All Content From : MBC
Sinopsis Lengkap : Such a Close Traitor
Sebelumnya : Such a Close Traitor Eps 1-1
Selanjutnya : Such a Close Traitor Eps 2-1
Tae Soo pun pergi ke kantor polisi yang menahan Ha Bin semalam. Dia menemui petugas polisi yang menginterogasi Ha Bin dan berkata, ada yang mau dia tanyakan.
Si petugas polisi itu pun menjawab kalau dia sebenarnya berniat menghubungi Tae Soo. Dia lalu menyuruh Tae Soo duduk.
Kita ke Kantor Polisi Yeonju dimana Eo Jin baru saja datang. Eo Jin menatap sejenak gedung kantor polisi, lalu menghela nafasnya, dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam.
Eo Jin pun langsung Divisi Kekerasan dan Kejahatan. Dia pun kebingungan melihat kesibukan orang-orang. Kapten Oh datang dan sempat melewati Eo Jin sambil melihat Eo Jin. Melihat Eo Jin, dia pun langsung menghentikan langkahnya dan menghampiri Eo Jin.
Kapten Oh : Bisa kubantu?
Eo Jin : Aku akan kerja di Divisi Analisis Perilaku Kriminal. Aku Petugas Lee Eo Jin.
Kapten Oh : Oh, ya. Mari masuk. Jadi, kau petugas baru itu.
Kapten Oh pun membawa Eo Jin ke meja Divisi Analisis Perilaku Kriminal.
Kapten Oh : Ini adalah Divisi Analisis Perilaku Kriminal. Kau bisa pakai meja ini.
Mereka kemudian bicara.
Kapten Oh : Kau lebih muda dari perkiraanku. Berapa usiamu?
Eo Jin : Wajahku awet muda.
Kapten Oh pun mengiyakan dengan wajah canggung.
Detektif Kim datang membawa Dae Hong.
Detektif Kim : Kapten, ini petugas baru di Divisi Analisis Perilaku Kriminal.
Dae Hong pun mengenalkan dirinya.
Dae Hong : Aku petugas baru di Divisi Analisis Perilaku Kriminal. Aku Petugas Gu Dae Hong. Salam kenal.
Kapten Oh dan Detektif Kim saling menatap.
Kapten Oh : Kukira yang diterima cuma satu.
Detektif Kim : Ya. Dia orangnya.
Detektif Kim menunjuk Dae Hong.
Kapten Oh menunjuk Eo Jin.
Kapten Oh : Lalu, dia bagaimana?
Detektif Kim pun tanya ke Eo Jin, Eo Jin siapa.
Tae Soo yang sudah di depan divisinya, berusaha menghubungi Ha Bin. Tapi Ha Bin gak bisa dihubungi.
Tae Soo mau mengirimkan pesan ke Ha Bin, tapi Kepala Lee datang memanggilnya.
Tae Soo pun masuk ke dalam bersama Kepala Lee. Keduanya menghampiri kedua petugas baru yang akan bekerja di Divisi Analisis Perilaku Kriminal.
Kepala Lee menjelaskan belakangan ini sibuk jadi dia menyuruh Tae Soo menerima Eo Jin dan Dae Hong.
Usai berbasa-basi, Kepala Lee pergi.
Tae Soo pun beranjak menuju mejanya tanpa mengatakan apapun pada kedua petugas baru itu.
Dae Hong duduk di mejanya.
Sementara itu, Eo Jin merasa heran.
Eo Jin lantas duduk dan tanya ke Dae Hong, kapan Dae Hong menerima telepon bahwa Dae Hong diterima.
Dae Hong : Setelah wawancara hari itu, dalam perjalanan pulang.
Eo Jin : Langsung dari Kapten Jang?
Dae Hong : Ya. Kupikir aku tak diterima, ternyata aku lolos. Kenapa?
Eo Jin tak menjawab. Wajahnya tampak heran.
Dae Hong lalu menyuruh Eo Jin melihat gantungan kuncinya.
Dae Hong : Ini karakter favoritku. Namanya Rise. Dia...
Eo Jin : Aku tak tanya.
Dae Hong seketika diam.
Sekarang, Tae Soo duduk di meja makannya seorang diri. Dia ingin mengirimkan pesan ke Ha Bin, tapi urung melakukannya.
Tae Soo lalu menenggak alkoholnya.
