jangan kotori bekas sentuhan komisaris.
Yeon Joo : Astaga. Anda awetkan saja dan gantung baju itu.
Semua tertawa.
Komandan Bae : Sudah cukup basa-basinya. Pokoknya, tim narkoba kita adalah kebanggaan Anhyeon. Kalian sudah kerja keras. Aku akan menyediakan tempat yang pantas. Ayo, kita makan daging yang enak.
Semua senang. Yeon Joo lalu mengajak mereka berfoto. Komandan Bae setuju.
Yeon Joo pun memanggil Detektif Yoo Kyeong Hwan yang tengah bersama anggota tim nya.
Dia meminta Detektif Yoo mem-foto mereka. Sontak lah Detektif Yoo dan anggotanya kaget.
Detektif Yoo lantas mendekat. Detektif Yoo menyuruh mereka bicara seperti biasa saat difoto.
Yeon Joo pun memberi contoh.
Yeon Joo : Perkenalkan, Inspektur Jae Kyeong. Kita hitung satu, dua, tiga. Lalu bilang, "Semangat, Jang Jae Kyeong".
Detektif Yoo mulai memotret mereka.
Chang Soo kemudian mengantarkan Jae Kyeong pulang. Jae Kyeong turun sambil membawa buket bunganya dan beranjak menuju apartemennya. Chang Soo tersenyum menatap Jae Kyeong. Tapi setelahnya, dia melihat amplop uang Jae Kyeong ketinggalan di mobil.
Chang Soo memanggil Jae Kyeong, amplop uangmu!
Jae Kyeong menyuruh Chang Soo mengantarkan amplop itu ke rumah Myung Ho.
Myung Ho tersenyum, seharusnya tadi langsung kasih saja.
Jae Kyeong menaiki tangga, menuju lantainya. Dan begitu tiba di lantainya, dia melihat ada buket bunga di depan pintunya. Bunga itu dari Anggota DPRD Anhyeon, Jang Tae Jung. Dia mengucapkan selamat atas kenaikan pangkat Jae Kyeong. Jae Kyeong terdiam sejenak menatap bunga itu, sebelum dia membawa bunga itu masuk.
Setibanya di dalam, Jae Kyeong menaruh piagamnya di atas meja. Setelah itu dia menatap buket bunga di tangannya. Tak lama kemudian, Jae Kyeong pun beranjak ke kamarnya membawa buket bunganya.
Kamera menyorot foto2 di dinding rumah Jae Kyeong. Itu papan investigasi Jae Kyeong terkait kasus narkoba Cheol Gu. Jae Kyeong pun mencopot foto Cheol Gu dari dinding.
Setelah itu, dia menatap foto ibunya.
Jae Kyeong : Ibu, hari ini aku naik pangkat.
Jae Kyeong kemudian duduk di sofanya dan terdiam.
Malam harinya, Jae Kyeong kedatangan tamu. Jae Kyeong melihat siapa yang datang di layar intercom. Ternyata Park Joon Seo. Jae Kyeong membukakan pintu. Joon Seo bilang, lama tak bertemu. Jae Kyeong nya diam saja.
Di dalam, Joon Seo mengucapkan selamat atas promosi yang Jae Kyeong dapatkan. Joon Seo juga mengaku melihat beritanya di koran dan berkata memulai dari polisi muda sampai menjadi inspektur bukan hal mudah. Namun Jae Kyeong terlihat dingin. Sepertinya hubungan mereka berdua tak baik. Jae Kyeong pun tanya apa mau Joon Seo. Dia bilang Joon Seo datang bukan hanya sekedar memberinya ucapan selamat.
Joon Seo pun mengatakan ingin bertemu Jae Kyeong sebelum terlambat.
Jae Kyeong kesal, sebelum terlambat? Sudah 20 tahun.
Joon Seo : Jae Kyeong-ah.
Joon Seo : Aku tidak tahu apa yang lebih terlambat dari 20 tahun ini. Pergilah jika kau hanya ingin membahas itu.
Jae Kyeong lantas beranjak ke kulkasnya. Dia mengambil sebotol air dan berdiri membelakangi Joon Seo. Jae Kyeong minum. Sementara itu Joon Seo bilang seperti kata Jae Kyeong, sudah 20 tahun.
