All Content From : Disney+
Sinopsis Lengkap : Red Swan
Selanjutnya : Red Swan Eps 1 Part 2
Oh Wan Soo melangkah gontai di sepanjang koridor. Wajahnya terlihat pucat dan lemas.
Di belakangnya, Seo Do Yoon mengikutinya.
Do Yoon bertanya, apa dia kesepian.
Wan Soo : Tidak.
Diiringi tepuk tangan, Wan Soo berdiri dari duduknya.
Dia berada di sebuah pesta.
Wan Soo mencoba membuka pintu kamar hotelnya. Do Yoon tanya lagi, apa Wan Soo tidak bahagia.
Wan Soo pun menjatuhkan tasnya. Lalu dia bersender di pintu, memikirkan nasibnya.
Di pesta tadi, Wan Soo memperkenalkan suaminya.
Seorang pria dengan rambut gondrong dan stelan jas berdiri.
Dia adalah Wakil Pimpinan Kim Yong Kook, suami Wan Soo.
Di dalam kamar, Yong Kook mencoba mencium paksa Wan Soo. Wan Soo berontak. Yong Kook berkata, Wan Soo adalah miliknya.
Wan Soo yang frustasi, minum2.
Dia marah.
Wan Soo duduk bersama seseorang. Dia terlihat marah dan juga kecewa.
Wan Soo kemudian berkata, bahwa pernikahannya sudah lama hancur. Do Yoon memegang lengan Wan Soo. Sambil menatap Wan Soo dengan dalam, Do Yoon tanya alasan Wan Soo melindungi Yong Kook, jika Yong Kook tidak berarti untuk Wan Soo.
Park Mi Ran berkata pada Yong Kook, jika Wan Soo mengekspos semuanya setelah menceraikan Yong Kook, maka Yong Kook bisa kehilangan hak waris dan manajemen.
Yong Kook menodongkan senjata pada Do Yoon yang berlutut padanya.
Park Mi Ran lalu berkata, satu2nya cara bagi Wan Soo untuk meninggalkan keluarganya hanya melalui kematian.
Seseorang berusaha membunuh Wan Soo.
Do Yoon berlari secepat mungkin di jembatan layang.
Noda darah tampak di kemejanya.
Wan Soo yang terbaring di ranjang rumah sakit, menanyakan kabar seseorang.
Alih2 menjawab pertanyaan Wan Soo, Yong Kook hanya diam dan menatap Wan Soo dengan tatapan puas.
TKP penuh darah diselidiki oleh polisi.
Do Yoon berkata, bahwa dia sendiri yang akan membunuhnya.
Wan Soo yang sudah di dalam lift, menatap Do Yoon yang berdiri diluar. Mereka saling bertatapan, hingga akhirnya pintu lift tertutup. Wan Soo kemudian berkata kalau dia membutuhkan Do Yoon.
Pintu lift terbuka lagi. Do Yoon masih di sana dan menatap Wan Soo.
Do Yoon : Kau membutuhkanku?
=New York, Amerika Serikat. Kantor Pusat Unicef=
Iring2an mobil tiba di depan Kantor Pusat Unicef. Oh Wan Soo turun dari mobil dan berjalan masuk ke gedung tersebut, bersama seketaris dan para pengawalnya. Di dalam, dia langsung disambut oleh pria yang mengaku bernama Andrew Jacobs, seorang Seketaris Jenderal. Andrew lalu menunjukkan ke arah mana Wan Soo harus berjalan.
Executive Director Unicef memperkenalkan Wan Soo sebagai Perwakilan dari Korea, kepada seluruh peserta yang hadir. Wan Soo pun naik ke podium dan mulai berbicara. Dia pertama-tama mengucapkan terima kasih pada para peserta karena telah memberinya kesempatan untuk bicara pada hari itu.
Wan Soo : Aku Duta Persahabatan dari Korea, Oh Wan Soo, Direktur Yayasan NOW.
Para hadirin memberikan tepuk tangan mereka.
