Sabtu, 01 Juni 2024

Sinopsis Connection Eps 2 Part 1

 All Content From : SBS
Sinopsis Lengkap : Connection
Sebelumnya : Connection Eps 1 Part 2
Selanjutnya : Connection Eps 2 Part 2

Jae Kyeong masuk ke ruangan Kepala Sekolah. Selain Kepala Sekolah, dia melihat ada teman-temannya, gurunya dan juga wali murid. Salah satu wali murid berpangkat tinggi. Hal itu terlihat dari seragam kepolisian yang dia kenakan. Joon Seo berdiri di dekat pria berseragam polisi itu.

Pria berseragam polisi itu, lantas menanyai Jae Kyeong.

"Apa kau Jang Jae Kyeong?"

Jae Kyeong mengiyakan. Pria itu lalu bertanya, apa yang kau laporkan semuanya di kantor polisi itu benar? Benarkah kau menyaksikannya sendiri?

Jae Kyeong pun melirik Joon Seo.

Jae Kyeong : Joon Seo-ya. Kau melihatnya, kan? Katakan yang kau lihat.

Pria itu lantas menyuruh Joon Seo menjawab apakah benar yang dikatakan Jae Kyeong bahwa Joon Seo menyaksikan kejadian tersebut.




Joon Seo pun terdiam sambil melirik Jae Kyeong pada awalnya. Tak lama kemudian, dia menyangkal kalau dia menyaksikan kejadian yang dimaksud Jae Kyeong.

Jae Kyeong marah, Joon Seo-ya!

Joon Seo berkeras tidak menyaksikan apapun.

Jae Kyeong lantas menatap satu per satu orang yang ada di ruangan itu.


Lalu sosok Jae Kyeong muda, tiba-tiba berubah menjadi Jae Kyeong dewasa.

Jae Kyeong menatap mereka semua satu per satu.

Joon Seo berkeras dia tidak melihat apapun.

Jae Kyeong pun jatuh terduduk. Dia ketakutan sekarang.


Sekarang, Jae Kyeong menenangkan dirinya di gudang. Dia duduk meringkuk di lantai gudang. Apa yang kita lihat pada adegan masa lalu di awal tadi, itu adalah ingatan Jae Kyeong. Jae Kyeong teringat memikirkan nya sekarang.


Chang Soo tengah melihat rekaman CCTV. Di CCTV terlihat Jae Kyeong masuk ke ruangan tempat sampel darah disimpan setelah mendorong perawat keluar dari sana. Lalu Jae Kyeong menerobos keluar dari ruangan itu dan sempat menabrak seorang petugas keamanan sebelum melarikan diri.

Chang Soo : Apa kejadian setelah itu direkam CCTV?

Petugas bilang Jae Kyeong tidak tertangkap CCTV setelah menghilang dari lorong.


Chang Soo pun menghubungi Jae Kyeong. Namun ponsel Jae Kyeong tak aktif.

Chang Soo lantas beranjak keluar dari ruang keamanan bersama dua petugas berseragam patroli. Seorang petugas patroli bertanya, apa dia benar-benar polisi? Chang Soo mengiyakan.

Petugas patroli tanya lagi, anda sudah menghubunginya? Dia bilang apa?

Chang Soo : Saat ini saya kesulitan untuk menghubunginya, maaf.


Diluar, sudah menunggu dua petugas keamanan dan dua perawat yang ada di TKP saat kejadian, serta seorang dokter. Salah satu petugas keamanan yang mendengar kata2 Chang Soo bahwa Jae Kyeong sulit dihubungi, marah. Dia bilang membuat onar di rumah sakit adalah kejahatan serius. Apalagi Jae Kyeong seorang polisi.

"Apa masalahnya lalu selesai begitu saja?"

Chang Soo pun meminta si petugas untuk tenang dulu. Dia lalu bilang akan memeriksa kejadian tersebut dan memberitahu hasilnya.


Perawat yang didorong Jae Kyeong marah.

"Hanya karena dia juga polisi, kalian tak bisa abaikan ini begitu saja. Lihat, orang itu mendorong dan melukai saya."

Perawat itu menunjukkan lengannya yang kini diperban.

Chang Soo : Maaf. Saya akan periksa kejadian ini dan memberi tahu hasilnya. Jadi mohon bersabar.


