Kamis, 18 Juli 2024

Sinopsis Vigilante Episode 3

 All Content From : Disney+
Sinopsis Lengkap : Vigilante
Sebelumnya : Vigilante Episode 2
Selanjutnya : Vigilante Episode 4

Telah terjadi tabrakan dua mobil di dalam sebuah terowongan. Pengemudi mobil yang ditabrak, mengeluhkan kepalanya yang sakit efek tabrakan. Lalu dia melihat seseorang mirip Vigilante berjalan ke arahnya. Dia marah, mengatakan siapa yang mengemudi seperti itu. Dia lantas mau turun, untuk melabrak orang itu tapi orang itu naik ke atas mobil dan memukul kaca si pengemudi.

"Jika kau membunuh seseorang saat mengemudi mabuk, jangan mengemudi!" ucap sosok mirip Vigilante.

Sosok mirip Vigilante lalu membakar mobil pria si pengemudi.


Seorang pria lari dari kejaran sesosok yang mirip Vigilante. Tak lama, dua rekannya yang berpenampilan sama sepertinya datang. Mereka memukuli pria itu.

"Kenapa kau memukuli pacarmu, Bajingan? Apa katamu di sidang? Kau melakukannya karena mencintainya? Aku juga mencintaimu, Berengsek. Jangan salahkan kami. Kami hanya melakukan yang gagal dilakukan oleh hukum."


Pria yang mengemudi, dihabisi oleh dua sosok peniru Vigilante.

"Anggap ini hukuman dari surga."



Ketiga pria peniru Vigilante kini berakhir di kantor polisi.

Mereka protes. Mereka bilang bagaimana bisa ini keadilan? Kenapa hukum tidak menghukum orang dengan benar? Kenapa hukum mengabaikan korbannya dan memaafkan pelakunya? Detektif bilang, bukan berarti mereka boleh gunakan kekerasan dan menyuruh mereka diam.

"Kenapa kau melakukan ini kepada kami? Ada banyak sekali penjahat sungguhan di luar sana!" protes mereka.


Jo Heon tengah menonton berita Repo25H tentang kejahatan peniru Vigilante.

Mi Ryeo menonton acara debat tentang Vigilante.


Seorang panelis menatap ke arah kamera.

Panelis : Vigilante. Kau bukan Robin Hood. Kau hanya seorang penjahat. Kau akan bilang apa kepada para remaja yang meniru kejahatanmu Berhenti mengguncang sistem peradilan Republik Korea!

Ji Yong dan teman2nya juga menonton acara debat.

Jun : Ini gila. Seluruh negeri menggila karena Vigilante.

Seon Wook tak setuju. Dia tanya, kenapa itu karena Vigilante?

Seon Wook : Masalahnya adalah para bajingan yang menjadikannya alasan.

Jun : Sudah kubilang jangan pelajari. Apakah kau tak sadar? Menurutku, Vigilante tahu itu akan berakhir seperti ini. Mungkin ini tujuannya selama ini.

Ji Yong : Aku ragu dia menginginkan ini.

Seon Wook : Aku setuju. Bukan dia yang menghasut mereka. Namun, media.


Ji Yong lantas bergumam. Dia bilang kalau saja gairah untuk melindungi sistem peradilan itu digunakan untuk membantu korban, hasilnya tidak akan seperti ini.

Seon Wook dan Jun mendengarnya dan menatap Ji Yong.


Seon Wook : Kau aneh akhir-akhir ini.

Ji Yong : Apa maksudmu?

Ji Yong bertanya sambil makan ayamnya.

Seon Wook : Pemikiran kita mirip. Itu aneh.


Jo Heon dan rekan2 polisi tengah rapat membahas kasus pembunuhan yang dilakukan Vigilante. Dia bilang, Vigilante memukuli seorang pria (Jeong Deok Heung) sampai mati di apartemen itu, dan tidak ada petunjuk apa pun? Itu sulit dipercaya. Apa kalian sungguh menyelidikinya?

Detektif Woo : Kami bahkan memeriksa semua kamera dasbor dari mobil yang diparkir di sekitarnya, tetapi tidak ada seorang pun yang bisa dicurigai sebagai Vigilante.


Jo Heon : Ada petunjuk baru dalam kasus Seo Doo Yeop?