Wan Soo : Aku ditemani tiga tamu lain yang bergabung denganku hari ini. Penyintas, Nona Adia Balak.
Nona Adia yang duduk di kursi depan, berdiri. Para hadirin memberinya tepuk tangan.
Berikutnya yang diperkenalkan oleh Wan Soo adalah seorang pengacara bernama Sandra Adford.
Sandra yang duduk disamping Adia, berdiri. Tepuk tangan diberikan untuknya.
Diluar, pengawal mendengarkan sesuatu dari mikrofonnya.
Begitu juga dengan dua pengawal yang berdiri di dalam ruangan.
Wan Soo memberitahu para hadirin bahwa keluarga Adia dibunuh dan Adia pun menjadi korban perbudakan seks yang mengalami pelecehan seksual di tangan banyak anggota ISIS.
Kamera menyorot Adia.
Wan Soo meminta para pelaku diadili di Mahkamah Internasional.
Wan Soo lantas menunjukkan video tentang yayasannya di hadapan para hadirin.
Sedikit sentuhan dari Yayasan NOW memberi dampak besar pada kehidupan mereka yang membutuhkan. Yayasan NOW didirikan untuk menebarkan kasih pada tetangga kita yang menderita karena kemiskinan dan penyakit. Bahkan saat ini...
Sekarang kita dibawa ke Manila, Filipina.
Seseorang melajukan motornya di tengah keramaian jalanan Kota Manila.
Kamera menyorot sepatu orang itu.
Motor itu masuk dan berhenti di depan sebuah gedung yang dijaga polisi bersenjata.
Si pengendara motor, seorang pria berkacamata hitam dengan janggut tipis, turun dari motornya dan melihat tulisan "Casino & Resort. Eight Star Fortune" di dinding dekat pintu masuk.
Wan Soo berjalan keluar dari ruangan. Dia sudah selesai dengan acaranya. Seketarisnya kemudian datang dan memberitahu bahwa ISIS mengirim surel, mengancam akan melakukan aksi terorisme.
Wan Soo : Ancaman kematian? Dari ISIS?
Seketaris mengiyakan.
Wan Soo : Mereka bilang akan membunuhku?
Wan Soo lalu membaca surel dari ISIS.
ISIS : Peringatan. Dua Persahabatan Korea, Oh Wan Soo.
Seketaris yang khawatir akan keselamatan Wan Soo pun bertanya, harus mereka membatalkan jadwal Wan Soo di Manila.
Wan Soo : Tentu. Aku akan membatalkan semua jadwalku karena mereka membuatku takut dan berdiam diri saja di rumah. Ide bagus.
Wan Soo mengembalikan tablet ke seketarisnya, sambil menatap kesal seketarisnya. Sang seketaris pun meminta maaf atas pertanyaannya tadi. Seketaris lalu memberitahu bahwa mereka baru saja mengambil gaun Wan Soo dari New York dan kalung Wan Soo akan diambil di Manila.
Wan Soo mengerti dan ingin pergi namun seketaris memberitahukannya satu hal lagi, bahwa Pimpinan Park juga akan menghadiri pesta di Manila.
Wan Soo terkejut, apa?
Kita ke Korea, dimana Pimpinan Park Mi Ran lagi berolahraga dibawah sinar rembulan, ditemani kedua pelayannya. Kedua pelayannya yang menunggu di belakangnya, sudah tampak lelah. Pelayan yang memegang handuk nampak menahan sesuatu. Tiba2 dia berbisik-bisik memanggil si Kepala Pelayan.
"Permisi, Kepala Pelayan Byeon."
Pimpinan Park yang mendengar itu, tanya apa itu.
Kepala Pelayan Byeon meminta Pimpinan Park masuk dengan alasan Pimpinan Park sudah terlalu lama berada diluar.
Pimpinan Park : Kutanya apa itu tadi.
Pelayan yang memegang handuk tadi meminta maaf dan berkata dia harus ke toilet.
