Sabtu, 10 Agustus 2024

Sinopsis Babel Eps 1 Part 2

 All Content From : TV Chosun
Sinopsis Lengkap : Babel
Sebelumnya : Babel Eps 1 Part 1
Selanjutnya : Babel Eps 2 Part 1


Woo Hyuk menjawab teleponnya di toilet. Woo Hyuk :  Apa bukti yang pasti akan menangkap Pimpinan Tae?

"Aku bertanya. Bagaimana dengan uangnya?" tanya Ricky.

"Sudah siap." jawab Woo Hyuk.

"Baik. Sampai jumpa 10 jam lagi." ucap Ricky.

Woo Hyuk kembali ke ruang makan. Pimpinan Tae menatap tajam Woo Hyuk.

Soo Ho mulai sakau. Ia membanting sendoknya sampai membuat gelas jatuh. Sontak, semua langsung tegang dan menatap Soo Ho, kecuali Nyonya Shin yang hanya bisa menunduk.

"Kau tidak nafsu makan?" tanya Pimpinan Tae.

"Ayah. Aku mulai dari bawah. Dan Aku butuh 10 tahun untuk mencapai posisi ini. Tapi apa yang dia lakukan?" protes Soo Ho.


Pimpinan Tae berdiri dan mendekati Soo Ho.

"Jadi itu sebabnya kau tidak punya nafsu makan?" tanya Pimpinan Tae.

Soo Ho mulai takut. Pimpinan Tae lantas mencokok sepotong daging dengan tangannya dan memasukkannya secara paksa ke dalam mulut Soo Ho.

"Apa yang telah kau masukkan ke dalam mulut dengan penghasilan sendiri? Selain kau mengacaukan perusahaan dari bawah ke posisi eksekutif, apa yang telah kau lakukan? Kau ingin mempertahankan posisi itu, tutup mulut mu. Jika kau tidak ingin ditransfer ke posisi bawah di perusahaan terkait, makan semuanya tanpa meninggalkan potongan." ucap Pimpinan Tae.


Pimpinan Tae lantas meninggalkan daging itu di mulut Soo Ho. Soo Ho yang ketakutan, terpaksa memakannya. Tapi kemudian, ia tersedak dan memuntahkannya.

"Aku menyuruhmu makan semuanya!" bentak Pimpinan Tae.

"Tolong hentikan. Bukan hanya keluarga kita yang ada di sini." pinta Yoo Ra.

Pimpinan Tae pun menyuruh mereka semua keluar tapi ia meminta Woo Hyuk tinggal.


Diluar, Nyonya Shin melarang putranya bicara. Soo Ho pun mengaku baik-baik saja dan mengajak keluarganya pergi. Tapi saat akan pergi, mereka melewati Min Ho.

"Apakah kau merasa lebih baik?" sindir Nyonya Shin, lalu beranjak pergi bersama anak dan menantunya.


Yoo Ra mengucapkan selamat pada Jung Won.

Yoo Ra : Ini bukan waktu dan tempat yang tepat untuk mendapatkan selamat, kan?

Jung Won : Gomawoyo, eonni.

"Buat Min Ho nyaman." pinta Yoo Ra.

Jung Won mengangguk sembari tersenyum.


Pimpinan Tae menanyakan perasaan Woo Hyuk setelah bergabung dengan perusahaannya.

"Ini berjalan dengan baik, terima kasih." jawab Woo Hyuk.

"Kau, apa yang ingin kau lakukan?" tanya Pimpinan Tae.

"Apa maksud anda?" tanya Woo Hyuk bingung.

"Aku tidak suka tatapan matamu. Ini tatapan binatang buas. Tapi itu berbeda dari yang lain, yang ingin mengambil posisi kuat dengan jalan mendekati Yoo Ra. Apa alasanmu ingin menjadi pengacara Geosan dan mencampakkan pekerjaanmu sebagai jaksa?"

"Aku ingin mendapatkan kekuatan."

"Kekuatan? Apa yang akan kau lakukan dengan kekuatan itu?"

"Aku ingin memiliki kekuatan yang membuatku tidak kehilangan siapa pun. Itulah alasanku beralih dari reporter ke jaksa, dan akan pindah ke pengacara Geosan dari seorang jaksa penuntut."

"Jika kau datang di bawah bayanganku, apakah itu mungkin?"