Kapten Eun : Tidak ada yang berubah, tetapi kaki tangan Seo Doo Yeop mengakui kejahatan lain yang tidak diketahui. Namun, mereka tidak ada hubungannya dengan kasus ini.


Jo Heon : Mereka lebih takut kepada Vigilante daripada penjara.

Profesor Lee memasukkan dokumen ke tasnya dan berkata, dia ragu mereka hanya takut kepada Vigilante.


Jo Heon menatap Profesor Lee.

Profesor Lee balas menatap Jo Heon dan berkata seluruh dunia menyaksikannya sekarang.


Mi Ryeo terdiam membaca artikel tentang kasus kurir di situs Analisis Kejahatan. Situs Analisis Kejahatan menanyakan pendapat netizen tentang kasus kurir.

Mi Ryeo memanggil Han Ga Ram yang duduk di sebelahnya.

Mi Ryeo : Kau sudah membaca artikel tentang kurir di Galeri HIT? Sopir truk itu dibebaskan dari penjara. Wawancara dia. Mari kita taruh di pratinjau dan lihat reaksinya.

Ga Ram : Namun, kurasa dia tidak akan menjawab teleponku.

Mi Ryeo : Aku tahu. Telepon dia dan biarkan dia menolak. Lalu mulai liput orang-orang di sekitarnya. Periksa semua orang yang ada dalam pergaulannya. Paham?

Ga Ram : Namun, belakangan ini, masyarakat sensitif soal HAM dan bahkan akan menuntut atas pelanggaran...

Mi Ryeo : Apa kau sungguh reporter? Adakah yang bisa kau lakukan sendiri?

Ga Ram : Aku mengerti. Maaf, Bu.


Di ruangannya, Ji Yong tengah membaca file kasus kematian si kurir. Dia juga melihat rekaman CCTV saat si kurir ditabrak truk. Saat itu, si kurir berniat mengantarkan paket. Dia menurunkan beberapa box paket dari truknya, kemudian dengan hati2 menyebrangi jalan tapi sebuah truk besar tiba2 menabrak dan melindasnya. Si supir truk turun dan melihat korbannya. Korbannya sambil menahan sakit, meminta tolong. Tapi apa yang dia lakukan? Dia malah kembali melindas si kurir.


Ji Yong lalu mencari artikel kasus kematian si kurir di internet dan membaca komentar netizen. Rata2 komentar netizen memaki si pelaku dan sistem peradilan Korea. Tapi ada juga yang membela si pelaku.

"Menurutku dia sengaja membunuh kurir itu."

"Hanya setahun dua bulan di penjara. Apa kemenkumham gila?"

"Ada ungkapan dalam industri kami. "Lebih baik bunuh saja korbannya".


Tiba2, Seon Wook masuk. Ji Yong langsung menutup kasus yang tengah dia baca. Seon Wook tanya, Ji Yong sedang apa di sana. Ji Yong mengaku tak bisa tidur dan tengah merapikan fail-fail profesor.

Ji Yong : Bagaimana denganmu?

Seon Wook : Aku juga tidak bisa tidur.


Seon Wook duduk di kursinya, yang berhadap-hadapan dengan Ji Yong.

Seon Wook : Kenapa lampunya mati? Ini tak sehat bagi matamu.

Seon Wook dan Ji Yong sama2 menyalakan lampu.

Seon Wook lantas menatap Ji Yong, dengan tatapan seolah dia mengetahui bahwa Ji Yong adalah Vigilante. Ji Yong yang sadar ditatap, membalas tatapan Seon Wook. Seon Wook tersenyum pada Ji Yong.

*Apakah Seon Wook tahu Ji Yong adalah Vigilante?


Besoknya, Ji Yong dan teman2nya latihan menembak.


Dan malamnya, Ji Yong mencari tahu tentang Choi Gyu Ho, supir bis yang melindas si kurir 2 kali. Dia lantas memotret data2 Gyu Ho.


Sekarang, Ji Yong di bus. Sudah akhir pekan.


Gyu Ho tengah melihat truk naas nya. Dia pun kesal.

Gyu Ho : Berengsek. Sudah terlalu lama diparkir. Aku benar-benar harus menjual mobil tua ini. Sial.


Ibu si kurir datang melabrak Gyu Ho..

