Jumat, 31 Mei 2024

Sinopsis Connection Eps 1 Part 2

 All Content From : SBS
Sinopsis Lengkap : Connection
Sebelumnya : Connection Episode 1 Part 2
Selanjutnya : Connection Episode 2 Part 1

Beberapa hari kemudian, Jae Kyeong ditemukan Chang Soo terduduk di stasiun KA. Jae Kyeong siuman. Namun ia tampak linglung. Chang Soo pun bertanya, Jae Kyeong ada dimana. Dia lantas bilang sudah tiga hari Jae Kyeong tak bisa dihubungi.

Jae Kyeong : Aku....

Jae Kyeong merasa kepalanya pusing. Melihat reaksi Jae Kyeong, Chang Soo pun tanya, apa kau baik-baik saja?

Jae Kyeong : Aku....

Jae Kyeong berusaha berdiri. Namun dia jatuh dan Chang Soo sigap menangkapnya.

Chang Soo kembali mendudukkan Jae Kyeong. Jae Kyeong berusaha untuk tetap sadar.

Chang Soo terus memanggil-manggil Jae Kyeong, Kapten! Kapten! Anda baik-baik saja, Kapten?

Jae Kyeong : Di mana ini?

Chang Soo : Stasiun Balai Kota Anhyeon.

Jae Kyeong : Di mana? Stasiun Balai Kota Anhyeon.



Sontak lah Jae Kyeong terkejut. Dia ingat semalam dia berpisah dengan teman-temannya sehabis makan malam untuk merayakan kenaikan pangkatnya. Dia juga ingat apa yang terjadi padanya setelah itu.


Chang Soo lantas menunjukkan pesan yang Jae Kyeong kirimkan padanya.

Chang Soo : Ini pesan yang anda kirim padaku. Apa benar ini diteruskan padamu?

Jae Kyeong membaca pesan yang dia kirimkan di ponsel Chang Soo.

Jae Kyeong : Dua puluh enam Februari... 26 FEBRUARI JAM 07.30 KERETA 6203 Bertemu sampai jam 07.20... 1882...

Chang Soo : Anda memintaku datang sampai jam 07.20. Apa anda tidak ingat?

Jae Kyeong : Ini tanggal 26 Februari, hari Senin? Jam berapa sekarang?

Chang Soo : Jam 07.26.


Jae Kyeong pun berdiri, namun dia lagi-lagi harus dipegangi oleh Chang Soo.

Chang Soo : Anda baik-baik saja?

Jae Kyeong membaca tulisan, "Balai Kota Anhyeon" di atas gerbong kereta api.

Lalu dia melihat angka "3-4" di peron.

Jae Kyeong lantas melihat jamnya. Jam 07.30.


Tak lama, kereta lain muncul. Begitu kereta berhenti, Jae Kyeong masuk duluan. Diikuti Chang Soo. Seorang pria berjaket hitam lewat di depan Jae Kyeong. Jae Kyeong melihat pria itu. Tapi kemudian pandangannya mengarah ke seorang wanita yang duduk di depannya. Wanita itu memegang kresek putih. Lah wanita itu juga menatap Jae Kyeong. Gerak geriknya tampak mencurigakan.

Kereta tiba di Stasiun Jeonghoon.

Wanita yang diamati Jae Kyeong bergegas ke pintu.

Chang Soo berdiri disamping Jae Kyeong.

Begitu kereta berhenti, wanita itu sempat menoleh ke arah Jae Kyeong. Pintu terbuka. Seorang pria bertopi hitam sudah menunggu di depan pintu. Jae Kyeong melihat pria itu. Seorang wanita berjaket putih keluar. Dia memberikan paper bag ke pria itu. Pria itu juga memberikan tasnya ke wanita itu. Jae Kyeong melihat mereka bertukar barang. Setelah itu, Jae Kyeong melihat ke arah rambut belakang wanita itu. Wanita itu menggunakan jepit merah. Selesai bertransaksi, pria itu kabur.

Jae Kyeong : Pria bertopi itu!

Jae Kyeong pun memburu pria bertopi itu, sedangkan Chang Soo memburu wanita dengan jepit rambut merah.


Pria bertopi itu lari. Lah, Jae Kyeong malah melihat pria bertopi itu. Dan, Chang Soo serta si wanita jepit rambut merah menghilang.