Tak lama kemudian, dia menerima kiriman video dari Petugas Patroli Jung Chan Ho, petugas yang menginterogasi Ha Bin.
Di video itu terlihat bahwa Ha Bin tidak bersalah.
Tae Soo pun ingat kata2 Petugas Jung tadi bahwa Ha Bin benar, pencuri ponsel adalah dua gadis yang kabur dari rumah.
Tae Soo jadi terdiam setelah menonton video itu.
Malam kian larut. Hujan deras semakin menambah aura suram di rumah Tae Soo. Tae Soo cukup lama berdiri di depan meja foto, memandangi foto istri dan anaknya.
Tak lama kemudian, dia beranjak ke depan sebuah kamar. Cukup lama Tae Soo diam di depan kamar tersebut, sebelum akhirnya dia membuka pintu kamar.
Tae Soo lantas duduk di kasur. Kamar itu terlihat seperti kamar yang sudah lama ditinggalkan pemiliknya. Tiba-tiba saja, terdengar suara seorang wanita.
"Kau bisa memahami kriminal, tapi tak tahu apa-apa soal putrimu.
Tae Soo menoleh dan melihat istrinya, Yoon Ji Soo, berdiri di dekat pintu.
Tae Soo : Aku tak tahu. Aku tak tahu apa-apa.
Ji Soo : Kau harus percaya padanya. Apa sesulit itu bagimu?
Tae Soo pun diam. Raut wajahnya menunjukkan kebingungan yang luar biasa. Dia ingin percaya Ha Bin, tapi sikap misterius Ha Bin membuat dia sulit melakukannya.
Ji Soo : Kenapa kau diam saja? Kau mau menghancurkan anak kita juga?
Tae Soo : Apa?
Ji Soo : Pikirkan kenapa aku mati. Itu gara-gara kau.
Ji Soo pun menghilang dari pandangan Tae Soo.
Tae Soo galau luar biasa.
Tae Soo : Katakanlah. Aku harus pakai cara apa?
Sebuah teriakan menggema dengan keras di tengah hutan. Bersamaan dengan itu, sebuah ponsel jatuh. Sebuah panggilan muncul di layar ponsel. Di layar, tertulis nama "AYAH".
Tak lama kemudian, seseorang mengambil ponsel tersebut.
Hari sudah pagi. Hujan telah berhenti. Kamera menyorot jalan setapak di dekat lokasi ponsel tersebut jatuh. Tak lama kemudian, sebuah mobil patroli datang melalui jalan tersebut.
Kedua polisi patroli tampak mengikuti seorang pria tua masuk ke dalam hutan. Pria itu membawa kedua polisi tersebut ke sebuah gudang. Pria itu lantas membukakan pintu gudang. Begitu pintu gudang dibuka, kedua polisi terkejut dan langsung memanggil bantuan.
Para detektif menggelar rapat terkait darah yang ditemukan di gudang.
Kepala Lee : Kau yakin itu darah manusia?
Kapten Oh : Ya. Sudah dilakukan tes darah lengkap. Menurut tim forensik, ada lebih dari dua liter darah.
Tae Soo baru datang.
Kepala Lee : Jadi, ini kasus pembunuhan. Kau menemukan sesuatu?
Kepala Hwang : Ya. Asalnya dari wanita bergolongan darah O. Selain darah itu, tak ada sampel lain untuk dibandingkan.
Kepala Lee : Kalau rekaman CCTV?
Kapten Oh : Secara geografis, kemungkinan kejahatan ini melibatkan mobil. Kami mengecek mobil-mobil di sana.
Kepala Lee : Cari mayatnya dulu. Ini bukan seperti kasus kerangka. Begitu reporter tahu mayatnya tak ada, mereka berbondong-bondong datang. Jadi, rahasiakan dulu.
Rapat selesai. Semua keluar. Tae Soo menghampiri Kepala Lee.
Tae Soo : Izinkan aku menyelidiki kasus ini sebelum aku pergi.
Kepala lee : Sudah kuperjelas, 'kan? Kau bahkan sudah mempekerjakan penggantimu.
Tae Soo : Karena alasan geografis, akan sulit menemukan bukti. Tak ada mayat, yang merupakan bukti penting. Tapi aku yakin masih ada bukti perilaku. Aku yakin aku masih bisa membantu.
Para detektif pun mulai bekerja. Para polisi patroli dan anjing pelacak juga dikerahkan untuk menyisir hutan guna mencari mayat pemilik genangan darah di gudang.