"Dasar bajingan. Kenapa kau dibebaskan? Kau membunuh anakku! Kenapa kau bebas secepat ini?"

"Astaga, wanita tua ini. Lepaskan! Aku tidak membunuhnya! Itu hanya kecelakaan!"

"Maka seharusnya panggil ambulans. Kenapa kau memundurkan trukmu?"

"Aku akhirnya bisa melupakannya. Kenapa kau mengungkitnya lagi? Kau berusaha mendapatkan uang dariku, ya? Ancaman seperti ini tidak akan berhasil. Jadi, enyahlah! Berengsek!"


Gyu Ho mendorong ibu si kurir.

"Apa kau tidak tahu Pasal Hukuman Ganda? Itu artinya aku tidak bersalah sekarang. Itu sudah berakhir karena aku menerima hukumanku! Apa kau tak mengerti? Astaga, ini sangat menjengkelkan!"

Ji Yong kesal melihat Gyu Ho sama sekali tidak merasa bersalah.



Gyu Ho lantas pergi.

Dan Ji Yong mengikutinya.


Malamnya, Gyu Ho diserang oleh Vigilante. Namun, kali ini Vigilante memakai topengnya. Suaranya juga berbeda. Tidak seperti suara Ji Yong. Ji Yong juga tidak pernah memakai topeng saat menjadi Vigilante. Gyu Ho dibunuh saat tengah berendam di Pemandian Air Laut Dolfin.

Gyu Ho : Apa... Kau siapa? Apa yang kau lakukan?

Lalu Vigilante kembali menenggelamakannya.

Vigilante : Aku menghukummu, Berengsek.

Gyu Ho pun tewas.


Ji Yong yang tengah menuju rumahnya, melihat kardus2 berserakan di jalan gang. Dia pun memungutnya satu per satu dan mengejar halmeoni pemilik kardus. Dia menemukan si halmeoni ada di depan sebuah warung, bersama pemilik warung. Ternyata si pemilik warung juga mengenal Ji Yong.

"Astaga, kau luar biasa. Bagaimana kau bisa di sini tepat pada waktunya? Apa kau belajar dengan baik di sekolah?" tanya pemilik warung.

"Ya." jawab Ji Yong sambil membantu si halmeoni mengikat kardus.

"Ji Yong-ah, kau kebanggaan lingkungan kita. Jika anakku melakukan sesuatu yang buruk, masukkan saja dia ke penjara." ucap si pemilik warung.

Dan halmeoni memberikan Ji Yong dua permen sebagai upah atas kardusnya.


TV di warung memutar berita kematian Gyu Ho.

"Choi, yang telah dibebaskan setelah menjalani hukuman 14 bulan atas pembunuhan seorang kurir, ditemukan tewas di permandian sekitar pukul 15.00 hari ini. Polisi yakin pelakunya adalah Vigilante asli, bukan peniru, dan telah memulai penyelidikan. Ini laporan dari Reporter Lee."

Ji Yong menonton berita itu dengan tatapan puas.


Para petugas sedang berada di TKP tempat Gyu Ho terbunuh.

Lalu Jo Heon datang.

Jo Heon : Apakah kamera CCTV dimatikan lagi kali ini?

Kapten Eun : Sebenarnya tidak, tetapi sepertinya dia menggunakan semacam alat pengacau yang memaksanya berhenti berfungsi. Semua kamera di dekat sini mati.

Detektif Woo juga datang dan berdiri di samping Jo Heon.

Detektif Woo : Bajingan ini terus berevolusi.


Repo25h kalah gercep kali ini. Program berita bertajuk "Membongkar Kasus 24 Jam" melaporkan kematian Gyu Ho terlebih dahulu. Disebutkan bahwa Choi Gyu Ho yang baru saja dibebaskan setelah di penjara satu tahun dua bulan atas pembunuhan seorang kurir, ditemukan tewas.

Host : Membongkar Kasus 24.00, mengungkapkan kebenarannya pertama kali.

PD Kwon dan Ga Ram menonton dari kantor mereka.

PD Kwon : Ini kacau. Mereka mendahului kita, 'kan?


Mi Ryeo datang. Dia marah, bagaimana dia bisa membunuhnya saat acaraku bahkan tidak tayang?

PD Kwon : Mungkin dia melihatnya di situs Galeri HIT?