Chang Soo mau pergi. Tapi dokter bilang sepertinya Jae Kyeong kecanduan narkoba.

Dokter : Di unit gawat darurat, kadang kita melihat pasien masuk karena overdosis. Rupanya benar-benar seperti itu. Napasnya tersengal, wajahnya pucat. Menurut saya polisi itu jelas...


Dan, Jae Kyeong pun muncul dan ber-argumen dengan dokter tersebut.

Jae Kyeong : Itu alasan anda mengambil darah? Aku tidak setuju darahku diambil. Tidak ada bukti bahwa surat izin ini telah dikeluarkan. Tidak ada bekas jarum suntik di lenganku. Atas dasar apa....

Jae Kyeong membaca nama dokter itu di seragam si dokter.

Jae Kyeong : ... Dokter Lee Young Woo memutuskan mengambil darahku?

Dokter Lee : Pemakai narkoba dibawa ke unit gawat darurat. Sebelum detektif datang, saya diminta mengambil darahnya karena ada banyak hal yang perlu dikejar. Anda mendapatkan surat itu setelah kejadian atau tidak, bukan urusan saya.

Jae Kyeong : Apa afiliasimu? Sepertinya kau bukan dokter magang. Kau dokter residen? Tahun keberapa?

Si dokter mulai kesal, kenapa anda bertanya begitu?

Jae Kyeong : Apa ini kasus narkoba?

Dokter Lee : Tidak, saya lihat...

Jae Kyeong : Apa gejala yang disebutkan tadi jadi dasar bahwa ini kasus narkoba? Apa anda punya bukti konkret selain pengalaman singkat di UGD?

Dokter Lee : Bukan begitu.

Dokter Lee gak mau kalah.

Dokter Lee : Lalu kenapa anda menghilangkan darah anda sendiri?

Jae Kyeong : Itu sudah jelas, kan? Darahku diambil tanpa izin. Anda tak boleh memeriksa sesuka hati. Itu ilegal.

Jae Kyeong menatap Chang Soo.

Jae Kyeong : Detektif Kim, sepertinya aku yang menggunakan narkoba...

Jae Kyeong lalu kembali menatap Dokter Lee.

Jae Kyeong : Setelah sepuluh tahun di unit narkoba menurutmu aku jadi pemadat? Aku Jang Jae Kyeong, Kepala Tim Narkoba Kepolisian Anhyeon. Aku bukan polisi pemakai narkoba, aku menangkap pengedarnya!

Jae Kyeong lantas bilang kalau tadi dia tidak enak badan....

Jae Kyeong : ... tapi karena darahku diambil tanpa izin, aku jadi marah.

Jae Kyeong juga melihat lengan si perawat yang dia dorong.

Jae Kyeong : Kau terluka karena aku? Aku minta maaf.

Si perawat tak bisa berkata apa-apa lagi.

Jae Kyeong pun pergi. Yang lain juga tak bisa apa-apa.


Sebelum pergi, Chang Soo menyuruh petugas patroli mengambil salinan CCTV saat Jae Kyeong masuk ke UGD. Petugas patroli mengerti dan bergegas menjalankan perintah dari Chang Soo.


Chang Soo mendekati Jae Kyeong di depan lift, seraya membawa mantel Jae Kyeong. Jae Kyeong sedikit kikuk melihat Chang Soo, lalu dia mengambil mantelnya dari tangan Chang Soo. Chang Soo tanya keadaan Jae Kyeong. Jae Kyeong bilang, tidak masalah.

Jae Kyeong : Sudah selidiki nomor telepon dariku?

Chang Soo : Oh, itu telepon meriam.

Jae Kyeong : Pelacakan lokasinya?

Chang Soo : Ponselnya mati. Aku juga sudah cek panggilan terakhirnya. Sepertinya dia menelepon saat di jalan.

Jae Kyeong : Pria bertopi itu, apa montasenya sudah keluar?

Chang Soo : Pernyataannya simpang siur.

Jae Kyeong : Kalau montase pria yang aku kejar?

Chang Soo : Belum keluar. Aku segera kirim setelah keluar.


Jae Kyeong kembali diam dan menunggu lift terbuka.

Chang Soo dengan hati-hati tanya kenapa Jae Kyeong seperti itu tadi di UGD.

Jae Kyeong : Aku sudah bilang, itu karena mereka seenaknya mengambil darahku.

