All Content From : MBC
Sinopsis Lengkap : Such a Close Traitor
Sebelumnya : Such a Close Traitor Episode 1-2
Selanjutnya : Such a Close Traitor Episode 2-2
Tae Soo baru saja tiba di rumah. Saat hendak masuk ke dalam rumah, dia melihat sepeda Ha Bin yang dibiarkan tergeletak begitu saja di halaman rumah. Tae Soo terdiam sejenak menatap sepeda Ha Bin sebelum akhirnya masuk ke dalam.
Lah di dalam, dia dikasih surat cerai sama Ji Soo.
Tae Soo pun coba membujuk Ji Soo.
Tae Soo : Aku tahu kau sangat menderita. Tapi cara ini salah.
Ji Soo pun menatap Tae Soo dengan tatapan kecewa
Ji Soo : Kau boleh melakukan apa pun padaku. Tapi, jangan hancurkan Ha Bin.
Tae Soo : Sudah kubilang, itu khilaf.
Ji Soo tak percaya.
Ji Soo : Kau yakin begitu? Kau yakin itu tak ada kaitannya dengan Ha Bin?
Tae Soo : Ji Soo-ya, aku...
Ji Soo : Menangani kriminal tiap hari pasti membuatmu gila. Teganya… Teganya kau mencurigai Ha Bin.
Ji Soo menatap kecewa Tae Soo. Tak lama kemudian, dia beranjak keluar dari kamar mereka. Tae Soo menyusul Ji Soo keluar, tapi dia terdiam saat melihat Ha Bin berdiri di depan pintu. Ha Bin diam saja, menatap sang ayah dengan wajah dingin. Tangan Ha Bin nampak diperban. Pipi Ha Bin diplester.
Sekarang, Ha Bin yang terbaring di ranjang RS menatap sang ayah dengan wajah yang sama. Tangannya diperban.
Tae Soo pun menatap Ha Bin dengan wajah ragu dan putus asa.
Kepala Lee tengah melihat foto2 mobil yang diduga milik si pelaku.
Kepala Lee : Kecelakaan mobil?
Kapten Oh : Ditemukan tanda-tanda kecelakaan di sekitar kendaraan di TKP, tapi itu mobil bodong. Sulit melacak pemiliknya, jadi kami mengecek rute mobil itu dengan rekaman CCTV.
Kepala Lee : Apa itu memang mobil pelaku?
Kapten Oh : Rupanya, pelaku meninggalkan mobilnya.
Kepala Lee : Kapten Jang yang bilang?
Kapten Oh : Ya. Karena pelaku tak bisa membawa mobilnya, dia bakar untuk menghancurkan bukti.
Kepala Lee : Apa ada sidik jari?
Kapten Oh : Tidak ada.
Kepala Lee melepas kacamatanya dan tanya Tae Soo dimana.
Tae Soo sendiri baru tiba di rumahnya, membawa putrinya pulang. Baru saja tiba, dia melihat seorang wanita tua yang berdiri di teras rumah mereka. Tae Soo pun terkejut melihatnya. Ha Bin lantas mengaku, dia yang menelpon wanita tua itu dari rumah sakit. Ha Bin kemudian bilang, dia merindukan neneknya.
Ternyata, itu neneknya Ha Bin.
Ha Bin ingin turun. Tapi Tae Soo mengunci pintunya. Tae Soo lantas menatap kesal Ha Bin.
Tae Soo : Apa niatmu menelepon Nenek?
Ha Bin : "Niat"? Ucapan yang aneh.
Tae Soo : Kalian jarang mengobrol.
Ha Bin : Ada alasan aku meneleponnya. Lenganku seperti ini dan aku sulit membungkuk. Aku bahkan tak bisa keramas.
Ha Bin lalu menyuruh sang ayah membuka pintu. Dia bilang dia lelah.
Tae Soo masih menanyai Ha Bin.
Tae Soo : Kau dari mana saja?
Ha Bin : Nenek menunggu.
Tae Soo marah, jawab ayah dulu!
Ha Bin pun membuka jendela dan menyapa neneknya.
Ha Bin : Halmeoni.
Ha Bin dan sang ayah lantas saling bertatapan dengan sengit.
Tak lama kemudian, Tae Soo terpaksa membuka pintu mobil.
Dan Ha Bin turun dan langsung mendekati sang nenek. Nenek Ha Bin juga langsung keluar dari halaman rumah untuk menghampiri Ha Bin.
Nenek Ha Bin : Sayangku. Bagaimana kau bisa terluka? Apa yang terjadi?
Ha Bin : Cuma luka ringan.
Nenek Ha Bin : Kau sungguh tak apa-apa?
Nenek Ha Bin sibuk memeriksa keadaan Ha Bin.
Di mobil, Tae Soo menerima telepon. Tak lama kemudian, Tae Soo pun melajukan mobilnya. Ha Bin menatap kepergian sang ayah, tapi setelah itu dia kembali menatap neneknya.
Ha Bin : Ini tak terlalu sakit. Ya ampun, syukurlah bukan luka parah. Kau makin kurus.
Kapten Oh dan yang lain tengah rapat.
Kapten Oh : Prioritas utama kita adalah mencari tahu siapa pengemudi mobil bodong…
Tiba2, Tae Soo masuk. Semua mata langsung mengarah padanya.
Tae Soo minta maaf karena terlambat. Kemudian, dia langsung duduk di kursinya.
Kapten Oh lanjut menjelaskan.
Kapten Oh : Prioritas utama kita adalah mencari tahu siapa pengemudi mobil bodong itu.