Mi Ryeo menatap Ga Ram.

Mi Ryeo : Apa kau mendapat wawancara?

Ga Ram : Dia tidak mengangkat teleponnya, jadi...

Mi Ryeo : Beginikah caramu bekerja? Kita harus membuat Vigilante bergantung padaku. Apa kalian tidak mengerti maksudku?

PD Kwon : Aku minta maaf.

Mi Ryeo : Jika punya waktu meminta maaf, pergi lakukan pekerjaanmu.

PD Kwon dan Ga Ram beranjak pergi.


Mi Ryeo lanjut menonton berita itu.

Host : Ada tiga orang yang dihukum ringan sama seperti pelaku dari kasus pembunuhan kurir itu. Mari kita periksa kembali. Pertama, Woo, seorang wanita berusia 40-an yang membunuh suaminya untuk uang asuransi.


Peniru Vigilante membunuh Woo. Dia tak peduli saat Woo memohon tidak dibunuh dan  menjelaskan mati2an bahwa dia membunuh suaminya bukan demi asuransi. Peniru Vigilante berkata tidak bisa, karena dia datang untuk membunuh Woo.

"Bencilah hukum yang membebaskanmu." ucap sang peniru.


Yang kedua adalah Choi, anak dibawah umur yang dengan kejam memperkaos seorang wanita.

Choi mengaku tidak punya pilihan. Dia disuruh oleh mereka untuk mengikuti korban.

"Jadi, kau memerkosanya?" tanya peniru Vigilante.


Ji Yong di perpustakaan, tengah membaca buku tentang psikologi kejahatan peniru. Tiba2, Joon muncul dari balik kaca dengan wajah panic. Dia memanggil Ji Yong dan memberitahu bahwa Vigolante mengirim pesan ke stasiun penyiaran.


Ji Yong pun bergegas keluar dan menonton bersama mahasiswa lain.

Host Membongkar Kasus 24 Jam : Setelah hukuman terakhir, Membongkar Kasus 24.00 menerima pesan. "Meski aku meninggalkan pesan di TKP, polisi tidak akan menunjukkannya. Jadi, aku mengirimkannya ke media." Kami akan mengungkapkan pesan dari Vigilante sekarang.


Membongkar Kasus 24 Jam menampilkan rekaman video Vigilante yang memberikan pesan pada public.

"Semuanya. Vigilantisme adalah kejahatan. Itu mengguncang dasar-dasar supremasi hukum, dan merupakan kejahatan yang keji. Namun, ini adalah soal empati. Aku nyatakan secara terbuka. Aku tak akan menghentikan aktivitasku. Bukannya aku tak sadar bahwa itu kejahatan. Manusia kasihan pada kemalangan orang lain bahkan sebelum hukum sendiri ada. Aku hanya mengikuti naluri manusia untuk membenci dosa. Tak ada yang bisa menangkap kami. Saat hukum yang lebih mengutamakan korban daripada pelaku dibuat dan ditegakkan! Saat hukum menghapus air mata para korban! Hanya pada saat itu roh jahat bernama "Vigilante" kehilangan maknanya dan akan menghilang di bawah sinar matahari pagi."


Di TKP tempat Choi dibunuh, para detektif menonton pesan Vigilante.

Mi Ryeo juga menonton dalam perjalanan.

Ji Yong tampak marah menatap penirunya.


Joon : Itu gila. Dia pada dasarnya bilang, "Tangkap aku jika bisa." Menantang seluruh negeri dengan begitu berani. Sambil membunuh penjahat? Dia benar-benar gila.

Ji Yong : Ini bukan Vigilante.

Seon Wook pun langsung menatap Ji Yong.

Joon tanya, Ji Yong tahu darimana.

Ji Yong berdalih, dia bilang "kami".


Para detektif membahas pesan dari peniru Vigilante sambil menatap jasad Choi. Detektif Woo bertanya2, apa ini berarti  kejahatan terorganisir?

Detektif Woo : Mungkin dia berpura-pura begitu untuk membuat kita bingung.

Kapten  Eun : Bukan. Orang yang membunuh ketiga penjahat kali ini bukan Vigilante.

Jo Heon : Kenapa menurutmu begitu? Cara beroperasi mereka persis sama. Kuharap itu bukan firasat atau intuisi seorang detektif.