Pimpinan Park kesal, kau bahkan tak bisa menahannya, Bodoh?
Kepala Pelayan Byeon mengambil nampan berisi handuk dari tangan pelayan tersebut.
Pimpinan Park : Aku kehilangan semua chi yang kukumpulkan karenamu!
Kepala Pelayan Byeon menaruh handuk ke tangan Pimpinan Park dan berkata, bahwa sudah lebih dari sejam.
Pimpinan Park : Sudah selama itu?
Pimpinan Park lalu berdiri dan mengelap keringatnya. Setelah itu dia memberitahu Kepala Pelayan Byeon bahwa dia akan terbang besok untuk pesta yang diadakan dua hari lagi.
Pimpinan Park : Kau tahu beberapa orang masih terlihat tua bahkan saat memakai gaun pesta mewah? Aku benci itu terjadi kepadaku.
Kepala Pelayan Byeon : Aku khawatir kau menyerap terlalu banyak energi bulan dan menyebabkan ketimpangan di tubuhmu.
Pimpinan Park : Kau mengejekku sekarang?
Kepala Pelayan Byeon : Kau tampak jauh lebih muda. Kulitmu terlihat mulus.
Mendengar itu, Pimpinan Park senang. Lalu dia menatap cahaya bulan dan mengajak kedua pelayannya masuk.
Kita kembali ke Manila, dimana Wan Soo beserta seketaris dan para pengawalnya tiba di depan sebuah hotel. Setelah turun dari mobil, Wan Soo tanya ke seketarisnya untuk memastikan dia terlambat atau tidak. Seketarisnya bilang, mereka masih punya banyak waktu.
Seketaris : Wakil Pimpinan Kim baru saja tiba di Bandara Manila.
Wan Soo bersama seketaris dan seluruh pengawalnya masuk ke dalam.
Di sebuah ruangan, Wan Soo duduk bersama pemandu acara. Mereka berdua sama2 tengah bersiap. Selesai bersiap, pemandu acara bilang ke Wan Soo bahwa dia lebih sering mewawancarai Wan Soo setelah Wan Soo menjadi menantu Grup Hwain alih2 saat menjadi pegolf profesional.
Wan Soo : Karena kau bekerja untuk majalah berita terkini.
Pemandu acara : Ya. Kau akan tampil di sampul edisi Asia kami.
Wan Soo : Begitulah yang kudengar.
Pemandu acara : Kita akan mulai setelah putra mahkota tiba.
Tak lama, Putra Mahkota tiba. Ternyata yang dimaksud adalah Pangeran Arab. Begitu Pangeran Arab tiba, Wan Soo langsung berdiri dan menyambut Pangeran Arab. Dia juga mengenalkan dirinya.
Do Yoon tengah di Kasino Eight Star Fortune.
Dia melihat2 para pengunjung yang ramai memenuhi tempat itu.
Wan Soo tengah diwawancara. Dia bilang, yang dia lakukan adalah mengumpulkan donasi atau penggalangan dana.
Wan Soo : Putra Mahkota Muhammad setuju berdonasi untuk membantu Nona Balak, korban perang yang saat ini sedang kugalang dana untuknya.
Pemandu acara : Begitu rupanya. Boleh kutanya berapa banyak yang akan dia donasikan?
Wan Soo : Lebih dari lima miliar won Korea.
Wan Soo lalu menatap Pangeran Muhammad.
Wan Soo : 5 juta dolar.
Kita beralih lagi ke Do Yoon. Do Yoon mendekati sebuah meja. Dia berdiri di sana. Tak lama, dia melihat seorang pria datang sambil menelpon, dikawal 4 orang pria lainnya. Di telepon, pria itu marah, kau bisa pergi ke neraka.
Pria itu kemudian berdiri di depan pintu restricted area. Do Yoon terus menatap pria itu. Tapi pria itu tiba2 menoleh ke arahnya. Sontak lah Do Yoon langsung mengalihkan pandangannya dan pura2 melihat orang yang lagi main judi. Pria itu kemudian masuk ke ruangan restricted area tersebut.