Joon Seo : Selama itu juga, aku sangat menyesal. Andai waktu itu aku mendengarkanmu mungkin hubungan kita sekarang ini akan sangat berbeda. Maafkan aku, Jae Kyeong-ah. Dulu aku masih terlalu bodoh dan pengecut. Jadi, sekarang...
Jae Kyeong makin emosi. Dia berbalik dan menatap Joon Seo.
Jae Kyeong : Benar, waktu itu kau bodoh, pengecut dan dibutakan oleh ambisimu.
Joon Seo : Jae Kyeong-ah.
Jae Kyeong : Aku mengerti. Selama aku jadi polisi, aku sering melihat anak-anak sepertimu. Anak-anak yang bodoh, pengecut, dan juga tamak.
Joon Seo : Jae Kyeong-ah.
Jae Kyeong : Mereka mendapat hukuman. Tapi bagaimana denganmu? Bukankah kau masih hidup bahagia bersama teman-teman pintarmu itu?
Joon Seo terdiam mendengar kata2 Jae Kyeong.
Jae Kyeong : Kenapa? Kau masih memikirkan hal itu? Kalau kau butuh penerimaan maafku agar hatimu tenang aku tak bisa memberikannya. Anggap itu harga yang harus kau bayar.
Jae Kyeong kembali ke meja dapurnya dan membelakangi Joon Seo.
Joon Seo bangkit dari duduknya dan beranjak ke pintu. Tapi sebelum pergi dia bilang dia tahu semua sudah terlambat tapi dia ingin mencobanya sekarang.
Joon Seo : Aku datang untuk mengucapkan itu. Dan aku akan kembali ke tempatku lagi. Aku pamit.
Joon Seo pergi.
Jae Kyeong pun teringat masa lalunya, alasan hubungan dia dan Joon Seo tidak baik.
Flashback...
Jae Kyeong dipanggil ke ruangan Kepala Sekolah. Di sana, sudah ada Joon Seo dan teman2 mereka yang lain, serta orang tua dari teman-temannya. Salah satu dari orang tua teman-temannya berpangkat tinggi. Hal itu tampak dari seragam polisi yang dia kenakan.
Salah satu orang tua menatap Jae Kyeong.
"Apa kau Jang Jae Kyeong?"
"Benar."
"Apakah isi dalam laporan kepolisian itu benar? Apa benar kau melihatnya sendiri?"
Jae Kyeong melirik Joon Seo yang berdiri di dekat orang tua yang menanyai Jae Kyeong.
Jae Kyeong bilang Joon Seo melihat semuanya.
Pria itu lantas mengatakan bahwa di laporan menyatakan bahwa Joon Seo menyaksikan kejadian itu. Dia pun meminta keterangan dari Joon Seo. Namun Joon Seo mengaku tidak melihat apa-apa. Sontak lah Jae Kyeong kaget dan marah, Joon Seo-ya!
Jae Kyeong lalu menyusul Joon Seo keluar.
Jae Kyeong : Joon Seo-ya, kita teman, tapi kenapa kau menyembunyikan hal itu?
Joon Seo menepis tangan Jae Kyeong dan marah, tidak!
Di kamarnya, Yoon Jin tengah mengetik sesuatu. Di raknya, ada foto-foto seorang gadis kecil. Di atas rak, ada gambar gadis kecil dengan wajah ceria disertai dengan tulisan, "Aku sayang ibu". Sepertinya, gadis itu adalah putrinya Yoon Jin. Kamar Yoon Jin sangat berantakan.
Sambil menatap layar laptopnya, Yoon Jin berkata, dia hampir selesai.
Tiba-tiba, ponselnya berbunyi. Yoon Jin melihat layarnya. Tertulis nama 'Kim Woo Sung'
Woo Sung sendiri menelpon dari kantor. Dia rekan Yoon Jin.
Woo Sung : Kenapa kau masih dibayar padahal kau tak bisa memprioritaskan artikelmu?
Yoon Jin : Aku sudah selesai, jadi suruh dia diam dan tidak merengek.