Kapten Eun : Lihat saja. Seorang anak di bawah umur dan seorang wanita. Pola sasarannya benar-benar berbeda.

Jo Heon : Itu sudut pandang yang menarik, tetapi tidak ada dasar yang jelas. Boleh kukatakan pendapatku? Menaklukkan lawannya memberinya kepuasan besar. Jika polisi gagal menangkapnya, tidak peduli berapa kali dia melakukannya, dia akan mulai merasa tak terkalahkan. Selain itu, jika orang bertepuk tangan untuk mendukung kejahatannya, dia akan melewati batas lebih jauh lagi. Seperti yang kau lihat, seorang wanita dan anak di bawah umur. Dia menjadi lepas kendali.

Profesor Lee : kau pikir begitu? Menurutku bukan begitu. Pesannya mungkin terdengar seperti dia menekankan pembenaran akan perbuatan Vigilante, tetapi sebenarnya itu sebuah pesan untuk memprovokasi seseorang. Yang akan diprovokasi oleh peniru hanya satu orang.


Kepala Kwak protes ke Mi Ryeo. Dia tanya, sekarang apa? Lalu dia bilang sudah cukup buruk mereka kalah cepat meliput peniru Vigilante tetapi sekarang mereka juga kalah cepat menyiarkan pesan dari Vigilante?

Mi Ryeo : Itu bukan Vigilante.

Kepala Kwak : Berhenti bertingkah seolah kau tahu segalanya! Kita harus bagaimana? Direktur sangat marah! Dia ingin kita batalkan acara kita!

Mi Ryeo : Kepala, mari adakan debat khusus untuk Repo25h minggu ini.

Kepala Kwak : Apa gunanya itu?

Mi Ryeo : Kita akan jadi pembawa pesan sebenarnya. Satu-satunya pembawa pesan yang menyampaikan keinginan Vigilante. Aku akan melakukannya sendiri.

Mi Ryeo lalu beranjak pergi.


Malamnya, Ji Yong main basket sendirian.

Tak lama, Seon Wook datang. Mereka main bareng. Setelah selesai, mereka saling menghela nafas dan bertatapan.


Setelah itu, Ji Yong yang tengah memakai earphone nya, menatap Seon Wook yang lagi siap-siap. Ji Yong lantas tanya, Seon Wook mau pergi. Seon Wook bilang iya. Dia juga bilang dia meninggalkan sesuatu di ruangan profesor. Seon Wook kemudian pergi.


Ji Yong lanjut nonton acara debat Repo.

Panelis : Apa kau sudah baca artikel kemarin? Seorang wakil ketua perusahaan mengumumkan dia akan membayar pemuda yang pernah dipenjara untuk bekerja sebagai vigilante. Kita harus menghentikan kegilaan ini. Ini semua bermula sejak wajah penjahat dan identitasnya diungkapkan. Tentu saja, aku sangat bersimpati dengan kemarahan masyarakat. Namun, keluarga para penjahat juga menderita karena dianggap bersalah akibat asosiasi. Kita perlu memahami, kita harus melindungi hak asasi mereka tanpa meremehkan mereka untuk menjadi negara yang benar-benar maju.

Host : Apa pendapatmu, Reporter Choi Mi Ryeo? Aku yakin banyak yang ingin kau katakan sebagai orang pertama yang memakai istilah "vigilante".


Mi Ryeo : Aku sepenuhnya setuju dengan ucapanmu dan mendukung pandanganmu, Pak Cho. Namun, setelah mempertimbangkan hak asasi para penjahat, mari kita coba pikirkan soal melindungi para korban dan orang-orang tak bersalah. Kau menyebutkan rasa bersalah akibat asosiasi. Namun, apakah itu hanya berlaku untuk para penjahat? Kejahatan tidak berakhir dengan kerugian yang dialami korban. Hal ini juga menyebabkan dampak besar kepada keluarga korban. Terutama kepada anak-anak yang kehilangan walinya. Itu sepenuhnya mengubah atau merusak hidup mereka. Itulah yang sungguh tidak adil. Terlebih lagi, ada dampak sekunder yang menunggu para korban dan keluarganya. Hukuman pengadilan yang ringan. Hukum Pidana Remaja, kegilaan sementara, dan kejahatan yang tidak disengaja. Aku tidak mengatakan kita harus menginjak-injak hak asasi penjahat. Masalahnya bukan media atau Vigilante.</i> Kau hanya salahkan situasi ini pada kurangnya niat masyarakat untuk menaati hukum dan kesadaran sipil. Kelalaian para anggota dewan dalam menjalankan tugasnya! Bukankah itu yang menciptakan Vigilante?