Jae Kyeong pun memburu pria bertopi.

Tiba2, dia memegangi dadanya yang terasa sakit. Jae Kyeong terus berlari. Dia bahkan melompati palang pintu peron.


Pria itu berlari, hingga menabrak orang diluar. Barang yang diterimanya jatuh. Jae Kyeong meminta orang yang ditabrak pria bertopi itu untuk menyerahkan barang yang jatuh ke kantor polisi terdekat. Jae Kyeong juga mengaku seorang polisi.


Setelah itu dia memburu pria bertopi.Tapi tiba2 aja, Jae Kyeong muntah saat sedang berlari. Dia juga kehilangan jejak pria itu. Jae Kyeong menarik napas sejenak sebelum akhirnya lanjut mencari pria itu.


Jae Kyeong melihat gerbang sebuah rumah terbuka. Dia pun masuk dan mendapati seorang halmeoni ketakutan. Halmeoni itu memberitahu dimana pria itu. Pria itu lantas keluar dari dalam lemari di teras halmeoni. Dia mengayunkan pisaunya pada Jae Kyeong. Namun pria itu langsung mengangkat tangan saat Jae Kyeong menodongkan pistol padanya.

Tapi pria itu tak menyerah. Dia menyandera halmeoni. Jae Kyeong yang tidak sehat, bingung harus bagaimana. Pria itu lalu mendorong halmeoni ke Jae Kyeong. Jae Kyeong menangkap halmeoni dan mengevakuasinya ke pinggir. Setelah itu, Jae Kyeong dan pria itu bertarung. Tapi pria itu berhasil membuat pistol Jae Kyeong tercampak jauh. 


Jae Kyeong dan pria itu sama2 melirik ke arah pistolnya. Jae Kyeong pun hendak mengambil pistolnya namun pria itu menghalangi Jae Kyeong. Mereka bertarung lagi. Jae Kyeong berhasil melumpuhkan pria itu pada awalnya, tapi pria itu membalas dengan memukul kepala Jae Kyeong dengan pot.

Setelah memukul kepala Jae Kyeong, pria itu mengambil pistol Jae Kyeong. Dia mau menembak Jae Kyeong. Jae Kyeong berdiri dan berusaha menghentikan pria itu. Dengan sisa tenaganya, Jae Kyeong mencengkram erat pergalangan tangan pria itu dan mengeluarkan semua peluru dari pistolnya. Pria itu kemudian memukul Jae Kyeong, hingga Jae Kyeong tak sadarkan diri. Setelah Jae Kyeong tak sadarkan diri, pria itu melarikan diri.


Jae Kyeong akhirnya siuman dan melihat halmeoni duduk di teras tengah menatapnya. Jae Kyeong pun celingukan, mencari pistolnya. Halmeoni memberitahu bahwa pria itu membawa pistol Jae Kyeong. Jae Kyeong terdiam kesal. Setelah terdiam beberapa saat, Jae Kyeong pun mencari pelurunya. Dia hanya menemukan 3 peluru.


Jae Kyeong : Mohon jangan bicara pada siapa pun. Aku akan kembali, jangan bicara pada siapa pun. Dan tolong pintunya dikunci saat siang hari.

Halmeoni mengerti. Jae Kyeong bergegas pergi.


Jae Kyeong memeriksa ponselnya. Ada panggilan dari Chang Soo.

Jae Kyeong pun menghubungi Chang Soo.

Chang Soo sendiri sudah balik ke kantor.

Jae Kyeong : Apa kau menangkapnya?

Chang Soo : Bagaimana denganmu?

Jae Kyeong : Aku kehilangan dia. Siapa wanita itu?

Chang Soo : Sepertinya dia kurir uang. Mereka pekerja paruh waktu yang dibayar 300 ribu won untu menaruh ransel di loker umum. Aku baru saja ditelepon kantor polisi Jeonghoon. Katanya obat yang jatuh di jalan sudah ditemukan. Dan anda harus segera datang. Mereka bertanya bagaimana anda kembali.

Jae Kyeong : Aku akan ambil surat pernyataan, tolong tunggu.