Woo Sung : Dia menyuruhmu kembali.
Yoon Jin : Kenapa?
Woo Sung : Aku tak tahu alasannya. Kau kembali saja dulu.
Yoon Jin pun memegang ponselnya sambil terus bicara dengan Woo Sung.
Yoon Jin : Aku menyunting dari rumah karena katanya dia tak ingin melihatku. Kenapa? Apa penjualan iklan menurun saat aku tidak ada?
Woo Sung lantas melihat pem-red mereka. Pem-red mereka sibuk main golf di ruangannya.
Woo Sung : Pemimpin redaksi menemui Dosung Chemicals dan ketua tim untuk menyelesaikannya lalu menyuruhmu datang.
Yoon Jin : Bagaimana aku bisa tahan terhadap sanjungannya? Oke. Sampaikan aku akan datang.
Usai bicara dengan Woo Sung, Yoon Jin berseru senang, bagus!
Tapi kemudian, Yoon Jin tersadar dari euforia nya dan berusaha menenangkan dirinya agar bisa melanjutkan artikelnya tadi.
Yoon Jin pun keluar dari apartemennya sambil bicara dengan orang lain di telepon.
Yoon Jin : Aku tahu dari berita bahwa di Toronto turun salju, makanya sekolah tutup. Ya, karena Ye Eun sudah waktunya masuk TK. Ye Eun sedang apa? Sudah tidur?
Bus sekolah datang dan berhenti di depan apartemen.
Anak2 SD turun dan langsung disambut oleh orang tua mereka yang sudah menunggu. Namun seorang wanita berdiri di dekat bus sekolah, bahkan sebelum bus datang, sambil melihat ponselnya. Wanita itu kemudian melihat seorang kurir datang dan langsung pergi dengan terburu-buru. Dari wajahnya, kelihatan bahwa wanita itu tengah sakau. Begitu wanita itu pergi, seorang gadis kecil turun dari bis dan melihat wanita itu pergi. Gadis kecil itu memanggil wanita itu, "Ibu".
Bersamaan dengan itu, Yoon Jin tiba di luar apartemennya dan masih bicara di telepon.
Yoon jin : Aku mengerti. Berhentilah membahas biaya anak. Apa kau menepati janjimu saat kita bercerai? Aku lihat Ye Eun jadi kurusan dibanding foto sebelumnya. Aku tahu kau memberi dia burger dan piza beku karena kau sibuk. Kalau kau terus melakukan itu, aku akan...
Tiba2, wanita itu menabrak Yoon Jin. Ponsel Yoon Jin terjatuh.
Yoon Jin kesal, apalagi wanita itu main pergi saja.
Yoon Jin mengambil ponselnya. Ternyata layarnya pecah. Tapi bukan hanya layarnya yang pecah, ponselnya juga mati dan tidak bisa hidup karena benturan tadi.
Yoon Jin pun langsung meminta pertanggungjawaban wanita itu. Tapi wanita itu tak peduli dan terus membuka paketnya. Yoon Jin makin kesal dan mencoba menyentuh wanita itu tapi wanita itu menepis tangan Yoon Jin meminum obatnya. Ternyata paket yang dia terima adalah pil. Yoon Jin melihat wanita itu meminum beberapa pil. Tiba2, wanita itu memukuli dadanya karena dia menelan pil tanpa air minum. Yoon Jin pun memerika pil apa yang diminum wanita itu.
Tiba-tiba, gadis kecil tadi datang.
"Ibu."
Dipergoki sang putri, wanita itu terkejut dan bergegas lari keluar. Bersamaan dengan itu, sebuah mobil kontainer datang. Kecelakaan tak terhindarkan. Wanita itu tertabrak mobil kontainer. Yoon Jin yang melihat itu, langsung memeluk putri wanita itu.
Sekarang, Yoon Jin tengah ditanyai Detektif Oh Soo Hyeon di ruang interogasi.
Soo Hyeon : Layar ponsel anda jadi retak. Lalu anda mengikutinya untuk minta ganti rugi.
Yoon Jin mengangguk.
Yoon Jin : Omong-omong, Bu Detektif.
Soo Hyeon : Ya?