Ji Yong : Choi Mi Ryeo.

Mi Ryeo pun menatap ke arah kamera.


Jo Heon  dan tim detektif mengejar terduga Vigilante.

Vigilante mencoba kabur namun dia ditendang oleh Jo Heon.

Jo Heon melihat wajah sang Vigilante.


Lantas dia menyuruh Kapten Eun menyelidiki Vigilante.

Kapten Eun : Kau tak mau lakukan sendiri?

Jo Heon : Dia bukan vigilante yang aku cari.

Detektif Woo : Apa? Bagaimana kau tahu?

Jo Heon : Dia tidak akan menunjukkan wajah seperti itu saat ditangkap.

Jo Heon beranjak pergi.


Halmeoni kardus jadi korban. Dia ditabrak oleh seorang pengendara mobil. Si pengendara mobil merasa terganggu dengan halmoni penarik gerobak berisi kardus. Dia tidak sabaran dan mengklakson halmeoni berkali2 agar halmeoni berjalan lebih cepat. Halmeoni menghentikan gerobaknya dan meminta si pengendara sabar. Tapi si pengendara malah tersinggung dan mengira halmeoni menertawakannya.

"Tumpukan kardus itu tidak penting. Cepat minggir!" ucap si pengendara, lalu menabrak halmeoni.

Seorang pemilik kedai melihat kejadian itu.


Tak cukup menabrak, si pengendara juga mengomeli dan berniat menendang kepala halmeoni.

Pemilik kedai datang dan memeriksa kondisi halmeoni. Halmeoni terluka parah.

Pemilik kedai marah dan memukul pengendara berkali2.


Polisi menangkap si pengendara. Si pengendara protes dan mengklaim bahwa pemilik kedai memukulnya lebih dulu.

Dia juga merasa tidak adil karena polisi menangkapnya doang.


Lah polisi juga membawa si pemilik kedai.

"Wajah pelaku berantakan."

""Ya. Dia menyerangku lebih dahulu, jadi aku membalasnya.

"Tetap saja, seharusnya kau tak memukulinya hingga seperti itu."


Halmeoni kardus meninggal dunia. Kejadian yang menimpa halmeoni langsung masuk berita dan ditonton Ji Yong, Seon Wook dan Joon.

"Telah terjadi lagi. Seorang wanita tua yang hidup miskin sambil merawat suaminya yang sakit. Seorang pria dengan kejam menabrak dan membunuh wanita tua itu tanpa alasan, dan setelah ditangkap, dia mengaku itu kegilaan sementara dan bahwa itu tidak disengaja. Pria yang dengan kejam membunuh wanita tua yang memulung kardus karena menghalangi mobilnya, menggugat orang yang menahannya atas penyerangan. Untuk pengobatan..."

Seon Wook marah, pria yang membantunya ditahan di kantor polisi, dan bajingan yang membunuhnya dirawat di rumah sakit? Berengsek. Negara macam apa ini?

Ji Yong juga marah. Dia mengepalkan tangannya.


Malamnya, baik Ji Yong dan Seon Wook sama2 tak bisa tidur.

Mereka terganggu dengan kematian tidak adil yang menimpa halmeoni.


Besok malamnya, Joon dan Seon Wook udah di bis. Joon tampak lagi membujuk Seon Wook. Lalu Ji Yong datang dan duduk di belakang mereka. Rupanya, Joon membujuk Seon Wook agar ikut ke kelab dengannya. Dia bilang, itu kelab terbesar di Asia. Namun Seon Wook menolak. Dia mengaku sedang tak bisa, meski Joon bilang akan mentraktirnya.


Joon pun beralih ke Ji Yong. Dia bermaksud ngajak Ji Yong tapi ngeliat wajah Ji Yong yang muram, Joon pun mengurungkan niatnya dan memutuskan pergi sendiri.


Seorang pria tampak menggedor2 pintu sebuah rumah. Dia berteriak2, mengajak berdamai. Tapi pemilik rumah tak kunjung keluar, membuat pria itu marah.