Usai bicara dengan Chang Soo, Jae Kyeong mampir ke toserba. Begitu masuk, dia langsung beranjak ke lemari pendingin dan mengambil sebotol air putih. Dan Jae Kyeong langsung meneguk air itu. Jae Kyeong lantas terduduk di depan pintu lemari pendingin dan mencoba menghubungi Joon Seo lagi namun lagi-lagi ponsel Joon Seo tak bisa dihubungi.


Jae Kyeong pun beranjak ke meja kasir. Dia menaruh botol air putihnya di atas meja, lalu mengambil minuman bervitamin. Saat merogoh kantongnya untuk mengambil dompetnya, dia malah menemukan sebuah pil di dalam kantongnya. Jae Kyeong pun terdiam menatap pil itu dan teringat itu pil yang sama dengan yang dikonsumsi Young Mi sebelum Young Mi tewas tertabrak mobil kontainer.


Sekarang, Jae Kyeong di dalam taksi dan terus menatap pil nya. Dia menahan dirinya untuk tidak meminum pil itu dan mencoba mengingat apa yang terjadi. Namun yang dia ingat hanyalah Chang Soo saat berusaha menyadarkannya.

Tiba-tiba, ponselnya berbunyi. Jae Kyeong menerima kiriman video dan juga pesan. Dia pun menonton video itu. Dan dalam video itu, terlihat Jae Kyeong yang sakau, merangkak pada seseorang yang hanya kelihatan tangannya. Orang itu mengenakan kemeja putih dan memegang sebuah pil. Jae Kyeong pun mengambil pil dari tangan orang itu. Orang itu kemudian memegang kepala Jae Kyeong. Jae Kyeong pun terbaring di lantai setelah meminum obat dan menatap ke arah kamera.

Jae Kyeong lalu membaca pesan nya.

"Jangan berusaha keras, minum obatmu dan sampai jumpa lagi."

Jae Kyeong pun bingung harus bagaimana sekarang.


Tiba-tiba, Jae Kyeong pengen muntah. Dia pun menyuruh supir taksi berhenti. Supir taksi berhenti. Jae Kyeong langsung turun dan muntah dan menjadi perhatian orang2 yang lalu lalang di dekatnya.

Selesai muntah, Jae Kyeong terduduk di trotoar. Dia sendirian sekarang dan benar-benar bingung harus bagaimana.

Para pekerja konstruksi menemukan jasad seorang pria di lokasi kerja mereka.

Yoon Jin mendekati satpam gedung tempat tinggalnya.

Yoon Jin : Pak, apa kabar? Sepertinya anda sibuk sekali. Saya penghuni gedung 102 nomor 602. Beberapa hari lalu ada orang yang tewas kecelakaan, bukan? Dia sepertinya satu gedung denganku. Apartemen nomor berapa?

Namun satpam tersebut menolak memberitahu Yoon Jin. Dia mengaku dilarang untuk memberitahu. Yoon Jin tanya dilarang siapa. Polisi? Pak Satpam bilang, bukan polisi. Ketua warga yang bilang.

Yoon Jin kesal, Ketua warga? Orang itu benar-benar... Memangnya siapa dia bisa mengatur kita seenaknya? Benar-benar seperti presiden. Bukan begitu?

Yoon Jin lalu memberikan Pak Satpam minuman. Dia bahkan membukakan tutup botolnya.

Pak Satpam minum. Setelah itu, Yoon Jin melancarkan rayuannya lagi.

Yoon Jin : Apartemen nomor berapa?

Pak Satpam pun memberitahu. Nomor 502.

Yoon Jin : Itu unit di bawahku. Ini masalahnya jika kita tinggal di apartemen. Kita tidak tahu jika ada tetangga yang meninggal, benar? Tapi... apa anda tahu tentang keluarga itu?

 Tiba2, ponsel Yoon Jin berbunyi. Telepon dari Kang Si Jeong.

Yoon Jin : Si Jeong-ah, apa kabar? Sekarang aku agak sibuk...

Dan Yoon Jin pun kaget, apa? Siapa yang tewas?

Jae Kyeong beranjak ke mejanya sambil celingukan. Tak ada siapa pun di sana. Hanya dia sendiri. Jae Kyeong pun melepas mantelnya. Setelah itu dia jongok di depan mejanya dan melepas holster ketiaknya. Melihat holsternya, dia teringat kata-kata si halmeoni bahwa pistolnya dibawa pergi pria itu. Jae Kyeong pun kesal dan membanting holster nya.  Jae Kyeong kemudian terduduk di lantai dan melihat kedua tangannya yang gemetaran.