Setelah pria itu masuk ke ruangan restricted area, seorang pria yang berdiri di depan pintu, meminta pria disampingnya ikut sebentar dengannya. Pria yang satu lagi, menyuruh dua pria lainnya pergi. Dua pria pergi. Dan dua pria yang tadinya berdiri di depan pintu restricted area, pergi ke toilet. Do Yoon yang melihat itu, bergegas ke toilet.
Wan Soo masih diwawancara. Wan Soo menjelaskan tentang yayasannya. Dia bilang, Yayasan NOW sebagian besar berfokus pada tugas kemanusiaan di Afrika, terutama penyediaan bantuan untuk korban perang.
Wan Soo : Tentu saja, kami mencari orang yang bisa membantu mendanai aktivitas kami dan meminta donasi dari mereka.
Wan Soo lantas menatap Pangeran Muhammad dan memintanya berdonasi.
Tiba2, Yong Kook datang.
Yong Kook : Aku datang untuk membayar.
Melihat Yong Kook, Wan Soo terkejut dan langsung berdiri menyambut Yong Kook.
Wan Soo : Sayang.
Wan Soo lalu mengenalkan siapa Yong Kook ke pemandu acara, reporter, dan Pangeran Muhammad.
Yong Kook pun menyapa si Pangeran.
Yong Kook : Apa kabar? Suatu kehormatan bisa bertemu denganmu, Pak Muhammad.
Pangeran Muhammad : Halo, Pak Kim.
Yong Kook lantas mengucapkan selamat pada Wan Soo karena sudah menjadi Duta Persahabatan.
Keduanya lalu berpelukan.
Do Yoon menguping pembicaraan dua pria tadi di toilet.
Salah satu dari pria itu menyebut2 bahwa Pak L akan datang. Pria satunya tanya siapa Pak L. Pria yang bilang Pak L akan datang berkata, bahwa Pak L adalah pembunuh bayaran. Dia lalu cerita kalau seorang polisi Korea tewas beberapa bulan lalu di area mereka dan Pak L yang melakukannya.
Mendengar itu, Do Yoon ingat saat menyaksikan si polisi dibunuh Pak L.
Pria itu kemudian berkata, bahwa Pak L ada pekerjaan lain di Manila. Pak L akan melakukannya begitu bos mereka menerima uangnya. Pria yang satu tanya Manila bagian mana.
Do Yoon lantas keluar dari toilet dan masuk ke ruang kebersihan.
Tak lama, dia keluar dari ruang kebersihan. Menyamar sebagai petugas kebersihan, dia masuk ke ruangan restricted area itu.
Seorang pria keluar dari lift membawa tas besar.
Do Yoon sendiri di ruangan pria yang menelpon tadi.
Sambil pura2 bebersih, dia menguping pria itu yang lagi bicara di telepon.
"Tidak. Belum. Uangnya belum ditransfer. Kalau begitu, akan kutunggu. Baiklah."
Pria yang membawa tas besar tadi disambut keempat pria pengawal.
Dua pria di toilet mengawal pria itu ke ruangan bos mereka.
Do Yoon masih pura2 beberes. Pria itu pun menyuruh Do Yoon segera pergi. Do Yoon mengerti, baik, Pak. Tak lama, dua pria pengawal masuk membawa pria yang membawa tas besar. Do Yoon terkejut ketika pria yang merupakan bos memanggil pria yang membawa tas dengan sebutan Pak Park. Saking terkejutnya Do Yoon mendengar nama pria itu, dia sampai menjatuhkan kaleng di tangannya. Bos menatap Do Yoon. Do Yoon minta maaf sambil menutupi wajahnya. Bos menyuruh Do Yoon pergi.
Do Yoon terhenyak menatap wajah Pak Park dari cermin.
Pak Park : Aku datang membawa kiriman dari toko bunga.
Mendengar itu, Do Yoon ingat apa yang terjadi usai Pak L membunuh polisi Korea.