Kapten Oh lantas menyuruh semuanya memperhatikan layar protektor. Lalu dia bilang, itu adalah rekaman yang ditemukan menyelidiki mobil itu.
Di layar, sebuah rekaman diputar. Rekaman video CCTV dimana mobil yang diduga milik pelaku masuk ke Area Peristirahatan Daehwan 294 Seongsan.
Kapten Oh : Tim forensik masih memeriksanya, tapi diketahui dia seorang wanita dengan tinggi sekitar 168 cm.
Rekaman di layar kemudian menunjukkan seorang wanita yang berjalan kaki setelah mobil si pelaku masuk ke area peristirahatan. Tapi, hanya punggung wanita itu yang terlihat.
Kapten Oh : Dilihat dari pakaiannya, sepertinya dia masih muda. Kemungkinan remaja atau berusia 20-an.
Melihat pakaian yang dipakai wanita itu, Tae Soo pun ingat pakaian yang dikenakan Ha Bin saat dia menjemput dan membawa Ha Bin pulang dari RS. Wanita di layar dan Ha Bin mengenakan pakaian yang sama. Tae Soo pun terkejut dan terdiam.
Kepala Lee menanyakan pendapat Tae Soo. Tae Soo yang masih kaget, diam saja.
Kepala Lee memanggil Tae Soo sekali lagi.
Tae Soo pun tersadar dan menjawab Kepala Lee, ya?
Kepala Lee : Bagaimana menurutmu?
Tae Soo : Entahlah.
Kepala Lee : Ada rekaman yang lebih jelas?
Kapten Oh : Saat ini tidak ada. Kami masih menyelidiki rute mobil itu. Karena itu mobil bodong, kami juga menyelidiki bisnis rental mobil ilegal.
Kapten Oh kemudian memanggil Detektif Kim.
Detektif Kim berdiri dan bergegas membagikan berkas pada para detektif.
Kapten Oh : Daftar yang akan kami bagikan berisi nomor telepon yang masuk dan keluar dari menara telekomunikasi terdekat di hari kecelakaan. Seperti yang kalian lihat, kita punya semua informasi pribadi tersangka. Kita akan memanggil semuanya untuk memeriksa alibi mereka.
Tae Soo pun memeriksa daftar itu, mencari nama Ha Bin.
Tak lama, dia menemukan nama Ha Bin di dalam sana.
Kepala Hwang tengah meneliti serat mikro merah yang ditemukan di TKP. Tae Soo yang berdiri disamping Kepala Hwang, tanya, apa itu menurut Kepala Hwang.
Kepala Hwang : Ada banyak sekali jenis tekstil, jadi, jika ada sampel untuk dibandingkan akan lebih mudah.
Tae Soo : Kalau DNA?
Kepala Hwang melepas kacamatanya.
Kepala Hwang : Tidak ada. Tapi untuk saat ini, ini bukti yang paling penting. Siapa pun pemiliknya, dia jelas ada di TKP. Warnanya merah terang. Kira-kira ini apa?
Kapten Oh melihat meja Tae Soo yang kosong.
Kapten Oh : Ke mana lagi dia?
Dae Hong : Kurasa dia keluar sebentar.
Kapten Oh : Aku juga tahu. Tapi ke mana?
Dae Hong : Entahlah.
Kapten Oh : Dia pikir dia detektif atau apa? Kenapa dia selalu keluar kantor?
Detektif Kim : Perlu kutelepon dia?
Kapten Oh : Tak usah. Biarkan saja dia. Dia pasti sedang menjernihkan pikirannya. Memangnya dengan merenung, dia bisa memecahkan kasus?
Kamera lalu menyorot Dae Hong yang terus memperhatikan meja Tae Soo.
Terdengar suara Kapten Oh dan Detektif Kim.
Kapten Oh : Omong-omong, bagaimana perkembangan pemeriksaan alibi?
Detektif Kim : Kurasa bisa selesai hari ini.
Tae Soo pulang ke rumahnya dan hanya melihat sepatu ibunya saja di dekat pintu. Tae Soo lantas masuk dan berjalan menyusuri koridor rumahnya yang panjang, mencari Ha Bin. Tapi dia tak bisa menemukan Ha Bin.
Tae Soo lantas mendekat ke pintu kamar Ha Bin. Dia mengetuk pintu kamar, tapi tak ada respon dari Ha Bin. Karena tak ada respon, dia pun berniat membuka pintu tapi saat mau membuka pintu, dia melihat ada sesuatu berwarna putih di cela-cela pintu. Dia pun akhirnya membuka pintu. Benda kecil berwarna putih yang dilihatnya di cela pintu tadi pun jatuh ke lantai. Sebuah kertas kecil. Tae Soo pun mengambil kertas itu.
Tae Soo lantas masuk ke dalam dan teringat kata2 Kepala Hwang tadi soal serat mikro berwarna merah yang ditemukan di TKP kedua.
Kepala Hwang : Siapa pun pemiliknya, dia jelas ada di TKP. Warnanya merah terang. Kira-kira ini apa?
Tae Soo yang curiga pada Ha Bin, akhirnya memeriksa kamar Ha Bin, mulai dari lemari pakaian, laci lemari pakaian dalam, laci tempat penyimpanan barang2 tapi tak menemukan benda berwarna merah yang dicarinya.
Tae Soo lalu memeriksa laci meja belajar Ha Bin. Namun ada satu laci yang dikunci Ha Bin. Tae Soo pun curiga Ha Bin menyembunyikan benda merah itu di sana.
Tae Soo lantas berpikir sejenak.