"Apa kau benar-benar ingin merusak hidup adikku? Aku akan memberimu 20 juta won, jadi tolong keluar. Cepat! Aku tak memintamu berdamai dengan gratis. Aku akan memberimu uang!"

Di dalam, seorang pria yang udah uzur terbaring sakit.

Ternyata pria itu adalah suami halmeoni kardus. Dan pria yang marah2 adalah kakak dari pelaku yang menabrak halmeoni. Karena suami halmeoni tak kunjung membuka pintu, akhirnya kakak si pelaku memutuskan meninggalkan kartu namanya.

"Aku meninggalkan kartu namaku, jadi tolong telepon aku. Ini uang yang banyak untuk seorang nenek tua."


Setelah itu, dia pergi. Dia kembali ke tempatnya tinggal. Tanpa dia sadari, Vigilante mengikutinya. Begitu dia masuk ke ruangannya, Ji Yong langsung mencekiknya dari belakang.


Mi Ryeo memberi arahan pada seisi kantor.

Mi Ryeo : Jang Soon Do yang menyerang dan membunuh seorang wanita tua beberapa hari lalu. Kalian tahu dia sedang dirawat di RS hari ini, 'kan? Mulai sekarang, kita akan memantau rumah sakit itu dengan cermat. Poin-poin yang ditandai di sini. Reporter Han dan Produser Kwon, tim A. Tim B. Tim C. Lalu tim D. Tolong rekam dengan kamera aksi, 24 jam.

Kepala Kwak : Bukankah kita terlalu fokus pada RS? Bagaimana jika Vigilante tidak ke sana?

Mi Ryeo : Kita tak hanya mencoba merekam Vigilante. Kita mencoba merekam Vigilante bergerak setelah dia menonton siaran kita. Kalian mengerti perbedaannya?

Mi Ryeo pun mengajak mereka berangkat.

Soon Do yang tengah dirawat di RS, menyuruh polisi yang mengawasinya untuk mematikan lampu, karena dia mau tidur. Sambil memainkan ponsel, si polisi menyuruh Soon Do diam. Dia juga bilang pada Soon Do agar jangan berpikir untuk kabur.

Soon Do : Apa maksudmu kabur? Aku hanya ingin tidur.


Jo Heon di parkiran, bicara dengan seseorang di telepon.

Jo Heon : Ya. RS tempat Jang Soondo berada.

Jo Heon lalu melihat rekan2nya di parkiran. Rekan2nya tak bisa memarkir mobil karena terhalang mobil lain. Kapten Eun menyuruh anak buahnya menelpon si pemilik mobil. Jo Heon yang melihat itu, menyudahi teleponnya dan membantu meluruskan mobil itu dengan mengangkat mobil. Tentu saja rekan2nya melongo melihatnya mengangkat mobil. Setelah itu, Jo Heon menyuruh Kapten Eun memarkirkan mobil dan beranjak pergi.


Polisi yang menjaga Soon Do, menerima telepon dari seseorang yang mengaku menabrak mobilnya. Si polisi heran. Dia bertanya, bagaimana orang itu bisa menabrak mobil yang sedang diparkir. Si polisi pun pergi. Begitu si polisi pergi, Ji Yong muncul dan masuk ke kamar Soon Do sambil membawa sebuah kotak.

Ji Yong pun membekap mulut Soon Do.

Ji Yong : Orang yang pandai melanggar hukum justru dilindungi oleh hukum. Orang yang benar-benar menaati hukum malah tidak dilindungi sama sekali. Jadi, aku memikirkannya. Aku pikir beberapa kejahatan bisa dihukum dengan kejahatan. Apa kau ingin keringanan hukuman? Beri tahu hakim. Bahwa kau sangat menyesalinya dan menginginkan hukuman maksimal. Jika tidak dan kau dibebaskan, kita akan bertemu lagi. Lalu kau akan jauh lebih menderita daripada wanita tua itu. Aku akan memastikannya. Jadi, diskusikanlah dengan kakakmu dan pikirkan apa yang sebaiknya kau lakukan.


Polisi tadi bertemu dengan Kapten Eun, Detektif Woo dan Detektif Jo di pintu.  Kapten Eun tanya mau kemana. Si polisi bilang dia dapat telepon mobilnya ditabrak.