Tae Soo datang dan berjalan menuju gudang. Kepala Lee memberikan Tae Soo waktu dua bulan untuk menyelidiki kasus tersebut.
Tae Soo meminta sarung tangan pada petugas polisi yang berjaga di depan gudang.
Sambil memakai sarung tangan, Tae Soo masuk ke gudang.
Tak ada jejak kaki. Jejak ban pun hanya tersisa sedikit.
Tae Soo berjongkok di depan genangan darah. Dia pun diam saja menatap genangan darah tersebut.
Tak lama, Eo Jin dan Dae Hong datang.
Tae Soo berdiri, terserah kalian. Tak usah pedulikan aku.
Tae Soo memeriksa sekitaran gudang di dekat genangan darah.
Setelah itu dia mendekati Kepala Hwang.
Tae Soo : Kau menemukan sesuatu?
Kepala Hwang : Belum. Di sini bersih.
Dae Hong mendekati Tae Soo.
Dae Hong : Banyak benda yang berpotensi jadi senjata di mana-mana, tapi tak satu pun punya bercak darah.
Mendengar itu, Eo Jin juga mendekat.
Dae Hong : Tak ada tanda-tanda pembersihan juga. Kurasa kejahatan ini sudah direncanakan.
Tae Soo berdiri dan berbalik, membuat Eo Jin terkejut.
Eo Jin kemudian minta maaf.
Tae Soo : Sudah kubilang, terserah kalian.
Tae Soo hendak keluar, tapi dia melihat ada jerigen kosong yang lengkap dengan selang yang terpasang di mulut jerigen.
Tapi tak ada bensin di sana.
Tae Soo keluar. Detektif Jo bilang dia sudah bicara dengan pemilik gudang.
Detektif Jo : Tampaknya kau benar. Itu hilang.
Tae Soo : Jadi sebelumnya ada disini?
Detektif Jo : Ya. Tapi kenapa kau tanyakan itu?
Tiba2, anjing pelacak menggonggong.
Para detektif pun berkumpul di dekat lubang galian.
Mereka bertanya2, apa itu untuk mengubur mayat tapi lubangnya terlalu kecil.
Kapten Oh : Sepertinya pelaku yang menggali ini. Ya, 'kan?
Kapten Oh menoleh ke samping dan Tae Soo nya udah melengos pergi diikuti Eo Jin dan Dae Hong.
Kapten Oh tambah kesal.
Tae Soo masuk ke ruang rapat sambil memegang berkas kasus pembunuhan tanpa jasad (ah, jadi inget Black Out!!). Di sana, sudah menunggu dua anak baru.
Tae Soo pun menyuruh si dua anak baru memberikan komentar.
Eo Jin : Kurasa korban pergi ke lokasi atas kemauannya sendiri.
Tae Soo : Apa alasanmu?
Eo Jin : Berdasarkan jumlah darah yang ditemukan, bobot korban 40 kg lebih. Memaksa orang berbobot sebegitu menaiki bukit, pasti akan meninggalkan jejak. TKP adalah area terpencil. Entah korban punya alasan untuk mendatangi tempat itu atau mungkin dibujuk ke sana.
Tae Soo : Kurasa itu salah.
Mendengar itu, Eo Jin terdiam menatap Tae Soo.
Tae Soo : Pelaku, yang familier dengan area dan rumah itu, pasti telah mengecek lokasi sebelumnya. Dengan bantuan kaki tangan, mereka bawa korban yang sudah tak sadarkan diri ke rumah itu. Jika korban masih sadar, dia pasti melawan. Tapi TKP sangat bersih. Bagaimana menurutmu?
Eo Jin : Ya. Akan kuanalisis lagi.
Tae Soo : Bagaimana menurutmu, Pak Gu?
Dae Hong : Menurutku, poin kalian sama-sama valid.
Tae Soo : Kau netral.
Tae Soo melihat Eo Jin tengah menulis.
Tae Soo : Kau menulis apa?
Eo Jin : Yang kau katakan, Pak.
Mendengar itu, Tae Soo marah.
Tae Soo : Apa yang kau lakukan? Kenapa tak menyangkalku? Pertama, kemungkinan TKP telah dirusak. Kedua, tak ditemukan alkohol atau narkoba dalam darah korban. Itu ada di laporan. Ketiga, tak ada mayat. Tak ditemukan tanda pembiusan, apalagi serangan. Harusnya tanya kenapa aku yakin korban tak sadarkan diri. Kenapa tak bertanya?