Saat tengah berpikir, dia melihat kedatangan Ha Bin dari jendela.
Ha Bin masuk ke rumah dan melihat sepatu ayahnya. Ha Bin dengan tenang menuju ke kamarnya. Sebelum masuk ke kamarnya, Ha Bin melihat cela pintu dan menemukan secuil kertas berwarna putih di cela pintunya. Ha Bin lantas menoleh ke sisi pintu yang lain dan menemukan benda panjang berwarna putih jatuh di dekat pintu.
Ha Bin yang curiga ada ayahnya di dalam, meraih gagang pintu. Saat mau menekan hendel pintunya, terdengar suara ayahnya di belakangnya.
Tae Soo : Kau barusan keluar?
Ha Bin menoleh, menatap sang ayah.
Ha Bin : Jalan-jalan sebentar. Kenapa ayah di rumah saat ini?
Tae Soo bilang ada yang ketinggalan sambil memegang segelas air putih.
Ha Bin : Oh, begitu.
Ha Bin lalu masuk ke kamarnya. Saat itulah, Tae Soo melihat gantungan tas Ha Bin yang berwarna merah. Tae Soo pun kian ditampar kenyataan bahwa Ha Bin pelaku pembunuhan dalam kasus yang ditanganinya. Sementara Ha Bin menutup pintu kamarnya. Tae Soo mematung. Tak lama kemudian, gelas di tangannya meluncur ke bawah dan pecah.
Tae Soo pun beranjak menuju ke kamar Ha Bin dengan langkah yang cepat. Saat mau membuka pintu kamar Ha Bin, Tae Soo teringat masa lalu yang menyebabkan hubungannya dengan Ji Soo dan Ha Bin memburuk.
Flashback...
Ji Soo dengan wajah panic, mencoba membuka pintu kamar Ha Bin. Dia menekan hendel pintu berkali2 sambil memanggil Tae Soo, menyuruh Tae Soo membuka pintu.
Tae Soo sendiri ada di dalam bersama Ha Bin. Tae Soo pun meminta Ha Bin jujur padanya. Tae Soo lalu menyuruh Ha Bin menatap matanya. Kemudian dia tanya, kenapa Ha Bin membohonginya.
Tae Soo : Polisi yang tadi. Mereka sudah memberitahu ayah. Apa ulahmu. Apa ulahmu di hutan…
Ha Bin tiba-tiba lari mendekati rak buku.
Tae Soo pun menyusul Ha Bin dan marah. Dia memaksa Ha Bin untuk bicara sembari mengguncang2kan tubuh Ha Bin ke rak. Tubuh Ha Bin yang diguncang-guncangkan Tae Soo, membuat rak di belakang Ha Bin berguncang beberapa kali. Kamera lantas menyorot plakat penghargaan yang ikut bergoyang di rak paling atas.
Tae Soo yang tak menyadari itu, terus memaksa Ha Bin bicara sambil mengguncangkan tubuh Ha Bin. Ha Bin yang ketakutan, berteriak-teriak. Ji Soo masih berusaha membuka pintu.
Tiba2, plakat penghargaan itu jatuh ke bawah menimpa Ha Bin. Tae Soo seketika terdiam melihat itu. Bersamaan dengan itu, Ji Soo masuk dan terkejut melihat apa yang terjadi. Ji Soo pun bergegas memeriksa keadaan Ha Bin.
Ji Soo : Ha Bin-ah.
Ji Soo lantas menggendong Ha Bin.
Di gendongan Ji Soo, Ha Bin menatap ayahnya dengan tatapan benci. Setelah itu, Ji Soo mengalihkan pandangannya dari ayahnya dan bilang pada Ji Soo bahwa dia tidak membunuh siapa pun.
Mendengar itu, Ji Soo dan Tae Soo sama2 terdiam.
Ji Soo kemudian menatap Tae Soo dengan tatapan kecewa.
Tae Soo juga menatap Ji Soo, yeobo...
Tae Soo tampaknya ingin menjelaskan yang terjadi, tapi Ji Soo yang kadung kecewa, membawa Ha Bin keluar dari ruang baca.
Tangisan Tae Soo terdengar.
Flashback end...
Perlahan2, Tae Soo berbalik dan beranjak melewati ibunya yang tengah membersihkan pecahan gelas di lantai.
Sang ibu kemudian berdiri dan memanggil Tae Soo. Tapi Tae Soo tak peduli dan beranjak pergi.
Di ruang rapat, Tae Soo terdiam melihat gambar benang merah itu di berkas kasus.
Di sana juga tertulis, kalau benang itu ditemukan di semak.
Tak lama, Kapten Oh masuk bersama kapten tim lain.
Kapten Oh terkejut melihat Tae Soo sudah di dalam.
Kapten Oh : Ternyata kau. Ada apa? Kukira kau cuma ingin membaca ringkasan.
Tae Soo : Aku sedang mengecek bukti lain.
Kapten Oh : Kami temukan pemilik mobil bodong itu. Dia sudah ditahan atas rental mobil ilegal. Rupanya penyewa mobil itu memang seorang wanita.
Tae Soo : Berapa usianya?
Kapten Oh : Katanya, dia terlihat berusia akhir belasan tahun. Kita akan tahu nanti.
Kepala Hwang datang.
Kepala Hwang : Hei. Maaf, aku terlambat.
Kepala Hwang lalu memberitahu bahwa laporan analisis darah korban yang ditemukan di gudang, sudah diterima. Ditemukan sejumlah kecil liraglutide.
Kapten Oh : Lira… apa? Apa itu narkoba jenis baru?