Jae Kyeong : Baru saja gejalanya muncul. Rasa mual, cemas, tangan gemetar. Sekarang kondisinya seperti ini. Apa ini efek dari obat?

Jae Kyeong lalu bertanya-tanya siapa yang membuatnya begitu.

Dia pun teringat saat menembak kaki Cheol Gu.

Jae Kyeong : Pintu keluar 3, benar... Demi membalas dendamku...

Lalu dia teringat Joon Seo.

Jae Kyeong : 1882.

Jae Kyeong marah dan meninju laci mejanya. Dan, jarinya pun terluka. Melihat jarinya berdarah, Jae Kyeong lekas mengambil tisu dan menyeka darahnya. Lalu dia memegang lehernya. Menyadari dia berkeringat, Jae Kyeong mengambil beberapa tisu lagi dan menyeka keringat di bagian belakang lehernya. Saat menyeka bagian belakang lehernya, dia terdiam menatap fotonya bersama rekan-rekannya saat mereka berfoto di hari kenaikan pangkatnya.

Jae Kyeong : Ini gila! Sekarang apa yang akan dia lakukan padaku?

Jae Kyeong kemudian memakai mantelnya dan beranjak pergi.

Wanita dengan jepit rambut merah ada di ruang interogasi sekarang. Dia nampak resah dan gelisah. Diluar, Chang Soo memperhatikan mereka. Yeon Joo masuk dan tanya bagaimana dengan Jae Kyeong. Chang Soo bilang Jae Kyeong akan segera datang.

Yeon Joo : Kenapa dia pergi ke sana?

Chang Soo : Kemarin dia terlambat mengirim pesan padaku.

Chang Soo menunjukkan pesan yang dia terima dari Jae Kyeong ke Yeon Joo.

Yeon Joo : Siapa Dokter ini?

Chang Soo : Sepertinya dia tidak mengenalnya.

Yeon Joo : Lalu apa 1882 ini?

Chang Soo : Itu...

Yeon Joo : Apa yang kau tahu?

Dan, Jae Kyeong pun masuk. Yeon Joo heran melihat wajah Jae Kyeong. Dia tanya, kenapa wajahmu begitu? Ada apa dengan tanganmu?

Jae Kyeong tak menjawab dan terus menatap si wanita dengan jepit rambut merah.

Jae Kyeong : Apa ada yang muncul?

Chang Soo : Tidak, tadi sudah kukatakan semuanya.

Jae Kyeong : Bisa tunjukkan sketsa pria yang ambil ransel dan menaruhnya di loker?

Chang Soo : Kita sedang menunggu juru sketsanya datang.

Yeon Joo : Siapa yang melaporkannya? Apa itu Dokter dan 1882?

Jae Kyeong : Aku juga tidak tahu.

Jae Kyong pun mengirimkan sebuah nomor ke ponsel Chang Soo.

Jae Kyeong : Aku sudah kirim nomor telepon. Kau bisa langsung tahu nomor itu dengan mencarinya. Jang Cheol Gu dari Ogeomipa ada di rumah sakit mana?

Chang Soo : Rumah Sakit Umum Sunkwang lantai 7.

Jae Kyeong lantas mendekati sebuah tas di atas meja. Dia membongkar isinya. Isinya ternyata uang.

Chang Soo dan Yeon Joo terkejut melihatnya.

Kyeong Hwan baru saja kembali ke kantor bersama dua rekannya. Rekannya yang berjalan di belakang, memegang kotak yang berisi barang2 korban.

In Soo bilang dia  sangat terkejut. Kyeong Hwan pun tanya, kenapa?

In Soo : Anda pernah melihat jaksa datang untuk memeriksa secepat ini?

Kyeong Hwan : Apa itu jadi masalah?

In Soo : Ya. Biasanya mereka mengirim jaksa baru untuk melakukan pemeriksaan awal, tapi kini Wakil Ketua Jaksa langsung kemari.

Kyeong Hwan : Pemeriksaan itu, aku sangat paham.

In Soo : Benarkah? Dia orang baik. Pekerjaannya juga rapi.