Eo Jin : Aku baca laporan.Aku pun sudah menanyakan itu.
Tae Soo : Lalu?
Eo Jin : Kupikir pasti ada alasan kenapa kau sangat yakin.
Tae Soo : Kau benar-benar parah.
Tae Soo lantas memarahi keduanya.
Tae Soo : Kusuruh santai bukan untuk mengakrabkan diri. Tak ada jabatan dalam ruangan rapat. Mulai sekarang, jangan masuk ke ruangan rapat jika belum siap berdebat sengit. Aku tak mau membuang waktuku.
Tae Soo beranjak keluar.
Eo Jin nampak tertunduk.
Dae Hong pun tanya, apa Eo Jin tak apa-apa.
Eo Jin mengangkat kepalanya dan menatap ke arah pintu dengan wajah kesal.
Eo Jin : Mulai sekarang aku mau perbaiki kinerjaku.
Diluar, Tae Soo bertemu dengan Kapten Oh.
Kapten Oh : Kudengar kau pergi setelah kasus ini.
Tae Soo : Ya.
Kapten Oh : Kau temukan sesuatu dari TKP?
Tae Soo : Aku belum tahu.
Tae Soo mau pergi. Kapten Oh pun memberitahu kalau mereka ada rapat sekarang.
Tae Soo : Aku tak ikut rapat.
Kapten Oh : Kenapa?
Tae Soo : Nanti kucek ringkasannya.
Kapten Oh marah, HEI! Kesabaranku ada batasnya. Memang investigasi ini kau tangani sendirian? Kau tak bisa lihat rekan-rekanmu? Atau kau tak menghargaiku?
Tae Soo : Mayat hilang itu. Aku yakin pelaku membuang korban
ke waduk kota. Keringkan airnya dan periksalah.
Kapten Oh : Kau yakin?
Tae Soo : Tidak. Berdasarkan jumlah darah yang ditemukan, tubuhnya dimutilasi dan dibuang ke saluran limbah. Periksa semua tangki septik terdekat. Mungkin ketemu.
Kapten Oh : Apa? Kau anggap ini lucu?
Tae Soo : Asal mengutarakan pendapat saja mudah, Kapten Oh. Aku tak akan menanggapi itu. Saat ini belum ada yang pasti. Nanti kukabari begitu ada titik terang. Aman?
Tae Soo beranjak pergi.
Tae Soo berjalan menyusuri TKP yang masih dipenuhi para polisi. Saat menyusuri hutan, tiba2, dia melihat seorang gadis yang posturnya mirip Ha Bin berjalan di depannya. Tae Soo terus mengikuti gadis itu. Tak lama kemudian, gadis itu tiba di depan gudang. Perlahan, gadis itu membuka pintu gudang dan masuk ke dalam.
Tae Soo yang berdiri di belakang, mulai takut dan khawatir kalau itu Ha Bin. Tak lama kemudian, gadis itu menolehkan sedikit wajahnya.
Dan, Tae Soo yang tertidur di mobil terbangun.
Di sekitaran Tae Soo tampak kerlap kerlip mobil polisi.
Ternyata, Tae Soo di TKP.
Tae Soo lantas memeriksa ponselnya. Masih belum ada pesan balasan dari Ha Bin.
Tae Soo lantas berniat mengirimi Ha Bin pesan.
Tae Soo : Maaf ayah tak mempercayaimu.
Tapi Tae Soo tak jadi mengirimkannya.
Tae Soo kemudian turun dan pergi ke gudang.
Tapi tiba2, dia melihat ada cahaya senter dan suara barang jatuh di dalam gudang.
Sontak lah Tae Soo cemas dan langsung mengarahkan senternya pada orang di depan.
Ternyata Eo Jin.
Eo Jin dan Tae Soo sama2 melihat ke genangan darah.
Eo Jin : Kenapa pelaku membiarkan darahnya? Apa menurutmu ini disengaja?
Tae Soo : Tujuan pelaku cuma satu. Datang ke sini untuk mengurus mayatnya.
Kita diperlihatkan flashback si pelaku menggelar plastik di lantai gudang, Setelah itu, dia menaruh korbannya yang sudah tak sadarkan diri di atas plastik tersebut. Hanya tangan korban yang diperlihatkan. Kamera menyorot kaki si pelaku, yang berjalan melewati berbagai alat perkakas yang ditaruh di lantai beralaskan plastik.