Pak L bicara di telepon dengan seseorang.
Pak L : Pengiriman toko bunga selesai.
Flashback end...
Do Yoon menatap wajah Pak Park dengan tatapan marah.
Bos membuka tas besar itu.
Isinya uang.
Urusan Pak Park dengan bos judi selesai. Dia pun langsung pergi begitu urusannya beres.
Tanpa dia sadari, Do Yoon menatapnya dari belakang. Do Yoon bertanya2, sedang apa Pak Park di sana.
Do Yoon beranjak ke motornya. Tiba2, ponselnya bunyi. Di layarnya tertulis nama si penelpon, "Park Kyeong Ju Hwain".
Do Yoon menjawab telepon Pak Park setelah terdiam sejenak.
Pak Park : Kuharap kabarmu baik. Aku di Manila. Kita harus mengobrol. Kudengar kau sudah di sini lebih dari tiga bulan setelah kejadian yang menimpa Ju Hyuk.
Do Yoon lantas melajukan motornya, membelah jalanan Kota Manila.
Kita diperlihatkan cerita 3 bulan lalu di Tondo, Manila.
Seorang pria berseragam olahraga, berjalan sempoyongan memasuki sebuah gang. Pria itu kemudian pipis di emperan toko. Tiba-tiba, dia dikejutkan dengan pria lain yang jatuh tepat di kakinya saat dia lagi pipis. Pria yang jatuh itu Ju Hyuk. Dia jatuh karena ditendang Pak L. Sontak lah pria mabuk tadi langsung lari.
Do Yoon berlari, mencari Ju Hyuk, di tengah hujan deras.
Ju Hyuk yang terkapar menahan sakit, merangkak, mencoba meraih pistolnya yang tadi jatuh saat dia ditendang. Namun begitu dia berhasil meraih pistolnya, pria itu menginjak tangannya.
Do Yoon yang masih mencari Ju Hyuk, mendengar suara tembakan. Sontak lah Do Yoon terkejut dan bergegas lari mencari Ju Hyuk.
Ju Hyuk diserang habis-habisan oleh Pak L. Tak lama kemudian, Pak L mengeluarkan pisaunya dan menebas leher Ju Hyuk. Tepat saat itu, Do Yoon datang dan melihat semuanya.
Do Yoon teriak, Ju Hyuk!
Pak L langsung pergi. Dia berjalan ke arah Do Yoon. Do Yoon berusaha meringkus Pak L, namun dia kalah. Pak L pun pergi sambil menelpon seseorang.
Pak L : Pengiriman toko bunga selesai.
Do Yoon mendengar itu.
Ju Hyuk kesakitan sambil memegangi lehernya. Do Yoon pun mendekati Ju Hyuk. Dia memegangi leher Ju Hyuk dan meminta Ju Hyuk bertahan. Ju Hyuk sambil menahan sakit, menyebut soal foto. Setelah menyebutkan soal foto, Ju Hyuk meninggal dunia. Do Yoon terpukul luar biasa.
Do Yoon di rumahnya sekarang. Dia di kamar mandi, menatap pantulan wajahnya di cermin, dan teringat obrolan dua pria di toilet yang dia kuping. Pria yang memberitahu soal Pak L berkata, bahwa Pak L akan bekerja di Distrik pertokoan Makati.
Teringat itu, Do Yoon pun membuka lemarinya. Lalu dia mengambil pisau yang dia sembunyikan dibawah lipatan handuk. Setelah mengecek pisaunya, dia juga mengambil pisaunya. Dia siap membalaskan dendamnya atas kematian Ju Hyuk.
Wan Soo keluar dari kamarnya di hotel. Begitu keluar, dia langsung diberitahu pengawalnya bahwa dia harus pergi satu jam lagi. Pengawal juga bilang bahwa Q2 dan Q3 masih melakukan pemeriksaan keamanan untuk lokasi pesta besok.
Pengawal : Anggota tim lainnya di bandara untuk mengawal Pimpinan Park. Tidak ada yang bisa mengawalmu.