Chang Soo : Anda benar-benar membuat kekacauan. Untung semuanya berjalan lancar. Anda hampir dapat masalah besar. Sepertinya anda datang bukan karena sakit. Kenapa anda datang kemari?

Jae Kyeong : Kau tidak perlu tahu.


Pintu lift terbuka. Keduanya masuk. Chang Soo dengan cepat memencet angka 1 dan 3. Jae Kyeong pun langsung menatap Chang Soo. Chang Soo yang tahu itu, meminta Jae Kyeong tenang.

Chang Soo : Aku akan bilang bahwa anda pulang lebih dulu karena kurang sehat. Istirahat yang cukup.


Pintu terbuka. Chang Soo keluar duluan.

Sebelum pintu tertutup, Chang Soo memberikan hormatnya pada Jae Kyeong sembari tersenyum. Begitu pintu lift menutup, senyum Chang Soo hilang.


Jae Kyeong pergi menemui Cheol Gu. Sebelumnya, dia sempat mengambil gunting dari trolley perawat. Dia juga menyuruh petugas yang berjaga di depan kamar Cheol Gu untuk pergi. Dia mengaku ada yang mau dia bicarakan dan menyuruh kedua petugas untuk minum dulu. Kedua petugas pergi.


Jae Kyeong berdiri di ujung ranjang Cheol Gu. Dia menatap Cheol Gu.

Jae Kyeong : Katanya kau ingin bertemu?

Cheol Gu : Aku? Siapa pula yang ingin aku temui?

Cheol Gu sendiri lagi makan pas Jae Kyeong datang. Jae Kyeong lalu tanya, bagaimana kau tahu Park Joon Seo?

Cheol Gu : Park Joon Seo?

Jae Kyeong pun duduk di dekat kaki Cheol Gu. Dia memegang kaki Cheol Gu dan berkata, Cheol Gu pasti marah.

Jae Kyeong : Kau ingin membalas dendam padaku, kan?

Jae Kyeong lantas menunjukkan foto pil itu.

Jae Kyeong : Kau pernah lihat ini?

Cheol Gu : Tidak. Apa yang kau bicarakan? Balas dendam?


Jae Kyeong : Siapa yang kau suruh?

Cheol Gu : Kenapa? Siapa yang mengganggu Kapten Jang?

Cheol Gu kemudian berterima kasih dan berkata dia ingin balas dendam dengan tangannya sendiri, tapi... dia lalu menunjukkan tangannya yang diborgl dan meminta Jae Kyeong melepasnya.

Jae Kyeong : Kenapa kau membunuh Park Joon Seo?

Mendengar itu, Cheol Gu pun duduk dan mengunyah makanannya.

Cheol Gu : Si berengsek itu mati? Siapa? Park Joon Seo? Menarik sekali. Jang Jae Kyeong tiba-tiba datang padaku dan berpikir itu aku. Apa mungkin kau tertarik pada laki-laki? Harusnya kau bilang lebih dulu. Jika aku tahu lebih dulu, kita tidak akan berada dalam situasi ini sekarang.

Cheol mengatakan itu sembari tertawa dan menggerogoti tulang ayamnya.


Kesal, Jae Kyeong pun berdiri dan menyingkirkan selimut yang menutupi kaki Cheol Gu.

Melihat itu, Cheol Gu heran dan tanya Jae Kyeong kenapa lagi.


Jae Kyeong lantas menggunting perban di kaki Cheol Gu. Sontak lah Cheol Gu panic dan menyangkal mengenal Joon Seo. Jae Kyeong tak percaya dan meremas kaki Cheol Gu. Cheol Gu teriak kesakitan dan memanggil polisi diluar. Jae Kyeong makin kesal. Dia membekap wajah Cheol Gu dengan bantal, lalu mengarahkan gunting ke bantal.

Jae Kyeong : Jangan bergerak! Jika aku salah tusuk, kau akan makan dari selang seumur hidup.

Cheol Gu : Tidak, bukan aku.

Jae Kyeong : Kau yang kirim pesan tempat pelemparan di Stasiun Jeonghoon? Atau Park Joon Seo yang minta? Atau yang lainnya? Siapa? Sebut namanya!

Cheol Gu : Aku bilang bukan... Bukan aku!

Jae Kyeong : Kau yang membunuh Park Joon Seo, bukan?

Cheol Gu : Tidak tahu! Aku baru pertama kali mendengarnya!