Si polisi memeriksa mobilnya sambil dilihatin Kapten Eun dan yang lain. Tak lama, si polisi bilang mobilnya baik2 saja. Mendengar itu, para detektif menyadari sesuatu dan bergegas ke kamar Soon Do.


Jo Heon menuju kamar Soon Do. Di koridor, dia sempat papasan dengan Ji Yong yang memakai jas dokter. Jo Heon merasa curiga. Dia melihat Ji Yong masuk ke pintu darurat tapi dia tak melihat wajah Ji Yong. Jo Heon mau mengikuti tapi dia mendengar teriakan Soon Do. Tak lama, dia melihat rekan2nya berlarian ke kamar Soon Do.


Para detektif mencoba membuka ikatan di tangan Soon Do. Rupanya, Ji Yong mengikat tangan Soon Do. Soon Do mengaku diancam. Jo Heon datang. Kapten Eun tanya apa Soon Do melihat wajah si pelaku. Soon Do bilang terlalu gelap untuk melihat wajah si pelaku.

Soon Do kemudian panic dan berkata harus menelepon kakaknya sekarang.


Jo Heon bergegas keluar diikuti yang lain.

Jo Heon : Seorang pria berjubah dokter. Tinggi, berusia pertengahan 20-an. Kapten, periksa CCTV. Detektif Woo dan Jo, periksa semua kamar dan kamar mandi. Petugas Kim, ke tempat parkir!

Mereka bergerak.


Kapten Eun masuk ke ruangan CCTV tapi kamera CCTV sudah dirusak.


Ji Yong di tangga darurat, mendengar suara langkah.

Suara langkah itu berasal dari kaki Jo Heon.

Ji Yong pun mempercepat langkahnya. Sembari berjalan, dia melepas atribut dokter yang dia kenakan.


Jo Heon tiba diluar. Dia kehilangan jejak Vigilante.

Mi Ryeo melihat Jo Heon. Lalu dia mengontak rekannya dan meminta semuanya fokus.

Tak lama, yang lain keluar dan melapor kalau mereka tak menemukan apapun.


Soon Do menghubungi kakaknya namun dia mendengar bunyi ponsel kakaknya dari dalam sebuah kotak di atas meja. Dia pun bergegas membuka kotak itu dan menemukan ponsel kakaknya di sana. Ada foto Soon Do  yang terkapar habis dicekik Ji Yong.


Tiba2, peniru Vigilante muncul dan memukulnya dari belakang.

"Dia seperti pembuat kutipan. Bagaimana bisa aku tak jatuh cinta kepadanya? Dia benar. Kejahatan harus dihukum dengan kejahatan." ucapnya.

Dan, peniru Vigilante menjatuhkan Soon Do ke bawah.

Seketika alarm sebuah mobil berbunyi nyaring karena dihantam tubuh Soon Do.

Ji Yong yang sudah di halaman belakang RS, terkejut melihat Soon Do jatuh.

Jo Heon dan para detektif bergegas mendekat. Mereka terdiam melihat Soon Do sudah tewas.

Jo Heon menyuruh rekannya mengurus jasad Soon Do. Setelah itu dia beranjak pergi dan berpapasan dengan Mi Ryeo yang berlari ke arah jasad Soon Do.


Para detektif menghalangi Mi Ryeo.

Mi Ryeo menatap ke atas gedung, tempat Soon Do jatuh.


Ji Yong melihat penirunya turun dari lantai atas menggunakan tali sling.

Begitu tiba di bawah, si peniru langsung pergi dengan ambulans. Ambulans yang dia kemudikan, melewati para detektif dan Mi Ryeo. Ji Yong yang melihat itu, bergegas mengejar ambulans.

Ji Yong berhasil masuk ke ambulans. Dia marah.

"Berengsek! Kau mengejutkanku!"

"Siapa kau?"

"Kenapa terburu-buru? Kau bahkan tidak memberi salam. Tunggu. Biarkan aku menarik napas."


Si peniru lantas menatap Ji Yong.

"Senang bisa bertemu, Ji Yong-ah."

Ji Yong pun tersenyum menyeringai menatap penirunya.

Si penirunya tertawa menatap kepadanya.

Bersambung...


EmoticonEmoticon