"Aku pikir jika tidak ada jalan, aku akan menemukannya, dan jika tidak bisa menemukannya, aku sendiri yang akan membuatnya seperti anda, Pimpinan."

Pimpinan Tae tertawa mendengar alasan Woo Hyuk.

"Kau pria yang lucu.  Yoo Ra sepertiku, dia punya mata elang untuk menilai orang-orang."

Pimpinan Tae lantas menatap tajam Woo Hyuk.

"Ada sesuatu yang harus kau lakukan terlebih dahulu. Kau harus menuruti kehendakku."


Min Ho meminta kunci mobilnya pada Supir Kim. Ia bilang, hari ini ia akan menyetir sendiri.

Supir Kim sontak kaget.

"Hari ini adalah ulang tahun putrimu. Kau harus pulang lebih awal." ucap Min Ho.

Min Ho juga memberikan Sopir Kim uang dan menyuruh Sopir Kim membeli sesuatu dengan uang itu.


Setelah Supir Kim pergi, Min Ho membukakan pintu untuk Jung Won. Jung Won diam saja. Dia baru masuk ke mobil setelah Min Ho menyuruhnya masuk.

Sepanjang perjalanan, Ji Won diam saja saat Min Ho mengajaknya bicara. Melihat Ji Won yang diam saja, Min Ho pun bertanya apa ada yang terjadi. Ji Won masih diam.

"Jangan biarkan itu terlihat. Temukan cincin itu dan pakai dulu." ucap Min Ho lagi membuat Ji Won langsung menutupi jarinya. Ji Won jelas tidak nyaman berada di sisi Min Ho.

Min Ho lantas mengucapkan selamat pada Ji Won yang mulai menjadi istri seorang presdir hari itu. Ji Won pun balas mengucapkan selamat pada Min Ho.

Min Ho lalu memperkeras volume musik yang sedang mereka dengar.

"Itu terlalu keras." ucap Jung Won, tapi Min Ho malah menatapnya tajam.


Woo Hyuk dan Yoo Ra berjalan kaki menyusuri sepanjang jalan.

Yoo Ra : Kau terkejut, kan?

Woo Hyuk : Kau baik-baik saja?

Yoo Ra : Maafkan aku. Dia memperlakukan mantan suamiku seperti itu. Dia mengatakan sulit untuk tinggal bersamaku karena aku mengingatkannya pada ayahku. Itu sebabnya aku menceraikannya. Salah satu dari kami harus memutuskan."

Woo Hyuk : Kau pasti kesulitan.


Yoo Ra :  Dia adalah orang yang memiliki waktu yang lebih sulit daripada aku. Orang seperti ayahmu? Aku pikir dia adalah orang yang hangat.

Woo Hyuk : Dia hangat?

Yoo Ra : Benarkah?

Woo Hyuk : Dia meninggal.

Yoo Ra terkejut, Maaf.

Woo Hyuk : Tidak apa-apa. Itu sudah lama terjadi.

Yoo Ra :  Apa kata ayahku?


Woo Hyuk : Dia hanya mengatakan tentang bisnis.

Yoo Ra : Benarkah? Tentang kita?

Woo Hyuk diam saja. Melihat Woo Hyuk yang diam saja, Yoo Ra pun mengerti dan tampak sedikit kecewa.

Woo Hyuk dan Yoo Ra lantas saling bertatapan dalam diam.


Paginya, Woo Hyuk sedang di jalan menuju suatu tempat.

Pesawat yang dinaiki Ricky hampir tiba di Seoul.


Dan sekarang, Woo Hyuk menunggu Ricky di terminal kedatangan. Tak lama kemudian, Ricky pun muncul dan menghampiri Woo Hyuk.

"Ricky-ssi?" tanya Woo Hyuk. Lalu, Woo Hyuk mengajak Ricky berjabat tangan. Tapi Ricky langsung memberikan kopernya dan menanyakan restoran sup kimchi yang enak.


Woo Hyuk mendorong koper Ricky menuju mobilnya. Di belakang, Ricky terus memperhatikannya.

"Gaya berjalanmu pun kau warisi dari ayahmu." ucap Ricky, membuat Woo Hyuk langsung menatapnya.

"Ekspresimu dalam situasi yang rumit juga sama. Aku merasa seperti kembali ke 30 tahun yang lalu." ucap Ricky lagi.


Saat memasukkan koper Ricky ke dalam bagasinya. ia dihubungi Jae Il. Woo Hyuk pun berkata, Ricky sedang bersamanya sekarang.