Jae Kyeong : Kau yang melakukan itu, kan? Semua itu suruhanmu, kan? Ini terakhir kalinya. Satu... Dua...

Cheol Gu : Tidak, tidak! Tidak, tidak... Bukan aku! Sudah kubilang itu bukan aku, sialan!


Jae Kyeong pun melihat Cheol Gu sampai ngompol di celana.


Jae Kyeong lantas kembali menginterogasi Cheol Gu.

Jae Kyeong : Jika bukan kau, lalu siapa? Sebut namanya!

Cheol Gu : Tidak tahu!

Jae Kyeong tetap mengancam mau menusuk. Cheol Gu akhirnya mengaku, obat itu! Aku dengar tentang obat itu.

Jae Kyeong : Siapa yang mengedarkan itu sekarang?

Cheol Gu : Bos Yun...

Jae Kyeong : Bos Yun? Bos Yun itu dokter?

Cheol Gu : Aku tidak tahu.

Jae Kyeong : Bos Yun hanya mengedarkan? Siapa yang membuat? Hanya mengedarkan.

Cheol Gu : Dia menjual apa saja yang bisa dia temukan.

Jae Kyeong : Aku bisa bertemu dia di mana?

Cheol Gu : Tidak tahu. Benar, aku tidak tahu! Aku tidak tahu!


Jae Kyeong pun melepaskan Cheol Gu.

Cheol Gu menatap Jae Kyeong, aku bahkan tidak tahu wajahnya karena dia mengedarkan secara daring. Sekarang namanya Bos Yun... Besok menjadi Bos Kim, Bos Lee... Tidak ada yang tahu!

Cheol Gu lalu bilang baru pertama ini mendengar nama Joon Seo.

Cheol Gu : Jika aku membunuhnya, aku akan membunuhmu lebih dulu. Kenapa aku harus membunuhnya?


Jae Kyeong pun menyimpan guntingnya.

Di depan pintu, Chang Soo diam2 mengintip.


Pria yang dikejar Jae Kyeong dan mengambil pistol Jae Kyeong, kini berada di sebuah toilet. Dia menatap isi peluru di dalam pistol Jae Kyeong. Ternyata dia lah yang mengambil 3 peluru Jae Kyeong dan memasukkannya kembali ke dalam pistol Jae Kyeong.


Pria itu lantas beranjak keluar dan bertemu Lee Geun Ho di tangga.

Geun Ho : Kakak. Kita harus menghindar agar tidak jadi begini. Bagaimana jika Dokter diketahui polisi dan menyeret Bos Yun?

Namun pria itu tak menjawab dan pergi begitu saja.


Seorang wanita yang hanya kelihatan punggungnya, lagi merangkai bunga, di ruangannya. Tak lama, Geun Ho dan pria itu masuk ke dalam. Pria lain muncul dari samping wanita itu. Pria yang mengambil pistol Jae Kyeong berkata, lama tidak berjumpa, Bos Yun. Kamera menyorot wajah wanita itu. Dia Bos Yun!

"Yang kudengar, itu tidak akan sampai ke penyerangan." ucap pria itu.

"Obatnya?" tanya Bos Yun.

"Seperti yang anda tahu, mereka tidak ingin produksi besar, jadi sepertinya butuh waktu." jawab pria itu.

Bos Yun, tanpa pemeriksaan?

Pria itu lantas membujuk Bos Yun agar menunggu. Dia bilang, bukti yang langsung muncul jika mereka berhubungan dengan Dokter.

Pria itu : Sekarang, itu bukan obat yang bisa diedarkan luas.

Bos Yun : Apa kita masih bisa bertransaksi dengan Dokter?

Pria itu : Masih. Jika melihat transaksi dengan Bos Yun, bukankah kita bisa berbisnis?


Pria lain keluar dari ruangan di belakang di Bos Yun. Pria itu memakai celemek plastik, mirip penjagal.

"Itu sangat pendek, jadi akan saya rekomendasikan." ucap pria itu. Pria itu kemudian bilang akan pergi.


Saat pria itu beranjak, terlihatlah seorang pria yang sudah tak berdaya di dalam ruangan itu. Pria tadi mengambil sesuatu di dalam laci, setelah itu dia kembali ke dalam ruangan itu. Tak lama, terdengar suara jeritan dari dalam ruangan. Suara seorang pria yang meminta tolong.