Kepala Hwang : Itu biasanya untuk mengobati diabetes.
Kapten Oh : Jika korban menderita diabetes, dia kemungkinan wanita dewasa.
Kepala Hwang : Itu bisa genetik, jadi belum tahu pasti, tapi mungkin begitu.
Kapten Oh : Ini masih terlalu umum, tapi kita jadi dapat petunjuk soal korban.
Tiba-tiba, detektif lain masuk dan memberitahu kalau mereka sudah mendapatkan rekaman si penyewa mobil.
Mereka semua langsung pergi melihat rekaman itu. Tae Soo pun cemas saat wanita mirip Ha Bin berjalan menyusuri area pikir. Tak lama kemudian, wanita itu masuk ke mobil si pelaku. Wajahnya terlihat saat dia membuka pintu. Bukan Ha Bin, melainkan gadis yang mencuri ponsel.
Tae Soo ingat siapa gadis itu.
Tae Soo : Identitasnya sudah dapat?
Detektif Kim : Belum. Orang bisa sewa mobil-mobil itu di internet secara anonim. Cuma sebentar.
Kapten Oh memberikan perintahnya.
Kapten Oh : Ambil semua daftar data wajah yang kita arsipkan untuk perbandingan. Cetak ambilan dekatnya untuk dibagikan ke pos patroli terdekat.
Tae Soo beranjak pergi.
Yang lain menatap kepergian Tae Soo. Kamera menyorot Dae Hong dari kejauhan.
Tae Soo pergi ke kantor polisi tempat Ha Bin dan kedua gadis pencopet itu ditangkap untuk meminta data2 gadis pencuri itu.
Sekarang di mobilnya, Tae Soo tengah melihat data2 gadis pencuri itu.
Gadis itu bernama Song Min A. Tertulis juga di sana beberapa catatan kriminal yang dilakukan Min A, yakni pencurian, penyerangan dan penipuan.
Tae Soo lantas menghubungi Letnan Park.
Tae Soo : Letnan Park.
Letnan Park : Kami sedang meninjau rekam medis Song Min A. Omong-omong, apa semuanya baik-baik saja?
Tae Soo : Ya. Aku hanya ingin menyelesaikan kasus ini secepatnya.
Letnan Park : Tak ada catatan resep atau diagnosis diabetes.
Sekarang, Tae Soo ada di warnet. Dia memeriksa emailnya yang baru masuk.
Email : Ini data yang kau minta.
Ternyata Tae Soo meminta daftar nama pengguna yang dipakai Song Min A.
Tae Soo pun mulai mencari nama2 pengguna itu berdasar daftar yang diterimanya.
Akun pertama, sweet 20. Terakhir aktif 1 minggu lalu.
Akun berikutnya, bertuliskan biodata Min A.
Usia 18, hubungi aku kapanpun. Terakhir aktif 3 hari lalu.
Akun berikutnya, atas nama Mimi.
Tae Soo coba mengirimkan pesan. Dia mengajak bertemu di Hwajin-dong. Tak lama, Mimi membalas pesan Tae Soo.
Mimi : 200 ribu won per jam, setuju?
Sekarang, Tae Soo menunggu Mimi di dalam mobil.
Tak lama, sebuah mobil putih datang dan berhenti di depan sebuah bangunan. Seorang gadis turun. Tae Soo melihat gadis itu dan teringat gadis itu adalah temannya Min A.
Gadis itu kemudian masuk ke dalam bangunan di depannya yang ternyata sebuah hotel.
Tae Soo tetap di mobil dan melihat nomor plat mobil yang mengantar Mimi. Tak lama, Mimi mengiriminya pesan.
Mimi : Aku disini, tapi tak melihatmu.
Mimi : Kau dimana? Yang benar saja!
Tae Soo lalu melihat seorang pria turun dari mobil yang mengantar Mimi.
Pria itu lantas menatap ke arah Tae Soo.
Tak lama, Mimi keluar. Pria itu marah.
"Sial! Seharusnya cek yang teliti."
"Sudah kukirim… Sudah kukirim pesan." jawab Mimi.
Pria itu lantas menyuruh Mimi masuk.
Begitu mereka pergi, Tae Soo pun bergegas mengikuti mereka.
Eo Jin tengah menatap foto Min A di papan investigasi kasus pembunuhan Gunung Daehwa.
Setelah itu, Eo Jin pun duduk di depan Dae Hong.
Eo Jin : Soal lubang yang digali itu… Bukankah aneh pelaku memilih tempat itu?
Dae Hong : Kau benar. Lebih mudah jika di permukaan yang miring. Yang kita lihat di gudang itu menandakan pelaku mengatur TKP dengan sangat teliti. Tapi lubang ini...
Dae Hong pun menatap foto lubang kecil di TKP pertama, yang berada di atas tumpukan foto2 TKP lain.
Dae Hong : ... sepertinya digali sembarangan.
Eo Jin : Ada terlalu banyak inkonsistensi. Ketelitian yang bentrok dengan kekacauan.
Dae Hong lalu menatap ke arah pintu yang terbuka.
Setelah itu, dia kembali menatap Eo Jin.
Dae Hong : Omong-omong, Kapten Jang tampak berbeda belakangan ini, 'kan? Dia tampak murung dan tak hadir di rapat kita.
Eo Jin : Pak Gu, kau tak pintar membaca situasi, ya?
Dae Hong : Kenapa tanya begitu?
Eo Jin : Kau tahu kenapa kita dimarahi saat rapat pertama kita?
Dae Hong : Karena tak menyampaikan pendapat dan terlalu berhati-hati?