Tapi tiba-tiba, sebuah mobil putih membawa Ricky pergi.

Woo Hyuk pun langsung mengejarnya.


Terjadi lah kejar-kejaran di jalan raya. Setelah beberapa menit kejar-kejaran, seseorang yang membawa Ricky berhasil menghindari Woo Hyuk dan membuat Woo Hyuk tabrakan.

Di persimpangan, mobil yang menculik Ricky tiba-tiba saja berbelok, membuat truk pengangkut minuman terbalik. Woo Hyuk terkejut dan langsung berusaha menghentikan mobilnya. Mobil Woo Hyuk kemudian menabrak truk yang sudah terbalik itu.


Woo Hyuk turun dari mobilnya dengan pelipis terluka dan pandangan berkunang-kunang.

Si pengendara mobil putih lantas turun dari mobilnya dan memukul Woo Hyuk.


Woo Hyuk terjatuh. Si penculik Ricky lantas mengambil koper Ricky dari dalam bagasi Woo Hyuk.

Woo Hyuk sempat melihat orang itu mengambil koper Ricky sebelum akhirnya jatuh pingsan.


Jae Il langsung ke rumah sakit. Begitu melihat Woo Hyuk, ia memarahi Woo Hyuk karena mobilnya yang ditabrakan Woo Hyuk belum lunas kreditnya. Woo Hyuk lantas menanyakan mobil yang menculik Ricky.

"Itu mobil yang tidak terdaftar." jawab Jae Il.

"Seharusnya aku bersiap untuk ini." ucap Woo Hyuk kesal.

"Siapa yang tahu Pimpinan Tae akan bertindak seperti ini?" jawab Jae Il.

Tapi Woo Hyuk yakin bukan Pimpinan Tae pelakunya.


Woo Hyuk : Jika dia tahu aku merencanakan ini,  dia tidak akan membuat hal-hal rumit seperti ini."

"Jika demikian, dia akan berusaha menyingkirkanmu, bukan?" ucap Jae Il.

"Itu akan menjadi cara yang cepat dan pasti. Itu pasti bukan Pimpinan Tae." jawab Woo Hyuk.

"Lalu siapa?" tanya Jae Il.

Woo Hyuk pun mencabut selang infusnya dan berdiri.

"Aku harus menemukannya, mendistribusikan foto Ricky ke agen layanan. Berfokus pada situs perjudian." ucap Woo Hyuk.


Ricky tak sadarkan diri di sebuah sofa apartemen. Si penculik datang dan membangunkan Ricky dengan menciumkan sesuatu ke hidung Ricky. Ricky terbangun. Si penculik lantas mendengarkan rekaman pembicaraan Woo Hyuk dan Ricky malam itu tentang bukti yang bisa menghukum Pimpinan Tae.

"Apa buktinya?" tanya si penculik.

"Ah, karena itu kamu membawaku ke sini? Benarkah begitu? Sepertinya aku memegang semua kartu."


"Kami dapat memberi anda uang sebanyak yang anda inginkan. Apa buktinya?"

"Di mimpimu." Ricky lalu tertawa.

"Ada seseorang yang ingin kutemui. Bisakah kau membawanya?" ucap Ricky lagi.

"Jika kau tidak ingin memberi tahu, tidak masalah.  Aku akan menemukannya sendiri." jawab si penculik lalu memakai sarung tangan hitamnya.

"Aku tidak berurusan dengan anjing. Aku tidak tahu siapa bosmu. Tetapi jika dia ingin tahu sesuatu, katakan padanya untuk datang sendiri." ucap Ricky.


Tak lama kemudian, Ricky mendengar suara langkah seseorang.

Ricky tersenyum.

"Sudah lama aku tidak melihatmu." ucap Ricky.


Paginya, Jung Won menyeduh sesuatu di dalam termos, lalu memasukkannya ke dalam tas Min Ho.


Pimpinan Tae dan Min Ho pamit pada seluruh anggota keluarga. Pimpinan Tae berkata, dia dan Min Ho akan mampir ke pabrik Tae Ahn dan pergi ke Busan untuk melakukan bisnis. Pimpinan Tae meminta istrinya untuk tidak menunggunya.

Pimpinan Tae : Dimana anak tertua?

"Aku mengatakan kepadanya untuk beristirahat karena dia tidak enak badan." jawab Nyonya Shin.