Yoon Jin : Itu narkoba, kan? Narkoba jenis baru?
Soo Hyeon : Kami masih menyelidikinya.
Yoon Jin : Benar jenis baru rupanya. Aku yakin itu jenis baru sebab detektif divisi narkoba tidak langsung tahu. Tapi sepertinya obat itu cukup kuat. Dia langsung mengonsumsi itu setelah mendapatkannya.
Soo Hyeon hanya tersenyum. Dia tak tahu harus menjawab apa.
Yoon Jin lantas menoleh ke sampingnya, ke arah kaca.
Di ruang sebelah, Jae Kyeong menyaksikan interogasi itu bersama Yeon Joo.
Tak lama, Chang Soo datang dan memberikan pil itu ke Jae Kyeong.
Chang Soo : Nama Yoo Young Mi, ibu rumah tangga 36 tahun. Dia mengambilnya bertepatan dengan waktu penjemputan putrinya. Lalu langsung dikonsumsi di tempat kotak surat. Dia mati seketika setelah tertabrak mobil saat kabur karena ketahuan.
Chang Soo juga menunjukkan foto2 di TKP yang dia potret dengan ponselnya.
Jae Kyeong : Bagaimana kandungannya?
Chang Soo : Soo Hyeon sudah mengurusnya.
Yeon Joo melihat pil itu dan berkata, sungguh tak ada habisnya.
Chang Soo menatap Yoon Jin. Dia merasa, pernah melihat Yoon Jin.
Jae Kyeong menghubungi Soo Hyeon.
Jae Kyeong : Kau keluarlah sebentar.
Chang Soo bilang pada Jae Kyeong kalau dia familiar dengan Yoon Jin tapi tak ingat pernah melihat Yoon Jin dimana.
Tak lama, Soo Hyeon keluar dan tanya ada apa.
Jae Kyeong memperingatkan Soo Hyeon. Dia bilang, Yoon Jin adalah Reporter Harian Ekonomi Anhyeon dan menyuruh Soo Hyeon hati2.
Chang Soo baru ingat pernah melihat Yoon Jin dimana.
Chang Soo : Daging kepala.
Jae Kyeong bilang pada Soo Hyeon jika nama Soo Hyeon bisa muncul di artikel jika Soo Hyeon tak bisa menyaring jawaban Soo Hyeon.
Soo Hyeon : Saya akan hati-hati.
Jae Kyeong : Kami pergi ke TKP dulu.
Jae Kyeong dan Chang Soo beranjak ke pintu.
Namun Yeon Joo memanggil Jae Kyeong.
Yeon Joo : Jangan lupa janji nanti malam.
Jae Kyeong : Siap!
Yoon Jin baru saja tiba di kantornya. Begitu dia tiba, Woo Sung langsung berdiri dari duduknya dan bertanya, kenapa lama sekali? Aku menyuruhmu langsung datang. Yoon Jin bilang dia punya alasan dan menyuruh Woo Sung mengikutinya.
Yoon Jin dan Woo Sung ke ruangan Pem-red mereka, Hwang Hong Suk.
Begitu masuk, Yoon Jin dimarahi Pak Hwang.
Pak Hwang : Oh Yoon Jin! Apa-apaan kau ini? Sekarang sudah jam berapa...
Yoon Jin : Tunggu. Aku tahu apa yang akan anda ucapkan. Anda mempekerjakan aku kembali. Aku akan mendengarkan semuanya, tapi tolong dengarkan saya dulu.
Yoon Jin menarikkan kursi untuk Pak Hwang, agar Pak Hwang duduk. Pak Hwang duduk dan mendengarkan apa yang mau disampaikan Yoon Jin.
Yoon Jin : Sepertinya aku benar-benar ditakdirkan jadi reporter. Hari ini... Bagaimana dia tahu ini hari pertamaku bekerja kembali setelah sebulan dan orang yang mengonsumsi narkoba mati di depanku?
Pak Hwang kaget mendengarnya.
Yoon Jin : Itu juga narkoba baru yang tidak ada dalam catatan polisi! Seolah ada orang yang tidak terlihat sedang menyuapiku.
Tim satgas narkoba Kepolisian Anhyeon lagi makan-makan.