Eo Jin : Benar. Jika veteran seperti dia mengungkapkan pendapatnya, kita tak akan leluasa berdiskusi.
Dae Hong : Maksudmu dia tak ikut rapat demi kita?
Eo Jin : Dia membantu kita untuk tetap objektif. Bisa kulihat jelas.
Dae Hong mengangguk2 mendengar jawaban Eo Jin.
Tae Soo masih mengejar mobil tersebut, dibawah langit malam yang menurunkan hujan deras. Tae Soo mengejar mobil putih itu yang masuk ke gang sempit.
Setelah beberapa menit, mobil putih itu berhenti di depan sebuah rumah.
Seorang gadis yang melindungi dirinya dengan payung berwarna kuning, keluar dari dalam rumah tersebut untuk membuang sampah. Tak lama, Mimi turun dari mobil putih dan masuk ke rumah itu.
Pria berkepala plontos juga turun dari mobil. Tapi dia, berhenti tepat di depan mobil Tae Soo. Tak lama kemudian, dia memanggil Mimi.
"Park Ji Yeon."
Ji Yeon yang merupakan nama asli Mimi pun mendekat.
"Mobil siapa itu?" tanya pria itu.
Ji Yeon menoleh ke mobil Tae Soo, setelah itu, dia memberitahu pria itu bahwa itu polisi. Mendengar itu, pria itu pun mengajak Ji Yeon kabur.
Tae Soo mengejar mobil itu. Mobil putih itu masuk ke gang sempit dengan kecepatan tinggi. Tae Soo terus mengejar. Ban mobil Tae Soo menginjak genangan air. Genangan air pun membasahi kaca mobilnya, membuat pandangannya terhalang sejenak. Tae Soo menyalakan wiper nya. Tapi tiba2, mobil putih itu menghilang.
Tae Soo pun turun dari mobil dan mencari mobil putih itu, tapi percuma saja.
Kapten Oh tengah mencari identitas Min A diantara arsip para gadis 'nakal' yang sudah dikumpulkannya. Salah satu yang ada di arsip adalah identitas dan catatan kriminal Ji Yeon.
Kapten Oh terus memeriksa hingga dia menemukan catatan kriminal Min A.
Kapten Oh : Ketemu.
Ha Bin tengah menonton TV. Di atas meja, ada dua mangkuk makanan dan minuman. Tapi begitu mendengar suara ayahnya pulang, dia langsung beranjak dari ruang TV, meninggalkan neneknya yang ketiduran di sofa.
Ha Bin yang mau masuk ke kamar, melihat sang ayah yang baru masuk ke rumah dengan kondisi basah kuyup. Mata mereka berdua bertemu. Ha Bin pun ingin ke kamarnya, tapi Tae Soo menyebutkan nama Min A.
Tae Soo : Song Min A, kau menemui dia. Ayah tahu kau pergi ke Gunung Daehwa hari itu.
Ha Bin menatap Tae Soo tanpa ekspresi.
Ha Bin : Apa maksud ayah?
Tae Soo : Kau sengaja melompat ke depan mobil itu.
Ha Bin : Untuk apa?
Tae Soo : Jangan coba-coba berbohong. Ayah sudah periksa semuanya.
Kini, sambil menahan tangis, Ha Bin membenarkan ucapan ayahnya bahwa dia melompat ke mobil itu. Ha Bin bilang, karena dia ingin mati.
Tae Soo terkejut, Aapa?
Ha Bin : Kubilang aku ingin mati. Aku masih tak percaya Ibu bunuh diri, meninggalkanku sendirian. Aku tak ingin ikut karyawisata itu. Aku tak mau mengobrol dan tertawa di sana seolah-olah tak ada apa-apa. Tapi tinggal di rumah ini lebih menyakitkan.
Ha Bin lantas menangis.
Ha Bin : Tinggal bersama ayah sangat berat bagiku. Aku tak pernah jumpa Song Min A selain di kantor polisi itu. Bisakah ayah, sekali saja memercayai ucapanku?
Setelah mengatakan itu, Ha Bin masuk ke kamarnya.
Tae Soo mematung usai mendengar kata2 Ha Bin.
Kamera menyorot tetesan hujan dari jas Tae Soo, yang jatuh ke lantai.
Ibu Tae Soo muncul di ujung koridor, menatap Tae Soo.
Tae Soo melamun di ruang bacanya. Tak lama, sang ibu masuk dan mendekatinya.
Ibu Tae Soo : Apa yang kau lakukan di luar sampai selarut ini? Ya ampun. Ibu tak menyangka kau hidup seperti ini. Ibu tak tahu apa yang terjadi, tapi biarkanlah. Kau harus memercayai anakmu walau apa pun yang terjadi.
Tae Soo : Andai aku bisa. Tapi aku tak tahu apa aku harus percaya.
Di kamarnya, Ha Bin berdiri di depan jendela. Tak lama kemudian, dia mendekat ke cermin riasnya. Dengan wajah tanpa ekspresi, Ha Bin menatap pantulan wajahnya di cermin dan menghapus air matanya.
Seseorang dengan hoodie yang sama dengan milik Ha Bin dan Min A, terekam kamera pengawas tengah menarik uang di ATM depan sebuah motel.
Besoknya, Tae Soo yang baru tiba di kantor, langsung disamperin Eo Jin. Eo Jin ngasih tahu kalau gadis penyewa mobil sudah diidentifikasi. Namanya Song Min A. Eo Jin lantas memberikan data2 Min A ke Tae Soo.
Eo Jin : Dia menarik uang tunai semalam.
Tae Soo : Lokasinya ditemukan?