Bos Yun : Apa rencanamu selanjutnya?

Pria yang mengambil pistol Jae Kyeong bilang jika diberikan, mereka akan datang minggu ini.

Bos Yun : Mari kita bereskan sampai tengah malam besok. Jika lewat tengah malam, aku juga akan mengedarkannya dan aku juga fokus menangkap orang... Aku akan pesan kamar ini atas nama kalian berdua.

Bos Yun melirik Geun Ho dan pria yang mengambil pistol Jae Kyeong.

Pria yang mengambil pistol Jae Kyeong mengerti. Lalu dia dan Geun Ho beranjak pergi.


Seketaris Bos Yun melirik pria yang mengambil pistol Jae Kyeong.

Seketaris Bos Yun : Dokter melindungi anak itu, apa dia tidak berbuat macam-macam? Dengan syarat itu kita menculik Jang Jae Kyeong dan memberinya obat. Dokter punya kaitan apa hingga melindungi Jang Jae Kyeong?


Hari sudah malam. Jae Kyeong masih di perjalanan, di dalam taksi. Supir bertanya, haruskah aku mengantarmu ke Stasiun Anhyeon?

Jae Kyeong tersadar dari lamunannya dan berkata, iya.

Jae Kyeong : Ya, tolong antar sampai sebelah sana.


Jae Kyeong pun turun dan pergi ke ruang keamanan stasiun.

Petugas bilang, jika Jae Kyeong tidak terlambat kemarin,  mereka pasti menemukannya saat patroli malam.

Petugas : Sepertinya waktu kereta pertama pagi hari, kemungkinannya lebih tinggi.

Jae Kyeong : Mari kita lihat waktu itu.


Petugas mulai memutar kamera CCTV.

Sebuah mobil van hitam terlihat di CCTV. Dua orang pria turun, menggendong Jae Kyeong yang teler, ke dalam stasiun.

Petugas  : Ini tidak bisa diperbesar lagi.

Jae Kyeong : Tolong tunjukkan rekaman layar di lift.


Petugas menunjukkan rekaman di lift. Tampak kedua pria itu berdiri menunggu lift berhenti di lantai tujuan mereka. Sedangkan Jae Kyeong tak sadarkan diri lantai lift.

Jae Kyeong : Tinggi keduanya sekitar 180 cm dengan berat lebih dari 80 kg.


Lift terbuka. Mereka membawa Jae Kyeong keluar dan tampak melihat2.

Petugas : Mereka melihat apa?

Jae Kyeong bicara dalam hatinya, Peron 3-2.


Tiba-tiba saja, kedua pria itu terjatuh.

Melihat itu, Jae Kyeong pun meminta rekaman CCTV dari sudut lain.


Petugas menunjukkannya. Kedua pria itu tampak mendudukkan Jae Kyeong di kursi tunggu. Setelah mendudukkan Jae Kyeong, mereka pergi.

Jae Kyeong : Tolong salin data ini.

Jae Kyeong memberikan kartu namanya. Dia meminta petugas mengirimkan CCTV itu ke e-mail nya yang tertera di kartu nama.

Sekarang, Jae Kyeong dalam perjalanan di taksi. Dia melamun, memikirkan semuanya.

Jae Kyeong : Mereka tahu akan ada pelemparan narkoba di Gerbang 3-2 Stasiun Jeonghoon. Lalu di sanalah mereka ingin aku naik kereta. Maksudmu, kau ingin aku menangkap pria bertopi bisbol itu? Siapa Bos Yun? Dan siapa Dokter? Apa si topi bisbol itu Bos Yun? Apa mereka memanfaatkanku untuk menghilangkan aturan organisasi?

Jae Kyeong lantas melihat pesan yang dikirimkan 1882 padanya.

Jae Kyeong : Orang yang mengirim pesan ini dan ingin aku muncul di peron 3-2. Orang yang menculik dan memberiku obat. Keduanya orang yang sama. Kalau begitu, 1882...


Jae Kyeong ingat kata2 terakhir Joon Seo padanya.

Joon Seo : Jae Kyeong-ah, SOS kita, kau ingat, 'kan?

Jae Kyeong : 1882. Tapi, Park Jun Seo tewas.

Jae Kyeong makin bingung dengan semuanya.

Bersambung ke part 2...


EmoticonEmoticon