Mereka tiba di depan lift. Rekannya yang berdiri di belakang, memeriksa ponsel korban. Dan dia pun terkejut. Sontak lah Kyeong Hwan tanya kenapa. Rekannya bilang ponsel korban bisa dibuka tanpa kata sandi atau pola. Kyeong Hwan bilang itu bagus.

Pintu lift kemudian terbuka. Mereka bertemu Jae Kyeong. Jae Kyeong hanya menyapa Kyeong Hwan sekenanya sebelum beranjak dari hadapan Kyeong Hwan. Kyeong Hwan memanggil Jae Kyeong.

Kyeong Hwan : Inspektur Jang.

Jae Kyeong menoleh.

Kyeong Hwan : Selamat atas kenaikan pangkatmu. Sekarang kau setara denganku, benar?

Jae Kyeong tak menjawab. Wajahnya makin pucat.

Kyeong Hwan : Kunjungan tim inspeksi berakhir dengan baik, kan?

Jae Kyeong menelpon seseorang dan mengangguk, mengiyakan pertanyaan Kyeong Hwan.

Jae Kyeong kemudian beranjak, sambill terus menunggu panggilan teleponnya diterima.

Rekan Kyeong Hwan yang memegang ponsel korban, terkejut.

Kyeong Hwan tanya ada apa.

Rekan Kyeong Hwan menunjukkan ponsel korban yang berdering.

Kyeong Hwan menyuruh rekannya itu menjawab.

Jae Kyeong : Park Joon Seo. Halo?

Jae Kyeong marah, PARK JUN SEO KAU DIMANA?

Bersamaan dengan itu, Kyeong Hwan dan ketiga rekannya menyusul Jae Kyeong.

Mereka terkejut Jae Kyeong mengenal korban.

Jae Kyeong : Joon Seo-ya.

Kyeong Hwan : Kapten Jang?

Jae Kyeong menoleh. Dia terkejut melihat ponsel Joon Seo di tangan Kyeong Hwan.

Jae Kyeong bergegas pergi. Dia baru tahu kalau Joon Seo tewas setelah terjatuh di lokasi konstruksi di Pilo-dong. Perkiraan waktu kematiannya antara jam 11.30 dan tengah malam pada hari Jumat lalu.

Tapi di depan kantor polisi, dia terjatuh lagi saat menuruni tangga.

Bersamaan dengan itu, sebuah taksi datang. Jae Kyeong mencoba berdiri dan beranjak ke taksi. Namun dia jatuh lagi. Seorang pria turun dari taksi dan menatap heran ke Jae Kyeong. Jae Kyeong pun berdiri. Sambil berpegangan pada lengan pria itu, Jae Kyeong masuk ke dalam taksi dan terbaring di bangku taksi. Jae Kyeong minta diantarkan ke RSU Sunkwang.

Jae Kyeong yang lagi sakau, teringat kata-kata Joon Seo terakhir kali padanya.

Joon Seo : Kau ingat SOS kita? 1882.

Jae Kyeong juga ingat pesan video rekaman saat dirinya meminta obat dan nge-fly.

Lalu Jae Kyeong ingat saat Cheol Gu memotong tendon Myung Ho.

Dia juga ingat tawa Cheol Gu padanya saat meminta ditangkap.

Sekarang, Jae Kyeong terbaring di sebuah ranjang.

Jae Kyeong antara sadar dan tidak sadar, menyebutkan sandi SOS dia dan Joon Seo.

Kita diperlihatkan seorang perawat yang mengambil sampel darah.

Lalu kita diperlihatkan saat Chang Soo menemukan Jae Kyeong di Balai Stasiun Anhyeon.

Chang Soo : Kapten.

Ada juga cuplikan saat Jae Kyeong menelan obat itu.

Lalu cuplikan saat Jae Kyeong menembak kaki Cheol Gu.

Jae Kyeong pun siuman. Dia bangun dan melihat plester di lengannya. Dia pun sadar kalau darahnya habis diambil.

Jae Kyeong lalu mengedarkan pandangannya dan melihat perawat yang membawa sampel darah.

Jae Kyeong : Tidak. Tidak boleh ada kandungan narkoba di dalam darahku.

Jae Kyeong turun dari tempat tidur, tapi lagi2 dia terjatuh.