Eo Jin : Belum. ATM itu ada di swalayan dekat motel, jadi kami kirim beberapa petugas. Semua tempat yang berkaitan dengannya dicek.
Pria itu berjalan kaki di gang semalam. Tiba2, seseorang menghubunginya.
"Tetaplah bersembunyi. Berhenti meneleponku." ucap pria itu.
Pria itu lantas masuk ke rumah Ji Yeon.Ternyata itu bukan cumah rumah Ji Yeon, tapi rumah kos. Ada beberapa kamar di sana dan pria itu masuk ke kamar yang paling ujung.
Begitu masuk, dia langsung memasukkan beberapa pakaiannya ke dalam tas. Dia juga membawa beberapa ponsel sekali pakainya dari sekian banyak ponsel sekali pakainya.
Setelah itu, dia memindahkan kandang laba2nya dari atas sebuah meja ke meja lain. Dia pun terdiam sejenak menatap ke arah meja tempat kandang laba2nya tadi. Meja itu terrnyata bolong bagian atasnya. Dan di dalamnya, ada banyak sekali uang. Pria itu lantas memasukkan semua uangnya ke dalam tas.
Pria itu lalu dengan terburu2 beranjak ke pintu. Tapi begitu membuka pintu, Kapten Oh sudah menunggunya. Pria itu kaget dan cepat2 menutup pintu.
Kapten Oh : Hei! Buka pintunya. Aku polisi. Buka!
Pria itu lantas kembali ke kamarnya. Dia mau kabur lewat jendela. Tapi begitu membuka jendela, Detektif lain muncul. Detektif Park.
Detektif Park : Bajingan, jangan coba-coba. Keluarlah.
Sekarang, Kapten Oh tengah menginterogasi pria itu.
Dari ruang observasi, Tae Soo mengawasi mereka.
Kapten Oh : Choi Yeong Min, kenapa kau lari?
Yeong Min : Berkaca sana. Karena wajahmu menakutkan.
Kapten Oh kesal.
Kapten Oh : Anak sialan ini… Jangan kurang ajar dan jawab aku. Di mana Song Min A sekarang?
Kapten Oh lantas melemparkan tas Yeong Min ke atas meja. Setelah itu, dia membuka tas Yeong Min dan terkejut melihat banyak uang di tas itu.
Kapten Oh : Lihatlah. Uang apa ini? Wah, lihatlah semua ini.
Yeong Min : Itu berkat kerja kerasku.
Kapten Oh lalu menaruh beberapa uang dari tas ke atas meja.
Kapten Oh : Kau mau ke mana dengan semua uang ini? Song Min A menarik semua uangnya dari rekening juga. Choi Yeong Min, dimana Song Min A?
Sambil tertawa, Yeong Min bilang tidak tahu.
Eo Jin dan Dae Hong ternyata juga melihat jalannya interogasi bersama Tae Soo.
Eo Jin : Choi Yeong Min. Usia 24. Dia dan Song Min A pernah dijerat pidana atas prostitusi ilegal dan penyerangan.
Lalu Kapten Oh keluar sambil mengomel.
Kapten Oh : Bocah tengik menyebalkan. Dia pasti menyembunyikan sesuatu. Firasatku begitu.
Kapten Oh lantas membuat panggilan.
Kapten Oh : Hei, kau menemukan Song Min A? Telepon aku jika ketemu.
Kapten Oh lalu menatap Tae Soo yang masih menatap Yeong Min.
Kapten Oh : Kau tak masuk?
Tanpa menjawab pertanyaan Kapten Oh, Tae Soo menyuruh Eo Jin dan Dae Hong yang masuk.
Kapten Oh sewot, ini mendesak. Kenapa bukan kau saja?
Tae Soo pun sewot melihat Eo Jin dan Dae Hong diam saja.
Tae Soo : Sedang apa kalian? Cepat masuk.
Eo Jin dan Dae Hong bergegas masuk.
Kapten Oh pun tambah kesal melihat Tae Soo.
Eo Jin menanyai Yeong Min.
Eo Jin : Apa hubunganmu dengan Song Min A?
Yeong Min diam saja dan gantian menatap Dae Hong.
Dae Hong : Tolong jawab.
Yeong Min : Kami cuma kebetulan bertemu. Tak punya hubungan.
Eo Jin : Kau pernah dijerat pidana?
Yeong Min : Kenapa bertanya? Kalian sudah tahu.
Kapten Oh yang mendengar itu, juga protes ke Tae Soo atas pernyataan Eo Jin.
Kapten Oh : Ini sudah ada di laporan. Mereka buang-buang waktu…
Tae Soo : Mereka mengujinya agar tahu apa dia jujur. Kita harus memahami ekspresi dan suaranya saat dia jujur untuk mengetahui kebohongannya.
Eo Jin : Kapan terakhir kali kau bertemu Song Min A?
Yeong Min menolak menjawab dan mengaku lelah. Dia juga minta rokok.
Eo Jin tak peduli dan meminta Yeong Min menceritakan semua kegiatan yang Yeong Min lakukan pada tanggal 11.
Kapten Oh protes lagi.
Kapten Oh : Dia tak akan jujur jika caranya begitu.
Tae Soo : Tidak akan, sebelum kita bawa Song Min A kemari.
Kapten Oh : Kapan Song Min A akan...
Belum selesai Kapten Oh bertanya, Tae Soo memotong pertanyaan Kapten Oh dengan menyuruh Eo Jin dan Dae Hong keluar.
Kapten Oh : Kita harus membuatnya jujur untuk menemukan Song Min A.