Wan Soo : Tidak apa-apa. Ini bukan pekerjaan berat.
Wan Soo kemudian masuk ke lift.
Mobil yang dinaiki Wan Soo tiba di Distrik Pertokoan Makati
Di belakang mobil Wan Soo, Do Yoon melajukan motornya.
Wan Soo turun dari mobilnya. Dua ladies yang menunggunya, langsung membawanya masuk ke dalam gedung.
Sementara Do Yoon memberhentikan motornya di pinggir jalan.
Do Yoon lantas duduk di bangku di tepi jalan dan mengamati orang sekitar.
Tak lama, dia melihat seseorang yang mencurigakan di dalam mobil.
Do Yoon sontak menunggu dibalik pohon sambil memegang pistolnya.
Tak lama, seseorang di dalam mobil turun. Bersamaan dengan itu, Do Yoon terkejut seseorang memegangnya dari belakang. Sontak lah Do Yoon langsung memelintir tangan orang yang memegangnya dari belakang. Ternyata itu hanya badut. Do Yoon lantas melihat ke arah seseorang yang tadi curigainya. Ternyata, itu hanya seorang pria yang memberikan kejutan pada sang kekasih.
Wan Soo tengah mencoba kalungnya, ditemani gadis yang menyambutnya tadi.
"Ini yang kau pesan dari Korea."
"Indah sekali." jawab Wan Soo.
"Terlalu indah untuk didonasikan, bukan?" tanya gadis itu.
"Suamiku akan membelinya kembali di lelang amal." jawab Wan Soo.
"Suami yang sempurna." puji gadis itu.
"Ya, memang." jawab Wan Soo.
Wan Soo dan pengawalnya keluar dari toko perhiasan diantar oleh gadis pelayan toko. Tiba2, gadis itu dipanggil oleh rekannya. Tanpa mereka sadari, Pak L mengeker mereka dari jembatan layang di taman depan toko.
"Samantha! Jaketnya ketinggalan." Samantha menoleh pada rekannya yang keluar mengejar mereka, membawakan jaket Wan Soo yang ketinggalan.
Tiba2, kepala Samantha tertembus peluru. Darah Samantha mengenai Wan Soo.Sontak lah Wan Soo terkejut. Warga sipil yang memenuhi area itu, sontak berlarian menyelamatkan diri. Do Yoon yang melihat itu, membalas tembakan Pak L.
Pak L bersiap menembak Wan Soo lagi. Wan Soo yang syok, tak mampu untuk bergerak. Melihat Wan Soo yang mematung, Do Yoon pun bergegas menyelamatkan Wan Soo. Tepat saat Pak L menumpahkan pelurunya, Do Yoon menyambar tubuh Wan Soo ke balik mobil.
Dari balik mobil, Do Yoon menembak Pak L. Namun tembakannya meleset. Melihat penampilan Pak L, Do Yoon ingat penampilan pembunuh Ju Hyuk.
Wan Soo sendiri masih syok. Do Yoon mengedarkan pandangannya. Dia pun melihat bensin sebuah mobil yang tumpah ruah ke jalanan. Do Yoon yang tahu apa yang akan terjadi jika mereka tetap bersembunyi dibalik mobil, menyuruh Wan Soo berlari ke mobil yang ditunjuknya.
Do Yoon : Saat kuberi aba-aba, lari ke mobil di belakang itu. Mengerti?
Wan Soo mengangguk.
Wan Soo menunggu aba2 dari Do Yoon. Tepat setelah air mancur menyala kembali, Do Yoon menyuruh Wan Soo lari. Pak L terus menghujani mereka dengan tembakan. Wan Soo dan Do Yoon berlari, menyelamatkan diri mereka. Mobil-mobil yang terkena tembakan Pak L, meledak. Wan Soo dan Do Yoon terus berlari menghindari tembakan dan ledakan mobil.
Bersambung ke part 2...
EmoticonEmoticon