Yeon Joo senang mendengar suara daging yang sedang dipanggang.
Yeon Joo : Wah, suara ini... Bahkan suaranya pun berbeda dengan babi, betul, kan?
Jae Kyeong menuangkan bir ke gelas anggotanya.
Yeon Joo masih mengoceh soal daging.
Yeon Joo : Apa benar baru dipotong hari ini? Tidak enak jika baru dipotong. Mesti dibiarkan dulu baru enak.
Jae Kyeong : Tapi katanya begitu.
Yeon Joo : Kau jangan percaya begitu saja. Itu cuma sekadar ungkapan, baru dipotong.
Jae Kyeong : Jadi, apa kau melakukan penyelidikan dengan benar?
Yeon Joo : Kau melakukannya dengan benar?
Untuk Myung Ho, Jae Kyeong menuangkan air putih biasa.
Setelah itu, gantian Chang Soo menuangkan bir untuk Jae Kyeong.
Yeon Joo : Selamat atas promosi Inspektur Jang Jae Kyeong! Dan semoga Myung Ho bisa segera pulih!
Mereka bersulang dan bersenang-senang.
Tapi siapa sangka, kebahagiaan mereka malam itu adalah awal petaka bagi mereka, terutama bagi Jang Jae Kyeong yang baru saja dipromosikan menjadi inspektur.
Petaka itu berawal dari Joon Seo yang mendatangi sebuah tempat yang jauh dari keramaian. Dia datang menaiki taksi. Sebelum masuk, Joon Seo meraih ponselnya. Entah siapa yang dia hubungi. Setelah itu, dia menyimpan ponselnya dan masuk ke dalam.
Jae Kyeong keluar dari kedai sambil melihat dompetnya. Diluar, teman2nya sudah menunggu. Jae Kyeong bercanda, mengatakan dia tak punya uang. Yeon Joo memimpin. Dia menghitung, satu, dua, tiga! Lalu mereka semua berterima kasih pada Jae Kyeong atas traktirannya.
Jae Kyeong : Aku juga makan enak berkat kalian.
Chang Soo : Bagaimana kalau ronde kedua?
Yeon Joo sewot, hei, Berandal! Segera pulang.
Yeon Joo juga menyuruh Soo Hyeon pulang. Dia bilang, Soo Hyeon bertugas besok.
Jae Kyeong dan Yeon Joo lalu menatap Myung Ho.
Yeon Jo : Myung Ho! Lekas pulih dan kembali bekerja!
Yeon Joo juga berterima kasih pada istri Myung Ho karena sudah datang.
Yeon Joo lalu pamit.
Yeon Joo pun pulang bersama Soo Hyeon.
Chang Soo mengambil alih, membantu mendorong kursi roda Myung Ho.
Jae Kyeong juga pamit dan berjalan ke arah lain.
Chang Soo tanya, Jae Kyeong mau kemana.
Jae Kyeong : Ke toilet, aku pergi dulu.
Jae Kyeong masuk ke sebuah bangunan yang lokasinya tak jauh dari kedai tempat mereka makan tadi. Sambil menaiki tangga, Jae Kyeong membaca pesan yang dia terima dari seseorang.
Jae Kyeong : Menuju Stasiun Pilo... Transaksi Stasiun Jeonghoon... 26 FEBRUARI JAM 07.30 KERETA 6203. Dokter?
Jae Kyung : Dari dokter?
Di sana juga tertulis angka 1882.
Jae Kyeong pun ingat sama kata2 yang diucapkan Joon Seo sebelum pergi dari rumahnya.
Joon Seo : SOS kita, kau ingat, kan?
Jae Kyeong : 1882. SOS... 1882.
Jae Kyeong berusaha menghubungi nomor itu tapi tak aktif.
Lalu dia menghubungi ke nomor Joon Seo, juga tak aktif.
Jae Kyeong lantas ke toilet.
Tiba-tiba, dari belakang, seseorang mengarungkan kepalanya dengan plastik hitam.
Tak lama, pria lain datang. Pelakunya dua orang. Disinilah petaka dimulai.
Bersambung ke part 2...
EmoticonEmoticon