Tae Soo : Dia akan jujur begitu Song Min A di sini.
Eo Jin dan Dae Hong keluar.
Dae Hong : Sulit untuk tahu dengan sikapnya yang tak kooperatif.
Eo Jin : Jika Song Min A pelakunya, ada kemungkinan Choi Yeong Min adalah kaki tangannya.
Tae Soo : Apa alasanmu?
Eo Jin : Bukti perilaku yang bertentangan dari TKP. Kekacauan ini mungkin hasil dari dua individu dengan kepribadian berbeda.
Tae Soo : Begitu salah satu dari mereka jujur, mereka akan mulai saling menyalahkan. Kita harus temukan Song Min A dulu.
Dae Hong : Sebenarnya, aku menemukan sesuatu.
Dae Hong pun menunjukkan temuannya, yaitu akun medsos Min A yang isinya foto2 bagian tubuh Min A yang memar-memar dan semua foto2 itu diupload Min A secara berulang.
Dae Hong : Ini akun media sosial pribadi Song Min A.
Eo Jin : Sepertinya dia memotret dirinya sendiri.
Dae Hong : Entah apa dia mau mendokumentasikan bukti kekerasan fisik. Karena…
Dae Hong pun mengklik salah satu foto. Foto lengan Min A yang membiru.
Dae Hong : Lihatlah. Itu memar.
Eo Jin : Tapi tak ada memar di sebagian besar fotonya. Entah kenapa dia mengepos foto yang sama setiap hari.
Tae Soo : Pak Gu, kau yang temukan persoalan ini, jadi cari jawabannya juga.
Dae Hong : Baik. Akan kucoba.
Tae Soo pun beranjak ke pintu.
Eo Jin menyusul Tae Soo.
Eo Jin : Bagaimana denganku?
Tae Soo : Ikut aku.
Tae Soo membawa Eo Jin rumah kos-kosan pria itu.
Eo Jin memencet bel. Tak lama, seorang wanita muda membukakan pintu.
Eo Jin : Kami dari kepolisian. Boleh kami bertanya sedikit?
Wanita itu pun mengaku dia sudah bicara dengan polisi tadi.
Eo Jin bertanya lagi.
Eo Jin : Tempat ini milikmu, 'kan?
Wanita itu mengiyakan.
Eo Jin : Kau tahu berapa banyak anak yang tinggal di basemen?
Wanita itu mengaku tidak tahu karena banyak anak yang keluar masuk.
Eo Jin lalu menunjukkan foto Min A.
Eo Jin : Apa kau pernah melihat gadis ini belakangan?
Wanita itu berkata dia tak lihat siapa pun beberapa hari terakhir.
Wanita itu menjawab pertanyaan terakhir Eo Jin sambil menyelipkan sebagian rambutnya ke balik telinga. Saat itulah, Tae Soo melihat memar di lengan wanita itu.
Tae Soo : Kau sudah berkeluarga?
Wanita itu bilang dia punya satu putra yang masih SD.
Tae Soo terus menatap memar di lengan wanita itu. Wanita itu sadar Tae Soo melihat memarnya dan menjelaskan bahwa dirinya jatuh saat membersihkan rumah kemarin.
Wanita itu lantas bertanya ada apa dengan anak2 yang dicari polisi.
Tae Soo lau melihat banyak sepatu dan juga sebuah bola di lantai dekat pintu.
Eo Jin : Kau pernah lihat hal yang aneh dari mereka?
Wanita itu bilang mereka cuma anak-anak jadi mereka bisa agak berisik.
Eo Jin : Bisa hubungi kami saat mereka kembali? Terutama gadis yang tadi kami tunjukkan.
Wanita itu pun berjanji akan mengabari mereka jika melihat Min A.
Eo Jin dan Tae Soo beranjak keluar. Eo Jin tanya ada apa.
Tae Soo : Dia berbohong.
Eo Jin : Soal apa?
Tae Soo : Memar itu bukan dari kemarin. Dilihat dari memarnya, setidaknya baru dua hari. Itu pun bukan karena dia jatuh. Kurasa dia mengalami kekerasan.
Eo Jin : Katanya dia tinggal bersama satu putra, 'kan?
Eo Jin kemudian berkata, kalau Tae Soo pasti lelah.
Eo Jin : Orang yang lebih memahami banyak hal harus mengabaikan banyak hal lain juga.
Eo Jin masuk ke mobil.
Tae Soo diam saja di dekat mobil.
Wanita tadi berdiri di depan jendela, menatap kepergian mobil Tae Soo.
Hari sudah malam. Hujan turun dengan deras. Tapi, Tae Soo seorang diri di depan pagar rumah kos-kosan. Tae Soo melihat2 ke dalam. Dari depan jendela, wanita itu tertegun menatap Tae Soo.
Pagi datang. Wanita itu berdiri di depan jendela. Tak lama, dia beranjak menjauhi jendela.
Tae Soo berdiri diluar dan tengah menjawab telepon dari ibunya.
Tae Soo : Ibu sudah mau pulang?
Ibu Tae Soo sudah berada di terminal. Dia duduk seorang diri.
Ibu Tae Soo : Ha Bin yang suruh, katanya ibu tak bisa membiarkan restoran tutup terlalu lama.
Tae Soo : Dimana Ha Bin sekarang?
Ibu Tae Soo : Dia sedang membeli camilan. Untuk Ibu makan di bus. Dia mungkin tampak dingin dari luar, tapi dia sangat baik, tahu?
Tae Soo lalu melihat Yeong Min meminta korek pada Detektif Kim.
Tae Soo : Mungkin aku salah.