"Katakan padanya untuk segera keluar." suruh Pimpinan Tae.

"Bawa dia keluar." suruh Nyonya Shin pada Young Eun.

"Itu..." Young Eun kebingungan menjawabnya, karena Soo Ho tidak pulang semalam.


Pimpinan Tae langsung sewot menyadari Soo Ho menginap diluar semalam dan belum pulang.

Nyonya Shin menyuruh Pimpinan Tae pergi karena takut Pimpinan Tae terlambat.

"Kau tidak mau mendengarkanku?" tanya Pimpinan Tae sewot.

"Jusungeyo." jawab Nyonya Shin.

"Jangan terlalu melindungi dia. Jika kau membesarkannya sebagai orang idiot, kau harus berhenti melakukannya." ucap Pimpinan Tae.


Mendengar itu, Min Ho pun bergegas 'melindungi' Soo Ho. Ia berkata, Soo Ho tidak pulang karena melayani pembeli dari India.

"Dia memintaku untuk keluar karena dia ingin memperkenalkan pembeli kepadaku. Tetapi aku memberitahunya karena mengunjungi pabrik hari ini, aku tidak akan bisa, makanya kuminta dilain waktu." ucap Min Ho.

"Kau bahkan tidak tahu apa yang sedang dilakukan putramu." ucap Pimpinan Tae pada Nyonya Shin.

Pimpinan Tae lalu mengajak Min Ho pergi.


Saat hendak masuk ke mobil, Min Ho tersenyum puas ke arah Nyonya Shin. Nyonya Shin tampak kesal melihat senyum Min Ho.

Setelah itu, Min Ho tersenyum lembut pada Jung Won dan melambaikan tangannya. Jung Won balas tersenyum dan melambaikan tangannya.


Setelah mereka pergi, Nyonya Shin masuk ke rumah. Tapi sebelum masuk, ia menyuruh Young Eun melakukan sesuatu yang perlu dilakukan.

Young Eun : Adik Ipar, kau pasti senang.

Jung Won, maaf?

"Karena kamu hidup dengan pria yang perhatian yang merawat saudara yang jahat. Bukankah begitu?"

Young Eun tersenyum kesal, lalu menyusul Nyonya Shin ke dalam.


Di lapangan yang luas, sebuah helikopter tengah menunggu. Pilot tampak meneteskan obat ke matanya.

"Matamu sakit?" tanya Co-pilot.

"Ya ampun, mata kering. Ketika kau menjadi tua, air mata akan mengering."

"Aigoo, Kapten, Anda berada di usia puncak."

Tak lama kemudian, mobil Pimpinan Tae datang.


Pimpinan Tae dan Min Ho, beserta dua staff keamanan mereka, bergegas masuk ke helikopter.

"Apakah tidak apa-apa karena hari ini cukup berangin?" tanya Min Ho cemas.

"Kita harus melawan dingin untuk maju. Kau pria yang sensitif." jawab Pimpinan Tae.

Tiba di dalam, Pimpinan Tae menyapa pilotnya.

Lalu, ia melihat Co-pilotnya.

"Kau staff baru?"

"Ya, Aku Park Gi Chan. Aku akan mengawal anda dengan aman hari ini." jawab Co-pilot Park.

Pimpinan Tae tiba-tiba batuk. Min Ho pun langsung mengambilkan teh yang tadi disiapkan Jung Won.


Jung Won merasa kesepian. Tak lama kemudian, temannya datang membawakan wine.

Radio yang sedang mereka dengar memutar lagu 'The Magic Flute'.

Jung Won yang tak mau mendengar lagu itu pun buru-buru mematikan radionya. Ya, lagu itu adalah lagu yang didengarnya di mobil Min Ho setelah mereka selesai makan malam keluarga.


Pilot merasa badannya sedikit tidak enak. Melihat itu, Min Ho pun langsung menuangkan teh nya dan menyuruh staff memberikannya ke pilot.

Tapi tak lama setelah meminum teh yang diberikan Min Ho, si pilot langsung jatuh tak sadarkan diri. Sontak, Co-pilot panic dan berusaha mengendalikan helikopter yang sayangnya gagal dan helikopter pun jatuh ke laut setelah sebelumnya sempat membentur sebuah tower.


Jatuhnya helikopter Pimpinan Tae langsung menjadi headline di Korea.