Kita juga diperlihatkan flashback bayangan si pelaku saat memukul korban.
Darah korban mengalir ke atas plastik.
Bersamaan dengan itu, terdengar penjelasan Tae Soo.
Tae Soo : Pembunuhannya tidak dilakukan di sini. Temboknya bersih. Tak terlihat ada bercak darah.
Eo Jin : Melihat jumlah darah yang hilang, pelaku berniat memutilasi dan mengubur mayatnya.
Tae Soo : Yang dipersiapkan bukan hanya senjata, tapi sekop untuk menggali lubang juga.
Eo Jin : Setelah menyiapkannya dengan teliti, kenapa mayatnya tak dikubur?
Tae Soo : Ada masalah. Karena tiba-tiba ada masalah tak terduga. Mereka bukan tak mau bersihkan darahnya, mereka tak bisa.
Eo Jin : Jadi, itu tak sesuai rencana.
Tae Soo : Setenang apa pun pelaku, pasti kebingungan juga. Mayatnya terpaksa dibawa. Bukan pemanas yang pelaku butuhkan, tapi minyak
Kamera menyorot kaleng minyak di gudang..
Si pelaku mengambil kaleng minyak. Itulah yang hilang dari gudang.
Tae Soo : Mungkin ada bukti yang harus segera dia bakar.
Eo Jin : Kalau bukan TKP ini, kira-kira apa?
Hujan turun dengan deras.
Si pelaku bergegas meninggalkan gudang membawa kaleng minyak.
Tae Soo : Pelaku familier dengan metode investigasi. Dia tahu mustahil mengidentifikasi korban hanya dengan noda darah. Ada bukti lain yang harus dia hilangkan daripada darah itu secepatnya. Mungkin itu adalah bukti yang bisa mengungkap identitas pelaku. Bukti yang tak bisa pelaku bawa atau tinggalkan.
Si pelaku kemudian membakar mobilnya di bawah guyuran hujan deras.
Tae Soo : TKP kedua.
Detektif Kim tengah bicara dengan Kapten Oh sambil mengecek kamera pengawas.
Kapten Oh : Detektif Kim, sudah kau periksa?
Detektif Kim : Ya. Ada beberapa jalan menuju lokasi, tapi untuk keluar, harus melewati terowongan. Jumlahnya tak sesuai. Satu mobil hilang.
Para polisi mulai bergerak. Mereka diminta mencari kendaraan yang ditinggalkan di dekat TKP
"Mungkin ada tanda-tanda upaya pembakaran. Tolong melapor begitu kalian menemukan kendaraannya."
Tae Soo yang baru tiba di rumahnya, dihubungi Wali Kelas Han Bin.
Wali Kelas : Halo Ayah Ha Bin. Katanya Ha Bin tak mengikuti sesi belajar mandiri hari ini.
Tae Soo : Sesi belajar mandiri? Bukankah ini hari terakhir karyawisata?
Wali Kelas : Ha Bin tak mendaftar untuk karyawisata. Yang tak mendaftar harus mengikuti sesi belajar mandiri. Kira-kira Ha Bin ada dimana?
Tae Soo : Maaf, Bu. Nanti kutelepon kembali.
Tae Soo pun masuk ke rumah nyariin Ha Bin tapi Ha Bin gak ada.
Tae Soo lalu ingat kata2 salah satu gadis pencopet.
"Kau bilang mau kabur juga. Kau bilang mau masuk geng kami."
Tae Soo yang resah, menghubungi Letnan Park.
Letnan Park : Aku bermaksud menghubungimu. Soal nomor yang kau suruh periksa, ternyata itu ponsel sekali pakai.
Mendengar itu, Tae Soo pun memeriksa laci tempat dia menyimpan ponsel tersebut.
Ponselnya sudah tak ada.
Tae Soo pun menyuruh Letnan Park memeriksa satu ponsel lagi.
Tae Soo : Ini mendesak.
Tae Soo lalu mengirimkan nomor ponsel Ha Bin ke Letnan Park.
Tak lama kemudian, dia menerima telepon.
Tae Soo pun langsung ke TKP, tempat mobil si pelaku ditemukan.
Di sana, sudah menunggu Eo Jin dan Dae Hong.