Ibu Tae Soo : Menjadi orang tua bukan berarti kau selalu harus benar.Tak apa-apa. Ibu membuatkanmu sup tulang sapi. Pastikan dia makan teratur.
Tae Soo : Hati-hati di jalan, ya.
Panggilan selesai dan Tae Soo terus menatap Yeong Min.
Ibu Tae Soo naik ke bis sambil melambaikan tangan ke Ha Bin. Ibu Tae Soo lalu duduk di dekat jendela dan terus melambaikan tangan ke Ha Bin. Ha Bin tersenyum pada neneknya. Tak lama, bus mulai berjalan.
Begitu neneknya pergi, Ha Bin pun menjawab telepon dari seseorang dan beranjak pergi.
Di mejanya, Dae Hong tengah menatap foto di akun IG Min A.
Tapi, tak ada komentar di foto tersebut.
Tak lama, Eo Jin datang membawakan makanan.
Eo Jin : Kau menemukan sesuatu?
Dae Hong : Ya.
Eo Jin : Makanlah dulu.
Detektif Kim keluar dari sebuah bar.
Tak lama kemudian, Detektif Jo datang ngasih tahu bahwa dia temukan Min A. Mereka pun bergegas pergi.
Detektif Jo menunjukkan video rekaman CCTV, dimana seorang wanita diduga Min A berdiri di depan sebuah pintu kamar. Hanya terlihat punggungnya. Wanita itu mengenakan outfit dan barang yang mirip dengan punya Ha Bin.
Detektif Kim : Kau benar. Kamar nomor berapa.
Mereka pun langsung bergegas ke kamar Min A, bersama petugas patroli perempuan.
Dengan aba2 dari Detektif Kim, petugas perempuan membuka pintu kamar dan masuk ke dalam.
Dae Hong menunjukkan akun Min A ke Eo Jin dan Tae Soo. Isi akun itu adalah foto2 makanan dan barang mewah. Tidak ada satu pun foto2 Min A.
Dae Hong : Ini akun publik Song Min A. Akunnya terbuka untuk publik.
Eo Jin : Kontennya agak terkesan pamer, tapi kenapa akunnya?
Dae Hong : Ini akun publiknya, tapi dia tak mengepos foto dirinya.
Eo Jin : Banyak orang begitu. Menurutmu itu aneh?
Dae Hong : Yang bikin aneh, perbedaan antara apa yang ingin dia tunjukkan dan sembunyikan dari orang lain sangat besar. Aku terus menyelidikinya sambil berusaha memahaminya. Lalu, kutemukan dia membeli barang bekas secara daring. Ini dia.
Dae Hong menunjukkan foto obat yang dibeli Min A.
Eo Jin : Apa ini?
Dae Hong : Suntikan penurunan berat badan. Sepertinya dia terobsesi untuk terus terlihat langsing. Obat ini biasa dipakai untuk mengobati diabetes atau obesitas parah.
Tae Soo : Apa itu liraglutide?
Dae Hong : Ya, itu liraglutide.
Dae Hong menunjukkan rekam medis Min A.
Di sana tertulis, ditemukan sejumlah kecil liraglutide yaitu sebanyak 0,01 mg.
Tae Soo : Song Min A mungkin korban. Dia besar di panti asuhan, kan?
Eo Jin : Ya.Tapi kudengar para detektif mau membawanya sekarang.
Mendengar itu, Tae Soo beranjak pergi.
Tapi dia kemudian bertemu Detektif Jo yang datang membawa Ji Yeon.
Tae Soo terkejut melihat Ji Yeon. Lalu Detektif Kim datang.
Tae Soo : Detektif Kim. Ada apa?
Detektif Kim : Kami tak menemukan Song Min A. Dialah yang memakai kartu itu. Namanya Park Ji Yeon.
Tapi Ji Yeon kemudian menatap ke arah Tae Soo dan memanggil Detektif Kim.
Ji Yeon : Ahjussi, boleh keluar sebentar. Aku cari angin segar.
Detektif Jo dan Tae Soo menunggu Ji Yeon.
Tae Soo : Kau pasti lelah. Minumlah kopi dulu.
Detektif Jo : Kalau begitu, aku izin ke kamar mandi sebentar.
Setelah Detektif Jo pergi, Tae Soo menghampiri Ji Yeon.
Ji Yeon : Kau ingat aku, 'kan? Kita bertemu di kantor polisi. Putrimu juga di sana waktu itu.
Tae Soo : Ya.
Ji Yeon : Kenapa polisi mencari Song Min A?
Tae Soo : Kapan terakhir kali kau melihat Song Min A?
Ji Yeon : Entahlah. Oh, ya. Pada hari dia berkata mau menemui putrimu. Itu terakhir kulihat dia.
Tae Soo : Bukan di kantor polisi?
Ji Yeon : Apa si jalang itu… Maksudku, putrimu bilang begitu? Kurasa itu tak benar.
Tae Soo : Katakan kapan dan kenapa dia menemuinya.
Ji Yeon : Jika kau ingin tahu jawabannya, berjanjilah kau akan membebaskanku. Aku tak mencuri uang Song Min A. Kami menabung bersama. Itu sebabnya aku tahu PIN-nya. Aku tak perlu diselidiki.
Ji Yeon kemudian menyuruh Tae Soo membebaskannya.
Ji Yeon : Kalau tidak, akan kubocorkan putrimu bertemu Song Min A.
Detektif Jo datang dan menyuruh Ji Yeon masuk.
Tae Soo pun terdiam.
Bersambung ke part 2...
EmoticonEmoticon