Dilaporkan akibat insiden itu, satu orang hilang, tiga tewas dan satu terluka parah. Yang terluka parah adalah Pimpinan Tae Byeong Cheol dari Geosan Grup. Sedangkan Min Ho menjadi orang yang menghilang.

3 yang tewas adalah staff Pimpinan Tae dan Co-pilot dan pilot. Kecelakaan terjadi di dekat Jembatan Teluk Wonhyo dan helikopter itu milik Grup Geosan dan penyebab kecelakaan akan diketahui setelah kotak hitam ditemukan.

"Kecelakaan ini mengakibatkan total tiga orang terbunuh. Sudah diketahui bahwa Ketua Grup Geosan Tae Byeong Cheol,  di operasi setelah terluka akibat kecelakaan ini."

Di kantor, rekan-rekan Woo Hyuk sedang menyaksikan berita itu. Tak lama kemudian, Woo Hyuk datang dan terkejut melihat beritanya.


Soo Hoo masih terlelap di sebuah kamar hotel bersama seorang wanita saat bel kamarnya berbunyi.

Tak lama kemudian, si selingkuhan bangun dengan wajah kesal dan menuju ke pintu tanpa mengenakan sehelai benang pun.

Tapi Young Eun keburu masuk. Young Eun meminta pegawai hotel membantunya membuka pintu.


Si selingkuhan langsung diam melihat Young Eun.

Young Eun mengambil ember berisi es perendam wine di atas meja dan terus berjalan menuju kamar.

Sampai di kamar, ia meletakkan dompetnya di kasur dan langsung menyiram Soo Ho.

Soo Ho terbangun, siapa itu?

"Istrimu."

"Mengapa kau di sini? Ini adalah permainan busuk."

"Ayah dan adikmu kecelakaan."

"Apa?"

"Helikopternya jatuh!" sentak Young Eun.

Soo Ho terkejut, apa mereka mati?


Para wartawan berkumpul di depan rumah sakit. Tak lama kemudian, Nyonya Shin didampingi para pengawalnya datang. Wartawan pun langsung mengerubunginya.


Woo Hyuk mencoba masuk ke sebuah ruangan yang dijaga ketat.

"Apakah dia mati?" tanya Woo Hyuk.

Para pengawal menyuruh Woo Hyuk pergi.

"Aku bertanya apakah Pimpinan Tae sudah mati!"

"Anda tidak bisa masuk. Silakan pergi."


Yoo Ra pun datang dan memarahi pengawal keluarganya. Sang pengawal pun menjelaskan kalau mereka hanya menjalankan perintah. Yoo Ra lalu mengajak Woo Hyuk masuk.


Anggota keluarga Tae menunggu di depan ruang operasi. Yoo Ra terus menggenggam tangan sang ibu yang terlihat sedih.


Sementara Soo Ho dan istrinya terlihat biasa saja.


Woo Hyuk berdiri di depan ruang operasi, ia tidak tahu harus senang atau sedih.


Pria berkacamata yang ikut rapat bersama Min Ho di hari pertama Min Ho, meminta Jung Won bersabar. Ia berkata, semua orang sedang berusaha keras mencari Min Ho.


Pria itu lantas menghampiri Nyonya Shin.

"Noona, kau baik-baik saja?"

"Bagaimana Min Ho?"

"Polisi pikir dia pasti sudah mati. Mustahil untuk bertahan hidup. Mereka bilang jika ditemukan, itu akan menjadi mayat!" bisik pria itu.

Mendengar itu, Nyonya Shin langsung pingsan. Melihat itu, Soo Ho dan Young Eun langsung berlari ke Nyonya Shin. Mereka dan Yoo Ra cemas. Sementara Jung Won dan Woo Hyuk hanya menatap Nyonya Shin dari kejauhan.


Dari tempat kejadian, beberapa reporter melaporkan kalau tim penyelamat sudah mencari Min Ho selama 5 jam.


Anggota keluarga Tae sedang menunggui Nyonya Shin. Tak lama kemudian, Nyonya Shin siuman dan mengaku baik-baik saja. Nyonya Shin lantas menyuruh Soo Ho menjaga perusahaan. Soo Ho mengerti dan langsung pergi bersama Young Eun.


Woo Hyuk mengajak Yoo Ra keluar.


Tinggal lah Jung Woon bersama Nyonya Shin. Nyonya Shin menenangkan Jung Won. Ia yakin, Min Ho masih hidup. Setelah itu, Nyonya Shin menyuruh Jung Won keluar.