Tae Soo langsung mendekati mobil.
Eo Jin : Semua bukti yang bisa jadi petunjuk untuk mengidentifikasi korban telah dibakar.
Dae Hong : Mobilnya juga tampaknya menabrak pohon setelah mendadak belok. Lokasi di bawah sana menunjukkan bahwa korbanlah yang jatuh. Tapi kita tak tahu apa orang itu jatuh karena tabrakan atau karena mau menghindari sesuatu.
Ponsel Tae Soo kemudian berdering.
Tae Soo menatap kedua anak baru.
Tae Soo : Kita tunda dulu.
Tae Soo kemudian beranjak dan memeriksa pesan dari Letnan Park.
Letnan Park mengirimkan lokasi Ha Bin yang sudah dia lacak.
Ternyata, lokasi terakhir Ha Bin adalah Gunung Daehwa tempat mobil si pelaku ditemukan.
Tak lama, pesan dari Letnan Park Myeong Jun masuk.
Letnan Park bilang ponselnya mati dan lokasi terakhir ponsel menyala adalah Gunung Daehwa.
Tae Soo yang cemas, mendekati salah satu petugas forensik.
Tae Soo : Korbannya. Apa golongan darah korban katanya?
Petugas : Golongan darah O.
Tae Soo : Kau yakin itu O?
Petugas : Ya, Pak.
Tae Soo yang takut, langsung melukai tangannya dan memasukkan tetesan darahnya ke dalam tabung kecil. Setelah itu dia beranjak pergi.
Tae Soo mengebut di jalanan.
Sekarang, Tae Soo sedang menunggu di lab.
Sambil menunggu, Tae Soo terus mencoba menghubungi Ha Bin.
Eo Jin dan Dae Hong menatap ke jurang tempat korban jatuh.
Eo Jin : Seseorang pasti jatuh ke sini, tapi masih belum ditemukan bercak darah.
Tak lama sesuatu ditemukan. Eo Jin dan Dae Hong mendekat.
Petugas menemukan seutas benang berwarna merah.
Kepala Hwang menemui Tae Soo.
Tae Soo : Apa kau tahu apa DNA-nya cocok?
Kepala Hwang : Hasilnya segera keluar. Itu DNA siapa?
Tae Soo tak menjawab.
Eo Jin dan Dae Hong sama2 menatap benang merah yang dimasukkan petugas ke dalam kantong barbuk.
Eo Jin : Ada kemungkinan besar bukti ini ada saat seseorang ditabrak mobil, lalu jatuh ke semak-semak.
Dae Hong : Menurutmu kira-kira siapa?
Ha Bin menggeret kopernya menyusuri trotoar dengan napas tersengal2.
Lalu dia berhenti di depan tanda penyeberangan.
Saat org2 mulai menyebrang jalan, dia diam saja.
Kembali ke Eo Jin dan Dae Hong.
Dae Hong : Korban bukan?
Eo Jin : Bisa jadi pelaku.
Tae Soo berjalan menuruni tangga. Dia baru diberitahu Kepala Hwang bahwa DNA itu tak ada kaitannya.
Tae Soo pun mulai cemas kalau Ha Bin adalah pelaku. Tae Soo lantas dihubungi seseorang.
Dia pun langsung ke rumah sakit.
Baru tiba di rumah sakit, dia mendengar seorang pria yang memberikan penjelasan ke polisi sambil marah2.
"Dia melompat ke depan mobilku saat lampu sudah merah."
Mendengar itu, Tae Soo pun ingat lokasi sinyal terakhir ponsel Ha Bin adalah di TKP kedua.
Tae Soo tengah menatap Ha Bin yang terbaring di ranjang RS dengan lengan di-gips.
Tak lama kemudian, dia berjalan ke arah Ha Bin. Bersamaan dengan langkah Tae Soo, kita diperlihatkan saat Ha Bin melompat ke jalanan dimana mobil berlalu lalang. Dan, Ha Bin pun ditabrak.
Tae Soo terdiam menatap Ha Bin. Dia ingat mimpinya semalam melihat Ha Bin di dalam gudang.
Sorot mata Tae Soo mulai berkaca-kaca. Dia mengepalkan tangannya yang terluka. Darah Tae Soo pun mulai menetes ke bawah.
Ha Bin seperti biasa menatap dingin sang ayah.
Bersambung...........
EmoticonEmoticon