Jae Kyeong berusaha bertahan. Dia melihat si perawat membawa sampel darah keluar dari UGD.

Jae Kyeong pun mengikuti si perawat. Dia sempat melihat perawat itu berbicara dengan perawat lain. Jae Kyeong menunggu sebentar, hingga akhirnya perawat itu berjalan kembali. Jae Kyeong mengikuti perawat itu dan melihat si perawat masuk ke sebuah ruangan di dekat pos perawat. Jae Kyeong pun masuk ke dalam. Si perawat melarang Jae Kyeong masuk. Namun Jae Kyeong tak peduli. Dia mendorong perawat itu keluar dan mengunci pintu ruangan.

Perawat pun menggedor pintu dari luar.

Perawat : Tolong buka pintunya. Buka pintunya!

Di dalam, Jae Kyeong sibuk mencari sampel darahnya.

Tak lama, dia menemukan dua tabung kecil atas namanya.

Jae Kyeong melakukan hal gila. Dia meminum darahnya!! Setelah meminum darahnya, dia menyimpan dua tabung kecil yang sudah kosong itu ke dalam sakunya. Setelah itu dia mempotek bungkus narkobanya. Jae Kyeong pun berperang dengan dirinya sambil menatap pil itu. Dia ingat kata-kata si pengirim video yang menyuruhnya meminum pil itu.

Setelah itu, Jae Kyeong ingat tentang Joon Seo yang tewas setelah jatuh di lokasi konstruksi di Pilo-dong.

Lalu dia ingat kata-kata terakhir Joon Seo yang lain padanya.

Joon Seo : Aku datang untuk memintamu melakukannya. Aku meminta untuk kembali ke asalmu.

Jae Kyeong lantas meyakinkan dirinya.

Jae Kyeong : Aku bisa.

Dia pun berdiri dan menginjak-nginjak pil itu sampai hancur.

Diluar, sekuriti bersiap membuka pintu dengan kunci cadangan.

Begitu pintu dibuka, Jae Kyeong pun menerobos keluar dan berlari dengan kencang. Di belakang, dua sekuriti mengejar Jae Kyeong.

BERSAMBUNG....

PROLOG :

MARET 2006

Jae Kyeong yang hendak pulang, menerima pesan dari Joon Seo.

Joon Seo : Jam 14.00, 1882.

Sontak lah menerima pesan dengan kode SOS mereka berdua, Jae Kyeong pun langsung berlari dengan kencang ke dalam sekolah. Dia terus berlari dan tiba di kelasnya. Sampai di kelas, dia melihat Joon Seo tengah duduk di atas meja sambil mendengarkan sesuatu dengan earphone terpasang di telinga.

Jae Kyeong : Ada apa? Kenapa kau memanggilku?

Joon Seo : Kau datang cepat sekali. Tidak sampai tiga menit.

Jae Kyeong kesal, Park Joon Seo! Sudah kubilang jangan sembarangan memakai kode 1882!

Jae Kyeong pun memiting kepala Joon Seo dengan ketiaknya.

Sekarang, Jae Kyeong dan Joon Seo berjalan di trotoar di depan sekolah mereka.

Jae Kyeong : Kau sedang mendengarkan apa?

Joon Seo pun melepas earphone nya dan tanya Jae Kyeong bilang apa.

Jae Kyeong : Kau sedang mendengarkan apa?

Joon Seo : Mau dengar sama-sama?

Jae Kyeong : Tidak. Musik itu menggelikan.

Joon Seo : Besok ada murid baru yang datang.

Jae Kyeong : Mau datang atau tidak...

Joon Seo : Aku pergi ke ruang guru lalu melihat fotonya di meja. Dia dari Seoul.

Jae Kyeong :Karena dia dari Seoul, jadi kau menyukainya?

Tiba-tiba saja, langkah Joon Seo terhenti. Joon Seo pun terpana melihat apa yang ada di depannya. Jae Kyeong ikut berhenti dan melihat apa yang dilihat oleh Joon Seo. Ternyata ada seorang gadis manis berambut panjang yang duduk di halte sambil mendengarkan sesuatu melalui earphone yang terpasang di telinganya.

Bus datang. Gadis cantik itu bergegas naik dan duduk di dekat jendela.

Joon Seo masih terdiam. Dia terpana menatap gadis itu.


EmoticonEmoticon