Setelah semuanya keluar, Nyonya Shin bangun dari tidurnya dan... tertawa!

Pria berkacamata itu lantas masuk.

"Panggil anggota dewan." suruh Nyonya Shin.

"Apakah tidak masalah melakukan itu? Pimpinan  sedang menjalani operasi dan kita tidak tahu apakah Min Ho hidup atau mati." jawab Pria berkacamata itu.

"Hyeon Cheol-ah, lakukan saja apa yang diperintahkan, karena aku akan membuat keputusan."


Soo Ho dan Young Eun kembali menunggui Pimpinan Tae yang masih dioperasi. Tak lama, ponsel Young Eun berbunyi.

"Oh, appa. Dia masih dioperasi."

"Suamimu masih ada bersamamu?"

"Dia bersamaku."

"Dia akan menjadi pewaris yang berhasil pasti."

"Akan kuhubungi ayah lagi nanti."


"Keluarga yang seperti anjing ... dia meninggal." ucap Soo Ho setelah Young Eun selesai bicara di telepon.

"Perhatikan ekspresimu." jawab Young Eun, membuat Soo Ho agak kesal. Tapi ia langsung menjaga sikapnya melihat Woo Hyuk dan Yoo Ra datang.


Tak lama kemudian, dokter keluar dan meminta mereka mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk karena tulang rusuk Pimpinan Tae yang patah, menembus hatinya.

Yoo Ra langsung syok.


Saat sang ayah dibawa keluar dari ruang operasi, tangisnya pecah.

"Ayah, buka matamu." pinta Yoo Ra.


Melihat Pimpinan Tae yang tidak sadarkan diri, Woo Hyuk pun teringat masa lalunya, saat meratapi kematian sang ayah. Saat itu, Woo Hyuk hanyalah seorang anak kecil.


Yoo Ra ditemani Woo Hyuk menemani Pimpinan Tae.

Woo Hyuk : Dia akan bangun. Karena dia kuat. Demi semua orang, dia pasti akan melakukannya.


Paginya, Jung Won mengurus Nyonya Shin yang masih terlelap.


Sementara, Woo Hyuk dapat perintah dari Kepala Jaksa untuk menangani kasus helikopter Geosan.

"Kenapa saya?" tanya Woo Hyuk.

"Ini perintah dari Kepala. Tampaknya Geosan memilihmu. Tidak tahukah kau betapa khawatirnya mereka bahwa kecelakaan terjadi disaat yang genting? Kau harus menanganinya dengan bijaksana bahwa itu tidak menjadi gandum bagi pabrik skandal." jawab Kepala Jaksa.


Jung Won sedang menonton berita Min Ho. Reporter melaporkan bahwa Min Ho masih belum ditemukan.


Nyonya Shin tidak benar-benar tidur. Ia merubah posisi tidurnya dan tersenyum.


Woo Hyuk pun mulai menyelidiki penyebab jatuhnya helikopter Geosan. Ia minta tim nya menentukan penyebab kematian 3 jenazah korban helikopter Geosan.


Nyonya Shin tengah bersiap-siap sambil berbicara dengan Hyeon Cheol. Hyeon Cheol berkata, ia sudah memanggil semua dewan direksi.

Tapi tak lama, ia dikejutkan dengan kehadiran Min Ho. Min Ho terlihat baik-baik saja.

"Apakah kau kecewa? Apakah ini aneh bahwa aku masih hidup? Ini bukan pertama kalinya aku kembali dari kematian." ucap Min Ho.


Tepat saat itu, Jung Won datang dan terkejut melihat suaminya sehat-sehat saja.


Nyonya Shin mendekati Min Ho dengan wajah kesal.

"Aku punya hadiah. Kau ingin melihatnya? Ini akan sangat lucu." ucap Min Ho, lalu mengambil sesuatu dari balik jasnya.


Jung Won langsung pergi sambil menangis.


Bersamaan dengan itu, Woo Hyuk datang dan melihat Jung Won. Woo Hyuk pun bergegas mengikuti Jung Won.

Jung Won menangis di tangga. Tak lama kemudian, Woo Hyuk datang. Jung Won terkejut melihat Woo Hyuk.

Woo Hyuk menghapus air mata Jung Won.

Tak lama kemudian, mereka berciuman! Dan Min Ho melihat mereka dari kejauhan.

Bersambung........


EmoticonEmoticon